*Shaqueena Almayra Rashyid*
Adalah seorang gadis berusia 23 tahun, dia memiliki paras yang sangat cantik nan elok, memiliki kulit putih bersih bak pualam, bertubuh tinggi ramping dengan bentuk proporsional.
Namun semua keindahan fisiknya senantiasa disembunyikan dengan berpakaian tertutup dan berhijab. Tapi meski begitu tetap saja aura kecantikannya yang memukau tiap mata yang melihat tidak bisa dihilangkan.
Sejak kecil keindahan fisiknya memang selalu menjadi pusat perhatian semua orang.
Namun karena sikap Mayra yang luwes dan membentengi diri dengan etika yang baik membuat orang2 segan untuk bermacam-macam dengannya.
Lawan jenisnya hanya bisa mengagumi nya saja tanpa berani berbuat lebih padanya.
Hanya orang yg bernyali besar dan memiliki kemapuan lebih yang berani mendekati Mayra.
Ketika berumur 15 tahun sang ibu telah pergi menghadap sang Kholik karena penyakit kronis yang di deritanya tidak kunjung sembuh.
Hingga kini dia hanya hidup berdua dengan sang Ayah yang bekerja menjadi supir disebuah perusahaan terbesar di kotanya.
Ayahnya sudah mengabdi di Perusahaan itu semenjak kepemimpinan pemilik pertama hingga kini sudah diwariskan pada penerusnya.
Satu tahun lalu Mayra sudah menyelesaikan pendidikannya dan telah berhasil mendapat gelar Sarjana di bidang manajemen bisnis.
Dan kini dia sudah bekerja di sebuah perusahaan besar dengan menjadi sekretaris seorang pria yang sudah di kaguminya sejak kuliah.
Pria itu adalah senior Mayra saat kuliah.
Namun tidak semua yang kita inginkan dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Malam ini Mayra di panggil Pak Bima, sang ayah untuk berbicara. Dia mengatakan ada hal yang sangat penting yang akan disampaikan nya.
Mayra duduk berhadapan dengan sang Ayah diruang keluarga usai makan malam.
"May, Ayah memutuskan dua hari lagi kau akan menikah dengan seseorang yang sudah ayah pilihkan!"
Jederrr..!!
Bagai petir di siang bolong.
Mayra tercengang dengan ucapan sang ayah.
"Apa Yah?? apa May tidak salah dengar? kenapa tiba-tiba..?"
Suara Mayra tercekat di tenggorokan tak dapat meneruskan kata-katanya.
"Orang ini orang baik May, dia membutuhkan bantuan kita, terutama bantuanmu."
Ucap Pak Bima pelan seakan bimbang.
Mayra terdiam, air mata mulai terkumpul di pelupuk matanya.
"Ayah banyak berhutang budi padanya. Dia sudah banyak membantu keluarga kita. Dia juga yang sudah membantu pengobatan ibumu selama ini."
"Jadi ayah menjualku !" seru Mayra tidak tahan lagi.
"Tidak May, tidak begitu.."
"Terus apa ayah kalau begini ?
"Ayah hanya merasa inilah satu2nya cara kita membalas kebaikannya "
"Kalau ini berurusan dengan uang, May akan berusaha membayar nya dengan mencicil yah, May akan memberikan sebagian penghasilan May untuk membayarnya..!"
"Dia tidak butuh uang kita May, dia hanya butuh pertolongan mu.!"
"Pertolongan apa yah, kenapa harus dengan cara menikahi May.!"
"Kamu akan tahu sendiri nanti May. Ayah mohon jangan bertanya lagi, ayah tidak punya pilihan.!"
Mayra tak kuat lagi, dia menangis sesegukan menumpahkan sesak di dadanya.
Kenapa Ayahnya harus menggiringnya pada kenyataan seperti ini.!
Pak Bima merengkuh tubuh Mayra membawanya kedalam pelukannya, mengusap kepala Mayra mencoba memberi kekuatan dan ketenangan.
"Maafkan ayah May, ayah benar2 minta maaf.!"
