"Hey anak pelacur" Ucap perempuan itu yang baru saja tiba di kelas. Dia dan dua temannya berjalan menghampiri seorang siswi yang sedang duduk di kursinya sambil membaca buku, Perempuan itu langsung mengebrak meja siswi itu hingga membuatnya terkejut.
"Heh kalau ada orang manggil dengerin dong, lo tuli ya" Kata siswi itu yang bernama Zeline dan dua orang temannya yaitu Fellysia dan Zanna.
"Kenapa Lin" Tanya Kaira dengan lembut
"Kalau dipanggil itu cepetan jawab, lama banget" Kata Zanna
"Iya kalian mau apa?"
"Kok lo nyolot ke kita sih, nantang lo ya" Ujar Fellysia.
Kaira memilih tak memperdulikannya dan tetap melanjutkan membaca bukunya. Kaira tak ingin ribut saat pagi-pagi seperti ini. Tiba-tiba Zeline mengambil buku yang sedang Kaira baca dan melempar buku itu. Saat Kaira berdiri dan mengambil bukunya Fellysia menjambak rambut Kaira.
"Lepasin sakit Fel" Ucap Kaira
"Siapa suruh lo nyuekin kita. Kau kira Kamu itu siapa dasar anak pelacur" Kata Zeline
Kaira pun menangis mendengar perkataan Zeline, semua murid disekolah tidak ada yang mau berteman dengan Kaira karena Mama Kaira dulu seorang pelacur.
Kaira sekarang hanya hidup sebatang kara karena Mamanya sudah meninggal dan Papanya tak tau kemana, Kaira sudah kesana-kemari mencari Papanya tapi hasilnya selalu nihil. Dan sekarang Kaira menyerah, mungkin Papanya sudah melupakannya dan Kaira harus hidup dengan tangannya sendiri.
"Kalian punya masalah apa sama aku sih sampai-sampai kalian selalu seperti ini setiap hari ke aku" Ucap Kaira dengan air mata yang mengalir
"Kau tak punya salah apapun ke kami, mengganggumu sama seperti hiburan buat kami. Tapi anak pelacur tak cocok sekolah disini" Jawab Zeline sambil mendorong Kaira hingga tersungkur ke lantai.
Semua murid dikelas hanya memperhatikan kejadian itu dan tak berniat membantu Kaira sedikitpun. Bahkan tak ada satu murid pun yang mau berbicara dengan Kaira. Saat ada tugas kelompok Kaira akan mengerjakannya sendiri itulah sebabnya Kaira diberikan otak yang pintar agar selalu bisa mengatasi semua masalahnya sendiri.
Zeline kembali mendekat kearah Kaira dan langsung menginjak tangan Kaira dengan sepatunya.
"Zeline sakit, tolong lepaskan" Kaira begitu kesakitan karena Zeline menginjaknya dengan sangat keras.
"Ingat, jangan macam-macam oke" Ucap Zeline
Saat Zeline dan temannya sudah bersiap melanjutkan aksinya untuk membully Kaira kembali tapi bel sudah berbunyi dan guru sudah datang. Zeline dan kedua temannya dengan cepat langsung berlari ke tempat duduknya agar guru tak curiga akan kelakukan mereka
"Selamat pagi semua" Sapa guru itu sebagai pembuka kelas
"Pagi pak" Jawab semua murid dengan serempak
"Kaira kenapa duduk dibawah, cepat bangun kelas akan segera dimulai"
Kaira segera menghapus air matanya dan kembali ketempat duduknya. Kaira menahan air matanya agar tidak jatuh lagi dan menguatkan hatinya untuk selalu tegar mengahadapi hidup yang berat ini. Setiap hari Kaira merasakan hal seperti ini dan itu membuat Kaira merasa makin terpuruk setiap harinya.
