NovelToon NovelToon

LDR Cinta SMA

Flashback

Sebelumnya author mau kasih tahu, buat para pembaca ku sayang, karya terbaru ku ini merupakan terusan dari Cinta SMA.

Di sini aku mengisahkan kisah Cinta SMA, antara Dito dan Sinta. Namun karena Dito harus kuliah di Inggris, jadi mereka terpaksa melakukan hubungan jarak jauh. 

Akan ada bumbu-bumbu pemanis, dan konflik di dalamnya. 

So kalau kamu penasaran, silakan klik favorit agar tau notifikasi bab terbaru. Dan tap like di setiap babnya, serta untuk mendukung karya author. 

Happy Reading ❤️❤️

_________

Sinta menghubungi semua sahabat nya, Puput, Wahyuningsih, Terry, Fadli, Malik, dan Rendi. Sedangkan Dito menghubungi Mira, dan Rio. Kedua orang tua Dito pun di hubungi olehnya, agar cepat sampai di Jakarta.

Acara pertunangan antara Sinta dan Dito, di adakan secara sederhana. Mengingat Sinta masih sekolah, dan harus fokus pada pelajaran nya. Dito hanya ingin, Sinta tidak di ganggu lagi. Jadi Sinta fokus dalam belajar, dan juga Dito tenang menyelesaikan studinya di Inggris.

Rumah Sinta di dekorasi ala kadarnya, sesuai keinginan Sinta. Dia tidak ingin terlalu mewah, karena memang Sinta adalah tipe gadis yang sederhana.

Waktu menunjukkan pukul delapan malam, semua para undangan hadir satu persatu. Puput datang di bersama Malik, sedang kan Wahyuningsih di jemput oleh Fadli.

Selang beberapa menit kemudian, datanglah Rendi yang berjalan kaki dari depan gang rumah Sinta bersama Selvi.

Setelah ke empat sahabat berkumpul, datang lah Terry.  Yang terlihat masih sendiri, dan belum membawa pasangan.

Dia datang dari Bandung, di khususkan untuk menghadiri pertunangan sahabat nya.

Jam sembilan, Dito beserta ayah dan mamanya pun datang ke rumah Sinta.

" Ini nih, pangeran yang ditunggu-tunggu." ledek Malik pada Sinta yang sedang duduk di sofa bersama teman-temannya.

" Malik, bisa gak sih mulut kamu gak comel?" sikut lengan Puput ke lengan Malik.

Malik hanya terkekeh, karena hanya dia yang mulutnya berisik.

" Assalamualaikum, " ucap Dito memberikan salam dan sudah berdiri di depan pintu rumah Sinta.

" Wa'alaikum salam." seluruh isi rumah menjawab salam, lalu berdiri menyambut kehadiran sang laki-laki.

Dito dan ke dua orang tuanya pun duduk di sofa.

Acara pun di mulai, dan Terry yang bertugas sebagai MC. Ucapan salam pembuka, dan maksud dari kedatangan Dito telah di uraikan oleh Terry.

Berlanjut acara pemakaian cincin, keduanya saling berdiri. Saat ingin berdiri, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

" Tok, tok, tok..." terdengar suara ketukan pintu sebanyak tiga kali.

" Pasha, coba kamu buka pintunya." perintah sang mama.

Lalu Pasha berjalan menuju pintu depan untuk membukanya, " Maaf dengan siapa? " tanya Pasha yang memang baru pertama kali melihat tamu, yang sedang berdiri di depan pintu.

" Rio dan Mira. " ucap Mira yang memang telah diundang sebelumnya oleh Dito.

" Oh iya, masuk kak." kata Pasha yang mempersilahkan masuk.

Keduanya pun masuk, dan duduk di bangku yang sudah di sediakan.

Semua teman-temannya Sinta, terlihat memandang sinis ke arah mereka. Tapi acara tetap di mulai, karena mereka tidak ingin membuat keributan.

