NovelToon NovelToon

Tumbal

keberangkatan

sebuah rencana perjalanan liburan ke daerah pedesaan yang telah lama direncanakan eko dan kawan-kawan.
eko
eko
kali ini kita harus jadi untuk berangkat liburan!
denia
denia
ia kalau aku ngikut aja ko, asalkan tempatnya beneran nyaman.
siska
siska
ia aku setuju, pokoknya kalian aja yang mikirin kemana kita bakal liburan.
damar
damar
kedesanya eko aja kaya rencana awal, aku pernah kesana dan emang di sana enak, tempatnya adem, pemandangannya juga bagus, lo engga keberatan kan ko?
eko
eko
aku engga keberatan, santai aja aku malah seneng kalau kalian pengen ke kampung halaman aku.
hari yang di rencanakan telah tiba, mereka berangkat dari kota menggunakan mobil sedan milik ayahnya denia.
eko
eko
semua sudah siap, yakinkan engga ada yang ketinggalan, jangan sampai kalian minta balik di tengah jalan karena ketinggalan barang penting!
denia
denia
aman ko, paling perlengkapan kecil, bisa di beli di toko kecil.
damar
damar
aku juga aman
siska
siska
ia sama sudah aku cek berulang-ulang
semua orang masuk kedalam mobil dan berangkat.
eko
eko
hati aku tiba-tiba ko rasa engga enak ya dam...
damar
damar
santai mungkin karena kita bawa anak orang, cewe lagi, liatu baru berapa menit mereka udah tidur aja
eko
eko
mungkin kali ya Dam...
eko merasa sangat gelisah saat menuju kampung halamannya, dia sudah lama tidak pulang kesana, karena dia sudah pindah ke kota lama, sejak kecil dan kerabat yang tersisa disana juga sudah banyak yang pindah ke kota, tapi tetap setahun sekali eko dan keluarganya dirumah minimal 1 tahun sekali kesana, walaupun cuman nginap satu atau dua malam, dan kali ini ia dan teman-temannya ingin menginap selama 1 minggu sambil berkeliling ke arah wisata disana

