NovelToon NovelToon

SERAH

PENGIKATAN

"Suasana malam yang gelap, diiringi dengan bunyi ngamelan, membuat suasana menjadi menyeramkan, ditengah gelap malam nampak seorang gadis cantik berjalan sendirian, sambil membawa sebuah boneka cantik, yang di beri nama SERAH.
NovelToon
Serah, adalah sebuah boneka yang cantik, hadiah dari seseorang yang spesial dihati Anah.
Anah adalah seorang gadis berumur 24tahun, yang beberapa hari lagi, akan menjalani upacara pernikahan, dengan kekasih hatinya.
ANAH
ANAH
Aduh, sepi sekali sih? sepertinya aku kemaleman dech!.
ANAH
ANAH
gara-gara Silvi nih, ah... milih bajunya kelamaan, dia sih enak pulang dekat, sedangkan aku! harus naik angkot dulu.
ANAH
ANAH
Hmmm... untuk ada kamu Serah, yang selalu menemaniku😊
"Dengan memperhatikan jalan, yang biasanya dilalui sopir angkot, Anah mulai merasakan suasana yang menyeramkan, tangan kiri Anah berlahan terangkat, memegangi bagian lehernya, sambil bergidik merinding.
ANAH
ANAH
ih... kenapa bulu kudu aku pada bangun nih? jangan-jangan?...
ANAH
ANAH
Jangan ganggu, masing-masing aja, elu-elu... gua-gua.
"Tiba-tiba Anah dibuat kaget dengan seorang pemuda, yang bersembunyi dibalik pohon, pemuda itu adalah Roni, teman semasa sekolahnya dulu, yang rumahnya tidak berjauhan dengannya, dengan bibir bawah sedikit dikeluarkan, Anah merasa marah dengan candaan Roni.
ANAH
ANAH
apa-apaan kamu, ron? gak lucu tau..😠
"Ditengah kemarahan Anah, belum selesai akibat dikejutkan Roni, kini dia kembali dikejutkan, dengan sosok 2 orang pemuda lainnya.
Pemuda itu, datang menghampiri Anah, dengan tertawa bergairah, dalam keadaan memeluk boneka, Anah menjauh mundur, dia merasakan akan ada hal yang terjadi.
ANAH
ANAH
Mau apa kalian?
ANAH
ANAH
Roni apa maksud dari semua ini?. kalian jangan macam-macam😠
"Roni adalah salah satu pria yang pernah, megutarakan cinta pada Anah, namun cinta Roni bertepuk sebelah tangan, setiap Roni melihat Anah bersama kekasihnya, rasa cemburu Roni tidak dapat bendung lagi.
"Dengan cepat mereka menangkap Anah, dengan tenaga yang lemah, perlawanan Anah tidak sebanding dengan 3 pemuda itu.
ANAH
ANAH
Lepaskan.... lepaskan....
ANAH
ANAH
Ron, tolong lepasin aku, apa kamu tega memperlakukan aku seperti ini, aku temanmu dari kecil.
ANAH
ANAH
Ron... jangan Ron.
"Roni sudah dikuasai oleh hawa *****, sehingga dia tidak mendengarkan, suara jerit rintih Anah.
Dimalam yang sepi, dengan sebuah pohon yang menjadi alas, perbuatan bejat mereka, Anah hanya bisa menangis, meratapi kemalangan yang menimpahnya, yang di benaknya hanya rasa malu terhadap kekasih hatinya.
"Roni dan kedua temanya, mengerjai anah secara bergantian, suara tawa mereka seakan-akan, telah puas membuat Anah tersiksa.
ANAH
ANAH
Hikz.... hikz... hikz...
Anah yang tak terima, dengan perbuatan mereka, mengambil sebuah ranting, dengan keadaan pakaian yang compang-camping, Anah berlari mengunuskan ranting, kesalah satu pria itu, dan membuat pendarahan hebat.
