NovelToon NovelToon

Janda Tapi Perawan

Bab 1.

"Ayumi! " teriak Bulan, memanggil sahabatnya. Yang baru saja keluar dari perpustakaan.

"Aku dari tadi mencari mu, ternyata kau di perpustakaan," kata Bulan.

Ayumi tersenyum, "Bukannya, kau sudah tahu. jika mencari ku harus mencari dimana?." Ayumi menatap Bulan. " Ada apa? kamu mencari ku?" tanya Ayumi kembali.

Mereka berdua mengobrol sambil berjalan menyusuri lorong sekolahan. Mereka menuju ruang kelas. "Bisa tidak sepulang sekolah nanti mengajariku matematika!" Bulan memohon.

Ayumi menghentikan langkahnya, dan menatap Bulan "Maaf hari ini Ayumi harus pulang cepat ... " jawab Ayumi lirih.

Bulan merasa kecewa. karena, sahabatnya tidak bisa mengajarinya. Padahal, besok ada ulangan matematika. Tapi, merasa penasaran dengan jawaban Ayumi tersebut.

Kepintaran dan kecerdasan Ayumi membuat teman-temannya ingin diajarkan. agar pintar seperti dirinya. Ayumi seharusnya masih Sekolah Menengah Pertama kelas 2. Gadis keturunan jepang ini adalah gadis yang sangat cantik, pintar, genius dan berprestasi. Di sekolahnya selalu dapat juara umum. Bahkan mendapatkan beasiswa di sekolahnya. Sejak Sekolah Dasar Ayumi masuk kelas akselerasi atau biasa disebut loncat kelas. Seharusnya Ayumi baru masuk Sekolah Tingkat Pertama. Namun, karena mengikuti kelas akselerasi, sekarang masih duduk di kelas 2 SMA.

"Ada apa?" tanya Bulan penasaran. "Apa ayahmu sakit lagi?" sambung Bulan lagi.

"Tidak Bulan." Ayumi mengelak. "Aku disuruh ibu ku untuk pulang cepat."

"Tumben, nenek sirih itu menyuruhmu pulang cepat."

Ayumi mengangkat bahunya tidak tahu.

Bulan sahabat nya tahu. jika, Ayumi memiliki ibu tiri yang kejam dan memiliki saudara tiri yang sekarang kelas 2 SMA sama seperti, Ayumi. meski, saudara tiri. tapi, dia baik pada Ayumi sebagai adik nya itu.

***

Jam sekolah sudah habis, Saka yang sedang menunggu adiknya di parkiran motor. seperti biasa.

"Kakak, maaf sudah menunggu terlalu lama," lirih Ayumi meminta maaf.

"Tidak baru 10 menit." Saka terkekeh, ia menyerahkan helm kepada adiknya.

Mereka pulang bersama. sepanjang jalan mereka banyak bercerita hingga tak terasa sampai di pelataran rumah nya.

"Kak, tumben dirumah rame, ada apa iya?" tanya Ayumi.

"Kak Saka juga tidak tahu dek, kan kita baru sampai kamu itu gimana si?" Saka mengacak-acak rambut panjang Ayumi, membuat Ayumi tertawa. "Mungkin ini yang di maksud mama nyuruh kita pulang cepat," sahut Ayumi."Ayo kita masuk kedalam, dan lihat ada apa di dalam. agar adik kakak yang satu ini tidak penasaran lagi." Saka mengajak Ayumi masuk.

"Nah ... ini dia orang nya datang," seru mama Ria. "Ayumi sini, dan Saka kamu masuk ke dalam ganti baju mu!" pinta Mama Ria.

Setelah melihat putra nya masuk ke dalam kamarnya, mama Ria memperkenalkan putri sambungnya kepada tamu yang datang.

"Ny. Arum ini Ayumi. yang saya ceritakan tadi." mama Ria memperkenalkan Ayumi kepada tamunya itu.

Ny. Arum wanita paru baya yang masih nampak cantik, dan awet muda. yang menjadi tamu mama Ria. Ny. Arum memandang Ayumi dari atas sampai bawah. Ia benar-benar sangat cantik di mata Ny. Arum. "Kamu sangat cantik," puji Ny. Arum.

