Mungkin untuk sebagian orang bisa melihat sesuatu yang tak mungkin orang lain bisa lihat itu mustahil, tapi bagiku itu nyata, aku bisa melihat mereka yang tak terlihat oleh orang biasa, yang biasa mereka sebut dengan hantu, aku bisa melihat mereka.
Tapi keluargaku tak pernah mempercayai itu bahkan perkataan ku di sebut hanya hayalan saja tapi itu tidak, mereka memang ada . Dimulai aku bisa merasakan mereka saat aku duduk dibangku kelas VII SMP. Aku akan membagikan kisahku disini selamat membaca.
Namaku Arumi Nasha Razeta, aku anak satu satunya namun aku mempunyai kakak tiri yang bernama Afifa Fatimah, kami beda 10 tahun. Bapakku bernama Wira dan mamahku Dian, kami keluarga yang sederhana tapi alhamdullilah sangat harmonis.
Pada tahun 2013 aku lulus dari sekolah Dasar, aku sekolah dasar ke agamaan namum saat SMP aku mau sekolah biasa saja, aku memilih sekolah yang agak jauh dari rumahku, jika ingin sampai kesana hanya naik 2 kali angkot sudah sampai, kalau ingin menghemat uang jajan aku selalu jalan kaki bersama teman-teman didaerah tempat rumahku, aku Berasal dari Bandung.
Kejadian yang aku alami terjadi saat masa-masa akan naik ke kelas VIII kelas satu aku masuk kelas VII P sekelas dengan sodaraku yang bernama Ayudia Cantika, dan kami berdua memilik 2 sahabat lagi yaitu Hanin Rohaeni dan putri Zania, tapi dia Kristen tapi tak apa, kami bersahabat dengan baik.
Saat itu akan diadakan ulangan akhir semester kelaspun diacak dan digabung dengan kelas lain, aku duduk bersebelah dengan laki laki yang bernama Faiz dan memang disengaja oleh guru kami untuk duduk dengan laki-laki ya mungkin supaya tak kerja sama.
Waktu kejadian itu hari jumat, aku datang paling awal, dan aku kebagian di kelas lantai 2 bekas ruang kesenian dan banyak angklung dan alat musik lainnya beserta di temboknya terlukis seorang penari, aku pun yang memang pemberani langsung saja masuk kekelas.
Aku hanya duduk saja sambil menunggu teman-teman ku datang ke kelas, namun keanehan itu dimulai, mulai hari ini tiba-tiba ada sebuah angklung berbunyi dan itu nyata di depan mataku, sedangkan tak ada jendela atau pun pintu yang terbuka saat aku akan mendekati angklung yang sedang berbunyi itu tiba-tiba "Rumi " ada yang memangilku,aku pun langsung memutar tubuhku dan ternyata itu temanku Astuti dan angklung itu dengan sekejap berhenti.
"Kamu lagi apa ngelamun sambil liatin angklung " tanya Astuti.
" Emmmm emang kamu tadi ga denger ada suara angklung gitu " tanya ku tanpa menjawab pertanyaanya terlebih dahulu
Astuti pun binggung ditanya seperti itu "tidak, aku hanya melihat kamu yang sedang melamun disitu, memang saat aku masuk kamu ngadenger Mi"
"Engga aku kaget malahan tiba-tiba ada yang mangil aku " ucapku
"Masa sih padahal tadi kenceng banget aku buka pintunya Rum" makin binggung saja Astuti mendengar ucapan ku.
"Yasudah lah tak usah difirkan " kataku agar Astuti tidak takut.
Dia hanya mengangguk angguk saja,
Aku pun pergi ke bangku ku dan duduk membuka buku dan menghafal lagi.
***
Ulangan akhir semester pun usai, jadi kita bebas untuk masuk sekolah atau tidak tapi harus datang ke sekolah untuk absen saja,
Lagi lagi aku datang ke sekolah paling awal memang aku kerajinan kali ya, kelasku yang sebenarnya ada dilantai bawah paling ujung dekat perpustakaan dan didepan kelasku ada semacam kolam renang ikan dan diatasnya ada seperti saung kecil.
Aku masuk kekelas sendirian saat aku jalan aku mendengar suara langkah kaki yang mengikutiku, aku membalikan badanku dan tak ada siapa-siapa, aku berjalan lagi ada lagi suara langkah kali itu, cepat-cepat aku duduk dibangku ku, entah kenapa bukan keluar aku malah duduk dibangku ku, karna dulu aku fikir itu mungkin aku salah dengar.
