NovelToon NovelToon

Cinta Kilat Perawan Tua

Prolog

Paris adalah ibu kota Prancis, dan merupakan pusat pemerintah nasional Negara Prancis di Eropa.

Paris yang dalam pengucapan bahasa Prancis yaitu paˈri. Terletak di sungai Seine, di utara Prancis yang merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di Eropa.

Selama Perang Dunia I, Paris berada di garis depan perang, telah membendung serangan Jerman atas kemenangan Prancis dan Britania raya pada Pertempuran Pertama Marne tahun 1900an awal. Pada tahun 1918-1919, terjadi parade kemenangan Sekutu dan perundingan perdamaian. Pada periode antar perang Paris yang terkenal karena masyarakat yang berbudaya dan berseni dan kehidupan malamnya. Paris juga merupakan kota cinta, bukan hanya ada Menara Eiffel yang begitu romantis, pusat fashion dunia yang terkenal hingga memiliki jembatan cinta, Pont des Arts dan lainnya.

Adalah sebuah kota kecil di Cherbourg-Octeville beribukota Rouen, yang Lokasinya di Semenanjung Carentin Selat Channel, memisahkan Prancis dengan Jerman. Yaitu Kota pelabuhan yang jadi pemusatan kekuatan aliansi Amerika Serikat-Prancis untuk menyerbu Jerman. Masuk dalam Provinsi Normandia memiliki satu desa-desa kuno yang tenang dan asri. Jalan setapak berbatu, memiliki rumah-rumah kayu nan klasik. walau kehidupan bergerak yang terasa lamban tetapi berada disana adalah kenikmatan tersendiri untuk didapati. Melihat kawasan Pantai berpasir putih yang landau dipagari oleh tebing karang yang menjulang dan serta bukit hijau di pelataran yang membentang mengajak mata untuk tidak beranjak.

Mengenal kehidupan bermasyarakat serta adat istiadat sama layaknya dibelahan dunia lain contoh seperti: perjodohan di kalangan kerajaan, bangsawan hingga masyarakat kecil hal ini dilakukan demi untuk melindungi sang perempuan atau pun sekedar melancarkan karir politik atau menyelamatkan kekayaan dynasty agar tetap awet. Berbagai alasan yang tidak jelas selalu melatar belakangi tindakan atau pandangan masyarakat terkait Perjodohan yang dilakukan oleh orangtua kepada anaknya. Hal ini juga terjadi hampir de seluruh belahan dunia lainnya, sejarah cerita klasik ini selalu saja membawa dan membentuk pelakunya menjadi antagonis atau protagonis.

Terlepas dari itu semua juga Paris tidak hanya merupakan kota cinta semata, diluar itu juga ada kisah tragis dalam sejarah revolusi Prancis khususnya. Yaitu Pimpinan mereka yang terkenal sang Raja Louis XVI dan istrinya Marie Antoinette, dihukum mati di kota ini. Kisah itu memang terlupakan selepas beberapa kisah romantik yang tidak kalah mengguncang sebut saja Romeo and Juliet, dan lain-lain. Dimasa lain kebiasaan kehidupan penduduknya praktek Siti Nurbaya selalu menjadi cerita unik untuk dibahas entah itu di negeri barat atau pun Timur. Kasta tidak selalu menjadi tolak ukur, karena praktek ini tetap dilakukan oleh semua kalangan, dari dalam kerajaan hingga masyarakat biasa memberlakukan hal yang sama, mengganggap wanita adalah mahluk lemah atau lainnya. Terkadang ditemukan beberapa kasus perlawanan akan hal tersebut, Pelaku yang menolak dengan adanya praktek seperti itu harus dijalani dalam kehidupannya.

Adalah seorang wanita muda belia dan keras kepala, dengan tegas menolak dan tidak terima dan bertekad untuk hidup melajang seumur hidup serta benci kepada semua lawan jenisnya akibat perjodohan itu serta kehidupan masa mudanya sebagai wanita pemberontak yang terkungkung oleh aturan berlebihan dalam kehidupannya sehari-hari semenjak sepeninggal kedua orangtuanya, hingga memilih melarikan diri dari rumah ketempat lain untuk bisa menikmati masa mudanya yang terasa seperti di penjara. Tanpa disadari dia bertemu dengan teman baru yang lebih dewasa dengan karakter pola pikir yang sama walaupun cerita yang berbeda karena keluarga besarnya menerapkan sistem dan pola yang berbeda juga, hal ini yang akhirnya merubah jalan pikirannya teman baru yang merupakan majikan akhirnya luluh untuk memilih harus jatuh cinta kepada lawan jenis lainnya.

