NovelToon NovelToon

Aku Dan Tujuh Pangeran Tampan

Prolog

Anasya seorang wanita modern tiba-tiba melintasi waktu dan terjatuh ke dunia novel romansa kerajaan yang ia baca.

Anasya terbangun di tidurnya dan melihat perubahan dirinya juga tempat yang ia tinggali begitu jauh berbeda dengan tempat asalnya.

"Siapa aku?"

"Dimana tempat ini?"

"Hah?!"

Anasya yang baru terbangun dari tidurnya itu sudah kaget akan keadaannya sekarang.

Mula-mula, Anasya beranjak dari ranjang yang asing baginya.

Ia bergegas mencari cermin untuk melihat dirinya yang terasa beda itu.

"Apa-apaan ini?"

"Kenapa aku jadi seperti ini?"

Kekagetannya itu membuat Anasya stress karena tiba-tiba dirinya berubah menjadi orang asing.

.

.

.

"Apa!!!"

"Aku melitasi waktu ke dunia novel?!"

"Seingatku ini adalah novel yang aku baca terakhir kali sebelum aku masuk ke dunia novel ini."

"Bukan hanya itu, aku yang sekarang adalah 'Cayena Aester' si tokoh antagonis yang nyawanya terancam mati di novel 'Putri terlantar dan Pangeran Mahkota'."

.... . . . ....

"Tuan putri! Berdansalah dengan kami!"

"Hah!! Apa yang harus aku lakukan?"

"Bagaimana aku bisa menerima tawaran dansa dari ketujuh pria di hadapanku ini?"

Cayena Aester tercengang mendapatkan tawaran dansa dari tujuh pria di hadapan nya yang ingin berdansa dengannya.

"Huwaaa...!!!"

"Siapa yang harus aku pilih?!!"

Merasuki tubuh si tokoh antagonis

Anasya seorang wanita modern tiba-tiba melintasi waktu dan terjatuh ke dunia novel romansa kerajaan yang ia baca.

Anasya terbangun di tidurnya dan melihat perubahan dirinya juga tempat yang ia tinggali begitu jauh berbeda dengan tempat asalnya.

"Dimana aku?"

"Dimana tempat ini?"

"Hah?!"

Anasya yang baru terbangun dari tidurnya itu sudah kaget akan keadaannya sekarang.

Mula-mula, Anasya beranjak dari ranjang yang asing baginya.

Ia bergegas mencari cermin untuk melihat dirinya yang terasa beda itu.

"Apa-apaan ini?"

"Kenapa aku jadi seperti ini?"

Kekagetannya itu membuat Anasya stress karena tiba-tiba dirinya berubah menjadi orang asing.

"Cayena Aester... bukan kah ini nama tokoh antagonis di novel yang pernah aku baca!"

Ia melihat sapu tangan tergeletak di meja riasan tersebut dan tak sengaja membaca nama yang ada di samping sapu tangan itu. Ia pun memerhatikan ulang dirinya lagi di hadapan cermin.

"Jangan-jangan...."

"Rambut berwarna merah muda panjang nan halus dan juga mata merah seperti permata yang menyala tajam, wajahnya begitu cantik tapi terlihat licik, kulitnya begitu putih dan halus juga, tubuh yang ramping seksi persis seperti karakteristik... 'Cayena Aester' si tokoh antagonis di novel 'Putri Terlantar dan Pangeran Mahkota'."

"Apa? jadi aku merasuki tubuh orang itu, si tokoh jahat di novel?!!"

"Jadi begini ya rupa Cayena si tokoh jahat, benar-benar cantik, dengan wajah cantiknya ini bisa jadi rebutan sekota nih. Tapi sayang dia begitu jahat."

Ia terus bercermin melihat seluk beluk dari tubuh Cayena yang di perkiraan seperti di novel.

"Dan.. kenapa aku yang merasuki tubuh si tokoh antagonis 'Cayena Aester' sih!!"

"Oh tidak! apa yang harus aku lakukan, aku ingin kembali ke dunia asal ku... aku tidak ingin menjadi tokoh antagonis dan mati mengenaskan begitu saja."

Anasya frustasi dengan merasuki tubuh salah satu tokoh yang merupakan tokoh antagonis di novel 'Putri Terlantar dan Pangeran Mahkota'.

"Hei pengarang, bisakah aku bertukar tokoh dan menjadi pemeran wanita utama di novel ini? Aku tidak mau mati di usia muda sebagai penjahat. Aku juga ingin hidup bahagia tahu!"

