NovelToon NovelToon

Find The Perfect Love

kekecewaan

Brakkk!! ...

Kimberly memukul meja di hadapannya dengan sangat emosi, saat ini perasaannya benar-benar kalut.

"Tidak ... aku ga boleh seperti ini!! aku harus berbuat sesuatu, aku ga bisa biarkan keadaan seperti ini terus!!", jerit Kimberly.

Kimberly langsung menyambar kunci mobil yang tergeletak di meja, dan bergegas menuju mobil yang ia parkirkan di depan kantor PT. Sukses Cemerlang.

"Sepertinya aku harus mencari pengganti untuk perform malam ini, coba aku hubungi Rose semoga dia bisa menggantikan aku malam ini," pikir Kimberley.

Ia lantas menggambil telepon genggamnya untuk menghubungi sahabatnya Rose.

"Hallo ... Rose apa kau bisa menggantikan aku menyanyi malam ini?, aku masih ada beberapa urusan yang harus segera aku selesaikan." pinta Kimberly memelas.

"Okay Kim, no problem anytime you need i am ready," jawab Rose di seberang sana.

"Thank you Rose kamu memang sahabat terbaikku," ujar Kimberly sambil tersenyum dan mengakhiri panggilannya.

Kimberly Ryan adalah penyanyi sebuah Cafe ternama di Surabaya, semenjak orang tuanya bercerai ia hidup sendiri.

Menjadikan Kimberly seorang wanita yang kuat dan mandiri. Selain bekerja sebagai penyanyi, Kimberly juga sebagai pemilik PT. Sukses Cemerlang yang bergerak di bidang Design Grafis.

Rose adalah sahabat Kimberley. Sejak mereka kecil, Rose lah satu-satunya orang yang paling mengerti tentang dirinya.

Akhir-akhir ini emosi Kimberley dibuat naik turun oleh Yasir Mir kekasihnya, dan Rose tahu akan hal itu.

Rose sangat memahami sifat sahabatnya ini, yang paling tidak suka berlarut larut dalam suatu masalah.

Bila mungkin, ia ingin segala sesuatu permasalahan cepat terselesaikan hingga semua bisa berjalan normal kembali.

Kimberly melarikan mobilnya dengan sangat kencang menuju lokasi syuting Yasir Mir kekasih hatinya, hidupnya dan dunianya.

Cittttt ... dengan sedikit asal Kimberly memarkiran mobilnya, hingga suara roda mobil dan aspal saling bergesekan.

Kimberly melangkahkan kakinya dengan cepat mendekati lokasi syuting.

"Selamat pagi, saya ingin bertemu Yasir  Mir, saya kekasihnya," pinta Kimberley pada petugas jaga di lokasi syuting.

"Maaf kak, syuting tidak bisa diganggu," jawab petugas dengan sedikit ketus.

"Okay saya akan menunggunya di sini," jawab Kimberly tidak kalah ketus, sambil melipat kedua tangannya di depan petugas jaga.

Sudah hampir sebulan ini Yasir tak lagi menghubunginya. Pesan yang dikirimkan hanya di baca, tidak pernah juga menerima panggilan telepon darinya.

Tidak ada kabar, tak ada penjelasan. Tiba-tiba saja Yasir memutuskan semua kontak dengan dirinya.

Kimberly yang dikenal teman-temannya sebagai gadis yang periang mandiri dan kuat, namun dibalik semuanya itu ia adalah gadis yang rapuh.

Tapi pengalaman hidupnyalah yang memaksa dia jadi gadis kuat dan tegar.

Sejak ia kecewa dengan perpisahan kedua orang tuanya dan ia memutuskan untuk hidup seorang diri, Yasir Mir hadir sebagai sosok laki-laki yang mampu membuatnya merasakan kebahagiaan lagi, dapat tersenyum dan bersemangat lagi. 

Dia tidak bisa membayangkan kalau harus kehilangan Yasir juga, yang selama ini menjadi pusat dunianya serta sumber bahagianya.

"Maaf kak, jadwal syuting sampai larut malam. Sebaiknya kakak kembali besok saja." kata petugas itu membuyarkan lamunannya.

"Saya akan tunggu pak, menginap pun tidak apa-apa," sahut Kimberly dengan gigih.

Aku harus menemui Yasir saat ini juga. Sudah terlalu lama dia mengacuhkan aku seperti ini, tidak biasanya Yasir bersikap seperti ini, batin Kimberly.

"Saya tunggu di mobil aja pak. Tolong sampaikan ke Yasir saya menunggunya," ujar Kimberley.

"Baik akan saya sampaikan," jawab petugas itu sopan.

Kimberly menunggu Yasir hingga tertidur di dalam mobilnya.

Malam berganti pagi. sinar mentari mulai menampakkan sinarnya malu-malu.

Tuuk ... Tuk ... Tuk ...

Yasir mengetuk kaca jendela Kimmy dengan jarinya.

"Kim ... Kimmy ... open the door please. Kim ... Kimmy ... open the door." Suara Yasir terdengar samar di telinga Kimberly.

"Ooooaahhhhemmm ... haa ... " Kimberly yang lelah semalam menunggu Yasir, malas untuk membuka matanya.

"Hmm seperti suara kekasihku, apa ini mimpi." batinnya.

Saat Yasir mengetuk semakin keras, barulah Kimberly tersadar dan melihat ternyata benar Yasir ada di luar mobilnya dengan wajah khawatir.