Pertemuan antar si gadis muda belia Cecillia di kota dengan seorang wanita Nona Muda bangsawan bernama Caroline Dior, dan membuat sang wanita bangsawan yang tangguh mandiri nan cantik serta kaya raya itu, walaupun sudah bertekad untuk hidup melajang seumur hidup itu akhirnya berubah pikiran.

Dan juga kepribadian sang gadis manis belia belasan tahun yang ditemui waktu melarikan diri dari rumah karena kehidupan yang penuh aturan serta kasih sayang berlebihan karena kematian kedua orang tuanya serta dipaksa menikah oleh bibi dan pamannya juga itulah telah memunculkan naluri keibuan dalam diri Caroline. Meski hal ini bertentangan dengan tekadnya untuk hidup mandiri dan terbebas dari tanggung jawab apapun, entah apa yang dipikirkannya dan mengapa dia dengan sukarela menerima gadis mungil itu di rumahnya sebagai tempat pelarian.

Sayangnya, Berbeda dengan sang pamannya itu Damien Constantine, paman Cecillia yang dipercaya almarhum ayahnya mengurusi seluruh kekayaan gadis kecil itu setelah sepeninggal kedua orangtuanya hingga dia cukup umur, merasa tidak ingin hal ini terjadi dan membiarkan orang lain yang bertanggung jawab tentang kehidupan keponakannya. Apalagi jelas hal ini tidak ingin keponakannya tinggal bersama wanita lain yang tidak dikenalnya yang bahkan belum menikah. Maka dari itu karena sudah kepalang tanggung berada disisi cecillia, si wanita bangsawan itu pun mau tidak mau harus membuktikan diri kepada Damien, sekaligus harus bersabar menghadapi sang paman yang dikenal semua orang sebagai pria bertemperamen sinis, kasar, tidak berperasaan, dan suka mempermainkan dan gonta ganti perempuan. Yang dimana memperlakukan ponakannya terlalu berlebihan kasih sayangnya sehingga timbul pemberontakan, mengakibatkan Cecillia memilih untuk kabur dari lingkungan keluarga dan memilih hidup ditempat lain sebagai orang biasa agar bisa menikmati masa mudanya kembali yang terenggut dengan berbagai macam aturan tersebut.!

Namun diakhir petualangan itu, bagaimana jika seorang Caroline Dior menemukan dan merasakan getaran untuk ketertarikan kepada laki-laki yang belum pernah dirasakannya terhadap pria mana pun ada di diri Damien dengan temperamen seperti itu? Sanggupkah dia menghadapi tantangan yang pasti datang bukan hanya dari keluarganya, tapi bisa juga dari seluruh isi kota yang mengenal keduanya?

Chapter I

Kereta kuda mewah milik bangsawan Tuan Besar Dior membawa nona mudanya dari tempat kelahirannya, di perbatasan Mance dan Le Havre, menyelusuri jalanan menuju rumahnya di Rouen, bergerak dengan kecepatan rata-rata dan tidak dipaksakan untuk ngebut. Hal ini ditentukan oleh Kepala Pengurus Kuda keretanya, seorang kusir tua telah mengenal nona mudanya sejak kelahirannya, tepatnya sudah hampir tiga puluh tahun lalu, Dia harus mengendarai kereta itu dengan kecepatan yang dianggapnya pantas, serta mengabaikan permintaan wanita itu untuk “menggerakkan laju keretanya agar lebih cepat!” akan tetap Jika wanita itu tidak tahu apa yang menjadi kewajiban menjaga martabat sesuai kedudukan sosialnya sebagai Nona muda Dior dari Chateau Voux agar tidak ugal-ugalan di jalanan, sang kusir paham dengan benar akan hal itu. Dan sekalipun nona mudanya terbilang wanita tua malah bisa disebut juga sebagai perawan tua, Demi menghormatinya dan sayang akan keluarga Dior, dia tidak akan pernah menyebutnya demikian, malah dia bahkan pernah menghardik pengurus kuda lainnya yang lancang memanggilnya begitu dengan memberikan tamparan keras di telinganya, sang Kepala Pengurus Kuda tahu betul bagaimana keinginan almarhum majikannya bagaimana harus memperlakukan nona mudanya terkait itu apalagi mengenai laju kereta yang sedang mengantarkan putri satu satunya keliling desa.

Dia pun tahu betul apa yang akan dirasakan majikannya Tuan Francois seandainya mengetahui Nona mudanya telah memilih untuk menempati tempat tinggalnya sendiri di Rouen, beberapa bulan setelah kematiannya, dengan hanya didampingi oleh seorang wanita tua kasar yang sangat kurus. Nona Harrow seorang wanita yang berperangai dan bersifat buruk, jika dia pernah melihat wanita seperti itu lebih terkesan mirip seekor kelinci yang dikuliti daripada sosok seorang wanita, ditambah lagi dia merupakan wanita yang suka mengoceh gak jelas nan super cerewet. Sang Kepala Pengurus Kuda merasa heran dengan nona mudanya yang mampu bertahan mendengar ocehannya sebab dia tidak pernah kekurangan bahan obrolan, sama sekali tidak pernah! setiap menit ada saja yang dibahas entah itu penting atau tidak, sepertinya dia tidak bisa membedakannya. Dan juga tidak bisa paham dan mengerti bagaimana dan kapan harus mengerti perasaan orang lain, untuk memberikan pendapat.

