DI Dalam sebuah rumah yang mewah, lebar dan bertingkat dua bak istana negara itu, terdapat keluarga yang sangat begitu harmonis di dalam rumah tangga nya. di dalam sebuah ruangan bercat merah jambu ke ungu-unguan, ditambah banyaknya mainan boneka-boneka bagus dan mahal aneka bentuk di dalam kamar itu. nampak ada dua orang anak perempuan sekitar berumur dua belas tahun dan sepuluh tahun. kedua anak gadis yang seperti nya kakak-adik itu sedang berbaring diranjang nya dengan ditemani oleh seorang wanita tua berumur enam puluh tahunan dan biasa dipanggil 'Nenek' oleh kedua anak perempuan itu. kedua cucunya itu ternyata sedang ditemani oleh neneknya di kamar tersebut dan seperti biasa jika waktu tidur malam sudah tiba, kedua anak gadis itu selalu meminta diceritakan dongeng sebelum tidur kepada nenek nya.
Tetapi kali ini kedua anak perempuan itu menuntut ingin menceritakan kisah ibu dan ayah mereka ketika kedua orang tua mereka masih bayi sampai menikah dan memiliki kedua anak yang berwajah cantik-cantik, imut dan menggemaskan itu. sang nenek awal nya enggan menceritakan kisah masa lalu kedua orang tua mereka, tetapi kedua anak itu semakin kuat dengan ditambah rengekan manja dari kedua nya. maka seketika itu juga hati nenek itu luluh dan mau menceritakan kisah masa lalu kedua orang tua mereka yang pada saat itu sedang tidak ada dirumah.
"baiklah..., nenek mulai ya cerita nya..."
"Iya nenek..." jawab kedua anak gadis itu dengan semangatnya. sang Nenek tersenyum dalam ingatan masa lalunya ketika ia masih menjadi seorang pembantu Ibu Rumah Tangga disebuah rumah milik orang kaya yang tersohor kekayaannya pada masa itu. kini sang Nenek mulai bercerita dan di dengar oleh kedua cucunya itu.
"siang hari kala itu, ada seorang anak yang bernama Doni sedang tertidur dengan pulas nya di kamar nya. seperti biasa, gedoran pintu kamar nya setiap siang hari selalu mengganggu waktu tidur nya. gedoran pintu keras, ditambah suara ibu-ibu yang cerewet memanggil nama anak nya sembari mengomel.
Geduk..geduk..geduk..!!
"woii bangun!! tidur mulu!! dasar anak zaman sekarang!! siang jadi malam!! malam jadi siang!! gimana mau bisa kerjaan woii..!! bangun sana mandi dan cepat sana cari pekerjaan!!" ujar bentakan sang ibu dengan keras diluar pintu kamar nya.
Anak itu terbangun karena mendengar suara gedoran pintu dan suara ibu nya yang bawel itu. anak remaja tersebut kesal karena tidur nya terganggu. karena masih mengantuk, anak itu membenamkan kepala nya dengan bantal nya. ia sudah tidak peduli dengan ucapan ibu nya yang super cerewet itu. pintu kamar masih terkunci dari dalam dan ibu anak itu telah pergi karena gedoran pintu dan seruan nya tidak didengar oleh anak bandel nya. anak itu tidur lagi dengan lelap nya dan sudah tidak memikirkan kehidupan nya yang menjadi berantakan akibat ulah sang ibu yang gemar foya-foya dengan lelaki lain yang kini sudah menjadi suami nya secara resmi.