aturan

setengah perjalanan berlalu dengan lancar tanpa hambatan, hanya berhenti sekedar isi bensin di pom.
denia
denia
eeemmm... sudah sampai mana dam?
eko
eko
sudah bangun den... baru sampai kota kecamatan, sekitar 1 jam lagi sampai pedesaan
damar
damar
pas banget kamu bangun, mending bangunkan Siska juga, kita mampir di warung makan dulu, sudah hampir magrib juga.
eko
eko
ia kita cari warung makan yang deket Mushola, biar enak sekalian sholat magrib.
denia
denia
siska bangun, bagun dulu sis hampir magrib...
siska
siska
ia aku udah bangun... hemm...
mereka mampir di sebuah mushola kecil yang di sebrangnya ada warung makan kecil.
denia
denia
parkir depan mushola aja ko, aku pengen ke kamar kecil dulu.
siska
siska
aku juga🥱
siska
siska
aku dah nahan dari tadi...
damar
damar
makan dulu atau abis magrib aja?
denia
denia
abis sholat aja, abis itu langsung jalan lagi
denia
denia
ya udah aku sama Siska turun ke kamar kecil dulu, ayo sis!
siska
siska
ia
eko
eko
dam liat deh!
damar menengok pada apa yang di liat eko.
damar
damar
apa tu ko? kok banyak orang gitu, pakainya aneh gitu
eko
eko
aku juga kurang tau dam, baru kali ini juga liat.
siska
siska
kenapa, kalian lagi ngobrolin apa?
eko
eko
engga papa ko sis, itu ada kita cuman lagi ngomongin orang-orang yang pakai-pakaian agak menonjol, mungkin habis ada acara adat.
denia
denia
dimana?
damar
damar
tadi baru lewat den, kalian sudah Wudhu?
siska
siska
sudah
mereka masuk kedalam mushola tidak banyak orang yang ada di dalam, bahkan hanya ada satu ibu-ibu dan 3 bapak-bapak.
sampai selesai sholat mereka hanya bertukar senyum dengan yang lain yang ada di dalam mushola.
siska
siska
kalain makan apa? aku di bungkus aja ya, aku makan di rumah eko aja.
denia
denia
ya udah kalau kamu pengen makan di rumah aja, tapi aku makan disini aja laper banget nih perut.
selesai makan mereka kembali melaju menuju desa eko, desa itu memang lebih kepedalaman, dan daerah perbukitan, dijalan eko dan damar kembali melihat rombongan orang yang mereka anggap pakaian mereka cukup aneh. eko sendiri heran dengan mereka karena selama ini jika ia pulang kampung tidak pernah keluar malam hari dari rumah, orang eko selalu melarang. interaksi eko dengan warga kampung pun kurang. dia hanya tau bahwa kampung halamannya itu sangat asri, damai dan sejuk dengan pemandangan yang sangat menawan
sesampainya mereka di depan rumah eko, mereka disambut pak ardi dan anaknya yang masih kecil.
eko
eko
assalamu'alaikum pak ardi, lili!
bak ardi
bak ardi
waalaikumsalam, kenapa sampainya malam dek eko, lain kali tolong jangan keluar malam-malam, disini itu rawan kejahatan kalau malam hari dek.
eko
eko
oh ia pak, maaf bikin khawatir ya pak!
bak ardi
bak ardi
ya sudah dek, ayo masuk, malam ini bapak akan temani kalian nginap disini, lili ajak teman ka eko kekamar yang tadi sudah dibersihkan!
lili
lili
ia pak! kak ayo ikut lili
siska
siska
ia cantik makasih ya.
setelah meletakkan barang masing-masing mereka kembali ke ruang tengah, sambil membawa makan Siska bergabung dengan semua orang, yang lain sedang sibuk menikmati ubi rebus dan teh hangat buatan pak ardi.
bak ardi
bak ardi
berapa hari ko kamu disini?
eko
eko
6 hari pak ngabisin waktu libur semester.
bak ardi
bak ardi
bapak mohon maaf sebelumnya bukan maksud ingin mengusir tapi bapak sarankan kalian tidak lama disini, karena ini bulan tidak baik bagi kalian untuk berkunjung.
bak ardi
bak ardi
yang selanjutnya ada pantangan yang tidak boleh kalian langgar didaerah ini, jangan ke air terjun sore hari, karena sudah pasti kalian akan kemalaman di jalan dan itu berbahaya.
bak ardi
bak ardi
usahakan kurangi instansi kalian dengan warga kampung sebelah.
bak ardi
bak ardi
dan ingat jangan menyapa gadis manapun saat bertemu di jalan menuju air terjun atau pegunungan yang tidak kalian kenal
siska
siska
kenapa saya merasa bapak seperti ingin menyampaikan sesuatu tapi, bapak sembunyikan, ada apa pak?
denia
denia
pak, kami akan berusaha menuruti permintaan bapak
eko
eko
sebelumnya saya tidak tau tentang aturan ini pak?
bak ardi
bak ardi
bukan tidak tau dek eko, tapi orang tua adek yang melakukannya, menghindarkan adek dari semua hal yang telah di tetapkan
bak ardi
bak ardi
baiklah aku rasa jelas sudah kalian aku beri tahu.
damar
damar
ia pak kami akan berusaha mengingat semuanya.
mereka kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
damar
damar
ko bener kamu engga tau tentang semua aturan desa itu?
eko
eko
bener dam, baru ini aku tau, aku jadi gelisah apa kita balik aja ya.
damar
damar
jangan juga kali ko, kita istirahat aja dulu esok kita pagi-pagi liburan, heppy-heppy dulu😁
eko
eko
ya sudah
pagi harinya mereka bersiap berangkat untuk jalan-jalan.
denia
denia
sis kamu tadi subuh mandi dingin apa engga? aku rasa beku tau engga, dingin banget.
siska
siska
ia sama, aku pengen rebahan aja enak banget disini sejuk, lebih enak dari pada AC di rumah☺
damar
damar
eh bocah ayo jadi ikut apa engga, kita mau kepuncak nih
eko
eko
sudah siap?
denia
denia
ia jadi ini tinggal berangkat
denia
denia
kita naik apa?
eko
eko
engga jauh tempayan dari sini kita jalan kaki aja ayo
damar
damar
lo tau jalannya kan ia, jangan sampai nyasar lo! ingatkan apa kata pak ardi, engga salahnya kita ikuti petuah orang tua disini
eko
eko
ia ingat. sudah sering aku sama papa kesana, hapal aku jalannya

