Di sebuah halte, terdapat seorang gadis cantik tengah menunggu bus tiba. Dia mendengarkan lagu dari earphone yang terpasang ditelinganya.
Memperhatikan lingkungan sekitar dengan kendaraan berlalu-lalang.
Ada beberapa orang disana sedang menunggu bus. Terlihat seorang laki-laki berpakaian serba hitam dengan tampilan mencurigakan.
Kemudian, laki-laki itu langsung menarik tas wanita yang ada didekatnya.
Ia pun berlari setelah meraih tas itu. Wanita itu menoleh dan berteriak saat tasnya tiba-tiba ditarik paksa.
"Maling! Tolong ada maling!"
Dia melepaskan earphonenya dan tiba-tiba terdengar suara minta tolong.
Gadis itu langsung berlari dan mengejar maling itu. Dengan cepat dia menerjang maling dengan kakinya dari belakang.
Membuat maling itu jatuh tersungkur. Gadis itu pun langsung menghajar tanpa ampun. Setelah itu, ia mengambil tas yang tadi dicuri.
Warga pun mulai menangkap malingnya dan membawanya ke kantor polisi. Dan dia mengambilkan tas ke pemiliknya.
"Terima kasih, nak." Ia pun menerima tas yang diberikan gadis itu.
"Sama-sama, bu." Gadis itu pun melangkah pergi.
Bus pun tiba, gadis itu segera menaikinya dan bus kembali berjalan meninggalkan halte.
...🍂🍂🍂...
Ray berangkat sekolah dengan mengendarai motor ninja-nya. Ketika melewati halte, ia melihat seorang cewek sedang mengejar laki-laki yang membawa tas.
Dia pun menghentikan motornya. Bermaksud membantu cewek tadi mengejar maling itu.
Dengan buru-buru ia melepaskan helmnya. Namun, kegiatan itu terhenti saat ia melihat cewek tadi menghajar laki-laki itu habis-habisan.
"Wow!" kagumnya melihat aksi cewek tersebut.
"Cantik-cantik ternyata jago berantem" ucap Ray tak habis pikir.
Kemudian, cewek itu memberikan tasnya kepada seorang ibu. Setelahnya, gadis itu menaiki bus.
Ray pun segera menjalankan motornya menuju sekolah. Dengan kecepatan tinggi dia mengendarai motornya.
...🍂🍂🍂...
Nampak seorang gadis memasuki sebuah bangunan bertingkat. Rambut hitam lurus miliknya tergerai indah.
Ia melangkah kakinya memasuki gedung yang akan menjadi sekolah barunya, SMA Airlangga.
Dengan pasti ia berjalan melewati koridor satu persatu. Banyak orang memperhatikan dirinya dan berbisik-bisik siapakah dirinya.
"Eh itu murid baru, ya?" tanya seorang cewek.
"Iya sih kayaknya" balas temannya.
"Gila cantik banget" ucap seorang cowok yang dia lewatinya.
"Ada murid baru, woy!" teriak sesorang.
"Cih, nggak jelas!" ujarnya.
Begitulah kira-kira tanggapan mereka mengenai dirinya. Tapi, dia menghiraukannya dan terus melangkah menuju ruang kepala sekolah.
Ia mengetuk pintu di depannya dan terdengar suara dari dalam yang menyuruhnya masuk.
"Permisi!" Ia melangkah masuk dan terlihat olehnya seorang wanita berkacamata tengah duduk di meja kerjanya.
"Kamu murid baru itu, ya?" tanyanya.
"Iya, bu."
"Oh iya, kamu nanti masuk kelas XI Ipa 3. Sebentar lagi wali kelas kamu akan mengantar ke kelas."
"Baik, bu."
Tak lama datang seorang wanita berumur 30 tahun ke atas. Dialah yang akan menjadi wali kelas gadis itu, namanya Bu Eva. Bu Eva membawanya ke kelas XI Ipa 3.
Suasana kelas itu nampak ricuh karena guru yang mengajar belum tiba. Tak lama datanglah Bu Eva yang akan mengajar kelas bersama seorang gadis cantik.
Mereka yang mengetahui wali kelasnya datang. Dengan cepat kembali ke bangku masing-masing.