Anak tunggal itu bernama Doni Pratama. ia adalah seorang anak yang terlahir tunggal dari ayah nya yang bernama Randi Pratama dan ibu nya yang bernama Dewi Anggraeni. ketika ia masih kecil kira-kira berumur sepuluh tahun, ayah nya telah pergi meninggalkan dirinya kepada sang pencipta karena sakit keras yang di derita oleh ayah nya. setelah kehilangan sang ayah, ibu nya mendapat warisan dari suami nya melalui sekertaris perusahaan suami nya. sekertaris itu bernama pak Yaris. warisan itu diberikan kepada istri nya pak Randi dan anak semata wayang nya yang bernama Doni itu. harta warisan itu meliputi, rumah gedung bertingkat dua, mobil mewah sekitar lima buah, dua perusahaan di bidang makanan yaitu restoran beserta kantor nya dan sertifikat nya pun sudah diberikan kepada pewaris nya yaitu istri dan anak tunggal nya.
Entah apa yang ada di pikiran anak kecil yang masih berumur sepuluh tahun itu tentang warisan. ia hanya mendengarkan ucapan sekertaris ayah nya itu dengan masa bodo karena anak seumur itu masih senang nya bermain-main. sebelum nya ketika ayah nya meninggal dunia dan sampai disemayamkan, anak itu masih memendam tangis dan murung di dalam kamar nya selama beberapa hari karena ia sangat merasa berat kehilangan ayah yang sangat sayang dan peduli terhadap nya.
Kasih sayang ayah nya itu lebih tulus dibandingkan dengan ibu nya. jika ayah nya sedang pulang dari luar kota, Doni kecil selalu dibelikan mainan dan oleh-oleh dari sang ayah. bahkan sampai tidur pun selalu dimanja oleh ayahnya. berbeda dengan ibu nya yang selalu merawat kecantikan dan kemolekan tubuh nya. ibu nya Doni seakan jijik jika harus mengurus anak semata wayang nya itu. maka dari itu, Ibu nya Doni menyewa pembantu untuk mengurus anak nya dari bayi sampai anak nya itu tumbuh besar.
Kejadian kembali ke rumah duka. setelah ayah nya Doni disemayamkan, tibalah Pak Yaris dirumah duka untuk memberitahukan harta warisan yang ditinggalkan oleh sang almarhum untuk anak dan istri nya. kala itu, ibu nya Doni yang bernama Dewi Anggraeni itu masih muda dan berumur tiga puluh tahun. kecantikan nya selalu terawat karena selalu di manja oleh suami nya ketika masih hidup dan selalu dibelikan make up yang mahal serta selalu pergi perawatan ke salon. istri nya itu juga sangat gemar berbelanja dan sering berpesta pora jika sang suami sedang pergi ke luar kota dan tak pulang ke rumah.
Seperti biasa anak semata wayang nya yang masih berumur sepuluh tahun itu hanya di titipkan kepada pembantu rumah tangga nya yang bernama bibi Asih. yaitu nenek sendiri." ujar sang nenek dan membuat kedua cucu nya manggut-manggut dalam bayangan cerita tersebut. lalu ibu Asih melanjutkan cerita itu lagi,
"anak itu tak pernah rewel atau menangis ketika di tinggal ibu nya karena semasa masih bayi sampai berumur sepuluh tahun, anak itu selalu di asuh oleh bibi Asih dan anak itu lebih sayang terhadap orang tua asuh nya dibandingkan Ibu kandung nya sendiri. ketika Pak Yaris ingin memberikan hak waris kepada anak dan istri nya, ia berkata kepada orang yang ada di ruangan rumah yang mewah itu, yang di dalam nya di hiasi dengan perabotan serba mahal dan ruangan yang lebar berhias tanaman hias aneka rupa bentuk dan warna nya. kini ibu Asih mulai serius bercerita tentang kejadian asli yang sebenar nya kepada kedua cucu nya itu.
"sebelum nya, saya ingin memberitahukan perihal tentang warisan yang telah di titipkan almarhum pak Randi Pratama kepada ibu Dewi Anggraeni dan anak tunggal nya yang bernama Doni Pratama. sebagai saksi, saya meminta ibu Asih untuk melihat dan mendengar apa yang saya ucapkan dan lakukan sekarang ini." ujar pak Yaris sebagai sekertaris dari perusahaan milik almarhum ayah nya Doni.
