Rumah tangga yang sakinah mawadah dan warohmah adalah rumah tangga yang di harapkan oleh semua orang tidak terkecuali aku sendiri, tapi sayang rumah tangga yang aku bina saat ini penuh dengan kebencian dan dendam di dalamnya.
Semua ini berawal ketika aku memutuskan untuk menikahi seorang pria yang aku anggap jika dia menjadi imamku, maka hidupku akan bahagia penuh dengan cinta dan kasih sayang karena yang aku nikahi adalah mantan pacarku.
Tetapi anggapanku salah justru setelah aku di lamar oleh mantan pacarku yang bernama Dion, hidupku benar-benar hancur, tadinya aku ragu-ragu untuk menerimanya karena pada saat itu aku sedang berbadan dua, ya pada saat itu aku sedang hamil, hamil anak dari sahabatnya Dion yang bernama Rian. Pada saat itu Dion terus meyakinkanku kalo dia bisa menerimaku apa adanya, bisa menerima bayi yang aku kandung sebagai anaknya.Tapi semua itu hanya kedok semata, dia menikahiku tidak lain hanya untuk balas dendam atas perselingkuhan ku di masa lalu. Di usia pernikahan kami yang menginjak 6 bulan, Dion tidak juga menyentuh ku, dia selalu mengatakan kalo aku ini kotor tidak pantas untuk dia sentuh. Mendengar kata-kata itu aku hanya bisa terdiam dan menunduk lesu. Setiap hari aku di jadikan pelampiasan amarahnya, segala macam umpatan sudah aku dengarkan, walaupun demikian dia tidak pernah melakukan kekerasan fisik. Sebenarnya Dion bukanlah tipe laki-laki yang dingin ataupun jahat tapi dia adalah sesosok lelaki yang hangat dan penuh kasih sayang, aku adalah penyebab kenapa lelaki itu jadi dingin dan jahat. Aku benar-benar menyesal telah melakukan perselingkuhan itu. Andai saja waktu bisa terulang lagi maka aku akan setia dengan cinta yang hanya aku berikan kepada Dion. Sayang itu hanyalah khayalanku yang tak akan bisa terjadi, dan saat ini aku hanya bisa pasrah ketika suamiku mengatakan kalo dia akan menikah lagi dengan sekretaris yang selama ini bekerja di kantornya. Awalnya aku menentang dan merasa sakit hati tapi begitu aku merenungkannya kembali, ini adalah cara yang tepat untuk membayar semua kesalahan ku di masa lalu.
Setelah wanita itu menumpahkan segala rasa yang dia alami lewat sebuah buku, ia pun menangis terisak-isak merenungi nasib yang menimpa dirinya kini.
" Raya, bantu aku mengenakan jas ini. " teriak Dion
Wanita itu langsung menyeka semua air yang ada di pelupuk matanya setelah mendengar teriakan Dion di ruang ganti, dia pun segera berlari menghampiri suaminya.
" Kamu itu darimana saja sih, melihat suami sedang kesusahan bukannya segera di bantu. " dengan nada yang ketus
" Maafin aku mas, aku tadi ada di kamar"
" Ngapain kamu di kamar, bukannya bantu-bantu menyiapkan seserahan untuk acara hari ini "
" Iya nanti aku akan bantu mereka menyiapkan segalanya untuk acara hari ini. " Sambil terus tertunduk
" Kamu kenapa sih nunduk terus, aku kan lagi ngomong sama kamu. "
" Maaf " (Mengangkat kepala perlahan)
" Kamu habis nangis ya, kenapa ga rela aku nikah lagi? Bukannya kamu bisa menyerahkan kevirginanmu buat orang lain di saat aku masih jadi pacarmu, kenapa aku ga bisa menyerahkan keperjakaan ku buat wanita lain di saat aku menjadi suamimu? "
" Kenapa sih kamu selalu mengungkit masalah itu, bukannya sekarang aku sudah membayarnya. "
" Kamu kira dengan kamu mengizinkan aku menikah lagi maka penderitaan mu akan segera berakhir? Justru ini adalah awal dari semua mimpi burukmu." Sambil menyeringai
" Ya sudah kalau memang itu yang ingin kamu lakukan, aku akan mencoba bertahan semampuku. "
" Kamu begitu percaya diri, lihat saja aku akan pastikan hidupmu menderita sebagaimana dulu kamu mengahancurkan hatiku hingga berkeping-keping. "
" Kalo memang sudah tidak ada lagi yang bisa aku lakukan di sini, aku pamit keluar buat bantu para pelayan menyiapkan seserahannya. " jelas Raya
Raya aku akan pastikan kamu membayar lunas semua yang kamu lakukan di masa lalu, termasuk membayar nyawa ibuku.
