NovelToon NovelToon

Jodoh Dunia Akhirat

Perbedaan Al El

Assalamualaikum.... Masih ingat gue kan,? anak ke dua dari Umi Jihan dan Abah Zain? ..

Eh salah, gue anak ke 3, katanya gue pernah punya kakak cewek, tapi sudah tiada sejak kandungan Umi usia 4 bulan,

Gue masih jadi anak santri, dan selamanya akan menjadi santri, gue nyantri di pesantren Umi dulu, ya Ponpes AL-JQ, yang sekarang di pimpin dan di asuh oleh pakde Tasim dan juga Bude Ilma, teman serta sahabat Abah Umi waktu di pondok dulu

Bukan apa apa, Mbah Umi dan mbah Abahku juga punya pesantren, yang saat ini di asuh juga oleh Abah Umiku, walau tidak setiap hari berkunjung, tapi beliau berperan penteng dalam pesanten Al Musthofa itu,

Dan gue, sengaja mondok di pesantren AL-JQ, untuk nyambung sanat Umi dulu, sekalian di sini bebas sih, kalau sekolah, bisa jumpa santri putri,

Seperti Heny... Yang sekarang menjadi teman terdekat gue, pacaran maksudnya,

Heny Adek kelas gua, dia kelas 11 MA, sedangkan gue, sekarang udah kelas 12 MA Nu,

Abang gue, bang Al udah gak sepondok dengan gue lagi, selama di kuliah, di Mesir, karena gue masih sekolah menengah atas,

Gue dan Heny sepondok, dan 1 sekolah, dia mondok di AL-JQ sejak kelas 7 Mts, sedangkan gue mulai kelas 10 MA, karena gue mau lanjut seperti Umi gue yang Sab'ah di sini,

Dulu gue saat Mts, bareng Abang di pondok Abah dulu di Jatim LBY, setelah 3 tahun di sana, dan gue lulus gue minta pindah suasana baru,

Karena di diniah juga gue udah selesai menghafal alfiyah ibnu malik udah nglotok donk, secara gue anaknya Umi Jihan sama Abah Zain yang semua kecerdasan mereka di turunkan pada gue semua

Makanya gue udah boleh boyong dan pindah ke AL- JQ saat ini

Gue waktu kecil memang imut lucu dan menggemaskan, gue santri tapi gue suka kebebasan juga,

Orangnya pecicilan, kalau kata mbah oma, mbah Liloh gue seperti Umi, yang gampang bergaul dengan siapapun,

Gue berbeda dengan Abang Al, yang mana dia terlalu fokus belajar, pinter sih, karena rajin juga, kalau gue, gak rajin udah pinter, 😂😂

Saking tulennya Abang gue, dia masih jomblo sampai saat ini, beda dengan gue yang berani deketin adek kelas gue sendiri,

Karena itu berawal dari kami yanh sering mendapat tugas osis bareng,

Tak kalah dengan Umiku yang katanya dulu menjadi primadona sekolah dan pesantren, di sini gue mewarisi pesona dan kecerdasannya, menjadi idola dan artisnya sekolah dan pesantren

Secara gue tampan, walau gak setampan bang Al sih, untung bang Al gak mondok bareng gue lagi, kalau bareng sudah seperti dulu, gue selalu tersaingi karena ke tampanan dan kesopanan, serta sifat polosnya

Ini gue yang apa adanya, dan cinta kesederhanaan,

______________

Di Universitas Al Azhar kairo,..

Al menuntut ilmu, di jurusan ilmu tafsir Al Qur'an, karena cita cita dia ingin menjadi ahlul Qur'an, menjadi ustadz seperti Abahnya, sekaligus menjadi orang orang yang mengibarkan panji panji islam dengan Al Qur'an di seluruh negri

Al sekarang sudah semester akhir, sudah mulai menyusun sekripsi, untuk menuju gerbang wisuda

Al gak mau kuliah di jurusan ilmu dakwah tempat kampus Uminya dulu, yang mana adalah fakultas yang di Ciptakan langsung oleh Abahnya,

Dia memelih untuk kuliah di luar negri, biar lebih keren dan berpengalaman luas katanya

Semua anak Jihan dan Zain di pondok, begitu juga dengan IL, yang sama masih mondok, jadi rumah sebesar lapangan bola itu, jarang berpenghuni, cuman malam saja, kalau Jihan dan Zain pulang dari kerja masing masing,

