NovelToon NovelToon

Wanita Tangguh-Ku

Pernikahan

Suasana Ballroom Hotel mewah sangat meriah dengan dekorasi yang sangat indah dan cantik. Terlihat jelas dari raut wajah kedua orangtua mempelai Pria yang sangat menunjukan raut bahagia nya.

Tetapi berbeda dengan pengantin Pria nya, ia memasang wajah dingin bak es yang beku. Bahkan tidak ada senyuman di wajah tampannya.

"Aku akan membuat pernikahan ini seperti neraka bagi-mu, Weni" batin Pria tersebut dengan menahan emosi.

Acara pun di mulai dengan khidmat dan penuh dengan suka cita. Pria tersebut mengucapkan ijab qobul dengan sangat lantang dan satu kali tarikan nafas.

"Saya terima nikah dan kawin-nya Weni Widjaja binta Praja dengan mas kawin seperangkat alat shalat di bayar tunai"

Terdengar kata 'sah' dari para tamu undangan dan kerabat kedua keluarga tersebut.

Hingga tak lama kemudian, datanglah seorang wanita cantik dengan kebaya putih yang melekat di tubuh indah nya.

Weni Widjaja, gadis cantik dengan sejuta prestasi , cerdas , baik dan juga periang. Ia memilih menikah dengan lelaki yang di jodohkan oleh orangtua nya.

Weni melangkah dengan sangat anggun dan penuh senyuman di bibir nya. Ia sangat bahagia di hari pernikahannya tersebut.

Weni duduk di samping lelaki yang sudah sah menjadi suami nya.

"Silahkan tandatangani berkas nya" ucap penghulu dengan ramah.

Weni langsung saja menandatangani nya dengan penuh haru dan bahagia.

"Cih, wajah nya yang sok polos buat aku muak saja" batin lelaki tersebut dengan geram.

Setelah selesai acara ijab qobul nya, mempelai tersebut langsung saja di giring untuk duduk di atas pelaminan yang sudah di sediakan.

Weni duduk dengan wajah yang masih berseri bahkan tersenyum dengan sangat manis.

Aldi Wijaya, Pria yang menikahi Weni karena perjodohan orangtua nya. Ia sangat membenci Weni dan akan selalu mengantarkan Weni kepada jurang kehidupan yang sangat kejam.

Hiruk piuk tamu undangan dan musik yang memenuhi Ballroom tersebut terus saja mengalun dengan indah.

Tamu undangan dari berbagai penjuru kota berdatangan karena ini pernikahan Putra pertama dari Wijaya Putra, seorang pembisnis hebat yang terkenal di Kota J.

Hingga malam tiba acara pernikahan tersebut terus saja berlangsung. Bahkan Weni di buat sangat lelah dengan tamu undangan yang terus saja banyak.

Wijaya dan Sumi istri nya tampak berbaur dengan beberapa kolega bisnis nya. Mereka mengobrol dengan sangat hangat.

"Saya tidak menyangka bahwa Pak Wijaya mendapatkan menantu yang sangat cantik meski dari keluarga sederhana" ucap kolega nya dengan tersenyum.

"Ya, dia adalah anak sahabat kami dan dia juga wanita yang sangat baik dan pintar" puji Sumi dengan bangga.

Mereka mengangguk dengan tersenyum. Ada yang memandang iri dan sinis pada Weni, karena ia bisa menikahi Putra dari pembisnis hebat seperti Wijaya.

Sedangkan Praja dan istri nya Andin tersenyum bahagia melihat Putri tunggal nya sudah menikah.

"Yah, Ibu merasa sangat bahagia karena Putri kita mendapatkan lelaki yang tepat untuk menjaga nya" ucap Andin dengan haru.

"Iya Bu, Ayah juga sudah tenang sekarang" timpal suami nya memeluk hangat sang istri.

Hingga larut malam akhir nya pesta tersebut selesai juga. Semua keluarga langsung pulang dan hanya pengantin saja menginap di Hotel.

Weni langsung saja masuk ke dalam kamar yang sudah di siapkan oleh pihak Hotel. Sedangkan Aldi, ia masih berkumpul bersama dengan teman-temannya.

