💗💗💗💗💗💗
Seorang gadis cantik berbalut gaun panjang berwarna peach langsung menerima uluran tangan kekasihnya saat turun dari mobil, siapa lagi kalau bukan Kahyangan yang sudah memikat hati pemuda tampan kaya raya putra kedua seorang Reza Rahadian Wijaya salah satu pengusaha sukses yang mempunyai kerajaan bisnis di luar maupun dalam negeri.
Keduanya saling bergandengan tangan memasuki salah satu ruangan dekat masjid dimana di adakannya acara pernikahan kakak kembar dari Bumi.
"Mah.. " sapa Yayang pada Melisa, ibu dari kekasihnya.
"Iya sayang, acaranya akadnya udah selesai, kenapa baru dateng?" tanyanya dengan begitu lembut sambil mengusap pipi putih mulus calon menantunya itu.
"Iya, masih ada urusan lain tadi, mah" jawabnya lirih.
"Ya sudah, kalian nikmati makan malamnya ya"
Kahyangan hanya mengangguk, hatinya bagai tersayat saat menerima perlakuan baik dari wanita yang sudah melahirkan kekasihnya itu.
"Yuk, makan" ajak Bumi.
Mereka yang sama halnya menjadi pusat perhatian duduk makan malam bersama dengan keluarga setelah menyapa satu demi satu, dan tak lupa juga memberi ucapan selamat dan doa pada pasangan pengantin yang baru sejam lalu sah menjadi suami istri.
"Selamat ya Ay" ucap Kahyangan Sambil mengulurkan tangan.
"Makasih ya, Yang" balasnya dengan senyum tebaik.
"Selamat ya, Hujan. Semoga kalian bahagia"
Dua wanita cantik itu pun saling berpelukan, dua kali bertemu tentu masih ada rasa canggung pada diri mereka, tapi karna sikap ramahnya Kahyangan tentu membuat Hujan selalu merasa nyaman saat di dekat gadis itu.
"Aku doakan kalian cepat menyusul"
"Terimakasih, semoga ada jalan yang terbaik untuk kami" jawabnya lirih sambil menoleh kearah Bumi yang tersenyum padanya, Pemuda itu langsung merentangkan kedua tangannya.
"Aku mencintaimu" ucap Bumi saat gadisnya kini sudah ada dalam dekapannya.
.
.
.
Obrolan ringan usai makan malam menjadi hal biasa terjadi dalam keluarga Rahardian, godaan pun tak lepas pada Bumi dan Kahyangan yang sedari tadi tak melepas genggaman mereka.
"Kapan mau nyusul si kakak?" tanya Oppa sambil menepuk bahu cuci kebanggaannya.
"Doain, oppa" sahutnya malu-malu, apalagi saat ia melihat Reza tersenyum kecil padanya sungguh terlihat manik mata papanya itu penuh rasa khawatir.
"Selalu, oppa akan doakan kalian semua yang terbaik"
semuanya tersenyum penuh rasa bahagia.
.
.
.
"Kamu suka?" bisik Bumi saat keduanya mengambil minuman.
"Suka, ini sangat keluargaan, dekornya cantik banget" ucap Kahyangan sambil mengedarkan pandangan.
"Tempatnya gimana?" tanya Bumi lagi.
"Indah, aku suka semuanya, Bu"
Bumi meraih tangan gadis Kesayangannya, ia cium punggung tangan itu dengan begitu lembut.
"Aku harap kita bisa menikah disini, doaku selalu sama" lirih Bumi, pemuda itu sangat mendamba lewat sorot matanya.
"Meski kita bukan di iman yang sama tapi Aamiin kita selalu sama, Aku mengAamiinkan doamu itu" jawabnya sambil tersenyum.
"Huft, Andai batas itu bisa ku gapai"
Kahyangan tertawa melihat Bumi yang membuang nafas kasar, baginya pria itu sangat menggemaskan saat mengeluh tentang perbedaan mereka.
Kahyangan hanya Anak Tuhan yang masih percaya dengan segala firman-nya, bagaimanapun imannya masih kuat sampai saat ini meski Bumi sering kali merengek padanya, kedewasaannya karna hanya tinggal berdua dengan Sang ibu menjadikan ia pribadi yang selalu tenang dalam menghadapi setiap masalah termasuk kisah cintanya yang rumit dan tak berujung.
