NovelToon NovelToon

Kali Kedua Bersamamu

Cewek Rusuh

Assalamu'alaikum wr. wb

Sebelumnya, othor berterimakasih banyak atas support serta partisipasi para Kaka Readers yang setia dengan Karya Alya_Pucuk.

Tak lupa othor selalu ingetin Kaka Readers untuk tinggalkan jejak manisnya❤

Happy Reading....

......................

Chapter 1. Cewek Rusuh

Selain pintar Kezia juga sedikit Arogant. Buktinya dia selalu saja membuat pusing para Dosen-Dosen di hadapannya. Ga percaya? Saat ini Zia sedang membuat ulah dengan mengajak teman seservernya untuk tidak mengerjakan tugas dari Pak Handoko selaku Dosen Seni Tari di Universitasnya. Yah.. sangat jelas bertolak belakang dengan karakter Kezia semestinya.

“Males ah Pak.., masa’ Zia harus nari-nari kayak cewek”. Tolak Zia saat itu juga.

“Eh..,kupret! elu kan cewek”. Zacky mencoba mengingatkan wanita setengah otak disampingnya.

“Bodo!”. Zia menjulurkan lidahnya kearah Zacky yang masih celamitan.

“Uda biarin aja.. Kalau kita ladenin bisa-bisa mati muda”. Celetuk Rizal disampingnya.

“Gue juga ngeri nih Zi.. masa’ narinya gitu sambil bawa kuda-kudaan”. Sahut Zacky yang kini mulai merasa aneh karena Pak Handoko menari sambil menaiki kuda-kudaan dari kepang.

“Mana musiknya jaran goyang lagi”. Sahut Zia yang kesal.

“Paling bentar lagi musiknya ganti seperti mati lampu, soalnya yang naikin kuda-kudaannya kesambet bang Nassar”. Zacky yang ikut menimpali ucapan Kezia.

Sontak merekapun tertawa tebahak-bahak membayangkan Dosen bernama Pak Handoko kesurupan dengan menari alunan musik Jaran goyang.

:KALIAN...! KESINI. Panggil Pak Handoko dengan mata melototnya. Dan ketiga trio aspal pun melipat bibir mereka masing-masing.

“Kalian ini biang rusuhnya kampus ini. Ini sudah semester akhir apa kalian mau bertahan di Kampus ini sampai tua!”.

“Ya elah Pak.. kita mah pinginnya lulus,kalau ga di lulusin kita ga bisa menjamin kehidupan Bapak akan berlanjut ke Yang Maha Kuasa atau tidak”. Ucap si pemilik mulut tak berfilter yang hanya memiliki setengah otak.

“KEZIA...,!”.Teriak Pak Handoko sambil memegang dadanya gara-gara terlalu bersemangat memanggil si biang rusuh.

Dan seperti yang sudah-sudah ketiga trio aspal akan mendapat scorsing. Rizky yang mendapat kabar tentang ulah adiknya sangat geram.

‘Dasar nih bocah suka banget kakaknya dikirimin e-mail prestasi kebaikan dia’.

Gerutu Rizky yang sudah capek dengan tingkah adik semata wayangnya.

Tiba-tiba Rizky teringat tentang perjodohan adiknya,

‘Gue bakal buat elu tunduk ama gue dek’. Batin Rizky .

**

“Assalamu’alaikum..” Suara si Biang rusuh memekikkan telinga Iriyanti, Risa dan Rizky yang sudah menunggunya sejak tad di Ruang tamu.

“Masih inget rumah elu dek” Cibir Rizky karena setaunya selesai menghadap Pak Handoko, si trio aspal pergi entah kemana.

“Napa sih Ka.. seneng banget kayaknya ketemu adiknya yang paling imut limited edition pula” Ucap Zia jumawa dengan bangganya sambil mengecup pipi Mamanya dan berganti memeluk Kaka iparnya.

“Nih bocah dulunya ngidamnya apa yak” Celetuk Rizky yang langsung mendapat pelototan tajam dari Mamanya.

