Didalam kereta Bernina Express terdapat sepasang suami istri yang sedang menikmati pemandangan melalui jendela, mereka bersama- sama melihat keindahan alam.
Para penumpang kereta akan benar-benar mendapatkan pemandangan luar biasa dan tentunya bisa mengambil foto dari berbagai tempat yang indah.
Kereta dilengkapi dengan jendela panorama yang tinggi dan besar, sehingga memungkinkan para penumpangnya menikmati pemandangan yang memukau antara Tirano dan Chur atau Davos
Bernina Express memiliki rute kereta yang melintasi pegunungan Alpen. Satu hal yang menarik adalah wisatawan akan dibawa melintasi Landwasser Viaduct setinggi 65 meter.
Landwasser Viaduct merupakan jembatan kereta api single track khas Rhaetian Railway dan merupakan bagian dari situs Warisan Dunia UNESCO.
Riella Latyvolia yang sudah sangat lama ingin berlibur ke Swiss, ia sangat bersyukur mempunyai suami yang selalu mewujudkan keinginannya yang sangat di pendam itu.
"Terimakasih sudah membawaku ketempat yang menakjubkan ini" gumam Ella sambil menunduk menghapus cairan bening yang tumpah.
Sang suami menoleh kearahnya "tidak perlu berterimakasih, aku sangat mencintaimu, jadi tidak mungkin aku membiarkan istriku yang cantik memendam keinginannya, aku akan berusaha keras mencari uang untuk membahagia kan kamu" ucap sang suami tersenyum lembut sambil menggenggam tangan ella
Ella semakin teriak "aku sangat tersanjung dengan kata-kata yang keluar dari mulut kamu" ucap Ella tersenyum hangat sambil menghapus air mata
Sang suami yang melihat ekspresinya tertawa pelan "haha...., kamu sangat jelek jika menangis seperti ini" ejek sang suami sambil mencolek hidung Ella
Ella yang sedang menangis kini langsung merubah ekspresinya "kamu mengatakan aku jelek?, padahal banyak yang mengantri padaku" ujar Ella bangga sambil tersenyum manis dan menghapus semua bekas cairan bening itu.
Sang suami membelalakkan matanya "apa?!, siapa?, apa dia lebih jelek dari aku?, aku ingin tau, orang jelek mana yang menginginkan istriku" ucap sang suami sambil melotot
Ella tertawa melihat reaksi yang di perlihatkan oleh sang suami "haha...., aku hanya bercanda, kamu tidak cocok jika melotot seperti ini" ucap Ella sambil mengikuti suaminya melebarkan mata
Seketika sang suami tersenyum lembut "dengan tertawa seperti itu kami sangat terlihat cantik, ingat selalu tersenyum apapun yang terjadi" ucap sang suami, ia memeluk Ella dengan erat seolah-olah tidak ingin melepaskan Ella
"Darimana kamu belajar mengeluarkan kata-kata manis seperti itu?" ucap Ella sambil mendongakkan kepalanya.
Sang suami hanya menundukkan kepalanya agar bisa melihat Ella "jangan meledekku terus, lebih baik kamu mengambil gambar pemandangan saja" ucap sang suami sambil melepaskan pelukannya.
"Ah, aku melupakannya" ucap Ella sambil menepuk pelan keningnya. Ella mengambil kamera dan memotret pemandangan yang manjakan mata. ia juga tidak lupa mengambil beberapa foto antara dirinya dan juga sang suami.
Didalam kereta mereka sedang bercanda gurau sambil menikmati liburan yang telah lama diimpikan dan mencoba melupakan sejenak masalah yang tidak kunjung usai.
Saat menikah mereka juga harus melewati berbagai ujian, mereka melewati dengan suka maupun duka bersama-sama, hingga ujian itu bisa terlewati begitu saja.
Ella termenung memikirkan perjalanan pernikahan yang penuh lika-liku, bahkan ketakutan yang dulu ia rasakan kini kembali pada dirinya lagi.