"Sayanggg."  Kimberly langsung memeluk kekasihnya itu dengan erat sambil menangis melepas rindu.

"Kamu kemana aja, kenapa kamu ga ngasih kabar apapun, kenapa kamu ga balas telepon aku dan chat aku," tanya Kimberley beruntun.

"Aku baik, kamu tau kan kalau aku lagi sibuk." jawab Yasir sekenanya.

"Aku tau kamu sibuk, tapi tidak bisa kah kamu sisihkan waktu kamu sedetik saja untuk beri kabar. Aku kuatir sayang," sahut Kimberly.

"Kamu kan bisa chat aku, kamu sendiri yang gak kangen aku." balas Yasir.

"Apaaa!?" batin Kimberly.

Untuk sesaat Kimberly tidak bisa berkata apapun, bukan jawaban seperti itu yang dia harapkan.

Kenapa sekarang kesannya aku yang salah. batinnya.

"Iya kamu ... kenapa kamu ga hubungi aku, chat aku, kalaupun aku tidak menjawab setidaknya aku tahu kamu merindukan aku. Tapi ini tidak, No chat, No call. Ohh kamu pasti sudah melupakanku, kamu sudah bahagia bersama dengan teman-teman kamu. Kamu tidak butuh aku lagi," timpal Yasir panjang lebar dengan nada merajuk.

Kimberly hanya bisa terdiam dan menangis dalam hati, "Aku tidak pernah melupakanmu Yasir, tidak pernah. Kamulah bahagiaku. Aku tidak mungkin melupakanmu i love you Yasir ... love you so much," jawab Kimberley lirih.

"Okay sekarang kamu pulang dulu. Kita ketemu nanti malam di tempat biasa  okay. I love you too Kim, sekarang aku mau lanjut syuting dulu." sambil mengusap pipi Kimmy dan mengecup kening serta bibirnya.

"Aku pergi dulu ya sayang, nanti malam kita melepas rindu okay. Tunggu aku ya," pamit Yasir.

Kimberly hanya mengangguk pasrah. Ia menatap punggung kekasihnya yang telah kembali meninggalkannya seorang diri.

Huffft .. Kimberley menghembuskan nafas kecewa yang dari tadi tertahan.

Badannya terasa lemas, apa yang dia bayangkan ternyata tidak seperti kenyataan yang dia terima.

Entah kenapa Kimberly merasakan kekasihnya itu telah banyak berubah.

Yasir kekasih yang sangat ia cintai adalah sosok pria yang penuh kasih, lembut, serta pengertian. Terkadang juga manja, tapi entah mengapa sekarang telah berubah.

Kimberley melajukan mobilnya, menuju ke tempat kerjanya sebagai pimpinan PT Sukses Cemerlang.

Sepanjang perjalanan Kimberly merasa bingung, mengapa sekarang malah ia yang merasa bersalah?

Apa benar selama ini dia yang kurang pengertian? atau..

Tin .. tin .. Tiiin

Suara klakson mobil dari arah belakang mengagetkannya. Lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau sejak tadi dan ia masih larut dalam lamunannya.

"Heiii!! ... kalau bawa mobil jangan sambil melamun. Berbahaya tahu!!" tegur pengendara mobil yang tadi ada di belakang mobilnya.

Kimberly hanya bisa mengangguk meminta maaf atas kecerobohannya.

....................🌹🌹🌹🌹...........

Di lain tempat Rose kebingungan jam sudah hampir menunjukan pukul dua belas siang, tapi Kimberley belum juga terlihat di kantor. Padahal meeting sudah harus dimulai.

"Selamat siang, saya Jevaro Reynaldi dari PT. Sejahtera. Apakah rapat sudah dimulai?"

"Oh Bapak Jevaro, selamat siang Pak, saya Rose sekertaris pribadi ibu Kimberley. Rapat akan segera dimulai, Bapak silahkan tunggu di ruang rapat. Sebentar lagi ibu Kimberley akan memulai rapatnya,"  jawab Rose dengan dada berdebar.

Bagaimana tidak, siapa yang tidak kenal dengan Bapak Jevaro Reynaldi, pengusaha muda yang sukses dibidang Properti, Iklan, Mebel dan masih banyak lagi lainnya saat ini sedang berdiri dihadapannya.

"Aku harus menghubungi Kimberley. Jangan-jangan dia lupa kalau ada rapat hari ini, kenapa sampai sekarang belum sampai." pikir Rose sambil meraih telepon seluler nya.

"Halloo ... Kim kamu dimana??, kamu ga lupa kan dengan rapat hari ini??" seru Rose begitu Kimberly menjawab panggilannya.

"Oh hai Rose, maaf tadi agak macet. Aku sudah di depan, apa semua sudah hadir?" tanya Kimberly.

"Semua sudah hadir, Pak Jevaro juga sudah datang. Cakep lo Kim, hati-hati nanti naksir," goda Rose.

"Hahaha, ga lah. Kamu tahu sendiri cintaku hanya untuk Yasir seorang, yang lain mah lewattt," sahut Kimberly.

"Jiaaahh yang bucin nih, menurutku sih mending Pak Jevaro Kim, Yasir mah lewatttt," sahut Rose.