"Huwaaa... apa salah ku sehingga aku menjadi tokoh yang tidak di inginkan, padahal di kehiduanku sebelumnya aku orang yang sangat baik dan tidak pemarah. Tapi kenapa aku malah menjadi tokoh antagonis dan di takdirkan mati oleh kesalahan ku di usia muda. Huwaaa teganya, hiks."

"Siapa aku? dimana aku? huwaa!!"

Cayena sekarang sedang meringis, menjerit, frustasi dengan dirinya yang sekarang.

Tok tok tok ....

"Tu,tuan putri, anda sudah bangun?"

Seseorang menyapa di balik pintu sambil mengetuk pintu tersebut.

"Hah? siapa?"

Cayena pun sontak kaget mendengar suara tersebut, dan balik bertanya.

"Sa,saya Ina dayang anda tuan putri."

Suara yang terdengar sedang ketakutan namun memaksa untuk buka bicara.

"Ina? dayang aku?"

"Ah benar, aku ingat, Ina adalah dayang Cayena satu-satunya yang setia di istana ini, meskipun Cayena yang asli selalu memarahi dia tanpa sebab, tapi Ina tidak jerih melayaninya. Aku yang membaca plot dimana Cayena menindas dayangnya Ina itu pun aku merasa prihatin melihat nasib Ina yang tiap hari dimarahi oleh antagonis Cayena."

"Huh, sebalnya melihat kejahatan Cayena yang semena-mena, sampai-sampai aku ingin membanting ponsel ku dulu.. Miris sekali, aku yang sebagai pembaca yang selalu mengutuk Cayena, dan sekarang akulah yang merasuki Cayena Sang tokoh jahat. Hais, aku sungguh naif."

Anasya hanya bisa meratapi nasib sebagai tokoh jahat di novel yang ia suka.

"Astaga! terlalu banyak pikiran, aku jadi melupakan Ina yang menunggu di luar, apa aku sudah dibilang jahat karena mengabaikan orang, hah.. dasar Cayena!!"

"Ina.. apa kamu masih menunggu diluar? masuklah!"

Cayena pun melontarkan suaranya dengan lembut membuat dayang bernama Ina itu tercengang seketika.

"Ina?"

Panggil ulang Cayena karena tidak ada jawaban dari Ina.

"Ah, ternyata sudah pergi ya, ini salahku karena tidak menyuruhnya langsung masuk tadi"

Ia pun bergumam menyalahkan dirinya.

"Apa yang aku dengar barusan, aku mendengar suara putri Cayena begitu lembut hari ini, juga dia kira aku sudah pergi, dan aku mendengar dengan jelas beliau menyalahkan dirinya."

Si dayang Ina kaget bukan main mendengar suara putri Cayena yang lembut, dia pertama kali mendengar hal langka setelah delapan tahun melayani putri Cayena.

"Ma, maaf, tuan putri, saya tadi telat mendengar panggilan dari anda, mohon putri menghukum ketidak sopanan saya."

Ina pun masuk dan memohon maaf dengan tangan gemetaran.

"Tampaknya dia sudah terbiasa dengan Cayena dan meminta hukuman dengan kesalahan nya. Meskipun aku bukan Cayena asli yang kejam, aku tidak harus memaafkan nya begitu saja, aku tidak ingin orang-orang di sini mencurigai sikap Cayena yang tiba-tiba berbeda." Batinnya.

"Aku harus bersikap selayaknya Cayena dulu, nanti pelan-pelan perbaiki."

"Ho... ternyata dayang ku mengerti juga dengan kesalahannya. Kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?"

"Bukankah seperti ini lagak Cayena, ya.. sebelas duabelas deh." Dalam batin nya.

Cayena pun berlagak selayaknya Cayena asli yang kejam itu, ia bermaksud agar dayangnya tidak mencurigai dirinya bila bersikap lemah, karena Cayena tidak begitu.

"Saya harus memukul kedua pipi saya dengan tangan sendiri, tanpa perintah Nona tidak boleh berhenti."

Si dayang Ina mengatakan dengan tegaskan seakan dia sudah di siplin dan tahu apa yang dia harus lakukan bila berbuat kesalahan.

Ina pun memulai menampar dirinya sendiri dengan begitu keras.

"Ugh, Ina maafkan aku, bila tidak berbuat demikian aku bisa saja di curigai bila sikapku berubah lembut, ini pun terpaksa, tapi aku harus menahanya." Batin Cayena, ia merasa kasihan telah menganiaya dayang setianya.

Cayena melihat Ina menampar dirinya sendiri itu membuatnya sangat kasihan dengan apa yang telah diperbuat Cayena asli selama ini ke dayangnya.

"Cukup Ina!"

