Hari ini hari yang sangat bahagia untuk Nisa dan keluarganya. karena Nisa berhasil lulus menempuh pendidikan SMA dengan nilai terbaik. Nisa sekolah di sekolah yang terkenal di kota itu. dia menolak saran orang tuanya untuk bersekolah di Madrasah Aliyah. dengan alasan mau ikut dengan teman-temannya untuk sekolah di sekolahan favorite di kotanya.
"Selamat yah Nis atas kelulusannya. mudah-mudahan ilmu yang kamu peroleh bermanfaat." ucap Bu Siti yang merupakan ibunya Nisa.
"Terima kasih Mamah." jawab Nisa
"Papah harap kamu mau melanjutkan kuliah di fakultas islam yang kemarin Papah kasih tahu ke kamu." ucap Pak Ahmad
"Nanti Nisa pikirkan lagi Pah." kata Nisa yang memang tak mau bedebat dengan ayahnya karena sekarang ada di tempat keramaian.
Nisa dan kedua orang tuanya sudah kembali ke rumah mereka. karena acara perpisahan sekolah juga sudah selesai.
Pak Ahmad memilih untuk kembali ke pesantren untuk mengajar. sedangkan Bu Siti di rumah dulu untuk hari ini. karena ini hari bahagia untuk anaknya.
Tring tring
Terdengar ponsel milik Bu Siti berbunyi.
Bu Siti langsung mengangkat panggilan telfon itu.
📱"Hallo Assalamu'alaikum" ucap Bu Siti dari balik telfon.
📱"Waalaikum'salam, maaf ustadzah siti jika saya mengganggu siang-siang." ucapnya
📱"Tidak menggangu kok, ini dengan siapa yah?"
📱"Saya Bu Murni salah satu panitia pelaksana pengajian di Desa Suka jaya. saya niatnya mau mengundang Ustadzah Siti untuk mengisi acara pengajian nanti malam. semoga saja Ustadzah Siti bersedia. ya, memang sedikit mendadak sih acaranya juga." jelasnya
📱"Bagaimana yah Bu, saya sebenarnya lagi tidak menerima job untuk malam ini."
📱"Ayolah Ustadzah, saya sudah terlanjur memberikan pengumuman ke warga. nanti saya kasih bonus tambahan deh."
📱"Ya sudah deh saya terima. dan untuk bonus tambahan tidak usah tidak apa-apa." ucap Bu Siti
Bu Siti dengan terpkasa menerima undangan untuk mengisi pengajian. padahal niatnya dia ingin mengjabiskan waktu dengan Nisa. karena jarang sekali keduanya berkumpul. jujur saja Ustadzah Siti sangat sibuk setiap harinya mengisi pengajian di berbagai tempat. terkadang jika tidak ada job, Bu Siti memilih untuk membantu suaminya mengajar di pesantren.
Nisa merasa senang saat mengetahui Ibunya akan keluar malam ini.
Yes, berarti aku bebas pergi dengan Melda." batin Nisa
"Nis, nanti malam Mamah mau isi acara pengajian. dan Papah kamu juga ada tamu di pesantren jadi tidak bisa pulang awal seperti biasanya. kamu di rumah saja yah jangan kemana-mana." pinta Bu Siti
"Iya Mah, Nisa di rumah saja kok." jawab Nisa berbohong. padahal dia sudah berencana untuk pergi. karena kebetulan teman-temannya mengajaknya untuk pergi malam ini.
Malam haripun tiba, Bu Siti bergegas pergi meninggalan rumah. karena takut telat hadir di tempat pengajian. Bu Siti memilih pergi lebih awal. sejak tadi Nisa melihat kepergian Ibunya dari kaca jendela kamarnya yanga ada di lantai atas. dia menyunggingkan senyum tipisnya.
Tring
Terdengar notif pesan masuk di ponsel milik Nisa. dia langsung mengambil ponsel miliknya dan membaca pesan.
☆Melda☆
Nis, cepat keluar dan pakai pakaianmu yang paling sexy. aku sudah nunggu di bawah nih." sekiranya seperti itu isi pesan dari Melda yang merupakan sahabatnya.
Nisa langsung membuka isi lemarinya. namun semua pakaian sexy miliknya tidak ada disana.
Pasti ini kerjaan Mamah yang membuang semua pakaianku." batin Nisa
Nisa terpaksa pergi dengan memakai piyama yang sekarang dia kenakan. niatnya dia akan mampir ke toko baju membeli pakaian untuk di kenakannya.