Disaat dirinya hidup sebatang kara seperti ini, seharusnya Kaira memiliki teman yang bisa membuat Kaira melupakan kehidupan kelamnya buka malah mendapatkan siksaan seperti ini. Hal itu membuat Kaira semakin Down
Semenjak duduk disekolah dasar Kaira sudah mendapatkan bullyan dari teman-teman disekolah maupun dirumah dan itu berlanjut hingga sekarang saat Kaira sudah sekolah menengah keatas.
Kaira menjalani hidupnya dengan sangat berat, sepulang sekolah Kaira harus kerja part time salah satu toko dekat rumahnya. Gaji yang Kaira dapatkan akan Kaira gunakan untuk kebutuhannya sehari-hari dan sisanya ditabung untuk biaya kuliah nanti.
Tak terasa pelajaran pun telah selesai dan sekarang waktunya untuk istirahat. Kaira menuju ke kantin sekolah untuk makan siang.
Kaira selalu makan sendiri seperti sekarang. Tak ada satu murid pun yang mau mendekat dan makan bersamanya. Berita bahwa Mama Kaira dulu adalah seorang pelacur sudah tersebar disekolah dan mereka menganggap bahwa Kaira adalah anak haram hasil pekerjaan mamanya yang menjijikkan itu.
"Eehhh lihat deh dia nggak punya malu banget ya" Ucap Para siswa sambil berbisik-bisik satu sama lain sambil menunjuk kearah Kaira, saat ini mereka sedang membicarakan Kaira
"Iya, kalau aku jadi dia sih udah bunuh diri kali ya, kalau enggak ya pindah sekolah sejauh mungkin karena malu"
Kaira sudah tak tahan mendengar bisikan-bisikan itu dan memilih untuk menyudahi makannya dan segera pergi dari sana.
Kaira berlari dengan air mata yang membasahi pipinya pergi menuju ke atap sekolah. Hanya disana lah Kaira bisa bersembunyi dan menjauh dari orang-orang yang terus saja berbicara buruk tentangnya.
Kadang Kaira sempat berpikir untuk bunuh diri dan mengakhiri ini semua. Tapi itu tak akan menyelesaikan masalahnya. Kaira sudah lelah dipandang sebelah mata seperti ini. Apa salahnya hingga Kaira mendapat cobaan hidup seperti ini, yang salah adalah Mamanya dan yang kena imbasnya adalah Kaira sendiri.
Jika Kaira boleh memilih, Kaira tak ingin memiliki Mama yang bekerja sebagai pelacur seperti ini. Tapi ini sudah takdirnya, Kaira tak bisa berbuat apa-apa selain menjalani hidup ini dengan ikhlas.
"Tuhan aku sungguh lelah, bolehkah aku mengakhiri ini sekarang?, Aku tak sanggup lagi. Tolong beri bantuan mu." Ujar Kaira dengan air mata yang semakin deras keluar dari matanya.
"Tidak. Aku tidak akan menjadi orang yang lemah. Akan ku buktikan pada mereka jika aku bisa lebih dari mereka semua nanti" Ucap Nara sambil berdiri dan menghapus air matanya.
Kaira melihat jam ditangannya dan jam sudah menunjukkan waktu istirahat sudah berakhir. Kaira segera kembali ke kelas karena sebentar lagi bel akan berbunyi, dan benar saja baru saja Kaira sampai di depan kelas bel masuk sudah berbunyi.
Ini adalah salah satu cara Kaira menghindari orang-orang yang terus saja membullynya, Kaira akan pergi dari kelas dan kembali tepat saat bel sudah berbunyi. Dengan begitu mereka tak akan terus mengganggu Kaira lagi.
Sebenarnya Kaira adalah anak yang baik dan berprestasi tapi entah kenapa semua siswa selalu memandangnya dengan rendah dan seolah-olah Kaira adalah orang yang sangat mereka benci.
Guru sudah masuk dan pelajaran pun dimulai. Kaira memperhatikan pelajaran dengan sangat baik jadi tak bisa dipungkiri lagi jika nilai Kaira selalu bagus karena Kaira belajar dengan sungguh-sungguh.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Kaira segera merapikan buku-bukunya saat guru sudah pergi dari kelas dan bergegas keluar sebelum Zeline dan temannya kembali mengganggu Kaira. Kaira segera pergi menuju toko untuk bekerja. Kaira bekerja sebagai kasir di minimarket dekat rumahnya.
