"Hufftt~ baru kemarin Minggu eh udah Senin aja,"ujar Xana.
Xana adalah seorang gadis berambut panjang pirang kemerahan dengan mata berwarna biru.Dia akan lulus 3 bulan lagi.
BRUUKKK!!!
Sebuah bola basket mengenai kepalanya.Ia kaget sekaligus marah karena bola itu ikut mengotori seragam putihnya.Xana mengambil bola itu dan melihat sekitar,matanya kemudian tertuju dengan sekelompok anak basket yg menatapinya dari jauh.Xana mendekati kelompok itu.
"Bola ini milik kalian?"ujar Xana.
"Iya,milikku! Kembalikan sini..."
BRUUUUUKKKK!!!!
Xana memukul cowo itu dengan bola basket tadi.Ia kesal karena diantara mereka tidak ada yang meminta maaf ataupun menanyakan keadaannya.
"Apa kau Gila?!" Ujar teman lainnya.
"Sedikit" balas Xana.
Mereka menggendong cowo tinggi keren.Xana memang tidak tinggi serta tidak bisa memainkan basket.Tetapi jika dia marah, sesuatu yang tidak mungkin sekalipun akan menjadi MUNGKIN bagi Xana.
Xana memasuki kelasnya.Tampak beberapa pasang mata melihatnya.Ia tahu pasti gara-gara cowok tadi yang ia buat pingsan.Ia duduk dan mengeluarkan HP nya.Ditengah sibuk melihat HP nya,tiba-tiba ada suara keras membuka pintu dan berlari ke arahnya.
"Xana!! Itu kamu kan?! Apa yang kau lakukan dengan adikku?! Apa hakmu memukulnya,hah?!" Teriak wanita dengan Make up tebal dan jaket biru berambut panjang.
"Kau siapa?" tanya Xana dengan santai.
"Apa?! Kau menantangku?? Aku Jihan! Kakaknya Reza yang kau pukul tadi dengan bola basket!!"bentak Jihan.
"Kau ingin berkelahi denganku?" Xana berdiri dari tempatnya.
"Kau...! Kau tidak tahu siapa aku hah?!" Bentak Jihan setengah gugup.
"Keluar yuk~" Xana Berjalan perlahan keluar dengan senyum jahatnya.
Bell sudah berbunyi sejak tadi.Semua murid sudah memasuki kelasnya masing-masing.Terlihat 2 anak cewe berpakaian seragam rapi.Di lapangan basket yang cukup luas itu membuat mereka terlihat agak kecil dari kejauhan.Tampak dari jendela-jendela gedung ada banyak murid yang menyaksikan mereka.Bagaimana tidak?mereka tahu siapa Jihan,dia anak dari keluarga terpandang serta keponakan dari Walikota,sedangkan mereka tidak tahu siapa Xana.
"Heh! Kamu begitu angkuh,ya.Apa aku harus memukulmu dulu baru bisa berlutut denganku?!" Sombong Jihan.
"Pertama-tama kenapa kamu begitu sombong bahkan sebelum kita mulai berkelahi? Dan apa kamu tahu kalau adikmulah yang bersalah atas diriku?"Xana bertanya dengab santai dan kalem.
"Aku tidak peduli! Murid rendahan sepertimu memang harus diberi pelajaran!"
"PENGAWAL!" Teriak Jihan.
Ada 4 orang pria berbaju hitam rapi dengan kacamata.Mereka bertubuh tinggi dan besar sehingga membuat orang-orang takut padanya.Tidak disangka Jihan akan memanggil bodyguard nya untuk melawan Xana.
"Mental patungan? Kamu mengira aku takut? Dengar,Presiden sekalipun jika ia salah maka tetaplah salah! Aku tahu kok,kamu itu keponakan Walikota,tapi itu tidak ada artinya di mataku." Xana mendekati 4 pengawal tadi.
