NovelToon NovelToon

Suami Palsu - 40 Days Husband

Bab 1

...Bijaklah dalam memilih bacaan. Novel ini tidak diperuntukan remaja dan under age. No julid-julid klub...

...Happy Reading...

_

_

_

“Ev …”

Sebagian tubuh wanita cantik bernama Xena itu berada di atas meja, terhimpit tubuh kekar pria yang dia sebutkan namanya tadi, sementara kakinya terjuntai ke bawah-mengambang. Meja kerja Evan terlihat berantakan, karena dia baru saja mendorong Xena hingga ke posisi mereka sekarang.

“Katakan lagi!”

“Ev … a-aku.”

Xena terbungkam karena Evan mulai melahap bibirnya dengan sangat kasar, meskipun demikian dia merasa tidak bisa menolak perlakuan pria bernama lengkap Evan Dimitri itu. Xen-hanya bisa mencengkeram sisi tubuh Evan, dia bahkan membiarkan tangan pria itu mulai merayap ke dalam rok selutut yang dia kenakan dan meraba pahanya.

Pria itu perlahan menarik panties miliknya dan mulai melepaskan ikat pinggang kulit yang melingkar di pinggangnya. Dengan susah payah, Xena melepaskan tautan bibirnya dari Evan, dia berusaha bangun dan mendorong tubuh pria itu agar menjauh darinya.

“Tidak Ev, jangan! lepaskan!"

Xena memberontak. Namun, dia kalah tenaga, Evan melucuti kain penutup tubuhnya dan dengan sekali sentakan pria itu membenamkan miliknya, membuat Xena memekik hingga melentingkan badan. Tangannya mencakar kulit Evan yang terlihat sangat marah.

“Jika kamu ingin bersama pria itu setelah ini , aku sama sekali tidak peduli!”

“Ev …” rintihnya.

Kristal bening menetes dari sudut mata Xena. Selanjutnya dia hanya bisa memejamkan mata menerima hentakan dan menahan rasa sakit akibat perlakuan pria yang menikahinya lima bulan yang lalu itu. Pria yang baru saja merenggut kesuciannya.

“Ev, kamu pembohong brengsek, kamu bilang tidak akan pernah menyentuhku karena merasa hanya menjadi suami palsu bagiku, tapi kenapa? aku menginginkan kelembutan, bukan perlakuan kejam seperti ini."

Meja kerja Evan sampai bergeser karena dia terus menumbuk tubuh Xena. Sedangkan istrinya itu hanya bisa berusaha meraih sesuatu yang bisa diraihnya. Xena tidak ingin sampai mulutnya menguarkan suara desauan karena perbuatan Evan.

Ia sesekali menggigit bibirnya dan memejamkan mata, berharap Evan segera menemui titik akhir dan melepaskannya.

Xena pun terkulai lemas, ketika tubuh suaminya itu mengetat dan membuat rahimnya terasa hangat. Napas Evan tersengal, pria itu menundukkan kepala tepat di muka Xena tanpa melepaskan miliknya.

Sekujur tubuh Xena terasa sakit, bahkan rasa ngilu terasa menghantam bukan hanya di bagian sensitif miliknya. Ia merosot lemas ke lantai dan bersimpuh, bercak noda berwarna merah nampak jelas mengering di pahanya. Rambut panjangnya terlihat acak-acakan, dia yakin bagian belakang roknya juga pasti kotor.

Sementara itu, Evan yang baru saja melakukan tindakan yang tidak bisa dibilang biadab karena Xena adalah istri sahnya, terlihat duduk dan menangkup kepala. Ia sepertinya menyesal sudah melakukan perbuatan itu. Namun, amarah bercampur rasa cemburu di dalam hatinya membuat hati Evan menjadi buta.

Lima bulan yang lalu, Evan menikahi Xena karena terpaksa. Demi warisan dan jabatannya di perusahaan tambang milik sang papa, sedangkan Xena bersedia menikah karena wasiat almarhum mamanya yang merupakan sahabat papa mertuanya. Xena yang merupakan seorang pelukis ternama, jelas tidak bisa menolak karena sangat mencintai sang mama.