Datanglah temanku Fania dan duduk dibangkunya sendiri.
Aku ini tipe orang yang pendiam dan tak banyak bicara, aku akan bicara kalau memang perlu dan penting saja.
Ada satu laki-laki yang perhatian sekali dengan ku tapi dia sudah mempunyai pacar dan kadang pacarnya itu suka marah sama aku, padahal aku tak pernah mau didekati lelaki itu namun entah memang takdir atau apalah, aku selalu sebangku.
Karna memang dikelasku suka diacak duduknya dan saat ulangan sama pula oleh guru-guru tertentu, dan saat pembagian kelompok pun kita selalu satu kelompok, dia bernama Rangga dan temanya bernama Sani dia seorang laki laki ya.
Dan sahabatku Putri menyukai Rangga tapi dengan secara diam diam Putri hanya bisa bercerita, ya kepada sahabatnya saja.
Dan pacarnya Rangga, Fitri mengetahuinya dia dengan so bijaknya memutuskan Rangga katanya karna Putri menyukainya.
Saat aku sedang piket bersama Putri tiba-tiba Fitri menghampiri Putri dan aku memang sedang ada di sebelah putri.
"Put aku udah putus loh sama Rangga" ucap Fitri kepada Putri sambil memberikan kertas yang dia tulis kepada Rangga saat meminta putus.
"Apa an sih kamu ngajelas banget " Marah Putri mengabil kertas itu dan menyobeknya.
"Udah yu Rum piketnya " ucap Putri mengajak ku, aku pun mengikutinya dan mencoba untuk menenangkanya.
"Apa an sih tuh si Fitri mau pamer apa, kalau di putus.Aku tanpa bantuan dia pun bisa aku dapeten hatinya Rangga" sungut Putri.
"Ya mungkin menurut dia itu bagus dia lakuin, kenapa ya sikapnya itu kaya gitu, padahal kan ga usah kaya gitu juga kalau mau putus ya putus aja jangan bawa-bawa kamu, karna kamu suka sama Rangga dia putusin tuh pacarnya"kesal ku juga dengan sikapnya itu.
"Woy lagi apa, gerumpi bae" ucap Hanin yang mengagetkan kami berdua dan di belakangnya ada Ayudia.
Kami ber empat pun akhirnya ngerumpi juga diluar sekolah sambil duduk-duduk manis.
Aku tak berani untuk menceritakan apa yang kemarin-kemarin aku alami, aku takut aku keliru, dan aku akan memastikanya kembali nanti jika hal-hal aneh itu terjadi lagi padaku.
Aku pun kebelet pengen pipis dengan senang hati Hanin mengantarku, aku kekamar mandi yang paling belakang dan disebelahnya kantin dan sebelah kananya itu musola, disekolah ku ada sebuah kamar mandi yang jarang sekali di tempati yaitu paling ujung dekat dengan tangga yang selalu di kunci dan semua murid tak tau alasanya kenapa.
Saat aku masuk ke kamar mandi kedua paling ujung disana berserakan pembalut dan masih ada darahnya iuh jiji banget kok ngadibersihin sih, aku cepat pipis saja dikamar mandi itu.
Saat aku sudah selesai Hanin mengajakku untuk mengaca dulu dan aku pun menurut, karna Hanin sangat suka sekali dengan yang namanya dandan. Aku pun menunggunya. Aku menatap kekamar mandi yang baru saja aku gunakan aku melihat ada wanita berbaju putih dengan rambut panjang namun membelakangi ku.
Hanin pun sudah selesai, saat melewati kamar mandi yang aku pakai itu, aku terus menatapnya namun saat aku sudah dekat tak ada apa-apa tak ada orang disana, terus yang tadi siapa.
Aku dan teman-temanku ada pelajaran yang mengaharuskan belajar diperpustakaan, sekarang aku sudah naik kelas menjadi kelas VIII 18 dan aku masih sekelas dengan Ayudia, dan kedua sahabat ku lagi beda kelas.
Saat diperpustakaan kami semua menceritakan tentang hantu.
Novi yang bercerita bersama Karin, kami yang lain mendengarkan sambil mengerjakan tugas.
"Eh Karin kemarin dengerin ardan radio ga, seru tau ceritanya " ucap Novi.
"Engga tuh, ceritain dong Nov" minta Karin.