"Woy, ada bu Eva! Cepatan balik!" teriak Bima memberitahu teman kelasnya.
Mereka yang tadi sedang asik mengobrol dan bermain langsung bergegas ke tempatnya masing-masing.
"Assalamualaikum, anak-anak."
"Waalaikumussalam, bu."
"Baik, ibu akan memperkenalkan teman baru kalian" ucap bu Eva.
Mereka yang mendengar itu seketika heboh dibuatnya. Gadis itu masuk setelah dipersilahkan wali kelas.
Ia pun berdiri di depan kelas dengan wajah jutek. Cowok-cowok langsung heboh melihat dirinya tapi dia hanya memberikan tatapan malas akan reaksi mereka.
"Kamelia Chanthavy, salam kenal," ucapnya singkat dan datar.
"Itu cewek yang di koridor tadi, kan?"
"Boleh kenalan, nggak?"
"Nomornya berapa?"
"Gila, jodoh gue cantik banget!" teriak Dika.
"Sombong banget, nih orang" ujar salah satu cewek disana.
Kemudian, bu Eva menyuruhnya untuk duduk dibangku kosong yang berada dipojok belakang kelas.
Ia pun melangkahkan kakinya dengan tas dipundak kanan. Mendudukkan dirinya disana.
Disampingnya ada seorang cowok yang menelungkupkan kepalanya ke meja tengah tertidur.
Cowok itu bernama Rayhan Elvano, teman-temannya biasa memanggilnya Ray.
Setelah itu, pelajaran pun dimulai. Ray pun terbangun dan terkejut saat melihat seorang cewek duduk di samping bangkunya dan terlebih lagi wajah cewek itu sepertinya tidak asing baginya.
Jam pelajaran terus berjalan. Terlihat Bu Eva sedang menjelaskan materi pembelajaran sedangkan Ray terus menatap Kamelia yang sedang memperhatikan Bu Eva.
Kamelia merasa risih dengan cowok di sampingnya karena terus memandanginya.
"Udah 20 menit lo liatin gue!" ucap Kamelia tanpa menoleh ke orangnya.
"Ups sorry, lo murid baru ya? Tapi kok nggak asing ya muka lo, apa kita pernah ketemu?"
"Gue nggak pernah ketemu lo," balas Kamelia singkat sambil mencatat materi di bukunya.
"Eh buset, dingin amat nih cewek. Serem banget ih!" ucap Ray dalam hati.
"Btw, kenalin gue Rayhan Elvano, lo bisa manggil gue Ray." Sambil mengulurkan tangan kanannya ke Kamelia. Sedangkan Kamelia menoleh sebentar ke Ray dan kembali mencatat.
"Gue nggak nanya!" ucap Kamelia ketus tanpa menjabat tangan Ray ataupun menoleh ke arahnya.
Lalu Ray menarik tangannya dan langsung mengusap dadanya, "Sabar Ray, sabar oke."
"Pfff hahaha. Liat Bim, kesian banget tuh Ray dikafani eh maksudnya dikacangi tuh murid baru," ucap Dika yang duduk di sebelah meja Ray.
Ray yang mendengar itu langsung menoleh sebelah kanannya dan membentak mereka, "Diam Lo berdua!"
Ray mendengus kesal, sedangkan Dika dan Bima asik tertawa dan Tidak berapa lama mereka berdua mendapatkan teguran oleh Bu Eva, mereka pun kembali diam.
Ray kembali diam-diam memperhatikan Kamelia, ia akui kalau Kamelia sangat cantik di matanya.
Tapi dia sedikit kesal dengan sikap kamelia yang dingin. Ia pun memiliki ide untuk menjahilinya.
Ray lalu membuat catatan kecil dan memberikannya ke Bima. Dika yang melihat itu pun ikut membaca pesan tersebut.
"Gimana setuju nggak?" tanya Ray kepada mereka berdua.
"Oke." jawab Dika dan Bima kompak.
Saat ini, ketiga orang tersebut tengah merencanakan sesuatu tanpa Kamelia tahu.
Sepertinya mereka akan menjahili murid baru itu sebab ketiganya terkenal akan kenakalan dan kejahilan mereka kepada orang lain.