Ucapnya lirih sedikit bergetar. Sebenarnya dia tidak tega akan hal ini ,tapi dia tidak bisa menolak keadaan ini, dia benar-benar merasa tertekan.
"Apakah May masih punya pilihan Ayah?"
Suara Mayra bergetar bercampur tangis kepedihan.
Pak Bima hanya bisa menggelengkan kepala.
Mayra makin merasa pedih.
Ya Tuhan..kenapa harus begini perjalanan hidupnya.
Apakah ini jalan yang telah Tuhan siapkan untuknya??
Almayra sudah tidak bisa lagi membantah keputusan sang Ayah, dia juga tidak bisa mengelak.
Hanya air mata yang mengalir yang bisa mewakili isi hatinya, sebagai penolakan atas keadaan ini.
Dia sangat meyayangi Ayahnya, kalau ini bisa menjadi bukti pengabdiannya terhadap sang Ayah, Mayra ikhlas dan akan menjalani semuanya.
Dia bahkan tidak bisa mengatakan pada sang Ayah kalau sebenarnya sudah ada seseorang yang mengisi hatinya. Dan sekarang perasaan ini harus dia kubur dalam-dalam, bagai bunga yang layu sebelum berkembang..
Benar-benar kenyataan yang pahit dan menyakitkan.
*****
Sementara itu, disebuah ruangan megah kantor CEO perusahaan terbesar yang bergerak dalam berbagai bidang usaha, terlihat seorang pria berumur 30 tahunan tengah duduk di kursi kebesarannya..
Dialah sang CEO muda "Moolay Group"
Yang terkenal bertangan dingin dalam hal berbisnis.
Memiliki kharisma yang luar biasa yang bisa membuat lawan2 bisnisnya tak berkutik saat berhadapan dengannya. Dia terkenal tegas dan keras dalam mengambil keputusan dan tidak pandang bulu dalam menindak setiap kecurangan dalam usahanya.
*Raymond Dirgantara Moolay*
Seorang pria idaman tiap wanita kelas atas, dan di puja2 semua kalangan, karena selain berhasil menjadi pebisnis muda tersukses, dia juga memiliki paras yang tampan rupawan dan bentuk tubuh yang nyaris sempurna.
Tak heran kalau dia menjadi rebutan setiap wanita.
Hampir setiap media bisnis selalu memasang profil nya untuk menjadi icon bisnis yg paling populer.
Namun sayang dua tahun yang lalu dia sudah mengakhiri masa lajang nya dengan mempersunting gadis pujaan hatinya, yakni 'Eveliyn Morriete'.
Seorang model internasional dan aktris top yang terkenal cantik dan sexi serta sukses dalam karirnya.
Pintu ruangan di ketuk dari luar dan tak lama masuk seorang laki2 muda bertubuh tinggi tegap berwajah tampan namun terlihat dingin.
Dia adalah sekretaris Lee, asisten pribadi sang CEO.
Lee menghampiri Bos nya dan menyerahkan amplop coklat berisi file serta berkas yang di minta oleh Tuannya itu.
"Tuan ini berkas2 yang anda minta."
Ucap Lee dengan kepala setengah menunduk.
"Semuanya sudah siap Lee?"
"Sudah Tuan, besok tinggal pelaksanaan saja."
"Bagus, aku tidak punya banyak waktu.!"
"Apa tuan tidak ingin melihat profilnya dulu ?
Tanya Lee dengan sedikit memperhatikan Tuan nya yang sedang berkutat dengan laptop nya.
"Tidak perlu, aku percaya padamu. Lagipula aku sudah menetapkan kriterianya padamu kan, yang penting dia harus bersih dan murni..!"
"Baik Tuan.!"
"Pastikan laki2 tua itu memperoleh kemudahan setelah ini..!"
"Iya Tuan, sudah saya siapkan semua !"
"Bagus, kau boleh keluar sekarang .!"
"Baik Tuan, saya permisi !"