" Oke deh, ceritanya itu tentang pembalut Rin, jadi gini sebut aja s embanya itu namanya Maemunah, dia itu kerja dipabrik dan pulang malam sekitar jam 1 malam, dia diantar sama temenya, tapi sampai depan gang aja, nah kan rumahnya masih jauh tuh, dia jalan sendirian jam 2 malem itu, dan sialnya lagi dia lagi halangan, cepat-cepat dia pergi kerumahnya dan saat sudah sampai langsung ke kamar mandi untuk mandi, karna sudah tak enak badannya itu , haidnya sudah tembus, tapi pembalutnya ga dicuci malah dia buang ketempat sampah, selesai lah dia mandinya. Lalu pergi kekamar untuk memakai baju, perutnya sangat lapar, jadi Maemunah tuh kedapur buat bikin mie, tapi dikamar mandi air keranya berbunyi padahal kan sudah dimatikan tadi, Maemunah pun mengeceknya dan ternyata kerannya mati, kembali lagi lah Maemunah ke dapur. Nah udah siap ya. Tiba-tiba ngedenger lagi suara keran dengan kesal dia balik ke kamar mandi dan apa yang dia lihat perempuan memakai baju putih dengan lidah yang panjang sedang menjilati darah haidnya yang ada tong sampah, s Maemunah gabisa gerak dong, dan tiba-tiba perempuan itu menengok dan lidahnya mendekati tubuhnya, nah s Maemunah langsung pingsan terus
Saat cerita belum usai Karina berteriak "akhhhh itu takut" Karina menunjuk kearah lorong perpustakan sambil menangis.
Aku melihatnya juga ada makhluk yang menjulang sangat tinggi dengan perawakan hitam berbulu.
"Ada apa ini kenapa " ucap bu guru.
"Itu bu ada yang berdiri disana sangat tinggi bu "
Sontak semua murid melirik ke arah yang ditunjuk Karin. Dan mereka tidak melihat apa apa.
"Makanya udah mau magrib malah cerita-cerita horor udah sekarang beres-beres " marah ibu guru.
Kami semua pun pulang, aku pulang denga naik angkot memisahkan diri dengan teman-temanku yang akan jalan kaki lewat pemakaman, karna ya aku tak mau melihat yang aneh-aneh kembali, aku selalu memendam semua yang aku lihat tentang mereka yang tak kasat mata, aku tak menceritakan nya kepada siapa pun, pasti orang akan menganggapku gila atau menghayal.
Besoknya saat masuk sekolah Karin menceritakan bahwa makhluk yang kemarin dilihat Karin mengikutinya sampai rumah, sampai-sampai Karin harus diruqyah.
Aku hanya diam mendengarkannya saja tak banyak bertanya atau pun menimpalinya.
***
Aku pun pernah mendengar dari kakak kelas ku dulu bahwa patung yang ada didepan kelasku, patung seorang perempuan yang cantik, itu katanya di isi oleh makhluk halus.
Dan sekarang patungnya sudah di hancurkan takut-takut akan menganggu siswa yang lain mungkin ya.
Ada lagi cerita diruang kesenian, kalian masih ingatkan ruangan itu. Katanya dulu juga pernah diadakan kumpul seluruh siswa kelas VIII nah saat sedang serius-seriusny guru menerangkan ada siswa laki-laki yang fokus sama lukisan seorang penari yang ada ditembok depanya, terus saja lukisan itu ditatap, dan pada detik berikutnya patung itu mengedipkan matanya dan tak lama laki-laki itu pingsan.
Aku pun memdapatkan cerita ini dari kakak kelasku yang juga satu kelas dengan laki-laki itu, setelah dia bangun dari pingsannya laki-laki itu berteriak-teriak dan menceritakan semua yang dia lihat. Makanya sekarang ruang kesenian dibuat menjadi kelas katanya agar terjamah dan tidak kosong lagi.
" Rumi kita kekantin yu" ajak Rangga, aku pun meng iyakannya karna bosen di kelas terus. Ya aku sekelas lagi dengan dia.
"Rumi udah punya pacar belum " tanya Rangga lagi.
"Belum memangnya kenapa Angga" jawab ku
"Tidak hanya ingin tau saja, habisnya kamu tuh tertutup banget Rum "
"Ya gini aja Angga, ga semua orang boleh tau tentang kehidupan kita ini " ucap Arumi sambil tersenyum.