Dan kali ini sasarannya adalah Kamelia sendiri, siswi baru yang sangat jutek.
...🍂🍂🍂...
...Gimana next, nggak?...
...Menurut kalian ceritanya gimana?...
...Seru nggak? Penasaran nggak?...
...Vote and comment ya, guys!...
...Thank you for all...
...💙Love us💙...
...PUSRI...
...Follow akun *******...
...@srnvka...
Jam istirahat pun akhirnya berbunyi, para siswa pun mulai keluar dari kelasnya seperti narapidana yang baru saja keluar dari tahanannya.
Begitu bahagianya mereka ada yang sambil teriak-teriak, ada yang langsung berlari ke wc, ada yang pergi ke perpustakaan, dan lain-lain. Tapi yang paling terpenting dari semua itu dan banyak kunjungannya adalah pergi kantin.
Terlihat di kelas XI IPA 3, yang tak lain adalah kelas Kamelia. Di sana hanya tinggal beberapa siswa dan siswi, dan juga Kamelia, Ray, Dika, dan Bima.
Setelah memasukkan buku ke dalam tas, Kamelia pun beranjak dari tempat duduknya dan mulai berjalan menuju ke kantin. Ray yang melihat itu langsung memberikan kode kepada Dika dan Bima.
"Kamelia!" Seru Bima.
Kamelia yang mendengar namanya di panggil langsung menoleh ke sumber suara, "Apa?"
"Lo sekarang adalah murid baru disini, dan setiap murid baru yang masuk di kelas ini harus bermain kartu sama gue. Kalau lo kalah, lo harus menuruti satu permintaan gue dan sebaliknya kalau gue kalah, lo bakal diterima di kelas ini dan gue bakal menuruti satu permintaan lo. Gimana?"
"Gue nggak mau, kekanakan banget." ucapnya lalu mulai melangkah menuju pintu kelas.
Bima melongo mendengar jawaban Kamelia sedangkan Ray dan Dika tertawa melihat Bima yang telah panjang lebar menjelaskan tetapi mendapatkan balasan singkat dari kamelia.
"Oke, berarti lo takut dengan gue. Tapi btw cewek lain aja berani masa Lo nggak hahaha," ejek Bima.
Kamelia yang mendengar itu langsung stop tanpa menoleh ke Bima sambil mengepalkan tangannya.
"Eh biawak, sejak kapan lo nantang cewek lain main kartu? Gue nggak pernah liat tuh," bisik Dika ke Bima.
"Sst... udah lo diam aja!" balas Bima.
"Gimana? Kalau lo takut, its Okay Bima bakal lepasin lo," timpal Rayhan yang ikut-ikutan memanasi Kamelia.
"Cih! Kata siapa gue takut," balas Kamelia dengan senyuman dinginnya.
Kamelia melangkah mendekati mereka bertiga. Lalu duduk di bangku yang berhadapan dengan meja Bima, dengan menyilangkan kakinya dan melipat tangannya di dada. Rayhan melihatnya itu sedikit takjub melihat Kamelia yang pemberani.
"Waw! gue akui lo emang berani," ucap Bima.
"Kita bakal bermain kartu apa?" tanya Kamelia to the point.
"Sabar dong. karena lo cewek, gue bakal biarin lo pilih mau bermain game kartu apa. Terserah mau itu Poker, QQ, atau black Jack?."
"Terserah lo."
"Oke, kita bakal main black Jack."
"Siapa takut!"
"Gue bakal jadi dealernya," ucap Dika.
"Peraturannya sangat mudah. Tapi bakal gue ubah dikit, gue nggak bakal ikut main. Namun gue hanya membagikan kartunya ke kalian berdua. Dengan hit maksimal 2 kali. Untuk seterusnya peraturan permainannya sesuai dengan peraturan permainan blackjack," lanjut Dika menjelaskan peraturan permainan.
Permainan dimulai, Dika mulai mengocok kartunya dan membagikan mereka berdua masing-masing dua kartu.
Bima tersenyum setelah melihat kartu miliknya sedangkan Kamelia tidak menunjukkan eskpresi apapun.
"Hit atau stand?" tanya Dika kepada mereka berdua.