"Maaf telat" ucap Nisa yang sudah masuk ke dalam mobil sahabatnya.
"Yang bener saja Nis masa pergi pakai piyama." kata Melda yang melihat penampilan sahabatnya.
"Semua pakaian sexyku tidak ada di kamar. sepertinya di buang semua sama Mamah. yang ada pakaian muslim tuh berjejer di gantung di lemari."
"Hahahaha itu berarti Ibu Siti ingin jika kamu berubah penampilan."
"Ah tidak asyik" gumam Nisa
"Tenang saja nanti kita mampir ke butik dulu untuk beli pakaian." ujar Melda
Melda melajukan mobilnya menuju ke butik terdekat. dia mengajak Nisa untuk masuk ke dalam. Melda memilihkan dres pendek warn merah, sangat ketat dan sexy. kini Nisa sudah memakai dres itu dan sedang bercermin sambil menatap penampilannya.
"Ini terlalu sexy Mel." ucap Nisa saat melihat lekukan tubuhnya begitu jelas saat dia memakai dres itu.
"Tapi ini cocok loh untuk kamu. ayolah sesekali pakai yang seperti ini. anggap saja untuk terakhir kalinya pakai pakaian sexy dan jalan bareng. karena kita nanti bakalan melanjutkan kuliah di tempat yang berbeda."
"Memangnya kamu mau kuliah dimana?" tanya Nisa sambil menatap sahabatnya.
"Di inggris karena Ayah Ibuku berada disana."
"Yah kita LDR dong." Nisa berekspresi sendu karena akan berpisah dengan sahabatnya.
"Tapi kan masih bisa berkomunikasi Nis." ucap Melda
Setelah membayar pakaian yang mereka beli, keduanya langsung keluar dari butik itu.
Melda mengemudikan mobilnya menuju ke tempat tujuannya. karena dia berniat untuk mengajak Nisa bersenang-senang malam ini. kebetulan Melda juga sudah membuat janji dengan pacarnya.
Kini mobil itu sudah berhenti di depan club malam yang terkenal di kota itu. bukan club malam sembarangan karena yang datang hanya sekelas orang berduit.
"Kita ngapain ke club Mel?" Nisa memegang erat tangan Melda. dia enggan untuk masuk ke dalam karena baru pertama kalinya.
"Ayolah Nis jangan takut begitu. aku biasa pergi ke club kok." ucap Melda meyakinkan Nisa.
Akhirnya Nisa sedikit tenang. mereka berjalan memasuki club itu.
Melda mengajak Nisa untuk menghampiri pacarnya.
"Hay sayang" sapa Melda
"Hay juga cintaku." ucap Roy yang merupakan pacar Melda. lalu tatapan Roy beralih ke Nisa. lelaki mana coba yang tidak akan terpesona melihat penampilan Nisa malam ini.
Wow sexy sekali ini cewek." batin Roy sambil menatap Nisa
"Oh iya sayang kenalin ini Nisa temen aku yang sering aku ceritakan itu loh." Melda memperkenalkan Roy kepada Nisa
"Mel, aku ke toilet dulu yah. tapi dimana yah toiletnya?" tanya Nisa
"Tuh disana Nis" jawab Melda sambil menunjuk arah jalan menuju ke toilet.
Nisa segera beranjak dari duduknya. dia berjalan menuju ke toilet. setelah kepergian Nisa, Roy menyuruh Melda untuk memesankan minuman untuknya.
"Sayang, pesankan minuman untukku dong. ini sudah mau habis." pinta Roy
"Tapi sayang, kamu jangan terlalu banyak minum."
"Plis untuk kali ini saja." pinta Roy
Akhirnya Melda pergi untuk memesan minuman.
Setelah kepergian Melda, Roy menatap dua gelas jus jeruk yang ada di atas meja. yang satu milik Melda dan yang satu milik Nisa.
Roy mengambil sesuatu dari kantong celananya lalu memasukannya ke dalam minumam milik Nisa.
Melda kembali menghampiri pacarnya setelah dia memesan minuman. tak lama, Nisa juga sudah kembali bergabung dengan mereka.
"Di minum dulu minumnya." Roy menawari Melda dan Nisa untuk meminum jus jeruk yang ada di hadapannya.
Keduanya langsung meminum jus jeruk yang ada di hadapan mereka.