Ia seperti merasakan adanya firasat buruk, namun dirinya tidak tau masalah apalagi yang akan mereka lalui "semoga firasatki ini salah" batin Ella
Sang suami melihat Ella termenung membuatnya menepuk pundak Ella "jangan memikirkan hal yang tidak penting" ucap sang suami tersenyum lembut
Ella tersentak dan langsung menoleh kearah sang suami "tidak, aku sedang menikmati pemandangan yang sangat menakjubkan ini" balas Ella sambil mengambil tangan sang suami yang berada di pundaknya lalu menggenggamnya.
Sang suami mengernyitkan dahinya "kamu tidak bisa berbohong padaku" ucap sang suami dengan lembut
Ella membalas perkataan sang suami "aku tidak membohongimu” ucap ella sambil tersenyum
“lebih baik kita lanjut berfoto dan memperbanyak kenangan, karena ini adalah moment yang sangat langka" lanjut Ella, lalu ia pun mengambil beberapa foto lagi bersama sang suami.
Setelah beberapa rute terlewati Ella tidak melewatkan satu pemandangan pun, berbagai ekspresi yang ia keluarkan membuat sang suami tersenyum bahagia.
Ekspresi ceria sangat terlihat jelas di wajah Ella "aku berjanji akan selalu membahagiakanmu" batin sang suami
Keesokan harinya, mereka bergegas pergi kesebuah kota, dimana tempat itu adalah tempat orang-orang penyuka seni.
Ella yang kuliah di bidang seni begitu tertarik pergi ke kota itu, kota Kunsthaus Zurich adalah sebuah tempat museum seni rupa yang menyimpan salah satu koleksi seni rupa paling berpengaruh di Swiss.
Kota Zurich menawarkan keindahan kontras, pemandangan danau, perbukitan, dan perkotaan dengan nuansa tenang.
Begitu memasuki museum Ella terlihat begitu antusias "senangnya, aku sangat berterimakasih" ucap Ella tersenyum lembut sambil melihat-lihat koleksi yang ada didepannya.
Sang suami tersenyum sambil memperingati Ella "kamu bisa bermain sepuasnya hari ini, karena besok kita harus kembali" ucap sang suami sambil mengacak-ngacak rambut Ella.
Ella yang mendengar itu langsung tertunduk, sang suami merasa bersalah ketika melihat kearah Ella, raut wajah lesu terlihat jelas di wajahnya "tidak apa-apa, kita bisa pergi ketempat ini dilain waktu" ucap sang suami sambil memeluk Ella.
"Baiklah" ucap Ella pelan, ia mengambil banyak foto untuk dijadikan sebuah kenangan, entah kenapa firasatnya mengatakan jika ini adalah terakhir kalinya ia bisa berada Swiss dengan sang suami. namun Ella menggelengkan kepalanya untuk tidak berfikir yang tidak-tidak.
Setelah puas berfoto, mereka kembali ke hotel untuk menyiapkan barang-barang, karena besok mereka harus pulang ke negeranya, terlihat jelas raut wajah Ella yang sedih
Sang suami merasa tidak enak pada Ella "maaf, sudah waktunya kita pulang, aku janji akan membawa kamu ke Swiss lagi" ucap sang suami menghibur Ella.
Ella menoleh kearah sang suami "janji?" tanya Ella dengan sedikit tersenyum
Sang suami menghela napas pelan "iya, janji" ucap sang suami membalas senyum Ella.
Ella terlihat bahagia mendengar ucapan janji sang suami "baiklah, jangan sampai kamu mengingkarinya" ucap Ella sambil merapikan barang-barang mereka.
Keesokan harinya, setelah bersiap-siap, mereka berangkat menuju bandara, saat sedang berbicara dengan sang suami, Ella berjalan tanpa melihat kedepan, akhirnya ia menabrak seseorang yang berada di depannya.
Ella terkejut dan langsung membungkukkan tubuhnya "maaf, maafkan saya" ucap Ella membungkuk berulang kali.
Nio yang berada disampingnya juga ikut terkejut "apa kamu baik-baik saja Ella?" tanya Nio panik sambil memeriksa dan memutar tubuh Ella.
Ella terpaku melihat kepanikan Nio, ia "sebentar Nio, aku ingin meminta maaf dulu padanya" ucap Ella yang merasa bersalah.