Dengan menolehkan wajahnya kesamping dan menyuruh Ina menghentikan menampar dirinya. Cayena merasa malu dan iba melihat memperlakukan dayang setianya babak belur.

Cayena merasa bersalah, agar tidak terlihat kecemasan di wajahnya, Cayena memalingkan wajahnya dan pura-pura melihat keluar jendela.

"Aku tidak sampai hati sebenarnya, maaf Ina, tapi suatu saat aku akan memperbaiki semua ini dengan pelan-pelan dan membuat hidup Cayena ke jalan yang lurus agar tidak mati sia-sia di usia mudanya." Batin Cayena.

"Apa? Nona tumben sekali menghentikan tamparan kesalahan ini begitu cepat, Nona tidak seperti biasanya, sekilas raut wajah nona seperti kasihan melihat aku, tapi itu tidak mungkin." Batin Ina, Ina merasa ada keanehan pada Nona nya.

Dengan kebiasaan Cayena yang perlakuan kejam dan sekarang sedikit belas kasih membuat Ina bertanya-tanya ada sedikit keanehan di diri tuannya itu.

Siap-siap bertemu tokoh utama

"Tahun berapa sekarang?"

Cayena bertanya ke dayang nya Ina tahun berapa sekarang, ia ingin memastikan agar tahu di tahun berapa ia datang ke dunia novel ini.

"Aku belum tahu tahun keberapa sekarang, setahuku di novel ada mengatakan tahun untuk menandakan kekuasaan Kekaisaran." Batin nya, ia ingin memastikan tahun berapa sekarang.

"Sekarang tahun ke-67 dari tahun Kekaisaran Lancaster, Nona."

Jawab dayang dengan menundukkan kepada nya.

"Ho.. benar saja, jadi umurku kiranya 14 atau 15-san sih ya." Batin nya.

"Um.. yang menjabat sebagai kaisar di Kekaisaran Lancaster sekarang.. apakah Velnof Lan Lancaster kan?"

"Benar, Nona."

"Jadi, kalau tidak salah Velnof sudah menjabat sebagai kaisar tiga tahun dari tahun ke-79, sisa dua tahun sebelum Velnof menyerahkan tahtanya ke putra tertuanya atau di sebut putra mahkota, Velnof akan menyerahkan nya setelah putra mahkota satu tahun telah melewati debut dari kedewasaan. Dan Velnof memiliki dua putra dari lain ibu yang bernama Raphaelo Lancaster putra tertua atau putra mahkota dan Kahil Lancaster pangeran ke dua. Itu adalah tokoh utama pria pertama dan kedua di novel 'Putri Terlantar dan Pangeran Mahkota'. Aku harus mengenal para tokoh-tokoh di novel tersebut, itu akan memudahkan aku berinteraksi kedepannya. Yups." Dalam batin Cayena.

"Sekarang, apakah ada jadwal baru yang harus di ikuti?"

Cayena bertanya jadwal yang datang untuk memastikan.

"Ada, tuan count Roisen mengadakan perjamuan hari ini."

Roisen Aester adalah seorang Count di kota Lancaster, juga ayah kandung Cayena asli. Di cerita itu, Cayena dan tokoh utama wanita Iriena menjadi saudari tiri, ibu kandung Cayena adalah Countess atau istri sah dari Count Roisen, sedangkan ibu kandung Iriena sang tokoh utama wanita ialah kepala dayang di Kediaman Aester bagian timur.

Saat ibu Cayena mengandung Cayena, pada masa itu kandungannya baru tiga bulan satu minggu, Count Roisen mengungkapkan bahwa ia juga sudah menghamili kepala dayang di istana timur, masa kehamilannya baru satu bulan.

Countess atau ibu Cayena awalnya tidak menerima kenyataan tersebut, namun ia juga sedang hamil dan tidak ingin mempengaruhi kehamilannya itu, pada akhirnya ibu Cayena menerima keberadaan dayang istana tersebut sebagai selir Count Roisen.

Saat tiba kelahiran putri pertama keluarga Aester, Countess yang sedang melahirkan Cayena itu mengalami kritis saat proses lahiran, tak lama Countess akhirnya meninggal tepat pada kelahiran putrinya yang dinamakan 'Cayena Aester'.

Semua orang bahagia diiringi kesedihan, putri Cayena dilahirkan dengan sempurna, banyak orang terutama Count atau ayah Cayena yang terkesima dengan kecantikan putri kecil Cayena saat pertama kali di lahirkan. Namun di kebahagiaan itu juga terdapat kesedihan bahwa Countess meninggal tepat lahirnya Cayena.