“Zia duduk..,!” Perintah sang Ibu Ratu.Manik matanya begitu tajam menyiratkan bakal ada Undang-undang baru di keluarga mereka.

Zia pun menurut, dia duduk disamping Kaka iparnya sambil meletakkan tasnya ke meja.

“Mulai besok kamu ga usah lagi berangkat ke Kampus. Karena Mamasudah mempersiapkan calon untuk masa depanmu” Titah sang Ibu Ratu yang langsung mendapatkan tatapan protes dari cewek yang mendapatkan julukan rusuh.

“Mama..._” Belum sempat Zia melanjutkan ucapannya, si Ibu Ratu sudah meninggikan suaranya.

“Tidak ada penolakan! Besok kau harus menemui seseorang. Karena Mama akan menjodohkanmu dengannya” Perintah Ibu Ratu yang tidak bisa diganggu gugat.

Zia membulatkan matanya penuh, bagaimana bisa ada jodoh-jodohan di zaman modern seperti ini.

“Ka..,tolongin Zia dong” Kali ini Ziameminta dukungaan serta bantuan kepada Risa disampingnya karena dirinya sudah tidak bisa lagi protes kepada Mamanya.

Risa hanya menanggapi dengan melipat bibirnya karena tak bisa mengganggu gugat titah sang Ibu Ratu. Zia pun langsung mengerucutkan bibirnya pasrah dengan perintah Ibu Ratunya. Padahal besok dia beserta dua temannya sudah berjanji akan menghadiri Festival Band Tahunan di Kota tetangga. Dengan amat terpaksa dia harus membatalkan semua janji yang sudah disepakati bersama trio aspal.

“Kalian semua seenaknya sendiri, memutuskan sesuatu hal yang terpenting untuk masa depanku” Ucapnya sudah tak tahan karena tak ada yang mendukungnya.

“Mama juga.. Zia kecewa sama Mama..!”.

Rizky terkeukeh melihat ekspresi adiknya yang kesal. Sebenarnya Rizky sendiri tak tega dengan perjodohan adiknya ini, apalagi setelah mengetahui siapa pria yang akan di jodohkan dengan adiknya. Rizky menghampiri adiknya yang memasuki kamar setelah Ibu Ratu menceramahi perilaku Zia selama di Kampus. Selesai mendengarkan ceramah dengan wajah yang ditekuk Zia berjalan ke Kamarnya yang berhadapan dengan kamar Rizky dan Risa. Zia yang masih ngedumel sambil melempar tasnya asal keatas tempat tidurnya di kagetkan dengan suara Rizky.

“Dek, bentar lagi kayaknya kita bakal dapat bantuan dari Dinas sosial” Celetuk Rizky.

“Apaan sih Ka.. ga tau apa aku lagi kesel” Sahut Zia yang masih melempar bantal guling yang menjadi tempat mendarat ilernya.

“Kesel ya kesel aja Dek.. tapi jangan buang-buang barang gitu kayak korban gempa tau” Cibir Rizky.

“Lagian napa sih dek amburadul banget tuh muka” Tanya Rizky pura-pura tak tahu.

Zia melirik tajam, dirinya sudah mengira jika ini semua ulah sang Kaka yang tadi sempat Zia lihat mobilnya berhenti di Kampus. Zia sudah menduga jika sang Kaka bertemu dengan Pak Handoko secara mereka kan teman waktu SMU. Sudah dpastikan jika urusannya adalah panggilan prestasi kebaikan atau tepatnya kebalikannya. Begitulah menurut Zia.

“Serem dek,” Rizky bergidik ngeri melihat lirikan adiknya tanpa suara.

“Kaka ngapain sih ngadu-ngadu sama Mama” Suara yang ditunggu-tunggu akhirnya keluar juga.

“Alhamdulillah..., kaka kira suara elu ngilang dek” Sindir Rizky yang langsung mendappat pukulan dari Zia.

“Kaka kan yang ngadu-ngadu sama Mama” Tuduh Zia dengan benar.

“Apaan sih Dek, sok tau lu...,” Bantah Rizky padahal iya.