Roni, yang melihat temannya, tertusuk sebuah ranting menjadi geram, tanpa sadar roni memukul Anah sekuat tenaga, tepat dibagian wajah, Anah yang sedikit terdorong kebelakang, kedua kakinya tersandung sebuah akar pohon, sehinggah membuat dia terjatuh dan menimpah sebuah batu besar, seketika darah keluar dari kepala belakang Anah, dengan keadaan mata masih terbuka, hidung mengeluarkan darah, Anah pun tewas dalam insiden itu.
"Kebahagian Anah, kandas sudah, hari yang selalu dia nantikan, tidak akan datang padanya, kertas undangan yang dia sebar, bersama kekasihnya, menjadi undangan kematianya.
Roni yang melihat Anah, sudah tidak bergerak lagi, dengan cepat dia dan kedua temannya meninggalkan tempat itu.
"Keadaan Anah sungguh teragis sekali, hanya boneka Serah, yang menemani di akhir hayatnya.
Setelah beberapa lama, terdengar suara langkah kaki, menghampiri tubuh Anah, Seorang perempuan tua, dengan sebuah cincin besar dijari-jarinya, duduk bersilah didepan tubuh Anah.
*Apa kamu marah?... kamu ingin balas dendam?.... maka bangkitlah..
"ujar wanita tua, sambil komat-kamit menaburi kembang tujuh rupa, dan setangi merah, sebuah asap keluar dari tubuh Anah, mengeliat-geliat menjulur keatas, dengan berlahan asap itu memasuki Serah, boneka yang selalu dibawa Anah.
"setelah asap memasuki tubuh serah, dalam seketika Serah boneka Anah, membuka kedua matanya, dan mulai bergerak, dengan iringan suara tawa wanita tua itu.
HA..HA...HA...
*Kau belum sempurnah, aku akan mengikat jiwamu dengan setan, sehingga kamu hanya ingin, dan ingin membunuh saja.
"wanita tua itu, mulai komat-kamit kembali, bersamaan sebuah asab hitam tebal, memasuki tubuh Serah, membuat raut wajah boneka yang harusnya terdiam, kini bisa merubah macam-macam ekpresi.
"jangan lupa komennya yach! ikuti kisah selanjutnya.
"BERSAMBUNG!!!...

BONEKA

"Setahun kemudian......
"Sebuah kendaraan melintas, dengan memuat sekelompok muda mudi, yang asik bercanda gurau, dengan diiringi suara musik bertema rock n roll, mereka tertawa seperti orang bodoh.
MARSEĹ
MARSEĹ
Hai, kalian tahu tidak? tempat yang bakal kita datangi, konon sangat angker. "dengan ekpresi menakuti.
PIPIT
PIPIT
Addah, tahayul buat gua, cuma mitos. "sambil mengibaskan tangannya.
MARSEĹ
MARSEĹ
elu, jangan takabur, entar disamperin, jadi jomblo seumur idup elu lho. "ucap Marsel menakuti.
AGUS
AGUS
Kaya gini nih? . "menakuti dengan sebuah topeng serigala.
PIPIT
PIPIT
Ah... madekipe lu. "sambil memukul pelan Agus.
"Suara tawa mereka, terdengar sedang menikmati, liburan kali ini.
Mereka tidak tahu, jalan yang mereka lalui, pernah terjadi sebuah kasus pembunuhan, yang korbannya sesorang gadis, berusia 24 tahun, kendaraan mereka melintas, dimana gadis itu menunggu angkot, Sebuah bayangan hitam terus memandangi laju kendaraan mereka, dari balik pohon besar.
Tidak lama kemudian, laju kendaraan mereka terhenti disebuah Desa, dengan berlahan mereka turun dari mobil, satu persatu dari mereka berjalan, menuju sebuah rumah yang sepertinya sudah disiapkan untuk mereka, dengan bimbingan dari seseorang yang bekerja dirumah itu, Marsel dan yang lain berlahan memasuki rumah tersebut.