"Tidak apa-apa" ucap seseorang itu melirik kearah Ella dan berlalu pergi begitu saja tanpa menoleh
Ella terkejut dan menoleh kearah orang itu "orang yang sangat dingin" ucap Ella sambil berfikir
Nio tidak memperdulikan orang yang ditabrak oleh Ella. karena rasa khawatirnya begitu besar pada Ella "kamu baik-baik saja kan?" tanya Nio lagi memegang pundak Ella.
Ella tertawa pelan melihat tingkah Nio "aku baik- baik saja, kamu terlalu berlebihan Nio" ucap Ella sambil menggandeng tangan Nio lalu melanjutkan perjalanan mereka.
Namun, tiba-tiba Ponsel Nio berdering hingga membuat keduanya berhenti melangkah. Nio buru-buru mengambil ponsel yang ada di saku jasnya, terlihat dilayar tertuliskan "mama"
"Mama menghubungiku, disini sangat ramai, kamu tunggu disini ya" ucap Nio tersenyum pada Ella
"Baiklah, cepat kembali" ucap Ella lembut lalu ia berdiri menyandar pada dinding sambil menunggu Nio.
Setelah mendengar persetujuan dari Ella, Nio segera menjauh dan mengangkat panggilan itu
"Halo ma"
"Arsenio Clovis!, cepat segera pulang!, ada sesuatu yang ingin mama bicarakan!" ucap mama Nio diseberang sana tanpa adanya basa basi.
"Baiklah, kebetulan kami sudah berada di bandara ma" balas Nio singkat
"Kami akan menunggumu" ucap mama Nio dari seberang sana
Tutttt
Seketika ponsel Nio mati dan ia pun berlari kecil menghampiri Ella "apa yang mama bicarakan?" tanya Ella penasaran.
"Mama menyuruh kita untuk segera kembali, mungkin adikku itu tidak bisa beristirahat, karena pekerjaan yang aku berikan padanya itu sangat banyak" ucap Nio sambil tertawa kecil.
"Pasti dia akan marah padamu karena meninggalkan setumpuk laporan yang memuakkan" ucap Ella membalas perkataan Nio.
Mereka berdua tertawa bersama "aku sangat senang melihat wajahnya pada saat marah" ucap Nio sambil menggandeng tangan Ella.
Bersambung...
Setelah 2 jam 45 menit pesawat sudah mendarat di Irlandia, Nio ingin menghubungi mamanya, namun di tahan oleh Ella "jangan hubungi siapapun, kita beri mereka kejutan saja" ucap Ella mengehentikan tangan Nio yang sedang mengambil ponsel
Nio berfikir sejenak "benar yang kamu katakan" ucap Nio tersenyum lalu mengembalikan ponselnya kedalam saku jas
Mereka turun bersama dan ketika Ella sedang berbicara sambil melihat Nio, kejadian yang sama terulang kembali, lagi-lagi Ella menabrak seseorang, Nio tersentak kaget dan refleks memegang tangan Ella yang hampir terjatuh.
Beruntungnya dengan cepat seseorang itu juga menahan tangan Ella yang lainnya agar tidak jatuh mengenai lantai, Ella terkejut ketika tangannya dipegang oleh orang yang tidak dikenal, ia langsung melepaskan tangannya dari genggaman orang itu "maaf...maafkan aku, dan terimakasih" ucap Ella merasa bersalah, ia dengan cepat berdiri dengan benar lalu membungkuk beberapa kali.
"Sudah dua kali kau menabrakku, apa kau sengaja?!" ucap seseorang itu dingin
Mendengar suara dingin itu membuat Nio sedikit takut dan langsung meminta maaf padanya "maafkan istri saya tuan" ucap Nio pelan sambil melihat pria didepannya.
Ella terkejut mendengar suara yang sedikit familiar, karena penasaran ia lalu mendongakkan kepalanya dan terlihat sosok pria yang gagah dan berkharisma.
Orang itu adalah orang yang sama ketika Ella menabrak di bandara sebelumnya "ah ... aku tidak sengaja tuan, maafkan aku" ucap Ella membungkuk berulang kali.
Pria itu menata menatap dengan dingin, tapi Ella dan Nio tidak melihat tatapan itu karena sang pria memakai kacamata hitam "tidak ada yang ketiga kalinya!" ucap seseorang itu singkat dan dingin, lalu pergi meninggalkan Nio dan Ella yang terpaku.