Pekerjaan itu sudah Kaira lakukan semenjak Kaira kelas satu sekolah menengah atas, jadi sudah 1 tahun lamanya Kaira bekerja disana karena sekarang Kaira sudah duduk di kelas 2.
Kaira Leta Leteshia.
![](contribute/fiction/3493375/markdown/9226359/1635855077659.jpg)
![](contribute/fiction/3493375/markdown/9226359/1635855077661.jpg)
![](contribute/fiction/3493375/markdown/9226359/1635855077657.jpg)
Zeline
![](contribute/fiction/3493375/markdown/9226359/1635853779351.jpg)
Fellysia
![](contribute/fiction/3493375/markdown/9226359/1635853779354.jpg)
Zanna
![](contribute/fiction/3493375/markdown/9226359/1635853779356.jpg)
Begitu sampai di toko Kaira langsung berganti pakaian dan bergegas memulai kerjanya. Kaira akan mengecek barang-barang yang sudah mendekati tanggal kadaluarsa dan merapikannya terlebih dahulu, setelah selesai semuanya Kaira akan kembali ke meja kasir.
Sambil mengunggu pembeli Kaira bisanya belajar dan sekalian mengerjakan tugas daripada membuang waktu luang.
Ting...... Suara lonceng yang ada di pintu berbunyi
"Selamat datang" Ucap Kaira begitu melihat ada pembeli yang masuk kedalam toko.
Kaira hanya memperhatikan pembeli itu dari jauh dan setelah selesai memilih pembeli itu pun segera membayar ke meja kasir.
"Totalnya 23 ribu kak" Ucap Kaira dengan ramah
"Ini" pembeli itu menyerahkan uang pas kepada Kaira.
"Terimakasih" Ucap Kaira dengan ramah
Setelah membayar pembeli itu segera keluar. Kaira pun kembali melanjutkan belajarnya.
Tak terasa Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan sekarang sudah waktunya bagi Kaira untuk pulang. Kaira akan berjalan kaki sampai ke rumahnya karena jarak tempatnya bekerja dengan rumah cukup dekat. Jika berangkat ke sekolah Kaira juga akan berjalan kaki walaupun jarak antara sekolah dan rumahnya cukup jauh. Kaira rela jika harus berjalan kaki sejauh itu semua Kaira lakukan untuk menghemat pengeluarannya.
Kaira akan menggunakan bus jika sedang dalam keadaan genting saja, selepas dari itu tidak akan pernah. Jalan kaki juga bisa membuat Kaira semakin sehat begitulah pemikiran Kaira. Semua Kaira pikirkan sisi positifnya saja agar Kaira merasa lebih semangat lagi.
Selepas sampai dirumah Kaira segera membersihkan diri terlebih dahulu dan setelah itu Kaira akan memasak maka malam untuk dirinya sendiri.
Sekarang untuk makan malam Kaira hanya akan memakan mie instan saja. Kaira terlalu lelah dan letih untuk masak menu makan yang lain Karena terlalu lama dan ribet.
Selagi menunggu air mendidih, Kaira menyiapkan buku-buku pelajaran yang akan dia bawa besok agar saat pagi tidak terburu-buru.
"Sudah mendidih" Ucap Nara sambil berlari kearah dapur.
"Untung saja tepat waktu"
Kaira segera memasukkan mie instan kedalam panci dan tinggal menunggu mienya matang saja.
Sambil menunggu mie nya matang Kaira menyiapkan peralatan makannya dan mengambil satu botol air dari dalam lemari pendingin.
Mie pun sudah matang, Kaira segera meniriskan mienya dan meletakkan di dalam mangkuk. Kaira membawa makanannya ke meja depan televisi. Kaira makan dengan tenang sekarang. Tak ada lagi orang yang berbisik-bisik membicarakannya. Sejenak kehidupannya kembali damai seperti dulu lagi.
