NovelToon NovelToon

AKU PATUNG BAGIMU

AKU PATUNG BAGIMU. Tolong Klik FAVORITE dulu sebelum baca. Terima kasih.

Namaku Alyndia. Orang orang biasa memanggilku Alyn. Sudah dua bulan mas Arya Wiguna menikahiku tapi tak sedikitpun dia menyentuhku. Jangankan menyentuhku, melihat dan menegurku pun tidak.

kami tidur pun tak sekamar.

Dia akan menyentuhku dan tersenyum manis padaku saat ada kedua orangtua kami. Itupun hanya sebatas pegangan tangan.

Dari segi materi dia adalah suami yang bertanggung jawab sebab tak pernah telat memberiku uang belanja tiap bulannya.

Ia selalu rutin memberiku nafkah lahir walau tak peduli dengan batinku.

Aku tidak pernah meminta hakku sebagai seorang istri. Aku berusaha mengerti keadaannya. Karena kami menikah pun karena perjodohan yang di wasiatkan almarhum kakekku dan orang tua mas Arya.

Mungkin karena belum adanya benih benih cinta di hati mas Arya untukku. Makanya mas Arya bersikap dingin padaku.

Tapi aku tidak pernah manyerah. Aku berusaha menarik perhatiannya lewat makanan yang ku masak setiap harinya.

Ya. Dia selalu makan masakanku dengan lahap. Tapi setelah selesai dia langsung enyah tanpa sepatah katapun.

kami jarang bicara. Bahkan hanya untuk sekedar berkata IYA dan TIDAK dalam seharipun jarang.

Aku merasa menikah dengan patung. Atau aku hanya patung baginya.

Pernah aku mencoba memancing gairahnya. Aku sengaja mandi di kamar mandi belakang dan keluar dengan menggunakan handuk kecil yang saat di pakai hanya di bawah panggul dan diatas dada.

Aku melewati mas Arya yang duduk di ruang tamu sedang memangku berkas berkas dan membaca beberapa film di komputer.

Tapi mas Arya tak melihatku, melirik pun tidak.

Aku memanggil mas Arya mencari alasan agar matanya mengarah padaku.

"Mas. Mau ku buatkan kopi?..." Tanyaku. Dia langsung menatapku.

"Ya." Jawab mas Arya sekilas lalu fokus lagi menatap laptopnya. Aku kecewa mendengar jawaban dari mas Arya. Dia sama sekali tak melihatku sebagai seorang wanita. Aku hanya patung baginya.

Saat aku menyentuh handle pintu kamarku.

Mas Arya memanggilku.

"Alyn...Lain kali pakailah pakaian yang sopan."

"Deg." Hatiku nyilu.

"Aku ini istrimu mas." ingin ku utarakan isi hatiku tapi Lidahku terasa kaku. Aku hanya bisa membanting pintu sebagai bentuk protesku padanya.

Mungkinkah aku menikahi pria impotent atau gay. Membayangkan itu membuat aku merasa jijik.

Sabar. Sabar. Sabar. Semua indah pada waktunya.

Setiap selesai sholat aku selalu mengadahkan tanganku. Meminta pertolongan pada Tuhanku. Aku berharap suatu saat nanti suamiku bisa menerima dan mencintaiku. Dan menjadikan rumah tanggaku menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah. Amin.

Ku buka mukenahku dan ku lipat. Ku membereskan Sajadah yang terlampir di lantai dan ku letakkan dalam lemari gantung.

Ku duduk di depan cermin menyisir rambutku. Ku pandangi wajahku. Aku tidak cantik tapi juga tidak jelek. Aku selalu tampil polos tanpa make-up. Mungkin jika aku berdandan sedikit saja, Suamiku bisa melirikku. Mungkin.

"Huuufff." Aku hampir frustasi berjuang sendiri. Di kota yang baru ku tinggali tanpa sanak saudara. Aku. hanya lah gadis desa.

Ku pandangi suamiku yang menyuapkan makanan ke mulutnya. Sesuap dan sesuap lagi sampai tak tersisa.

"Ini. Uang balanja bulan ini."

"Iya" Jawabku.

Suatu keberuntungan bagiku hari ini bisa mendengar suaranya. Daripada tidak sama sekali.

Meskipun aku menyiapkan segala kebutuhannya tapi tak pernah ada interaksi walau hanya sebatas terima kasih.

Aku bosan di rumah. Aku memilih keluar ke cafe baru temanku. Tak lupa ku pamit lewat pesan pada mas Arya.

Saat aku asyik menikmati hidangan diatas meja, mataku menangkap gambar yang pedas di mata. Membuat mataku perih dan menitikkan air mata.

"Jadi ini penyakit dalam rumah tanggaku." Suamiku tak mau menyentuhku tapi bisa bermesraan dengan wanita lain.