Ella berdecak kesal "ck, dia sangat dingin seperti kulkas, ekspresinya tidak berubah" bisik Ella, sambil memperhatikan punggung orang itu hingga orang menghilang dari pandangannya.
Nio tertawa kecil mendengar sang istri menggerutu kesal "lagian dari mana kamu tau ekspresinya tidak berubah?, bukankah dia sedang memakai kacamata?" tanya Nio sambil mengernyitkan dahinya
"Eh ... benar juga" ucap Ella sambil memegang dagunya
Nio tersenyum melihat keluguan sang istri "sudahlah, yang penting kamu baik-baik saja, dan coba hilangkan kebiasaan buruk kamu itu, setiap berjalan selalu menabrak orang" ejek Nio sambil melihat Ella.
"Maafkan kebiasaan burukku ini" ucap Ella membuat ekspresi sedih, ia merasa bersalah karena setiap mereka sedang jalan berdua, Ella selalu menabrak orang dan berakhir dengan meminta maaf.
"Jangan mengulanginya lagi Ella, jika itu orang jahat, takutnya tidak ada yang bisa menolong kamu" ucap Nio menasehati sambil membelai lembut kepala Ella.
Ella menatap Nio dengan lembut "aku tidak perlu khawatir karena ada kamu yang selalu melindungiku" ucap Ella manja sambil menggandeng lengan Nio
"Jika tidak aku bagaimana?" tanya Nio menaikkan alisnya
"Itu tidak mungkin, karena kamu suamiku, kita sudah berjanji dialtar untuk hidup bersama selamanya" ucap Ella tersenyum melihat kearah Nio.
Setelah itu mereka pulang menggunakan taksi, didalam taksi tidak ada yang memulai percakapan, Ella menurunkan sedikit kaca mobil, ia melihat pemandangan yang ia lewati, hembusan angin menerpa kulit putih Ella
"Tutup kacanya Ella, nanti kamu bisa masuk angin" ucap Nio melihat Ella sedikit kedinginan
Ella mendengarkan perkataan Nio
Ella mulai bertanya "Nio, apakah setelah ini kita akan tinggal di rumah mama lagi?" tanya Ella sedikit murung
"Iya, sementara kita akan tinggal di rumah mama" ucap Nio sambil memejamkan matanya, Nio tidak melihat raut wajah Ella yang terlihat sedih
"Baiklah" ucap Ella mendongakkan kepalanya lalu melihat kearah Nio, dan melihat Nio memejamkan mata
"Sepertinya Nio sangat lelah" ucap Ella sambil memalingkan wajahnya kearah kaca mobil, karena terlalu lelah dalam perjalanan membuat keduanya tertidur bersama didalam mobil
Sudah beberapa jam dalam perjalanan, Nio terbangun lalu ia menggucek sedikit matanya, dan melihat keluar jendela sekiranya mereka hampir sampai, ia mengarahkan supir taksi menuju alamat rumah
"Ella, bangun kita sudah sampai" ucap Nio sambil menepuk pelan pipi Ella, hingga membuat Ella terbangun
Mereka berdua keluar dari taksi lalu masuk kedalam rumah yang terlihat megah, bangunan itu bertingkat dua dan bernuansa emas, jika terlihat dari luar akan memberikan kesan elegan dan juga cantik
Saat ingin memasuki rumah itu. Ella mengambil nafas dalam-dalam, Nio tidak menyadari perubah ekpresi Ella, ia memasuki rumah dengan menggandeng tangan Ella
"Mama kami pulang" teriak Nio
Semua orang yang berada diruang tengah sangat terkejut setelah mendengar sebuah teriakan yang begitu nyaring, mereka semua menoleh kearah sumber suara
"Orang yang sangat menyebalkan sudah pulang" gumam adik nio mencibir
"Aku mendengar umpatanmu ser" ucap Nio menatap kearah adiknya
"Astaga Nio, kenapa begitu pulang langsung berteriak" ucap mama Nio, raut wajah senang terlihat di wajahnya, ia langsung berdiri dan memeluk anak laki-laki semata wayangnya
Begitu pandangan mama Nio melihat Ella, raut wajah mama Nio berubah menjadi tidak senang, tapi saat didepan Nio ia langsung merubah ekspresinya menjadi lembut pada Ella
Ia melepas pelukannya pada Nio dan beralih pada Ella "Bagaimana liburannya Ella?, apa menyenangkan?" tanya mama Nio, ia juga tidak lupa memeluk Ella
"Sa....sangat menyenangkan ma" ucap Ella gugup sambil tersenyum canggung, ia masih berdiri di belakang Nio, jadi Nio sama sekali tidak melihat perubahan raut wajah Ella
"Duduklah dulu, kalian pasti lelah setelah pulang dari liburan" ajak mama Nio tersenyum ramah
Nio masih menggandeng tangan Ella lalu berjalan kearah sofa "mama menyuruhku pulang karena kasihan melihat Serry mengelola perusahaan sendirian?" tanya Nio sambil melihat kearah mamanya.