"Andai saja aku punya teman pasti seru setiap kali berangkat sekolah akan merasa menyenangkan dan membuatku semakin semangat untuk belajar, bukan malah membuatku memikirkan hal-hal yang menakutkan" Ujar Kaira sambil memasukkan makanannya kedalam mulut.
Setelah selesai makan Kaira segera pergi ke dapur untuk mencuci peralatan makannya tadi setelah itu pergi ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya.
"Aaaggghhhh.... Enaknya. Semoga hariku besok berjalan dengan baik dan lancar" Ucapan itu selalu Kaira ucap sebelum tidur.
Pagi sudah menjelang Kaira biasa bangun pukul 6 pagi. Setelah itu Kaira akan memasak untuk sarapan pagi sebelum berangkat Sekolah. Hari ini Kaira akan membawa bekal saja dari pada makan di kantin sekolah membuat Kaira merasa tidak nyaman karena perkataan orang-orang yang selalu menyinggung dirinya.
Setelah memasak Kaira segera membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap menuju ke sekolah. Dirasa semua sudah beres Kaira pun pergi ke dapur untuk sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.
Kaira berjalan kaki menuju ke sekolah sambil mendengarkan musik lewat earphone yang selalu menemani perjalanannya menuju sekolah.
"Semoga hari ini hidupku damai" Ujar Kaira.
Kaira sampai di sekolah pas saat jam sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi dan Kaira langsung menuju ke kelasnya. Sesampainya di kelas Kaira langsung duduk di bangkunya dan membaca bukunya sambil menunggu bel masuk.
Kaira kembali menjadi gadis pendiam seperti biasanya. Para murid sudah mulai berdatangan. Yang pertama kali Kaira dengan hanyalah cacian untuknya, tapi Kaira harus terus kuat dan mengabaikan semua perkataan itu.
"Sabar Kaira, kau harus kuat" Ujar Kaira dalam hatinya
Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Guru pun sudah datang dan bersiap akan memulai pelajaran.
"Anak-anak sekarang kita kedatangan murid baru. Ayo masuk" Ucap pak Dev
Murid baru itu segera masuk dan berdiri disamping pak Dev. Seorang pria dengan wajah tampan tapi terlihat cuek.
"Chaiden Sebastian Earl Sanders, panggil aja Chaiden" Ucapnya dengan cuek.
"Baiklah Chaiden kau bisa duduk di bangku kosong, ada 2 bangku kau bisa memilih yang mana" Ucap pak Dev
Chaiden segera berjalan kearah bangku kosong paling belakang di sebelah Kaira diikuti tatapan dari para murid wanita yang melihat Chaiden. Kaira yang melihat Chaiden tiba-tiba duduk di sampingnya menjadi gugup. Baru kali ini ada orang yang mau duduk disampingnya seperti ini.
"Pasti tidak akan bertahan lama" Ujar Kaira dengan pelan
"Kau bilang apa?" Tanya Chaiden
"Tidak, aku tidak bilang apa-apa"
"Ya sudah"
Semua murid melihat kearah Kaira. Mereka semua tidak terima jika murid baru itu duduk di samping Kaira apa lagi dia sangat tampan. Padahal juga bukan salah Kaira juga kalau anak baru itu duduk disebelahnya.
"Tunggu pembalasan ku" Ucap Zeline dengan pelan.
Kaira hanya menunduk dan tak berani mendongakkan kepalanya. Sebenarnya Chaiden melihat saat Zeline berkata seperti itu tadi dan terlihat raut ketakutan dari wajah Kaira.
"Baiklah anak-anak buka buku halaman 36. Chaiden sementara kau bisa bergabung dengan Kaira" Ucap pak Dev
"Jadi Namanya Kaira. Dia terlihat cantik tapi terlalu pendiam" Ucap Chaiden dalam hati sambil memandangi Kaira.