Sorot mata kebencian dari lelaki itu terus menatap punggung wanita yang pergi meninggalkan dirinya sendiri di ruang ganti.
Di luar Raya sibuk membantu persiapan untuk acara pernikahan suaminya, begitu sangat ironis sekali. Tapi apa boleh buat dia harus mengikhlaskan suaminya untuk menikah lagi agar rumah tangganya tetap bertahan walau rumah tangga yang di jalani Raya hanya sebatas status semata.
Semua persiapan telah selesai, mereka pun berangkat ke sebuah gedung yang di jadikan tempat acara pernikahan.
Turun dari mobil, Raya menggandeng suaminya dengan wajah penuh senyuman walau hati terus menangis.
Hatinya tambah teriris ketika dia melewati barisan ibu-ibu yang sedang bergosip ria di belakang telinganya, yang mengatakan bahwa dirinya seorang wanita nakal yang hamil d luar nikah dan sekarang sedang di campakkan oleh suaminya tapi masih memasang senyuman di wajah, apalagi kalo bukan karena uang makanya dia masih bisa bertahan sampai detik ini.
Mendengar hinaan dari ibu-ibu membuat Raya nampak kesal, ingin rasanya dia menyumpal mulut mereka yang julid akan kehidupan nya dengan sebuah sapu tangan miliknya. Tapi Raya menahan emosinya karena dia tidak mau jika suaminya mendapat rasa malu yang timbul karena perbuatannya.
Setelah melalui proses yang lumayan panjang akhirnya pesta pernikahan itu pun telah usai, dengan demikian bisa langsung pulang dan rebahan di atas ranjang untuk melenturkan otot-otot yang kaku itulah yang Raya pikirkan saat ini. Tapi angan-angan itu seketika musnah tatkala Dion menyuruhnya untuk tetap tinggal di hotel bersama Dion dan istri barunya.
" Tapi kenapa mas, aku tidak boleh pulang? kasihan Atala di rumah sendirian. " keluh Raya
" Karena aku ingin kamu menonton semua pertunjukan ku bersama istri baruku di atas ranjang, masalah Atala tenang saja ada baby sister yang menjaganya 24 jam jadi kamu tenang saja, oke " sambil berbisik
" Apa maksud dari perkataanmu? kamu ingin aku melihat malam pertama kalian? kamu sudah hilang akal ya? "
" Tentu saja tidak, aku ingin kamu melihat sejauh mana performaku di atas ranjang agar kamu bisa membandingkannya dengan Ryan selingkuhanmu. " dengan senyum sinisnya
" Aku mohon jangan lakukan ini, aku ga akan sanggup jika harus melihat suamiku bercinta dengan wanita lain di depan mataku. " mencoba mengiba
" Tapi justru ini yang aku inginkan, aku mau kamu bisa mengetahui seberapa jagonya aku jika berada di atas ranjang, dan aku bisa pastikan kamu akan menyesal karena sudah mengkhianati aku. "
" Aku sudah menyesal dari dulu, jadi kamu ga perlu membuktikan apa-apa, lagipula semua yang aku lakukan di masa lalu hanyalah sebuah kekhilafan semata. "
" Kamu bilang apa? khilaf? kamu pikir dengan kamu berkata khilaf aku bisa memaafkan dan menerimamu kembali? ingat ya kamu ini sudah kotor dan aku benar-benar jijik melihat kamu. "
" Cukuuup, Jika itu yang kamu inginkan, oke aku akan melihat dengan detail semua adegan malam pertama kalian. Dan aku pastikan tidak akan terlewat sedikitpun dari pandanganku. " dengan nada yang lantang
Mendapat perintah dari suaminya yang menurut dia tidak wajar membuat Raya merasakan gondok di dalam hati, bagaimana tidak suaminya meminta Raya agar menjadi saksi malam pertama dengan istri barunya.