Mama Nio hanya diam, papa Nio yang melihat itu mencoba mencairkan suasana "apa semuanya berjalan dengan lancar?" tanya papa Nio yang sedari tadi hanya diam
Nio tersenyum "semuanya lancar pa, Ella sangat senang saat berada disana, bahkan dia tidak ingin segera pulang karena keindahan pemandangan swiss" ucap Nio sambil mengejek Ella
Ella hanya melotot saat Nio berkata dirinya tidak ingin pulang, Nio menoleh kearah Ella ia melihat mata Ella sudah ingin keluar dari sarangnya "haha ... lihatlah mata kamu, sangat besar" ucap Nio sambil tertawa
Mama Nio yang melihat Nio tertawa merasa tidak mungkin ingin mengatakan tujuannya "ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakannya" batin mama Nio, matanya melihat kearah Ella
Mama Nio berusaha ikut berbaur agar dirinya tidak dicurigai "jika kamu tidak pulang, maka semua pekerjaan akan dilakukan oleh adikmu, apa kamu tidak kasihan pada adikmu?, dia terlihat sangat lelah beberapa hari ini" ucap mama Nio sambil menyesap kopi yang ada di tangannya.
"Aku akan marah jika dia tidak pulang, baru beberapa hari dia tidak ada, tapi sudah membuat kepalaku pusing karena perusaahan" sahut Serry marah.
"Kamu bisa meminta pertolongan pada sekretaris ku" balas Nio tersenyum, adiknya terlihat cuek dan datar, namun ia penuh perhatian dan lembut pada orang tertentu.
"Tidak mau, dia orang yang sangat menyebalkan, sama sepertimu" ucap Serry sambil beranjak dari sofa, dan pergi ke kamarnya.
Sedangkan Ella hanya diam diantara percakapan keluarga suaminya, Nio mengalihkan pandangannya pada Ella, ia melihat Ella yang sudah mengangguk sambil menutup mata
"Sangat lucu" batin Nio tertawa kecil
"Nio, mama dan papa kembali kekamar, sebaiknya kamu juga beristirahat, sepertinya Ella juga sudah mulai mengantuk" ucap mama Nio sambil melihat kearah Ella.
Papa Nio hanya diam sambil melihat interaksi semua orang yang ada didepannya, termasuk ekspresi yang ditunjukkan Ella saat istrinya sedang berbicara.
"Kalian istirahatlah" ucap papa Nio, mereka berdua menaiki tangga meninggalkan Nio dan Ella di ruangan itu.
Nio membangkitkan tubuh Ella, hingga membuat Ella berdiri, ia juga mengandeng tangan Ella saat menaiki tangga, Ella terlihat sangat mengantuk membuatnya tersandung dengan tangga
"Awwww" ucap Ella sambil mengelus keningnya,kerena membentur tubuh nio
Nio sangat terkejut saat tubuhnya mendapat hentakan dari kepala Ella "jangan menggodaku Ella" ucap Nio tertawa kecil
"Siapa yang ingin menggoda kamu, singkirkan tubuhmu itu, aku sangat mengantuk" ucap Ella sedikit menguap
Bersambung ...
Nio hanya tertawa kecil mendengar ucapan Ella saat mengantuk, memikirkan sebuah ide dengan cepat Nio mengangkat tubuh Ella ala bride style.