Sang wanita yang tercela itu duduk di samping nona muda di dalam kereta, dan untuk mengusir rasa bosannya selama perjalanan dia tiada hentinya berbicara sampai sang kepala pengurus kuda lupa mendengarkan apa saja yang di bahasnya. Usia wanita itu tidak jelas, tapi memang tidaklah baik menggambarkannya sebagai wanita tua yang kasar, yaa meskipun perawakannya memang sangat kurus, tidaklah adil menyamakannya dengan seekor kelinci yang dikuliti. Bagaimana pun Nona Harrow adalah saudara jauh nona muda, yang ditinggalkan oleh orangtuanya yang boros dalam kondisi miskin.

Ketika dia menerima kunjungan Tuan Arthur Dior, dan itu adalah suatu kehormatan yang belum pernah terjadi serta mendapat durian runtuh untuk meminta bantuan kepadanya, ini dikarenakan keinginan mendesak pria tua tidak bertanggung jawab ayah Nona Harrow untuk menyerahkan dan menerima bantuan Tuan Dior agar anaknya diangkat menjadi penjaga Nona muda. Saat itu begitu pun Nona Harrow melihat, dalam diri sosok laki-laki yang kekar dan berwibawa itu, adalah seorang pelindung yang mungkin telah diutus oleh Tuhan untuk menyelamatkannya dari tempat penginapan kumuh, makanan harian tidak sehat, serta perasaan takut yang terus mendera begitu mendapati dirinya terlilit utang peninggalan orang tuanya.

Tanpa disadari sebenarnya Nona Harrow sendiri tidak mengetahui calon pelindung yang akan menjadi majikan atau tanggungannya itu, juga berjuang mati-matian menolak dirinya dengan cara apapun karena sifat dan temperamennya. Atau wanita mana pun, yang dipaksakan kepadanya akan tetapi tanpa sepengetahuannya pada waktu lain. Wanita itu malah mengunjungi dan menampakkan diri di Chateau Voux, seraya dengan gugup mengapit tas kecil kunonya, terlihat ingin sekali menyenangkan hati semua orang, dan menatap wajah nona muda dengan pandangan mata ketakutan sekaligus memohon, yang akhirnya meluluhkan hati keras Nona Dior akan penilaian orang lain sehingga menerimanya disisinya. Nona muda tidak punya pikiran apa pun selain menerima wanita kurus yang malang itu. Karena tidak bisa membayangkan Nona Harrow yang bertubuh kecil dan berhati lembut (Walaupun Cuma akting sesaat) sebagai seorang pendampingnya.

Nona muda adalah seorang wanita independen yang cantik, periang, lincah dan penuh semangat, maka dari itu Nyonya Besar Dior kakak iparnya mengambil kesempatan berbicara serta mencoba mengingatkan dan memohon kepadanya agar tidak menerima serta mempekerjakan Nona Harrow tanpa pertimbangan hati-hati dan matang. Karena dia sendiri sudah mendengar dan paham dengan tabiat asli Nona Harrow yang sebenarnya dari cerita suaminya.

“Aku yakin dikemudian hari nanti, Sayang, kau akan menganggapnya orang yang sangat membosankan dan menjengkelkan!” ujar Nyonya Besar Dior waktu itu.

“Ya, pastinya bisa seperti itu. Tapi bagaimana pun, aku selalu menganggap setiap penjaga mana pun orang-orang yang sangat menjemukan dan membosankan,” ujar Caroline.

“Jadi, kalaupun memang aku harus punya seorang penjaga itu bukan berarti aku memang benar-benar membutuhkan seorang penjaga, sementara pada usiaku saat ini aku lebih suka dia Nona Harrow daripada orang lain.

Yaa… Setidaknya, dia tidak akan berani coba-coba menguasai rumahku nantinya, atau juga berani mengatur-atur aku. Lagi pula, aku kasihan kepadanya tentang apa yang sudah dia lewati.” Nona muda tiba-tiba tertawa, saat menyadari tatapan ragu dalam mata biru lembut Nyonya Besar Dior. “Ah, atau kau justru khawatir dia tidak akan bisa mengatur aku! Kau benar sekali, dia tidak akan melakukannya! Tapi, begitu pun orang lain, kau tahu itu.”