" Kamu tunggu di dalam kamar ini dulu, jangan berani keluar tanpa seizinku, aku masih harus menjumpai beberapa tamu yang hadir bersama maya istri baruku. Mengerti? "
" Iya aku mengerti "
Setelah suaminya meninggalkannya di dalam kamar sendiri, Raya yang merasakan tubuhnya lelah dan matanya berat menahan beban kantuknya tanpa pikir panjang lagi langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, belum lama dia tertidur Dion dan istrinya masuk ke dalam kamar.
" Loh sayang, ini bukannya istri pertama kamu, kenapa dia bisa tidur di kamar pengantin kita? "
" Aku yang menyuruhnya untuk berada di sini. " dengan wajah yang datar
" Kamu nyuruh dia ada disini? sayang ini kan malam pertama kita, seharusnya hanya kita berdua yang menghabiskan waktu malam ini. "
" Kalo kamu ga suka boleh angkat kaki dari sini. "
" Sayang jangan ketus gitu dong, aku kan hanya sekedar bertanya. " sambil merangkul dengan manja
" yasudah kamu bangunkan dia, aku mau dia menyaksikan malam pertama kita. " sambil menyeringai
" what? seriously? sayang kamu ga bercanda? bagaimana bisa dia melihat adegan ranjang kita?"
" Kenapa ga bisa? aku ingin dia menyaksikan keperjakaanku hilang bukan karena dia, melainkan karena aku berikan kepada wanita lain. "
Kenapa setelah aku mendengar perkataan dari Dion tiba-tiba bulu kuduk ku berdiri, sebenarnya siapa sosok Dion?, apakah dia seorang iblis yang berwujud manusia?. Kenapa dia tega memperlakukan istrinya seperti itu.
" Kamu kenapa diam saja, ayo bangunkan dia setelah itu kita mainkan permainan kita dengan penuh gair*h." (sambil berbisik di telinga Maya)
" Baik aku akan bangun kan dia sekarang." Maya berjalan mendekati tempat tidur Raya
" Raya bangun, Raya bangun " Maya mencoba membangunkan Raya
Mendengar ada yang memanggil namanya, Raya mencoba membuka kelopak matanya yang masih terasa berat. Raya m*nggeliat di atas ranjang membuat Dion untuk sesaat terpana di buatnya.
" Raya ayo bangun, enak kamu ya tidur di atas ranjang pengantin ku. " gertak Dion
" iya... iya... aku bangun. " sambil menuruni ranjang
" Sekarang kamu sudah siapkan melihatku bermain di atas ranjang dengan Maya. "
" iya" Raya menjawab dengan wajah datar
" Bagus, liat baik-baik jangan sampai kamu menutup matamu walau satu kedipanpun. "
Dasar lelaki tidak punya perasaan, oke aku akan lakukan apapun yang kamu perintahkan dan liat aku akan membuat mu jatuh cinta kepadaku lagi di suatu saat nanti
Raya duduk di sofa yang letaknya tidak jauh dari tempat tidur Dion dan Maya, di sana dia mencoba menahan segala gejolak yang ada di dalam hatinya tatkala melihat suaminya sedang bermesraan dengan wanita lain di depan matanya.
Ingin sekali dia menjerit tapi apa daya mulutnya kini seperti terkunci, dia hanya bisa memandangi suaminya berciuman dan berc*mbu dengan wanita lain selain dirinya. bulir-bulir air yang ada di kelopak matanya sudah tidak mampu dia bendung lagi, untuk menahannya Raya mencoba menggigit bibir atasnya dengan penuh tenaga alhasil bibirnya berdarah tapi itu tidak lagi bisa Raya rasakan sakitnya. Karena rasa sakit di hatinya yang begitu parah membuat dirinya tidak mampu lagi merasakan sakit dari anggota tubuh yang lain.
Mendengar d*sahan kenikmatan dari mulut Maya membuat Raya mengepalkan tangannya ingin sekali dia pergi dari tempat itu sejauh mungkin. Dia tidak tahu kenapa nasibnya seperti ini, terjebak di situasi yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.
Raya kamu harus kuat jangan sampai terlihat lemah di depan Dion, kamu harus bisa memenangkan permainan ini. Raya mencoba menyemangati dirinya sendiri
Setelah puas Dion bermain dengan Maya, Lelaki itu mendatangi Raya yang sedang duduk di sudut ruangan.