"Enak sayang" ucap Melda
Roy menatap Nisa yang sudah meneguk habis minumannya. dia menyunggingkan seringai liciknya.
Beberapa saat kemudian Nisa merasakan panas dalam tubuhnya. Nisa langsung berpamitan untuk ke toilet lagi.
"Mel, aku ke toilet lagi yah." ucap Nisa
"Mau ngapain Nis? baru juga beberapa menit yang lalu dari toilet." ucap Melda
"Masa harus di jelasin mau ngapain sih." kata Nisa sambil menahan rasa panas dalam dirinya.
"Aku permisi dulu" ucap Nisa lalu segera pergi menuju ke toilet.
Setelah melihat kepergian Nisa, Roy juga berpamitan kepada Melda untuk pergi ke toilet.
Nisa yang sudah berada di toilet langsung mengucir rambutnya karena merasa gerah.
Nisa mendengar suara erangan dari salah satu toilet yang tertutup. itu membuatnya semakin merasakan hawa panas. apalagi suara wanita itu begitu sexy.
Tiba-tiba pintu toilet terbuka dan keluarlah dua orang dari dalam. mereka lelaki dan perempuan. dan perempuan itu tampak sedang menurunkan dres ketatnya yang sedikit terangkat. perempuan itu langsung keluar dari toilet karena sudah mendapatkan bayarannya dari lelaki itu. sedangkan lelaki itu masih berdiri disana sambil menatap Nisa yang sedang mengipasi dirinya dengan tangan karena merasa gerah.
Lelaki itu semakin tak tahan melihat tingkah Nisa. apalagi Nisa juga
meliuk-liukan tubuhnya.
Dari balik pintu masuk toilet terlihat Roy sedang melihat Nisa yang sedang di perhatikan seorang lelaki. Roy tahu lelaki itu siapa. dia tidak mungkin tiba-tiba menyeret Nisa dari hadapan lelaki yang sepertinya sudah terpesona dengan Nisa.
Sial, jika saja kamu bukan orang berpengaruh di kota ini pasti sudah aku hajar karena sudah berani mengambil gadis incaranku." batin Roy saat melihat lelaki itu yang sudah berjalan mendekati Nisa.
Roy segera pergi dari sana. dia akan mencari wanita malam untuk menemaninya. karena tidak mungkin mengajak Melda. karena sejak awal pacaran, Melda tidak mau berbuat di luar batas. padahal Roy juga sudah bosan dengan Melda. tapi kalau putus berarti dia kehilangan sumber uang.
"Siapa kamu?" tanya Nisa kaget karena di peluk begitu saja oleh orang asing.
"Tidak perlu tahu siapa aku tapi sepertinya Nona sedang membutuhkan bantuanku." ucap Lelaki yang bernama Aldo sambil menatap lekat wajah cantik Nisa.
"Aku tidak butuh bantuanmu. aku hanya kepanasan saja." kata Nisa
"Kamu yakin" ucap Aldo lalu mulai melancarkan aksinya.
"Emm" Nisa melenguh disela-sela ciuman yang di lakukan oleh Aldo.
"Mulutmu memang menolak tapi tubuhmu tidak sayang." kata Aldo lalu langsung melanjutkan aksinya.
Aldo merasa jika Nisa sangat kaku karena tidak membalas ciumannya.
"Aku akan membuatmu mendesah di bawah kungkunganku sayang." bisik Aldo di telinga Nisa lalu Aldo langsung menggendong Nisa menuju ke kamar pribadi yang biasa dia pakai di club itu.
Bruk
Aldo membaringkan Nisa di atas kasur. lalu dia mulai melakukan aksinya. Aldo mendengar teriakan Nisa yang merasakan sakit. Aldo sangat senang karena dirinya yang pertama untuk Nisa. dia langsung melepaskan pengaman yang dia pakai biar lebih nikmat. karena ini baru pertama kalinya dia meniduri seorang wanita virgin.
Akhirnya malam panjang mereka habiskan dengan kegiatan panas. Aldo tak puas melakukan sekali. dia melakukan berkali-kali hingga Nisa tak bertenaga.
Melda masih duduk menunggu Roy dan Nisa yang juga belum kembali. dia memutuskan untuk bertanya kepada pengunjung lain. dia sudah bertanya dan mereka hanya melihat Roy. mereka tidak melihat Nisa. akhirnya Melda menuju ke salah satu kamar yang di kasih tahu oleh seorang pengunjung. kebetulan kamar itu tidak terkunci dan Melda masuk begitu saja.