Ella cukup terkejut saat Nio mengangkatnya "kamu benar- benar nakal Nio" ucap Ella, ia sudah tidak sanggup membuka kelopak matanya, lalu ia menggantungkan tangannya di leher Nio dan menyandarkan kepalanya
Ella merasa cukup nyaman dalam dekapan Nio membuatnya tertidur pulas, Nio membawa Ella dengan cukup hati-hati, ia membuka pintu kamar yang berwarna putih dengan perlahan,
Nio membawa Ella ke tempat tidur mereka dan menurunkannya, karena mengganti semua pakaian yang di kenakan Ella membuatnya sedikit tergoda oleh tubuh tanpa busana itu
"Jangan sekarang Nio, dia sudah tertidur pulas, itu sangat tidak menyenangkan" batin Nio mengelus dada menahan semua hasratnya.
Setelah selesai mengganti pakaian Ella, Nio segera pergi ke kamar mandi untuk meredakan hasratnya, setelah setengah jam berlalu Nio baru keluar dari kamar mandi
"Huh, sungguh tidak bisa bertanggung jawab" ucap Nio mendekati tempat tidur dan berbaring hingga dalam sekejap membuatnya terlelap
Di pagi hari, Ella bangun sangat pagi dan menyiapkan makanan yang sangat banyak, tidak lupa menyiapkan keperluan suaminya
Nio baru terbangun dari tidurnya, ia melihat pakaian sudah tertata rapi di atas tempat tidur, Nio menyunggingkan senyumnya, ini yang sangat disukainya dari diri Ella
Riella orang yang cukup cekatan dalam berbagai hal dan juga terlihat sangat pintar "Aku sangat beruntung memiliki istri sepertinya" batin Nio.
Ia bergegas mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan
Saat Nio turun, terlihat semua orang sudah berkumpul di meja makan dan hanya menunggu Nio saja
Ella dengan cepat menaruh makanan di atas piring semua oran, namun tidak untuk satu orang, ia sangat membenci Ella, tapi tidak ia perlihatkan pada semua orang
Saat di meja makan dilarang mengobrol, itu yang udah diterapkan oleh papa Nio, jadi semua orang hanya diam sambil menikmati makanan yang ada di depannya
Setelah semua selesai makan, mereka semua buru-buru pergi ke perusahaan
"Papa berangkat dulu" ucap papa Nio sambil menunggu gio mengambil mobilnya
"Ella, Aku juga berangkat ya" ucap Nio sambil mencium kening Ella sambil berjalan ke tempat penyimpanan mobil
"Ma, kakak ipar, aku juga berangkat bersama papa dan kak Nio" ucap Serry pergi meninggalkan mama Nio dan Ella
Setelah ketiganya menghilang dari pandangan, mama Nio tanpa basa-basi bertanya "Sudah ada tanda-tanda bahwa kau hamil?" tanya mama Nio tanpa sambil menatap Ella dengan tajam
"Belum ma" ucap Ella lalu menunduk takut
"Sudah dua tahun kau menikah dengan Nio, tapi sampai sekarang kau belum memberikan aku cucu" ucap mama Nio sedikit menaikan volume suaranya
"Ella dan Nio sudah berusaha ma" seru Ella yang mulai menitik kan air mata, ia masih berdiri didepan mama Nio
"Apa gunanya kamu sebagai istri jika tidak bisa menghasilkan anak?, ini adalah salah satu alasan mengapa aku tidak menyetujui kau menikah dengan anakku!" ucap mama Nio lebih meninggikan suaranya
"Dulu aku ingin memeriksa tubuhmu kedokter, tapi Nio selalu menghalangiku, apa kau sudah puas sudah menguasai anakku!" teriak mama Nio dengan emosinya
Ella hanya berdiri mematung, ia tidak tahan dengan ucapan mama mertuanya, menangis adalah satu-satunya cara yang bisa Ella lakukan
"Cih, Jangan mengeluarkan air mata palsumu itu, sungguh wanita yang menjijikkan!" ucap mama Ella berdecih
"Aku akan mencarikan madu untuk Nio, kau harus menerimanya!" ucap mama Nio berlalu pergi meninggalkan Ella yang sudah berderai air mata
"Mama selalu berlaku seperti itu jika mereka semua tidak ada" ucap Ella yang terduduk dilantai sambil menangis
"Tuhan tidak mengizinkan aku mempunyai anak, apa itu juga salahku?" gumam Ella, ia berdiri dan berjalan menaiki tangan dengan langkah pelan
Ella memasuki kamarnya dan duduk disofa, mendengar ucapan-ucapan mama mertua membuatnya cukup sakit, namun, Ella selalu mencoba bertahan dirumah itu demi bersama sang suami tercinta
Psikis Ella cukup terguncang setelah tinggal di rumah bak neraka itu, setiap harinya hanya bisa menangis dan menangis, saat Nio pulang Ella selalu menyembunyikan semua kesedihannya
***
Disisi lain
Terlihat seorang model ternama memakai dress mini berwarna merah sedang berjalan dengan langkah seksi, ia baru kembali setelah bertahun-tahun meninggalkan republik Irlandia
Setelah itu Ia melepaskan kacamatanya "Akhirnya aku kembali ke Irlandia, aku sangat menantikan pertemuan pertamaku pada lelaki yang aku cintai itu" ucap sang model itu yang terlihat sangat bahagia.