" Bagaimana kamu merasa terhibur tidak dengan pertunjukanku? "
" ya " jawab Raya singkat
" Sekarang kita seri, kamu dan aku sama-sama sudah tidak lagi virgin ataupun perjaka. Bagaimana apa kamu mau mencoba bermain denganku? "
Mendengar setiap kata yang keluar dari mulut laki-laki di hadapannya membuat Raya merasa jijik dan ingin muntah, ingin sekali dia meludah di muka cowok brengsek itu.
" Oh... jadi kamu mau bermain denganku di ronde dua ini, kamu yakin masih kuat? " ledek Raya
" Jangankan dua ronde lima ronde pun aku masih kuat, mau bukti? " sambil memegang dagu Raya
Raya tertawa mendengar perkataan suaminya, dan itu membuat Dion sedikit emosi.
" Apa maksud dari kamu tertawa? kamu meledek aku? " tanya Dion dengan nada tinggi
" Mana aku berani meledek kamu, aku tertawa karena merasa belum beruntung untuk bermain denganmu malam ini. "
" Apa maksudmu? kamu menolak aku? "
" Kebetulan hari ini aku lagi datang bulan, jadi belum bisa merasakan kehebatanmu bermain di ranjang, sayang sekali ya." ( tersenyum)
" Kamu jangan coba-coba menipuku "
" Oh ternyata suami ku sekarang tidak mempercayaiku lagi setelah dia mempunyai mainan baru. "
" Sudahlah aku muak denganmu, sebaiknya kamu pindah kamar saja, aku ingin habiskan malam ini hanya dengan istri baruku. "
" Baiklah kalo begitu, aku permisi keluar."
Setelah berpamitan dengan suaminya, Raya langsung beranjak dari tempat duduk dan keluar dari kamar itu dengan hati yang sangat lega dan sedikit bahagia karena tidak lagi menyaksikan tontonan yang membuat hati dan pikirannya menjadi tidak waras.
Sekarang aku harus kemana?, pindah kamar?? gampang banget dia ngomong kayak gitu, memangnya ga pakek uang, kalo pulang ke rumah ntar yang ada dia marah lagi. iiiiiihhhh.... nyebelin banget sih. Apa aku tunggu di lobby aja kali ya, ya deh aku kesana aja.
Raya yang sedang kesal terhadap suaminya, berjalan dengan terus mengumpat tanpa dia sadari ada sepasang mata yang mengawasinya.
" Maaf nona anda mau kemana? "
" Saya mau ke lobby " jawab Raya dengan singkat
" Kalo boleh saya tahu, apakah anda yang bernama Raya Anjani? "
" Iya benar, anda siapa ya kenapa tahu nama saya? " tanya Raya curiga
" Saya salah satu pegawai hotel, saya kemari di tugaskan untuk mengantar anda ke kamar. "
" Tunggu, kamar yang mana ya? dan yang menyuruh kamu siapa? "
" Saya di suruh oleh tuan Dion untuk mengantar anda ke kamar yang dekat dengan kamarnya tuan Dion. "
" Jadi Dion memesan kamar pribadi buat saya? "
" Iya benar, mari saya antar anda kesana"
" Ga perlu, saya tahu tempatnya, biar saya sendiri yang kesana, tolong berikan kartu kuncinya. "
" Benar anda tidak mau saya antar, kalo begitu ini kartu kuncinya. " sambil menyerahkan
Ga nyangka kalo Dion masih mau memesankan kamar pribadi buat aku, aku kira dia akan membiarkan aku tidur di lobby.
Sesampainya di depan pintu kamar, Raya mengeluarkan kartu kuncinya lalu membuka pintu, betapa terkejutnya dia melihat kamar yang begitu mewah sama seperti kamar yang di huni oleh Dion dan Maya. dia tidak habis pikir kalo dirinya bisa mendapatkan fasilitas seperti ini.