Dimana restu dua keluarga sudah dalam genggaman justru Tuhan yang menjadi penghalang.
Kamu adalah laki-laki yang mengajariku titik tertinggi mencintai yaitu mengikhlaskan. kamu membuatku jatuh cinta sejatuh jatuhnya, kamu juga laki-laki yang aku cintai secara tiba-tiba dan melepaskannya secara terpaksa nanti...
🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀***
Balik lagi di kisah Bumi Kahyangan yang bercerita tentang pasangan beda keyakinan.
Jujur novel ini yang paling nyaman teteh tulis meski mungkin sebagian gada yang suka 🤭🤭
Tapi disini akan di tulis setenang mungkin karna gak akan pelakor dan sejenisnya 😂😂
Semua fokus sama perjuangan mereka mencari jalan keluar agar bisa bersama, gimana uwunya pasangan ini bertahan.
Padahal mah tinggal bawain teteh seblak Sama teajus doang juga kelar Masalah mereka 🙄🙄🙄
Yang mau lanjut yuk di like sama komen..
kalo gak mau iku juga gpp ,🥱🥱🥱
💗💗💗💗💗💗💗
Usai makan malam dan berbincang dengan keluarga Akhirnya semua sepakat mengakhiri acara dengan pulang ke hotel, karna esoklah puncak acara yang sesungguhnya di mulai, sebuah resepsi pernikahan cucu dan anak pertama pewaris utama RAHARDIAN.
"Besok mau jemput ibu jam berapa?" tanya Bumi saat keduanya sudah ada di dalam mobil.
"Enaknya pas malem apa sore?" Kahyangan meminta pendapat.
"Sore itu masih acara keluarga dan tamu biasa kayanya, kalo malem baru deh acara khusus temen-temen Sama koleganya papa juga oppa" jelas Bumi.
"Ya udah sore aja kalau gitu"
"Ok" sahut Bumi sambil mengusap kepala gadis Kesayangannya itu.
Mobilnya ada di urutan keempat setelah mobil orangtua dan mobil pengantin yang kini mulai masuk kedalam area hotel milik keluarganya.
Bangunan mewah pencakar langit yang menjulang tinggi, gagah dan kokoh.
"Kita nginep disini?" tanya Yayang.
"Iya, kenapa?, kamu satu kamar sama adek. Gak apa-apa, kan?"
"Gak apa apa, aku malah Seneng kalo ada temennya" jawab Kahyangan dengan senyum yang selalu menjadi candu untuk Bumi.
"Gadis pintar" puji pemuda itu sebelum akhirnya mereka turun dari mobil.
Semua kembali berkumpul di lobby hotel yang sudah di sterilkan tiga puluh menit sebelum sang pemilik datang.
"Kamar kita ada ada di lantai biasa, kecuali kamar kakak ya" jelas Reza, ia menggelengkan kepalanya saat melihat sang putra bagai cicak yang terus menempel pada istrinya.
TRIIIIIING..
Pintu lift terbuka, kini saatnya semua berpencar kedalam kamar masing-masing, begitu pun Kahyangan dan Bumi.
"Aku masuk ya sayang" ucap Kahyangan saat Bumi mengantarnya sampai depan pintu.
"Iya, bersihkan dirimu lalu istirahat" pesan Bumi.
"Kamu juga ya" balas Yayang.
Bumi mencium kening Kahyangan sebelum gadis itu akhirnya hilang dari balik pintu.
.
.
.
"Dek, mau kamu atau kakak duluan yang mandi?" tanya Yayang pada si bungsu yang duduk di salah satu sofa.
"Kakak dulu, aku capek" jawabnya lemas.
"Mau kakak ambilkan minum?" tawar Yayang saat melihat calon adik iparnya itu begitu lemah.
" Gak usah, Makasih, kak"
Kahyangan hanya mengangguk, lalu bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Tak butuh waktu lama kini ia sudah keluar dengan pakaian lengkapnya, piyama stelan polos berwarna biru Dongker sudah membalut tubuh tinggi semampainya, di usianya yang sudah menginjak dua puluh tahun ia memang terlihat begitu dewasa, Sangat serasi dengan Bumi yang cenderung pendiam dan dingin.