Di dalam ruangan tamu itu hanya ada empat orang saja, yaitu ibu Dewi, Doni, bibi Asih dan pak Yaris. hanya ibu Dewi dan bibi Asih saja yang mendengar dan memperhatikan apa yang akan dilakukan pak Yaris selanjutnya. anak yang bernama Doni itu tidak mau diam dan sesekali berlarian sambil bermain-main pesawat mainan nya. ketiga orang dewasa itu hanya membiarkan nya dan lagi pula anak sekecil itu tidak akan paham dengan obrolan orang dewasa yang sedang mereka perbincangkan itu.
Lalu pak Yaris melanjutkan cerita nya setelah ibu Dewi dan ibu Asih mengangguk setuju atas usul pertanyaan dari pak Yaris tadi. kemudian, pak Yaris melanjutkan ucapan nya.
"dari amanat yang saya terima dari almarhum pak Randi, saya diperintahkan untuk memberikan warisan milik beliau kepada istri dan anak nya. lalu tibalah sekarang saat nya saya menjelaskan beberapa warisan yang akan di berikan secara sah dan sertifikat nya akan saya berikan untuk ibu Dewi tanda tangani."
lalu pak Yaris melanjutkan ucapan nya lagi.
"warisan itu meliputi, rumah bertingkat dua yaitu rumah ini beserta sertifikat nya, lima buah mobil mewah milik beliau beserta kunci nya, dua perusahaan restoran mewah dan kantor nya juga diberikan kepada istri dan anak beliau. termasuk perhiasan dan rekening bank milik almarhum juga saya. silahkan ibu Dewi baca dahulu surat warisan yang sudah saya buat ini atas seizin almarhum." ujar pak Yaris dan ia memberikan Surat Wasiat yang selama ini ia pegang.
Ibu Dewi lalu membaca isi surat wasiat itu. sedangkan bibi Asih hanya diam membisu dan tidak bisa berkomentar apapun. sebab, majikan nya itu galak dan nekat memukul jika ia melakukan kesalahan walaupun itu sekecil lubang jarum pun. anak kecil yang bernama Doni itu masih saja berlarian dan ibu nya sudah kesal kepada anak itu karena suara nya yang berisik.
Jika tidak ada pak Yaris, mungkin anak itu sudah di jewer atau di pukul agar diam dan tidak berisik. tetapi kali ini ia tahan kuat-kuat dan mencoba sabar dan tersenyum kepada pak Yaris. setelah ibu Dewi membaca surat wasiat itu dengan rinci dan menyeluruh, ia memberikan nya lagi kepada pak Yaris dan berkata.
"saya sudah baca isi surat itu semua nya pak." ucap nya sambil tersenyum berwibawa.
Padahal, di dalam hati ibu itu sangat girang setengah mati dan ingin sekali melonjak-lonjak karena rasa girangnya yang berlebihan itu. setelah pak Yaris menerima surat warisan itu, ia memberikan pena untuk ditanda tangani oleh ibu Dewi sebagai pewarisnya. kemudian, ibu Dewi. semua sertifikat yang sudah diberikan oleh pak Yaris kepada nya semuanya selesai dan pak Yaris, mulai lah hari pengiriman yang akan terjadi kepada Doni akibat perbuatan ibu nya yang suka berpesta pora dan gemar menghambur-hamburkan uang dan harta nya demi kesenangan dan kepentingan pribadinya itu.
SELEPAS Ibu Dewi menerima hak warisan dari pak Yaris, ia girang setengah mati dan kaki nya berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil. kemudian ibu Dewi berkata kepada bibi Asih dengan ucapan bernada kecaman.
"sana bi!! anak itu suruh tidur. berisik sekali telinga ku mendengar nya hhh!!" ucap gerutuan kasar ibu Dewi kepada pembantu nya itu.