hujan

mereka berangkat dengan peralatan seadanya, karena tujuan mereka sebenarnya tidak jauh dari rumah cukup berjalan 1-2 jam sampai di tempat tujuan.
eko
eko
ayo sis semangat jangan loyo dong udah deket ko!
siska
siska
ia ko ini aku udah semangat, tapi emang dah loyo😟🥺
siska
siska
kalian jalannya nyatai aja ya jagan cepet-cepet!
denia
denia
ia aku ikutin kamu terus ko sis, aku bakalan selalu ada di dekat kamu tenang aja ya! ayo semangat, kamu pasti kuat 💪💪
damar
damar
eh temen-temen liat deh ke belakang pemandangannya bagus banget! aku fotoin dari atas ya...!
denia
denia
eh yang bagus ya dam, rugi tau kalau fotonya jelek 😉
siska
siska
eh ko, masih jauh nih? pengen cepet nyampai😶
eko
eko
engga jauh sis, habis ini udah dekat sama perkampungan deket air terjunnya, kamu tenang aja disana sudah ada tempat istirahat ko, wisatanya sudah enak ko.
mereka sampai ke perkampungan terakhir dekat air terjun yang di tuju. sesampainya disana eko merasa ada yang janggal, perkampungan itu seperti kampung mati.
eko
eko
dam bentar deh aku cari ketua balai dulu!
denia
denia
harus ya ko? kenapa engga langsung aja?
eko
eko
engga enak juga den, mending kita ijin dulu sama orang sini, engga ada salahnya juga!
siska
siska
ia sekalian numpang istirahat bentar disana ya, kaki aku udah pegel banget!
damar
damar
ia ko, dimana rumahnya?
eko
eko
ya udah ikuti aku!
eko pergi ke rumah ketua balai (tetua kampung), eko mengucap salam dan memanggil tapi tidak ada jawaban sedikitpun. hingga mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, ke air terjun.
di perjalan terakhir mereka disapa seorang bapak-bapak.
pak udin
pak udin
nak eko, mau kemana?
pak udin
pak udin
kamu nak eko kan cucu ki amar?
eko
eko
ia pak benar, saya mau ke air terjun pak! ini teman-teman saya dari kota, kita mau liburan pak!
pak udin
pak udin
jangan nak, jangan kesana, saya sarankan kalian jangan kesana, lagi bulan membuang bala! bahaya nak, mending jangan.
eko
eko
kita bentar aja kok pak, abis ngambil foto kita pasti langsung balik!
pak udin
pak udin
ya sudah, yang penting bapak sudah mengingatkan dan satu lagi kalian jangan berlama-lama, jangan sampai sore ya!
eko
eko
ia pak kami janji!
pak udin
pak udin
ya sudah bapak duluan balik!
pak udin pun berlalu, Teman-teman eko hanya menyapa lewat senyuman ramah.
denia
denia
ko engga papa ya kita kesana, ko aku rasa engga enak ya!
siska
siska
engga papakan, kita bentar aja, masa kita cape-cape jalan puter balik sih, sia-sia dong... 😔
damar
damar
kita terusin aja, tapi ingat jangan lama disana, kita harus menghormati peringatan orang yang lebih tua.
eko
eko
ia kita langsung aja nanti kesorean.
mereka berjalan di jalan setapak menuju air terjun, di tengah perjalanan Siska melihat bunga anggrek yang sangat cantik dan menetik bunga itu.
siska
siska
eh den liat deh cantikkan bunganya?
damar
damar
eh cantik dari mana sih, udah buang sana!
eko
eko
eh kamu ngambil apa sis, jangan sembarangan ya, pamali tau kalau kita ngambil sembarangan!
mulai dari sana keanehan mulai terasa, jalan yang seharusnya tidak jauh, tidak kunjung ada akhirnya, eko dan damar berdiskusi beberapa kali, apakah jalan yang mereka ambil tidak kunjung bertemu tujuan.