“Keluar ga dari kamar aku..!” Zia sambil mendorong tubuh Rizky keluar kamarnya.

“Dek..dek..., Ka__”.

BRAKK!

Belum sempat Rizky melanjutkan perkataannya, pintu kamar Zia ditutup dengan kerasnya.

‘Dek, maafin kaka untuk kali ini kaka ga bisa nolongin perjodohan elu. Tapi kaka janji bakal lindungin elu dari si brengsek itu’

Rizky meninggalkan kamar Zia. Rizky melihat istrinya Risa sedang memikirkan sesuatu di taman tengah. Rizky tau ini sangat berat buat Istrinya. Rizky menutup mata Risa dari belakang.

“Sayang.., itu pasti kamu”. Tebak Risa. Rizky tersenyum lalu melepaskan tangannya yang menutup mata Risa dan duduk disamping istrinya masih dengan tangan yang beralih merangkul bahunya.

“Langitnya cerah, secerah wajah cantik kamu“. Rizky mencoba menghibur hati Risa.

“Kau menggombal lagi sayang”. Ucap Risa sambil menarik kedua ujung bibirnya.

Sejenak mata mereka bertemu, tangan Rizky beralih menggenggam kedua tangan Risa.

“Kita hadapi bersama, tak ada lagi yang perlu ditakutkan”.Ucap Rizky lembut. Dia tau sebenarnya tak mudah untuk Risa bertemu dengan Leo setelah apa yang semua sudah terjadi.

“Bagaimana dengan Zia?’. Tanya Risa khawatir, karena dia sebenarnya tak yakin jika Leo akan menerima Zia.

“Sepertinya dia masih berfikir untuk mengerti tentang semua ini. Mari kita hadapi bersama-sama”. Sebenarnya Rizky juga khawatir dengan adiknya, tapi mau gimana lagi ini semua sudah menjadi keputusan orangtuanya.

_______________________________________

Pura-pura jadi pacar

Chapter 2. Pura-pura jadi pacar

Pagi cerah tetapi tak secerah hati Zia. Zia beranjak dari ranjangnya dengan malas, dia sengaja mengulur-ulur waktunya agar tak bertemu dengan pria yang akan dijodohkan dengannya. Zia mengambil ponselnya,menekan contact bernama Zacky.tak menunggu lama si pemilik nama menerima panggilan Zia.

“Ganggu aja Zi..”. Suara Zacky masih terdengar serak bangun tidur.

“JEK..! elu masih molor? ”. Tanya Zia.

“Zi.. elu kira-kira dong telfon malam-malam ganggu mimpi gue ama Cecil”. Gerutu Zackydari seberang telfon.

“Malam gundulmu..! Eh RIJEK! Tuh ayam uda pada mau berangkat sekolah elu masih kolor aja. Gue mau minta bantuan elu sekarang juga”. Zacky dengan cepat membuka gorden kamarnya, dia tertawa karena yang dikatakan Zia benar bahwa hari sudah mulai siang.

“Molor Zi... Molor.. “ Zacky menepuk jidatnya berkali-kali.

“Mau minta bantu apa? Kalau soal minta maaf Pak Handoko ogah!”. Lanjutnya mengira-ngira perbuatan sahabat setengah otaknya.

“Ini lebih serem dari Pak Handoko”. Jawabnya dengan serius.

“La koq lebih serem?”. Zacky yang beranjak dari tidurnya melupakan mimpinya dengan cecil.

“Iya,karena ini menyangkut masa depan gue”. Sepertinya si Tuan putri sedang penuh otaknya.

“Sejak kapan elu punya masa depan?”. Cibir Zacky yang selama ini tak pernah mendengar Zia membahas tentang masa depan.

“Ish...”. Zia mendesis mendengar ejekan Zacky.

“Kita ketemu di kantin Mbok Jum jam 09.00 ga pake telat”. Perintah Zia seenak jidatnya membjuat Zacky kalah telak. Kalau sudah begini Zacky hanya bisa menuruti sahabat planetnya. Merekapun saing menutup panggilan telfonnya.

Tok.. Tok..!