“Tapi, Caroline, Arthur bilang”

“Aku tahu betul apa yang dikatakan Arthur,” potong Caroline.

“Aku sudah tahu apa yang akan dikatakannya kepadaku kapan pun dan selama dua puluh tahun ini, aku malah menganggapnya jauh lebih membosankan daripada Nona Harrow yang malang ini. Ayolah, tidak usah terlihat kaget dan risau dengan keputusanku ini! Sebetulnya Aku yakin dan percaya tidak ada orang yang tahu lebih baik daripada kau terhadapku ataupun dia Nona Harrow. Dia dan aku selamanya mungkin tidak bisa bersepakat terkait apapun. Satu-satunya kesempatan dimana jika kami akan benar-benar bersepakat adalah sewaktu dia meyakinkan aku harus menyayangi istrinya yaitu kamu!” Tambahnya sambil menatap Nyonya Besar Dior lebih dalam untuk meyakinkan apa yang disampaikannya.

“Oh, Caroline!” sanggah Nyonya Besar Dior, seraya memalingkan wajahnya yang merah merona merasa diperhatikan. “Kau tidak usah mengada-ada seperti itu! Lagi pula, aku tidak bisa percaya mungkin saja ini sebenarnya kau bersungguh-sungguh kalau kau tidak mau terus tinggal bersamaku disini!”

“Omong kosong apalagi ini!” komentar Caroline, sambil tersenyum simpul. “Aku bisa tinggal dan bahagia bersamamu sepanjang sisa hidupku, kau juga tahu itu! Hanya Dengan kakak kulah aku tidak bisa dan tidak akan bisa untuk tinggal bersama dalam masa waktu yang panjang, kakakku yang sangat terhormat, kaku, dan angkuh. pasti akan ada perdebatan tidak perlu sepanjang hari untuk memutuskan sesuatu. Ya, dan juga aku merasa aneh saja disini bersama kalian yang mungkin akan jadi obat nyamuk dalam rumah, “kan?”

“Sayang sekali.” Nyonya Besar Dior bersedih.

“Oh, kenapa begitu? Kau justru akan berkata demikian kalau aku benar-benar tinggal di sini. Kau pasti harus mengakui hidup akan terasa jauh lebih tenteram tanpa aku memancing mancing Arthur berkali-kali dalam sehari!” Nyonya Besar Dior tidak menyangkal hal ini, tapi dia mendesah dan berkata, “Tapi, kau terlalu muda untuk mengatur rumahmu sendiri disana, Sayang! Aku sangat setuju dengan Arthur tentang hal itu.”

“Kau pasti selalu setuju dengannya, Majorie. Kau memang istri yang sempurna baginya, tapi tidak usah khawatirkan aku, aku yakin dengan keputusan yang sudah ku ambil ini.” sela Caroline tanpa bisa ditahan lagi.

“Aku yakin aku bukan istri seperti itu, tapi aku berusaha menjadi seperti itu. Dan, perihal aku yang setuju dengannya, kaum pria jauh lebih bijak daripada kaum kita, dan jauh lebih mampu dalam menilai masalah duniawi bukan begitu?”

“Pastinya tidak!”

“Tapi, Arthur memang benar saat mengatakan akan terlihat sangat janggal kalau kau tinggal sendirian di Rouen.”

“Yah, aku tidak akan sendirian karena aku akan ditemani Nona Harrow.”

“Caroline, aku tidak bisa meyakinkan diri sendiri jika dia adalah orang yang tepat untuk menemanimu di situasi saat ini!”

“Memang. Tapi bagusnya, karena telah memilih dia dan memaksa dia menemaniku, Arthur tidak akan pernah menyadari kesalahannya. Sudah pasti dia akan segera mengetahui semua sikap baik dalam diri Nona Harrow dan memberitahumu wataknya yang lembut akan memberi pengaruh baik terhadapku.” Karena Tuan Arthur sudah mengatakan kepadanya sesuatu yang sangat mirip dengan itu, Nyonya Besar Dior mau tak mau tertawa, tapi dia juga menggeleng, dan berkata, “Kau boleh-boleh saja mengubah segalanya menjadi lelucon, tapi hal itu tidak lucu bagi Arthur atau juga bagiku ketika ada orang-orang yang berpendapat bahwa kau meninggalkan rumah karena kami tidak bersikap baik kepadamu!”

“Sayang, mereka tidak akan berpikir begitu kalau mereka melihat kita berhubungan baik. Kuharap kau tidak bermaksud mengurangi kenalanku? Aku ingin sering-sering menjamumu di Versailles, dan mengingatkanmu aku akan selalu menganggap Chateau sebagai rumah keduaku, dan mungkin sekali aku akan mengunjungimu secara mendadak untuk waktu lama. Pastinya, kau akan sering-sering bertemu denganku.” Karena Nyonya Besar Dior masih tampak sedih, dia beranjak dan duduk di sebelahnya, memegangi tangannya, lalu berkata, “Cobalah untuk mengerti, Majorie! Bukan hanya karena Arthur dan aku saling berselisih yang membuatku ingin tinggal di rumah sendiri. Aku ingin ... aku juga ingin punya kehidupan sendiri!”