**

Weni langsung saja membersihkan diri nya dengan cepat. Ia merasa sangat lelah dan sudah ingin menidurkan tubuh nya.

"Akhirnya aku menikaj juga dengan Mas Aldi, selama ini aku hanya bisa menghayal saja tetapi ternyata takdir mempertemukan kita" gumam Weni dengan bahagia.

Selama ini Weni sangat mencintai Aldi saat mereka bertemu pertama kali nya. Weni tidak tahu bahwa mereka di jodohkan oleh kedua orangtua nya.

Hingga 3 tahun lama nya Weni memendam semua nya dan sekarang ia tersenyum bahagia saat sudah menjadi Istri nya.

Setelah selesai bersiap, Weni langsung saja merebahkan tubuh nya di atas kasur.

"Mas Aldi kemana ya" ucap nya dengan bingung.

"Ah mungkin masih bersama dengan teman-temannya" ucap nya lagi dengan tersenyum.

Hingga tak terasa Weni terlelap karena lelah dengan semua acara hari ini.

Ceklek.

Aldi masuk dengan wajah lelah dan pusing. Ia menatap sinis ke arah ranjang.

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mencintai-mu, dan aku akan membuat mu pergi dari semua ini" ucap Aldi dengan sinis.

Lalu Aldi melangkah masuk ke kamar mandi, ia mengguyur tubuh nya dengan air hangat. Seketika pikiran dan rasa lelah nya langsung hilang begitu saja.

"Gara-gara kamu Weni, aku harus bertengkar dengan kekasih ku. Besok aku akan membujuk Lauren agar mau bersabar dan bertahan dengan-ku" gumam Aldi dengan emosi.

Setelah selesai dengan acara mandi nya, Aldi langsung memakai pakaian dan langsung menuju ke arah sofa.

Aldi terlelap di atas sofa dengan wajah lelah nya.

***

Pagi hari nya, Aldi bangun lebih dulu dan langsung membersihkan tubuh nya.

Aldi hanya melirik sekilas ke arah ranjang dan langsung berlalu masuk ke kamar mandi.

Sedangkan Weni, ia menggeliat dan mengerjapkan mata nya yang cukup lelah.

"Pasti sedang mandi" gumam Weni saat tak melihat Aldi di kamar.

Ceklek.

Pintu kamar mandi terbuka dan tampilah Aldi dengan wajah fres serta baju yang rapih.

"Nanti santo akan menjemput mu kemari dan akan mengantarkan mu ke Apart-ku" ucap Aldi dingin.

"Memang kita tidak akan pulang bersama, Mas?" tanya Weni bangun dari duduk nya.

"Tidak akan, aku akan pergi sekarang" jawab Aldi dengan lantang.

Weni terpaku dan hanya menganggukan kepala saja.

"Mungkin dia masih malu-malu" gumam Weni saat melihat Aldi yang sudah pergi.

Weni langsung saja bergegas ke kamar mandi dan segera bersiap untuk pulang.

Weni berpikir setelah menikah dia pasti akan tinggal dengan mertua nya tetapi Aldi mengajak nya di Apart.

Setelah selesai bersiap, Weni langsung saja keluar kamar dan menunggu Santo di Lobby Hotel.

"Huh tenanglah, Wen" gumam Weni dengan menarik nafas dan di keluarkan dengan lembut.

Setelah sampai di Lobby, Weni langsung saja melihat kesana kemari tetapi belum ada Santo.

"Nona" sapa seorang Pria dengan sopan.

"Ah kamu, Santo?" tanya Weni ramah.

Pria tersebut menganggukan kepala nya dan mengajak Weni masuk ke dalam mobil nya.

..."Kau baik dan juga cantik, Nona. Tetapi kenapa Tuan muda sangat membenci-mu" batin Santo dengan bingung....

Weni menikmati perjalanannya dengan sangat tenang dan penuh dengan senyuman di wajah cantik nya.

"Aku harap kau akan sadar Tuan, sebelum semua nya hancur" batin Santo dengan wajah datar nya.

.

.

.