Bibi Asih hanya mengangguk dan segera mendekati anak kecil yang bernama Doni yang sejak tadi masih saja berlarian dengan pesawat mainan nya. hari telah malam dan ibu Dewi seperti biasa nya berdandan dan pergi keluar rumah untuk bertemu dengan teman-teman nya yang terbilang para istri-istri bos tajir semua nya. ibu Dewi kini sudah keluar rumah dan membawa mobil warisan yang baru saja ia terima ketika sore tadi. ia pergi tanpa bilang apa-apa kepada anak nya ataupun kepada bibi Asih karena sudah menjadi kebiasaan nya pergi tanpa pamit seperti itu. bibi Asih tidak memperdulikan majikan nya itu, karena ia kini sedang berada di dalam kamar anak asuh nya yang bernama Doni. awal nya Doni tidak mau pergi ke kamar nya untuk tidur. tetapi bibi Asih telah membujuk nya agar masuk ke dalam kamar anak itu. bujukan itu adalah sebuah ajakan dari bibi Asih untuk bercerita tentang pahlawan-pahlawan pada masa perang kepada anak asuh nya itu.
Doni yang sejak kecil sudah terobsesi dengan hal yang seperti pahlawan dan perang-perangan itu, kini menurut saja dan seperti biasa ia tidur di ranjang nya dan ditemani ibu asuh nya sampai tidur terlelap. lalu terdengar bibi Asih mulai bercerita kepada anak asuh nya itu.
"dahulu sebelum negara ini merdeka, banyak sekali penjajah dari luar negeri ini yang merampas hak milik negeri ini dan terjadilah peperangan atas penolakan dari para pribumi yang memberontak akan penjajahan itu."
"merampas itu maling ya bi..??" tanya anak itu dengan polos nya.
"iya hampir seperti itu den. tetapi beda nya, merampas itu secara terang-terangan. sedangkan maling itu secara sembunyi-sembunyi den." jawab bibi Asih menjelaskan pertanyaan polos anak asuh nya itu.ⁿ
"oh begitu bi. lanjutkan bi kalau perlu ada perang senjata dor dor dor nya.." ucap anak itu dan membuat bibi Asih tertawa geli mendengar ucapan anak asuh nya yang sangat ia sayangi itu.
Bibi Asih adalah seorang janda berumur tiga puluh lima tahun dan mempunyai anak perempuan seumuran dengan Doni. ketika ayah nya Doni masih hidup, anak bibi Asih sering main dan tinggal di rumah mewah itu dengan ibu nya. anak nya bibi Asih itu sangat akrab berteman dan bermain dengan anak majikan nya yang bernama Doni itu. tetapi, semenjak ayah nya Doni sering sakit-sakitan dan di rawat di rumah sakit. bibi Asih dilarang membawa anak nya lagi oleh ibu Dewi dengan alasan berisik dan mengganggu pekerjaan bibi Asih sendiri. padahal anak perempuan bibi Asih tidak rewel dan penurut dengan apa yang dikatakan ibu nya untuk tidak macam-macam ketika berada dirumah majikan nya itu.
Tetapi keputusan tetaplah keputusan. anak semata wayang nya ibu Asih di pulangkan dan sekarang berada di rumah nenek nya yang berada di kampung untuk di rawat dan di besarkan oleh nenek nya di kampung tersebut. dari hasil jerih payah sang ibu sebagai pembantu di rumah itu, gaji nya selalu ia kirimkan melalui pos ke kampung halaman nya setiap awal bulan untuk keperluan anak dan nenek nya.
Mungkin jika bibi Asih tidak mempunyai anak, ia sudah nekat mencari pekerjaan lain selain di rumah itu. ia hanya bisa sabar dengan perlakuan kasar majikan nya terhadap nya karena semua itu ia lakukan demi anak dan keluarga nya yang berada dikampung. jadi selama lebih sepuluh tahun bibi Asih bekerja di rumah itu, hanya tekanan batin saja yang ia rasakan jika Nyonya Besar sedang ada dirumah.