“Oh, aku sungguh mengerti itu!” kata Nyonya Besar Dior dengan bersimpati. “Sejak melihatmu kali pertama, aku menyadari betapa buruknya jika gadis cantik sepertimu harus menyia-nyiakan hidup. Andaikan kemarin kau menerima pinangan Tuan Besar Curtis atau Tuan. Damitri oh, tidak, mungkin bukan pinangannya! Arthur bilang pria itu suka permainkan perempuan dan berjudi, dan kurasa dia mungkin tidak akan pantas untukmu walaupun harus kuakui aku berpendapat dia sangat mempesona! Yah, kalau kau tidak bisa menyukai Curtis, apa yang tidak kau sukai dari sosok Gaydon muda? Atau”.

“Oh sudahlah Hentikan, hentikan!” Caroline memohon sambil tertawa. “Aku tidak mendapati apa pun yang tidak disukai dalam diri mereka, tapi aku juga tidak bisa menemukan dalam diriku sendiri secuil keinginan untuk menikahi salah satu dari mereka. Sungguh, aku sama sekali tidak ingin menikahi siapa pun dan sampai kapan pun, aku lebih merasa tenang jika tidak ada tanggung jawab mengurusi ini dan itu di hidupku nantinya. Karena memutuskan sendirian itu lebih menyenangkan daripada harus ada sosok lain yang mengatur ngatur hidupku serta keputusan keputusanku nantinya.”

“Tapi, Caroline, setiap wanita pasti ingin menikah?” pekik Nyonya Besar Dior, sangat terkejut.

“Nah, itu memberi jawaban atas apa yang akan dipikirkan orang-orang ketika mereka melihat aku tinggal di rumahku sendiri alih-alih di Chateau?” seru Caroline. “Mereka akan menganggap ku orang aneh! Mungkin, aku akan menjadi salah satu keanehan di Rouen, seperti si tua Jenderal Barrak atau wanita aneh itu, yang berputar-putar dengan hula hoop dan berjambul bulu! Aku akan disebut-sebut sebagai”

“Kalau kau tidak berhenti bicara omong kosong seperti itu, aku jadi ingin menamparmu?” potong Nyonya Besar Dior. “Aku yakin kau akan dibicarakan orang-orang, tapi bukan sebagai orang aneh!”

Bagaimana pun, mereka berdua memang ada benarnya. Caroline punya kenalan penduduk Rouen, bahkan beberapa sahabatnya tinggal di dekat Rouen, yang rumahnya sering dijadikan sebagai tempat menginap sehingga dia tidak datang ke Rouen sebagai orang asing. Dia akan dianggap agak aneh karena meninggalkan rumah kakak laki-lakinya, tapi Caroline dikenal baik sebagai wanita muda yang sangat mandiri, dan karena dia, pada saat itu, berusia dua puluh enam tahun, sudah lama melewati masa gadisnya, hanya orang-orang yang paling tidak ramah dan sangat kritis saja yang melihat sesuatu yang salah dalam tingkah lakunya.

††*****††

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel novel saya, dan sebagai info. Harusnya setiap hari ada update untuk episode baru, tapi entah karena belum cukup memenuhi syarat dalam menandatangi kontrak atau kendala teknis saya kurang paham.

Platformnya yang kadang menunda untuk menampilkan setiap hari.

Oh iya, jangan lupa vote juga ya, dan berikan saran terkait penulisan dalam cerita.

Terima kasih banyak.

________________________________

Baca Juga Novel saya yg satunya ya…

LAYLA AL-MADANI

Tema Cerita tentang “Kasih Sayang Orang Tua di masa lalu yang mengagumkan tetapi di khianati oleh bangsa sendiri, Penghianatan, balas dendam serta ambisius berskala besar..

“Setting Cerita membuat segalanya masuk akal dan alur cerita yang terentang dari masa ribuan tahun lalu menjadi latar belakang penuh warna bagi berbagai kesulitan yang di dalami oleh para pelaku utamanya”.

“Petualangan yang menggairahkan dan menyenangkan menumpas kasus yang akhirnya menyeret kepada kejadian yang tidak terduga, melibatkan beberapa Bangsa dan Kepercayaan dari tiga (3) agama dalam memperebutkan Tanah Suci dengan Politik Timur Tengah yang suram dan tidak tenang, di selingi dengan kisah romansa cinta sesaat dari pelaku itu sendiri”

Dan Jangan Lupa Vote, juga komen dan sarannya di butuhkan.