Gadis itu memang lebih tua satu tahun lebih dari si kembar jadi jangan salah jika Sikapnya jauh lebih ramah dan tenang.
Kahyangan tersenyum saat melihat Cahaya justru sudah terlelap dengan nyenyak nya tanpa mandi lebih dulu, ia hanya berganti pakaian dengan model dress piyama bermotif kartun kucing.
"Baru mau di ajak ngobrol malah udah mimpi" Kekeh Kahyangan yang berdiri di sisi tempat tidur.
Tubuhnya tersentak kaget saat merasa ada tangan melingkar di perut ratanya.
"Ngobrolnya sama aku aja" bisik Bumi.
Kahyangan langsung memutar tubuhnya agar keduanya bisa saling berhadapan.
"Kok disini?" tanya Gadis itu yang sudah mengalungkan tangannya di leher sang kekasih.
"Kangen, kangen banget"
"Kalo mau bohong, harus banyak belajar, Bu" ejek Yayang yang merasa gemas dengan wajah sendu Bumi jika sedang bermanja padanya.
"Aku gak bohong, aku beneran kangen" tegasnya yang lalu membawa kahyangan ke balkon Hotel.
"Kita pacaran dulu sebelum tidur" kekeh Bumi saat mereka sudah ada di bawah langit malam dengan hanya ada beberapa bintang yang menemani bulan purnama.
"Bagus banget" gumam Kahyangan dengan mendongakkan wajahnya ke langit.
"Hem, iya. Apalagi kalo ada kamu"
Kahyangan menoleh lalu mencubit pipi Bumi yang sedang tersenyum menggoda padanya.
"Mulai deh, diem diem pinter gombal juga" ejek Kahyangan yang sudah tersipu malu.
"Ya ampun, apa perlu bukti?"
Tanpa menunggu jawaban dari kekasihnya itu, ia langsung menarik tubuh Kahyangan dalam pelukannya. perlahan namun pasti bibirnya kini kembali mendarat sempurna lagi di bibir ranum pemilik hatinya.
Rasa manis bercampur hangatnya nafas sang kekasih kini seakan menjadi candu baginya.
Bumi terus menyesap lembut daging kenyal itu penuh dengan perasaan.
.
.
.
DRRRRRT
getaran ponsel Kahyangan membuat ciuman mereka mau tak mau harus berhenti.
" Siapa?" tanya Bumi.
.
.
.
.
.
"Hujan!"
❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️***
Ada apa dengan pengantin baru itu? 🙄🙄
Jawabannya ada di novel Air Hujan ya.. up jam 7 pagi ini..
Bumi itu babang Reza versi Romantis.🤭
Tapi Bumi agak nakal dikit hahaha 🤪
Udah 3x rujak bibir ya kak 😘😘
Sekali lagi begitu ntar gue kasih baskom 🤣🤣🤣🤣🤣
Like komen nya yuk ramai kan ♥️
💕💕💕💕💕💕💕💕
Sebagai calon menantu kedua keluarga Rahardian tentu kehadirannya yang digandeng Bumi menjadi pusat perhatian juga.
Tubuh tinggi dengan kulit putih bersih membuat siapapun akan takjub melihatnya jadi tidak heran jika putra kedua pewaris kerajaan bisnis RAHARDIAN grup itu sangat tergila-gila pada sosok Kahyangan.
Sikap ramah, murah senyum dan kedewasaanya selalu membuat siapapun akan selalu betah berada disisinya maka dari itu, Bumi tak sedetikpun meninggalkan kekasihnya walau hanya sejengkal.
"Kalo udah begini kan jadi pengen buru-buru halalin kamu, Yang" Rengek Bumi, pemuda pendiam itu akan berubah menjadi sosok manja jika sedang bersama pemilik hatinya.
"Iya, sayang" hanya jawaban itu yang bisa Kahyangan berikan untuk menenangkan Bumi yang terkadang sering uring-uringan tak jelas jika sedang membahas hubungan mereka, dan disinilah peran kedewasaan Kahyangan dibutuhkan untuk meyakinkan kekasihnya bahwa semua akan baik-baik saja seperti yang semestinya terjadi.