"Terimakasih Tante," jawab Ayumi.

Yang sudah duduk di sebelah nya mama Ria.

"Ayumi, kedatangan Ny. Arum kesini akan menikahi mu dengan putranya," ucap mama Ria langsung tanpa basa-basi lagi.

Deg

"Tapi mah, Ayumi masih ingin sekolah ..." lirih Ayumi pelan.

"Itu biar urusan Ny. Arum. yang terpenting kamu mau menikah dengan putra nya!" sarkas mama Ria

Ayumi harus menikah dengan pria yang Ayumi tidak kenal. bahkan umurku saja belum cukup umur untuk menikah.

Batin Ayumi.

"Kamu masih bisa sekolah sayang, kebetulan Tante Pemilik Yayasan tempat kamu sekolah," kata Ny. Arum. Seakan tahu isi hati Ayumi.

"Ayumi mau ya menikah dengan putra Ny. Arum. ini demi dady kamu! " bujuk Mama Ria.

"Tidak mah, Ayumi tidak mau!" Ayumi menggelengkan kepalanya. lalu, Ayumi berdiri dan meninggalkan mereka berdua.

"Ayumi kamu mau kemana? Ayumi! Ayumi!" teriak mama Ria.

"Dasar anak tidak tahu sopan santun!" gerutu mama Ria.

"Sudah lah, saya tidak apa-apa. mungkin, Ayumi butuh waktu untuk berpikir," ucap Arum.

Mama Ria merasa kesal, karena Ayumi menolak perjodohan ini.

Ayumi tidak mempedulikan teriakan mama Ria yang terus memanggil nya. tidak peduli mama nya marah, karena meninggal kan tamu begitu saja. Ayumi lebih baik menjadi anak yang durhaka kepada orang tua nya dari pada menikah muda dan tidak tahu siapa suaminya.

Tangisan Ayumi pecah saat akan masuk kamar. ia kecewa dengan mama nya yang memaksa untuk menikah mudah. bahkan Ayumi masih sekolah saat ini.

Saka yang mendengar percakapan orang tua nya diam-diam tadi merasa kasian kepada adik tirinya itu. Saka terkejut saat melihat Ayumi menangis saat akan masuk ke dalam kamarnya. ia menahan tangan Ayumi.

"Ayumi!"

Ayumi dengan segera menyeka air matanya itu. agar kakak nya tidak melihatnya menangis.

"Kak Saka ..." lirih Ayumi.

Saka menarik tubuh Ayumi kedalam pelukannya. "Menangis lah, jika kau ingin menangis. kakak akan membujuk mama agar perjodohan ini di batalkan"

Tangisan Ayumi akhirnya pecah juga didalam pelukan kakak nya. Ayumi menangis meratapi nasibnya yang harus menikah muda.

Tidak butuh lama mama Ria masuk kedalam. Setelah Ny. Arum pulang.

"Saka, apa kamu melihat adikmu?" tanya mama Ria.

"Mah, kenapa Ayumi harus menikah, dia bahkan umur nya masih 14 tahun. mama sebaiknya membatalkan perjodohan ini, kasian Ayumi mah!" Saka tidak menjawab pertanyaan mama Ria. Saka menyuruh mama nya untuk membatalkan rencana perjodohan adik nya.

"Saka, lebih baik kamu diam. tidak perlu ikut campur. ini demi kepentingan kamu juga," kata Ria.

"Tidak mah, Saka mohon sama mama, batalkan rencana pernikahan ini!" Saka memohon kepada mama nya. namun, mama Ria tidak bergeming. dia masuk ke dalam kamar Ayumi.

Terlihat Ayumi tidur telungkup masih menggunakan seragam sekolah nya itu.

"Ayumi, mama mohon kali ini saja kamu nurut sama mama. ini demi kita semua, terutama dady mu, apa kamu tidak ingin dady mu sembuh," Mama Ria pura-pura sedih.