Pak dev menjelaskan pelajaran dengan serius. Tapi semua murid tidak ada yang memperhatikannya. Dari seratus persen mungkin hanya sekitar sepuluh persen yang memperhatikan pelajaran dan murid yang tak memperhatikan pelajaran hanya tidur dikelas, jika tidak mereka akan mengobrol satu sama lain mengabaikan guru yang sedang menerangkan materi.
Chaiden Sebastian Earl Sanders
Next.....
Sesuai dengan rencana yang sudah Kaira susun tadi, Kaira membawa bekal ke sekolah dan memakannya di atap. Setelah mendengar bel istirahat Dengan Cepat Kaira menuju kesana.
Zeline dan kedua temannya melihat Kaira yang pergi dengan terburu-buru langsung mengikutinya. Mereka bertiga bingung saat tau Kaira menuju ke atap.
Zeline melihat Kaira yang sedang memakan bekal di atap dan segera menghampirinya.
"Ini akan menjadi pertunjukan yang bagus" Bisik Zeline pada temannya.
Sesampainya di atap Kaira langsung memakan bekalnya. Baru saja Kaira memakan beberapa suap tiba-tiba Zeline dan teman-temannya datang dan menumpahkan makanan Kaira.
"Zeline" Ucap Kaira
"Apa kau mau marah?, bangun nggak kamu" Ujar Zanna sambil menarik rambut Kaira hingga Kaira berdiri.
Kaira tak bisa berkata apa-apa, pandangannya hanya tertuju pada bekalnya yang berhamburan dilantai, padahal Kaira sudah susah payah memasaknya saat akan berangkat tadi. Dan Zeline dengan teganya menumpahkan makanannya ke lantai
"Suruh Chaiden pidah duduknya agar tak duduk disamping mu" Ucap Zeline
"Kenapa kau tak suruh dia sendiri. Kenapa harus aku" Jawab Kaira
"Kau berani melawan" Kata Zeline sambil mengayunkan tangannya bersiap untuk menampar Kaira tapi seseorang menahan tangannya.
"Dasar kampungan beraninya menindas yang lemah" Ucapnya sambil menghempaskan tangan Zeline dengan kuat.
"Chaiden" Ucap Zeline dan teman-temannya secara bersamaan.
"Kau bertiga tau apa yang kalian lakukan padanya" Tanya Chaiden dengan raut wajah yang menyeramkan
"Apa sih, kita cuma main-main aja kok"
"Main-main kau bilang. Aku lihat dan aku dengan apa yang sudah kalian lakukan padanya"
"Udah yuk cabut aja, nggak asik disini ada pengganggu" Ucap Zeline pergi meninggalkan Kaira dan Chaiden karena dirinya sudah terpojok.
Kaira langsung berniat untuk pergi tapi ditahan oleh Chaiden.
"Kau nggak apa-apa?" Tanya Chaiden
"Enggak. Thanks ya" Kaira melepas genggaman tangan Chaiden dan segera pergi.
Kaira berjalan menuju taman dan duduk di kursi taman dibawah pohon.
"Aku lapar sekali" Ucap Kaira sambil memegangi perutnya. Kaira sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh.
Sudah berniat tidak ke kantin dan ingin memakan bekal dengan tenang Zeline malah datang dan mengacaukan semuanya itu.
Saat Kaira sedang melamun tiba-tiba ponselnya berbunyi, Kaira melihat ponselnya dan ternyata yang menelpon adalah bibinya.
"Kaira kau apa kabar" Sapa sang bibi dari balik telepon. Keluarga satu-satunya yang Kaira punya hanyalah bibinya. Bibinya seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya. Saat ini Bibinya hanya membuka tempat makan kecil di desanya.
"Kaira baik, bibi sendiri bagaimana?" Jawab Kaira dengan seceria mungkin agar bibi tidak curiga jika Kaira menjalani hari yang sulit selama ini.
"Kaira bibi tadi menemukan tabungan milik Papamu dan sudah bibi kirim uangnya ke rekening kamu ya"
"Kenapa bibi kirimkan kepadaku?"