Tampak salah satu pengawal akan menyerangnya dari belakang,Xana pun melayangkan tendangan ke wajah pria itu.Sontak Jihan kaget akan apa yang dia lihat.Gadis itu memang kelihatan cupu dan culun dengan stylenya.Tapi siapa sangka ia begitu kuat dan pemberani.
"Yahh pingsan... Badan doang gede ini mah"Xana menempelkan sepatunya ke wajah pria yg pingsan itu.
--bersambung
Perhatian!!!
Mohon Like,Favorite,Dan Vote buat semangatin penulis!!( ◜‿◝ )♡
Satu Pengawal sudah kalah,kini tinggal 3 pengawal dibelakang Xana.Kemudian ada serangan lagi dari belakang.Tangannya di masukkan ke saku kiri dan kanan lalu menendang kepala pria tersebut dengan kuat.Satu orang lagi pingsan.Dua pengawal yang tersisa itu ketakutan dan bersembunyi di belakang punggung Jihan.
"Kini Giliranmu,Jihan."
"A-apa? Aku? Hah! Ka-kau berani mendekat??!" Jihan berjalan mundur.
Xana berlari mendekatinya lalu meninju pipi Jihan dengan tangannya.cewe itu teriak kesakitan,ia baru kali ini dipukul oleh seorang cewe mengingat kalau ia punya banyak anak cewe cupu untuk dibully.Dengan dibantu anak buahnya,Jihan bangkit dan pergi.
"Tunggu saja kau!" Hardik Jihan.
"Ya,baik,akan aku tunggu!" Seru Xana.
Xana kembali ke dalam kelas dan duduk.Teman-temannya masih tidak percaya cewe cupu itu begitu kuat ditambah lagi ia begitu berani dengan Jihan.Sebenarnya Siapakah Xana?
"Hahh~ Aku jadi bosan," Xana menguap dan menyenderkan wajah ke tangannya.
Ia menatap kerumunan itu.Mereka kaget dan kembali ke tempat duduk.Mereka tahu maksud dari kata "bosan" Xana itu seolah-olah ingin memukul mereka.
Bell pulang berbunyi.Semua Murid berhamburan keluar sekolah.Tampak Jihan dengan adiknya Reza yang sudah bonyok memasuki mobil mewah berwarna hitam itu.Jihan menatap sinis Xana.Entah apa yang dia pikirkan.
Xana tidak dijemput mobil,ia langsung jalan ke arah berbeda.Ia pergi Ke sebuah gedung sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Sekolahnya.Ia Ke SMA Jaya Kusuma 01,yang dimana hanya orang pintar,ber-uang,elit,anak bangsawan/kerajaan,dan anak-anak pilihan yang bisa masuk ke sana.Xana masuk ke gedung itu.Tampak anak-anak SMA itu sudah keluar dari gedung sekolahnya.
"Xana!" Ada suara memanggil nya dari arah parkiran mobil.
2 pria tampan dengan mobil sport merah melihatnya.Kedua Cowok keren itu adalah Cowok populer di sekolah Berkelas ini,yang tak lain adalah kakak kandungku.
Satu orang pria dengan jaket bermerek warna biru merah dengan rambut berwarna hitam pekat berantakan dan mata biru terang yang tampan itu adalah kakak ke-3 ku,Petra.Sedangkan yang disampingnya ada pria dengan baju sekolah rapi dengan sweater coklat macaroon,matanya Kuning terang dengan rambut di poni tampan warna kuning kemerahan itu adalah kakak ke-2 ku,Albert.
"Eyyoo! Tadi aku tanya Joan teman sekolahmu katanya kau bertengkar ya!!" Seru Kak Petra.
"Iya," aku masuk mobil sport itu dan duduk di belakang.
"Gara-gara apa?"tanya Albert.Kakakku yang jarang bicara itu bicara padaku?!
"Ah,bola basket adiknya mengenai dahi dan seragamku,aku membalasnya hingga ia pingsan.Jadi dia ingin menantangku,ya gitu lah kira-kira..." Xana kebingungan akan menjelaskannya agar tidak rumit.