“Zi.., kaka masuk ya”. Suara Risa memanggil Zia.

“‘Hem”. Zia masih enggan menyahut.

Risa masuk sambil membawa nampan berisi roti selai nanas beserta segelas susu hangat lalu menaruhnya diatas nakas sebelah ranjang Zia. Risa melirik Zia yang enggan melihatnya, sepertinya dia tau jika Zia sedang kecewa terhadapnya karena tak bisa membantunya kemarin.

“Kau masih marah Zi?”. Tanya Risa sedikit serius.

“Kenapa kalian menyembunyikan ini semua Ka? Sampe masa depan Zia aja kalian semua yang atur”. Wajah Zia mulai memerah menahan sesak nafas ,yang terhimpit di tenggorokannya.

“Kezia..,”. Panggil Risa dengan lirih, dia tahu bagaimana perasaannya sekarang. Perjodohan yang tidak diketahui sama sekali membuat impian-impiannya hilang seketika.

Zia menundukkan wajahnya, gadis yang selama ini mendapat predikat semangat dan ceria, hilang seketika bersamaan dengan lelehan air matanya. Risa merangkul bahunya

, menenggelamkan wajah Zia kedalam pelukannya.

‘Maafkan Kaka Zia..’. Batin Risa yang merasa ikut bersalah menyembunyikan persoalan perjodohan Zia dengan mantannya.

“Kau makanlah karena Kaka berencana mengajakmu berlibur besok pagi”. Ucap Risa memancing Zia agar melupakan kesedihannya.

“Seriusan Ka?”. Dan benar saja Zia langsung mendongak menatap Risa.

Risa mengangguk, dalam hatinya merasa senang karena berhasil merayu sang adik ipar yang katanya imutnya limited edition.

“Tapi mau berlibur kemana Ka?”. Tanyanya yang belum tahu.

“Ajak Zacky dan Rizal pula, karena Ka Rizky akan membawa kita ke pulau pelabuhan Labuan Bajo”. Ujar Risa yang langsung berlalu meninggalkan Zia berlompat-lompat diatas ranjangnya dengan bahagia. Pasalnya Zia dan kedua sahabatnya ingin sekali ke pulau tersebut untuk melihat festival parade Band dari artis-artis terkenal Ibukota.

Zia turun dengan wajah yang bahagia bertolak belakang dengan keadaannya beberapa menit yang lalu bersama Risa di Kamar.

“Mama....!”. Panggil Zia dengan nyaring.

“Kau sudah tak marah dengan Mama?”. Sindir Iriyanti.

“Kalau Zia marah sama Mama, nanti Zia ga dapat makan lagi”. Jawabnya dengan cekikikan.

“Zi..,”. Zia menoleh kearah Mamanya.

“Maafin Mama Nak, Mama tak bermak__”.

“Ih.. Mama apaan sih, kan sudah sewajibnya Zia patuh kepada Mama. Mama sudah membesarkan Zia tanpa Papa, tak ada alasan jika Zia tak menuruti perintah Mama”. Ucap Zia sambil memeluk Mamanya. Sebenarnya Iriyanti juga tak tega dengan perjodohan ini.. Tapi pihak Senopati menginginkan Kezia dan putranya segera menikah.

“Ehm.. Ehm..!”. Rizky dan Risa yang sengaja ikut bergabung.

“Hush... Hush...”. Usir Zia sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

“Durhaka elu dek! Maen usir-usir Kaka”. Gerutu Rizky.

“Orang yang durhaka Kaka, ngatain Zia durhaka”. Cibir Zia.

“Ya Allah dek..., dimana-mana itu yang durhaka yang kecil kali. Ada ceritanya yang tua yang durhaka”. Pertengkaran unfaedah dari adik Kaka yang tak pernah ada habisnya.

Iriyanti dan Risa terkeukeh mendengar pertengkaran Rizky dan Zia.

“Zi, cantik amat mau kemana?”. Risa mengalihkan topik pertengkaran Zia dan suaminya.