"Mama menikahkan Ayumi demi uang!" Ayumi bangkit dari telungkupnya dan bersandar di tepi ranjang. nampak terlihat mata sembab Ayumi yang habis menangis.

"Ti-dak bukan begitu, mama tidak sanggup. jika melihat dady mu sakit-sakitan terus seperti ini" mama Ria bersedih. "Kondisi Perusahaan semakin hari semakin menurun. jika, kamu menikah dengan putra Ny. Arum Perusahaan akan kembali stabil. setelah mendapatkan suntikan dana dari Perusahaan Ny. Arum." mencoba membujuk Ayumi dengan membawa nama perusahaan.

"Pikirkan kembali Ayumi. jika, kamu ingin melihat Dady mu sembuh dan perusahaan dady mu tetap berdiri." Mama Ria dengan mata berkaca-kaca.

Mama Ria keluar dari kamar Ayumi. ia menyeka air matanya. "Lumayan aktingnya," gumam Ria.

Ia berharap dengan membujuk Ayumi, mau menerima perjodohan ini, tanpa harus menunggu terlalu lama.

Setelah kepergian mama Ria, Ayumi melempar semua isi kamarnya.

"Agggggrrr!"

Ayumi menangis tidak bisa berbuat apa-apa, di satu sisi Ayumi tidak ingin menikah dan ingin melanjutkan sekolah. Disisi lainnya, Ayumi ingin Dady nya sembuh dan perusahaan tetap berdiri tegak.

Ayumi menatap foto mendiang mommy nya. ia mengusap- usap bingkai foto itu.

"Mom, Ayumi harus bagaimana? apa Ayumi harus nurut sama mama Ria untuk menerima perjodohan pernikahan ini." Ayumi meneteskan air matanya kembali.

"Jika mommy tidak merestui jemput Ayumi sekarang. untuk ikut bersama mommy, Ayumi sudah lelah mom!"

Ayumi memeluk Foto mommynya dan terlentang di atas kasur. Ayumi merasa lelah karena terlalu lama menangis sampai ia tertidur.

Bersambung.

Bab 2.

Sinar matahari mulai menyinari bumi. Ayumi mengerjakan matanya. Setelah sinar matahari menyilaukan mata Ayumi. Ia mengucek kedua matanya. lalu, ia melirik ke arah jam beker. Ayumi terkejut melihat sudah pukul 7 lewat. Merasa sudah terlambat pergi ke sekolah. lalu, dengan kilat Ayumi membasuh muka dan menggosok giginya saja, tanpa pergi mandi. karena,jika Ayumi mandi akan terlambat masuk ke sekolah. mengingat hari ini ada ulangan matematika. Ayumi akan mandi di sekolah saja dari pada harus terlambat pergi ke sekolah.

Saka yang tidak mau membuat adiknya terlambat pergi ke sekolah sendirian dengan setia menunggu adiknya itu keluar dari kamar.

Mama Ria sedari pagi hanya bisa mengomel, karena Ayumi bangun kesiangan. tidak seperti biasanya.

"Saka, kenapa kamu belum juga beranjak pergi ke sekolah, ini sudah jam berapa? kenapa kamu malah berdiri di pintu gadis durhaka seperti dia!" teriak mama Ria.

"Saka masih mau menunggu Ayumi mah. Saka tidak mau adik Saka di hukum gara-gara terlambat datang," jawab Saka.

"Ck, ... kau ini, terlalu baik dan polos kepada Ayumi," kesal mama Ria.

Ayumi akhir nya keluar dari kamar terkejut melihat Saka yang ada di depan pintu kamarnya.

"Kak Saka, kenapa belum berangkat?" tanya Ayumi seraya melihat jam pada pergelangan tangannya.

"Jika adik kakak belum berangkat ke sekolah, maka kakak juga tidak mau berangkat ke sekolah sendirian tanpa kamu," keluh Saka.

Ayumi tersenyum mendengar kakak nya itu, ia mau menunggu Ayumi meski hari mulai sedikit siang.

"Ayo kak kita berangkat nanti kita benar-benar terlambat!" Ajak Ayumi menarik tangan Saka keluar dari rumahnya

"Baiklah Ayo."