Dan Jihan masih tidak mau menggunakan jasa ART, dia memilih menggunakan jasa cleaning servis panggilan saja, kalaupun untuk makan dan masak memasak, Zain lebih suka di masakin oleh Jihan sendiri

Jadi hidup mereka selama ini,seperti pengantin baru terus, kemana mana selalu berdua, karena anak anaknya sedang proses mencari Ilmu

Muhammadz Haidar Al Musthofa, berbeda jauh sikapnya dengan Azmi alfi syahr El Musthofa, dan justru bertolak belakang

Al lebih mewarisi sikap bapaknya, yang suka kemewahan dengan fasilitas yang orang tuanya berikan,

Kedisiplinan, dan tekun, serta kewibawaannya sudah terlihat di usianya yang baru menginjak 21 tahun ini

Berbeda dengan El, yang dari kecil bahkan dari lahir dia selalu dalam kesederhanaan, mulai dari TK hingga saat ini, El merasa nyaman dengan hidup apa adanya, walau dia anak orang kaya, tapi El merasa dirinya sama dengan yang lainnya

Al kini sedang selesai kuliah, dan akan pulang kembali kerumah yang di fasilitasi oleh Abahnya selama Al kuliah di Mesir

Al mengendarai mobil sendiri, dan saat di jalan, ada salah satu mahasiswi yang sepertinya mobilnya rusak, karena tidak ada yang membantu Al memilih untuk berhenti dan membantunya

" Assalamualaikum...." ucap Al sopan

" Waalaikumsalam..." jawab Mahasiswi tersebut juga sopan

Dari wajah mahasiswi tersebut sudah terlihat kalau dia sama sama dari Indonesia,

" Maaf ada yang bisa saya bantu?" tanya Al dengan bahasa Indonesia langsung

" Oh iya.. dari Indonesia kah?" tanya oranh tersebut

" Iya saya dari Indonesia, " jawab Al sambil menundukkan kepalanya tanpa memandang mahasiswi tersebut

" Alhamdulillah.... Akhirnya ketemu orang Indonesia juga, maaf kenalkan saya Yasmin, mahasiswi baru di sini, saya dari Tangerang Jakarta, mobil saya rusak, dan mogok, saya gak tau apa masalahnya" ucap Yasmin merasa bahagia bisa berjumpa dan betemu dengan sama sama Orang Indonesia

" Oh.. Saya Al, saya dari SRG " jawab Al sambil tersenyum

" Mari saya bantu.." jawab Al sopan dan mulai membantu memperbaiki mobil Yasmin

" Oh ya silahkan..." jawab Yasmi sambil membantu membuka mesin mobilnya

Al cukup mengerti tentang keluhan mobil, karena hidup di luar negri sendirian dia juga harus bisa mandiri, harus bisa menangani keluhannya sendiri

Setelah memperbaiki mobil Yasmin, dan hingga bisa nyala kembali, Yasmin mengajak Al ngobrol, tentang kehidupan di Mesir, karena dia sendiri baru 1 bulan di mesir dan belum menemukan 1 orang yang berasa dari Indonesia, begitu juga teman kampusnya yang 1 fakultas bahkan 1 kelas dengannya

Setelah ngobrol dan berkenalan mereka saling nyambung, dan saling bertukar nomer ponsel, yang Al sendiri yang menawarkan, mana tau Yasmin perlu bantuannya lagi

Gak mungkin Yasmin sendiri yang meminta, karena Yasmin sebenarnya tipikal orang yang kalem dan pemalu, tapi mengingat tadi saking senengnya bertemu dengan orang yang asli Indonesia, dia sangat bersyukur dan berasa seperti bertemu keluarga ataupun saudara

Gombal El

Hari Kian berganti,....

Yasmin dan Al seperti saudara sendiri, karena Yasmin sering di bantu oleh Al yang sering kali menawarkan bantuan pada Yasmin

Yasmin adalah seorang model muslimah, yang sering menjadi BA di brand brand ternama produk lokal Muslimah Indonesia, semenjak dia berada di bangku SMP

Yasmin juga seorang santri, karena orang tuanya juga pemilik yayasan sekolah Diniah Internasional scool, dan dia di Mesir di kirim oleh orang tuanya sendiri yang mana biar besok menjadi generasi penerusnya, untuk membantu Abang Abangnya