“Mengikuti titah Ibu Ratu, sebagai anak yang berbakti harus mengikuti semua perintahnya”. Seloroh Zia dengan pedenya.

“PREEETT...!”. Rizky sambil menjulurkan lidahnya.

“Ma.. Zia berangkat dulu, rasanya sudah mulai gerah disini”. Cibir Zia sambil melirik kearah Kakanya.

“Ingat Zi... jangan sore-sore pulangnya, soalnya malam harinya__”

“Zia harus bertemu dengan calon Zia”. Zia yang memotong ucapan Mamanya. Meski sakit,Zia tetap berusahaceria didepan Mamanya karena Zia takmau mengecawakan Mamanya

Zia mencium pipi lalu mencium punggung tangan Mamanya.Setelah itu berpamitan dengan Rizky dan Risa.

Sebelum Zia bertemu Zacky , dia sengaja mampir ke sebuah mini market yang letaknya sebelum di tempat markasnya.Warung makan mbok Jum yang memiliki cita rasa dalam negeri itu sangat ramai di kunjungi oleh para pelancong luar negeri. Menu masakan daging yang di sayur berkuah sedikit bening, dengan aroma daun kedondong membuat sayur tersebut sangat nikmat.

“Mba’nya bisa ga cepet sedikit, masa’ Cuma hitung gitu aja lama sih”. Cibir Zia yang kesal.

“Maaf mba..ini masalahnya bukan hitungannya tetapi kartu mba’nya ini seertinya kosong”. Ucap mba kasir didepan Zia.

“APA! Ga mungkin mba.., Kaka saya ga mungkin ngosongin kartu sakti saya. Coba deh sekali lagi”. Wajah Zia terkejut saat kasir mengulangi lagi dan ternyata hasilnya sama.

“Mba lama amat sih!” Teriak salah satu pengantri di belakang Zia.

“Idih.. kagak sabaran banget sih mba, orang sabar tuh di sayang Tuhan” Sahut Zia yang sedikit kesal.

“Sabar ya sabar mba..tapi mba’nya sebenarnya punya uang ga sih? Kalau ga punya uang ga usah belanja mba” Sindir pengantri lainnya.

‘Apaan sih, ngehina gue kere’ Batin Zia kesal.

“Mba, belanja mba ini jadikan satu sama nota saya”. Suara bariton di belakang Zia yang membuat Zia terkejut.

Zia menoleh kearah pria tersebut. Pria berkacamata hitam,dengan bentuk tubuh atletis, berhidung mancung, berkulit putih. Diperhatikannya pria tersebut barangkali Zia melupakannya. Selesai pria tersebut membayar belanjanya, pria tersebut lantas memberikan belanjaan Zia .Zia yang sedang melamun terkejut saat pria itu menyodorkan belanja Zia. Terlihat jelas dengan mata Zia senyum manis pria itu. Zia seolah terhanyut dalam senyuman ria berkemeja putih berjaz Navy.

“Adek, lain kali kalau ga punya uang minta Mamamu dulu”. Sindir Pria itu sambil menyodorkan barang belanja Zia lalu pergi meninggalkan Zia yang masih terbengong.

“Adek?”. Zia mengulangi ucapan pria tersebut lalu menoleh kearahnya. Dengan wajah yang penuh amarah Zia mengejar pria tersebut ltapi sayangnya pria tersebut sudah melajukan mobilnya.

“Pria gila! Awas kalo ketemu lagi, gue jadiin pakan ternak kambing lu!”. Umpat Zia.

Zia lalu menghubungi Rizky menanyakan perihal kartu saktinya yang tak ada isinya, tapi lagi-lagi Zia makin kesal karena memang sengaja Mama dan Rizky mengosongkan kartu sakti Zia agar Zia mau menerima perjodohan ini. Zia yang berjalan bergontai dengan wajah yang kusut menghampiri Zacky yang sudah lebih dulu berada di tempat Mbok Jum.

“Nape muke elu?”. Tanya Zacky tertawa melihat wajah kusut Zia.

“Hidup gue Jek..., Hidup gue diujung tanduk Jek”. Ucap Zia dengan termehek-mehek.