Bima pun meminta hit ke Dika dan begitu juga Kamelia, sampai dimana kartu ke 4. Bima terdiam melihat kartunya yang terakhir, Ia sangat terkejut.
Bima menoleh ke arah Kamelia yang masih tidak mengeluarkan ekspresi apapun. Ia mengira kalau Kamelia juga mendapatkan kartu yang salah. Bima pun sedikit merasa senang.
"Gimana udah siap?" tanya Dika kepada Kamelia dan Bima. Dan mereka berdua pun mengangguk.
"Oke, karena lo cewek silakan duluan," kata Bima.
Ray, Dika, dan Bima sontak terkejut di saat Kamelia membuka kartunya. Mereka tak percaya kalau Kamelia mendapatkan kartu yang tepat dan nilainya pas, dengan kartu Jack, enam keriting, empat skupe, dan AS, dengan total nilai pas 21.
"Sekarang giliran lo buka kartunya," ucap Kamelia ke Bima.
Bima sangat tegang, baru pertama kali ia kalah dalam permainan kartu ini dan terlebih lagi kalah dengan seorang cewek. Ray yang melihat ekspresi Bima langsung mengerti.
"Bim, jangan bilang lo kalah?" Tanya Ray.
"Candaan Lo nggak lucu Ray, Nggak mungkin lah Bima...KALAH!" teriak Dika saat Bima membuka kartunya.
Terlihat kartu dimiliki Bima kartu king, empat hati , dua skupe, dan Jack, dengan total nilai 24 yang artinya bust.
"Cih! Sekarang siapa yang lemah?" tanya kamelia.
Dika dan Ray terdiam, terlebih lagi Bima yang diam sambil menundukan kepala. Tidak berapa lama, Bima mendongakan kepalanya sambil tersenyum dan bertepuk tangan. Lalu di iringi juga dengan Dika dan Ray yang ikut bertepuk tangan.
Kamelia terlihat bingung melihat ekspresi mereka bertiga.
"Selamat Kamelia! Gue nggak nyangka lo bisa ngalahin gue!" ucap Bima.
"Waw bener-bener Lo, keren banget!" timpal Dika.
"Ternyata lo hebat juga ya!" Puji Ray.
"Ma—makasih." balas Kamelia sedikit gugup tapi masih memasang wajah dinginnya.
Kamelia sebenarnya sedikit terkejut dengan reaksi mereka bertiga bukannya sedih karena kalah tapi malah senang.
Berbeda dengan waktu dirinya memenangkan kejuaraan lomba waktu SMP, dia malah di benci oleh teman-temannya karena dirinya mereka kalah.
"Hm, jadi gimana taruhannya tadi?" tanya Kamelia. Sontak membuat mereka bertiga gelabakan.
Bima dan Dika melotot ke arah Ray, menyuruh Ray menjelaskan semuanya, karena semua ini adalah rencana Rayhan untuk menjahili Kamelia.
Lalu, Ray pun menarik napas panjang, "I-itu maaf kamelia, sebenarnya—"
"Gue tau, Lo nggak perlu jelasin semuanya. Gue juga nggak butuh semua taruhan itu. Tapi, kalian nggak boleh membuat peraturan itu lagi. Semua orang berhak untuk mendapatkan kebebasannya masing-masing. Kalau nggak ada apa-apa lagi gue mau cabut ke kantin." ucap Kamelia lalu beranjak dari duduknya.
Bima, Dika, dan Ray terdiam mendengar perkataan Kamelia. Di antara perkataannya terdapat arti yang sulit di artikan.
"Ternyata Kamelia orangnya baik juga ya." ucap Bima.
"Iya biawak, gue mau dia masuk geng kita," balas Dika.
Ray bernapas panjang dan setelah itu tersenyum. Ia lalu berjalan menuju pintu keluar kelas.
"Eh po mau kemana?" tanya bima.
"Katanya mau ngajak dia masuk geng kita? Ya ayo!" Jawab Ray.
Dika dan Bima tersenyum dengan wajah terharu yang sedikit di lebih-lebihkan menatap Ray.
"Ternyata anak kita udah besar ya bun," lirih Bima sambil menggunakan dasinya menghapus air mata bohongannya.
