NovelToon NovelToon

Kurelakan Keperawananku, Demi Gelar Dokterku

prolog

Novel ini menceritakan gadis cantik, manis dan pintar yang mempunyai cita-cita yang sangat tinggi yaitu ingin menjadi seorang dokter kandungan.

Nama gadis itu adalah Anggun, seanggun namanya, siapa yang tak terpesona setelah melihat kecantikan nya, sejak SMP dia bercita-cita ingin menjadi dokter kandungan.

Menjelang kelulusan SMA dia mencoba mendaftar di universitas kedokteran sesuai dengan keinginannya, alasan dia ingin menjadi dokter kandungan adalah ia ingin sekali membantu orang yang kesulitan dalam biaya, meski dia tidak berasal dari keluarga kaya namun cita-cita nya ingin menjadi dokter sudah sangat bulat, dia adalah gadis yang sangat pintar cuma dia dari keluarga yang tidak berkecukupan. tiba-tiba teman-teman memanggilnya.

"Hai anggun kamu mau melanjutkan keuniversitas apa? ".

"Aku akan mendaftar di Universitas kedokteran".

"Haaaaaaaaaa, teman-teman sekelasnya menertawakan dia".

"Jangan mimpi disiang bolong, Anggun. Kamu itu dari keluarga tidak punya biaya dari mana Anggun".

"Anggun terdiam dan menundukkan kepalanya"

"Teman-Teman aku akan membuktikan bahwa aku akan menjadi dokter bagaimanapun caranya, ingat itu. Kelak kalian akan tertunjuk malu, karna aku akan lebih sukses dari kalian dan aku akan buktikan itu".

Tiba-tiba loncengpun berbunyi tanda akan pulang dan seseorang guru berbicara anak-anak besok adalah pengumuman dari tes kemarin apakah kalian ketrima di Universitas pilihan kalian atau tidak.

Anak-anak pun pulang kerumah. Setibanya anggun dirumah, anggun kaget sekali melihat ibu nya terkapar didekat kasur karna sakit paru-paru karna dia tidak punya biaya maka ibu nya tidak dirawat di rumah sakit. Ibu nya seorang diri karna ayahnya sudah meninggal lama sekali.

"Ibuuuuuuuuu, teriak Anggun dengan histeris"

Anggun membangunkan ibunya yang tergeletak".

"Ibu bangun, teriakan dari anggun. Tapi anggun mendapati tubuh ibunya yang sudah lemas, pucat dan sudah tidak berdaya dan ternyata Allah berkehendak lain. Di pegang denyut tangannya oleh Anggun dan ibu nya telah meninggal dunia".

Ibu anggun adalah sosok ibu yang baik, ramah dan penyayang pada Anakny, Anggun adalah anak semata wayangnya dan dia tidak punya keluarga lain karna dulunya ayah dan ibunya juga anak tunggal, mereka tinggal berdua bersama ibu nya dan yang mencari uang adalah ibu nya, karna ayah telah meninggal dunia.

Anggun sangat sedih sekali, saat harus memandikan jasad ibunya dan dia harus sendiri saat ini dan bagaimana dengan masa depannya dan kehidupannya kelak.

diacara pemakaman ibunya ada seseorang laki-laki tua melihatnya dengan pandangan tak wajar.

Laki-laki tua itu bernama pak Tio laki-laki tua yang doyan sekali menikah dengan perempuan muda demi memuaskan hasrat birahinya. Pak Tio adalah laki-laki kaya raya, pandangan wajahnya memandang wajah mulus Anggun dari ujung kaki sampai kepala membuat anggun tidak nyaman. Dalam hati Anggun berkata.

"Sebenarnya siapa laki-laki tua itu yang memandangiku dari tadi, membuatku risih".

Anggun sangat syok dengan kepergian ibu nya, dia menjadi seorang yatim piatu dan bagaimana dengan cita-citanya.

Pagi itu dia sekolah dengan tatapan hampa, dan sedih karena dia sendiri sekarang.

"Anggun teriak salah satu sahabatnya!".

"Ia Ina, Anggun menjawab tanpa sedikit pun kecerian, kebahagiannya tak nampak lagi di wajah cantiknya".