"Hei,Albert,Kau tahu dia keponakan Walikota sekaligus pecundang.HAHAHAHAHAHA Soalnya kudengar dia justru memanggil pengawalnya bukan?" Kak Petra tertawa puas.
"Iya,tapi dia akan membuat perhitungan denganku kayaknya,huufftt" Xana kecapean.
"Kau lelah,kita sudah sampai,nanti langsung istirahat saja,ya." Kak Albert menjadi perhatian.
Cukup aneh tapi yasudahlah memang mood nya selalu berubah sejak kecil.
"Ah,bisakah kalian jangan memberitahu ayah?"minta Xana.
"Ya" Albert yang menjawab.
Rumah megah mewah dan fasilitas lengkap itu adalah rumah Xana.Ia bagaikan Putri du kerajaan.Disambut manis oleh ibunya dan pelayan lain.
Xana adalah anak dari perusahaan besar di seluruh penjuru negara.Ayahnya bukan sembarang orang.Ia tidak memiliki ibu lain selain ibunya.Xana sengaja menyembunyikan marganya karena tidak suka berteman dengan anak-anak norak di sekolahnya.Ia adalah putri satu-satunya dan juga anak bungsu dari Keluarga Wijaya.Ia memiliki 3 Kakak Keren dan terkenal.
"Mama! Ayah sudah pulang belum?" Xana memeluk ibunya yang sedang duduk santai itu.
"Belum,Sayang.Kamu rindu dengan ayahmu?" Ibu Xana adalah wanita yang anggun dan berparas cantik.
"Emm,iya.Mama,Xana mau makan masakan Mama,bolah nggak?" Xana memang selalu manja dengan ibunya yang selalu lemah lembut itu.
"Ayo ikut Mama" ibunya mengajaknya ke dapur.
Sementara kedua kakaknya tadi pergi entah kemana.Xana tahu apa yang akan mereka lakukan.Karena itu ia mengalihkan perhatian Ibunya.
Kak Petra dan Kak Albert turun dari mobil.Kak Petra memakai baju sport keren dan Kak Albert Stay dengan pakaian rapi nya.Mereka masuk tanpa izin kesebuah rumah besar.
"Mana nih anak SMP yang main basket aja ga becus!!"teriak Kak Petra yang sudah ada didekat kolam renang.
Kak Petra dan Kak Albert melihat ada seorang wanita dan pria yang duduk santai tetapi mukanya bonyok.
"Buahahahahhaha!!! Xana membuat wajahmu sejelek itu?! HAHAHAHAHAHHA!!!!" Kak Petra Tertawa keras.
"B*j*ngan! Siapa Kau?!" Teriak Reza,adik Jihan.
"Kudengar Cewe jelek itu menantang adikku ya." Albert dengan pesonanya bertanya.
"Me-memangnya kenapa?!" Pipi Jihan tampak merah melihat pesona Albert.
"Heh! Pecundang! Ayo kuajari main Basket yang benar supaya tidak bodoh." Kak Petra menantang Reza.
Reza menerimanya dan pergi ke Lapangan basket yang ada di halaman rumah mereka.Reza menyadari kalau mereka adalah Senior dari SMA.Dia berpikir kalau mereka, Xana dan kakak-kakaknya adalah orang rendahan yang ingin membuat perhitungan.
"Orang rendahan sepertimu,akan menang sekalipun tidak akan mengubah statusmu,tahu?" Jihan merendahkan Kak Albert dan Kak Petra.
"Tentu saja,kak.Mereka Kan begini agar dapat Uang."Reza tertawa mengejek.
"Besar juga bac*t mu,ya." Kak Petra langsung berlari dan memasukkan bola ke ring basket.
Reza terpelongo karena Kak Petra begitu gesit.Ia seakan tak percaya akan hal itu.
"Ayo,mulai!" Kak Albert melempar bola ke atas dengan tinggi dan hanya kak Petra yang mampu meraihnya.Reza sudah berkeringat dingin melihatnya.Kak Petra berlari ke ring Reza,Reza mengejar dan mencoba menghentikannya namun gagal.Kak Petra dapat melempar bola itu masuk ke ring dari jarak yg cukup jauh sekalipun.