"Dasar kamu Rose. Awas ya kalau kamu banding-bandingin kekasihku dengan pengusaha muda itu lagi. Okay, aku dah sampai, semua dah siap kan?" tanyanya lagi.

"Beres tuan putri. Semua sudah siapp," jawab Rose.

..~~~~~.

Di lokasi syuting, Yasir sedang bersenang-senang bersama teman artis lainnya.

"Yasir nanti malam ikut yuk makan malam bersama, kita ada rencana bikin party di rumah Amanda," ajak Kiki.

"Hmm malam ini??" tanya Yasir

'"Ya iyalah malam ini, masak nunggu setahun lagi sih ganteng." goda Kiki sambil mencubit pelan pipi Yasir.

"Ayolah ganteng, gabung yuk sama kita,," goda Kiki sekali lagi.

"Hmm, baiklah" jawab Yasir setelah berpikir sejenak.

Setelah party aja baru aku temui Kimberley, pikirnya.

.~~

Setelah meeting selesai, tiba-tiba Kimberley menghampiri Rose.

"Waduh Rose gawat nih." teriak Kimmy panik.

"Gawat gimana?, proposal kita ditolak?" tanya Rose penasaran.

"Bukan. Tapi itu tuh ... Pak Jevaro itu, ternyata cowok yang ada di belakang mobil aku waktu di traffic light tadi" jelas Kimberly.

"Lantas." timpal Rose sambil mengernyitkan kedua alisnya.

"Iya, tadi waktu perjalanan ke sini, pas di traffic light aku sempet ngelamun bentar, agak blank sedikit. Terus kaget denger suara klakson mobil, ternyata sudah hijau dari tadi. Orang yang klakson aku sambil marah-marah tuh Pak Jevaro. Mampus deh malu banget aku tadi." Kimberly menutup.wajahnya dengan kedua tangannya.

"Oyaaa?, Terus ... terus gimana pengaruh ga dengan keputusannya di rapat tadi?" tanya Rose penasaran.

"Nah tuh dia Rose ternyata dia tuh orangnya baikkkk banget. Cuman nyindir aja sih tadi, tapi everything ok dia malah support semua ide aku," ujar Kimberly.

"Woww kerenn. Sudah tajir, baik hati pula. Cocok sepertinya sama kamu Kim," ucap Rose.

"Hush apaan sih, aku kan sudah punya Yasir,"  jawab Kimberly sambil berdiri hendak berlalu pergi.

"Yeee, dibilang mending dengan Pak Jevaro aja. Udah lupakan saja tuh Yasir, dia tuh cuman modus doank sama kamu. Ga percaya sih," seru Rose.

" Bye Rose, aku mau siap-siap nanti malam mau ketemuan sama Yasir. Ambil deh tuh Pak Jevaro buat kamu," seru Kimberly sambil jalan menuju mobilnya, mengacuhkan Rose.

Sudah tiga jam yang lalu, Kimberley sudah rapi dan berdandan sangat cantik. Sangat siap bertemu dengan sang pujaan hatinya.

Hmm, dimana ya Yasir. Apa sudah dalam perjalanan?? gumamnya.

Yasir seorang aktor bertubuh tinggi, putih, tegap dengan wajah yang tampan. Hidungnya yang mancung, dengan sedikit kumis dan brewok tipis di sekitar wajahnya.

Fisik yang mendekati sempurna menambah nilai plus tersendiri baginya. Tanpa sadar Kimberly tampak tersenyum tipis membayangkan kekasihnya itu.

Aku telepon ahh. batin Kimberly, ia tak sabar untuk bertemu .

Hanya operator selular yang menjawab.

Lho kok ga aktif? coba aku chat. Rasa panik memenuhi perasaan Kimberly.

Tubuh Kimberly terasa lemas,,Yasir tidak bisa dihubungi lagi. Tak terasa air matanya mengalir lagi.

"Yasir??, ada apa ... apa salah aku??" jerit batin Kimberly, berbagai pertanyaan terlintas di otaknya. Semua kenangan manis itu, kehangatan itu, kebersamaan itu, terasa menguap entah kemana.

Tak ada penjelasan, tak ada masalah, tiba-tiba Yasir kini telah berubah.

"Tidak mungkin Yasir berbohong," batin Kimberly.

"Mungkin hapenya kehabisan daya." Kimberly berusaha berpikir positip.

"Come on Kim kita tetep meluncur, Yasir sudah menunggumu," kata hati Kimberly.

Secepat kilat Kimberly menyambar kunci mobil, dan melajukan mobilnya menuju Cafe favorite mereka.

..................................................

Di saat bersamaan, di tempat lain Yasir terlihat bersenang-senang bersama teman temannya.

"Ganteng, peluk aku donk. Pengen banget nih dipeluk kamu," rayu Kiki.

Mata liar Yasir menyusuri seluruh tubuh Kiki,  buah dada yang menyembul keluar sebagian dari baju super ketat yang dipakai Kiki, cukup membuat gairah lelaki Yasir bangkit.

"Ehmm memelukmu???, dengan sangat senang hati cantikku ... kemarilah." Yasir merentangkan tangan dan menepuk pahanya.

"Oh Yasir come on ... kiss me more ... you are so hot babe... don't leave me dear ," racau Kiki.

"With my pleasure darling." jawab Yasir, dan dengan sigapnya tangan Yasir sudah meremas dada sintal Kiki.