Raya yang merasa takjub dengan apa yang di lihatnya nampak begitu bahagia, dia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang besar sambil berguling-guling ke kanan dan ke kiri, sebenarnya ini bukan kali pertama baginya melihat sebuah kemewahan karena rumah suaminya saja bak istana yang di lengkapi dengan berbagai fasilitas. Tapi semua kemewahan yang ada di rumah suaminya tidak bisa dia rasakan karena dia di rumah itu hanya di jadikan babu oleh suaminya sendiri, setiap hari harus mengerjakan seabrek pekerjaan rumah tangga mulai dari menyuci baju tanpa mesin cuci, menyetrika, bahkan beberes rumah sendiri, walau di rumah itu banyak pelayan tapi tetap saja dia harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang di siapkan Dion untuknya.
" Waaah.... kamar ini nyaman sekali, luas dan di lengkapi dengan berbagai fasilitas, coba aku lihat lemari es nya siapa tahu ada sesuatu yang bisa aku makan. "
Raya beranjak dari tempat tidurnya dan menuju lemari es.
" Wow, banyak sekali makanannya, aku keluarin aja deh semuanya di meja. "
Raya mengeluarkan beberapa makanan di atas meja makan, lalu dia memulai memakannya dengan lahap dan hati yang senang, untuk sesaat wanita itu bisa melupakan rasa sakit hatinya terhadap perlakuan suami kulkasnya itu, tapi kebahagiaannya tidak berlangsung lama karena tidak lama berselang terdengar ada seseorang yang sedang mengetuk pintu kamarnya. Raya dengan sedikit curiga mendekati pintu itu.
Kira-kira siapa sih yang mengetuk pintu malam-malam gini. Dengan enggan Raya membuka pintu secara perlahan.
" Mas Dion, kenapa kamu kemari, bukannya kamu sedang.... " Raya tidak melanjutkan kalimatnya.
" Sedang apa? ga usah sok tahu kamu, geser aku mau masuk. " sambil menabrak bahu Raya.
Iblis ini mau ngapain sih masuk ke kamarku, bikin aku emosi lagi.
" Mas, kalo mas ada di sini kasihan Maya dong di kamar sendirian, ntar dia nyariin gimana? "
" Kamu bisa ga sih ga usah bawel, Maya itu urusanku bukan urusanmu, sekarang yang menjadi urusanmu adalah aku, aku ingin mandi cepat kamu siapkan air hangat untuk aku berendam. "
" Baik lah akan aku siapkan. "
Raya masuk ke kamar mandi dan menyiapkan segala sesuatu yang di butuhkan suaminya untuk berendam, disaat dia menyiapkan segalanya tiba-tiba Dion muncul dari belakang dengan tanpa busana sontak saja itu membuat Raya kaget dan terpeleset, untung Dion dengan sigap menangkapnya, Raya yang berada di dekapan suaminya merasakan degup jantungnya berdetak dengan kencang secara reflek Raya mendorong suaminya agar dia bisa melepaskan diri.
" Kamu ini apa-apaan sih, di tolong bukannya berterima kasih malah main dorong aja. ucap Dion geram
" Maaf aku ga bermaksud, cuma tadi itu aku merasa tidak nyaman. "
" Kenapa kamu ga suka berada di pelukanku? atau kamu lebih nyaman dengan Ryan selingkuhanmu itu?. " sambil menggertakkan giginya
" Selalu itu yang kamu ucapkan, sudahlah sebaiknya kamu berendam dulu biar aku tunggu di luar. " dengan nada kesal
" Tunggu, siapa yang menyuruh kamu keluar, aku mau kamu menemaniku disini. "
" Sebenarnya mau kamu apa sih? lagian aku disini mau ngapain coba"
" Karena kamu udah membuat aku kesal, sekarang aku mau kamu bantu aku buat keramas dan menggosok-gosok seluruh tubuhku. "
" Jangan bercanda deh, itu sangat memalukan bagiku. " (pipi Raya nampak merona)
" Kamu lupa, apapun yang aku perintahkan harus di kerjakan karena aku ga suka penolakan. "
Ya Allah situasi macam apa lagi ini, aku kira dengan berada di kamar ini maka aku bisa terbebas dari Dion untuk sementara waktu ternyata aku salah.
" Woiii....mau sampai kapan kamu jadi patung di situ, cepat sini bantu aku keramas. "
" Ya " Raya segera menghampiri suaminya yang sudah berada di dalam bathup
Raya mengambil sampo dan meletakkannya di rambut Dion, dengan hati-hati dan penuh kelembutan Raya memijat-mijat kepala Dion.