Walau seorang anak dari keluarga muslim terpandang, orang tua Yasmin tidak pernah melarang untuk menjadi model, sekalian syiar dan membuktikan, bahwa dengan berhijab dan pakaian tertutup kita masih bisa tampil lebih cantik

Kampus Al dan Yasmin memang sama, dan fakultasnya juga sama Ilmu tafsir Al Qur'an , tapi untuk di Mesir bagi mahasiswa dan mahasiswi tidak belajar bersama, melainkan terpisah, tempatnya

Kalaupun mereka ketemu, pastu sudah di luar kampus dan tidak jam jam kuliah, seperti saat ini, mereka sedang bertemu di salah satu taman yang tak jauh dari kampus mereka,

Bukan taman bunga ataupun apa, cuman tempat istirahat yang biasa di gunakan para mahasiswa untuk mengerjakan tugas, karena di mesir terkenal gersang, kalau pun ada rumput hijau tapi jarang, tak selebat penghijauan di Indonesia yang menjadi paru paru dunia saat ini,

Al membantu Yasmin mengerjakan tugas kuliahnya, dengan seksama, dan Al menjelaskan secara perinci melalui laptop masing masing, karena mereka saling menjaga jarak,

" Faham kan?"tanya Al sambil menoleh pada Yasmin yang ada di hadapannya

Secara berbarengan pandangan mereka bertemu dan terhenti sejenak untuk saling memerhatikan dan..

" Maaf maaf...." ucap Al langsung kembali menunduk

Begitu juga dengan Yasmin yang pemalu juga mengalihkan pandangannya,

" Makasih ya Bang.... Udah bantu Yasmin" ucap Yasmin dengan hati yang berdebar karena gerogi habis saling pandang dengan Al

" Sama sama... Nanti kalau ada tugas lagi, dan sulit bilang aja ya, Gak usah sungkan, " jawab Al santai dengan terus menundukkan kepalanya

Dan Yasmin tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban,

" Ya udah, Udah sore Gue pulang dulu ya," ucap Al pamit

" Iya Bang.. Gue juga mau pulang, " jawab Yasmin sopan

Mereka sengaja memakai bahasa panggilan gue dan Elo, agar santai kalau ngobrol, walau masih sering malu malu,

Karena bahasa Elo gue udah terbawa dari Indonesia sampai kesini, bagi mereka yang terbiasa menggunakan bahasa seperti itu

Terkesan tidak sopan, tapi sudah sebagai bahasa yang biasa bagi kehidupan Yasmin yang anak Jakarta,

" Oh ya.. Loe pulang bareng siapa?" tanya Al

" Sendiri... Kan bawa mobil sendiri" jawab Yasmin santa

" Udah sore.. Gue ikutin dari belakang ya.." ucap Al menawarkan untuk mengantar Yasmin

" Eh.. Gak usah nanti ngerepotin" jawab Yasmin gam enak

" Gak apa apa.. Nanti takut ada apa apa di jalan, seperti waktu itu" ucap Al perhatian

" Ya udah deh.. Makasih ya.." jawab Yasmin dan Al tersenyum

" Silahkan duluan.. " ucap Al dan Yasmin jalan duluan di depan Al

Hingga sesuai ucapan Al tadi, Al mengikuti mobil Yasmin dari belakang, hingga sampai rumah Yasmin, padahal kalau dari arah taman tadi, Al melewati rumahnya,

Tapi Al rela putar balik lagi, hanya untuk menemani dan mengantar Yasmin, karena apa? tentunya karena ada rasa di hatinya, dengan sosok Yasmin yang care dengannya,

Sebenarnya banyak sih cewek yang care pada Al, tapi Al selalu menghindar, dan baru kali ini Al bisa Care dengan seorang cewek yang baru dia kenal saat menolongnya waktu itu

Di Indonesia,...

Tepatnya di ponpes AL-JQ, El saat ini sedang mengisi pengajian kitab kuning untuk santri binadzor di sana,

Karena di ponpes AL-JQ adalah ponpes Qur'an, tapi pondok tersebut tidak melewatkan bagi santri binadzor untuk tetap ngaji kitab kuning

Dan El kebagian sebagai salah satu ustadz pengisi, di sana, yang di minta langsung oleh Abah Tasim, setelah El selesai hatam Sab'ah setahun yang lalu

Dan kali Ini, El ngaji di aula putri, yang di sana, juga ada santri putra yang binadzor yang ikut ngaji, dengan di batasi sebuah satir pembatas antara santri puta dan putri