“Yee.. tanduk, maksud elu apaan si? Kagak ngerti gue”. Si Jeki yang benar-benar tak mengerti.

“Sebelum Papa meninggal ternyata sudah berjanji akan menjodohkan gue sama anak sahabat Papa gue Jek”. Zia akhirnya menceritakan yang sebenarnya dengan sahabatnya itu.

“Wah.. Selamat Zi,gue ga nyangka elu duluan yang Flash sale”. Zacky yang sengaja meledek Zia.

‘Sahabat durjana elu ya, gue sedih elu malah bahagia’.

“La terus gue harus gimana? Kan ini berita bahagia, akhirnya bakal ada yang jinakkin elu”. Ejek Zacky.

Sebuah sedotan meluncur sempurna di jidat Zacky.

“Jinak..jinak, emang gue Rottweller. Sahut Zia yang tak terima, sedang Zacky tertawa puas ngeledekin sahabat setengah otaknya.

“Kalo menurut elu sama sih kagak apa Zi”. Kali ini bukan sedotan yang mendarat melainkan kulit kacang yang berhampur di wajah Zacky.

“Elu kata gue tempat sampah apa”. Protes Zacky sambil membersihkan sampah kullit kacang di wajahnya.

“Makanya kalau ngomong tuh dijaga”.

‘Yee..dia kata dia ga pernah jaga omongan’. Gerutu Zacky dalam hati.

“Terus eu ngaain ngajakin gue ketemuan?”. Tanya Zacky.

“Gue pingin elu bantu gue, please ya”. Sambil mengedipkan mata dan memasang wajah imutnya.

‘Ciiih, tadi aja ngumpain gue tempat sampah. Sekarang sok imut gini’. Batin Zacky yang cerewet.

“Gue bisa bantuin apa?” Meski mereka sering berdebat tetapi rasa solidaritas persahabatan mereka patut diacungi jempol.

“Elu bantu gue pura-pura jadi pacar gue” Pinta Zia.

“APA!” Ga lagi kiamat bukan.

......................

Jangan lupa jejaknya Kaka Readers🙏😘

Pria itu

Chapter 3. Pria itu

Malam hari keluarga Kezia ataju yang di anggil Zia sudah bersiap menuju tempat pertemuan Zia dengan putra Tuan Senopati. Risa yang asalnya enggan untuk ikut, akhirnya ikut dengan terpaksa karena takut meni,,mbulkann kecurigaan Iriyanti dan juga Kezia.

“Zia.., ayo dong”. Ajak Iriyanti Mamanya sambil menarik pergelangan Zia yang daritadi menampakkan wajah malas.

“Ma_”. Protes Zia.

“Zi..”. Iriyanti menunjukkan mata tajamnya dan dengan terpaksa Zia mengikutinya.

Zia yang memakai dress selulut berwarna pink pastel sangat terlihat cantik kontras dengan warna kulitnya yang seputih susu. Ditambah dengan jepit rambut berbentuk kupu-kuu berlapis emas menambah keanggunan sang pemilik wajah.

“Dek, tumben elu cantik bener kagak kayak anak liar”. Sindir Rizky yang sebenarnya juga kagum dengan kecantikan adik semata wayangnya.

Bukannya seneng, Zia malah mengerucutkan bibirnya. Risa yang disamping Rizky mengemudi tertawa kecil mendengar sindiran, eh lebih tepat ejekan untuk Zia.

Iriyanti lalu menggenggam tangan Zia. Zia menoleh menatap kedalam manik mata Mamanya yang sangat berharap dengannya. Zia pun tersenyum lalu membalas genggaman Mamanya.

Tiga puluh menit perjalanan, keluarga Zia tiba di kediaman Senopati. Pagar menjulang tinggi berwarna putih itu terbuka menggunakan sensor kedatangan para tamu yang akan berkunjung ke kediaman mereka. Rizky terdiam saat pintu gerbang itu terbuka, tangan dan kakinya serasa enggan memasuki rumah itu. Risa meraih tangan Rizky pelan, mata mereka mengisyaratkan bahwa semua baik-baik saja. Untung saja Iriyanti dan Zia tak melihatnya karena mereka sedang saling bercerita sendiri. Pelan mobil Rizky memasuki kediaman Senopati.Rizky memberhentikan mobilnya, Iriyanti, Risa sudah keluar dari mobilsedang Zia masih enggan untuk turun.