Ucap Lee, setelah nya dia membungkuk dan pergi keluar ruangan bos nya itu.
Dirga menarik napas panjang, merebahkan kepalanya ke punggung kursi.
'Ini semua demi kamu Ev, kalau tidak, aku tidak mungkin sudi melakukan semua ini.'
Bisiknya lirih, pikirannya melayang pada sosok cantik yang selalu dirindukannya, karena kini sedang berada jauh dari jangkauannya.
Eveliyn sedang sibuk dengan kegiatan pemotretan dan syuting film nya.
Dirga kembali fokus pada pekerjaan nya karena masih banyak jadwal pertemuan yang harus di hadirinya.
Hari2nya memang selalu sibuk, diwarnai berbagai acara dan pertemuan penting.
\*
TBC ...
Almayra menguatkan hati dan jiwanya untuk menjalani hari ini..
Kebaya putih yang sederhana namun tetap terlihat elegan telah melekat ditubuh indah nya, riasan tipis juga telah melengkapi penampilan nya hari ini.
Ya hari ini Mayra akan melaksanakan ijab kabul pernikahannya dengan orang yang telah dipilihkan oleh Ayah nya itu.
Tidak ada siapapun yang akan menemani nya hari ini, hari yang seharusnya sangat lah penting baginya.
Hanya Pak Bima selaku wali nikahnya yang akan pergi bersamanya.
Pernikahan ini memang sengaja di sembunyikan dari publik oleh pihak laki-laki.
Pa Bima keluar rumah dengan menggandeng Mayra menuju mobil yang sedari pagi sudah terparkir di halaman rumahnya.
Supir yang sengaja dikirim oleh pihak mempelai pria membukakan pintu mobil dengan hati2.
Kemudian Mayra dan pak Bima masuk dan mereka pun meluncur menuju kantor urusan agama yang letak nya lumayan jauh dari rumah pak Bima.
Sesampainya di KUA, Pak Bima keluar menuntun Mayra memasuki gedung berlantai 3 itu.
Wajah Pak Bima datar, kalau Mayra..jangan ditanya lagi, wajahnya walau pun aura kecantikannya begitu memukau, namun tidak ada kebahagiaan disana.
Dia hanya pasrah dan terlihat tertekan.
Di pintu masuk mereka disambut oleh seorang laki2 muda bertubuh tinggi tegap namun terlihat dingin, dialah sekretaris Lee, asisten CEO Moolay Group.
Ya.. mempelai pria yang akan menikah dengan Mayra hari ini tiada lain dan tiada bukan adalah Raymon Dirgantara Moolay.
"Silahkan ikuti saya..!"
Ucap sekretaris Lee sambil menyodorkan tangan memberi isyarat agar mereka mengikutinya.
Sekretaris Lee membimbing mereka memasuki sebuah ruangan, disitu telah duduk seorang laki2 tampan dan gagah dengan tuxedo putihnya.
Di depannya juga telah bersiap 2 orang penghulu dan dua orang pencatat akta pernikahan, serta seorang pengacara yang telah Dirga siapkan.
Mayra duduk disamping Dirga, dia menundukkan kepalanya tanpa mau melirik atau sekedar melihat calon suaminya itu.
Dirga juga sama, tak melirik sedikit pun, dia tetap duduk tegap bersiap melakukan ijab kabul.
Dia tidak banyak waktu, dan ingin segera menyelesaikan urusannya kali ini.
Dan akhirnya ijab kabul pun dilangsungkan. Semuanya berjalan lancar tanpa ada hambatan.
Kata SAH..keluar dari mulut orang2 yang berada ditempat itu, Pak Bima menarik napas panjang.
Mayra hanya bisa memejamkan matanya.
Kini dia sudah sah menjadi istri seseorang, seseorang yang bahkan tidak dikenalnya.
Tak ada lagi harapan baginya untuk bisa merajut mimpi, hidup bahagia bersama laki2 yang selama ini ada di dalam hatinya.
"Tuan..silahkan anda mencium kening istrinya.!"