Kenyataan

Apartemen yang mewah, yang bahkan sudah lengkap dengan semua perabotan dan isi lainnya.

Weni melangkah terus menelusuri setiap ruangan yang ada disana. Ia melihat dapur, kamar dan ruang tamu.

"Ini indah sekali" gumam nya dengan terus melihat kesana kemari.

Brak.

Pintu terbuka dengan sangat kencang hingga membuat Weni terlonjak kaget.

"Kau, kesini" panggil Aldi dengan wajah tak bersahabat.

Weni menunduk dan langsung menghampiri Aldi. Ia sangat gugup dan takut karena melihat aura Aldi yang sangat menyeramkan.

"Mulai sekarang kau tidur di kamar belakang dan jangan lupa bersihkan setiap ruangan dan sudut di Apartemen ini. Dan ingat ini, jangan pernah sekali pun masuk ke kamar utama" tegas Aldi dengan rahang yang kokoh.

Weni langsung mendongkak dan menatap manik Aldi dalam. Ia jelas sekali melihat sorot mata tajam dan menyeramkan disana.

"Tapi kenapa di belakang, Mas? Bukannya kita sudah suami istri?" tanya Weni dengan polos.

"Panggil saya Tuan" ucap Aldi dengan tegas.

"Dan ingat ini, aku tidak akan pernah bahkan tidak sudi mengakui mu sebagai istri-ku. Kau hanya pembantu ku disini dan bersikap lah dengan layak nya sebagai pembantu" ucap Aldi dengan tegas dan tinggi.

Tes.

Weni mengerjap dan meremas tangannya dengan kuat. Ia merasa sesak dengan semua perkataan suami nya, ia tidak mengerti dengan semua nya.

"Tapi ke kenapa, Mas?" tanya Weni dengan tetap menunduk.

Aldi mengcengkram dagu Weni dengan sangat kasar.

"Karena kamu, semua mimpi ku dengan Lauren kekasih ku. Aku hanya akan menikah dengan Lauren dan bukan dengan kamu, aku tau kau hanya mengincar uang-ku saja" ucap Aldi penuh dengan emosi.

Cih.

Aldi mendecih dan melepaskan tangannya dari dagu Weni. Lalu ia berlalu pergi ke kamar nya tanpa menoleh sedikit pun pada Weni.

Weni langsung merosot ke lantai, seakan semua nya seperti mimpi. Ia tidak menyangka bahwa Aldi menikahi nya karena terpaksa.

"Apa aku salah, apa aku terlalu berharap pada-mu, Mas? Aku akan tetap bertahan karena aku sangat mencintai-mu" batin Weni dengan meremas dada nya sesak.

Weni langsung membawa koper nya ke arah kamar belakang, dimana kamar yang memang seharus nya untuk pembantu.

"Ayah, Ibu aku merindukan kalian" gumam nya saat Weni duduk di kasur yang sangat tipis.

Disana hanya ada lemari dan kasur saja, tanpa ada pendingin ruangan ataupun yang lainnya. Weni hanya tersenyum kecut saja, ia akan memulai hidup nya dengan iklas dan sabar.

"Aku iklas, Mas. Aku akan terus sabar sampai kau membuka hati-mu untukku" gumam Weni.

Lalu Weni membereskan pakaiannya di lemari yang ada disana. Ia menyusun setiap helai pakaian yang tidak banyak.

"Kuat Wen" gumam nya lagi dengan tersenyum.

🍄

Siang hari nya, Aldi turun dengan pakaian rapih. Ia akan menjemput sang kekasih di Apartemen nya, mereka akan pergi berlibur bersama.

"Mas, mau kemana?" tanya Weni yang baru keluar dari kamar.

"Bukan urusan-mu" bentak Aldi dengan wajah tak bersahabat.

Weni langsung menunduk dan meremas ujung baju nya dengan kuat.

"Bo boleh aku meminta uang, untuk makan" ucap Weni dengan berani.

"Kau mau uang? Bekerja sana agar kau bisa mendapatkan uang. Dan ingat ya, jangan kasih tau Ayah dan Bunda ku, kalau sampai mereka tahu, kau akan menyesal" ucap Aldi dengan tegas.