"Yang semangat Anggun hari ini, hari pengumuman kita ketrima atau tidak".

"Bagaimana aku bisa semangat, uang dari mana aku bisa berkuliah".

"Udahlah Anggun nanti juga ada jalannya, yang penting kita ketrima dulu"

Bel pun berbunyi dan saatnya masuk kelas, ibu guru sudah siap dengan kertas pengumuman.

"Anak-Anak hari ini adalah hari pengumuman saatnya kalian menerima hasil dari belajar kalian, Ibu ucapkan selamat bagi anak-anak yang Katrima lewat jalur prestasi, dan Ibu umumkan untuk yang memilih jalur kedokteran beasiswa yang ditrima adalah 50% yang artinya, kalian membayar hanya 50% saja".

Hati Anggun semakin tak karuan. dipanggil lah nama satu persatu anak didalam kelas. Almira panggil bu guru, selamat ya nak kamu keruma di Universitas kedokteran.

"Selamat ya Anggun, akhirnya yang kamu cita-citakan terwujud"

"Ia sama-sama, dengan wajah yang sedih karena harus mencari biaya kemana untuk kuliah".

disaat perjalanan pulang, Anggun berpapasan kembali dengan Pak Tio, mobil pak Tik terlihat mewah, bagus dan mahal.

"Hai cewek cantik, ucap pak Tio sambil membuka kaca mobilnya".

"Almira risih sekali mendengarnya".

"Pak Tio membuka pintu mobil nya".

"Sendiri aja nich, mau gak om temenin. Sini naik mobil sama Om".

Ternyata Om Tio sudah mencari informasi tentang anggun.

"Apasih om memandang ku dengan tatapan begitu".

"Anggun aku sudah tau kegelisahanmu, ayolah masuk mobil, kita bicara dari hati ke hati, nanti juga kamu akan ketemu jalan keluar dari kegelisahanmu itu".

"Anggun setuju dengan ajakan om Tio".

"Oke om aku setuju tapi janji jangan aneh-aneh"

"Oke siap"

Anggun masuk kemobil.

dan seperti biasa om Tio dengan wajah mesumnya, memandang Anggun.

"Anggun aku punya tawaran menarik untukmu, aku tau kamu lagi butuh banyak uang dan sekarang kamu akan masuk kuliah dan kamu yatim piatu".

"Ia om aku sangat butuh uang yang banyak untuk cita-cita ku".

"Anggun bagaimana bila kamu jadi selingkuhannya om? ".

"Apa om!!!!!! ".

"Sudahlah Anggun tak usah munafik kamu kan lagi butuh uang".

"Anggun pusing dengan tawaran Om Tio".

"Gini ha Anggun kamu fikirkan dulu kira-kira kamu setuju tidak, besok kamu bisa jawabnya".

"Ia om jawab Anggun dengan muka yang sangat bingung".

"Om Tio mengeluarkan uang dengan jumlahlah 2 juta, Anggun liat uang ini kalau kamu mau om cium sekarang uang ini untukmu semua".

"Anggun berfikir sejenak, dia memang lagi butuh uang untuk bayar SPP. dalam hati kecilnya berbicara tidak mau, tapi sifat jahatnya berkata, cium aja kan tidak hamil, ambil aja Anggun lumayan kan".

"Bagaimana Anggun mau atau tidak".

"Ia om cium apa ya om? ".

"Cium bibir lah 5 juta kalau mau".

"Entah setan dari mana Anggun setuju dengan ajakan itu".

Om Tio berhenti sejenak sesuatu tempat dan didalam mobil om Tio mencium bibir Anggun dengan mesranya, layaknya sedang memakan es krim. Om Tio mencium bibir Anggun.

sedangkan Anggun hanya pasrah menerimanya.

"Wah anggun bibirmu sangatlah indah, aku sangat suka sekali, ini uang 5 juta mu. giliran kembali ajakanku, aku yakin jika kamu menerimanya kamu takkan menyesal dan aku pun tau dengan cita-cita mu, yakinkan anggun jika kamu mau menerimaku kamu akan menjadi seorang dokter dan kamu tak kan bingung dengan biaya hidup ku aku yang tanggung semunya".