Ucapan pak penghulu membuyarkan isi pikiran Mayra.
Dia sedikit menegang.
Dirga melirik kearah wanita yang kini sudah menjadi istri keduanya itu. Dan Mayra yang mendapat isyarat dari sang ayah pun melirik dengan ragu dan tetap menunduk. Dia tetap memejamkan matanya.
Dengan perlahan Dirga memegang dahi Mayra dan menyingkap sedikit hijab putih yang menghalangi keningnya.Dia tidak bisa leluasa melihat wajah istrinya itu karena terus menunduk. kemudian dengan sedikit ragu2 dia mencium kening nya lembut, dan lama...
Deg..
Darah Mayra serasa berdesir merambat keseluruh pori2nya. Ada perasaan aneh yang melingkupi dirinya.
Hangat namun juga tak menentu.
Mereka terdiam beberapa saat dalam posisi itu, Dirga menatap wajah lembut istrinya yang terpejam. Dia terpaku dalam diam.
Setelah beberapa saat keduanya mengakhiri kegiatan itu, dan Mayra mengambil tangan Dirga kemudian mencium punggung tangan nya lembut.
Dirga tertegun melihat apa yang dilakukan Mayra, ada perasaan aneh yang menggelitik jiwanya.
Namun keduanya kembali terfokus setelah mendengar suara pak penghulu yang bersiap membacakan nasihat pernikahan.
Setelah semua selesai, Mayra di suruh istirahat dan menunggu di sebuah ruangan.
Sementara Dirga berbicara dengan Lee dan pengacaranya serta orang-orang dari kantor urusan agama.
Mereka membicarakan masalah administrasi dan lain hal yang bersangkutan dengan pernikannya.
Tidak menunggu lama, Dirga kemudian pergi bersama supirnya menuju kantor perusahaan nya karena sebentar lagi ada meeting yang sangat penting.
*****
Akhirnya setelah segala urusan selesai, mereka keluar dari gedung KUA itu.
Wajah Mayra terlihat mendung.
"Pak Bima bisa tenang. Silahkan anda kembali ke rumah diantar supir kami.
Nyonya Mayra akan menjadi urusan saya..!''
Ucap Lee dengan sedikit menunduk hormat.
Pak Bima mendesah, dia menarik Mayra kedalam dekapannya, mencium keningnya penuh kasih.
"Baik baiklah kamu di rumah baru mu nak..Ayah hanya bisa berdoa untuk kebahagiaanmu.
Maafkan ayah karena tidak memberimu pilihan..!"
Ucapnya pelan dan bergetar menahan tangis.
Mayra hanya bisa terisak dalam dekapan sang ayah, sungguh sulit baginya untuk menerima kenyataan ini, tapi semua sudah terjadi, dan dia harus tetap menjalani semua ini.
"Ayah hati2..jaga kesehatan..!"
Hanya itu yang bisa Mayra ucapkan.
Pa Bima mengangguk, mengusap kepala putrinya itu.
Mereka berpisah, Pak Bima pulang diantar supir yang tadi pagi membawa mereka.
Dan kini Mayra sudah berada di mobil yang dibawa oleh Lee. Dia hanya bisa menangis dalam diam sepanjang perjalanan.
Entah kemana Lee akan membawanya, dia hanya bisa pasrah saja.
Setelah menempuh perjalan sekitar 30 menit, akhirnya mobil Lee memasuki pelataran sebuah apartemen mewah dikawasan elite yang tidak jauh dari pusat kota. Mayra terdiam memperhatikan keadaan.
Lee menghentikan mobilnya di loby depan apartemen.
Kemudian dia membukakan pintu belakang dimana Mayra terduduk dengan lesu.
Mayra keluar dengan hati2 dan berdiri melihat kesekeliling.
Apartemen ini adalah apartemen dengan tingkat keamanan yang tinggi dan menjaga privasi penghuninya dengan sangat ketat.
"Mari nyonya, silahkan ikuti saya..!"
Ucap Lee seraya membungkuk dan membimbing Mayra agar mengikutinya.