"Hmm iya, saya bangga sebagai orang tuanya. Dari kecil saya suruh dia makan biawak goreng dan dia sekarang menjadi seperti itu," balas Dika terharu lalu memeluk Bima.
Ray yang melihat kebodohan kedua temannya hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Oke, gue pergi." ucap Ray dan mulai meninggalkan kedua temannya.
"Eh Ray tunggu! Gue ikut! Ini biawak ngapain sih main peluk-peluk aja." Risih Bima sambil mendorong badan Dika.
"Heheh enak empuk soalny. Lah, kemana sih anak kadal pergi?" tanya Dika menatap sekeliling kelas.
"Dia udah pergi nyusul kamelia. minggir! gue mau ikut juga!" ucap Bima dan langsung berlari keluar.
"Kok gue di tinggal?! Dasar teman nggak ada akhlak gini nih. Woy tungguin gue!" Teriak Dika lalu berlari menyusul Bima.
Semenjak itu mereka bertiga mulai terus mendekati Kamelia dan mengajaknya untuk jadi anggota geng mereka. Mereka terus mengikuti Kamelia kemana pun kamelia pergi dan membuat Kamelia risih dibuatnya.
Walaupun Kamelia risih melihat tingkah mereka. Tapi dari pertemuan mereka ini lah yang membuat mereka bakal terus bersama kedepannya nanti.
🍂🍂🍂
Beberapa jam pun berlalu. Sekarang jam menunjukkan pukul lima sore. Tidak berapa lama, bel pulang pun berbunyi. Semua siswa maupun guru-guru pun mulai keluar kelas dan pulang.
Kamelia berjalan menyusuri koridor sekolah sendirian. Kerena ia baru saja dari ruang guru untuk mengantarkan buku-buku teman-teman di kelasnya.
Kamelia sendiri yang merekomendasikan dirinya ke Pak Jaka guru matematika untuk mengantarkan buku-buku ini, agar ia bisa terlepas dari trio aneh itu.
Semenjak kejadian dimana ia menang bermain kartu dengan mereka. Kamelia sangat risih dengan kelakuan Ray, Dika, dan Bima. Mereka seharian terus menempel dengan dirinya di sekolah.
Terlihat sekolah mulai sepi, semua orang sudah pulang kecuali beberapa guru di ruang guru yang letaknya begitu jauh dari gerbang sekolah dan kelasnya Kamelia.
Aaargghh!
Tiba-tiba, Kamelia mendengar teriakan seseorang. Kamelia pun mencari sumber suara tersebut dan suaranya bersumber dari belakang sekolah tempat pembuangan sampah.
Sesampai Kamelia di belakang sekolah, ia tidak menemukan siapapun. Disini sangat sepi, ia melihat kobaran api di tempat pembakaran sampah yang terlihat baru saja dibakar.
"Sepertinya seseorang baru saja kemari." ucap Kamelia dalam hatinya.
Prang!
Terdengar suara gelas yang pecah berasal dari sisi gedung di depannya. Kamelia pun mulai melangkah dan mengintip apa yang terjadi.
Betapa terkejutnya Kamelia melihat seseorang berhoodie hitam sedang menusuk perut seorang siswi menggunakan botol kaca yang telah pecah. Lalu menggores-goresnya ke lengan dan kaki siswi tersebut.
"Sepertinya siswi itu mati. Tapi kenapa orang itu masih menyiksa nya?" tanya Kamelia dalam hatinya.
Tiba-tiba, ada seekor tikus melewati kaki Kamelia dan sontak membuat Kamelia terkejut dan tidak sengaja menyenggol tong sampah yang ada di sebelahnya, lalu tong sampah tersebut jatuh ke tanah.
Seseorang berhoodie hitam itu pun sontak langsung menoleh ke belakang. Ia berpikir ada seseorang yang melihatnya, ia lalu mengeceknya dengan berlari ke sumber suara tersebut dengan cepatnya.
Kamelia yang menyadari dirinya ketahuan, ia langsung berlari dan saat ia menoleh ke belakang ia melihat sosok berhoodie hitam itu sedang mengejarnya.
Hari sudah mulai hampir menjelang magrib, tidak ada orang satu pun orang yang lewat di sana. Kamelia yang tidak sanggup berlari lagi langsung bersembunyi di sebuah lorong kecil di jalan.
