NovelToon NovelToon

LIFE OF A MAN

PART 1

Hola.. Hai .. Hai ..

Terima kasih sudah mampir di Karya Terbarunya Emak. 

Semoga kalian terhibur membacanya, semoga juga pada mau klik tombol LOVE dan masukkan novel ini dalam daftar pustaka kalian. ( Ngarep )

Baiklaaaahhhhh

Happy Reading My Bebi Bala - Bala semua ..

Komen, Saran dan Kritik silahkan. Othor nya rajin baca kok.

Tapi harap perhatikan etika yuah

Komen tentang cerita akan othor terima dengan baik.

Komen tentang othor nya pun silahkan, asal tidak men-judge ya..

Thanks Once Again,

Enjoy...

🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎

AWAL CERITA 

 

Selamat membaca ...

************************

Ravenna, Italia ...

 

Dua orang pria yang nampak gagah berwibawa sedang berjalan santai di sebuah pelabuhan sebuah kota kecil di Italia Bagian Utara.

“Putra..” Pria berperawakan Inggris dengan garis wajah tegas dan tubuh yang tegap itu berkata pada pria  berdarah campur disampingnya.

Pria yang menyebut nama ‘Putra’ itu bernama Rery Kingsley Smith. Ia sedang berjalan santai bersama seorang pria yang ia panggil Putra itu, menghentikan langkahnya lalu memandang pria yang tengah berjalan bersamanya itu.

“Yes Sir..” Pria bernama Putra itu ikut berhenti dan menyahut sambil setengah menundukkan kepalanya memberi hormat.

“Don’t be such too formal with me. I have told you thousand times, Putra. (Jangan terlalu kaku padaku. Sudah kubilang ribuan kali padamu, Putra).” Ucap pria bernama Rery yang nampak gagah meski hanya menggunakan kemeja yang dua kancing atasnya terbuka dua dan celana bahan. “Just call my name when there’s only you and me (Panggil saja namaku saat hanya ada kau dan aku).”

“Forgive me Sir, I really can’t do that (Maafkan saya Tuan, aku benar – benar tidak bisa melakukannya).”

Pria bernama Putra itu menundukkan kepalanya lagi.

Rery terkekeh. “This in an order, Putra (Ini perintah, Putra).” Ucap Rery.

“Okay, Sir (Baiklah, Tuan).” Putra menjawab dengan senyuman. Kedua pria ini memang bisa dikatakan cukup akrab.

“Putra ....”

“I’m sorry, Sir (Maaf, Tuan) .... Rery, I mean ... (Rery, maksudku) ...” Sahut Putra yang meskipun akrab dengan Rery namun terkadang ia nampak serius dengan statusnya sebagai bawahan Rery.

“That’s better (Itu lebih baik).....”

“I need to practice a lot to call your name without a ‘Sir’ (Aku harus banyak latihan untuk memanggil nama anda

tanpa embel – embel ‘Tuan’).”

Pria bernama Rery itu tersenyum.

“Make yourself get usual then, Putra (Buat dirimu terbiasa kalau begitu, Putra).” Ucap Rery sambil menepuk – nepuk bahu Putra dengan tetap tersenyum. "I think you need a wife so you stop become too serious (Aku rasa kau butuh seorang istri untuk menghentikan mu bersikap terlalu serius)"

Putra pun terkekeh.

***

“Are we going to fishing today, Dad? ( Apa kita akan pergi memancing hari ini, Dad? ).”

“Sure, if you go to take a bath now, then finish your breakfast, then I will take you to go fishing, My Boy ( Tentu, kalau kamu pergi mandi sekarang, lalu habiskan sarapanmu, maka aku akan membawamu pergi memancing, Anakku).”

Rery berjongkok dihadapan anak lelakinya yang berusia lima tahunan itu. Berucap sambil mengacak pelan rambut bocah tersebut.

Istri Rery, tersenyum melihat interaksi suami dan anaknya itu.

Wanita inggris berwajah cantik dan berambut pirang itu sedang menyiapkan sarapan untuk mereka semua. Madelaine namanya.

“Is still not enough to watch my face every night, my darling? ( Apa masih tidak cukup memandangiku setiap malam, sayangku? ).” Rery menghampiri dan merengkuh pinggang istrinya dengan mesra saat putra mereka pergi ke kamarnya untuk mandi.

“Well, since my husband is too handsome, so I can’ hold my eyes to watch him from top to toe ( Yah, karena suamiku ini terlalu tampan, jadi aku tah tahan untuk tidak menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki ).”

“Well, we have a same reason to watch each other, then ( Wah, kalau begitu kita punya alasan yang sama untuk

saling memperhatikan kalau begitu ).” Ucap Rery pada istrinya. “But I more like to see my wife not wearing anything ( Tapi aku lebih suka melihat istriku tanpa busana sehelai benang pun ).”

Goda Rery sambil berbisik ditelinga istrinya itu dan mereka langsung terkekeh bersama lalu saling memberikan kecupan.

**

“Anthony!.”