“Dek, turun yuk..”. Ajak Rizky yang mengerti perasaan adiknya.

“Ka..., aku takut”. Akhirnya yang dirasakan Zia mamu diutarakan.

“Percaya Kaka, Kaka akan lindungi kamu seumur hidup Kaka”. Ucap Rizky serius.

Zia pun mengangguk, entah kenapa ucapan Rizky cukup menenangkan perasaannya. Rizky sekeluarga memasuki rumah mewah Senopati, disana mereka semua sudah di sambut para pelayan yang sangat ramah.

“Nyonya, anda sudah ditunggu di Ruang makan oleh Tuan”. Salah satu pelayan memberitahu. Lalu mereka mengikuti pelayan tersebut. Benar saja disana sudah terdapat Senopati, Merry juga seorang pria yang membuat Risa merasa jantungnya berhenti berdetak.

“Selamat datang besan”. Senopati menyambut dengan bahagia.

“Iriyanti, bagaimana kabarmu?”. Tanya Merry istri Senopati.

“Alhamdulillah baik, kamu gimana kabarnya?”. Tanya Iriyanti balik.

“Seperti yang kau lihat, aku selalu terlihat baik”. Jawab Merry dengan senyum yang menawan di usia setengah abadnya.

“Iriyanti, kau tidak kesasar kan?”. Tanya Senopati dengan bercanda.

“Bagaimana aku bisa kesasar ditempat pertama aku bertemu mas Rahardian”. Selorohnya mengingat pertemuan pertama dengan suaminya.

Mereka bertiga tertawa saat mengingat awal mula pertemuan mereka waktu berempat kala itu.

“Dimana Rizky?”. Senopati menoleh mencari keberadaan Rizky.

‘Rizky..,”. PanggilSenopati setelah menemukan Rizky.

‘Tuan,”. Rizky tersenyum kearah Senopati.

Senopati merangkul memeluk Rizky.

“Jangan panggil Tuan, aku dan Papamu adalah sahabat. Panggil saja aku Om”.

Rizky tersenyum, pandangannya kearah seorang pria yang masih antengnya duduk di meja panjang sambil memainkan ponselnya tanpa menoleh sama sekali.

Senopati lalu beralih ke Risa, dia sepertimengenal wanita itu tapi tak ingat jelas siapa Risa. Senopati melirik Iriyanti meinta penjelasan wanita yang didepannya.

“Dia menantuku, istri Rizky mas Seno”. Iriyanti menjelaskan.

“Ri_sa Tuan. Nama saya Ri_sa”. Risa merasa gugup memperkenalkan diri. Ingin sekali dia melarikan diri secepatnha saat melihat sosok Leo yang dingin.

Leo menghentikan kegiatannya bermain ponsel saat Risa memperkenalkan diri. Tangannya meremas ponselnya, matanya menatap tajam dan hatinya merasa sakit. Dirinya ingin sekali segera melakukan balas dendam kepada keluarga Rizky yang sudah merebut Riska darinya.

“Apa dia yang bernama Kezia?”. Tanya Merry saat melihat masih ada satu wanita yang bersama Iriyanti.

Iriyanti mengangguk sambil tersenyum. Sedang Merry mendekati Kezia yang entah mengapa merasa gugup. Wajahnya masih menunduk belum berani melihat bakal calon mertuanya. Begitupun dengan Merry yang mendekati Kezia, Senopati pun ikut mendekati mereka berdua.

Merry mengambil tangan Kezia,

“Kau yang bernama Kezia?”.Tanya Merry lembut.

Kezia mendongak menatap calon Mama mertuanya. Kezia mengangguk,rasa takutnya sedikit hilang kala manik mata teduh Merry menghangatkan pandangannya.