Ia berharap sosok berhoodie hitam itu pergi. Ia tidak kuat untuk berlari lagi. Kamelia pun memberanikan diri untuk mengintip dan ternyata orang tersebut tidak mengejarnya lagi.
Kamelia lega dan keluar dari persembunyiannya. Ia pun berjalan pulang ke rumahnya. Tanpa ia sadari, di kejauhan ada sosok di belakangnya sedang memperhatikan dirinya dengan tajam.
Sosok itu melihat seragam yang di pakai Kamelia. Ia sangat begitu mengenal seragam sekolah mana itu. Ia lalu tersenyum jahat menatap kamelia.
"Mungkin hari ini lo bebas. Tapi nggak hari lainnya , tunggu saja kapan permainannya dimulai!"
Senyum smirk muncul dibibirnya sembari menatap gadis itu yang semakin jauh.
🍂🍂🍂
...Gimana next, nggak?...
...Menurut kalian ceritanya gimana?...
...Seru nggak? Penasaran nggak?...
...Vote and comment ya, guys!...
...Thank you for all...
...💙Love us💙...
...PUSRI...
Kamelia teringat dengan kejadian yang ia lihat kemarin. Dimana seseorang sedang melakukan pembunuhan di belakang sekolahnya.
Selain itu, ia juga bingung kenapa tidak ada berita tentang kejadian kemarin sore. Padahal ia jelas melihat siswi itu dibunuh oleh sosok berhoodie hitam.
Apa mungkin sekolah menutupinya? Batin Kamelia bertanya
Di sisi lain, trio kampret terus saja menggangunya. Kamelia sangat risih dengan mereka yang mengikutinya.
Sejak hari dimana ia berhasil mengalahkan Bima. Mereka atau lebih tepatnya Bima dan Dika selalu mengikuti dirinya.
Seperti bebek yang mengikuti induknya pergi. Kamelia berjalan ke kantin dengan Ray disebelahnya.
Dan kedua dedemit yang berada dibelakangnya membicarakan banyak hal. Membuat dia pusing dengan kelakuan mereka.
"Eh, Kamelia. Lo mau apa makan nanti, entar gue yang pesenin," ucap Bima.
"Sama gue aja, Kamelia. Kalo Bima yang pesenin yang ada makannya habis di jalan," ujar Dika.
"Sembarangan lo!" balas Bima sewot.
"Ap--"
"Diam!" tegas Kamelia. Bima dan Dika pun langsung kicep dibuatnya.
Nampak suasana kantin ramai. Mereka melangkah memasuki kantin. Namun, perhatian mereka teralihkan saat seseorang meringis kesakitan.
Disana terlihat seorang gadis berkacamata tengah dibully oleh dua orang. Rambutnya ditarik dengan kencang membuat gadis itu kesakitan.
"Eh, cupu! Sekarang lo bersihin sepatu gue!" ucapnya memerintah.
"Eh, dengar nggak?"
Gadis itu hanya diam, ia sangat takut sekaligus malu. Semua orang menatap dirinya.
"Siapa suruh lo numpahin jus ke sepatu Claretta! Udah jelek cupu lagi!" ucap teman Claretta, yakni Zelmira.
"Ak--u min--ta maaf. Aku ngg--ak seng--aja" jawabnya terbata-bata.
"Nggak sengaja lo bilang?"
Claretta mengambil jusnya yang berada diatas meja bermaksud menyiramkan pada gadis di depannya.
Semua orang hanya melihat tak berniat membantu. Dasar bedebah! batin Kamelia. Kamelia emosi melihatnya.
Dengan langkah buru-buru, ia melangkah mendekati mereka.
Kamelia dengan cepat merebut gelas ditangan Claretta dan menumpahkannya.
Claretta shock karena tiba-tiba ada orang mengambil gelasnya. Dan lebih parah lagi dia yang kena siram.
Semua yang melihat kaget begitupun trio kampret.
"Wah, Kamelia emang the best sih!" ucap Bima kagum.
Kamelia pun berbalik dan membantu gadis itu bangun.
"Ayo, gue bantu!" kata Kamelia sambil mengulurkan tangannya.