Di jadwal pengajian El, Henny tentu selalu ikut hadir di sana, walau dia bukan santri binadzor, Henny salah satu santri bil Ghoib, yang dalam tahap menghafal Al Qur'an

Tapi kalau jadwal ngajinya sang pujaan hati kenapa tidak.? tentu tambah ikut dong, kesempatan pikirnya

Di sana El mengajarkan ilmu tajwid, dan gimana cara baca Al Qur'an yang baik dan benar seperti kaidah Ilmu tajwid dengan makhorijul khurif yang tepat

" Monggo silahkan di baca surah An-Nisa ayat satu mbak santri yang, pake hijab coklat, " ucap El di tujukan pada Heny

" Huuuhuuuu.... " Sorakan dari santri yang ikut ngaji

Mereka tau kalau El sama Heny sedang dekat, terlebih santri santri yang masih sekolah di Mts/MA Nu,

" Monggo mbak.. Ayo lho..." ucap El lagi pada Heny yang terkesan malu dengan sorakan santri tadi

Dan Heny lanjut baca dengan bacaan yang baik dan makhorijul huruf yang benar

" Okey.... Sekarang tebak cepat hukum bacaan tajwidnya" ucap El mulai memberi pertanyaan pada anak didiknya tentang hukum bcaan tajwid beserta alasannya

Hingga Ngajipun selesai di jam 9 malam..

Pagi harinya di sekolah El selalu berangkat lebih awal, apa lagi di hari senin, dia ada tugas untuk mengadakan razia di sekolah, lada anak anak yang kelewat bandel

El sebagai ketua osis, kini di wakili oleh teman karipnya yang beda pondok, alias dari pondok sebelah, yang sama dalam 1 desa

"Nah... Potong Wan, sekalian sama kupingnya" ucap El saat menggeser salah satu murid laki laki yang rambutnya panjang melebihi telinga

" Jangan dong kg, artis korea ini" bantah murid tersebut

" Korea apa korengan? lihat tuh tanganmu banyak mur gitu ( bekas koreng) mau kayak artis korea, korengan Iya.." bantah El pada murid tersebut

Hingga semua selesai dan El lanjut menjalankan tugas sebagai ketua osis selanjutnya

Di jam Istirahat, El tidak kekantin bersama dengan yang lain, karen hari ini hari senin dia puasa sunah senin kamis, dan itu sudah sedari kecil dia di pesantren

Al memilih berkunjung ke kelas Heny yang sedari pagi dia tidak melihatnya, soalnya Heny sebagai anggota osis juga ada tugas lainnya

"Kak El..." sapa adek kelasnya yang nongkrong di teras sekolah sambil ngerjakan tugas

" Dalem... Lagi apa?" jawab El ramah

" Tugas?" tanya El dan mereka mengangguk

" Ini bukan begitu, tapi begini..." ucap El menjelaskan pada tugas yang sedang mereka kerjakan

" Nah.. Lanjut lagi sendiri ya " ucap Zain sambil berjalan

" huu... Makasih Kak El" ucap mereka bersorak girang karena di bantu idola sekolah mereka

El tersenyum dan mengacungkan jempolnya, lanjut menuju kelas Heny

" Assalamualaikum....." ucap El duduk di hadapan Heny yang sedang murojaah Al Qur'an

" Waalaikumsalam.... Astagfirullah... Ngagetin aja" jawab Heny kaget

" Buat setoran?" tanya El

" Seperti yang kamu lihat" jawab Heny santai

" Sini tak simak, ayo bunyi" ucap El semangat

" Jangan.... Aku insecure kalau kamu yang nyimak" jawab Heny minder

"Ck... Insecure kayak sama siapa aja" jawab El santai

" Iya iya lah... Kamu udah hatam sab'ahnya, aku masih amburadul ini" ucap Heny makin tidak percaya diri

" Sama aja lho, ayo semangat dong.." ucap El maksa

" Enggak... udah udah selesai bikin setorannya..." elak Heny menutup Al Qur'annya, dan El tersenyum

" Kamu udah hatam sab'ah tahun lalu kan?" tanya Heny dan El mengangguk

" Kok gak ikut wisuda sekalian kemren" ucap Heny lagi, karena baru beberapa bulan yang lalu ada acara haflah wisuda, di saat El juga sudah hatam