Mereka masuk kedalam lift dan Lee menekan angka 30, yang merupakan lantai tertinggi di gedung apartemen ini.
*****
Mayra sudah berada di unit apartemen yang akan menjadi tempat tinggal nya.
Tempat nya sangat luas dengan interior yang sangat modern serta mewah.
Semua perabotan di apartemen ini serba canggih dan lux. Mayra hanya bisa bengong melihat semua fasilitas yang ada di apartemen ini.
Ada ruang kerja sekaligus ruang baca, ada dapur yang sangat luas dengan kitchen set yang canggih, ada sebuah kamar yang cukup besar di dekat tangga menuju lantai atas. Kemudian ke belakang ada sebuah ruangan tempat berolahraga yang menyatu dengan kolam renang yang cukup besar.
Lee mengantar Mayra ke lantai atas, terdapat sebuah kamar utama yang membuat Mayra kembali melongo.
"Silahkan Nyonya..ini adalah kamar anda dengan Tuan..!"
Ucap Lee menjelaskan.
Kamar itu sangatlah luas, ada ruang santai dengan televisi besar, kemudian walk in closet yg luas menyatu dengan kamar mandi yang sangat mewah.
Masuk ke ruang utama terdapat tempat tidur ukuran king dengan model dan warna yang sangat elegan..Menyambung dengan ruang tidur terdapat balkon dengan pemandangan kota yang sangat memukau.
Satu kata untuk kamar tidurnya itu adalah, mewah dan sangat indah..
*******
TBC....
Lee meletakan koper yang dibawa Mayra didekat sofa di ruang bersantai di kamarnya.
Mayra terlihat masih tertegun memperhatikan detail yang ada di kamar itu.
"Nyonya semua keperluan pakaian dan segala perlengkapannya sudah tersedia di dalam lemari."
Ucap Lee kemudian.
Mayra hanya mengangguk pelan.
"Apa ada yang ingin anda tanyakan lagi nyonya?"
Kembali ucap Lee dengan sedikit menatap wajah nyonya barunya itu.
Namun dia tidak berani menatap lama wajah cantik Mayra, dia takut tersihir oleh aura kecantikan istri tuan nya itu.
Lee baru menyadari tadi pagi kalau wanita yang akan menjadi istri kedua Tuan nya begitu memukau.
Dia sempat heran, bagaimana anak seorang supir biasa bisa memiliki rupa yang begitu sempurna.
"Terimakasih tuan..kalau boleh tahu siapa nama anda?"
Ucap Mayra akhir nya bertanya karena dari tadi dia belum tahu dengan siapa dia berbicara dan berinteraksi.
"Nama saya Lee nyonya, saya asisten pribadi Tuan Dirga..!"
Jawab Lee datar.
"Ohh..jadi nama suami saya Dirga?"
Ucap Mayra seperti berbisik pada diri sendiri.
Lee mengernyitkan alis nya, merasa heran dengan ucapan wanita yang ada dihadapannya ini.
Ajaiibb..!!
Apa dia tidak tau atau jangan-jangan tidak menyadari siapa laki-laki yang telah menjadi suaminya.
"Maaf apakah nyonya tidak tahu siapa orang yang menjadi suami nyonya?"
Lee bertanya untuk memastikan.
Mayra menggeleng dan tersenyum canggung
Lee sampai terkejut heran.
"Saya tadi tidak fokus, jadi tidak mendengarkan ucapan pak penghulu..maaf.."
Ucap Mayra sedikit malu karena ketahuan kalau dia tadi benar-benar tidak menyimak hal penting yang terjadi pada dirinya, Padahal itu adalah hal yang berhubungan dengan masa depannya sendiri.
Lee menggelengkan kepala sedikit kesal.
"Nyonya..orang yang menjadi suami anda adalah Tuan Raymon Dirgantara Moolay..!"
Ucap Lee tegas dan menekankan untuk menyadarkan Mayra bahwa yang menjadi suaminya bukanlah orang sembarangan.