By the way Enjoy it!!!

Thanks and best regards

“Saya yang di pojokan kulkas”

Chapter II

Caroline memiliki pendapatan yang sangat besar, dan tidak perlu diragukan dia akan memanfaatkan keuntungan itu. Satu-satunya hal yang mengherankan adalah dia belum berhasil dipikat pada musim pertamanya di Paris oleh beberapa pria yang sedang mencari seorang calon istri cantik, memiliki garis keturunan yang baik, dan memiliki harta melimpah.

Tidak ada yang tahu sebesar apa kekayaannya, tapi pasti sangat besar, mengingat keluarganya memiliki Chateau Voux yang diwariskan dari generasi ke generasi, ditambah kecantikannya yang luar biasa. Jika ada orang-orang yang menganggap tubuhnya terlalu tinggi, dan pihak lain yang menganggap kecantikan hanya milik para wanita berambut cokelat gelap, kritikan ini hanyalah segelintiran orang. Para pengagumnya dan dia punya banyak pengagum menganggapnya sebagai makhluk yang sempurna, dari puncak rambut ikalnya yang berwarna emas sampai kaki ramping nya mereka tidak menemukan kekurangan pada dirinya. Matanya, terutama, sangat indah, berwarna biru gelap dan begitu berbinar-binar sehingga seorang pria yang sedang jatuh cinta, dengan cara berpikir puitisnya, berkata kilauan matanya mempermalukan bintang-bintang. Matanya seolah tersenyum, terletak di bawah alis yang melengkung halus: dan bibir memikatnya seolah diciptakan untuk banyak tertawa. Selain itu, dia mempunyai bentuk tubuh yang anggun, bergerak dengan lemah gemulai, membungkus dirinya dengan gaya yang sangat indah. Dia juga memiliki tata krama mempesona, yang membuat dirinya disayangi oleh orang-orang perfeksionis tua seperti si tua Nyonya Mandeville, yang menyebutnya sebagai “Gadis yang sangat cantik! Tidak ada gadis yang punya senyuman seindah itu! Aku tidak bisa memikirkan alasan kenapa dia belum menikah!”

Mereka yang pernah mengenal ayahnya tahu sang ayah sangat menyayanginya, dan menduga mungkin itulah yang menjadi alasan Caroline tidak menerima satu pun pinangan yang diajukan kepadanya. Sudah pasti itu juga, dan kata orang yang sok tahu, mengapa alasan Caroline berniat tinggal di Rouen setelah ayahnya wafat, karena Caroline berniat menikah suatu hari nanti, dan seberapa besar kesempatan bertemu seorang pria idaman di wilayah pedesaan terpencil? Hanya satu wanita yang melihat ketidakpantasan dalam situasi ini, dan karena dia terkenal pendengki dan punya dua putri berwajah tidak begitu cantik dan sudah cukup umur untuk menikah, tidak ada yang menghiraukannya. Lagi pula, Nona Dior punya sepupu tua yang tinggal bersamanya, apa lagi yang lebih baik dari itu?

Tuan Arthur juga ada benarnya, dan mampu membanggakan kearifannya. Dia menerima keadaan itu dengan tabah, dan mendapati dirinya sendiri lebih bermurah hati terhadap adik perempuannya di banding yang pernah dia lakukan sebelumnya.

Tentang Nona Harrow, wanita itu tidak pernah merasa sebahagia ini sepanjang hidupnya, atau menikmati kenyamanan semelimpah ini, dan dia merasa tidak pernah bisa cukup berterima kasih kepada Caroline tersayang, yang tidak hanya memberinya upah yang sangat besar, tapi juga sering memberinya segala jenis kemewahan, mulai dari perapian di kamar tidur sampai hak untuk memesan kereta bilamana dia ingin pergi ke tempat-tempat jauh yang sulit dijangkau dengan berjalan kaki. Bukan berarti dia pernah memanfaatkan izin ini seenaknya karena menurutnya hal itu sangat keterlaluan untuk dilakukan karena itu bukan bagian dari pekerjaan akan tetapi kepada menyenangkan dirinya sendiri yang tidak didapati selama tinggal dengan kedua orangtuanya. Sayangnya, rasa syukur Nona Harrow yang tiada henti membuat Nona Dior jengkel.

Nona Harrow nyaris kelewat batas dengan memberi terlalu besar perhatian kepadanya secara terus-menerus, mengerjakan tugas-tugas tidak penting baginya (lebih karena kecemburuannya terhadap Nona Elle, juru rias Caroline yang sangat setia), dan menghibur Nona Dior (demikian harapan Nona Harrow) dengan apa yang disebut Caroline ocehan remeh-temeh yang tiada henti. Itulah yang dilakukan Nona Harrow dalam perjalanan pulang ke Rouen dari Chateau Voux. Kenyataan dia hanya menerima tanggapan sekenanya dari Nona Dior tidak mengganggunya atau membuatnya mengurangi obrolan riangnya. Malahan, dia makin bersemangat karena dilihatnya Nona Dior murung dan menganggap dirinya berkewajiban mengalihkan pikirannya.