***

Selama ulangan matematika berlangsung, Ayumi benar-benar tidak mengamati lembaran soal dengan benar. ia masih memikirkan perkataan mama Ria. apa dia akan mengambil keputusan itu atau tidak.

Banyak teman-teman sekelas Ayumi berbisik- bisik menunggu untuk mendapatkan contekan dari Ayumi. namun, Ayumi malah bengong sampai waktu jam ulangan matematika habis.

Bell jam istirahat berbunyi. Ayumi tersadar dari lamunannya. ia melihat soal ulangan matematika masih kosong belum ada yang ia jawab. Karena Ayumi siswi yang genius dengan kilat mengisi lembar soal itu hampir 70% Ayumi menjawabnya sebelum Guru pengawas mengambil lembaran tersebut.

Bulan mendengus kesal. karena, ia menunggu Ayumi tidak kunjung menoleh kebelakang. padahal, ia sudah memanggil namanya saat guru pengawas keluar dari kelas.

"Kau kenapa saat aku memanggil nama kamu tidak menoleh," kata Bulan kepada Ayumi.

Gadis bermata sipit ini hanya diam tidak mendengar sahabatnya itu membuat Bulan bertambah kesal. ia memutuskan untuk pergi ke kantin.

Sepanjang lorong menuju kantin Bulan hanya menggerutu kesal dengan Ayumi. malah dirinya di abaikan begitu saja.

"Bu, minta bakso extra pedas satu iya!" teriak Bulan.

Bulan jika sedang kesal atau marah akan melampiaskan pada makanan yang super pedas. meski setelah nya harus pergi bolak-balik ke dalam toilet.

Ayumi memilih duduk di dalam kelas sampai jam istirahat selesai. Bulan sahabat nya masuk. menatap Ayumi yang sangat berbeda hari ini,

"Ayumi, apa kamu tadi tidak istirahat?"

Ayumi hanya mengangguk "Apa kamu sakit," kata Bulan kembali, menempelkan tangannya ke kening Ayumi tapi tidak demam.

"Kau tidak demam. lalu, kenapa kamu diam saja, sebenarnya ada apa? kamu tidak anggap aku sahabat mu lagi sampai kamu mendiami aku seperti ini," tutur Bulan.

Tiba-tiba Ayumi menghamburkan memeluk tubuh Bulan. Ayumi menangis dalam pelukan sahabat nya itu. terdengar isak tangis Ayumi di balik pelukannya.

"Ayumi kamu menangis ada apa?" Bulan mulai khawatir melihat sahabatnya itu tiba-tiba menangis. Mereka mengurai pelukannya.

"Ay-yumi di paksa menikah dengan mama Ria." Dengan sedikit terbata. Ayumi akhirnya mau buka suara.

"What ... serius kamu Ay?" pekik Bulan.

Ayumi mengangguk dan ia kembali menitihkan air matanya. Ayumi menceritakan semua kejadian saat dia bertemu Ny. Arum.

Bulan memeluk Ayumi kembaki kedalam pelukannya, ia menepuk punggung Ayumi "Kenapa kamu selalu menderita seperti ini" bisikan Bulan, melepas pelukan mereka "Terus apa keputusan mu?" Ayumi hanya menganggat bahunya tidak tahu.

***

"Ayumi apa kamu sudah mengambil keputusan," seru mama Ria yang melihat Ayumi baru saja pulang dari sekolah.

Mama tega Ayumi saja baru pulang sekolah sudah di tagih jawaban. apa dia akan senang jika ayumi mengambil keputusan ini.

Batin Ayumi.

Ayumi hanya memejamkan matanya. lalu, menghela napas panjang. "Ayumi ganti baju dulu mah," jawab singkat Ayumi langsung masuk kamar tanpa menatap wajah mama tiri nya.

"Ya sudah sana ganti bajumu semoga kamu menerima keputusan ini. mama sangat berharap itu!" teriak mama Ria saat Ayumi sudah jauh dari nya.

Ayumi masuk ke dalam kamarnya. Ayumi kembali menangis ia masih binggung keputusan apa yang harus dia ambil.