Mayra terkejut, tangannya menutup mulut nya karena tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"A..apa..?? Tuan Moolay..??"
Kembali bertanya untuk meyakinkan.
Lee mengangguk mantap. Mayra menjatuhkan dirinya terduduk lemas di sofa. Orang yang menjadi suaminya adalah bos perusahaan Moolay, yang notabene nya adalah majikan ayah nya, dan juga pemegang saham terbesar di perusahaan tempat nya bekerja.
"Kenapa..kenapa bisa?? bukankan tuan Moolay sudah menikah dengan nona Eveliyn..?"
Suara Mayra bergetar terdesak oleh himpitan rasa sesak yang menyeruak memenuhi dadanya.
"Benar nyonya..anda adalah istri kedua Tuan Dirga.
Apakah ayah anda tidak mengatakan hal itu kepada anda sebelumnya?"
Mayra menggeleng lemah. Air mata sudah terkumpul dan mendesak ingin keluar, tapi Mayra menguatkan diri untuk menahannya.
Dia benar-benar terpukul mendapati kenyataan ini.
Istri kedua???
Takdir macam apa ini??
Kenapa Ayahnya tidak mengatakan hal ini kemarin??
Tuhan....apakah ini jalan yang telah digariskan untuk nya??
"Nyonya kalau tidak ada lagi yang ingin anda tanyakan saya permisi dulu, saya harus kembali ke kantor.."
Mayra hanya terdiam, dan air mata mulai menetes membasahi pipi putih bersihnya.
"Tuan mungkin akan mengunjungi anda malam ini karena Nyonya Eveliyn sedang berada di luar kota.
Anda pergunakanlah kesempatan ini baik2..!"
Ucap Lee kembali.
"Kalau anda lapar, ada makanan di dapur, anda tinggal memanaskannya..!"
Sambung Lee. Mayra hanya mengangguk pelan seraya mengusap air matanya.
"Kalau begitu saya permisi..!"
Kembali ucap Lee sambil sedikit membungkuk, membalikan badan dan keluar dari kamar Mayra.
Dia langsung pergi dari apartemen Mayra untuk kembali ke kantor Moolay Group.
Sepeninggal nya Lee Mayra kembali menangis sesegukan, dia benar-benar tidak menyangka takdir membawanya dalam situasi seperti ini, menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain.
Hal yang tidak pernah terlintas sedikitpun dalam pikirannya.
******
Malamnya setelah selesai sholat isya, Mayra turun kebawah untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan karena belum terisi apapun sejak pagi.
Dia memanaskan makanan yang tersedia, dan setelah itu mulai melahapnya walaupun tidak begitu berselera.
Selesai makan dan mencuci piring bekas makannya serta membereskan kembali sisa makanan, Mayra kembali kedalam kamarnya di lantai atas.
Ada ketakutan dalam dirinya, dia sendirian di dalam apartemen yang begitu besar.
Mayra duduk di sofa dan mengeluarkan ponsel yang sedari pagi sengaja di silent dan tidak di cek nya sama sekali.
Terdapat banyak panggilan dan chat dari bos nya yang juga merupakan laki2 yang selama ini ada dalam hatinya.
Mata Mayra berkaca-kaca, Bos nya itu menanyakan keadaan nya.
Mayra mengambil cuti selama tiga hari dengan alasan ada urusan keluarga.
/Spesial One/
*May apa kau baik-baik saja?*
*May apakah urusan keluargamu sudah selesai?*
*May beri aku kabar, biar aku bisa tenang menjalani hari ini..!*
Itulah beberapa isi chat yang dikirimkan Bos nya itu.
Air mata May menetes.
"Mas..semua impianku berakhir sekarang..aku tidak berani lagi untuk sekedar berharap..!"
Lirih Mayra pedih. Air matanya makin deras meluncur membasahi pipinya.
Ada beberapa chat juga yang berasal dari Silvia sahabat nya ,yang juga bekerja di kantor yang sama sebagai staf administrasi.