Rery berlari mengejar anaknya yang ingin masuk ke toko es krim setelah mereka selesai memancing bersama Putra yang selalu mendampingi tuannya dengan setia itu. Namun anak laki – laki Rery itu tetap saja berlari dan langsung masuk ke toko es krim langganan mereka.

Rery pun sudah sampai ke dalam toko bersama Putra untuk menyusul Anthony yang sedang memilih varian es

krim yang ia inginkan.

Meski mereka sudah menetap lama di Italia, namun Rery tetap menggunakan Bahasa Inggris dalam kesehariannya di rumah, dengan istri dan putera semata wayangnya, juga pada orang - orang yang setia padanya seperti Putra, yang memang dulunya mereka menetap disana.

Rery ingin Anthony, sang Putra, tidak melupakan tanah kelahirannya yakni Inggris, meski mereka menetap di Italia karena satu dan lain hal.

Yang alasannya hanya Rery dan orang - orang terdekatnya, termasuk sang istri. Ibunya Anthony, Madelaine namanya.

Rery sendiri termasuk juga Madelaine dan Anthony, sudah bisa berinteraksi dengan bahasa Italia pada orang - orang yang tinggal di daerah mereka menetap sekarang, termasuk juga Putra, tangan kanan Rery yang berdarah Indonesia.

Namun karena ayah Putra sendiri adalah orang kepercayaan ayahnya Rery dan sudah menetap lama di Inggris, Putra kecil dan Rery akhirnya berteman hingga bersahabat.

Hingga saat dewasa, Putra tak hanya menjadi sahabat, tetapi juga menjadi tangan kanan Rery. Karena Putra seperti sang Ayah, yang benar - benar setia mengabdi pada Keluarga Kingsley Smith.

****

"How are you today, Rery? ( Apa kabarmu hari ini, Rery? )" Sang pemilik kedai es krim yang juga berdarah Inggris itu menyapa Rery dengan bahasa Inggris.

Pria itu hanya berbahasa Italia hanya dengan penduduk asli setempat, seperti halnya Rery.

"I'm good, Larry... ( Aku baik, Larry ). How do you do? ( Bagaimana juga kabarmu? )"

"As cold as Ice Cream ( Dingin seperti es krim )" Sahut pria pemilik kedai es krim langganan Anthony itu sembari terkekeh, begitupun Rery yang ikut terkekeh.

Sementara Putra hanya menyunggingkan senyumnya. Lalu Rery beralih ke sang putra yang sudah berdiri didepan etalase es krim.

“You already ate ice cream yesterday, Anthony ( Kamu sudah makan es krim kemarin, Anthony ).”

Rery berbicara sembari tersenyum pada anak laki – laki semata wayangnya itu. Putra pun tersenyum melihat kelakuan Tuan ciliknya itu yang seperti tak menggubris ucapan ayahnya yang secara tidak langsung melarang anak berumur lima tahun itu untuk tak memakan es krim hari ini.

“Anthony, your Dad was talking to you ( Anthony, ayahmu berbicara padamu ).”

“But I want this Ice cream now, Dad. Pleaseeeee .... ( Tapi aku ingin es krim ini sekarang, Dad. Yaaaaa .... ).”

Anthony merajuk dengan suara kecilnya yang imut, berikut wajahnya yang dibuat menggemaskan.

“Okay, okay. But one scoop only, hem? ( Oke, oke. Tapi satu tangkup saja, hem? ).”

“Two please... ( Dua ya .. ).”

Rery hanya geleng – geleng sembari tetap tersenyum pada anak lelakinya yang menggemaskan bila sedang

memohon akan sesuatu itu. “Okay, you win ( Baiklah, kamu menang ).” Ucap Rery pada Anthony. “What flavour you want? ( Mau rasa apa? ).”

Mata Anthony menatap satu – satu tiap wadah es krim dalam etalase dengan binarnya. “Chocolates! ( Coklat! ).” Sahut Anthony dan Rery mengangguk. Lalu memesankan permintaan Anthony pada Larry yang berdiri dibelakang etalase sembari tersenyum lebar.

Mata Anthony berbinar saat dua tangkup es krim sudah ia dapat. “Let’s take a seat then ( Ayo kita duduk ).”

Rery membawa Anthony untuk duduk disebuah meja dalam kios es krim tersebut, Putra pun diminta untuk juga

ikut duduk bersama mereka.

Putra pun mematuhi apa yang dikatakan oleh Rery dan ia mengambil tempat duduk dihadapan tuan sekaligus sahabatnya itu.

**

“Sir, There’s something I would like to tell you ( Tuan, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu ).” Putra berbicara dengan wajah serius pada Rery yang sedang mendampingi Anthony memakan es krim favoritnya. Rery menyadari mimik wajah Putra saat ini.

Rery mengkode pada putra dengan matanya untuk menunda apa yang ingin diucapkan orang kepercayaannya itu, mengingat ada Anthony bersama mereka saat ini.

Putra pun paham, dan ia tidak melanjutkan hal serius yang ingin ia bicarakan pada Rery.