Ayumi ingat sama Mommynya, ia dengan segera menganti baju nya dan keluar kamar lagi. namun, tidak melihat mama Ria. Ayumi memutuskan untuk pergi ke makam mommy nya yang selalu rindukan. Ayumi menyetop taksi yang kebetulan lewat di depan rumah dengan segera masuk ke dalam taksi dan pergi meninggalkan rumah.

Tidak butuh lama Ayumi tiba di tempat tujuan. Ayumi membeli bunga terlebih dulu sebelum ke makam ibunya itu. Ayumi membeli seikat bunga lili. karena, ibu nya sangat menyukai bunga lili berwarna putih.

Ayumi meletakan bunga lili di atas pusaran makam ibunya.

"Mom, Ayumi datang membawa bunga kesukaan Mommy." Tangan Ayumi mengusap nisan mommy nya.

"Bagaimana kabar Mommy disana? Ayumi sangat merindukan Mommy. kapan Mommy akan membawa Ayumi?" Ayumi kembali menangis ia tidak kuasa membendung rasa kangen nya terhadap sang ibu yang selalu ia sayangi.

"Mom, maaf Ayumi telah menangis di hadapan Mommy." mencoba tersenyum dengan menyeka air matanya.

Ayumi merasa sangat tidak adil. Ayumi harus kehilangan mommy nya saat ia berusia 7 tahun. bahkan tidak lama mommy nya meninggal, Dady nya menikah lagi dengan mama Ria dengan alasan agar Ayumi ada yang merawat nya. namun, janji tinggal janji mama Ria tidak merawat Ayumi dengan benar. sampai Ayumi menjadi gadis yang sangat mandiri di usia yang masih belia.

Langit mulai menghitam rintik air hujan mulai turun membasahi tubuh gadis cantik yang masih memeluk batu nisan yang menancap di antara gundukan tanah. Ayumi masih betah memeluknya ingin rasanya ia menyusul sang ibu yang telah melahirkan nya itu. rasanya hidup ini tidak adil baginya, melihat Dady nya yang terbaring lemah di rumah sakit. dirumah di paksa untuk menikah dengan pria yang tidak kenal oleh ibu sambungnya itu. bahkan, dirinya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

"Mom, Ayumi harus bagaimana? apa Ayumi harus menikah muda sekarang? bahkan Ayumi masih sekolah."

Tangisan Ayumi semakin pecah di campur dengan air hujan yang membasahi tubuhnya. hujan semakin lebat. namun, Ayumi tidak kunjung bangkit dari makam mommy nya. ia masih setia memeluknya.

Bersambung....

Bab 3.

Hampir malam Ayumi sampai dirumah. baru saja menginjak kan kaki nya di ruang tamu. Ayumi terhenyah saat ibu tiri duduk dengan tatapan dingin dan tajam.

"Dari mana saja kamu, pulang sampai basah kuyup begitu?" tanya mama Ria sinis, berdiri seraya melipatkan tangan nya ke dadanya.

"Maaf mah, Ayumi masuk dulu mau ganti baju dingin" keluh Ayumi.

"Hey, jangan pergi dulu, kamu mau menghindar lagi dari mama" bentak mama Ria mencekal tangan Ayumi kuat.

"Tidak mah" menggelengkan kepala. "Tolong lepaskan" Ayumi meringis kesakitan akibat cengkraman mama Ria begitu kuat. Ayumi memohon dengan wajah yang sedikit pucat karena kedinginan.

"Baik, cepat ganti baju mu, jangan sampai kamu sakit. mama nanti yang repot mengurusi mu. jika sakit nanti, harus mengeluarkan uang banyak untuk mu pergi ke dokter" mama Ria melepas kan cengkraman tangan Ayumi dengan sedikit mendorong membuat tubuh Ayumi hendak terjatuh. Karena tidak seimbang tubuhnya karena kedinginan.

"Mah, kenapa memperlakukan Ayumi seperti itu" Saka datang menompang tubuh Ayumi yang akan jatuh.