Seterusnya begitu hingga skor menunjukkan 22-0.Kak Petra menang,Reza kalah.Tak mau terima kalah Reza pun mencacinya.
"Huh! Dasar rakyat miskin!Apa kau tahu paman kami?! Aku akan mengadukanmu padanya!awas saja nanti!"Reza meninggalkan Lapangan.
"Kalian masih tidak pergi?! Ayo! Sana pergi!!" Jihan menyeret mereka keluar.
"Kenapa?! Ingin kubayari ongkos taksimu?!" Sombong Jihan.
Kak Petra dan Kak Albert memasuki mobil mewah sambil memakai Kacamata hitam.Terlihat jelas Jihan kaget,bagaimana mereka bisa menaiki mobil mewah itu kesini? Ia tak percaya dan tetap beranggapan bahwa mereka adalah orang rendahan.
--Bersambung
PERHATIAN!!
Yuk,dukung Penulis dengan Like,favorite dan Vote agar penulis semangat!( ◜‿◝ )♡
Di rumahnya,Reza mengadu dengan ayah nya yang sedang mengobrol dengan pamannya melalui telepon.Jelas ayah dan pamannya marah.
"Besok aku akan datang kesekolahanmu dengan pamanmu! Bagaimana mungkin sekolah itu memperlakukan keluarga Vino sekaligus Keponakan Walikota begini?! Aku akan beri pelajaran anak-anak kurang ajar itu besok!" Bentak ayahnya.
Reza dan Jihan tersenyum jahat.mereka tak sabar ingin melihat Xana dan kakak-kakaknya direndahkan besok.Ayah dan pamannya akan datang ke sekolahnya.
Semalam Xana sudah dengar semua dari kedua kakaknya.Xana tahu jika hari ini Walikota dan ayah mereka akan datang.Xana sendiri sudah menyiapkan rencana yang lebih menarik.Kakaknya mengantar sampai depan pintu gerbang.Rupanya Jihan dan adiknya sudah menunggu di dekat Pintu gerbang.Mereka berdua terpelongo karena melihat Xana keluar dari mobil sport mewah dengan 2 Cowok Tampan di mobilnya.
"Ehh? Apa itu Xana yang kita kenal? Dia pergi dengan cowok keren,Gila!!" Seru Cewek-cewek lain yang kepo akan kedua kakaknya Xana.
"Xana! Siapa mereka?Pacarmu? Gilaa ganteng banget!" Seru seorang anak gadis dari kerumunan itu.
"Bukan,mereka Kakakku,"Jawab Xana.
"Apa?! Apa dia dia sekaya itu?bahkan kakaknya memakai pakaian mewah?"mereka mulai meributkannya.
"Hei,Baby Xana jangan lupa telpon aku jika keluar,ya." Seru Kak Petra.
Ga heran sih,dia memang begitu.
"Ya,akan kuhubungi nanti." Jawab Xana.
Xana tahu semua mata menatap dirinya dan kakaknya.Bagaimana tidak? Ini pertama kalinya Xana membawa mobil dan kakaknya masuk ke lingkungan sekolahnya selama 3 tahun terakhir.
"Hei,Xana kita ke kelas bareng,yuk!"seru seorang gadis.
"Xana,kita nanti makan bareng ke kantin,ya!"timbal lagi lainnya.
"Hei,Xana mau kencan denganku?"ada suara cowo dari arah berbeda.
Aku menoleh,dia adalah Joan.Joan adalah anak dari perusahaan teman ayah Xana.Joan menatap Xana dengan senyum menggoda.Xana terdiam dan membalas senyum lalu berkata,
"Kalau mau kamu harus menghadap kelima Singa garang ku!" Seru Xana padanya.
Joan langsung tersenyum manis.Ia tahu siapa yang dimaksud Xana dengan istilah "kelima Singa garang" itu.Itu adalah istilah untuk Ayah,Ibu,dan ketiga kakaknya.