Saat pertama kali bertemu dengan Evan, gadis berwajah cantik itu menyangka bahwa Evan akan menerima dan mencintainya, bukankah ada yang bilang cinta bisa datang seiring berjalannya waktu? Namun, sayangnya di malam pertama pernikahan mereka, Evan malah mengatakan sesuatu yang membuatnya sangat kecewa.

“Aku tidak akan pernah menganggapmu istri, bagiku kamu tak lebih dari boneka untuk mendapatkan harta papaku, dan camkan ini di dalam otakmu! aku ini hanya suami palsu untukmu”

Xena yang bukan tipe gadis yang mudah ditindas pun memilih melawan, dua hari setelahnya Xena melempar sebuah perjanjian agar Evan tidak menganggapnya gampangan. Dia tidak mau disentuh oleh pria itu. Xena bersumpah di dalam hatinya bahwa dia tidak akan pernah jatuh cinta kepada pria itu, meskipun pada awalnya dia sangat tertarik pada sosok Evan yang rupawan.

...~~~~...

Xena mencoba berdiri meskipun tubuhnya terasa seperti habis dipukuli. Dia bahkan beberapa kali menyembunyikan kesakitan dan rasa nyeri di bagian intinya. Dengan sisa tenaganya, wanita itu mengambil tasnya dan hanya memandangi panties-nya yang dikoyak suaminya tadi. Ia berjalan mendekat ke arah Evan dan berkata-

“Bukankah kamu sudah mendapatkan perusahaan Papa? lalu kenapa kamu semarah ini saat aku meminta kita bercerai?” Air matanya mulai menetes ke pipi. Sebagai wanita, hati Xena merasa hancur meskipun yang melakukan perbuatan tadi adalah suaminya sendiri.

"Ev, bukankah kamu tidak mencintaiku? lalu kenapa kamu marah dan membawa-bawa nama Dev? aku ingin bercerai karena aku tidak ta-"

Evan langsung berdiri dan lagi-lagi menyambar bibir Xena, dan kali ini penuh kelembutan hingga membuat Xena memejam dan kembali meneteskan air mata.

Bab 2

Lima bulan yang lalu, layaknya pasangan yang serius untuk melangkah ke jenjang yang lebih, Evan dan Xena juga disibukkan dan antusias memersiapkan pernikahan mereka. Meski baru beberapa kali berkencan, keduanya sudah saling mengenal dengan baik karena Dimitri-papa Evan dan Fatma almarhumah-mama Xena merupakan sahabat baik.

Setelah mendengar rencana sang papa yang akan menjodohkannya dengan anak sahabatnya. Evan lebih sering datang menemui Xena dan bahkan memperlakukannya semakin baik. Namun, siapa sangka semua itu tidak tulus, apa yang Evan lakukan hanya lah sebagai kedok agar sang papa percaya padanya. Hingga, di malam pernikahan mereka, Evan mengatakan hal yang tidak pernah disangka Xena sebelumnya. Pria itu dengan gamblang berujar hanya memanfaatkannya.

Kecewa, Xena tak lantas diam. Dia memilih untuk melawan, sebelum hatinya berharap terlalu dalam, sebelum dia tidak bisa menolak pesona Evan yang menganggapnya lawan.

Xena melempar kertas perjanjian, diman Evan tidak boleh menuntut haknya sebagai suami, dan melepaskannya setelah lima bulan, tapi siapa sangka benih cinta bersemi di hati Evan. Dia tidak bisa menolak pesona Xena yang begitu rupawan, hatinya perlahan mulai berpaling dari Jihan-kekasihnya ke sang istri. Namun, Xena sudah terlanjur membencinya. Ini karena Xena beberapa kali melihat kemesraan Jihan dan Evan meskipun hanya sebatas berkencan dan bergandengan tangan, tapi Xena yakin hubungan pria dan wanita dewasa pasti lebih dari sekadar itu.