Brak
Melda melihat kekasihnya sedang bercinta dengan seorang wanita malam. dan mereka tampak menikmati permainannya.
"Roy, aku tidak menyangka yah kamu seperti ini. mulai sekarang kita putus." kata Melda lalu pergi dari sana. Melda akan mencari sahabatnya. jika saja dia tidak mengajak Nisa ke club itu pasti Nisa tidak akan hilang begitu saja.
Nisa, sebenarnya kamu dimana? kenapa aku khawatir sekali?" batin Melda yang merasa cemas dengan Nisa.
Melda sudah menghubungi Nisa beberapa kali namun ponselnya tidak di angkat. baru juga Melda akan menyimpan ponselnya tiba-tiba ponselnya berdering. tertera nama Bu Siti di layar ponselnya.
Melda langsung keluar dari club untuk mengangkat panggilan telfon.
"Hallo" ucap Melda dari balik telfon.
"Hallo, Assalamu'alaikum Nak Melda." ucap Bu Siti
"Waalaikum'salam" jawab Melda
"Maaf Nak Melda, Nak Melda sedang bersama Nisa tidak yah?" tanya Bu Siti
"Nisa sudah tidur Bu, di menginap di rumah Melda. ucap Melda
"Syukurlah kalau Nisa ada bersama kamu. Ibu khawatir sekali dengan Nisa."
"Nisa baik-baik saja kok Bu." ucap Melds terpaksa berbohong.
Setelah selesai menelfon, Melda langsung mengirim pesan kepada Nisa. dia menyuruh Nisa pulang ke rumahnya. karena dis sudah bilang ke Bu Siti jika Nisa menginap di rumahnya.
"Mudah-Mudahan kamu baik-baik saja Nis." batin Melda lalu segera mencari taxi untuk pulang.
Melda bisa saja mencari Nisa di setiap kamar di club itu. namun disana ada peraturan
di larang mengganggu ketenangan privasi tamu.
Menjelang pagi Nisa terbangun dari tidurnya. dia merasakan seseorang memeluk pinggangnya. Nisa membuka kedua matanya dan menatap ke belakang. seorang lelaki begitu tampan sedang tidur dengan begitu tenang. Melda menyingkap selimut dan melihat mereka berdua polos tanpa pakaian. lalu ingatannya semalam mulai muncul.
Nisa menutup mulutnya dengan kedua tangannya. dia menangis dalam diam.
"Bagaimana jika Ayah dan Ibu tahu jika anaknya sudah ternoda. pasti mereka sangat kecewa. jika saja Nisa mendengarkan nasihat Ibu mungkin hal ini tidak terjadi kepada Nisa." batin Nisa
Nisa turun dari atas kasur dengan menyeret kakinya. karena dia merasakan sakit di pangkal pahanya. Nisa kembali memakai pakaiannya. dia langsung pergi dari kamar itu sebelum lelaki yang ada di sampingnya terbangun.
Nisa sudah berdiri di depan club itu. dia akan memesan taxi online. namun dia melihat pesan dari sahabatnya. Nisa bersyukur karena Melda sudah bicara kepada orang tuanya. setidaknya Bu Siti dan Pak ahmad tidak akan curiga dengan kepergiannya Nisa.
Nisa sudah sampai di depan rumah Melda. dia segera turun dari taxi online setelah dia membayarnya.
Tok tok
Beberapa saat kemudian Melda membuka pintu depan. dia melihat sahabatnya yang begitu berantakan.
"Apa yang terjadi sama kamu Nis?" tanya Melda khawatir.
Nisa langsung memeluk Melda dan menangis di dalam pelukannya.
••••
Alhamdulilah walaupun novel saya yang sebelumnya sepi, tapi saya tak putus asa berkarya. semoga saja saya bisa membuat novel yang bisa di minati banyak pembaca.😭😭😭😭😭😭 ntah kapan saat itu datang, tapi berusahalah dulu😊
"Apa yang terjadi sama kamu Nis?" tanya Melda khawatir.
Nisa langsung memeluk Melda dan menangis di dalam pelukannya.
"Kamu kenapa Nis? semalam kamu dimana? aku nyariin kamu tapi tidak ketemu." kata Melda khawatir.
"Hiks hiks aku---" Nisa hendak bicara namun isak tangisnya membuat perkataannya terputus.