“Kau cantik sekali nak.., Leo pasti menyukaimu”. Ucap Senopati yang seendapat oleh Merry.

“Bukan begitu Leo”. Senopati beralih memanggil putranya yang daritadi diam.

Leo menoleh ke arah Papanya. Dia tersenyum seakan mengejek kearah Zia.

“KAMU!”. Zia yang seperti princes sebelumnya dalam sekejap berubah haluan ke otak setengahnya saat menyadari calon suaminya adalah orang menyebalkan yang tak sengaja bertemu beberapa jam yang lalu.

“Pria gila, ngapain elu disini?”. Sahut Zia yang reflek.

“Hai adek kecil, sudah bilang Mamamu untuk mengganti uangku”. Sindir Leo.

“Heh kampret! Ga usah bawa-bawa emak gue, gue bakal bayar semua belanjaan gue”. Zia yang lupa posisinya sekarang membuat Iriyanti mencubitnya berkali-kali.

“Mama apaan sih..., pria gila macam dia kudu di musnahin. Zi uda rencana mau bikin dia buat pakan ternak kambing Mam”. Zia kembali menjadi bar-bar.

“Zi..,ingat tujuan kita kesini. Elu kagak malu apa ama Tante Mery dan Om Seno”. Bisik Rizky yang langsung disadari Zia. Kalo saja ini bukan dikediaman Leo, Zia pasti sudah merusak wajah tampan Leo.

Senopati tertawa, dia tak menyangka jika Leo dan Zia sudah pernah bertemu sebelumnya.

“Kalian sudah saling kenal rupanya, ini akan lebih mudah memperlancar perjodohan ini “. Ucap Senopati lalu mempersilahkan semuanya duduk di Meja makan.

Zia yang berhadapan dengan Leo membuat dirinya tak nyaman untuk makan. Begitupun dengan Risa tak berbeda jauh dengan keadaan Zia. Risa hanya menyendok makannya sebanyak dua kali, sambil sesekali melirik kearah Leo yang tanpa sengaja juga meliriknya. Rizky yang mengetahuinya dengan sengaja bertingkah mesra dengan menyuapi Istrinya.

Sedang Iriyanti, Merry dan Seno mereka lebih asyik menikmati menu makan malam dengan khidmat. Selesai makan malam, Seno dan Merry mengajak merka ke Taman belakang yang sudah disulap menjadi tempat pesta mini sebagai acara penyambutan calon menantu. Senopati dan Rizky saling membahas persoalan pekerjaan. Sedang Merry dan Iriyanti sedang asyik membahas masa lalu mereka.

Zia yang sedari tadi menghindar karena merasa muak dengan Leo, meminta izin ke Kamar mandi.

“Tante, Zia boleh pinjam Kamar Mandinya?”. Izin Zia.

“Silahkan Zia, kamar mandi ada didekat tangga ruang tamu”. Merry memberi petunjuk.

‘Terimakasih tante “. Zia kemudian menuju ke kamar Mandi. Saat selesai dari Kamar mandi, Zia tak sengaja mendengar percakapan dari sesorang yang Zia kenali suaranya. Zia mengikuti arah suara itu. Betapa terkejut dirinya saat melihat Leo sedang memeluk Risa.

“Ough”. Zia menangkup mulutnya dengan kedua tangannya.

‘Ada hubungan apa antara mereka berdua’. Batin Zia curiga. Zia masih berdiri ingin mendengar percakapan mereka berdua.

“Leo.. sudahlah, semuanya sudah berakhir”. Ucap Risa.

‘Tak bisa Ris, kau yang sudah mengibarkan bendera perang. Asal kau tahu aku ingin sekali membunuh Rizky. Tai aku lihat kau sangat bahagia dengannya”. Ucap Leo kesal.

‘Leo.., aku bilang sudahlah”. Risa kemudian meninggalkan Leo.

‘Kau lihat saja Risa, adik Rizky aku akan buat menderita akibat pengkhianatan kalian’.

Gumam Leo dalam hati .

......................

Jejaknya yuh jangan lupa🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!