Dito dan Sinta saling menatap, di ulurkan nya jemari tangan Sinta. Lalu Dito memasukkan cincin, yang tadi pagi di beli oleh nya.

Perlahan Dito memasukkan cincin, ke jari manis tangan sebelah kiri. Saat sudah masuk, semua teman-temannya bertepuk tangan. Menandakan, mereka sudah terikat tali pertunangan.

Acara berjalan lancar, semua tamu termasuk kedua insan yang melangsungkan acara terlihat bahagia.

Rio dan Mira pun meminta maaf, kepada Dito dan Sinta. Juga meminta maaf pada teman-teman semua yang hadir. Mereka berjanji, untuk tidak lagi mengganggu Sinta. Dan akan menjadi teman, yang bisa menjaga Sinta.  Kedua orang tua sepasang kekasih itu pun berbincang-bincang.

Selesai acara pemakaian cincin, semua tamu pun makan bersama.

Mereka berharap hubungan Sinta dan Dito, berlangsung sampai ke jenjang pernikahan.

Satu persatu memberikan ucapan selamat, dan saling bersalaman.

Sinta dan Dito terlihat bahagia, karena hubungan mereka akhirnya di restui oleh keluarga masing-masing.

-

Penggalan kisah cinta Dito dan Sinta.

Di bab berikutnya, author akan memisahkan mereka dan memberikan konflik yang akan bikin kalian greget.

So, check this out!

Jangan lupa komen ya, dan klik tap love ❤️

Kepergian Dito

Sebelum membaca, aku harapkan klik favorit dan komen ya!

Kalau uda sampai akhir, langsung tap like

Happy reading 💓

****

Sinta mengiringi kepergian Dito, dan pagi ini mereka sudah berkumpul di bandara Soeta.

“Kamu, hati-hati, ya!” kata Sinta yang berhadapan dengan Dito sambil tersenyum.

“Kamu, jangan senyum terus. Nanti banyak cowok-cowok yang naksir!” ucap Dito seraya mencubit hidung Sinta.

“Ish...“ Sinta menepis tangan Dito.

“Maaf, gak bisa peluk kamu. Karena di sini banyak orang," bisik Sinta sambil mengatupkan tangannya di mulut.

Dito langsung mengacak-acak jilbab Sinta.

“ Ih, kamu tuh ya usilnya gak ilang-ilang!" Sinta merajuk dan langsung mencubit perut Dito.

Puput , Ningsih dan Terry hanya menggelengkan kepala, melihat keromantisan kedua sahabatnya.

Suara panggilan operator bandara terdengar, memanggil para penumpang yang akan berangkat tujuan ke Inggris.

Teman-teman Dito pun bersalaman, sekaligus berpelukan.

“Jangan lupain kita, ya!“ ucap Malik sambil memeluk Dito.

“ Iya, tolong jaga Sinta.” Dito berpesan pada Rendi, Fadli dan Malik.

“Oke…” jawab ketiganya serempak.

Dito pun pergi meninggalkan mereka, menuju pesawat.

“Kamu gak usah sedih, ya!” kata Selvi sambil mengusap punggung Sinta.

“ Enggak kok, aku Cuma mau nangis aja!" ucap Sinta seraya mengusap kedua air matanya.

Cinta Dito dan Sinta sangatlah tulus, mereka benar-benar pasangan yang serasi.

****

Pagi ini, Sinta mulai di sibukkan dengan aktivitas sekolah. Kini dia sudah naik ke jenjang SMA kelas 12.

Sinta sudah rapi mengenakan baju seragamnya. Kini kehidupannya sudah tenang, tak ada lagi pengganggu.

Sinta melangkahkan kakinya, menuju gedung sekolah. Dia semakin bersemangat, karena setahun lagi akan meninggalkan bangku SMA.

“Sin...“ panggil Puput yang berpapasan dengannya.