Hingga, Xena bertemu Devgan, sepupu Evan yang baru saja kembali ke Indonesia. Pria itu tanpa sengaja mendengar pertengkaran Evan dan Xena. Membuatnya bersimpati kepada istri sang sepupu, sayangnya, tidak ada kata pertemanan di antara laki-laki dan perempuan, Dev menaruh hati pada Xena, dan meminta wanita itu meninggalkan Evan.

Evan yang tahu bahwa sepupunya menaruh hati ke sang istri pun tak terima. Tak Xena sangka, pria yang selama lima bulan mengabaikannya itu tiba-tiba saja murka saat dia benar-benar meminta untuk bercerai, Evan bahkan menuduh Xena meminta bercerai karena menginginkan kebebasan agar bisa berhubungan dengan Dev.

...~...

Xena mendorong tubuh Evan dengan sisa tenaganya, sedangkan pria itu hanya memandanginya dengan muka datar yang sangat dia benci.

"Apa kamu sudah puas? jika sudah cepat tanda tangani surat cerai itu!" bentak Xena yang terus berusaha menahan sakit di sekujur tubuhnya. "Bukankah bagus jika kita secepatnya berpisah Ev? kamu bisa menikahi kekasihmu itu dan aku bisa bebas, bukankah itu yang kamu inginkan? Ha!"

Entah kenapa Xena merasa lemah dan hancur, tubuhnya bahkan limbung sampai Evan hampir saja meraih lengannya tapi ditepis olehnya kasar.

"Aku akan mengantarmu pulang!"

"Tidak usah! Oh... apa kamu malu jika aku keluar dan terlihat kacau seperti ini? apa kamu takut ketahuan karyawanmu bahwa kamu telah memperkosaku?" Xena menyunggingkan senyuman pilu. "Aku bisa meminta Dev kemari untuk menjemputku!" ujarnya sengaja agar Evan kembali murka.

Xena merasa akan lebih menguntungkan bagi dirinya jika Evan menampar atau memukulnya, setidaknya alasan berpisah pun menjadi lebih mudah.

"Jangan sebut nama Dev di depanku!" bentak Evan.

"Kenapa? apa karena kamu merasa kalah darinya? Ya, kamu bahkan tidak akan mendapatkan perusahaan ini jika bukan karena aku mau menikah denganmu!" teriak Xena emosi.

"Aku tetap tidak akan mau dengan mudah menceraikanmu. Tidak-sampai kamu mau menerima syarat dariku," ucap Evan sedikit ragu.

"Syarat Ev? lagi-lagi aku harus membuat kesepakatan denganmu?" cibir Xena. "Aku tidak bodoh!" Ia membalikkan badan dan berjalan terseok menuju pintu keluar ruang kerja Evan.

"Mari menjadi pasangan suami istri yang sebenarnya."

Ucapan Evan membuat Xena menghentikan langkah kakinya. Tanpa menoleh wanita itu mendengarkan lanjutan kalimat yang diucapkan sang suami.

"Jadilah istriku selama empat puluh hari lagi"

Bab 3

Evan mendekati istrinya yang masih mematung, dia membuka pintu ruang kerjanya dan membuat sekretarisnya berdiri karena kaget. Xena pun tersenyum miring, dia pikir suaminya itu sedang mengusirnya. Namun, tak dia sangka Evan mendekat dan melepas jasnya. Pria itu mengikatkan bagian depan jasnya ke pinggang Xena untuk menutupi bagian depan rok wanita itu, kemudian membopong tubuh sang istri ke luar ruangannya.

Xena pun terkesiap, ia bahkan meronta sampai Evan menatap tajam matanya. Ia merasakan sesuatu bergelenyar di dalam hatinya melihat sorot mata sang suami.

“Minta orang membersihkan ruanganku, aku akan pulang lebih awal hari ini,” ucap Evan ke sekretarisnya yang bernama Ricky.

Terlalu kaget, Xena sampai membiarkan saja tingkah suami yang baru saja memperkosanya itu.

“Turunkan aku! aku bisa jalan sendiri.”

Evan terdiam, dia bersikap seolah tidak mendengar suara sang istri.