Weni hanya diam dan terus menunduk, air mata nya sudah menetes sejak tadi.

Brak.

Pintu di tutup dengan sangat keras oleh Aldi, Weni hanya mengelus dada dan berbalik ke kamar nya.

"Ah semoga saja masih ada uang-ku" gumam Weni.

Lalu ia membuka dompet nya, dan Weni langsung tersenyum.

"Ah syukurlah masih ada, aku harus berhemat untuk ke depannya" senang Weni dengan cepat ia mengambil satu lembar uang berwarna biru itu.

Weni langsung turun ke bawah dan mencari makanan untuk nanti malam dan sekarang.

Weni yakin ucapan Aldi bukan sekedar gertakan saja.

"Aku harus secepat nya mencari kerja" gumam Weni dengan semangat.

Setelah berada di bawah, Weni langsung saja mencari warung yang kira-kira harga makanannya murah.

Setelah dapat, ia langsung membeli dan cepat-cepat kembali ke Apart.

Tetapi saat Weni akan menyebrang, ia melihat suami nya dengan wanita lain di dalam mobil yang sedang tertawa senang.

"Apa itu wanita yang kau cintai, Mas" lirih Weni dengan sesak.

Weni langsung saja pergi dan naik ke lantai dimana Apart nya berada.

Sesampai nya disana, Weni langsung masuk ke kamar dan membuka makananya. Ia makan dengan wajah sendu dan tatapan kosong.

Setelah selesai makan, ia langsung saja merebahkan tubuh nya di atas kasur tipis.

Tetapi belum sempat ia terpejam, ia sudah mendengar nama nya di panggil.

"Weniiiiii" teriak Aldi dengan tinggi.

Weni langsung bangun dan keluar dari kamar. Ia melihat Aldi sudah siap dengan koper nya.

"Aku akan liburan dengan kekasih ku, kau jaga Rumah dan jangan berani nya kau mengadu pada yang lain" ucap Aldi dengan dingin.

"Kenapa kau menerima pernikahan ini , jika kau sendiri tidak mau, Mas?" tanya Weni dengan berkaca-kaca.

"Kau ingin tahu? Dengarkan ini. Aku terpaksa karena Ayah dan Bunda mengancam akan mencoret nama ku dari daftar warisan dan aku tidak akan di beri pasilitas serta jabatan di Wijaya. Kau sekarang mengerti bukan, kenapa aku mau menikah dengan mu" jawab Aldi dengan lantang dan tanpa beban.

Deg.

Weni langsung memejamkan mata nya dan meremas dada nya yang sesak, ia tidak menyangka bahwa Pria yang menjadi suami ini terpaksa menikahi nya karena di ancam.

Aldi pergi begitu saja tanpa menghiraukan Weni yang sedang menahan sesak serta menangis dengan penuh pilu.

"Kenapa rasa nya sangat sesak" gumam Weni dengan terisak.

"Apa salah ku, Tuhan? Kenapa kau menguji ku dengan sangat kejam" lirih Weni dengan duduk di atas lantai.

Weni terus saja menangis dan meraung meratapi nasib nya yang malang. Ia mengira bahwa Aldi juga mencintai nya makan nya ia mau menikah dengan Weni, tetapi pikiran nya salah sangat salah besar.

"Kenapa Mas, kenapa kau lakukan ini" lirih Weni dengan menutup wajah nya dengan kedua tangannya.

Weni bangkit dengan tertatih, ia berjalan gontai ke arah kamar nya. Weni sudah tidak tahan lagi dengan semua kenyataan ini.

"Aku mengira kau sama seperti ku, sama mencintai ku. Tetapi semua dugaan ku salah besar kau bahkan terlihat sangat membenci ku" gumam Weni dengan memejamkan mata nya.

Entah karena lelah atau mengantuk, Weni langsung terlelap dengan sisa air mata di pipi nya.

.

.

.

Kedatangan Mertua

Weni langsung membuka Laptop milik diri nya dan langsung saja melihat-lihat lowongan pekerjaan. Dia akan segera mencari pekerjaan karena uang tabungannya sudah menipis.