"Nanti om Anggun fikirkan terlebih dahulu"

bersambung

saatnya kelulusan sekolah

Hari ini adalah kelulusan sekolah Anggun, yang artinya Anggun lulus SMA dan saatnya Anggun mengejar cita-citanya. Anak-anak dikelasnya sangat antusias menyambut hari kelulusan ini dan kelihatan dari raut wajah mereka kebahagian karena akan naik ke jenjang perkuliahan. Dan mereka antusias untuk mengejar cita-cita mereka, dilain sisi mereka juga bersedih karena mereka tidak akan berjumpa kembali. dan mereka sadar masa masa disekolah adalah hal yang sangat indah dan menyenangkan bagi mereka dan tak akan terulang kembali, pasti mereka akan merindukan masa masa bersama apabila kelak mereka sudah berpisah nantinya. Tapi mereka berjanji kelak akan mengadakan reuni sekolah beberapa tahun kedepan setelah lulus ini.

"Anggun panggil salah satu temannya".

"Ia ada apa Amir".

"Pasti nilai mu yang paling besar lagi diantara kita semua".

"Ah belum tentu ucap Anggun, siapa tau kamu Amir".

"Haaaaa, tawa Amir dengan lepas. Kalau aku yang paling besar langsung hujan badai mungkin Anggun".

"Kamu bisa aja Amir becandanya, kalau kita mau belajar ya pasti nilai kita besar, gak ada yang gak mungkin Mir".

"Ia juga sich ucap Amir, Anggun traktir-traktir lah kalau kamu nanti benar nilai nya besar".

Wah Amir bercanda, kamu lah yang harus traktir aku sebagai hadiah perpisahan".

"Heeeeee, oke kalau gitu ucap Amir maklum saja Amir anak orang kaya jadi kalau untuk mentraktir pasti ada uang, tapi dia sangat lemah dalam segala pelajaran".

Ibu guru tiba-tiba memanggilnya Anggun keruang kepala sekolah nanti pada saat pulang sekolah, Anggun sangat bingung kenapa dia dipanggil keruang kepala sekolah.

"Maaf bu ada apa ya, saya dipanggil".

"Sudah datang saja kekantor, nanti juga kamu tau".

Anggun semakin bertanya-tanya dalam hati sebenarnya ada apa, apakah dia ketahuan berciuman kemarin atau ada ke salahan lain, Anggun semakin bingung.

Bu guru menempel pengumuman kelulusan di papan pengumuman, semua siswa dan siswi di kelas Anggun berlari dan berkumpul untuk melihat pengumuman kelulusani itu mereka sangat antusias untuk melihatnya.

Terdengar teriakan teman Anggun yang bernama Mira.

"Anggun kesini, cepatlah lari ayo kesini"

"Anggun langsung berlari kencang ada apa Mira".

"Lihat Anggun nilai ujianmu hampir seratus semua dan kamu peringkat pertama diantara semua siswa disini, selamat ya Anggun atas nilai mu, dan kamu peringkat satu diantara kami semua".

"Ia Mira, terima kasih".

Anggun langsung duduk kembali setelah melihat papan pengumuman, sedangkan teman-teman lainnya sedang bahagia dengan kelulusan mereka mereka merayakan kelulusan dengan memberikan tanda tangan di bener besar sebagai tanda mereka lulus.

Mira langsung menemui Anggun.

"Kenapa Anggun, Bukankah harusnya kau bahagia dengan kelulusan ini dan sebentar lagi cita-citamu akan terwujud, sudah tersenyumlah dan semangat hapus wajah muram ditipunya, ayo bahagia bersama kami disini".

"Aku bingung Mira bagaimana dengan kelanjutan kuliahku, kamu tau kan biaya kuliah kedokteran berapa banyak sedangkan untuk membayar uang sekolah ini saja aku harus berkorban banyak kamu tau apa yang harud ku korbankan untuk ini semua. Aku adalah anak yatim piatu dan dari keluarga miskin, orang tuaku tidak meninggalkan apa-apa untukku. jadi walaupun aku dapat beasiswa tapi untuk biaya makan, kos dan lain-lain begitu berat, uang dari mana Mira".