"Sudahlah Kaira kau tak bisa seperti ini terus. Uang itu lebih dari cukup untuk kau gunakan. Bibi tau jika kau selama ini banting tulang bekerja paruh waktu, jadi gunakan saja uang itu dengan baik ya"
"Hem.. baiklah. Kalau begitu Kaira masuk dulu ya bi, sudah bel"
"Baiklah"
Sambil berjalan ke kelas Kaira mengecek saldo rekening lewat ponselnya. Saldo yang kaira punya sebelumnya hanya 800.000 ribu sekarang jumlahnya bertambah sangat banyak yaitu 5,1 milyar.
"Bagaimana bisa?" Ucap Kaira. Kaira sungguh terkejut melihat nominal yang ada di rekeningnya. Kaira mengusap matanya beberapa kali, Kaira pikir ini hanyalah ilusi Kaira saja. Tapi saat Kaira lihat kembali Jumlahnya tetap saja banyak. Kaira segera menghubungi bibinya lagi
"Bibi bagaimana bisa jadi sebanyak ini" Ucap Kaira saat panggilan sudah terhubung
"Itu hadiah dari ayahmu karena dia sudah menelantarkan kamu. Gunakan sebaik mungkin ya. Nanti jika sudah waktunya, bibi akan memberitahukan padamu dimana Ayahmu berada" Jelas Bibi dan langsung mengakhiri panggilan tersebut.
Kaira tak habis pikir. Bagaimana bisa uang sebayak itu ada di rekeningnya sekarang. Sebenarnya Papa Kaira kerja apa dan ada dimana hingga bisa memberi uang sebayak ini. Kaira sudah mencari Papanya kemana-mana tapi tak pernah menemukannya, dan sekarang tidak ada angin tidak ada hujan Papanya memberikannya uang. Sungguh ini tak masuk di akal bagi Kaira. Memikirkan itu membuat Kaira pusing, jadi Kaira akan memikirkan masalah ini nanti saja.
Kaira langsung duduk di bangkunya begitu masuk ke kelas dan memilih tak menghiraukan murid yang lain. Kaira sibuk dengan pikirannya sendiri dan melamun.
Chaiden yang baru saja datang langung duduk disamping Kaira kembali.
"Maaf tapi sepertinya kau harus pindah tempat duduk, jangan disini" Ucap Kaira
"Kenapa kau malah mendengarkan perkataan mereka. Ini hidupku jangan kau atur-atur" Jawab Chaiden dengan sedikit marah.
Oke Kaira tak akan lagi berbicara dengan Chaiden. Kaira kira, Chaiden adalah orang yang sangat baik dan lembut tapi nyatanya dia orang yang sangat angkuh dan sombong.
Guru pun mulai masuk untuk memulai kelas.
"Anak-anak tugas kali ini harus dikerjakan berkelompok dan kelompok terdiri dari 2 orang, teman sebangku kalian yang akan menjadi kelompok kalian" Jelas pak Dev
"Baik pak" Jawab mereka semua.
Zeline seketika langsung menoleh kearah Kaira. Entah mengapa Zeline tak suka jika Kaira memiliki teman padahal Zeline tidak ada masalah pribadi apapun dengan Kaira.
"Bagaimana jika dikerjakan nanti" Ucap Chaiden mencoba memberi saran
"Sepertinya tak bisa, aku nanti ada janji" Jelas Kaira
"Kalau begitu besok saja. kerjakan di rumahku"
"terserah kau saja"
Mereka berdua kembali diam dan mendengarkan materi yang dijelaskan oleh pak Dev didepan. Sepertinya Chaiden hanya suka bicara hal-hal penting saja, selain itu Chaiden tak suka. Begitulah pemikiran Kaira tentang Chaiden.
Sebenarnya dari kemarin Chaiden terus menerus curi-curi pandang ke arah Kaira. Entah kenapa wajah Kaira seperti tidak asing bagi Chaiden seperti mereka pernah bertemu tapi Chaiden tak ingat dimana.
.
.
.
Next....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!