"Uhh ... ahh, Yasir i like it. Don't stop please." ujar Kiki sambil terus memangutkan bibirnya dengan sangat liarnya.

Yasir melupakan Kimberley dalam otaknya untuk sementara waktu.

.~~

Di cafe Cinamon, Kimberley terlihat menatap nanar layar handphonenya. Sudah tiga jam lebih ia menunggu Yasir,  tapi kekasihnya itu seperti hilang ditelan bumi.

Semua usahanya untuk menghubungi Yasir terasa sia-sia. Tak terasa ada rasa hangat yang mengalir di pipinya. Air mata Kimberly jatuh menetes mengalir di pipinya tanpa bisa ia hentikan.

"Kenapa Yasir ... kenapa??, kenapa kamu tega seperti ini??.

Semua angannya bahagia melepas rindu bersama kekasih tercinta pupus sudah.

Hanya kekecewaan dan kesedihan yang teramat sangat, serta air mata yang menemani nya saat ini.

...~~...

"Selamat malam, ibu Kimberley?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapannya, dengan enggan ia menengok ke arah suara tersebut.

Betapa kagetnya saat ada lelaki tampan dengan suara bass berdiri di sampingnya. Dan dia adalah Bapak Jevaro Reynaldi, menyapanya di saat yang tidak tepat.

Kimberley panik saat seorang Jevaro Reynaldi melihatnya dalam keadaan terburuknya, dengan terkulai lemas dan wajah sembab penuh airmata.

"Ini." Jevaro tersenyum hangat dan menyodorkan sapu tangan miliknya pada Kimberly.

....,............~~.............

Haii salam kenal semua ....,

ini karya perdana aku

mohon like komen dan kritik sarannya ya....

Semoga kalian suka.. tungguin kelanjutan ceritanya ya....

jangan lupa jadikan favorit ya biar tidak ketinggalan.

Terima kasih

❤️ eveliniq ❤️

Kejutan tak terduga

Reflek Kimberly segera memperbaiki penampilan seadanya, lalu mencoba  memperbaiki posisi duduknya.

"Pakai ini." Jevaro menyodorkan sapu tangan biru muda pada Kimberley.

"Hapus dulu air matamu, setelah itu pergilah ke toilet cuci muka. Nanti orang mengira aku yang menyakitimu,"  ujar Jevaro sambil tersenyum manis.

"Cepat sana!." perintah Jevaro sambil kepalanya mengisyaratkan ke arah toilet.

Tidak ada pilihan lain bagi Kimberly kecuali menuruti kata Jevaro, "Terima kasih," sahut Kimberley lirih sambil melangkah ke toilet.

Sebelumnya Jevaro ada janji *meeting* dengan klien nya di Cafe Cinamon, tapi mendadak kliennya membatalkan jani pertemuan mereka.

Akhirnya di sinilah ia mencoba menikmati *me time* di sela-sela jadwal kerjanya yang begitu padat.

Baru saja ia menikmati alunan musik di Cafe ini, tanpa sengaja matanya menangkap sesosok gadis yang tampak sangat kacau.

Gadis  itu terus menerus menatap layar handphone-nya, mencoba menghubungi seseorang.

Tapi melihat dari reaksi gadis itu, sepertinya seseorang yang ia coba untuk dihubungi tidak menjawab panggilannya.

Saat gadis itu menengadahkan wajahnya, ia merasa tidak asing dengan wajahnya.

Gadis itu seperti " ... Aah ya benar itu Ibu Kimberly, pemilik jasa Design Grafis PT. Sukses Cemerlang."

"Hmmm ... ada apa dengannya? dia terlihat kacau, beda sekali saat pagi tadi kami bertemu terlihat sangat bersemangat dan cantik," gumam Jevaro.

"Ahh sudahlah bukan urusanku." batin Jevaro.

Tapi pikiran dan hatinya bertolak belakang. Tanpa sadar kakinya telah membawanya ke arah Kimberley berada.

"Terima kasih, pak." Suara Kimberley membuyarkan lamunannya.

"Oh ya, sama-sama," sahut Jevaro gugup.

"Wow ternyata dari jarak dekat begini  dengan pakaian kasual seperti ini, T-Shirt putih ketat di padukan jeans biru robek-robek. Ibu Kimberley terlihat cantik sekali," batin Jevaro.

"Pak ... hallo." panggil Kimberley sekali lagi mencoba menyadarkan Jevaro, dengan melambaikan tangannya di depan wajah Jevaro.

"Oh haii, panggil Aro saja kita bukan lagi bekerja kan? jadi santai saja," sahut Jevaro sambil tersenyum mencoba mencairkan keadaan.

"Oya Ibu mau minum apa?" tanya Jevaro.

"Panggil Kimberley saja," sahut Kimberley sambil tersenyum.

"Baiklah," jawab Jevaro mengangguk.

"Maaf pak, eeh ..  Aro. Saya pamit pulang duluan ya, kepala saya agak pusing. Terima kasih bantuannya, sapu tangannya nanti saya kembalikan kalau kita bertemu di kantor. Kita ada jadwal *meeting* ke dua kan untuk proyek kertas?" tanya Kimberley.

"Iya Minggu depan sepertinya. Ok, *no problem*. Saya antar ya" tawar Jevaro.

"Terima kasih, saya bawa mobil tadi," sahut Kimberley dengan cepat.