“Hey, Put!” sahut Sinta

Mereka langsung bergandengan tangan, menuju ke kelas. Kini kelas Sinta berada di lantai tiga, sedangkan kelas puput berada di lantai dua.

“Aku duluan, ya!” kata Puput yang sudah sampai di kelasnya.

“ Dah…” kata Sinta sambil melambaikan satu tangannya.

Kemudian Sinta kembali melangkahkan kakinya, menaiki anak tangga menuju lantai tiga.

Sesampainya di sana, sudah ada Rendi dan Selvi yang berdiri di depan balkon kelas.

“Kalian, ya! Pagi-pagi sudah berduaan," sindir Sinta seraya melirik ke arah mereka berdua

“ 'Kan sekarang, kita jadi bertiga!” sahut Selvi yang melempar senyum ke arah Sinta.

“Aku masuk dulu, ya!” kata Sinta yang langsung masuk ke dalam kelas.

Dia pun mencari tempat duduk, yang belum ada tas di atas bangkunya.

Sinta memilih tempat duduk di barisan kedua, tepat di depan meja guru.

Kemudian dia langsung berdiri, dan menghampiri Rendi dan Selvi.

"Aku, boleh ikut nimbrung?" tanyanya yang berada di sebelah Selvi.

" Iya, boleh dong!" jawab Selvi sambil memegang lengan Sinta.

Mereka pun berbincang-bincang, sambil menunggu bel masuk.

Bel masuk berbunyi, semua siswa masuk ke dalam kelas.

Pelajaran pun di mulai, semua siswa tertib mendengar guru menjelaskan pelajaran.

****

Sesampainya di rumah, Sinta langsung merebahkan dirinya di tempat tidur.

Tiba-tiba ada suara dering telepon berbunyi.

" Kring, kring..." 

Dengan cepat tangannya meraih ponsel, yang berada di dalam tas.

Berharap panggil itu dari Dito, sang kekasih yang kini tinggal jauh di Inggris.

" Kak Sulis!" lirih Sinta, saat membaca tulisan di layar ponselnya.

Segera dia mengusap layar dan menekan tombol berwarna hijau.

" Halo, Sinta!" 

" Wa'alaikum salam..."

" Oh iya, kakak lupa! Assalamu'alaikum..."

"Iya, Kak ada apa?"

" Kamu bisa gak, temani kakak tinggal di Yogyakarta?" 

" Apa, Kak? Tinggal di Yogyakarta?"

" Iya, kakak mendapatkan rumah dinas dari pemerintah. Dan cukup luas, jika kakak yang tinggal sendiri." 

" Tapi, bagaimana dengan sekolah ku?"

" Kakak sudah minta ijin sama mama, katanya kamu boleh pindah ke sini. Dan pendidikan di sini juga gak kalah bagus, kayak di Jakarta!"

" Kapan, Kak?"

" Besok, kamu harus sudah sampai di sini. Dan surat kepindahannya akan di urus oleh ayah." 

" Secepat itu, Kak?"

" Iya, kakak takut tinggal di rumah sebesar ini sendiri."

" Iya udah, aku akan berkemas."

" Jangan kelamaan, kakak takut sendirian."

" Iya..."

Sinta langsung mematikan telepon selulernya, dia begitu terkejut mendengar kabar dari kakaknya.

" Aduh, aku gak ada waktu untuk pamitan sama teman-teman ku!" gerutu Sinta seraya merapikan baju-baju nya. Dan di masukkan ke dalam tas besar.

" Sinta, apa kamu sudah siap?" Mama memanggil Sinta.

" Iya, Ma!" jawab Sinta yang sedang kerepotan membawa tas besar.

Kemudian dia keluar dari kamarnya, berjalan menuju ruang tamu.

" Ma, kenapa mendadak sekali?" tanya Sinta yang sudah duduk di sofa.

" Sebenarnya semalam kakakmu sudah bicara sama mama, hanya saja mama lupa!" Kilah mama Sinta.