Meski begitu, tidak ada yang menyalahkan Cayena, itu semua sudah di takdirkan, maka dari itu tidak ada yang menyalakan dirinya.

Malah berbalik mereka menyalahkan si kepala dayang yang di angkat sebagai selir, ia sedang mengandung Iriena saat itu, dan juga tak lama kandungan itu akan tiba waktu melahirkan.

Satu bulan berlalu, Iriena sudah dilahirkan. Namun kasih sayang dari orang-orang berkurang ia dapatkan. Iriena hanya mengandalkan ibunya semata.

Bertahun-tahun berlalu umur mereka sudah beranjak ke-5 tahun.

Meskipun Iriena dulu tidak mendapatkan kasih sayang dari orang-orang di istana, namun berjalannya waktu mereka luluh dengan keceriaan si Iriena kecil.

Sekarang kasih sayang yang diberikan semua kepada Cayena dibagi ke Iriena juga.

Itu membuat Cayena yang manja jengkel melihat ke akraban mereka terhadap Iriena.

Count Roisen yang jarang pulang ke kediaman Aester, beliau sibuk bertugas di luar kota, Cayena terus merindukan ayahnya, ia hanya memiliki ayah satu-satunya yang di percaya.

Cayena yang tiap hari terus meringkus dirinya dengan kesendirian, ia hanya melihat betapa bahagianya saudari tirinya yang masih memiliki ibu kandung.

Cayena ingin sekali bergabung di dua orang tersebut, tetapi ia merasa hubungan mereka tidak biasa. Di kalanya waktu bersama seperti makan, ibu kandung Iriena hanya peduli dengan Iriena tak pernah menghiraukan Cayena.

Dengan umur mereka yang hanya berbeda dua bulan satu minggu itu tidak pernah akrab, bila bertemu mereka hanya saling memandang, dan Iriena yang pemalu juga takut melihat Cayena ia terus bersembunyi di belakang ibunya. Cayena yang ingin menyapanya pun terasa canggung dan menghentikan niatnya itu.

Dari itu lah muncul rasa kesepian dan kehampaan Cayena di umurnya yang ke-5 tahun. Dengan obsesi yang tidak puas dengan kasih sayang, Cayena pun akhirnya mulai menjadi anak yang nakal, suka menindas siapapun yang menurutnya merasa jengkel, ia juga selalu menindas Iriena sejak saat itu.

Di umur mereka ke-7 tahun, ibu Iriena meninggal karena kecelakaan di perjalanan pergi ke perjamuan sosialita.

Jadi Iriena sama-sama kehilangan ibu seperti Cayena, di saat itulah Cayena semakin meraja lela di kediaman Aester, dan menjadi seperti sekarang.

...*****...

"Ayah mengadakan perjamuan?"

"Iya, beliau telah mengundang pangeran l Lancaster, untuk perjamuan."

"Hah? pangeran Raphaelo akan datang hari ini?

mengapa pertemuan tokoh utama pria begitu cepat! tapi untung lah, aku bisa lihat rupa dari pemeran tokoh utama pria yang selalu di perbincang hangat oleh penggemar terutama aku juga yang sebagai pembaca setia begitu penasaran rupa dari pangeran tertampan di novel ini." Dalam batinnya.

"Hm.. jadi aku ingin cepat-cepat menyaksikannya." gumam Cayena.

"Ya? Nona?"

Mendengar lontaran kata dari Cayena dengan suara kecil, Ina si dayang tersebut mengira sedang bicara dengannya.

"Tidak, apa ayah mengatakan alasan dia mengundang pangeran I ke kediaman Aester kita?"

"Tidak, Nona."

"Seperti yang aku tahu, Count Aester ayahku selalu misterius, mengundang pangeran Raphaelo ke kediaman Aester masih tidak ada yang tahu alasannya." Batin nya.

"Baiklah, bantu aku memilih gaun yang sederhana saja untuk di pakai."

"Eh? bukannya Nona selalu memakai gaun yang mewah? ini kan perjamuan yang sangat penting untuk Nona."

Ina kaget dengan kemauan Cayena yang berbeda dengan biasanya.

"Kamu tidak akan tahu, lakukan saja apa yang aku suruh."

"Ini adalah pertemuan pertama aku dan Iriena pada pangeran l, lebih baik aku jangan terlihat menonjol dengan pakaian yang begitu mewah di hari pertama bertemu." Batin Cayena.

Balas Cayena dengan percaya diri untuk memakai gaun yang sederhana saja di perjamuan itu.

"Baik, Nona."

"Entah apa yang direncanakan Nona, lebih baik aku ikut saja kemauannya." Batin Ina.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!