" Kan mau nungguin kamu, biar bisa wisuda bareng kita" Gombal El santai sambil menunjukkan senyumnya pada Heny, yang langsung salah tingkah

Kepelaminan bersamamu

Seperti yang kita ketahui selama ini, sebaik apapun mereka, seramah apapun mereka pasti ada yang gak suka,

Apa lagi melihat ke mesraan yang ala kadarnya dari El dan juga Heny, mereka iri dan bahkan kabawa sampai dengki

Contoh gerombolan dari teman sekelas Heny, yang iri dengan Heny, bukan karena mendapat pacar idola sekolah dan pesantren, tapi karena selain pinter, Heny juga cantik dan manis, di tambah punya pasangan yang tampan dan romantis seperti El

" Mau buka puasa pake apa?" tanya El pada Heny

" Ya pake masakan orang ndalem lah apa lagi?" jawab Heny santai

" Kan memang cuman itu yang di sediakan? mau minta Burger atau pizza? mimpi dulu lah" tambah Heny serasa El menghalu dengan makanan enak di pesantren yang sederhana dan belajar tirakat saat ini

" Ya mana tau, emang mau Pizza,? atau burger?" tanya El balik

" Mau di traktir?" gurau Heny

" Boleh kalau memang mau, " jawab El yang pastinya royal dengan siapapun, terlebih sang kekasih

" Okey... Yuk.. Gue pengen makan kebab, di Turki, sama pizza di Italia, Hahahaha...." ucap Heny makin nyeleh dan dengan tawa ngakak di hadapan El, dan El hanya bisa tersenyum

Bisa dia bawa Heny ke Italia, maupun ke Turki, tapi saat ini belum waktunya, mungkin suatu saat nanti,

Dan El tidak menyombongkan siapa dirinya, dan siapa orang tuanya takut yang lain minder,

Begitu juga dengan orang tuanya, banyak santri yang tidak mengetahui siapa anak anak Jihan, kalaupun di ponpes saat ini juga begitu,

Dan kalau sambangan, El gak mau di sambang ke asrama, tapi malah minta ketemu kerumah Neneknya Liloh,

Kalau Jihan dan Zain nekat ke sana, paling paling mentok ketemu di Ndalem Abah Tasim,

Karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, begitu juga dengan El yang sama seperti Jihan, yang gak mau Identitas aslinya di ketahui publik, karena mencari teman terbaik adalah dia yang mau menerima dengan apa adanya, dari 0 bukan karena ada apanya, dengan apa yang dia punya

" Udah ah... Gak usah ngomongin makanan, lagi puasa juga, " ucap Heny kesal

" Iya ya..... Terus ngomongin apa lagi? aku gak bisa ngomong kalau sudah menatap wajahmu.." gombal El lagi

Plak..... Satu pukulan sebuah buku mendarat di bahu El, karena gombalannya pada Heny lagi

" Haduh.... Tisu mana tisu... Kok cuman gombal mukio sih yang ada, " sindir Heny dan El tertawa ngakak

Membuat teman teman Heny makinnterbawa baper bagi para idolanya, tapo tidak dengan para hatersnya yang tentunya panas hatinya luar dalam

" Sok mersa kan mereka... Sih El buta apa ya?? milih pacar seperti Heny, kayak gak ada yang cantik dari Heny aja.." ucap Helend haters Heny

" Emang gak ada... Heny cantik luar dalam say.... Gak kayak loe cantik dempulan Hahaha" saut penggemar Henny El, pada Helend

Seketika Helend diam dan menghentak kan kaki untuk pergi

Lain dari cerita yang dulu, kalau Jihan masih ada haters yang berani menantang, tapi kalau untuk Heny, mereka gak berani karena ada El yang selalu mendukung dan melindungi

" Kak...." panggil Heny pada El

" Hem...." jawab El santai masih anteng di bangku depan Heny

" Setelah lulus mau kemana ?" tanya Heny agak ragu, karena dia sendiri masih belum siap kalau El jauh darinya

" Enaknya kemana? " goda El dan Heny heran menautkan keningnya

" Hehe... Boleh gak kalau di sini terus? " tambah El malah bertanya

" Ya terserah.... " jawab Heny santai

" Terus kok tanya kemana?"