" Dan aku yang kerepotan sekarang? Mana aku belum pamitan sama teman-teman," ucap Sinta sambil memainkan ponselnya

" Kamu hanya tinggal menghubungi temanmu lewat handphone," kata mama.

" Iya, tapikan gak bisa cipika-cipiki!" Keluh Sinta.

" Iya sudah, motornya sudah datang." Mama melihat motor tukang ojek, berhenti di depan rumah.

Sinta langsung menghampiri tukang ojek online. Lalu menyusun koper di depan dashboard, setelah itu dia duduk di belakang supir.

" Ini tiket kereta nya, dan hati-hati di jalan, ya!" Pesan mama, "Oh iya, ini ongkos nya!" kata mama seraya memberikan amplop kepada Sinta.

" Ish, Mama!" dengus Sinta

" Asalamua'alaikum..." pamit Sinta seraya mengucap salam.

" Wa'alaikumsalam," jawab Mama sambil mengiringi kepergian Sinta.

Motor yang Sinta tumpangi pun melaju, meninggalkan rumahnya.

Dia melihat motor Fadli, yang belum terparkir di halaman rumahnya.

Dia ingin sekali berpamitan pada Fadli, hanya saja tiket kereta menunjukan jam lima harus sudah sampai di stasiun.

Hal itu dia urungkan, dan dirinya hanya berbalas pesan whatsap dengan sahabatnya.

" Put, maaf ya ! Aku tidak sempat berpamitan, karena Kak Sulis sangat mendadak menyuruhku tinggal bersamanya."

Pesan terkirim untuk Puput.

" Ning, maaf ya ! Aku tidak sempat berpamitan, karena Kak Sulis sangat mendadak menyuruhku tinggal bersamanya."

Pesan terkirim untuk Wahyuningsih.

Kedua sahabatnya belum juga membalas pesan. Kemudian Sinta langsung menaruh ponselnya di kantung jaket.

Beberapa saat kemudian, ada pesan yang masuk.

" Tring..."

" Kamu mau kemana?"

Pesan dari Wahyuningsih.

" Sinta, kamu mau kemana? Maksudnya pamit apa?"

Panik Puput dengan berbagai emoticon cemas.

" Aku pindah ke Yogyakarta, untuk menemani Kak Sulis. Dan aku belum sempat berpamitan pada kalian."

Terkirim untuk Puput dan Wahyuningsih.

" Yah, kamu sekarang udah jalan?"

" Ya sudah, aku doakan semoga kamu selamat sampai tujuan."

" Kalau sudah sampai sana, salam untuk kak Sulis."

" Kalau ada teman baru, jangan lupain kita!"

Sederet pesan telah di terima oleh Sinta, dan dia bingung untuk membalas pesan berantai dari sahabatnya.

" Huft..." Sinta menghela nafasnya.

" Neng, udah sampai!" kata tukang ojek yang telah berhenti di depan stasiun.

Silakan tap like ya guys!

Hoodie Noperfect 365

Sebelum membaca karya ku, aku harapkan kalian masukkan ke favoritmu dan tap like ya. Jangan lupa komentar untuk karya aku, untuk membaca cerita yang lain.

🌼🌼🌼

Sinta hanya pergi sendiri menuju Yogyakarta, karena mereka percaya jika Sinta bisa menjaga dirinya.

Sesampainya di stasiun kereta api, Sinta langsung menuju loket menukarkan kupon yang di beli di minimarket.

Dia hanya membawa dua tas, yaitu ransel dan koper. Sinta mendapatkan tiket kereta ekonomi, dengan gerbong empat. Dia menduduki kursi, berjarak tiga kursi dari arah pintu.

Setelah mendapatkan bangku, dia langsung menaruh tasnya di bawah. Sedangkan kopernya di taruh di bagasi kereta. Kereta pun berjalan perlahan, hingga melaju dengan kecepatan tinggi.