"Iya juga sih Rum bener, yaudah kamu mau beli apa, aku tungguin"
"Hemmm beli mie deh aku laper Angga" sambil memelas dan mengusap ngusap perutnya
Angga pun tersenyum melihat tingkahku, "yasudah biar aku yang mengantri kamu cukup diam disini tunggu aku ya " bergegas Angga mengantri, karna mie disini tuh sangat enak, yang membuat enak itu kaldunya, benar-benar pas dipadukan dengan mie.
15 menit pun berlalu. Angga pun datang dengan membawa dua mangkok mie. Disodorkannya mie punyaku dan kami pun makan berdua di kantin sambil mengobrol ringan.
"Angga kalau kita makan kaya gini emang pacar kamu ga akan marah ya "
" Ya engga lah Rum tenang aja. Itu bisa diatur "
" Ya tapikan, pemikiran perempuan itu beda-beda Angga. Ada yang memang percaya dengan perkataan pacarnya, ada juga yang bisa percaya dengan omongan lain, nanti aku di cap sebagai perebut pacar orang lagi "
"Engga lah Rum, udah kamu tenang aja ya, aku bayar dulu, untuk hari aku yang bayar" ucap Rangga sambil pergi ke ibu kantin untuk membayar.
"Ya udah yu Rum kita kekelas lagi, sebentar lagi bell, kamu udah hafalin lagi buat ulangan sekarang " ajak Angga.
"Alhamdullilah udah Angga. kamu sendiri gimana " tanya balikku.
"Hehehe kamu kaya yang gatau aku aja, kapan sih aku belajar Rum" sambil tersenyum dan menatapku dengan sangat lekat.
Akupun hanya tersenyum saja, tak terasa kita berdua udah sampai, aku kebagian dilantai 2 dan kebagian kelas paling ujung dekat tangga, teman-temanku yang melihat ku dengan Angga datang bersamaan, malah menyie nyie kan aku, tau lah kalian gimana disekolah jalan sedikit sama laki-laki pasti dianggapnya pdkt lah, pacaran lah kan belum tentu, yang dilihat belum tentu nyatakan.
Aku tak menghiraukannya pergi kekelas dan menghampiri Ayudia yang sedang cemberut " Kamu kenapa Yu"
"Kamu kemana sih Rum aku cariin juga " jawab Ayu sambil melipat tanganya.
"Maaf aku tadi diajak makan sama Angga"
"Jahat kamu maah ga ajak-ajak aku tau nyebelin "
"Udah-udah cepet kebangku kamu tuh bu tika pengawas udah kesini "
Semua murid pun duduk rapi dibangkunya.
"Assalamualakum anak-anak " ucap bu Tika
"Walaikumsalam warohmatullahhi wabarokatuh" ucap semua murid serentak.
"Baik anak-anak sekarang ulangan untuk mata pelajaran yang kedua bahasa indonesia, ibu bagikan kertasnya, jangan sampai ada yang nyontek kalau ada yang nyontek ibu robek kertas kalian " ucap Bu Tika.
"Baik bu " serentak kami menjawab
Dipertengahan ulangan sekitar jam 4 tiba-tiba ada suara orang menangis tepat dikelas kami, kami semua terus saja mendengarkannya takut-takut kami salah dengar.
"Anak-anak apa ada yang menangis dikelas ini " tanya Bu Tika
"Tidak ada bu " jawab Widi
"Semuanya baca alfatiha ya"
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam."
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
Artinya: "Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
Artinya: "Pemilik hari pembalasan."
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
Artinya: "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
Artinya: "Tunjukilah kami jalan yang lurus."
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Artinya: "(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Saat kami semua melantunkan surat Alfatiha perlahan lahan suara tangis itu menghilang, ibu guru sudah tau itu bukan manusia.
"Kalian mau tidak mendengarkan cerita ibu" tawar bu Tika
"Mau bu " ucap kami semua serentak.