" Jangan cuma kepala yang di pijat tapi pundak ku juga." sambil memejamkan matanya.
" Iya baiklah "
kok aku dengar suara dengkuran, apa Dion tertidur ya, coba deh aku lihat dari depan apa benar dia tertidur, ehm... ternyata benar dia tidur, wajahnya yang seperti ini mengingatkan aku ketika dulu pacaran, begitu manis.
" Coba saja kamu bisa bersifat sedikit lebih lunak mungkin aku akan.... "
" Akan apa?" Tiba-tiba mata Dion terbuka dan meraih tangan Raya.
" Ah itu.... aku.... anu... " Raya menjawab dengan terbata-bata
" Kamu jangan coba-coba curi kesempatan berbuat yang enggak-enggak sama aku. " dengan tatapan tajam
" Siapa yang curi kesempatan, aku tadi kan cuma mau memastikan kamu tidur apa ga. " (merona)
" Ya sudah, selesaikan pekerjaanmu, gosok- gosok seluruh tubuhku, mulai dari yang depan. "
" oke"
Raya memulai menggosok tubuh kekar suaminya, detak jantungnya mulai tidak beraturan dia mencoba mengontrol tubuhnya dengan menghirup dan mengeluarkan napas secara berulang-ulang.
" Sudahlah kamu pergi sana aku mau melanjutkan mandi. " ujar Dion
" Baik "
Begitu keluar dari kamar mandi Raya memegang dadanya yang kembang kempis.
" Gila, aku hampir saja mati berdiri karena sesak napas, memang benar pesona Dion begitu luar biasa. " sambil mengipasi dirinya menggunakan tangan
Raya mencoba menenangkan dirinya dengan cara duduk di sofa sambil minum air putih, tiba-tiba terdengar suara bel pintu.
" Siapa lagi sih itu, malem-malem gini mencet bel. "
" Selamat malam Raya, maaf ganggu istirahat kamu, aku cuma mau nanya apa Dion ada di sini bersama kamu? " tanya Maya
" Iya benar, dia lagi mandi sekarang. "
" Aku boleh gak masuk ke dalam. "
" Boleh, silakan masuk. "
Maya berjalan masuk ke dalam dengan melewati Raya, Raya yang masih di depan pintu memperhatikan wanita yang ada di hadapannya itu dari atas sampai ke bawah.
Ini cewek seksi banget, apalagi dia hanya berbalut kemben, pantas Dion kesengsem dengan kemolekan tubuhnya.
" Raya aku boleh gak ikut masuk ke kamar mandi, sekalian mandi bareng Dion, rasanya aku ketagihan nih sama dedeknya Dion yang perkasa. " berkata dengan nada manja
" Terserah kamu saja, lakukan apapun yang kamu suka. " (mencoba menahan diri)
Begitu Maya masuk ke kamar mandi, Raya segera membuka pintu kembali dan keluar dari kamar laknat itu.
" Apa-apaan sih mereka, sengaja banget mempermainkan perasaanku, cukup...,aku sudah tidak bisa mentolerir sikap mereka lagi, lebih baik aku pergi dari sini. "
Raya masuk ke dalam lift dan menangis sejadi-jadinya, dia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan gejolak yang ada di dalam hatinya. Ketika dia sedang menangis lift tiba-tiba berhenti lalu masuklah seorang wanita berhijab.
" Maaf apa anda membutuhkan ini? " tanya wanita berhijab sambil memberikan sapu tangan
" Terima-kasih " sambil mengambil sapu tangan yang di berikan wanita berhijab itu.
" Kalau boleh saya tahu nama anda siapa ya? " tanya wanita berhijab lagi
" Nama saya Raya lengkapnya Raya Anjani, anda siapa? "
" Saya Sophia Fadhilla panggil saja Sophia, sebaiknya jangan terlalu formal karena mungkin kita seumuran. "
" Iya benar juga "
" Kamu mau kemana? " tanya Sophia
" Entahlah yang jelas cari tempat yang nyaman. " jawab Raya
" Kalau begitu kamu mau ga main ke kamarku, lagian aku tinggal sendiri. "
" Memangnya boleh? " tanya Raya antusias
" Tentu saja boleh "
Raya pun mengikuti Sophia ke kamarnya, dia merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan orang baik sehingga malam ini dia tidak perlu tidur di lobby.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!