"Saka, kamu jangan ikut campur urusan mama. cepat kamu kembali ke kamar kamu! " hardik mama Ria

Saka tidak mendengar omelan mama Ria. ia membantu Ayumi masuk ke dalam. Saka memberikan handuk yang masih bersih dan menyerahkan kepada Ayumi. "Segera lah mandi kakak akan membuat mu teh hangat dulu" Saka keluar dari kamar Ayumi.

"Saka kamu mau kemana?" teriak Ria.

"Membuat Teh untuk Ayumi mah" teriak Saka kembali

"Tuh Kan, kamu jadi yang repot. dasar anak sialan membuat orang susah saja" gerutu mama Ria kesal.

Ayumi keluar dari kamar dan duduk di depan mama Ria yang menunggu Ayumi.

Ayumi hanya menundukkan kepalanya saja tidak berani menatap wajah mama Ria.

"Sekarang jawab, bagaimana keputusan mu? apa kamu menerima perjodohan ini" Tanya Ria.

Ayumi meremas ujung baju nya. sebenarnya, ia masih binggung akan keputusan nya. takut jika di jodohkan dengan pria yang sudah beristri atau pria psikopat.

"Lihat wajah mama Ayumi" sentak mama Ria.

"Mama harap kamu mau ini demi Dady kamu" mama Ria melibatkan Dady Ayumi dalam masalah perjodohan ini.

Ayumi mendongakkan kepalanya menatap wajah mama Ria "Baik, Ayumi terima perjodohan ini" tegas Ayumi dengan bibir sedikit bergetar. ia menahan tangisnya agar tidak pecah di depan mama Ria, Ayumi berusaha untuk tegar mengambil keputusan yang sangat sulit demi Dady nya yang berbaring lemah di rumah sakit.

"Mama sudah menduga kau pasti akan menerima perjodohan ini. baiklah, mama akan menghubungi Ny.Arum" mama Ria bangkit dari tempat duduknya.

"Tapi, Ayumi minta satu syarat sama mama" ucap dingin Ayumi.

Mama Ria yang hendak pergi urungkan. "Apa itu syaratnya?" seru mama Ria menatap Ayumi "jika pernikahan ini harus di depan Dady. Ayumi tidak mau pernikahan ini di ketahui publik"

"Baiklah,jika itu syaratnya! " mama Ria tersenyum sinis.

🍃🍃🍃

"Brak ... brak... brak"

Gedoran pintu dari luar kamar Ayumi. membuat gadis permata sipit ini merasa terganggu di pagi buta yang sudah membangun kan nya. Ayumi berusaha untuk mengabaikan nya. namun, gedoran pintu di luar semakin keras dan tidak berhenti. membuat Ayumi mau tidak mau harus bangun dan membukakan pintu kamarnya.

"Kau tidur atau pingsan lama sekali buka pintunya, dasar gadis malas", seru mama Ria di balik pintu kamar Ayumi. ternyata yang sudah menggedor pintu kamar Ayumi adalah mama Ria.

"Ada apa mah? Pagi-pagi sudah membangunkan Ayumi. ini bahkan masih jam 4 pagi" Ayumi yang masih merasakan ngantuk berusaha untuk terjaga.

"Apa kau lupa? kau hari ini tidak perlu pergi ke sekolah, sebentar lagi orang suruhan Ny.Arum akan datang untuk mendandani kamu. jam 8 pagi nanti kita harus pergi kerumah sakit untuk ijab qobul pernikahan mu"

"Apa mah,hari ini?" pekik Ayumi, "Ayumi bahkan belum ijin kesekolah untuk tidak masuk, kenapa mendadak sekali?" tanya Ayumi yang masih binggung dengan jalan pikiran mama tirinya.

"Kau tinggal ikuti saja apa yang mama suruh dan untuk masalah ijin tidak masuk itu urusan Saka untuk ijin kamu tidak masuk" ujar Ria.

"Tapi mah"

"Kau mau bilang untuk membatalkan nya?jangan harap kamu bisa membatalkan rencana pernikahan ini Ayumi. cepat bersihkan badan mu sebelum orang suruhan Ny.Arum datang" kata Ria.