Ingin sekali rasanya cepat menghilang dari hadapan Jevaro, dan menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan di tanyakan tentang keadaannya yang kacau tadi.

"Oh baiklah kalau begitu, hati-hati Kim. Kalau ada apa-apa kamu bisa kontak saya," ujar Jevaro sambil tersenyum manis.

"Gilaaa ternyata bener si Rose. Nih cowok emang berkharisma banget, senyum manisnya bisa bikin bucin gadis mana saja," batin Kimberley.

"Perpaduan yang *perfecto* tubuh tegap, rambut rapi, senyum yang super duper *sweet* dengan lesung pipit di kedua pipinya. Tajir pula, pantas si Rose langsung terkagum-kagum," batin Kimberly.

"Tapi tidak denganku, bagiku Yasirku lah mahluk tertampan, dan termacho di dunia ini." tanpa sadar senyum tipis menghiasi bibirnya.

"Hallo Kim .. *are you okay*?" tanya Jevaro sambil mengernyitkan dahi.

"Oh yes *i am okay, don't worry* *about me. Good night* Jevaro." timpal Kimberley sambil berusaha secepat mungkin menghilang dari hadapan Jevaro.

"*Good night*, Kim," jawab Jevaro sambil  terus memandangi Kimberley hingga hilang dari pandangannya.

Untuk sesaat Jevaro merasa berada di dunia yang berbeda. Ia terhipnotis oleh kecantikan Kimberley, putih mulus kulitnya, tubuhnya bagai biola Spanyol ditambah rambut *Curly* yang tergerai indah, membuat Jevaro merasa bertemu bidadari.

,~~~~~~~~.

"Apa kubilang, jangan percaya lagi dengan omongan Yasir, lupakan!! lupakan dia Kim!, masih banyak yang jauh lebih baik dari dia di luar sana." sambil memeluk erat sahabatnya itu, Rose mencoba menenangkan hati dan menasehati sahabatnya itu.

Hanya pada Rose lah tempat ia mencurahkan isi hatinya selama ini, Setelah puas melepaskan semua emosi kesedihan, kekecewaan, dan amarahnya, akhirnya Kimberley pun tertidur.

"Sadarlah Kim, Yasir hanya memainkan perasaanmu saja. Dia tidak sungguh sungguh mencintaimu, lupakan dia, lepaskanlah dia," gumam Rose sambil mengusap rambut sahabatnya itu

kringggg ... kringggg ...

Yasir menekan bel pintu rumah Kimberly dengan tidak sabar, "Kim ... Kim .. *are you there*??!" Yasir terus memanggil-manggil Kimberley.

"Kim, *I am*---," kata-kata Yasir terpotong setelah sadar ternyata Rose yang ada di hadapannya.

"Hai ... *where my love*, Rose?" tanya Yasir.

Rose memandang wajah Yasir gemas, rasanya ingin mencabik-cabik wajah pria di hadapannya saat ini.

Tanpa rasa bersalah, sok polos dan dengan santainya berani datang setelah membuat perasaan Kimberley hancur.

"Dasar bocah tengil dia datang begitu saja tanpa rasa bersalah?" pikir Rose

"Maaf Yasir,  Kimberley sudah tidur. tolong jangan ganggu dia lagi," ujar Rose.

Terlihat sekali kalau ia berusaha menahan emosinya agar tidak meluap.

"Please Rose, sampaikan Kimberley aku datang. dia pasti akan menemuiku, " pinta Yasir. 

Kali ini Rose benar-benar tidak bisa lagi menahan emosinya.

"Kamu gila, kamu pikir kamu siapa? untuk apa Kimberley harus menemuimu hah??!!, untuk kau sakiti lagi?" sembur Rose dengan ketus.

"Kim ... Kim ... ini aku, Yasir..., sayang ...  keluarlah Kim .. ,!" seru Yasir dengan penuh percaya diri dan gigihnya.

"Kamu tuh yaa ... dasar toxic! cepat pergi! aku tidak ijinkan kamu melukai perasaan Kimmy lagi. Pergi!!" Rose benar-benar hilang kesabarannya.

Samar-samar Kimmy mendengar namanya disebut, "Seperti suara Yasir" pikirnya.

Lalu perlahan Kimmy bangun dan berjalan ke arah sumber suara tersebut.

"Aku bilang jangan ganggu Kimmy lagi , aku ga rela Kimmy menderita gara-gara kamu!!" pekik Rose.

"Gila kamu, Kimmy pasti menemuiku. Sudahlah Rose, terimalah kenyataan kalau kami saling mencintai," sahut Yasir sambil terus berusaha masuk ke dalam.

"Apa?? saling cinta?? cinta katamu?!!" seru Rose.

"Yasir ..." Belum sempat Rose melanjutkan marahnya terdengar suara Kimberley dari arah belakang.

"Sayang ... sayang ini aku. Kamu baik-baik saja kan?" ucap Yasir sambil melirik Rose dengan pandangan tajam.

Tatapannya seakan akan mengejek, tuh kan Kimberley pasti menemuiku.

"Ciuhh ...  dasar toxic." batin Rose kesal, melihat kelakuan Yasir.

"Kim, please sadar lah, dia cuman mencoba merayu mu untuk kemudian menyakitimu, lagi lagi dan lagi" Rose berusaha menyadarkan Kimberley.