×××××××××××××××××××××××××
Di Kelas,saat proses ajar-mengajar berlangsung tiba-tiba ada yang mendobrak pintu dengan kencangnya.Semua mata tertuju ke orang itu.Ia adalah Jihan dan keluarganya serta kepala sekolah.
"Xana,kemari." Kepala sekolah itu memanggil.
Xana mendekat,tampak jelas Kedua adik kakak itu tersenyum jahat padanya.Mereka tidak ke ruangan lain ataupun pindah tempat,tetapi tetap di depan kelas.
"Ada apa memanggil saya?" Tanya Xana.
"Kau membuat masalah dengan Jihan dan Reza?"tanya Pak Kepala Sekolah tua itu.
"Tidak,"jawab Xana.
"S*al,sudah begini kamu masih mau bohong j*l*ng," Jihan menggeram kesal.
"Siapa ******? Ibumu?" Xana menjawab santai.
Jihan dan kedua ayahnya terdiam.Mereka tampak panik.Xana tahu semua tentang keluarga Vino alias keluarga Jihan.
"Kau! Beraninya kau pada keponakanku!!" Walikota pendek gendut itu mencoba menampar Xana.Xana menangkapnya dengan mata dinginnya.
"B*bi apa kau tidak diet? Atau.... Kebanyakan makan uang rakyat jadi begini?" Xana bicara tanpa senyum.
"Wah,lihat kau sudah berani begini kepada orang tua,Perlu saya panggil orang tua kamu ke sekolah,Hah?!" Ayah Jihan mengancam.
"Silakan,"jawab Xana.
"Xana!kau sudah keterlaluan!! Cepat minta maaf!!" Bentak kepala sekolah.
Banyak yang melihat dari berbagai kelas yang ada di lorong itu.Para murid termasuk guru tahu siapa Walikota dan mereka benar-benar tidak percaya apa yang dilakukan oleh Xana.
"Lalu,jika saya tidak mau?" Xana mendekati Kepala Sekolah pendek itu.
"Saya akan mengeluarkan Kamu!!"teriak kepala sekolah.
Jihan tersenyum jelas dan berkata,
"Xana aku akan membuat hidupmu hancur karena sudah berani berurusan denganku."
"Siapa yang kau maksud?"suara itu berasal dari belakang Xana.
Seorang pria dengan jas hitam dan rambut tertata rapi dengan pengawal di belakangnya.Ia berjalan santai ke arah Xana.Dia tak lain adalah Ayah Xana.Mereka belum tahu jika orang itu adalah Ayah Xana.
"Siapa yang kau bilang akan kau hancurkan hidupnya?"tanya Ayah Xana.
"Tu-Tuan Lant ada urusan apa kemari?hehe" Walikota itu tersenyum menjijikkan.
"Ah,Tuan Lant tidak ada apa-apa kami hanya memberi pelajaran kepada anak kurang ajar ini." Kepala sekolah itu mendekati ayah.
"Heh! Beri salam padanya! Dia adalah CEO dari perusahaan Wijaya yang terkenal itu!"
Bisik Ayah Jihan padanya.
"Ah,Halo saya Jihan.saya...."belum selesai ia bicara Tuan Lant sudah memotong dan berkata,
"Siapa yang kau sebut kurang ajar dan ingin mengeluarkannya dari sekolah ini?"
"Anak ini! Wanita tidak tahu malu ini Tuan!"teriak Ayah Jihan dengan senyum jahat.
Sesaat suasana terdiam.
Xana tersenyum dan langsung memeluk Tuan Lant.Tentu saja mereka semua termasuk para murid yang menonton Kaget.
"Papa~ mereka bilang aku murahan,cewek ******,cewek rendahan,gak tahu malu! Huhu Papa,Xana tidak suka mereka!" Xana merengek ke ayahnya.
"Astaga,Putriku jangan menangis,apa mereka memukulmu?"tanya ayah Xana sambil menatap mereka.