Putra dan Rery tidak saling bicara sampai Anthony menghabiskan es krimnya lalu dua pria itu mengantarkan

Anthony kembali ke rumah.

**

Rery mengajak putra pergi ke suatu tempat, setelah dirinya mengantarkan Anthony ke rumah.

Suatu tempat yang hanya Rery dan Putra ketahui serta sedikit orang yang merupakan kepercayaan Rery selain Putra yang setia padanya.

Namun Putra adalah orang yang paling ia percaya, andalannya, karena Putra sudah sedari kecil hidup berdampingan dengan Rery mengingat almarhum ayah Putra adalah juga orang kepercayaan ayah Rery,

Kingsley Smith, saat pria itu juga masih hidup.

“Tell me ( Katakan ).” Ucap Rery setelah mereka sampai disebuah tempat rahasia Rery dan orang – orang

kepercayaannya itu. Mengingat raut wajah Putra saat di kedai es krim tadi saat masih menemani Anthony, Rery tahu kalau ada hal serius yang ingin disampaikan oleh Putra.

“I think we need to go from here, right away, Sir ( Aku rasa, kita harus segera pergi secepatnya dari sini, Tuan ).”

“He found out that I’m here. Don’t he, Putra? ( Dia sudah tahu aku disini. Bukankah begitu, Putra? ).”

“I believe so ( Aku rasa begitu ).” Sahut Putra sambil menatap Rery dan menunggu Rery mengambil keputusan.

“I’m going to face him this time Putra ( Aku akan menghadapinya kali ini Putra ).”

**

To be continue ...

Mohon dukungannya untuk karya baru author ini ya para reader yang bae hatinya semua...

Klik Ikon Love untuk memfavoritkan novel ini sekaligus menambahkan Novel ini dalam perpustakaannya para reader emak yang blaem – blaem. ( Itupun jika berkenan. Hehehe )

LIKE

VOTE

KOMEN

Ma acih Lohhh ...

 

Loph Loph

Emaknya Queen

Noted: Sekali lagi semoga suka dan terhibur.

Ikon LOVE udeh dipencet belooommm?? ....

Hehehe..

Enjoyyyy...

PART 2

Happy reading..

Ravenna, Italia ...

Rery sedang berada disebuah ruangan yang nampak seperti tempat latihan, di kediamannya saat ini. Tempat yang Rery tinggali saat ini hanya sebuah rumah di daerah pinggir pantai Ravenna. Rumah yang memiliki tiga kamar tidur, tidak juga bisa dibilang kecil atau sederhana.

Karena memang hanya memiliki tiga kamar tidur utama, namun ada juga kamar untuk pelayan dan dua kamar tamu, serta ruang kerja dan beberapa ruangan lainnya, dengan lahan pekarangan luas yang mengelilingi rumah tersebut.

Namun tidak ada apa – apa dibandingkan tempat tinggal Rery dulu, yakni Mansion besar nan mewah milik keluarganya.

**

“My Dear....” Panggil Madelaine, istri tercintanya Rery.

“Yes Love ....?.” Rery menoleh sembari tersenyum pada Madelaine istrinya.

“Are you okay?. ( Apa kamu baik – baik saja? ).” Tanya Madelaine pada suaminya yang sedari pria itu sampai di rumah setelah pergi dengan Putra, wajah tampan itu nampak gelisah.

Madelaine membantu menyeka peluh yang ada disekitar wajah dan leher Rery yang baru saja berlatih dengan samsak tinju di dalam ruang latihan dengan handuk kecil yang memang sudah sengaja ia bawa. Berikut segelas air putih ditangannya yang lain.

“Of course I’m okay, My Love. ( Tentu aku baik – baik saja, Sayang )” Sahut Rery kemudian tersenyum pada Madelaine.

Madelaine ikut tersenyum, namun dia menatap lamat – lamat suaminya yang seperti sedang memikirkan suatu hal

yang berat. “Your mouth can lie, but your eyes not. ( Mulutmu bisa berbohong, tapi matamu tidak ).”

Rery memandang teduh pada Madelaine yang juga sama memandangnya.

“You don’t really love me, don’t you?. ( Kamu tidak benar – benar mencintaiku ya? )” Ucap Madelaine.

“Hey, why you talked like that?. ( Hey, kenapa bicara seperti itu? )” Rery menangkup wajah Madelaine.

“You still won’t be open to me, still keeping few things for yourself, don’t trust me. ( Kamu masih tidak terbuka padaku, masih menyimpan beberapa hal untuk dirimu sendiri, tidak mempercayaiku )”

“No, my Love .. don’t talk like that, please.. ( Tidak Sayang, aku mohon jangan berbicara seperti itu ). I don’t mean to hide some things from you. I just don’t want encumber you ( Aku tidak bermaksud menyembunyikan beberapa hal darimu. Aku hanya tidak ingin membebanimu )”

Madelaine menghela nafas.

“You will encumber me, if you hide your problems from me. ( Kamu malah membebaniku, jika kamu menyembunyikan sendiri masalahmu dariku )”

“Okay my love.. ( Baiklah sayangku )..”