Tidak heran Nona Dior merasa sedih meninggalkan Chateau: Nona Harrow dapat memakluminya karena dia sendiri pun merasa sedih. Sungguh minggu yang tidak menyenangkan bagi mereka berdua untuk banyak hal!

“Betapa baiknya Nyonya Besar Dior!” katanya riang.

“Kebaikannya membuat orang merasa sedih untuk pergi, tapi rumah adalah tempat terbaik, bukan? Kita sekarang tentunya menantikan Paskah, saat itulah kita akan meminta mereka semua untuk menginap di Versailles. Kita tidak akan tahu cara memahami anak-anak manis itu, “kan, Caroline?”

“Rasanya aku tidak akan kesulitan,” kata Caroline, sekilas tersenyum. “Dan, kukira Elle juga tidak,” tambahnya, seraya mengedip ke arah juru riasnya, yang duduk di kursi depan sambil memegangi kotak perhiasan nyonyanya di lututnya yang kurus. “Pertemuan terakhir si bocah Luke dengan Elle sangat menyenangkan, aku pastikan kepadamu, Belevia! Aku sungguh yakin begitu kalau saja aku kebetulan tidak masuk ke kamar pada saat dia akan menghukum anak itu yang memang layak diterimanya! Benar, “kan, Elle?” Juru riasnya menjawab dengan keras, “Saya memang tergoda untuk menghukumnya, Nona Caroline, tapi Tuhan memberi saya kekuatan untuk menolak bisikan setan.”

“Oh, tidak, apakah Tuhan yang memberimu kekuatan itu?” ujar Caroline, mengoloknya. “Kukira campur tanganku yang menyelamatkan anak itu!”

“Anak malang!” kata Nona Harrow dengan baik hati. “Begitu penuh semangat! Betapa aneh hal-hal yang diucapkannya! Aku yakin tidak pernah melihat anak sekasar itu. Juga, putri baptismu yang manis, Caroline!”

“Rasanya percuma saja memintaku bergembira dengan bayi-bayi di pelukan,” ujar Caroline dengan menyesal. “Mungkin aku akan menyukai kedua anak itu saat mereka lebih besar. Sementara itu, aku harus membiarkan ibu mereka, dan kau, untuk memanjakan mereka.” Nona Harrow menyadari Caroline merasa pusing, yang menjadi satu-satunya penjelasan memungkinkan akan kekurangantusiasannya terhadap kedua keponakannya. Dia berkata, “Nah, kenapa kau membiarkan aku terus mengobrol padahal aku yakin kau sedang pusing? Kau tidak memperlakukan aku sebagaimana mestinya, atau seperti yang kuharapkan! Tidak ada yang lebih menjengkelkan dari keharusan mengikuti obrolan di tempat duduk di depan perapian bukan berarti ini tempat duduk di depan perapian, tentunya, meski batu panas yang kutempatkan di bawah kakiku membuatku tetap hangat ketika kita tidak dalam kondisi baik. Dan, aku tidak akan heran, Sayang, kalau cuacalah yang menyebabkan kepalamu pusing karena angin nya dingin sering membuat urat saraf di mukaku berdenyut-denyut, dan angin memang berhembus sangat kencang hari ini bukan berarti kita merasakan hembusan angin di dalam kereta, kupastikan kereta ini paling nyaman, pasti ada hubungannya dengan masa kekeringan, dan kita tidak boleh melupakan kau tadi berdiri sambil berbicara dengan Tuan Arthur selama beberapa menit sebelum kau naik ke dalam kereta. Itulah yang mengawali kekacauan ini! Semoga saja ini akan berakhir begitu kau tiba di rumah lagi dengan selamat, dan sementara itu, aku tidak akan mengusikmu dengan berbicara kepadamu. Kau yakin merasa cukup hangat? Izinkan aku memberimu syalku, dan menyelimuti kepalamu. Elle akan memegang topimu, atau aku yang akan melakukannya. Nah, di mana aku menaruh obat amoniaku? Seharusnya ada di dalam tasku karena aku selalu menaruhnya di sana saat bepergian sebab kita tidak pernah tahu kapan kita mungkin membutuhkannya, benar begitu, “kan? Tapi, rasanya obat itu tidak oh, ketemu! Obatnya terselip ke bagian bawah, dan tertutupi saputanganku! Entah bagaimana obat itu bisa sampai ada di sana karena aku ingat dengan jelas menaruh obat itu paling atas supaya mudah dijangkau. Aku sering berpikir betapa anehnya benda-benda bergerak dengan sendirinya, dan memang demikianlah yang terjadi!” Nona Harrow terus mencerocos selama beberapa menit, dan ketika Caroline menolak syal dan obat amonia, dia berharap mereka terpikir untuk membawa bantal agar kepala Caroline bisa disandarkan, atau membuatkannya minuman herbal. Dalam keputusasaannya, Caroline memejamkan mata. Setelah menarik perhatian Nona Elle dan memberi tahu mereka harus diam karena Nona Caroline baru saja terlelap, Nona Harrow akhirnya berhenti bicara.