*Ini kunci rumah ini den, saya permisi dulu. " ucap seorang lelaki berumur 28 tahun itu.
SISKA
SISKA
Siapa laki-laki itu? gelagatnya mencurigakan. "ucap Siska dengan alis dikerutkan.
MARSEĹ
MARSEĹ
Udah ayo, kita rebahan dulu bentar. "sambil membawa kunci.
"ketika mereka memasuki rumah, seseorang sedang mengawasi pergerakan mereka, dari balik pohon yang ada disamping rumah, pandangannya selalu mengarah ke Siska, melihat mereka sudah memasuki rumah, pengintai itupun segera pergi dari sana.
PIPIT
PIPIT
Hai, sini.
MARSEĹ
MARSEĹ
ada apa sih, heboh amat? " sambil menguap.
PIPIT
PIPIT
Lihat, pemandangan itu " sambil menunjuk kearah luar rumah.
MARSEĹ
MARSEĹ
yudah nanti setelah istirahat kita kesana. "kembali menguap.
Disisi lain terlihat dari kejauhan, seseorang sedang berdiskusi, sambil menunjuk kearah rumah yang sekarang ditempati oleh pemuda dan pemudi itu, Pria berbaju kuning dengan celana pendek selutut, melakukan pergerakan disetiap pembicaraannya, dan pria berbaju hitam mengenakan celana lepis panjang, sangat serius mendengarkan cerita pria berbaju kuning, sambil memegang dagu, tatapan mengarah kebawah, terlihat dia sedang memikirkan sesuatu, setelah pembicaraan yang sepertinya menegangkan, merekapun beranjak pergi dari tempat itu, dengan arah berlawanan.
Sore hari pukul 15:00 wib.
"Sesuai perkataan Marsel, dia mengajak teman-temannya, mendatangi tempat yang dilihat Pipit tadi siang, mereka berlahan keluar pintu, tentu saja yang paling belakang harus menutup pintu, terlihat Agus sedang menutup pintu.
PIPIT
PIPIT
Woi Gus, Agus...AGUS. "tertawa sambil menutup mulut dengan tangannya.
AGUS
AGUS
Apa cih, teriak-teriak.
SISKA
SISKA
Hmmm... sok imut elu.
MARSEĹ
MARSEĹ
ayo kita berangkat nanti keburu gelap. " sambil berjalan maju.
"merekapun bergerak maju menuju tempat yang dilihat Pipit, ditengah jalan diperkampungan langkah mereka terhenti, disebuah rumah warga, seorang wanita dengan keadaan pakaian lusuh, rambut acak-acakan, menghadang langkah kaki mereka, wanita itu memandangi Siska, dengan menyentuh wajah Siska, dia berkata.
*Anah*
"Siska, terkejut mendengar ucapan wanita lusuh itu, dan sedikit mundur kebelakang, melihat Siska menghindar darinya, wanita itu menangis meminta maaf, disaat bersamaan seseorang muncul dan menarik wanita lusuh itu, yang ternyata dia ayah dari wanita tersebut.
*maaf menggangu kalian, dia ini putri saya Silvi, dia seperti ini, karna teman terdekatnya, sudah meninggal, klo gitu bapak pamit yah.
"Ayah Silvi, membawanya pergi dari sana, sambil menoleh kearah Siska, yang kebetulan mempunyai wajah mirip Anah, Siska yang memandangi mereka, merasa kebinggungan.
MARSEĹ
MARSEĹ
Udah ayo lanjut, gak usah dipikirin. " sambil memegang tangan Siska
"Mereka kembali bergerak maju menujuh, tempat yang sudah ditentukan, Siska berjalan dengan memikirkan tentang ucapan wanita tadi, terlintas sebuah boneka sedang terhimpit, sebuah akar pohon yang menjalar kepermukaan, Siska yang melihat boneka itu segera menghampirinya.