Belum sempat gadis itu menerima uluran tangannya. Tiba-tiba orang dibelakangnya melayangkan tangan.
Namun, Kamelia berhasil menahannya. Claretta geram dibuatnya. Belum pernah dia dipermalukan seperti ini.
"Lo, lepasin gue!" ucap Claretta emosi.
"Kalo lo bully dia lagi! Lo berurusan sama gue." Dengan kasar Kamelia melepaskan tangan Claretta.
Nampak pergelangannya yang sedikit merah karena cengkraman Kamelia yang begitu kuat.
Setelah itu, ia membawa gadis tadi pergi meninggalkan kantin. Dengan trio kampret yang mengikuti.
Claretta menatap nyalang kepergian Kamelia. Lalu berkata,"Awas aja lo, gue bakalan balas semua ini!"
"Tenang aja, Ret. Kita pasti balas tuh cewek. Sekarang kita pergi buat bersihin seragam lo yang kotor."
Claretta dan temannya pun pergi meninggalkan kantin. Mereka merasa sangat malu dicampur dengan rasa marah diperlakukan seperti itu oleh kamelia.
...🍂🍂🍂...
Di sisi lain, seorang siswa laki-laki yang juga memperhatikan kejadian tersebut sejak tadi tidak kalah kaget. Dia tidak menyangka dengan apa yang baru saja disaksikannya.
Dia adalah Ansel Kyler Gibran. Salah satu most wanted di SMA Airlangga. Tidak hanya itu, dia juga seorang siswa yang memiliki prestasi di seluruh bidang, maupun itu akademik atau non-akademik.
Dia juga sangat tampan dan terkenal di beberapa sekolah lain. sikapnya yang dingin membuat semua siswi di sekolah ini atau sekolah lain jatuh cinta padanya.
Ansel terkejut melihat seseorang berani menyiramkan jus ke Clarreta. Pasalnya, selama ini tidak ada yang berani melawannya karena dia anak donatur sekolah.
Karena penasaran Ansel pun bertanya kepada temannya, "Siapa dia?"
Ian yang sedang makan mie goreng pun tersedak, "tumben lo peduli tentang masalah cewek?! Tapi, btw gue dengar-dengar namanya Kamelia. Dia murid baru di sekolah ini."
Ansel mengangguk sambil tersenyum dan berkata di dalam hatinya, "Nama yang indah."
Ian yang melihat Ansel tersenyum sendiri hanya bergidik ngeri melihatnya, lalu Ian pun menatap Putra yang diam sedari tadi.
"Ini teman gue pada kenapa sih? Ngeri gue liatnya," batin Ian.
"Eh Put, lo kenapa sih?! Kesambet ya?" tanya Ian.
"Gue kayaknya kenal tuh cewek, kalau nggak salah dia adalah Kamelia Chanthavy. Tapi, sifatnya beda sama yang dulu."
"Maksud lo?" tanya Ian penasaran. sedangkan Ansel diam-diam ikut mendengarkan.
"Jadi gini 2 tahun yang lalu, waktu gue jemput pacar gue di sekolahnya. Saat gue nunggu di depan gerbang sekolahnya, ada seorang siswi dari sekolah tersebut keluar dengan keadaan dari atas rambut sampai sepatunya basah semua. Wajahnya lembab kayak habis dipukuli, dan rambutnya habis dipotong pendek dengan tidak rata," jelas Putra.
"Awalnya gue ingin nyamperin tuh cewek, mau nanya kenapa dia bisa seperti itu. Tapi, pacar gue tiba-tiba aja dateng dan gue nggak jadi nyamperin tuh cewek. Lalu gue tanya sama pacar gue, terus kata pacar gue namanya Kamelia Chanthavy, dia habis di ganggu oleh teman-temannya di kelas," lanjut Putra.
"Kok bisa?" tanya Ian penasaran.
"Gue nggak tau pasti, tapi katanya sih kamelia ini orangnya nggak baik. Dia menghianati sahabatnya sendiri dan merebut pacarnya. Lalu, ia dibenci seluruh murid di sekolahnya. Dia juga pernah mendapat kasus kalau dia pernah berhubungan dengan guru di sekolahnya dan memaksa untuk mendapatkan kunci jawaban soal ujian."