" Ya kan mana tau mau lanjut kuliah, atau pindah pesantren.. " jawab Heny

" LDR dong.." jawab El santay

" Ya mau gimana lagi... Emang mau ada rencana kemana?" tanya Heny masih penasaran

" Kepelaminan bersamamu..." jawab El kembali menggombal dan membuat pipi Heny sudah seperti kepiting rebus

" Uh.... So sweeet....." ucap Teman teman Heny ikut baper

Heny dan El sontak menoleh pada mereka yang kebaperan, dan Heny makin malu

" Gimana setuju gak kalau gue ke pelaminan bersama dia?" ucap El pada teman teman Heny

" Setuju......" saut teman Heny

" Kalau bersamaku mau gak kak El?" saut yang lain dan mendapat sorakan dari yang lain

El makin tertawa terbawa suasana seru teman teman Heny, dan lanjut menoleh pada Heny yang sudah seperti tomat kembar di pipinya

" Kalau kamu mau gak?" tanya El lagi dan Heny memilih memejamkan matanya untuk mempertahankan urat malunya agar tidak putus

" Enggak...." jawab Heny santai dan El langsung terdiam

" Maunya menua bersamamu...." jawab Heny ikut gombal

" Uh.. Huuu... Ternyata gombalnya nular ya..." ucap El sangat santai

" Ya biar aku aja yang gak kebaperan, coba kamu baper gak?" jawab Heny kembali bertanya

" Enggak...."

" Kan... "

" Heheh sorry.... Karena Kakak udah kebaperan dari dulu, gak baper gak tak deketin dong.." bujuk El dan Heny kembali menampilkan senyumnya

" Ck.... Itu lho, yang bikin hafalanku awet," ucap El kembali menggoda Heny saat melihat Heny tersenyum

" Mulai..... Ayo lah serius.." ucap Heny lagi karena kalau ngajak ngomong El gak pernah serius sama sekali

" Serius ke pelaminan?" tanya El makin menjadi

" Kak....." ujar Heny kesal sendiri

" Hahaha... Oke oke.. serius setelah lulus mau kemana?" tanya El dan Heny mengangguk

" Kenapa tanya gitu?" tanya El lagi

" Ya gak lama lagi lho kak, tinggal beberapa bulan lagi kakak lulus, senggaknya aku kan harus siapkan mental dulu untuk jauh dari kak El" jawab Heny yang gak tau kalau harus menjalakan hubungan LDR

" Cinta dan sayang sama Kakak?" tanya El serius

" Enggak... Tapi benci, benar banar Cinta.." jawab Heny mambalas tatapan El

El hanya tersenyum tanpa berani menyentuh Heny, walau mereka pacaran, tapi tatap jaga jarak, dan jaga perilaku

El makin gak tega harus jawab apa sama Heny, tentunya habis ini dia akan pindah dan akan kuliah juga, walau belum tau mau kuliah di mana,

Secara Umi dan Abahnya orang berada dan berpendidikan semua, terutama Uminya paling gak suka kalau anaknya gak mau yang namanya sekolah ataupun kuliah,

Karena bagi Jihan mempunyai bekal ilmu pengetahuan itu penting, sama pentingnya dengan Ilmu agama yang harus seimbang dan berjalan bersama

Terlebih bisnis dan perusahaan yang menanti masa depannya untuk menggantikan Abah Uminya, belum lagi rumah sakit yang menjulan tinggi dengan puluhan klinik yang sekarang menjadi cabangnya

" Mau lanjut kuliah ya?" tanya Heny lagi

" Belum tau juga" jawab El santai

" Kuliah, untuk bekal masa depan" jawab Heny menyemangati El

" Besok kalau udah lulus mau kuliah juga, ?" tanya El balik

" Iya jelas,... Kalau di beri kesehatan banyak Rizqi orang tua, Aku mau kuliah juga" jawab Heny semangat

" Kalau kuliah mau ambil jurusan apa?" tanya El lagi

" Kira kira pantes gak aku jadi dr. Sahila Heny A'yuni?" jawab Heny santai

" Cocok..... Nanti aku jadi Dr. Azmi Alfi syahr El Musthofa" sambung El yang ngikut Heny

" Sama sama jadi dokter? " tanya Heny dan El mengangguk

" Nabung dulu ya, biar bisa meringankan beban orang tua, jangan boros boros, nanti kirimannya telat berabe lho, hehehehe" gurau Heny yang mana El sering mentraktir Heny,

Dan Heny gak tau, jangankan kiriman telat, uang di ATM El juga gak akan habis habis, orang setiap bulan dapat kiriman jatah dari salah satu pemasukan cabang resto dari Abahnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!