“........”

“Jaeden already found out that I’m here... (  Jaeden sudah mengetahui keberadaanku disini... )” Rery menatap lamat – lamat wajah Madelaine. "Still a notion, Putra said. But could be right. ( Masih dugaan, menurut Putra. Tapi bisa saja benar )"

“Are we going to run again?...  ( Apa kita akan kabur lagi? )” Tanya Madelaine ragu – ragu.

Rery kemudian menghela nafasnya, masih memandangi Madelaine dengan tatapannya yang hangat seperti biasanya jika ia memandangi istri tercintanya itu, namun raut wajah Rery juga nampak serius.

“We’re not running, my love... ( Kita bukan kabur, sayang )” Jawab Rery yang kemudian menangkup wajah Madelaine.  “We’re just avoiding that greedy and mean man... ( Kita hanya menghindari manusia serakah dan kejam itu )” Sambungnya.

"....."

"I actually don't want to have anything with him, since my own Father didn't trust me, trust him moreover. ( Aku sebenarnya tidak ingin punya urusan apapun lagi dengannya, sejak Ayahku sendiri tidak mempercayaiku dan lebih mempercayainya )

Madelaine mengangguk dan tersenyum tipis.

“But This time I have to face him ( Tetapi kali ini aku harus menghadapinya )” Ucapan Rery terdengar yakin namun ada gurat diwajahnya yang juga seolah menggambarkan keraguan.

“Are you really sure about that?... ( Apa kamu benar – benar yakin akan hal itu? )” Tanya Madelaine lagi. Wajahnya nampak cemas.

Rery pun mengangguk yakin.

“This time ... I have to finish everything. Whether him, or me who die... ( Kali ini ... aku harus menuntaskan semuanya. Antara dia, atau aku yang mati ) ...”

“Love ... Please don't talk like that. ( Tolong jangan bicara seperti itu )” Ucap Madelaine dengan tatapan sendu.

“Come, let’s have a rest, my love... ( Ayo, kita pergi beristirahat, sayangku )”

***

Pagi – pagi sekali Putra datang ke Kediaman Rery.

Orang kepercayaan sekaligus sahabat terbaik Rery itu benar – benar gelisah semalaman.

Putra benar – benar terusik dan tak tenang dengan keputusan Rery yang ingin menghadapi saudara angkatnya yang tamak dan kejam itu. Dengan harta Keluarga Kingsley yang kini berada dalam kekuasaannya, pastilah ia bisa membayar sejumlah orang yang bisa mengancam nyawa Rery dan keluarganya.

“Sir!.. ( Tuan! )”

“Tsk! Putra ...”

Rery menampakkan senyumnya setelah sebelumnya berdecak, kala Putra sudah berada dihadapannya kini.

Putra menarik sudut bibirnya. Paham mengapa Rery sempat berdecak tadi.

Putra memang selalu datang setiap hari ke rumah Rery dari sejak pagi. Rery membangun bisnis di sekitar tempat mereka tinggal sekarang. Dan seringnya Putra akan menemani Rery untuk mengunjungi sebuah pabrik garmen yang Rery punya di Italia, namun tidak terlalu besar.

Namun begitu, Rery masih memiliki sumber penghasilan yang lain selain dari pabrik miliknya. Selain Rery juga menyimpan harta milik almarhum ibunya dan miliknya yang sempat ia bawa dari Inggris.

Namun kedatangan Putra pagi ini tidak hanya untuk melakukan kegiatan rutinnya menemani Rery. Ada hal lain yang ingin Putra bicarakan, bahas dan pastikan. Tentang keputusan Rery untuk menghadapi saudara angkatnya itu.

“Have a seat Putra. ( Duduklah Putra )”

Rery yang sedang duduk dibalik meja kerja dalam ruangan pribadinya itu mempersilahkan Putra untuk duduk di

kursi yang bersebrangan dengan tempatnya duduk saat ini. Putra pun mendudukkan dirinya dikursi tersebut.

Wajah Putra sedikit tegang pagi ini. Pria itu menatap Rery lamat – lamat. “Sir, ( Tuan, )” Putra bersuara. Rery

berdecih geli padanya.

“There’s only you and me here, Putra. ( Hanya ada kamu dan aku disini, Putra )” Ucap Rery.

“Yeah, Rery I mean. ( Yeah, Rery maksudku )”

Rery terkekeh kecil, melihat  pria didepannya yang kadang bersikap kaku padanya, padahal sudah puluhan tahun mereka kenal dan bisa dibilang sudah dekat. Sangat dekat bahkan.

Dan sudah berapa kali juga Rery mengingatkan Putra untuk tidak bersikap terlalu formal padanya.

Namun Putra tetaplah Putra, meskipun Rery adalah sahabatnya juga, namun tetap Putra menghormati Rery sebagai Bosnya.

“We’re family Putra, how many times I have to remind you about that, hem?. ( Kita ini keluarga Putra, berapa kali harus aku ingatkan padamu soal itu, hem? )” Ucap Rery lagi. Putra pun mengangguk.