"Dulu tahun berapa gitu ya ibu lupa lagi. tapi ini ceritanya tentang kakak kelas kalian, sebut aja namanya Riska ,dia itu selama seminggu jadi pendiam sebelum kejadian ini, orang tuanya cerita dirumah tuh Riska diem aja sendirian nangis tiba- tiba ga seperti biasanya, makan juga jadi jarang nah pada saat puncaknya diakan dianter sama ayahnya buat berangkat sekolah namun ditengah-tengah jalan yang mau mengarah kesekolahnya dan lumayanan masih jauh dia pengen turun kekeh gak mau dibantah. Akhirnya ayahnya pun menurunkan Riska. Baru saja Riska masuk belokan ada sebuah motor pespa melaju kencang dan terjadi tabrakan yang buat kawat kumplingnya putus dan kalian tau kawat kupling itu mengenai leher Riska dan kepalanya buntung, ayahnya yang memang masih mengamati anaknya syok melihat kejadian ini, mungkin saat seminggu yang kemarin dia itu udah punya firasat kalau hidupnya tak akan lama lagi " Bu Tika pun mengakhiri ceritanya itu.
Karna kematian siapa yang tau, siapa juga yang ingin meninggal namun kita tak bisa menawar kepada Alloh jadi banyak-banyak kan lah amal ibadah, dunia dan akhirat harus seimbang kita jalankan.
Tahun 2015 aku sudah naik ke kelas IX namun kami semua libur selama 2 minggu ditambah 1 bulan full libur karna bulan ramadhan, di sekolah ku jika bulan ramadhan akan libut tak ada kegiatan apa apa.
Saat puasa baru 1 minggu tiba-tiba kaki kiri ku sakit sekali, sampai-sampai jalan pun susah. Mamahku akhirnya meminta dokter yang dekat rumahku untuk mengecek keadaan ku dan memberika obat padaku.
Dan dia berkata bahwa aku di ikuti, karna aku terlalu pendiam jadi makhluk itu suka kepadaku dan memang aku melihat wujudnya itu selalu ada di pintu kamarku perawakannya ya seperti perempuan namum menyeramkan.
Namun bukannya sembuh malah makin parah. Puncaknya terjadi saat aku sedang mandi otomatis pintu kamar mandi dikunci kan.
Aku mandi pada saat itu sambil duduk dan saat selesai mengambil handuk, yang memang dengan duduk pun bisa ditarik, saat aku akan berdiri kaki ku sama sekali tak bisa digerakan malahan kedua kaki ku tak berfungsi aku panik cepat-cepat aku meneriaki mamah ku untuk meminta tolong " mah , mamah tolong kaki Arum gabisa digerakin" ucapku sambil menangis.
Mamahku panik karna pintu tak bisa dibuka" Rum kamu kunci pintunya ini "
"Iya mah Arum kunci pintunya hikh hikh " ucapku sambil terisak.
"Coba dengan pelan-pelan kamu buka Rum" perintah mamahku.
Dan akhirnya terbuka juga, cepat mamah membangunkan ku dan dengan perlahan memapahku kekamar, aku sangat takut apa yang terjadi dengan kaki ku ini.
Aku terus saja menangis melihat ke adaan ku seperti ini tak bisa jalan sama sekali, saat akan ke kamar air pun aku harus di papah oleh mamahku.
Bapakku yang panik, pergi menyusul temanya untuk mengobatiku, orang pintar dia, saat sampai rumah kakiku di urut dan entah apa yang mereka bicarakan.
Saat keadaan ku semakin parah, mamah dan bapak membawa ku terlebih dahulu ke dokter yang ada di didekat rumah kami naik motor di dempet 3, aku saat sampai di dokter itu hanya di suntik namun tak ada perubahan sama sekali, aku tak makan sama sekali, aku hanya minum air kelapa saja.
Besoknya Bapakku memanggil tukang pijat lagi, dia membawa telor dan memijatku lalu mengunakan telor itu untuk memindahkan penyakit ku katanya, kalau ada yang jahil dengan ku katanya saat dibuka telur itu akan hitam dalamnya, dan aku pun tak tau itu hitam atau tidak didalam telurnya.
Dan tak ada perubahan sama sekali, dan bapak ku memangil uwa ku yang tinggal di lembang untuk mengobatiku dia juga sama orang pintar. Namun sama dia memijat kakiku dan mengatakan bahwa rumah ku belum diselamatkan, ya menurut bapak memang belum, akhirnya rumah ku diselamatkan dengan mengubur suatu yang entah aku tak tau itu apa.
Dan yang terakhir aku dibawa ke dokter jaga oleh uwa ku kakak dari mamahku, aku kesana menaiki beca. Sudah diperiksa akhirnya dokter bilang kepada uwa ku bahwa aku setruk ringan, disitu hatiku sangat hancur kenapa semua ini harus terjadi padaku kenapa.