Dia menanyakan kenapa Mayra tidak masuk kerja.
Mayra perlahan menarik napas panjang, menghapus air mata dan beranjak menuju tempat tidur.
Mayra sudah mengantuk, dia ingin segera beristirahat untuk menenangkan jiwa dan raganya yang seharian ini begitu lelah.
Dia membuka hijabnya, disimpan di atas kursi meja rias tidak jauh dari tempat tidur.
Rambutnya yang hitam lebat sedikit ikal mayang tergerai indah.
Kecantikan wajahnya yang benar-benar memukau terlihat nyata.
Baru beranjak menuju tempat tidur tiba2 saja turun hujan lebat disertai petir dan geledek yang membuat Mayra sontak menjerit histeris.
Mayra memang memiliki fobia pada hujan lebat.
Dia melompat ke atas tempat tidur, menarik selimut menyembunyikan diri dibaliknya sambil menangis kencang.
"Ayah..May takut ayaahh..toloong..ibuu..!"
Lirih Mayra dalam ketakutan. Tubuhnya bergetar, dia menggulung tubuhnya meringkuk dibawah selimut.
"Ya Allah..tolong..jangan biarkan ketakutan ini terus berlangsung..berhentilah hujan..kumohon...!!"
Ucap Mayra dengan Isak tangisnya.
Dalam keadaan itu, dipintu kamar muncul seseorang.
Dia berjalan masuk sambil memperhatikan keadaan seperti sedang mencari sesuatu.
Kemudian saat sampai ke tempat tidur dia melihat seseorang meringkuk dan berguncang dibawah selimut.
Tangannya terulur, menarik selimut dan membukanya.
Terlihat jelas Mayra tengah meringkuk sambil menutupi wajahnya, dia menangis sesegukan.
"Hei..kau kenapa, kau tidak apa-apa?"
Ucap laki2 itu yang ternyata Dirga. Dia terlihat mengernyitkan alis melihat keadaan Mayra.
Mayra yang menyadari dan mendengar ada suara di dekat nya sontak terkejut dan pelan2 mengangkat wajah nya.
Mata mereka bertemu, bertatapan dan terpaku.
Tatapan keduanya terlihat saling terpana.
Dirga terpaku dalam diam, matanya tak bisa melepaskan pandangan nya dari pemandangan elok didepan matanya.
Wajah Mayra yang tidak tertutupi hijab kini terpampang jelas. Rambutnya yang indah ikal mayang sepinggang melambai tertiup angin kencang
yang masuk melalui jendela kamar.
Dirga baru menyadari wanita asing yang telah menjadi istri keduanya, yang profilnya bahkan tidak ingin dilihatnya itu memiliki wajah yang begitu memukau.
Benar2 cantik luar biasa. Setiap detail yang ada di wajahnya itu begitu sempurna.
Alis yg terbentuk alami, mata bulat bening dengan tatapan sendu, hidung mancung kecil, bibir mungil merah muda dan ranum serta dagu lancip yang sangat menggoda.
Semua kecantikan ini sangat natural tanpa polesan.
Sungguh ciptaan Tuhan yang benar2 bisa membuat orang yg melihat nya dari dekat bisa menggila.
Sementara Mayra pun sama, dia sekarang baru benar2 bisa menatap dari dekat wajah apik dan menawan Tuan Dirgantara Moolay yang terkenal jadi rebutan tiap wanita kelas atas itu, dan kenyataannya sekarang laki2 yg ketampanannya bisa membius tiap wanita itu ada didepannya dan telah menjadi suaminya.
Keduanya masih terdiam di tempat dan saling bertatapan dalam, hingga tiba2 terdengar bunyi geledek yang sangat keras membuyarkan keterpesonaan keduanya.
Tanpa sadar karena saking kaget dan takut nya , Mayra melompat menubruk tubuh Dirga memeluknya erat dan bergetar. Kakinya melingkar erat dipinggang kokoh Dirga..
Dirga terkejut dan mematung melihat apa yang dilakukan Mayra..
*******
TBC...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!