Sembari menunggu di stasiun, yang mengarah ke Yogyakarta, dia menghubungi teman-temannya.

Beberapa kali melakukan panggilan, Ningsih dan Puput tak menjawab. Kemudian dia lupa, kalau hari ini adalah hari Selasa. Dan dia berangkat pukul enam pagi, dan kini jam menunjukkan pukul sepuluh. 

' Oh iya, mereka kan sedang belajar. Kenapa aku bisa lupa?' Batin Sinta sambil tersenyum sendiri.

Tak habis akal, dia mengirim pesan pada sahabat nya. Setelah itu melakukan foto selfi, dan mengirim ke Ningsih, Puput dan juga Terry.

Kemudian dia mengupdate di status di aplikasi berwarna hijau.

' ( Foto Sinta) Otw Yogyakarta.'

Seketika langsung terbaca oleh sang pujaan hati.

" Sinta, kamu mau ke Yogya?" Dito dengan cepat mengirimkan pesan pada Sinta.

" Criing...." Bunyi notifikasi pesan di ponsel Sinta.

Lalu Sinta langsung mengecek ponselnya, " Dito?" Dia lupa memberi kabar kepada kekasihnya.

Dan Sinta langsung membaca pesan, yang baru saja dia terima. 

Lalu dia membalasnya, " Iya, aku pindah sekolah ke Yogyakarta. Kak Sulis meminta ku untuk menemaninya. Karena dia mendapatkan rumah dinas dari kantor nya."

Panjang sekali jawaban pesan untuk Dito, padahal dia hanya menanyakan, tentang Sinta yang ingin berangkat ke Yogyakarta.

" Oh, kamu sama siapa?" 

" Sendiri."  Singkat balasan dari Sinta.

" Hati-hati, ya! " 

" Iya.." 

Sinta langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas, karena matanya sangat mengantuk.

Dia pun menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Lalu memejamkan kedua matanya perlahan. 

Jarak tempuh Jakarta-Yogyakarta sekitar delapan jam. Sangat cukup, untuk Sinta memejamkan kedua matanya.

Selang beberapa jam, sampai lah di stasiun Progo. Kereta hanya transit sebentar, dan kemudian di lanjutkan menuju stasiun Lempuyangan.

Saat di stasiun Progo, ada seseorang yang duduk di hadapan Sinta.

Seorang pemuda yang usianya sama dengan Sinta. Memakai Hoodie berwarna hitam, dengan kepala di tutup.

Pemuda di hadapannya memperhatikan Sinta, yang tertidur begitu pulas. Memang Sinta tipikal gadis yang mudah tertidur, apalagi jika matanya sudah mengantuk.

Pemuda itu terus memperhatikan nya, dan mengambil gambar Sinta. Dengan mengulas senyum, pemuda itu tertawa kecil melihat wajah Sinta yang tertidur lelap.

Hiingga kereta sampai di stasiun Lempuyangan, pemuda itu melihat Sinta masih tertidur.

Petugas kereta, menghampiri pengunjung yang akan turun. Memberikan pengumuman pada mereka, kalau sudah sampai di rute terakhir.

Kaki Sinta pun di senggol, oleh pemuda yang duduk di hadapannya. Sontak Sinta terkejut, dan mengusap bibirnya yang hampir mengeluarkan air liur.

" Ish..." Sungut pemuda di hadapannya.

" Eh, kamu tadi yang nyenggol aku ?" Tanya Sinta yang langsung memeluk tasnya.

" Sudah sampai, apa kamu mau ikut masinis pulang ?" Ejek pemuda di hadapannya dengan wajah yang dingin. Lalu dia bangkit dari duduk, dan berjalan meninggalkan Sinta.

" Huft, mimpi apa aku ketemu sama cowok jutek kayak gitu!" Gerundel Sinta, yang langsung merapikan jilbabnya.

Kemudian dia langsung bangun dari duduknya, dan berjalan menuju pintu keluar. 