Keduanya terus membalas sapaan siapapun yang datang menghampiri mereka, senyum manis tak lepas dari wajah Pasangan yang memang sedang di mabuk cinta itu.
Sudah dua jam lamanya acara berlangsung, sudah banyak juga makanan yang gadis itu cicipi, aneka makanan yang tersedia dari berbagai ciri khas dalam dan luar negeri tentu menjadi inspirasi tersendiri baginya yang memang kebetulan mempunyai usaha catering kecil-kecilan dirumahnya.
"Ibu kalo masak ini bisa gak ya?" tanyanya pada Bumi sambil menyuapi pemuda itu dengan makanan khas satu kota.
"Emang ibu yang masak?" tanya Bumi dengan mulut penuh makanan.
"Bukan sih" Jawab Kahyangan malu-malu.
"Tapi kan ibu selalu cicipin semua masakan karyawannya sebelum di kirim ke pelanggan" jelas Yayang yang kadang juga menjadi juri dadakan di dapur rumahnya yang merangkap menjadi tempat usaha sang ibu.
"Mau aku bikin resto?" Tawar Bumi dengan entengnya.
"Hah?" Kahyangan tentu terkejut lalu dua detik kemudian ia tertawa.
"Enggaklah, kamu tuh!" ucapnya di sela gelak tawanya.
"Aku serius, Yang. catering ya lanjut tapi buka usaha resto juga"
"Ini udah lebih dari cukup, Sayang. Meskipun iya kami memiliki resto ya tunggu aku selesai kuliah" jawabnya santai seperti biasa.
"Kelamaan, Yang"
Obrolan keduanya terhenti saat Seorang pemuda datang menghampiri mereka, pria tinggi putih dengan mata biru yang nampak gagah dengan stelan jasnya.
"Yang, kamu disini?" sapa pria itu yang berdiri tepat di sisi Kahyangan.
"Kak Alex!"
Kahyangan yang terkejut langsung berdiri dari duduknya.
"Kakak, disini juga?, sama siapa?" gadis itu balik bertanya.
"Sama Mama" jawab pria itu.
Bumi yang tak suka gadisnya berbicara dengan pria lain di depan matanya itu pun hanya diam melempar pandangan ke arah lain.
"Sayang, kenalin ini kak Alex" ujar Kahyangan yang memperkenalkan pria tersebut pada kekasihnya.
"Bumi" sapanya sambil mengulurkan tangan.
Alex mengernyit dahinya bingung, ia tatap dengan begitu intens pemuda dihadapannya itu.
"Kok sama?" gumamnya pelan namun masih bisa di dengar oleh Bumi dan Kahyangan.
"Yang jadi pengantin laki-lakinya itu kakaknya, sedang ini adiknya. Mereka kembar" jelas Kahyangan yang mengerti dengan Kebingungan Alex.
"Oh, maaf. Aku gak tau" balasnya dengan senyum kecil mengukir di sudut bibirnya.
"Iya, gak apa-apa" jawab Bumi seramah mungkin untuk menutupi rasa cemburunya.
"Baiklah, aku permisi dulu ya" Pamitnya kemudian.
"Salam untuk Tante Maria, ya"
"Iya, nanti aku sampai kan" balas Alex sebelum ia meninggalkan Pasangan itu.
.
.
.
Keduanya kembali duduk saat Alex benar benar hilang dari pandangan mereka.
"Kayanya deket banget ya?" sindir Bumi pada sang kekasih. Jiwa Posesifnya sedang meronta-ronta saat ini.
"Lumayan sih, kenal dari kecil juga" jawab Kahyangan sambil menahan tawa.
"Oh, dimana rumahnya?" tanya Bumi.
"Tiga rumah setelah rumahku, kenapa?" kini gadis itu yang balik bertanya, aura dari wajah Bumi begitu dingin bagai bongkahan batu es.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mau aku bawain buldozer sama eksavator buat ancurin rumahnya...
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Astagfirullah..
Bucinnya parah... jahat banget sih kak Bu 🤣🤣🤣
masa iya Ampe di bawain begituan 😂
Like komen nya yuk ramai kan ♥️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!