“Ya, ya, My mistake, then. ( Salahku, kalau begitu )”

**

“Rery .....”

Putra memanggil Rery sembari menatap pria itu dengan pandangan yang sedikit sulit dijabarkan.

“Yes Putra?”

“About your decision to face Jaeden now, Rery ..... are you really sure about it?. ( Tentang keputusanmu untuk menghadapi Jaeden sekarang, Rery..... apa kamu benar – benar yakin untuk itu? ). For now, I mean. ( Untuk sekarang, maksudku )”

“I am Putra. ( Iya Putra )” Jawab Rery atas pertanyaan Putra barusan.

“But Rery..... ( Tapi Rery ).....” Putra mencoba memberi sanggahan.

“I have to face him Putra. I have to finish everything with him. ( Aku harus menghadapinya Putra. Aku harus

menyelesaikan segalanya dengan dia )”

“I understand it Rery, but even we have a lot of men who are willing to be at your side now, still we can’t

underestimate what Jaeden can do now. You know what I mean, right?”

"( Aku mengerti itu Rery, tapi meskipun kita punya banyak orang yang berada dipihak kita saat ini, tetap saja kita tidak bisa meremehkan apa yang bisa Jaeden perbuat saat ini. Kamu tahu maksudku, bukan? )"

Rery manggut – manggut sembari menarik sudut bibirnya.

“Ya I know, Putra. ( Ya aku tahu, Putra )”

“For at least, we need to take more time if we, you want to face him, Rery. ( Setidaknya, kita butuh waktu lagi jika kita, kamu ingin menghadapinya, Rery )” Ucap Putra.

“All this time been enough..... ( Selama ini sudah cukup ) .....  Putra.....”

“....”

“He slayed my father, our loyal entire family and our trusted people who also been loyal to our family. ( Dia membantai ayahku, keluarga kami yang setia juga orang – orang yang setia kepada keluarga kita ), I think that’s enough. ( Aku rasa itu sudah cukup )”

“........”

“Then I need to prepare everything. ( Kalau begitu aku harus mempersiapkan segalanya )” Ucap Putra.

Rery mengangguk.

“But if I may more to talk, you need to re – consider your decision to face Jaeden, Rery .. ( Tapi jika aku boleh berkata lagi, kamu perlu mempertimbangkan keputusanmu untuk menghadapi Jaeden sekarang, Rery.... )”

“....”

“You need to think about your wife and Anthony. ( Kamu perlu memikirkan tentang istrimu dan Anthony )”

**

“Love ...”

“Yes, my beautiful wife?. ( Iya, istriku yang cantik )” Rery menyambut Madelaine yang masuk ke ruang kerja

pribadinya selepas kepergian Putra.

“You’re not going to our factory today, or going some where?. ( Kamu tidak pergi ke pabrik kita hari ini, atau pergi ke suatu tempat? )” Tanya Madelaine. Rery menarik Madelaine hingga duduk dipangkuannya.

“Heemm.. is it an invitation to go to our bed room?. ( Heemm.. apakah ini undangan untuk pergi ke kamar tidur kita? )”

Madelaine terkekeh kecil mendengar ucapan Rery. “If my very handsome husband want it very bad, then how can I refused?. ( Jika suamiku yang sangat tampan ini sangat menginginkannya, lalu bagaimana aku bisa menolak? )” Sahut Madelaine dengan manja.

“Hahaha..” Rery tergelak dan Madelaine lebih menarik sudut bibirnya. Sejenak mereka pun saling tatap. “I love you, Madelaine. ( Aku mencintaimu, Madelaine )” Ucap Rery kemudian lalu mengecup mesra bibir Madelaine.

“As the way I am. ( Akupun begitu )” Sahut Madelaine.

“What is it, hem?. ( Ada apa, hem? )”

“.....”

“I believe there is something that you want to discuss with me. ( Aku rasa sedang ada yang kamu ingin diskusikan denganku )”

“Yes, it is. ( Iya, memang ada )”

**

“I’m sorry.. but I heard what you have been talked with Putra few moment ago. ( Maaf .. tetapi aku mendengar apa

yang kamu dan Putra bicarakan beberapa waktu lalu )” Ucap Madelaine.

Rery terdiam sesaat sembari memandangi Madelaine.

“So this my beautiful lovely wife is become an eaves dropper, hem?. ( Jadi sekarang istri cantik tercintaku sudah

menjadi penguping, hem? )” Canda Rery.

“I’m sorry.. ( Maafkan aku .. )” Ucap Madelaine.

“....”

“I’m worried Rery .. afraid .. ( Aku khawatir Rery .. takut ..)”

“What things make you worried and afraid, hem?. ( Apa yang membuatmu khawatir dan takut, hem? )”

“Your plan to face Jaeden. ( Rencanamu untuk menghadapi Jaeden )”

“I think we were done talk about it yesterday. ( Kurasa kita sudah selesai membicarakan tentang hal itu kemarin )”. Rery membelai lembut wajah Madelaine, sembari menatap lembut istrinya itu.