"Sayang, aku tadi ke Cafe kita, tapi kamu sudah tidak ada di sana. Makanya aku kesini untuk menemuimu," jelas Yasir

"Ahh bodoh amat ... *love is blind*." gerutu Rose mengambil tas nya lalu pamit pulang,

"Kim, aku pulang ya. Kamu sudah ada Yasir kan, pesanku hati-hati jangan biarkan dia melukaimu kembali," bisik Rose sambil berlalu pergi.

Kimberley hanya mengangguk,

"Terima kasih Rose. Aku----,"

belum sempat  Kimberley menuntaskan katanya Yasir langsung memeluknya erat.

"Kim *i love you, i Miss you so* *much, please don't leave me*." sambil terus memeluk dan mencium Kimberley.

"*I love you too* sayang, *don't* *leave me please you are my* *world*," sahut Kimberley.

Rose tidak habis pikir, pelet apa yang dipakai Yasir hingga bisa membuat seorang Kimberley Ryan bisa luluh dalam pelukannya.

"Ahh, sudahlah aku sudah tidak dibutuhkan lagi di sini." Rose lalu pergi meninggalkan kedua sejoli yang lagi di mabuk cinta.

"Suatu saat aku yakin Kim akan sadar. Oh Tuhan, kirimkan sahabatku ini cinta sejatinya dan usir si toxic ini dari kehidupannya. Kimmy layak mendapatkan kebahagiaannya dan cinta sempurnanya," doa Rose dalam hati.

' ~~~~~~~~~ '.

Penuh rasa kesal, Rose mengendarai mobilnya dengan sangat cepat. "Sial andai Kimberley masih tidur sudah aku cabik-cabik wajah sok tak bersalahnya itu ... uhhh ...," Rose mengerutu kesal.

Tidak terasa dia sudah berhenti di Cafe Cinamon.

Rose sangat membenci Yasir, entah kenapa dia bisa merasakan ketidaktulusan dari seorang yang bernama Yasir Mir.

Dulu ia sangat bahagia saat sahabatnya itu mengumumkan kalau Yasir Mir adalah dunianya yang mampu membawa warna dalam kehidupannya.

Rose tahu betul betapa menderitanya sahabatnya itu, sejak kedua orang tuanya bercerai dan tidak lagi mempedulikannya.

Kimberley berusaha bangkit dengan tertatih tatih dari kekecewaannya.

Pada saat terpuruknya, ia berusaha sendiri dari nol saat mendirikan PT. SUKSES CEMERLANG hingga menjadi besar seperti sekarang.

Setelah Kimberley berkenalan dengan Yasir, ia semakin bersemangat lagi untuk menjalani hidup.

Ia yang dulunya sulit untuk tersenyum, sejak mengenal Yasir, hidupnya kembali berwarna semua yang diperbuat Yasir untuknya membuat hati Kimberley selalu berbunga dan tersenyum bahagia.

Tapi itu dulu, sebelum Yasir mulai berubah. Sudah hampir satu bulan lebih Kimberley *lost* *contact* dengan Yasir, semua usaha Kimberley untuk menghubunginya sia-sia.

Yasir seolah-olah hilang di telan bumi dan menutup semua akses. Hingga akhirnya Kimberley nekat mendatangi lokasi syuting Yasir untuk menemuinya.

Tuk ... tuk ...

Rose terkejut saat jendela mobilnya diketuk. Lamunan tentang Kimberley dan Yasir buyar sudah.

Rose menggosok-gosok matanya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia segera membuka kaca mobilnya.

"Selamat malam Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Rose salah tingkah.

"Tidak ada Bu Rose, kebetulan saya mau masuk ke cafe dan melihat ibu di dalam mobil sedang termenung sendirian. Saya jadi kuatir dan memutuskan menghampiri anda." sapa Jevaro sambil tersenyum manis.

Wow Rose merasa terbang melayang dan di bawa ke Awang-awang saat ini, melihat senyum manis Jevaro Reynaldi yang ada di hadapannya.

Dia tidak tahu kapan pastinya tiap menyebut nama itu pipinya serasa panas.

Apalagi saat ini tanpa pernah berharap dan bermimpi, seorang Jevaro Reynaldi, menghampirinya dan tersenyum manis padanya.

"Ohhh Tuhan, terima kasih atas penciptaanMu akan mahluk tertampan ini," batin Rose.

"Ibu Rose .. anda tidak apa-apa? kalau anda tidak keberatan, bisa temani saya makan?, kebetulan saya juga sendirian" ajak Jevaro.

Rose hanya bisa terdiam membisu, niat hati berteriak ...  okayy...  tapi kaki dan tangan terasa membeku, bahkan mulut pun terasa terkunci.

..................................................

Kecewa untuk kesekian kalinya

"Bu Rose .. anda baik baik saja kan ?" tanya Jevaro meyakinkan.

"Oh, saya tidak apa apa, mari" sahut Rose sambil keluar dari mobil, dan berjalan berdua menuju ke dalam Cafe, bersama si ganteng Bapak Jevaro Reynaldi, dengan perasaan berdebar debar tak menentu, Rose benar benar berusaha melawan rasa gugupnya, untuk tetap bersikap elegan.

"Ufff benar benar perjuangan berat ini, tapi aku pasti bisa," suara hati Rose berusaha menenangkannya.

Setelah memilih milih tempat duduk akhirnya mereka memilih duduk di dekat kolam ikan yang begitu indah dengan diiringi suara gemericik air mancur.