"Tenang saja Anggun, aku yakin kamu bisa mewujudkan cita-citamu jadi untuk hari ini berbahagialah, hari kita lulus Anggun jadi kita harus bahagia, apalagi nilaimu yang sangat bagus sekali.

Terdengar sorak-sorak dari sahabat-sahabatnya.

"Hore hore akhirnya kita lulus juga, teriakan mereka penuh kebahagian".

Mereka langsung menemui Anggun karna melihat Anggun bersedih.

"Ayolah Anggun jangan bersedih, ayo kita rayakan kelulusan kita dengan bahagia".

"Anggun mengusap air matanya dan kembali tertawa bersama dengan teman-temannya".

Terdengar panggilan dari guru.

"Anggun ditunggu sekarang diruang kepala sekolah".

"Ia pak jawab Anggun".

"Untuk siswa dan siswi yang lain bisa langsung pulang dan ingat. Tidak boleh mencoret-coret baju kalian".

"Siap jawab murid lainnya".

Anggun bergegas berjalan keruang kepala sekolah.

"Assalamualaikum, ucap Anggun".

"Waalaikumsalam jawab pak Roni, selaku kepala sekolah. Anggun masuk sini dan duduk sini, didalam ruangan sudah ada Guru Anggun juga".

"Anggun tujuan bapak panggil kamu kemari untuk menjelaskan beasiswa kedokteranmu. Kami bangga kepadamu tapi dilain sisi kami memikirkan mu, bagaimana Anggun apakah kamu masih terima karena beasiswa ini hanya 50% dan gratis uang pertama masuk saja tandanya kamu harus bayar sisanya ini, Anggun adalagi beasiswa keguruan yang kamu bisa 100% tidak membayar. Bapak ingin kamu kamu fikirkan untuk memilih yang mana".

"Maaf pak Anggun sudah memilih untuk mengambil kedokteran untuk biaya biar Anggun yang berfikir nanti".

"Jika ini sudah menjadi keputusanmu bapak dan gurumu hanya bisa mendukung saja, sekarang kamu bisa pulang".

"Terima kasih pak atas dukungannya".

"Sama-sama Anggun semoga kamu sukses".

"Terimakasih pak".

Anggun mulai melangkahkan kakinya untuk berjalan pulang, dia teringat dengan temannya Dini.

Dini adalah teman terbaiknya, Anggun menyetater motor bututnya menuju rumah Dini. Dini adalah sahabatnya tapi sayangnya Dini tidak bisa melanjutkan sekolahnya karna hamil diluar nikah, dan dia menikah diusia muda.

"Tok Tok..... assalamualaikum ".

"Waalaikumsalam Anggun ucap Dini, sini masuk Anggun ucap Dini, Anggun langsung memeluk Dini, Dini aku tak kuat lagi harus bercerita dengan siapa lagi".

"Sini duduk, masuk ke kamarku ceritakan semua keluh kesahmu, tenang saja suami dan anakku lagi pergi tempat mertuaku".

"Dini aku sudah melakukan kesalahan besar, kemarin itu aku bingung untuk melunasi kekurangan biaya sekolah, aku harus berciuman bibir dengan laki-laki tua Dini dan aku dibayar 5 juta".

"Kamu berciuman dengan siapa Anggun? "

"Om Tio Din!!! "

"Apa om Tio!!!!!! laki-laki tua yang doyan gonta ganti cewek demi memuaskan nafsunya, dia memang laki-laki kaya tapi dia pria breksek. Anggun apa yang telah kau lakukan tidak benar sayang".

"Dini aku sudah bingung sekali, om Tio juga menawari aku untuk jadi selingkuhannya, dia akan membiayai kuliahku jika aku mau tidur dengannya dan menjadi alat pemuas nafsunya, aku bingung nanti sore om Tio mengajak ketemuan aku. Din dilain sisi cita-citaku dan dilain sisi kehormatanku, bagaimana ya Din".

"Kalau menurutku jangan Anggun, sudah cukup kesalahan mi kemarin jangan kau ulangi lagi kesalahan yang sama".