“I know .. ( Aku tahu ).. But what Putra said, all of it was right. ( Tapi apa yang Putra katakan semuanya benar )” Ujar Madelaine. “For at least you need to think about Anthony. ( Setidaknya kamu perlu memikirkan tentang Anthony )”

“....”

“I really worried, if Jaeden hurt our son. ( Aku sungguh khawatir, jika Jaeden menyakiti putra kita )”

Rery nampak seperti sedang berpikir.

“Re – consider your decision to face Jaeden right now, Rery.. ( Pertimbangkan kembali keputusanmu untuk menghadapi Jaeden saat ini, Rery.. ). For at least, untill you have more backup around you, more than Jaeden ( Setidaknya, sampai kamu memiliki lebih banyak dukungan disekelilingmu, lebih dari yang Jaeden punya )” Mohon Madelaine.

Rery menghela nafasnya.

“Alright my love ( Baiklah Sayangku ), I will re – consider my decision ( Akan aku pertimbangkan kembali keputusanku itu )”

**

To be continue..

Mohon maaf jika masih ada typo

Selebihnya, nikmati aja dulu bacanya, okeeeehhh

Loph Loph

PART 3

Happy reading..

*****************

Ravenna, Italia ..

Disebuah tempat tersembunyi

Rery sedang bersama beberapa orang termasuk Putra di tempat tersembunyi dan rahasia miliknya yang hanya

diketahui oleh segelintir orang saja.

“Putra was right Rery, we need more time if we want to face Jaeden ( Putra itu benar Rery, kita perlu waktu lebih jika kita mau menghadapi Jaeden )”

“He has a lot of men around him, using your family wealthy and name of course, now he made an allieance with the guy of the black world at Ireland ( Dia punya pasukan yang besar, menggunakan kekayaan dan nama keluargamu tentu saja, dan dia bersekutu dengan orang dalam dunia bawah di Irlandia ).

“If you want to take everything which is belong to you from Jaeden, and make him pay for what he did to your Father and your family, then we need to gather a lot of men, more than that we have now”

“( Jika kau mau mengambil apa yang menjadi milikmu dari Jaeden, dan membuatnya membayar atas apa yang dia

lakukan pada ayah dan keluargamu, maka kita perlu mengumpulkan lagi lebih banyak orang, dari yang kita punya sekarang )”

“But we will espouse you no matter what your decision is, Rery ( Tapi kami akan mendukung apapun yang menjadi keputusanmu, Rery ). Me, as personal will always carry on your back ( Aku, secara pribadi akan selalu mendukungmu )”

“I agree with Clarence ( Aku setuju dengan Clarence ). I also agree to your plan for facing Jaeden and vanishing him. However what he got now, all of it are belong to you, even you ever argued with Kingsley ( Aku juga setuju mengenai rencanamu untuk menghadapi Jaeden dan memusnahkan nya. Bagaimanapun apa yang ada ditangannya sekarang, semua itu adalah milikmu, meskipun kau pernah bersitegang dengan ayahmu )”

“I know, you hurted, because Kingsley ever doubted you. And that’s why you go away from him and your family at England, then came here. But all of it because Jaeden who were deceived your father, by manipulated his trust then Jaeden was very easy to malign you. He was targeting Kingsley and your family’s wealthy and ascendancy since the first time he came around your Dad. And Now you can see, when Kingsley remiss, Jaeden killed him. You know the rest”

“( Aku tahu, kau terluka, karena Kingsley meragukanmu. Maka itu kau pergi darinya dan keluargamu di Inggris, lalu datang kesini. Tapi itu semua karena campur tangan Jaeden yang memang menipu ayahmu, lalu memanipulasi kepercayaannya hingga Jaeden bisa dengan mudah memfitnah mu. Dia memang sudah mengincar harta kekayaan serta kekuasaan Kingsley dan keluarga kalian dari sejak pertama dia mulai berada didekat ayahmu. Dan sekarang, seperti yang kau lihat, saat Kingsley lengah, Jaeden pun membunuhnya. Lalu kau tahu bagaimana sisanya )”

Rery mendengarkan baik – baik tiga orang yang sedang berbicara padanya, tiga orang lain yang terpercaya selain Putra. Rery belum bersuara, begitupun Putra.

“Cih! I ever warned your father about Jaeden, and how inepted the way Jaeden’s came as a saver when Kingsley

got a bad accident. I told him it was a sabotage, but he didn’t trust to what I was said”

“( Cih! Aku pernah memperingatkan ayahmu tentang Jaeden, dan bagaimana kejanggalan dari kemunculan Jaeden sebagai penyelamat saat Kingsley mengalami kecelakaan yang parah. Aku sudah bilang padanya itu sabotase, tapi dia tidak mempercayai ucapanku )”

“Well, however, Jaeden was a good actor. I admit ( Yah, bagaimanapun, Jaeden adalah aktor yang bagus. Aku akui

itu )”

“.....”