“Ev … turunkan aku! apa kamu tidak malu dilihat banyak orang di lobi nanti?” Xena memberi peringatan kembali.

“Tidak, aku bahkan tidak malu jika nanti Ricky menemukan panties-mu di bawah meja kerjaku.”

Xena melotot, ia semakin memberontak dan lagi-lagi meringis merasakan perih di bagian pangkal pahanya.

“Maaf!” ucap Evan memandang wajah Xena yang berada di gendongannya.

“Aku tidak akan memaafkanmu, aku tahu kamu bahkan berkencan dengan wanita lain di belakangku.”

Evan hanya bisa memandangi wajah Xena. Untuk berkencan dengan wanita lain, dia tidak bisa mengelaknya.

Pria itu bersikap santai saat melewati lobi perusahaannya, membiarkan semua orang melihatnya menggendong Xena.

“Ceraikan aku!”

“Diam! dan jangan membahas percerian lagi denganku.” Evan menurunkan tubuh Xena dan membuka pintu penumpang mobilnya dan meminta istrinya masuk.

“Aku bisa pulang sendiri.”

Evan meraih pundak Xena, mendorongnya masuk dengan sedikit memaksa. “Aku akan meminta Ricky mengantarkan mobilmu, katakan saja kamu ingin diantar ke rumah atau galeri.”

Evan mengunci pintu mobilnya bahkan sebelum memakai sabuk pengaman, dia takut istrinya kabur.

...~...

Xena berjalan tertatih masuk ke dalam rumah, berusaha menahan rasa sakit yang diberikan oleh Evan. Pembantunya datang menghampiri dan berniat membantu nonanya, tapi dilarang oleh tuannya.

“Biar aku saja yang membantunya! ambilkan kompres dingin dan bawakan makanan ke kamar,” titah pria itu.

Xena menangkis tangan suaminya yang ingin membantunya, tapi lagi-lagi dia tidak bisa melakukan apa-apa saat Evan kembali menggendongnya, dan untuk pertama kali selama lima bulan ini Evan melihat kamar sang istri.

Seminggu setelah mereka menikah, Xena memang memilih untuk tidur di kamar terpisah dengan Evan. Dia bahkan menyimpan kunci kamarnya agar orang lain tidak bisa masuk ke sana, dia berjaga-jaga jika mertuanya curiga. Xena bahkan meminta pembantu yang membersihkan kamar itu secara rutin untuk menyimpan rahasianya rapat-rapat.

Evan mendudukkan Xena di atas ranjang, matanya memutar melihat seisi kamar itu. Sebuah easel dan kanvas dengan gambar yang belum jadi milik istrinya berada di sudut ruangan.

“Aku serius.”

“Soal apa?” tanya Xena yang terlihat melunak, tapi nyatanya tidak.

“Sebelum bercerai, jadilah istriku selama empat puluh hari!"

“Apa tujuanmu?”

“Memerbaiki semuanya, dan aku berharap setelah empat puluh hari kamu mau mengurungkan niatmu untuk bercerai denganku,” ucap Evan yang sikap kasarnya tiba-tiba saja hilang bak ditelan bumi.

“Kenapa? kenapa kamu tiba-tiba ingin memerbaiki hubungan kita, kamu bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu kamu hanya takut kalah dari Devgan.”

“Kalah? dengan dia? mana mungkin. Aku tahu kamu mencintaiku Xen,” ucap Evan dengan sombongnya.

“Tidak, jika aku mencintaimu, aku pasti dengan senang hati memuaskan napsumu tadi.”

Ucapan Xena menampar Evan, yang seketika merasa bersalah karena tidak bisa mengontrol dirinya.

“Jadilah istriku selama empat puluh hari, aku berjanji tidak akan menyentuhmu selama itu, aku hanya ingin kamu menemaniku tidur. Kemasi barangmu dan pindahlah ke kamar utama! malam ini tidurlah denganku dalam arti yang sebenarnya.”

Xena terdiam, sebelum dia memberi jawaban pembantunya datang untuk mengantarkan kompres dingin dan makanan yang diminta Evan tadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!