"Tapi aku butuh sekali Din".

"Sekarang terserah kamu Anggun, segala risikonya harus kamu fikirkan juga".

"Ia Din terima kasih".

bersambung

jangan lupa like dan comennya, agar outhor semangat nulisnya. Maaf jika ada kata-kata yang kurang tepat, dan trima kasih sudah mampir membaca

pertemuan dengan Om Tio

"Nasib seseorang tak akan seorangpun tau, dan karna ambisi semata Anggun memilih untuk bertemu om Tio, dia tidak sadar bahwa keputusan yang akan dia ambil, akan membuat dia kecewa dan hancur selamanya".

Sore itu Anggun beranikan diri untuk bertemu Om Tio, entah setan dari mana yang merasuki dirinya shingga keberaniannya muncul dengan sendirinya, tanpa rasa takut diangkatnya telfon dan menelfon om Tio.

"Kring........... kring, om Tio mengangkat telfon, hallo ucap om Tio".

"Assalamualaikum om Tio, ini anggun. Anggun siap bertemu om Tio sore ini".

"Oh kamu Anggun sudah kutunggu telfon darimu, kamu bisa menemuiku di Cafe Manis sore ini jam 17.00".

"Ia om ucap Anggun".

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 17.00 saatnya Anggun harus menemui om Tio. Anggun bersiap-siap memakai baju merah dan celana jeans dengan rambut terurai panjang, kulit yang putih bersih siapa yang tak terpana melihatnya, ia terlihat cantik, anggun mempesona. Saat perjalanan ke cafe anggun tak sengaja melihat Mira dijalan.

"Anggun panggil Mira".

Anggun berhenti sejenak.

"Anggun besok kita harus regestrsi dikampus dan membawa biaya untuk kuliah, kamu sudah ada? "

"Sudah Mira, Alhamdulillah sudah ada".

"Ya syukur kalau sudah ada, andai kamu belum ada aku mempunyai sedikit tabungan siapa tau bisa membantumu, Anggun aku senang sekali kita bisa satu kampus lagi, seperti waktu SMA. Kita tak perlu berjauhan karna kita melanjutkan kuliah yang sama dan dapat bersama mengejar cita-cita kita, semoga ya Anggun cita-cita kita akan terwujud dan kita akan menjadi orang yang sukses dan kita juga bisa membantu orang orang yang miskin yang tidak punya biaya untuk berobat, biar mereka tidak bingung lagi kalau sakit mereka harus berobat kemana".

"Ia Mira aku juga bahagia kita bersama lagi dan amin semoga yang kita cita-citakan bisa tercapai dengan baik, dan perkuliahan kita nantinya akan berjalan dengan baik serta lancar".

Mira adalah anak dari keluarga kaya raya, jadi untuk biaya kuliah sangat mudah baginya, Jangankan untuk biaya kuliah untuk keperluan lainnya sangat mudah dia lakukan, padahal dia tidak mendapatkan beasiswa. Walaupun dia dari keluarga kaya tapi dia tidak sombong dan tidak pilah pilih teman yang terpenting baginya dia mempunyai teman yang baik dan dia merasa nyaman sekali berteman dengan Anggun. Ayah Mira adalah pengusaha rumah makan terkenal didaerahnya, dan keluarga Mira terkenal dengan kebaikannya membantu orang yang tidak punya. Serta keluarganya juga tidak sombong.

"Mira aku harus pergi dulu ya, besok kita berangkat ke kampus dan aku bareng ya".

"Oce Anggun, sampai ketemu besok".

Anggun melanjutkan perjalanannya, dan tibalah di cafe manis, saat menaiki motor bututnya dia melihat mobil mewah om Tio, jantungnya berdetak kencang. Apakah keputusannya untuk menyerahkan harga dirinya sudah benar ataukah salah. Anggun melangkahkan kakinya masuk ke dalam cafe, terlihat om Tio yang sudah duduk didalam cafe om Tio duduk sendirian di sana.

Om Tio tua yang jelek, dia layaknya ayah bagi Anggun tapi nafsunya sangat besar sehingga dia penikmat wanita-wanita muda.