Nisa melepas pelukannya lalu menatap Melda. Melda juga memperhatikan Nisa terutama tanda merah yang ada di lehernya begitu jelas terlihat.
"Nisa kamu sudah--" Melda menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena kaget.
Nisa menganggukan kepalanya.
"Aku ternoda hiks hiks" Nisa sangat hancur untuk menerima kenyataan pahit ini.
"Nisa maafkan aku, ini semua salahku. andai saja aku tidak mengajakmu ke club mungkin kamu tidak akan seperti ini." Melda ikut menangis dan merasa bersalah kepada sahabatnya.
"Semua sudah terjadi, kesucianku tidak akan bisa kembali. aku harus bagaimana sekarang? jika kedua orangtuaku tahu pasti mereka akan marah besar." kata Nisa
"Ayo kita masuk dulu Nis. kita cari solusinya sama-sama." ajak Melda menyuruh Nisa untuk masuk ke dalam rumah.
Melda mengajak Nisa menuju ke kamarnya. dia menyuruh Nisa berganti pakaian dengan pakaiannya.
"Ini pakai dulu bajuku." ucap Melda sambil memberikan dres miliknya kepada Nisa.
"Terima kasih" jawab Nisa lalu mengambil dres milik Melda. Nisa langsung menuju ke kamar mandi.
Cukup lama Nisa berada di dalam kamar mandi. dia mengguyur dirinya di bawah sower. Nisa masih diam di bawah guyuran air dingin sambil menangis. dia meratapi hidupnya yang begitu malang. Nisa merasa sangat kotor. hidupnya sudah hancur. satu-satunya harta berhaga miliknya tidak bisa dia jaga. entah dia ingin marah tapi kepada siapa. diantara dirinya dan lelaki asing itu sama-sama salah.
Nisa tidak mungkin meminta pertanggung jawaban kepada lelaki asing itu. kedua orang tuanya tidak mungkin setuju jika anak semata wayangnya menikah dengan lelaki tak jelas. apalagi akhlak itu nomor satu bagi Pak Ahmad dan Bu Siti.
"Ya alloh, maafkan Nisa yang sudah berdosa hiks hiks." Nisa terus menangis sesegukan di bawah guyuran air. hingga beberapa lama dia merasa kedinginan. Nisa merasa tak bertenaga dan jatuh pingsan.
Melda menunggu Nisa yang tak kunjung keluar dari dalam kamar mandi. dia mencoba untuk memanggilnya.
Tok tok
"Nisa, kamu sudah selesai belum? kenapa mandinya lama sekali?" Melda memanggil Nisa dari balik pintu kamar mandi.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan Nisa? Kenapa tidak ada sahutan dari dalam? apa dia tidak mendengarku. " gumam Melda
Cukup lama Melda berdiri di depan pintu kamar mandi namun tidak ada tanda-tanda Nisa akan keluar. akhirnya Melda mencari kunci duplikat kamar mandi itu.
Cukup lama Melda mencari kunci itu. karena letaknya yang bercampur dengan kunci lain. akhirnya ketemu juga kunci yang dia cari. Melda langsung bergegas untuk membuka pintu kamar mandi.
Cklek
Tatapannya langsung tertuju kepada Nisa yang sedang terbaring di lantai.
"Nisa" teriak Melda lalu segera menghampiri Nisa.
Melda langsung mematikan sower itu. Melda berniat untuk menggendong Nadia namun tidak kuat.
Bagaimana caranya aku membawa Nisa?" Melda tampak berfikir.
Melda akan meminta tolong kepada satpam depan tapi tidak mungkin. Melda tidak ingin jika aurat Nisa di lihat oleh orang lain. akhirnya Melda mencoba untuk mengangkat Nisa. dengan susah payah akhirnya Melda bisa membawa Nisa keluar kamar. walaupun dengan sedikit menyeretnya.
Melda langsung membaringkan Nisa di atas kasur. lalu dia mulai mengeringkan badan Nisa yang masih basah. dia juga mengambil hairdrayer untuk mengeringkan rambut Nisa. Melda sudah memakaikan baju Nisa lengkap. namun dia khawatir karena Nisa belum juga sadar. dia langsung menelfon Dokter keluarganya untuk datang.
Tak lama kemudian Dokter itu datang. Melda langsung menyuruh Dokter untuk memeriksa Nisa.