****

Dukung author pake like komentar vote favorit

Jangan lupa untuk like komentar vote

SUAMIKU SELINGKUH

Nama : Alyndia Tantrias

Nama : Arya Wiguna

Nama : Suci Angraini.

Nama : Muhammad Iqbal

Nama : Rani Maulidya

POV Alyn.

Di depan mataku Mas Arya selingkuh. Si pelakor itu bergelayut manja di lengan suamiku seperti Kera.

Dan aku sebagai istri mas Arya hanya bisa meremas taplak meja Cafe saat melihat mas Arya dengan telaten menyuapi wanita berbaju merah itu.

Rani sahabatku yang tahu mas Arya adalah suamiku mengusap lembut lenganku. Dia dapat merasakan apa yang aku rasakan. Sakit, benar benar sakit.

Ku tahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Tapi tetap saja meluncur setitik. Dan segera kusapu. Aku mengerjap ngerjapkan mataku agar air mataku urung jatuh. Aku malu jika terlihat rapuh di hadapan banyak orang. Apalagi di hadapan Rani sahabatku.

Ku kemasi barang barangku yang ada di atas meja saat melihat suamiku bergegas pergi.

Aku membuntuti suamiku yang sedang bergandengan tangan dengan wanita berdress merah itu.

Mas Arya membukakan pintu mobil untuknya kemudian dia memutari mobil dan duduk di kemudi.

Mas Arya melajukan mobilnya dan aku terus mengikutinya dengan motor maticku.

Setelah melewati jalan raya mas Arya memasuki kompleks. Dan mobil itu berhenti tepat di depan rumah berwarna hijau.

Aku bersembunyi di balik rombong bakso. Berpura pura membeli bakso agar mas Arya tak menyadari keberadaan ku.

Hatiku begitu sakit melihat adegan di depan mataku. Mas Arya tersenyum begitu manisnya saat memeluk wanita berbaju merah itu. mengusap usap lembut rambut wanita itu lalu mengecup keningnya.

Tanpa sadar tanganku bergerak sendiri menyentuh keningku. Kapan mas Arya akan memperlakukanku selembut itu.

Aku beringsut karena mas Arya melihat ke arahku. Untung dia tidak melihatku.

Kulihat mas Arya melambaikan tangan pada wanita itu. Memasuki mobil dan pergi.

Aku bingung harus bagaimana dan harus melakukan apa. Apa harus aku biarkan ini. TIDAK. Mas Arya adalah suamiku dan ini harus di luruskan.

Aku masih berdiri di depan pintu rumah wanita itu. Aku bingung harus melakukan apa. Apakah aku harus mencacinya, menjambak rambutnya, mencakarnya. Entahlah putuskan nanti saja saat sudah bertatap muka.

"Ting tong. Ting tong."

"Ceklek." Pintu terbuka.

"Alyn. Istrinya mas Arya kan."

Aku terhenyak kaget. Kenapa dia bisa mengenalku. Bahkan dia tahu aku adalah istri mas Arya.

Dia menarik tanganku. Membawaku masuk ke dalam rumahnya yang terlihat bersih, rapi dan sepi.

Dia membawakan aku minuman dan juga menghidangkan cemilan untukku. Dia terlihat sangat ramah. Tapi aku tak menyentuh hidangan itu sedikitpun karena takut mengandung sianida.

Aku duduk di samping simpanan suamiku.

Jika orang yang tak tahu pasti akan mengira kami adalah teman bukan rival.

"Alyn kenapa terkejut?....Kita kan sudah pernah bertemu dan berjabat tangan."

Aku mengernyit. "Kapan?" batinku.

"Waktu aku hadir di acara pernikahanmu Alyn." Jawabnya. Sepertinya dia bisa membaca pikiranku.

"Sebenarnya siapa kamu? Kenapa terlihat begitu mesra dengan suamiku? Jika kamu sudah tahu Mas Arya Wiguna sudah menikah kenapa kamu menjadi orang ketiga? Tolong jangan ganggu rumah tangga kami.

"Alyn. Kamu lah orang ketiga di antara kami.

5 tahun kami menjalin cinta. Tiba-tiba kami di kejutkan dengan perjodohan Mas Arya denganmu, bahkan perjodohan itu terjadi saat mas Arya belum terlahir ke dunia ini. Ini tidak adil bagi kami Alyn."

"Ini juga tidak adil untukku." Aku berusaha tetap tenang. Aku masih ingin mengorek sedalam apa hubungan mereka.

"Tolong mengerti lah perasaan kami. Kau juga wanita kan! Kau pasti bisa mengerti perasaanku. Hatiku sakit Alyn melihat mas Arya menikahimu."

"Di b**agian mana yang harus aku mengerti?" Dia bicara ngelantur seperti orang gila.

*****

PILIHAN YANG SULIT

POV Alyn.