Tetapi hingga malam hari ia masih saja tidak mendapatkannya. Weni sudah pasrah dan langsung saja menutup Laptop nya.

"Bagaimana kalau aku tidak mempunyai pekerjaan, aku akan makan pakai apa" gumam Weni menundukan kepala nya.

"Aku gak boleh lemah, aku pasti bisa dan aku akan mencoba mencari lagi besok. Tapi bagaimana aku mengambil semua persyaratannya di rumah, percuma gelar tinggi juga tapi ijazah nya di rumah pasti mereka tidak akan percaya" gumam nya lagi.

"Kalau aku pulang dan mengambil itu semua pasti Bunda akan curiga" ucap Weni dengan bingung.

Weni menghela nafas dan membaringkan tubuh nya yang lelah akan kenyataan yang di ucapkan oleh Aldi.

Hingga Weni benar-benar terlelap dengan mata yang agak bengkak, bahkan jejak setelah menangis pun masih ada disana.

***

*Kota B

Aldi dan Lauren baru saja tiba di Kota B. Mereka langsung cek in di Hotel bintang 5 disana.

Lauren bergelayut manja di lengan Aldi, bahkan tanpa tahu malu nya.

"Ayo sayang kita bersenang-senang" ucap Aldi dengan membawa masuk Lauren ke kamar Hotel yang sudah ia pesan.

Mereka tanpa tahu malu nya saling rangkul, cium dan bermesraan di muka umum. Bahkan ada banyak yang mencibir tingkah mereka.

"Ahhh lelah nya" ucap Lauren dengan merebahkan tubuh nya di ranjang.

Aldi langsung saja menghampiri dan memeluk nya dengan erat. Tanpa basa-basi ia langsung saja men*i*m Lauren dengan penuh gai*ah.

Dengan penuh gairah mereka saling mengecap dan meraba, bahkan tanpa sadar mereka sudah polos.

Aldi melakukan hubungan terlarang tersebut dengan Lauren, mereka tidak sadar dengan kelakuannya yang mampu membuat hati seseorang tersakiti.

Setelah selesai, mereka langsung saja berpelukan dan terlelap karena merasa sangat lelah.

**

Pagi hari nya, Weni sedang membersihkan seluruh penjuru Apartemen, kecuali kamar Aldi.

Setelah selesai, ia menghela nafas melihat sang suami yang tidak pulang. Bahkan sampai saat ini dia tidak mempunyai nomor telepon nya.

"Bahkan umur pernikahan kita baru terhitung jari, tetapi kamu sudah membuat nya hancur" gumam Weni meringis.

Weni langsung saja menuju ke dapur, ia akan masak untuk diri nya. Untung saja uang nya cukup untuk membeli sayuran.

"Aku masak satu menu saja, buat nanti dan besok yang lainnya" ucap Weni tersenyum.

Lalu Weni langsung saja berkutat dengan alat di dapur, ia mencoba untuk melupakan sakit yang di torehkan oleh suami nya.

Hingga tidak sampai 1 jam , masakannya sudah matang dan ia langsung saja menata nya di meja makan.

Setelah di rasa cukup, Weni langsung saja bergegas ke kamar nya untuk mandi.

Selesai bersiap, Weni langsung saja melahap makanan nya sendirian.

"Bukan ini yang aku mau, Tuhan" batin Weni dengan sakit.

Ting Tong.

Weni langsung tersadar dan mengeryit siapa yang datang pagi-pagi begini.

Ceklek.

"Weniiii" pekik Ibu mertua nya bahagia.

"Ehh Bundaa" balas Weni kikuk.

"Ayo masuk Bun, Yah" ajak Weni sopan.

Mertua nya mengangguk dan berjalan masuk ke dalam Apart tersebut.

"Bunda, Ayah, Weni ambil minuman dulu ya" pamit Weni.

"Iya sayang" balas Mia, Ibu mertua Weni. Sedangkan Ajo, sang Ayah mertua hanya tersenyum saja.

Ajo melihat kesekeliling Apartemen tersebut, entah mengapa dia merasa sesuatu yang tidak baik disana.