“How obediently him in front of Kingsley, and every business that Kingsley asked Jaeden to handle were doing good and clear. No wonder if Kingsley trust him that much ( Betapa patuhnya dia dihadapan Kingsley, dan setiap bisnis yang Kingsley minta agar Jaeden mengerjakannya selalu berjalan baik dan beres. Tidak heran jika Kingsley begitu

mempercayainya )”

“Huummm”

“So, your decision Rery. How you want this going to be? Go on or hold? ( Jadi, keputusanmu, Rery. Bagaimana?

Lanjut  atau tunda? )”

“Is it confirmed he knows I’m here at Ravenna? ( Apa sudah terkonfirmasi kalau dia tahu aku disini, di Ravenna? )”

Rery menatap ke empat orang yang bersamanya bergantian.

“I wonder. He got everything already at England, due my father’s and family’s wealthy. Why he bothered himself to looking for me? ( Aku heran. Dia sudah mendapatkan segalanya di Inggris, harta kekayaan berikut kekuasaan ayah dan keluargaku. Tapi mengapa dia masih merepotkan diri mencariku? )”

“Ah, about that... ( Ah tentang itu )...”

“...”

“Here! ... ( Ini! ) ...” Pria bernama Clarence itu menyerahkan amplop besar pada Rery. “I believe Jaeden is targetting this ( Aku percaya Jaeden mengincar ini ). Dad send Damian to bring this months ago. Right before Jaeden killed him ( Ayah mengirim Damian untuk membawa ini beberapa bulan lalu, tepat sebelum Jaeden menghabisinya )”

“I’m sorry if I’m a little bit late to come here. I need to hide for make sure that Jaeden lost my trace ( Maaf jika aku sedikit lama datang kesini. Aku harus bersembunyi dulu sampai yakin kalau Jaeden sudah kehilangan jejakku )”

“No Dami, I supposed to thank you that you still have a adherence to me and my family ( Tidak Dami, Aku

seharusnya berterima kasih padamu karena kau masih memiliki kesetiaan padaku dan keluargaku )”

Pria bernama Dami itu tersenyum pada Rery.

“Forgive me to bother you ( Maafkan aku sudah merepotkanmu )”

“I don’t feel that I bothered ( Aku tidak merasa direpotkan )”

****

“So, what is this? ( Jadi, apa ini? )”

“Just read carefully ( Baca saja dulu baik – baik )”

****

“This... ( Ini... )”

“Jaeden may conquer Kingsley wealthy, but he only can use cash which is were keep inside your Mansion, and some of wealthy that Kingsley gave him that behalf on Jaeden’s name ( Jaeden mungkin menguasai harta kekayaan Kingsley saat ini, tetapi dia hanya bisa menggunakan uang tunai yang tersimpan di Mansion kalian dan beberapa harta yang memang diberikan Kingsley atas nama Jaeden )”

“...”

Rery mendengarkan penjelasan Clarence sambil tetap membaca berkas yang tadi sudah ia keluarkan dari amplop.

“But Jaeden can’t take out those money of your father accounts and cannot do anything with every assets of your

family, because Kingsley Smith, was wrote his will ( Tetapi Jaeden tidak bisa melakukan apa – apa pada uang dan semua yang ada dalam akun ayahmu juga tidak bisa melakukan apa – apa terhadap aset – aset keluargamu, karena Kingsley Smith, sudah keburu menulis surat wasiatnya )”

“...”

“And everything, behalf of your name. Only you, that Kingsley choose as his successor. Your father’s probably already realized about Jaeden’s evil plan, so he directly wrote this will and gave it to my father. Jaeden’s knew, and killed my father because he didn’t want to change everything inside that will neither gave or even showed it to Jaeden”

“( Dan semuanya, atas namamu. Hanya kau, yang Kingsley tunjuk sebagai penerusnya. Ayahmu mungkin saja sudah menyadari niat jahat Jaeden makanya dia segera menuliskan wasiat dan memberikannya pada ayahku. Jaeden mengetahuinya dan membunuh ayahku karena dia tidak mau merubah isinya, tidak juga memberikan atau bahkan menunjukkan surat wasiat ini pada Jaeden )”

Mereka yang sedang duduk bersama itu terdiam sesaat.

“So this is the reason, why he is looking for me all this time? ( Jadi ini alasannya, mengapa ia mencariku selama

ini? )”

“Don’t know what he’s going to do with your father’s wealthy. Nearly reason is Jaeden wants to change everything

on his name ( Tidak tahu apa yang mau dia lakukan dengan harta kekayaan ayahmu. Tapi alasan terdekat adalah kalau Jaeden ingin merubah semua atas namanya )”

“I see ( Aku paham )” ucap Rery. “Totally greedy ( Benar – benar tamak )”

****

“So, what is your decision Rery? ( Jadi, apa keputusanmu Rery? )” Tanya pria bernama Yann.

Rery tak langsung menjawab, ia masih memperhatikan berkas – berkas ditangannya.