"Wih, parah njir! Bener nggak tuh sel." kata Ian sambil menyenggol lengan Ansel. Sedangkan Ansel hanya diam.
"Nah yang bikin gue heran itu, katanya Kamelia itu seorang gadis yang pengecut dan lemah. Tapi, setelah lihat kejadian tadi kok gue nggak yakin ya," kata Putra sedikit kebingungan.
Ian yang mendengarnya ikut bingung, sedangkan Ansel sedari tadi hanya diam dengan tatapan sulit diartikan, ia memikirkan cewek yang ia temui kemarin sore.
Setelah itu, Ansel dan kedua temannya kembali ke kelas mereka. Karena bel yang berbunyi tanda jam istirahat habis.
Sebelum masuk ke kelas, Ansel menelpon seseorang di ponselnya. Sedangkan Ian dan Putra telah duluan menuju ke kelas.
"Ya tuan Ansel," ucap seseorang yang ada di ponsel.
"Cari informasi tentang gadis bernama kamelia itu," kata Ansel.
"Baik tuan."
Ansel mematikan ponselnya dan mulai berjalan menuju ke kelasnya. Sambil menyeringai memikirkan cewek yang ia temui kemarin sore yang tak lain adalah Kamelia Chanthavy.
...🍂🍂🍂...
Beberapa jam berlalu, akhirnya bel pulang pun berbunyi. Semua siswa maupun siswi di sekolah tersebut pun pulang begitu juga dengan para guru.
Kecuali, ketiga Most wanted di sekolah tersebut yang masih berada di sekolah. Siapa lagi kalau bukan Ansel, Ian, dan Putra.
Pulang sekolah mereka pergi ke basecamp yang berada di rooftop sekolah. Di sana terdapat ruangan khusus mereka, disana lah mereka menghabiskan waktu dengan nongkrong dan bermain game.
Namun, Ansel terlihat sedang memikirkan sesuatu dan sering mengecek ponselnya. Kedua temannya bingung menatapnya.
Ansel semakin dibuat penasaran dengan seorang siswi bernama Kamelia itu. Seakan ada hal yang menarik dari cewek tersebut.
Tidak berapa lama, ponsel Ansel berbunyi dan ia pun mengeceknya. Lalu, ia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Tangannya bergetar, ia mulai berkeringat dingin, dan meneteskan air mata.
"Ti—tidak mungkin, dia adalah—"
"Gue penasaran sama tuh cewek," ucap Ian tiba-tiba. Dengan matanya fokus menatap layar ponselnya yang sedang memainkan game.
"Kalau gitu coba aja lo deketin dia. Gue yakin playboy kayako pasti mudah dapetinnya," balas Putra. Namun, matanya sama fokus dengan Ian yang menatap layar ponselnya yang sedang memainkan game.
Putra beralih menatap Ian, "Atau... jangan-jangan lo mau buat dia jadi korban selanjutnya?"
"Hahaha! Ide bagus tuh!"
BRAKK!...
Ian dan Putra sontak terkejut, mereka melihat Ansel membanting kursinya ke dinding dan hal hasil kursi tersebut hancur.
Wajah Ansel memerah, urat-urat di lehernya dan tangannya tercetak jelas. Matanya memerah dan melotot tajam ke Ian. Sedangkan Ian yang ditatap terlihat kebingungan.
"Jangan berani-berani lo deketin dia apalagi mau menyakitinya! Lo bakal tau akibatnya!" tunjuk Ansel marah.
Ansel melangkah pergi meninggalkan kedua temannya, lalu menutup pintu dengan keras dan membuat kedua temannya itu terkejut.
"Ke—kenapa dia?" tanya Ian.
"Gue juga nggak tahu, mungkin dia kerasukan."
"Hmm, mungkin aja. Udah yuk lanjut lagi mainnya!"
Ian dan Putra pun melanjutkan bermain game lagi di ponselnya. Sampai jam menunjukkan pukul 6 sore, lalu mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
...🍂🍂🍂...
...Gimana next, nggak?...
...Menurut kalian ceritanya gimana?...
...Seru nggak? Penasaran nggak?...
...Vote and comment ya, guys!...
...Thank you for all...
...💙Love us💙...
...PUSRI...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!