denia
denia
ko, masih jauh ya, perasaan kata kamu tadi engga jauhkan, ini sudah hampir 30 menit lo engganyampai juga?
siska
siska
ia nih, untung jalannya engga nanjak, kalau nanyak aku dah pasti engga bakal kuat!
eko
eko
emang ini jalannya, jalan satu-satunya ini! denger deh suara air terjunnya juga udah deket.
damar
damar
ko elu sadar engga sih, kalau langit udah mendung banget!
eko
eko
ia ya, ko udah gelap aja sih baru jam 11 pagi lo!
siska
siska
mau hujan kali ya!
denia
denia
kalau kehujanan bahaya nih, yaudah kita jalan agak cepet!
sesampainya di air terjun mereka pun takjub akan keindahan dari air terjun itu, semua lelah mereka terbayar dengan keindahan yang ada di depan mata mereka. mereka langsung asik mengambil foto dan video sambil bercanda.
setelah puas mereka berencana langsung pulang.
damar
damar
eh udahkan ayo cepet pulang, ingatkan kita udah di wanti-wanti jangan lama-lama disini!
siska
siska
ia ayo kita pulang!
keanehan lain pun bermunculan, saat mereka membereskan barang hujan turun dengan lebat secara tiba-tiba, mereka langsung berkumpul pada gazebo yang ada disana.
siska
siska
ko, dam, den liat deh disana!
terlihat ada seorang wanita yang cantik, sedang berjalan di tengah hujan menuju air terjun dengan membawa baki ayaman dari rotan.
denia
denia
mba, ngapain disana sini ikut kita berteduh, nanti kedinginan!
sontak eko, damar dan Siska, menghentikan tindakan denia, mereka kaget bukan main dengan apa yang di lakukan denia. mereka bertiga ingat dengan apa yang di sampaikan pak Ardi akan pantangan yang ada.
eko
eko
den, sis, dam kita harus pergi dari sini sekarang, ingat jangan pernah melepaskan pegangan tangan kita, aku merasakan hal yang kurang enak!
denia langsung pucat dan tidak dapat bersuara lagi, ia mungkin sadar dengan apa yang ia lakukan.
damar
damar
ko, jalan kita cuman satu dan wanita itu ada disana ko, bagaimana mungkin.
eko
eko
lupakan dia kita harus pergi sekarang, dan ingat abaikan saat kita melewati dia.
denia dan Siska tidak dapat berkata apa pun lagi, suasana berubah mencekam, eko mengambil selendang denia dan Siska dan mengikatkannya pada mereka berempat. eko berdiri berjalan paling depan, damar berjalan paling belakang. suasana yang menegangkan saat mereka melewati wanita yang tadi mereka liat, Siska sontak kaget bukan main, ternyata, wanita itu tidak berdiri di tanah namun kakinya melayang di atas tanah, dengan kaki yang penuh dengan luka dan darah yang seakan menetes karena hujan yang turun
cengkraman kuat Siska pada eko membuat tangan eko memerah, eko meringis menahan sakit, denia yang ada di belakang Siska menutup mulut Siska sampai mereka merasa jauh dari air terjun itu.
damar
damar
ko jalan lebih cepat, hari semakin gelap padahal masih jam 2 siang, ini tidak normal ko!
denia
denia
aku pengen pulang!
denia dan Siska sudah menangis dengan menahan suara.
eko
eko
ia kita akan meminta bantuan pada warga kampung terdekat.
seketika itu eko teringat, bahwa kampung terdekat itu kemungkinan kosong. bukan tanpa sebab. eko mempercepat langkahnya dengan pikiran menjauh dari segala hal yang berbahaya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!