Semua nya itu berubah semenjak pak Randi mulai sakit-sakitan sampai meninggal dunia. bibi Asih serta pembantu yang masih muda lain nya, pernah dipekerjakan oleh ayah Doni untuk mengurus keperluan rumah seperti memasak dan mencuci pakaian kotor serta membersihkan rumah. tetapi tentang mengurus anak, ayah nya Doni pernah menyewa pengasuh anak atau baby sister yang masih muda. tetapi sikap cemburu ibu Dewi melihat suami nya akrab terhadap pembantu muda dan pengasuh anak nya itulah yang membuat para pembantu muda dan pengasuh anak nya di pecat dan bahkan ada yang sampai kabur tanpa pamit akibat kekejaman nyonya besar nya itu. hanya bibi Asih saja yang sabar dengan perlakuan majikan nya itu sampai sekarang dan semua itu dilakukan demi anak perempuan dan keluarga nya di kampung.
Kini bibi Asih telah bercerita panjang tentang pahlawan dan peperangan kepada anak asuh nya itu. kini Doni telah tertidur dan bibi Asih keluar dari dalam kamar anak itu dan tidur di dalam kamar khusus pembantu yang berada didekat dapur rumah itu. pintu depan rumah sudah di kunci oleh bibi Asih, karena ibu Dewi selaku nyonya besar dirumah itu mempunyai kunci serep sendiri. jadi bibi asih tidak memikirkan akan rasa takut nya jika pintu rumah besar itu di kunci dari dalam dan majikan nya marah-marah karena tidak bisa masuk karena dikunci dari dalam.
Sedangkan ditempat lain, suara jedag-jedug terdengar memekakan telinga jika belum terbiasa mendengar nya. suara musik berdentum keras itu berada di sebuah tempat diskotik yang ramai sekali di kunjungi oleh orang-orang berduit dari golongan A sampai golongan B sampai lelaki muda dan setengah tua sampai wanita muda dan wanita setengah tua pun nampak terlihat sedang asyik berjoget ria.
Pakaian para orang-orang yang masuk ke dalam tempat diskotik itu bermacam-macam rupa dan model nya. kebanyakan dari perempuan berpakaian minim dan sengaja memamerkan belahan dada mereka yang membusung kencang serta paha nya yang mulus dan putih bersih. sedangkan para lelaki nya berpakaian celana jeans bermacam warna nya serta pakaian kaos bermerek sampai kemeja mahal yang dibanderol dengan harga jutaan rupiah. mobil-mobil mewah terparkir diluaran diskotik itu. tidak ada kendaraan lain selain hanya mobil serba mewah di tempat itu. bahkan jika ada pengunjung yang membawa motor, para petugas menyuruh orang yang punya motor itu untuk menyingkir dan tidak diperbolehkan untuk parkir dihalaman tempat diskotik itu. tujuan sebenar nya adalah, agar tempat diskotik itu terbilang standar kualitas para orang kaya semua nya.
Di dalam ruangan yang sangat berisik oleh musik disko itu, terlihat ibu Dewi sedang berjoget ria dengan teman-teman nya dan para lelaki kencan nya. beberapa ada lelaki yang menemani mereka di meja ruangan diskotik yang penuh dengan botol minuman keras. ibu Dewi seperti nya telah mabuk dan ia setengah sadar ketika badan nya di gerayangi oleh lelaki kencan nya itu. ibu Dewi terlihat hanya membiarkan nya saja dan seakan ia pun menikmati rabaan nakal lelaki kencan nya itu.
Kelam nya malam seperti kelam nya isi ruangan diskotik itu. semua yang ada di dalam ruangan diskotik itu, rela menghamburkan uang nya demi sebotol minuman keras yang harga nya lumayan mahal. sama hal nya dengan secercah kesenangan batin mereka masing-masing dengan menyewa lelaki penghibur atau wanita penghibur demi kepuasan batin ibu Dewi dan teman-teman nya, serta para pengunjung diskotik lain nya di ujung penyesalan mereka semua nya nanti.