Caroline tidak sakit kepala, juga tidak merasa sedih karena meninggalkan Chateau Voux. Dia merasa bosan. Mungkin cuaca dingin meski tidak menjadi penyebab sakit kepalanya telah memengaruhi semangatnya sehingga, tidak seperti biasanya, dia merasa masa depan sekelam dan seburuk kondisi cuaca langit saat ini. Nyonya Besar Dior telah berusaha menahannya di Chateau selama beberapa hari lagi, dengan memperkirakan salju akan turun, tapi Caroline tidak bisa dibujuk untuk memperpanjang kunjungannya, sekalipun salju akan turun, yang dipikirnya sangat tidak mungkin terjadi. Menariknya, Tuan Arthur berkata, “Salju? Cih! Omong kosong, Sayang! Anginnya terlalu kencang dan hawanya tidak cukup dingin! Tentu saja kita akan senang menahan Caroline bersama kita, tapi kalau dia punya janji di Rouen, kira tidak seharusnya menghalangi dia untuk menepatinya. Lagi pula, kalau memang turun salju, dia akan aman-aman saja dengan Twitcham di kereta.” Demikianlah, Caroline diizinkan untuk memulai perjalanan tanpa halangan lagi dari kakak iparnya yang cemas. Caroline diam-diam berpikir kalau salju benar-benar turun, akan jauh lebih baik jika dia berada di rumahnya sendiri di Rouen daripada terkurung di Chateau Voux. Tidak ada salju yang turun, tapi juga tidak ada secercah cahaya matahari pun yang menembus awan-awan untuk mencerahkan kemuraman lanskap yang basah kuyup dan angin yang berhembus dari timur laut sama sekali tidak mengurangi suasana tidak menyenangkan pada hari-hari bulan Maret. Tidaklah heran semangatnya menurun, dan dia hanya terbangun dari bayangan menyedihkan akan masa depannya ketika, sekitar dua belas kilometer dari Rouen, Nona Harrow berteriak, “Oh, astaga, apakah telah terjadi kecelakaan? Haruskah kita berhenti? Lihatlah, Caroline!” Tersentak dari perenungannya yang tidak menguntungkan, Nona Dior membuka mata. Begitu mereka melihat penyebab seruan Nona Harrow yang tiba-tiba, Caroline menarik tali pemberhentian dan ketika Twitcham menghentikan kuda-kudanya, dia berkata, “Oh, kasihan! Tentu saja kita harus berhenti, Belevia, dan mencoba apa yang bisa kita lakukan untuk menolong mereka dari kemelut yang mengerikan ini!”

††*****††

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel novel saya, dan sebagai info. Harusnya setiap hari ada update untuk episode baru, tapi entah karena belum cukup memenuhi syarat dalam menandatangi kontrak atau kendala teknis saya kurang paham.

Platformnya yang kadang menunda untuk menampilkan setiap hari.

Oh iya, jangan lupa vote juga ya, dan berikan saran terkait penulisan dalam cerita.

Terima kasih banyak.

________________________________

Baca Juga Novel saya yg satunya ya…

LAYLA AL-MADANI

Tema Cerita tentang “Kasih Sayang Orang Tua di masa lalu yang mengagumkan tetapi di khianati oleh bangsa sendiri, Penghianatan, balas dendam serta ambisius berskala besar..

“Setting Cerita membuat segalanya masuk akal dan alur cerita yang terentang dari masa ribuan tahun lalu menjadi latar belakang penuh warna bagi berbagai kesulitan yang di dalami oleh para pelaku utamanya”.

“Petualangan yang menggairahkan dan menyenangkan menumpas kasus yang akhirnya menyeret kepada kejadian yang tidak terduga, melibatkan beberapa Bangsa dan Kepercayaan dari tiga (3) agama dalam memperebutkan Tanah Suci dengan Politik Timur Tengah yang suram dan tidak tenang, di selingi dengan kisah romansa cinta sesaat dari pelaku itu sendiri”

Dan Jangan Lupa Vote, juga komen dan sarannya di butuhkan.

By the way Enjoy it!!!

Thanks and best regards

“Saya yang di pojokan kulkas”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!