***
Aku rutin meminum obat namun tetap saja tak sembuh-sembuh malahan aku sering marah-marah sama mamah ku ini.
"Mah tutup genting yang transfaran itu Rumi gamau ada cahaya yang masuk kedalam kamar Rumi" perintahku kepada mamah sambil mataku melotot kepadanya.
Mamah pun melakukannya, mungkin jika aku yang menjadi mamah, pasti sudah marah namun beliau sangat sabar menghadapi sikapku yang saat ini.
Saat tidur aku selalu bermimpi didatangi oleh seorang perempuan berambut panjang sebatas pahanya, memakai baju seperti kemeja dan rok lusuh dan aku ada disebuah rumah panggung.
Berulang-ulang itu terjadi, malahan aku sampai dimandikan oleh sosok itu.
Aku pun bercerita kepada bapakku dan bapaku juga melihat kuntilanak diatas genting kamarku setiap harinya selalu ada takut sekali aku mendengarnya.
***
Uwa ku menyuruh ku untuk pergi kerumah sakit namun aku tak mau, aku takut sekali.
Dan yang terakhir bapak ku membawa orang yang bisa lagi dan sama lagi memijatku dan menarik narik rambutku dan tak ada hasil sama sekali ,ya alloh kenapa kau berikan cobaan ini kepada ku.
Akhirnya mau tak mau aku dibawa kerumah sakit oleh uwa ku sudah genap 1 bulan aku sakit, dan saat pemeriksaan pertama aku dibawa kedokter syaraf dan kalian tau aku diagnosa mengidap menyakit minigitis , ya alloh aku saat mendengar itu sudah sangat tak kuat padahal aku tak pernah makan yang mentah mentah atau pun setengah mateng tapi kenapa aku bisa mengidapnya.
Asalnya aku akan pindah rumah sakit karna masalah biaya, namun akhirnya aku dirawat juga di rumaha sakit itu,dengan bapak ku menjual motor kami satu-satunya untuk membiaya ku selama dirawat.
Hari pertama aku dipasang infus dan diambil darah untuk pengecekan lebih lanjut, dan diambil dahak ku juga.
Dan hari kedua aku melakukan CT scan punggungku beserta CT scan kepala.
Yang pertama aku dibawa telebih dahulu keruangan CT scan punggung dengan tak memakai dalaman agar terdekteksi semuanya.
ini untuk contoh saat aku di CT Scan ya
Beres CT Scan punggung lanjut CT scan kepala aku tak dibolehkan memakai ikat rambut, dan digerai begitu saja kepala ku dulu dimasukkan kedalam alat itu seperti tabung sih menurutku alat itu.
Hanya sebentar dan tak lama sama sekali, aku dirawat pada tahun 2015 genap usiaku baru mengincak 15 tahun.
Suster pun datang dan melakukan pemeriksaan kepada mataku, sebelah mataku ditutup oleh tanganku lalu suster memberi aba-aba.
"Rum coba lihat ini angka berapa " ucap suster itu
"5,3,1,2" ucapku.
Berulang sama dengan mataku yang sebelahnya dan cek warna ternyata aku masih bisa membedakannya.
"Ternyata tidak ada masalah, tapi matanya ditutup sebelah memakai kapas Ya " ucap suster.
Memang mataku aga buram namun masih bisa melihat dari jarak jauh entah bagaimana menjelaskannya,
***
Untuk tes darah ku sudah keluar dan aku tak ada penyakit apa pun dan dalam dahakku pun tak ada. Katanya takut ada TBC.
Dan CT scan punggung ku keluar, punggungku ada yang retak dan bergeser karna efek tidur terus.
Untuk kepalaku ada luka katanya bekas kejedug, namun aku tak pernah kejeduk atau jatuh dan membentur kepalaku, posisi lukanya ada paling bawah kepalaku.
Aku ditangani oleh dokter Ros dokter syaraf, yang diobati terlebih dahulu adalah kepalaku, banyak sekali obatnya sampaui 7 butir belum itu di minum 2 kali sekali. Ditambah suntikan yang disuntikan kedalam selang infusanku rasanya perih sekali saat obat itu masuk .
Dan di rumah sakit ini sehabis magrib pasti ada yang melantunkan asmaul husna ke setiap kamar pasen oleh susternya. dan selalu ada seperti pembinaan gitu buat memotifasi pasen agar mau cepat-cepat sembuh, diberi ayat ayat al quran untuk pegangan kita dan membacanya setiap hari.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!