Ajo langsung berdiri dan melihat kesana kemari di Apartemen tersebut. Ia mencari sang Putra tetapi tidak dapat menemukannya.

Setelah puas, Ajo kembali lagi ke ruang tamu. Ternyata disana sudah ada Weni.

"Suami kamu dimana, Wen?" tanya Mia

"Ma mas Aldi sedang kerja, katanya ada pertemuan di luar Kota, Bun" jawab Weni dengan sedikit gugup.

"Kapan berangkat nya?" tanya Ajo meneliksik.

"Tadi pagi-pagi sekali, Yah" jawab

Ajo hanya menganggukan kepala saja. Lalu mereka mengobrol dengan sangat hangat.

Mia dan Ajo memang sangat menyukai Weni sejak dulu, tidak hanya cantik dan pintar tetapi ia juga sangat baik.

Weni di ajak berbelanja oleh mertua, awalnya Weni menolak tetapi Ibu mertua nya sangat memaksa.

"Kamu sekalian belanja kebutuhan dapur ya, biar Ayah dan Bunda yang bayar" ucap Ajo yang di angguki oleh Mia.

"Gak usah, Ayah" tolak Weni halus.

"Pokok nya gak ada penolakan" tegas Mia.

Weni menghela nafas dan menganggukan kepala saja. Setelah itu, mereka langsung saja berangkat ke Mall yang lumayan dekat disana.

Sesampai nya di Mall, Weni hanya mengikuti Ibu mertua nya saja. Sedangkan Ayah mertua nya sedang ada keperluan mendesak terlebih dulu.

"Nak, lihat ini" ucap Mia dengan tersenyum.

"Baguss Bun, pas di Bunda" puji Weni dengan tersenyum.

Mia terkekeh dan langsung memilih kembali beberapa pakaian. Ia juga memilih untuk Weni.

Setelah selesai di Mall, mereka kini langsung saja ke supermarket terbesar disana.

Mia dan Weni memilih beberapa bahan makanan, sayuran ,daging dan yang lainnya. Weni dan Mia sangat ahli dalam memilih bahan untuk di makan.

"Bunda, kenapa banyak sekali" ucap Weni dengan menganga melihat belanjaan yang hampir dua troli.

"Stock sayang" balas Mia tersenyum.

Weni menggelengkan kepala nya dan mengikuti sang mertua menuju kasir.

Setelah selesai berbelanja, mereka memutuskan untuk makan siang terlebih dulu karena memang sudah terlewat.

"Bun, Ayah kemana?" tanya Weni saat mereka sudah duduk di restoran.

"Ada kerjaan sedikit, katanya" jawab Mia tersenyum.

"Nah tuh Ayah mu" ucap Mia menunjuk Ajo yang baru saja masuk ke sana.

Weni tersenyum dan mengangguk saja. Lalu mereka memesan makanan.

"Nak, apa kamu ingin bekerja?" tanya Ajo

"Mau Ayah, aku sebenarnya sangat ingin karena di Apart juga bete" jawab Weni.

"Yaudah kamu ngurus Restoran Bunda yang ada di sini saja, nanti setelah ini kita kesana" ucap Mia dengan cepat.

"Benarkah, Bunda?" tanya Weni memastikan.

"Iyaa sayang" jawab Mia tersenyum lembut.

"Mau Bundaa" ucap Weni dengan bahagia.

Lalu mereka makan terlebih dulu sebelum membahas lagi yang lainnya.

Weni merasa sangat beruntung, karena ia tidak perlu susah lagi mencari pekerjaan untuk menyambung hidup nya kelak.

"Aku bersyukur mempunyai mertua yang sangat baik, bahkan ia mau memberi ku pekerjaan. Aku takut suatu nanti mereka tahu pernikahan apa yang aku jalani bersama Putra nya. Semoga saja kamu dapat berumah, Mas" batin Weni meringis.

Setelah dirasa cukup, mereka lalu pergi menuju ke Restoran yang akan di kelola oleh Weni. Sepanjang perjalanan, Mia terus saja bercerita pada menantu kesayangannya tersebut.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!