"Sebenarnya aku jengkel sama mas Arya. Setiap bersamaku selalu menyebut nyebut namamu Alyn."Ucap wanita simpanan suamiku. Dia bicara seperti aku ini kakaknya padahal aku madunya. Anggaplah seperti itu.

"Jika kalian saling mencintai kenapa mas Arya tidak menikahimu? Kenapa malah manyulitkan hidupku." Ucapku.

"Kami terhalang restu orang tua." Ucap wanita simpanan suamiku. Aku tersenyum getir mendengar alasannya.

"Apa kalian sudah pernah berhubungan intim?" Ucap ku. Jantungku berdegub kencang memberikan pertanyaan seintim ini. Nafasku kembang kempis menantikan jawaban dari simpanan suamiku.

"Tidak. Sebelum kami menikah nanti." Jawab wanita simpanan suamiku.

"Jadi kalian masih ada niat untuk menikah?" Ucapku.

"Kami saling mencintai. Tentu saja kami akan menikah." Jawab wanita simpanan suamiku tanpa tahu malu.

"Tidak akan. selama aku masih menjadi istri mas Arya." Jawabku.

"Tidak lama lagi kau sudah pasti akan di ceraikan." Ujar wanita itu.

Setiap kata demi kata dari calon maduku membuat nafasku sesak makin lama makin sesak.

Sudah dapat di pastikan Air mataku akan mengucur jika terus mengorek segala informasi tentang hubungan mereka.

"Percaya diri sekali kau.?" Ucapku yang sudah tidak tahan dengan ocehannya.

"Tentu. Aku tahu sebesar apa cinta mas Arya padaku. Bahkan aku juga tahu mas Arya tidak pernah menyentuhmu kan." Ujar wanita itu.

Mendengar ucapan wanita simpanan suamiku membuat emosiku meradang.

Mas Arya bukan hanya menginjak injak harga diriku sebagai seorang istri. Tapi dia juga membeberkan aib yang harusnya ia tutupi. Benar. Bagiku ini aib yang sangat besar. Aku istri yang tak di inginkan. Istri yang masih perawan. Aku begitu malu di hadapan wanita durjana ini.

"Maafkan aku jika perkataanku sangat keterlaluan. Aku tidak bermaksud menyakitimu. Jika kau ingin menangis, bersandarlah di bahuku. Tapi jangan di bahu mas Arya." Ucap wanita itu.

Aku dapat melihatnya tersenyum mengejek. Aku tidak mau memohon padanya untuk meninggalkan mas Arya. Itu sama saja dengan melucuti harga diriku. Aku tahu dia tidak mungkin mau meninggalkan mas Arya.

"Jika aku berada di posisimu, aku tidak akan menjadi wanita murahan seperti mu." Ucapku. Aku melihat tangan ****** itu mengayun ke atas. Dengan sigap ku cekal pergelangan tangannya dan kuplintir. Dia meringis kesakitan lalu ku hempas tangannya dengan kasar. wanita itu memegangi tangannya yang kesakitan.

"Jika hanya sepuluh ****** sepertimu takkan mampu mengalahkan tenagaku." Ucapku.

"Permisi." Aku berlalu pergi meninggalkan wanita itu yang masih kesakitan karena ulahku.

Memangnya siapa dia?...Bisa bersikap semena mena padaku. Mereka sudah cukup menyakiti hatiku tapi bukan berarti aku akan membiarkannya menyakiti tubuhku.

Tapi tetap saja aku pulang dengan kekalahan. Hatiku benar benar sakit mengingat adegan mesra mereka dan juga kata kata wanita itu.

Untung saja aku mengenakan Helm dengan kaca yang gelap. Jadi tidak ada pengendara lain yang dapat melihat tangisanku.

Aku tak bisa konsentrasi mengendarai motor. Harusnya aku belok tapi malah lurus. Kenyataan pamit yang ku terima saat ini benar-benar menyita pikiranku.

Aku bingung harus berbuat apa. Apakah aku harus menggugat cerai mas Arya?...Atau berusaha sangat keras lagi agar mas Arya bisa mencintaiku.

Aku sangat minder dengan pilihan kedua. Bagaimana mas Arya akan mencintaiku? Melihatku saja tidak.

Tapi jika aku memilih pilihan pertama, Apa kata tetangga di kampung halaman rumahku?...Menikah baru dua bulan sudah menjadi janda. Masih perawan lagi.

Lalu bagaimana dengan penyakit jantung Abah. Baru enam bulan lalu Abah masuk rumah sakit karena penyakit jantungnya kambuh. Apa yang akan terjadi jika Abah mengetahui masalahku. Jelas jelas dokter mengatakan agar jangan membuat Abah stres dan terkejut.

Aku benar-benar frustasi memikirkan nya.

Mungkin pilihan pertama adalah yang terbaik. walau ku tahu akan sangat sulit.

"Braaaaaakkkkk"

******

jangan lupa dukung author dengan like komentar vote

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!