"Silakan duduk bu" ucap Jevaro sambil menggeser kursi agar Bu Rose bisa duduk dan kemudian ia duduk di depannya.

"Bu Rose mau pesan apa ? " suara Jevaro memecahkan keheningan diantara mereka.

"Hmm saya roti bakar coklat dan jus strawberry saja pak" jawab Rose.

"Okay, saya pesan roti bakar coklat dua, satu jus strawberry dan satu coffe late " pesan Jevaro pada pelayan.

"Hmm, pak Jevaro benar benar lelaki sempurna, siapapun kelak yang jadi pacarnya atau istrinya, pasti wanita yang beruntung," gumam Rose dalam hati.

"Apa kabar, Bu Rose? " suara Jevaro memecahkan suasana.

"Oh, baik pak, bapak sendiri ? " jawab Rose mencoba mencairkan suasana dan menenangkan hatinya.

"Alhamdulillah, saya baik bu, ehmm kalau boleh tahu sedekat apa hubungan Bu Rose dengan Bu Kimberley ? " tanya Jevaro dengan hati hati.

"Hmmm, ada apa ini kenapa pak Jevaro tiba tiba Ingin tahu hubunganku dengan Kimmy, ??" pikir Rose yang tanpa sadar telah membuat kedua alis nya bertemu.

Melihat reaksi Rose, Jevaro buru buru meminta maaf.

"Oh ... maaf, kalau anda keberatan, tidak perlu di jawab tidak apa apa Bu " Jevaro sadar kalau pertanyaannya membuat Rose tidak nyaman.

"Menurut ibu makanan di cafe ini yang recommended yang mana saja ya Bu?? " tanya Jevaro mencoba mengalihkan pembicaraan.

Berharap bisa mencairkan suasana yang terasa dingin mencekam baginya.

Sebenarnya ia cuma ingin menanyakan keadaan Kimberley, entah kenapa sejak Kimberley meninggalkan Cafe tadi, perasaan Jevaro tiba tiba kacau, ada perasaan kuatir, dan bayangan Kimberley yang sedang menangis, kusut, lemas, tak berdaya, yang tadi dia lihat dengan kedua matanya sendiri terus terlintas di kepalanya.

Ingin sekali rasanya dia melindungi gadis itu, menguatkannya, dan membuatnya tersenyum kembali.

Aneh rasanya, terbiasa melihat Kimberley yang tegas, bersemangat, smart dengan ide idenya yang penuh inovasi tiba tiba sekarang dia melihat sisi berbeda gadis itu, membuat jiwa ksatria Jevaro tergugah.

"Wafel dengan saos lemon nya sungguh recommend di cafe ini, jus Alpokat nya juara,

Bu Kimberley biasa pesan Jus Alpokat. Favorit katanya " cerocos Rose sambil meminum Jus Strawberry pesanannya.

Jawaban Rose tadi cukup membuat Jevaro tersadar dari pikirannya yang selalu tentang Kimberley.

"Oya ??? ibu Kimberley sering kesini juga ya?" tanya Jevaro sambil nyeruput coffe late nya.

Entah mengapa, tiba tiba Jevaro ingin tahu lebih banyak tentang Kimberley, wanita luar biasa yang ia kenal beberapa waktu lalu.

"Ibu Kimberley penyanyi di cafe ini pak," sambung Rose sambil memotong roti bakarnya, ia baru sadar kalau sejak sore tadi perutnya belum terisi apa apa.

"Apa ... ??!? " sahut Jevaro hampir saja coffe yang baru saja diseruputnya tadi menyembur keluar, seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Seorang Kimberley Ryan ... pemilik PT. Sukses Cemerlang, ternyata penyanyi cafe.

"Wow sungguh menarik sosok Kimberley ini," batinnya.

Satu persatu rahasia tentang Kimberley dia ketahui, beruntungnya dia tadi tidak ikutan meninggalkan Cafe ini, setelah Kimberley pergi. Kalau tidak, aku tidak bertemu dengan Bu Rose, dan tidak akan mengetahui lebih dalam tentang Kimberley. Tanpa disadarinya bibir tipis Jevaro tersenyum hingga membuat lesung pipitnya nampak.

Pyarrr .... suara piring pecah mengejutkan Jevaro dan membuyarkan semua lamunannya.

"Oh .. maaf," Rose tampak terkejut, senyum kecil Jevaro yang tidak sengaja ia lihat, membuat jantungnya sempat berhenti sesaat, frezze beberapa detik, hingga membuat piring roti bakarnya terjatuh.

"Tidak apa apa Bu Rose, sebentar saya panggil pelayan untuk membersihkannya." kata Jevaro sambil beranjak dari kursi nya dan berjalan untuk memanggil pelayan cafe.

Setelah pelayan Cafe membersihkan pecahan piring, mereka kembali menikmati alunan musik dan mengobrol ringan, tak lama setelah itu Rose pun berpamitan pulang, dengan alasan nanti malam masih harus mengerjakan beberapa pekerjaan untuk esok hari.

"Sial, benar benar memalukan kau Rose, sekalinya dalam hidup, makan bersama lelaki ganteng yang luar biasa, kamu justru memecahkan piring, bodoh bodoh bodoh" cacinya dalam hati, sambil memukul mukul kepalanya, Rose melangkah pergi meninggalkan Jevaro di cafe.