"Nona sekarang kita akan tinggal di mana?" tanya asisten pribadinya
"Kita kerumah pacarku sekarang" ucap model itu dengan tersenyum lebar
***
"Bagaimana sekarang?, apa aku coba pergi kedokter saja?" pikir Ella sambil beranjak dan bersiap-siap
Ella keluar tanpa izin pada mertua dan suaminya, ia memasuki mobil dan melajukan dengan kecepatan sedang menikmati angin yang berhembus pelan
Jalan yang ditelusuri Ella terdapat sebuah danau yang sangat luas. terlihat rerumputan hijau dipinggiran danau, hanya melihatnya saja bisa menenangkan hati dan fikiran, Ella menghentikan mobilnya, lalu ia turun manyusuri pinggiran danau itu.
Danau itu terlihat sedikit ramai namun Ella tidak menghiraukan suara disekitarnya, Ella duduk dikursi kosong di tepi danau, Ia sedikit melepaskan rasa sakit hatinya di danau itu "Aku sudah sangat lelah, tapi aku tidak bisa berkata apapun" ucap Ella sambil melepas semua kepedihan hatinya
Ella mulai menangis terisak, ia duduk dengan mendekap kedua kaki dan menundukkan kepalanya
"Apa semua wanita jika menangis selalu seperti ini" ucap seseorang itu tanpa permisi langsung duduk di samping Ella
Ella mendengar suara seseorang disebelahnya, "jangan menggangguku" ucap Ella tanpa berniat mengangkat kepalanya
"Aku hanya berniat melihat pemandangan danau, tapi aku malah mendengar sebuah tangisan, jadi sekarang, siapa yang telah mengganggu siapa?" ucap seseorang itu datar
Setelah mendengar perkataan menjengkelkan dari seseorang , Ella mendonggakkan kepalanya dan menoleh kesamping "Ini pria yang aku tabrak di bandara waktu itu" batin ella
"Ini sudah ketiga kalinya" ucap Ella menghapus air mata dan mengalihkan pandangannya menatap lurus kedepan
"Ini untuk pertama kalinya, tapi jika kamu menabrakku lagi berarti itu bisa dikatakan yang ketiga kalinya" ucap seseorang itu tetap terus menatap kedepan tanpa menoleh kearah Ella
"Saat di bandara kamu terlihat dingin, sekarang kamu sungguh terlihat sangat menyebalkan" ucap Ella sedikit tersenyum
"Jika aku tidak menyebalkan, kamu tidak akan tersenyum seperti itu" ucap pria itu sedikit melirik
"Terima kasih sudah membuatku tersenyum, aku harus segera pergi" ucap Ella sambil beranjak dari kursi
"Semoga tidak ada kedua atau ketiga kalinya" ucap pria itu tanpa menoleh kebelakang
Mendengar itu membuat Ella berhenti sejenak "Kamu masih saja mengingat itu, benar-benar menyebalkan" ucap Ella sedikit kesal dan berlalu pergi meninggalkan pria itu
"Kisah cinta yang rumit" ucap pria itu dengan dingin.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!