"Iya,Sakit banget Papa.Huhuu Xana kesakitan~" Xana manja dengan ayahnya.
Tuan Lant menatap dingin ke Walikota.Ia tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
"Rezi Vino (ayah Jihan) dan Walikota Mukta Vino, aku baru menyetujui kontrak kerja sama kita selama 3 bulan.Sekarang aku ingin putuskan surat kontrak itu."Tegas Ayah.Xana mengintip dari pelukan lalu tersenyum licik.
"Tu-Tuan Lant! Maafkan kami,kami bersalah! Sungguh,kami tidak tahu jika ia putri anda! Mohon kita bicarakan baik-baik!" Ayah Jihan alias Tuan Rezi itu berlutut.Sontak Jihan kaget.
"Ayah ini apa-apaan sih! Jangan malu-maluin deh! Cepat berdiri!" Jihan malu dan membentak.
PLAAAKKKKK!!!
Walikota atau paman Jihan itu menamparnya dengan sangat keras.Jihan melihat jelas tatapan mata pamannya yang melotot itu.Ia ketakutan dan gemetar.Ia tidak pernah di pukul oleh Paman ataupun ayahnya seumur hidup.
"Anak s*alan cepat berlutut! Kalian berdua berlutut jika masih ingin hidup!" Perintah walikota Mukta.
Jihan,Reza,Tuan Rezi serta Walikota Mukta berlutut tepat di hadapan Xana.Banyak yang menyaksikan mengingat bahwa mereka masih di tempat yang sama.Kepala Sekolah keringat panas dingin karena takut sasaran selanjutnya adalah dia.
"Aku akan bicara pada menteri pendidikan Soal dirimu Kepala Sekolah,"ucap Ayahku dengan tatapan tajam yang sama dengan Xana.
"Tuan Lant! Saya benar-bebar minta maaf! Saya benar-benar tidak tahu bahwa dia adalah anakmu! Maafkan saya,Tolong!" Kepala sekolah yang tadinya begitu angkuh kini berlutut.
"Keputusanku tidak bisa diubah,Kecuali..." Tuan Lant Sengaja tidak melanjutkannya.
"Ke-Kecuali apa Tuan Lant?" Tanya Walikota.Mereka semua melihat ke atas.
"Kecuali Putriku Xana yang memintanya." Terus Ayah Xana.
Mereka terkejut dan menatap Xana.
Xana yang sedaritadi diam lalu Senyum jahat.Mereka tahu tidak mudah membuat Xana ingin mengubah keputusannya.
"Sayang,Papa ada meeting hari ini.Papa pergi dulu,ya.Jika ada apa-apa telpon saja Papa,oke?" Tuan Lant Mencium pipi putrinya yang begitu memesona.
"Iya,Papa.Papa tidak usah khawatir,Xana bisa jaga diri kok! Kalau Papa tidak sibuk,Xana ingin Papa jemput Xana pulang nanti,hehe~" Xana lagi-lagi manja.
"Of Course,Nanti Papa jemput."
Pria itu meninggalkan Xana.Xana melihatnya sampai Ayahnya menurunu tangga.Tentu saja penonton setia tetap menonton.
"Ah,sebentar lagi istirahat tapi aku malas kembali ke kelas,"Xana menguap.
Ucapan tadi sengaja ia katakan karena ia ada di depan kelas dan masih ada gurunya.
"Ah,Xana,kau bisa ke kantin kapanpun semaumu,kok!Jangan sungkan silahkan saja," guru itu bersikap sopan padanya.
Xana meninggalkan tempat itu.Ia berjalan menuruni tangga menuju ke kantin.Xana melewati kerumunan orang yang menonton sejak tadi.Mereka diam seribu bahasa ketika Xana sudah ke kantin sebelum waktunya.Kini mereka tahu siapa Xana.Xana adalah putri bungsu dari Keluarga besar Wijaya,Xana Wijaya.
--Bersambung
PERHATIAN!!
Yuk,dukung penulis dengan Like,favorite,dan Vote agar semangat!( ◜‿◝ )♡
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!