Sinta menuju bagasi kereta, dan mencari koper nya. Dia mengambil koper berwarna merah cabe, karena memang itu warna favorit nya.

Kemudian dia menurunkan koper nya, dan berjalan meninggalkan bagasi kereta.

Tiba-tiba ada suara dering telepon di dalam tasnya. Segera Sinta berhenti, dan mengambil ponsel di dalam tasnya.

Saat akan membaca tulisan yang memanggil nya, tiba-tiba di di tabrak. 

" Bugh..." Tubuh Sinta pun jatuh ke lantai, begitu juga dengan ponsel nya yang juga terlempar tak jauh darinya.

" Aduh.." pekik Sinta yang merasa kesakitan, dia melihat pemuda yang menabraknya datang menghampiri nya, " Maaf, " lirihnya mencoba mengulurkan tangannya.

" Kamu yang tadi di kereta, kan?" tanya Sinta.

Dia ingin menolong Sinta, namun saat mendengar suara orang memanggil namanya dia langsung berlari.

" Hey..." Panggil Sinta, sambil mengamati Hoodie yang di pakai pemuda tadi.

" No Perfect365.." gumam Sinta yang telah membaca tulisan di jaket Hoodie, milik pemuda itu.

Pemuda itu seperti di kejar, oleh segerombolan orang memakai jas serba hitam.

" Aduh sial banget sih, aku!" Gumam Sinta yang telah bangun dan di tolong oleh orang sekitarnya.

" Terima kasih.." ucap Sinta sambil menundukkan kepalanya berulang-ulang.

Lalu dia mencari ponsel nya, yang tadi jatuh terlempar.

" Mbak, ini handphone nya " kata petugas kereta yang menemui Ponsel milik Sinta.

" Terima kasih ya, Pak." Kata Sinta yang telah menerima ponsel dari petugas kereta.

Segera dia melihat ponselnya, dan dari kejauhan terdengar suara Sulis memanggilnya.

" Sinta ..." Terdengar sangat nyaring, hingga semua orang tertuju pada Sulis.

" Kak Sulis?" Ucap Sinta yang langsung mengambil tasnya, dan menarik kopernya.

" Kamu kok lama banget, sih?" Tanya Sulis yang langsung menghampiri Sinta.

" Oh, aku tadi ketiduran." Jawab Sinta seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Iya udah, keburu malam ayo langsung ke rumah kakak." Ajak Sulis sambil membawa koper milik Sinta.

Sulis kini mempunyai mobil sendiri, dari hasil menabung selama lima tahun. Mobil nya dia beli second, tapi dengan kondisi yang masih bagus.

Sulis memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil, dan Sinta sudah masuk ke dalam mobil.

" Kak, memang nya rumah nya besar sekali?" Tanya Sinta sambil memoto dirinya sendiri.

" Iya, kakak gak bisa tinggal dengan orang lain. Rada risih, walaupun dia teman kakak." Kata Sulis dengan mata yang fokus melihat ke arah jalanan.

Kemudian Sinta memoto dirinya dengan kakaknya, " Kakak, senyum dong!" kata Sinta seraya mengarahkan kamera ponsel nya.

" Cekrek..." 

" Kamu jangan kebanyakan foto selfi." kata Sulis.

" Memang dilarang ya , Kak?" tanya Sinta.

" Enggak, hanya saja kameranya bosan ngeliat wajah kamu." canda Sulis sambil mencubit kecil pipi Sinta.

" Auw... ih kakak, mulai lagi deh jahilnya." kesal Sinta sambil cemberut.

Dia langsung memposting nya, di akun Instagram pribadinya. Lalu mengupdate di status WhatsApp.

Banyak pesan yang belum dia baca, kemudian dia balas satu persatu pesan yang masuk.

Sinta langsung menaruh ponselnya, memperhatikan jalanan menuju arah rumah Sulis.

-

Oke guys, segini dulu ya!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!