"Uhhfff lega rasanya, ternyata berdekatan dengan lelaki ganteng tidak senyaman yang kubayangkan. Dada berdebar debar, terkadang jantung ini terasa berhenti berdetak. Melihat senyumnya itu OMG itu senyum atau gula hahaha," batin Rose.

Sepanjang perjalanan pulang senyum Rose tetap tersungging manis.

"Konyol benar-benar konyol," pikir Rose saat teringat piring yang terjatuh, akibat dirinya tak bisa menguasai diri melihat senyum manis seorang Jevaro.

Masih di cafe Cinamon, Jevaro kembali duduk sendiri sambil menghabiskan roti bakarnya,

"Hmm aku harus segera menemuinya" tekadnya, setelah seruputan coffe terakhir, Jevaro lalu berdiri berjalan menuju ke parkiran dan pulang ke rumah.

....~~....

Di kediaman Kimberley, terlihat Yasir dan Kimberley sedang memadu kasih, mereka melepaskan kerinduan yang telah lama dipendam.

"Kim you know, my first girl friend left me before, than you .. please don't leave me, "

pinta Yasir, sambil memeluk dan membelai serta mempermainkan rambut ikal Kimberley.

cup .. cup ... cup ...., Kimberley mengecup kening, pipi, lalu bibir Yasir.

"Never and ever dear, selama kamu masih mencintaiku, dan menginginkanku, untuk tetap bersamamu, aku akan selalu bersamamu " timpal Kimberley sambil terus memeluk Yasir .

"Tahu tidak, aku tuh sayaaang banget sama kamu, aku sedih tau, kamu telah lupa sama aku, aku pikir kamu sudah bahagia dengan yang lain ," sambil merajuk Yasir terus membelai rambut ikal Kimberley dan memeluknya.

"Aku tidak pernah melupakan kamu, tiap detik tiap waktu aku selalu inget kamu, justru kamu tuh yang tiba tiba menghilang tanpa kabar. Chat aku, telepon aku tidak pernah kamu respon," sambung Kimberley tak kalah sewot.

Bagi Kimberley, Yasir adalah semangat hidupnya, hanya Yasir lah yang mengerti dirinya dan tau apa yang dia mau, Yasir lah sumber kebahagiaan nya.

Tiba tiba Yasir memeluknya erat mengecup dan ******* bibir Kimberly tak henti hentinya.

"I love you Kim .. i Miss you so much " bisik Yasir sambil terus saling *******, mereka melewati malam yang indah ini berdua.

"I love you too, Yasir Mir " Kimberley sangat menikmati ciuman Yasir yang begitu hot, mereka saling melepas kerinduan, yang selama ini mereka pendam, hingga mereka kelelahan, akhirnya Kimberley tertidur dengan pulasnya, dengan perasaan damai dalam dekapan kekasih hatinya, senyum bahagia terlihat jelas di bibirnya walau ia terlelap.

....~~~....

...************ I am so lonely broken angel,...

************ I am so lonely listen to my heart

samar samar Kimberley mendengar dering telepon seluler nya, "Ahhh ... mana nih hape aku ... , hoaaaam rasanya baru tidur sebentar" gumam Kimberley.

Ternyata sinar matahari sudah memasuki jendela kamarnya.

Setelah meraih telepon seluler nya Kimberley menjawab panggilan telepon nya, tertera di layar nama Rose,

"Ya .. hallo ... morning Rose," sahut Kimberley sambil mata tetap terpejam.

"Hallo, Kim jangan lupa ya rencana kita hari ini, katanya kita mau cari sponsor untuk acara amal Panti Asuhan Asuh Asih " jelas Rose mengingat kan Kimberley agenda hari ini.

"Oh ok Rose, aku mandi dulu ya, aku segera ke kantor bersama Yasir" jelas Kimberley teringat janji bertemu dengan para Sponsor.

Hmm, mendengar nama Yasir disebut, entah kenapa hati Rose langsung merasa tidak suka, entah kenapa juga tiba tiba kebencian itu muncul, kuatir Yasir akan melukai perasaan Kimberley, dan membuatnya menangis lagi.

"Oya Kim, Yasir masih disitu?" ada rasa kepo Rose tentang keberadaan bocah tengil itu.

"Iya Yasir masih disini, sebentar ya aku panggilkan, sayang ... sayang ... kamu dimana??" terdengar suara Kimberley mencari Yasir.

"Hmm jangan-jangan" pikir Rose tegang.

"Bentar ya Rose, aku cari Yasir dulu, kita ketemu di kantor ya, bye .." suara Kimberley terdengar panik lalu mengakhiri telepon.

"Sayang ... kamu dimana ? " teriak Kimberley. Dia sudah mencari ke seluruh ruangan tapi tetap saja Yasir tidak ditemukan dimana mana, Otak dan pikiran Kimberley mulai tak terkontrol, tangannya gemetar menekan no telepon Yasir, sekali ... dua kali ..

tutt .. tutt .. tutt .. nomer yang anda hubungi tidak aktif.

Seketika itu juga Kimberley jatuh terduduk lemas, "Why ?? ..Yasir ... Why ??"jerit batin Kimberley.

Kimberley kembali merasakan, ada sesuatu yang hangat mengalir di pipinya, ya ... air mata Kimberley kembali meluncur dengan derasnya.

..........~~.............

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!