“With those wealthy at your hand, sure you can gathered more men than Jaeden’s has to defeat him. But, still need

time. You can’t go and come to England this time. Too risky” “

“( Dengan seluruh harta kekayaan itu ditanganmu, tentu kau bisa mengumpulkan lebih banyak orang dari yang Jaeden punya untuk mengalahkannya. Tetapi tetap saja, butuh waktu. Kau tidak bisa pergi dan datang ke Inggris saat ini. Terlalu beresiko )”

“We need to wait until Jaeden remiss, or find the way to make him leave England and we take you in to save

everything as the first step. Take out the money from the Bank, ownership documents, etc.  Then get out of England

before Jaeden realized.”

“( Kita harus menunggu hingga Jaeden lengah, atau cari cara untuk membuatnya meninggalkan Inggris, baru kami

akan membawamu masuk untuk menyelamatkan semua sebagai langkah pertama.  Keluarkan semua uang Kingsley dari Bank, dokumen – dokumen kepemilikan dan sebagainya. Lalu keluar secepatnya dari Inggris sebelum Jaeden menyadarinya )”

Pria lainnya menambahkan ucapan Yann.

“Then you can be more unimpeded, to defeat Jaeden. After that you can live the life that belong to you, Madelaine

and Anthony”

“( Selanjutnya kau akan lebih leluasa, jika memang masih ingin membereskan Jaeden. Setelah itu baru kau bisa

menjalani hidup yang seharusnya untukmu, Madelaine dan Anthony )”

“Decision on  you Rery ( Keputusan ada ditanganmu Rery )”

“I throw it back to all of you ( Aku kembalikan hal itu kepada kalian )”

Rery memandangi lagi satu – satu mereka yang sedang berdiskusi serius dengannya.

“I will follow what you all good suggestion for me now ( Aku akan mengikuti semua saran yang baik dari kalian

sekarang )”

*****

“Actually I’m tired already, like I’m afraid of him and looks like that I’m running from Jaeden. But you all were right, I need to think about Madelaine and Anthony ( Sebenarnya aku sudah lelah, seolah aku ini takut dan lari dari Jaeden. Tapi kalian semua benar, aku harus memikirkan Madelaine dan Anthony )”

Rery menopangkan dagunya.

“Just for a while Rery ( Hanya untuk sementara Rery ). We will move very fast after you save all of your wealthy from England. Not running, just waiting for the right moment. Be patience for the great victory ( Kita akan bergerak cepat setelah kau menyelamatkan seluruh harta kekayaan mu dari Inggris. Bukan berlari, hanya menunggu saat yang tepat. Sedikit kesabaran, untuk kemenangan yang besar )”

“I hope so ( Semoga saja )”

**

“Start choosing which country that you want to stay in when you left Italia ( Mulailah memilih negara mana yang ingin kau tinggali setelah kau meninggalkan Italia )”

“I thinking about Asia ( Aku berpikir tentang Asia )”

“I agree ( Aku setuju )”

“Which country do you think Putra? ( Negara mana menurutmu  Putra? )”

“My Mom’s home land ( Tanah air Ibuku )”

“Indonesia?”

“Yes”

***

Keputusan sudah diambil Rery untuk rencana pada Jaeden.

Kini Rery hanya tinggal duduk berdua bersama Putra.

“Better you go home now and pack up, Rery ( Lebih baik kau pulang sekarang dan berkemas, Rery )”

“Hummmmm...”

“Madelaine will understand ( Madelaine akan mengerti )” Ucap Putra lagi. Rery manggut – manggut. “For three of you goodness ( Untuk kebaikan kalian bertiga )”

“Madelaine will absolutely understand ( Madelaine akan sangat mengerti )” Sahut Rery. “She also said the

same thing with all af you ( Dia juga mengatakan hal yang sama dengan kalian semua )”

Putra mendengarkan.

“To hold my plan to face Jaeden for now ( Untuk menunda rencanaku menghadapi Jaeden saat ini )”

“She always can read every situation ( Dia selalu bisa membaca situasi )”

Rery mengangguk. “She is ( Iya )” Ucapnya. “Sometimes I feel guilty to her for having this kind of life with me (

Kadang – kadang aku merasa bersalah padanya untuk menjalani kehidupan seperti ini bersamaku )”

Putra tersenyum.

“But I believe that she does not having any complain about that ( Tapi aku percaya jika dia tidak pernah

mengeluh akan hal itu )”

“Ya, she never complained ( Ya, dia tidak pernah mengeluh )”

“That’s because she loves you that much ( Itu karena dia sangat mencintaimu )”

“I know, and I feel so lucky because of that ( Aku tahu, dan aku merasa beruntung karenanya )” Ucap Rery

dengan tersenyum sembari membayangkan wajah Madelaine. “And I love her more ( Dan aku lebih mencintainya ). Madelaine and Anthony, they are my everything ( mereka adalah segalanya bagiku )”

Putra manggut – manggut.

“I know ( Aku tahu )” Ucap Putra. “Just a little bit more, and you can live in peace with them ( Hanya tinggal sedikit lagi, dan kau bisa hidup tenang bersama mereka )”

“I wish Putra, I wish.... ( Semoga saja Putra, semoga saja.... )”

***

To be continue......

Enjoy aja dulu, ye

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!