SISKA
SISKA
wah, boneka siapa? cantik, banget.
"Marsel yang melihat Siska disebuah pohon, segera menghampirinya.
MARSEĹ
MARSEĹ
Hai, Sis ada apa? "sambil kedua tangan dipinggang.
SISKA
SISKA
Lihat Mar, ada boneka. "sambil menatap wajah marsel.
NovelToon
MARSEĹ
MARSEĹ
kamu mau?
SISKA
SISKA
iya, "sambil tersenyum manis
"Marsel menarik akar yang menjepit, badan boneka itu, setelah usaha yang keras marsel mendapat boneka tersebut.
MARSEĹ
MARSEĹ
Ini bonekanya. "sambil tesenyum dengan keringat yang mengucur.
"Melihat Marsel berusaha keras Siska mendekatinya, menatap Marsel dan memberi sebuah kecupan dipipi, sebagai rasa terimakasih.
"Siska berjalan kembali kedalam kelompok, dengan membawa boneka yang dia dapatkan dari Marsel, yang diambil dari sebuah pohon, Siska membawanya dengan tangan dibelakang bersama boneka itu, tanpa disadari boneka tersebut tersenyum jahat, dengan tatapan menyeramkan.
"BERSAMBUNG!!!....

AMARAH

"Akhirnya mereka tiba ditempat tujuan, yang telah dilihat Pipit tadi siang, suasana alam yang sejuk, pemandangan yang indah, dengan sebuah danau yang luas, mereka tidak berkedip melihat keindahan alam, rasa takjub mereka begitu besar, sehingga mereka tidak sadar hari mulai gelap, merasa pemandangan mulai memudar akibat gelapnya hari, mereka memutuskan balik kerumah yang mereka sewa.
MARSEĹ
MARSEĹ
Teman-teman ayo kita kembali, bentar lagi hari semakin malam, " sambil berbalik badan.
"Mereka kembali dalam keadaan gelap gulita hanya, sinar rembulan yang menerangi jalan pulang mereka, sesaat mereka terkejut, dengan semak-semak yang bergerak-gerak, tidak jauh dari semak-semak, Siska melihat bayangan seseorang yang pandangannya menatap arah mereka.
SISKA
SISKA
Hai, kalian lihat orang disana? "sambil mengangkat tangan kenannya mengarahkan kearah pohon.
AGUS
AGUS
Ada apa Sis? "pelangak plongok, memandangi pohon yang ditunjuk Siska.
SISKA
SISKA
Itu ada orang didekat pohon, dia lagi ngeliat kesini. "berusaha meyakinkan namun tidak ada satu dari mereka yang melihat, apa yang dilihat Siska.
MARSEĹ
MARSEĹ
Sudah-sudah, mungkin elu lelah Sis. "sambil memegang kedua pundak Siska.
SISKA
SISKA
engak, gua gak salah lihat, bener tadi di si___ "Siska terkejut sosok yang dari tadi melihat mereka menghilang secara tiba-tiba.
SISKA
SISKA
kok, bisa? Beneran tadi ada.
"Siska kecewa dengan teman-teman, karna tidak ada yang mempercayai ucapannya, Siska terpisah dari mereka, dengan keadaan melihat sekelilingnya, Siska baru sadar kalau dia, telah jauh dari teman-temannya, kebinggungan diwajah Siska terlihat jelas, dia tidak tahu harus mengambil jalan mana yang menujuh penginapannya.
SISKA
SISKA
PIPIT.....
SISKA
SISKA
AGUS....
SISKA
SISKA
MARSEL....
SISKA
SISKA
Aduh bagaimana in? tempat apa ini sebenarnya? "melirik sana sini, sambil memeluk boneka yang dia temukan tadi.