Pukul 08.00 Ayumi dan keluarga nya sudah berada di dalam ruang rawat Dady nya dan juga keluarga Ny.Arum termasuk pria yang akan di jodohkan dengan Ayumi.

Ayumi dengan balutan kebaya model Sabrina berwarna putih dengan model sanggul low bun. dengan sedikit hiasan bunga cantik, terlihat sangat cantik dan elegan. Ayumi hanya menunduk tidak menatap atau melirik ke arah calon suaminya. karena, Ayumi tidak mengharapkan pernikahan ini.

Pria yang sebentar lagi akan menjadi suami Ayumi menatap lekat wajah Ayumi yang menunduk.

Seperti, Ayumi tidak bahagia akan pernikahan ini. apa dia tidak mengingatku sama sekali.

Batin Rey. ia juga ikut sedih karena wanita yang sudah mencuri hatinya itu tidak menatap nya apa lagi menginginkan pernikahan ini.

Yang di tunggu akhirnya datang. Bapak penghulu yang akan menikahkan mereka berdua.

"Apa semua nya sudah siap?" tanya Bapak penghulu

Semua orang yang ada di ruang rawat Dady Ayumi menganggukan kepalanya, termasuk dokter yang menangani Dady Ayumi datang sebagai saksi akan pernikahan Ayumi dan Rey.

Berhubung Dady Ayumi tidak sadarkan diri Ayumi menikah diserahkan ke bapak penghulu. sebagai wali hakim.

"Baik, kita langsung saja. berhubung mempelai wanita masih di bawah umur maka pernikahan ini hanya sah di mata agama, untuk sah di mata hukum tunggu mempelai wanita berumur 18tahun" jelas bapak penghulu.

"Saudara Ananda Rey Vincenzo Xavier apa anda sudah siap?"

"Ya, saya siap" Kata Rey.

"Baik, dan saudara Ananda Akira Mayumi Azawa apa anda sudah siapa?"

Ayumi hanya diam sampai pak penghulu mengucapkan kata yang sama. membuat mama Ria menyenggol lengan Ayumi. "I-ya sa-ya siap"

Setelah mengucapkan ijab qobul pernikahan akhirnya pernikahan mereka sah di mata Agama.

Ayumi menitihkan air matanya. ia sudah sah menjadi seorang istri di usia yang sangat mudah sekali.

Ayumi menerima uluran tangan Rey. Kemudian Ayumi mencium tangan Rey untuk pertama kali nya. mereka kini sudah sah menjadi sepasang suami-istri membuat Ny.Arum terharu melihat putra semata wayangnya menikah dengan wanita pilihan nya meski dengan sederhana.

Akhirnya sah juga, aku tidak lagi harus mengurus anak ini lagi karena bukan tanggung jawab ku lagi.

Batin mama Ria merasa senang melihat anak tirinya menikah. ia tidak akan terbebani akan kebutuhan Ayumi. meski, Ayumi sekolah dari hasil beasiswa nya dan kebutuhan sehari-hari Ayumi mendapatkan dari hasil menjadi guru privat. namun, mama Ria seakan-akan Ayumi beban hidupnya.

Tit.... tit.... tit....

Semua orang menoleh ke arah Dady Akiyama Azawa yang berbaring lemah di atas tempat tidur pasien. mereka mendengar monitor denyut jantung nya berbunyi. membuat semua keluarga panik terkecuali Ria.

"Dokter Dady kenapa" tanya Ayumi sedikit panik.

"Lebih baik kalian tunggu di luar, biar kami periksa ke adaan Tn. Azawa! " pinta Dokter.

"Tidak dok, Ayumi ingin disini menemani Dady" ucap Ayumi dengan nada sedikit meninggi.

"Ayumi, lebih baik kita tunggu di depan" ajak Rey memeluk Ayumi untuk menunggu di luar.

"Aku harap kamu meninggal mas" gumam Mama Ria. tersenyum sinis.

"Ayo sayang, lebih baik kita tunggu di luar biarkan para dokter memeriksa Dady kamu" seru Ny.Arum.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!