"Sore Anggun sayang, panggil om Tio yang membuat Anggun terkejut".

om Tio sudah berani genit padanya dan tidak sopan pada dirinya.

"Ia om Tio, ucap Anggun".

"Ayo kita pindah keruang privasi, di cafe manis ada ruangan khusus bagi pelanggan spesial".

"Anggun menurut saja, apa yang dikatakan om Tio".

Masuklah mereka berdua ke ruangan privasi..

"Anggun masuk sini jangan takut, duduk sini samping om, kamu mau pesan makanan apa saja terserah kamu, sambil memandang Anggun dengan wajah mesumnya".

"Ia om ucap Anggun dengan rasa takut duduk disamping om Tio, Anggun memesan es jeruk dan makanan ringan".

"Om Tio mulai nakal memegang paha Anggun, dan memandang Anggun dengan pandangan mesumnya. Anggun sedikit risih sebenarnya dia sangat tidak suka tapi dia membutuhkan om Tio demi angan-angannya"

"Sudah jangan takut om tidak menggigit atau akan memakanmu, ucap om Tio,"

"Sambil makan om Tio bertanya pada Anggun, bagaimana Anggun kamu menerima tawaran saya menjadi selingkuhku dan mau memenuhi semua hasratku, kalau kamu mau menerimanya. Kamu om belikan rumah dan kendaraan yang baru serta hp dan yang paling spesial lagi om yang bayar sekolah kedokteranmu sampai kamu lulus nanti asal kamu mau jadi selingkuhannya om. Aman orang-orang tidak akan tahu ini rahasia kita berdua yang tau hanya kita berdua. Tapi dengan syarat kamu tidak boleh hamil dan kamu harus merahasiakan ini semua, istri om ada 3. Om tidak mau menikah lagi, makanya om lebih suka cari selingkuhan heeeee canda om Tio. Kamu setuju tidak".

" Aku setuju om tapi seumpama kelak aku ingin berhenti menjadi selingkuhan om, bagaimana".

"Om tidak apa-apa nanti kita buat perjanjian diatas matrai, setelah kamu lulus kuliah berarti selesai juga hubungan kita, kamu bebas setelah itu, apakah kamu setuju"

"Ia om Anggun setuju kalau begitu".

"Oce kalau begitu, besok sore om jemput kamu untuk pindah rumah dan tanda tangani kesepakatan kita".

"Anggun tidak mau kalau pindah rumah, nanti orang curiga. Begini saja om kalau om butuh Anggun, Anggun akan menemui om".

"Oce sepakat kalau begitu".

"Ayo kamu makan yang banyak biar sehat, dan kuat pastinya diranjang, canda om Tio".

Om Tio semakin berani pada Anggun.

"Om besok aku harus bayar regestrsi kuliah 30juta".

"Oh gampang om transfer, tapi sebelum om transfer. kamu harus cium bibir om dulu".

dan akhirnya Anggun berciuman bibir lagi dengan Om Tio. Setelah itu Anggun pulang dari cafe dengan motor bututnya, di perjalanan dia melamun sampai-sampai dia tidak sadar akan menabrak seorang anak kecil.

Tin...... Tin..... dia mengklakson motornya. Salah satu warga berkata padanya.

"Non jangan melamun dijalan, hampir saja kamu menabrak anak kecil ini".

"Ia pak maaf sekali".

Anggun langsung menghampiri anak itu untuk membantunya berdiri dan mengantarkan anak itu pulang kerumahnya.

"Ayo nak bangun kakak antar pulang, maaf kan kakak ya, tadi kakak tidak liat kamu lewat".

"Ia kak ini salahku juga tidak hati-hati menyebrang, aku bisa pulang sendiri kan, kakak tidak usah antar aku karena rumahku dekat dan aku tidak apa-apa".

"Oh ia kalau begitu".

Anggun langsung melanjutkan perjalanannya pulang kerumah, sesampainya dia dirumah, dia langsung mandi menangis di dalam kamar mandi, dia menganggap dirinya kotor, dia merasa dirinya sudah tidak ada harga diri lagi dan tak tau harus menatap hidup seperti apa.

bersambung jangan lupa like, comen dan subcribenya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!