"Seseorang berlahan mendekati Siska, dari arah belakang, sehingga terlihat punggung Siska, yang sedang menghadap kedepan, Siska merasa keberadaan seseorang dari arah belakangnya, dengan rasa takut Siska menoleh, belum sempat menoleh, tubuh Siska langsung didekap, dengan tangan menutup mulut Siska.
"Siska meronta-ronta, namun orang itu segera mengeluarkan sebuah pisau, dan mengancam Siska, Dengan pisau yang menempel dipipinya, Siska mengerti maksud orang itu, Siska terkejut melihat wajah, orang yang ingin menyakitinya, ternyata Pebri, orang yang memberi kunci rumah, sekaligus bekerja disana.
Disisi lain teman-teman Siska masih mencarinya...
SISKA.....
SISKA....
AGUS
AGUS
Bagaimana nih Marsel? cari kemana lagi. "dengan napas tersengah-sengah.
MARSEĹ
MARSEĹ
gua juga gak tau, pokoknya kita harus, tetep cari Siska sampe ketemu.
"Siska dibawa Pebri, menuju sebuah gubuk, dan melemparnya kedalam, dengan tangan masih memegang boneka, Siska berusaha melawan dengan melemparkan benda yang ada didekatnya.
SISKA
SISKA
Pergi.... kau bajingan. "dengan napas tidak beraturan.
SISKA
SISKA
PERGI...."sambil memegang sebuah bambu yang siap dihantamkan ketubuh Pebri
"Melihat perlawanan Siska, Pebri dengan cepat memukul wajah Siska hingga terjatuh, dengan keadaan setengah sadar, Siska berusaha meraih boneka itu, namun kesadarannya mulai menghilang.
"Pebri yang melihat Siska sudah tidak sadarkan diri, segera melancarkan aksinya, sesaat Pebri dibuat terkejut, dengan hilangnya boneka yang dibawa Siska, dengan cepat dia mencari boneka itu, Pebri tidak sadar pisau yang dia letakan disebuah meja bambu, ikut menghilang juga, sesaat Pebri melihat boneka itu bersandar disudut gubuk , dengan lega Pebri berbalik kembali ketempat Siska.
TIBA.... TIBA....
AAAAGGGHHH....
"Suara teriak kesakitan Pebri, dengan sebuah luka di pergelangan kaki kirinya, dengan rasa sakit kedua mata Pebri, mencari siapa yang melukainya, namun tidak ada orang selain mereka berdua, ketika dia berbalik badan, dia melihat boneka yang dibawa Siska, berdiri tegak dengan ekpresi marah penuh dendam, Pebri melihat pisau yang dia gunakan, untuk mengancam Siska, sekarang berada ditangan boneka itu.
Apa kau masih ingat aku Pebri? ucap boneka sambil mempermainkan pisau.
"Pebri semakin terkejut mengingat, boneka yang selalu dibawa-bawa Anah, boneka yang diberi nama Serah, dengan cepat mengayunkan pisau kearah mata kirinya, sontak Pebri berteriak keras menahan sakit, dengan diiringi teriakan dari boneka itu, menyindir Pebri.
AAAAggghhhh!!...
Bagaimana menyenangkan tidak, sekarang giliran kamu aku kerjain... Haaa...haaa..." ucap boneka Serah dengan melompat ke atas tubuh Pebri.
"Serah, melompat sambil mengayunkan pisau kearah mata satunya lagi, tidak puas menikam mata Pebri, Serah menusuk-nusuk perut Pebri berkali-kali, setelah menusuk Serah tertawa, lalu menusuk Pebri lagi, dan tertawa kembali, Serah berniat membuat Pebri lebih menderita lagi..
HAAA.... HAAAA...HAAAA...
"keadaan Pebri sangat tragis, dengan darah keluar dari seluruh tubuhnya, Sedangkan boneka Serah sangat menikmati menyiksa Pebri, disaat bersamaan keadaan Siska yang masih belum sadar, membuat Serah leluasa menyiksa Pebri.
"BERSAMBUNG!!!....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!