"Bagaimana Dok?" tanya Melda setelah Dokter sudah selesai memeriksa.
"Teman Nona Melda ini syok berat. apa terjadi kekerasan kepadanya?" tanya Dokter karena melihat banyak tanda merah.
"Dia korban pel*e*ce*han Dok." jawab Melda sendu.
"Saya ikut sedih, saran saya Nona Melda dampingi temannya yah. jangan biarkan dia sendirian karena bisa saja dia melakukan hal-hal yang membahayakan nyawanya." ujar Dokter
"Saya akan berusaha Dok." ucap Melda
"Ini obat-obatan untuk sahabat Nona. disini sudah ada aturan minumnya. kalau begitu saya permisi pulang." pamit Dokter
"Terima kasih Dok, nanti pembayarannya saya trasfer." ucap Melda
"Sama-sama" jawab Dokter sambil tersenyum. lalu Dokter itu langsung pergi untuk pulang.
Setelah kepergian Dokter, Melda duduk di pinggiran ranjang. dia membelai rambut panjang Nisa.
"Sebenarnya aku ingin kuliah ke Luar Negeri Nis. tapi jika lihat kondisi kamu seperti ini sepertinya aku tidak bisa pergi dengan tenang. aku akan disini saja bareng kamu. hitung-hitung itu adalah balasan untuk rasa bersalahku. aku akan ijin ke orangtuaku agar melanjutkan kuliah disini bareng kamu." gumam Melda
"Eugghh" Nisa memegangi kepalanya yang pusing.
"Akhirnya kamu sadar Nis." ucap Melda penuh syukur.
"Aku dimana?"
"Kamu di kamarku Nis, apa kepalamu pusing?"
"Kalau gitu kamu minum obat dulu yah. tapi harus makan dulu. sebentar aku mau ambil makanan untuk kamu." setelah mengatakan itu Melda langsung keluar dari kamar.
Melda kembali dengan membawa makanan.
"Kamu makan dulu yah." ucap Melda lalu dia menyuapkan nasi untuk Nisa.
Nisa hanya makan tiga suap saja. Melda menyuruhnya lagi untuk makan namun Nisa tidak mau. Melda langsung menyuruh Nisa meminum obat. setelah meminum obat Nisa kembali tiduran. dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. lalu dia langsung tidur miring membelakangi Melda.
Melda yang melihat itu merasa sangat bersalah.
Melda mengambil ponsel milik Nisa lalu mengirim pesan kepada Bu Siti.
♡Mamah♡
Assalamu'alaikum
"Maaf Mah, sepertinya Nisa pulang besok. Nisa masih betah di rumah Melda."
Sekiranya seperti itu isi pesan yang di kirim oleh Melda.
Setelah mengirim pesan kepada Bu Siti, Melda langsung keluar kamar untuk membawa piring bekas Nisa makan.
Nisa yang sedang tiduran tampak diam.
air matanya kembali membasahi pipinya.
Melda kembali ke kamar dan mendengar isak tangis.
"Nisa, plis jangan seperti ini Nis. kamu membuatku semakin merasa bersalah hiks hiks." Melda ikut menangis karen merasa jika kejadian yang menimpa Nisa atas kesalahannya.
Nisa mendengar sahabatnya menangis sesegukan. dia bangkit dan menatap sahabatnya.
"Ini bukan salah kamu kok Mel. ini sudah takdir yang harus aku jalani." kata Nisa
"Tapi kamu jangan seperti ini Nis? aku semakin bersalah jika kamu kehilangan semangat hidup."
"Aku cuma merenung Mel, aku tidak apa-apa kok. aku akan mencoba untuk ikhlas." ucap Nisa pura-pura kuat.
"Aku janji untuk menebus semua kesalahanku, aku akan tetap disini sama kamu. aku aka ikut kemanapun kamu pergi. aku tidak akan melanjutkan kuliah di Luar Negeri."
"Terima kasih Mel, kamu memang sahabat terbaikku. tapi itu terlalu berlebihan jika kamu mengorbankan pendidikanmu demi aku." kata Nisa
"Tidak Nis, aku akan kuliah disini bareng kamu. bagiku sama saja mau kuliah dimana. Mamah juga pasti mengerti dengan keinginanku ini." ucap Melda
"Terima kasih sahabatku" kata Nisa lalu langsung memeluk Melda.
°°°
Yuk tinggalkan like & komentar sebanyak-banyaknya biar saya semangat Up😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!