...*...
...* *...
SUARA Ketukan pintu terdengar berkali-kali didepan rumah mewah itu. bibi Asih yang tadi nya sudah tertidur lelap kini bangun dan segera berlari membuka pintu luar rumah majikan nya yang ia kunci sebelum nya.
Ia pasti sudah mengira bahwa ibu Dewi selaku majikan nya itu, selalu pulang larut malam dalam keadaan mabuk berat. setelah bibi Asih membuka pintu rumah itu, sosok ibu Dewi ada di depan pintu itu dan sedang di papah oleh lelaki muda. terdengar ibu Dewi berkata kasar kepada pembantu nya itu.
"suruh siapa kau mengunci pintu hah..?! macam-macam ku pecat kau!!!, uhhh..sayang antar aku ke kamar dong.." ucap ibu Dewi lalu merengek setengah memeluk kepada lelaki muda yang mengantarkan nya.
Bibi Asih hanya tertunduk patuh ketika majikan nya masuk bersama lelaki lain. ia langsung mengunci pintu rumah itu dan membiarkan majikan nya dipapah lelaki muda yang lumayan tampan. lalu bibi Asih langsung ke kamar nya karena majikan nya itu menyuruh pembantu nya untuk masuk ke dalam kamar nya.
Bibi Asih memang masuk ke dalam kamar nya. tetapi ia belum bisa tidur karena khawatir terhadap majikan nya yang sudah mabuk berat itu. ia takut lelaki muda itu mencuri barang-barang seperti perhiasan milik majikan nya. rasa penasaran dari gejolak batin bibi Asih, membuat nya nekat keluar kamar dan mencoba mengintip di pintu kamar majikan nya yang terbuka sedikit.
Setelah ia melihat apa yang ada di dalam kamar majikan nya itu, lelaki muda tadi sedang melucuti pakaian ibu Dewi sampai bertelanjang tanpa sehelai benang pun. lelaki muda itu pun melepaskan pakaian nya dan ia langsung menindih ibu Dewi yang sudah tak sadarkan diri karena mabuk.
Bibi Asih ingin menyergah perbuatan tak senonoh itu tetapi ia takut dikecam habis-habisan oleh majikan nya. rasa takut itulah yang membuat bibi Asih enggan menyergah perlakuan lelaki muda itu yang sedang menggagahi tubuh majikan nya. ia masih melihat di balik pintu yang terbuka sedikit dan masih melihat apa yang sedang di lakukan lelaki muda itu kepada majikan nya.
Karena suara desah ke enakan dari mulut lelaki dan ibu Dewi itu, bibi Asih langsung pergi ke kamar nya karena ia pun tak kuat lama-lama melihat adegan panas itu. seandai nya ia bukan seorang janda, mungkin bisa saja bibi Asih melakukan hubungan suami istri itu dengan suami nya. berhubung ia seorang janda, maka ia hanya menyalurkan hasrat nya yang terbakar tadi dengan tangan nya sendiri sampai ia terlelap tidur karena kecapekan main dengan tangan nya sendiri.
Malam yang sangat kalbu bagi lelaki muda itu. setelah ia menggagahi tubuh seksi dari ibu Dewi, ia langsung ikut tertidur dan memeluk tubuh ibu Dewi yang tidur melingkar dan masih bertelanjang bulat bersama diri nya.
tiba-tiba, anak kecil yang bernama Doni itu bangun dari tidur nya dan kemudian ia keluar kamar berjalan menuju dapur karena ia haus ingin minum.
Ketika Ia berjalan melintas di depan kamar ibu nya, ia melihat pintu kamar ibu nya terbuka sedikit. anak bandel itu nekat mengintip ke dalam kamar ibu nya dan kepala nya nongol di balik pintu. ia hanya terbengong saja dengan apa yang ia lihat.
Ibu nya bertelanjang tanpa pakaian atau kain yang menutupi tubuh nya dan lelaki muda itu juga masih bertelanjang dan tidur memeluk ibu Dewi dari belakang. burung lelaki itu masih terbenam di sarang nya ibu Dewi. Doni yang masih polos dan terbilang bandel itu mencoba masuk dan mengendap-ngendap ke arah ranjang ibu nya.
Ia penasaran dengan apa yang ia lihat di depan nya sejak tadi. burung lelaki itu lumayan besar dan masih terbenam di dalam sarang ibu nya. Doni yang kasihan dan berpikir kedua nya takut masuk angin itu, mengambil selimut dan menyelimuti kedua tubuh polos itu.
Sepasang Pezinah itu tidak merasakan ada selimut tebal menutupi tubuh mereka. mereka asyik tertidur dengan imajinasi masing-masing di alam impian nya ditambah pengaruh mabuk alkohol semakin lelap nya mereka tidur. anak kecil itu keluar kamar lagi dan menutup pintu kamar ibu nya dengan pelan-pelan. ia tidak memikirkan siapa lelaki yang tidur bertelanjang dan sedang memeluk ibu nya dari belakang itu. otak anak itu masih linglung karena baru terbangun dari tidur nya dan ia hanya menganggap lelaki itu adalah ayah nya yang ia pikir belum meninggal dan masih hidup.
Setelah anak itu minum dan ingin kembali ke kamar nya, ia ingin memanggil bibi Asih untuk menemani nya tidur di kamar nya. anak itu tidak memanggil bibi Asih dan sudah menjadi hal biasa anak itu masuk tanpa permisi.
Ketika anak itu membuka pintu nya, ia tercengang kaget karena ia telah minum air putih dan pikiran nya telah jernih. apa yang ia lihat di depan mata nya adalah bibi Asih yang sedang tertidur telentang tanpa pakaian yang menutupi perabotan tubuh nya. mata anak kecil itu telah di racuni pemandangan yang tak layak diperlihatkan oleh anak seumuran nya. mata anak itu telah di kotori dengan pemandangan yang tak senonoh untuk yang kedua kali nya.
Anak itu tiba-tiba mulai berkeringat dingin karena perabotan milik bibi Asih itu bersarang lebat dan menutupi perabotan nya serta dua buah dada nya sudah terlihat mengendor. anak itu langsung ke luar kamar dan menutup pintu kamar bibi Asih dengan pelan-pelan. ia kembali ke kamar nya dan merenungi kejadian yang ia lihat di malam itu secara bersamaan.
Anak itu hanya membatin dalam hati nya sambil memandangi langit-langit flapon dekat lampu kamarnya.
"aneh sekali. mengapa ibu dan ayah serta bibi Asih senang tidur bertelanjang malam-malam secara bersamaan..??? apa mereka tidak merasakan dingin nya angin malam..???" ucap batin anak kecil itu berkecamuk sendirian.
Dimasa bungkam dan terus berkecamuk di dalam batin anak itu, membuat pikiran Doni lelah dan ia tertidur pulas lagi. pikiran dan hati nya telah lelah karena berkecamuk terus memikirkan kejadian yang langka dan baru ia lihat seumur hidup nya itu.
Malam semakin larut dan angin malam menyergap semakin dingin menyalurkan hawa dingin yang menelusuk ke dalam pori-pori manusia. anak kecil itu semakin tertidur lelap karena selimut tebal yang ia kenakan membuat tubuh nya hangat.
ibu Dewi dan lelaki selingkuhan nya itu masih tertidur dengan pulas nya juga.
sedangkan bibi Asih, ia terbangun karena tubuh nya yang telanjang itu merasakan hawa dingin yang membuat nya semakin menggigil.
Bibi Asih langsung mengambil selimut di dekat tumpukan baju nya dan ia segera memakai selimut nya. kemudian ia tertidur lagi dengan lelap nya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa perabotan nya telah dilihat oleh anak asuh nya yang bernama Doni Pratama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!