NovelToon NovelToon

ALAM LELEMBUT [ END ]

BAB 1 - AWAL MULA SEBUAH KISAH

Banyak wartawan hingga konten creator you tube yang mendatangi Aris setelah ia ditemukan dalam keadaan selamat usai dinyatakan hilang selama lebih dari sepekan di gunung. Tentu saja hal ini mengundang rasa penasaran banyak pihak. Tentang bagaimana Aris bertahan hidup hingga pergi kemana saja dia selama ini. Bahkan, tak sedikit yang mengait-ngaitkan pengalaman naas Aris ini dengan hal mistis yang memang biasa terjadi di gunung. Setelah menolak banyak tawaran wawancara. Akhirnya, Aris bersedia membagikan pengalaman tak terlupakannya ini kepada Wawan yang tak lain dan tak bukan adalah teman sependakiannya sendiri.
Wawan
Wawan
"Oke Ris, kamu bisa mulai kapan pun kamu siap!"
Aris
Aris
"Iya."
Aris menyesap air mineral di tangannya sebelum mulai bercerita.
Aris
Aris
"Sebenarnya, aku masih tidak percaya kalau ternyata, aku sudah menghilang selama lebih dari sepekan."
Wawan
Wawan
"Kenapa? memangnya kamu merasa tersesat berapa hari di sana?"
Aris
Aris
"Rasanya hanya tiga hari."
Wawan
Wawan
"Hemm, itu artinya kamu hanya merasakan pergantian siang dan malam selama tiga hari saja?"
Aris
Aris
"Benar."
Wawan
Wawan
"Oke, sebelum menuju ke poin utama kamu hilang. Apa kamu sudah merasakan keganjilan sejak awal kita mendaki?"
Aris
Aris
"Ada."
Wawan
Wawan
"Apa itu?"
Aris
Aris
"Semacam firasat, apa kamu ingat saat kita masih di basecamp, aku merasa seperti diawasi kakek tua?"
Wawan
Wawan
"Ah iya, katamu, kakek itu sampai melarangmu naik gunung kan?"
Aris
Aris
"Iya tapi salahku adalah mengabaikannya."
Wawan
Wawan
"Kalau boleh, coba kamu ceritakan ulang apa yang kakek itu katakan?"
Aris
Aris
"Kakek itu bilang bahwa di atas gunung hanya ada pengapesan yang menantiku" (Pengapesan = Nasib sial)
Wawan
Wawan
"Apa yang kamu pikirkan saat mendengar ucapannya?"
Aris
Aris
"Sedikit terganggu dan sempat mengacaukan pikiranku tapi segera kualihkan lagi karena selama ini pun tidak pernah ada masalah dengan pendakianku."
Wawan
Wawan
"Baik, setelah itu, kita tetap naik kan?"
Aris
Aris
"Iya."
Wawan
Wawan
"Selama perjalanan itu, apa ada keganjilan lainnya?"
Aris
Aris
"Banyak."
Wawan
Wawan
"Apa saja?"
Aris
Aris
"Pertama, peringatan kakek itu terus terngiang-ngiang di otakku. Kedua, aku merasa selalu ada yang mengikuti di sepanjang perjalananku. Hingga aku mendengar suara gamelan yang terasa begitu menentramkan."
Wawan
Wawan
"Bukankah kamu sudah berusaha mengendalikan pikiranmu untuk tidak memikirkan peringatan kakek itu?"
Aris
Aris
"Iya tapi sulit."
Wawan
Wawan
"Lalu apa sebenarnya yang mengikutimu di sepanjang perjalanan? Apa benar makhluk halus atau sekedar halusinasimu?"
Aris
Aris
"Aku sungguh berharap jika itu halusinasi tapi sepertinya bukan."
Wawan
Wawan
"Kamu sempat melihat sosoknya?"
Aris
Aris
"Saat di perjalanan belum tapi pada akhirnya, aku bertemu dan berhadapan muka dengannya."
Wawan
Wawan
"Benarkah? kapan itu?"
Aris
Aris
"Saat aku tersesat di alam lelembut........"
Begitulah awal mula dari serentetan kejadian di luar nalar yang di alami Aris. Kejadian yang sungguh akan meninggalkan trauma berkepanjangan untuknya. Sekaligus menjadi pengalaman luar biasa dalam hidupnya.

BAB 2 - SAMBUTAN AWAL

Aris
Aris
"Kalau kamu ingat, sikapku mulai berubah saat kita sampai di pos dua."
Wawan
Wawan
"Iya aku ingat, kamu mendadak diam, tidak seperti biasanya yang ceria tapi kupikir itu karena kelelahan saja. Meskipun, beranggapan seperti itu tetap terasa aneh bagiku karena jam terbangmu di gunung cukup tinggi. Tidak mungkin secepat itu kelelahan."
Aris
Aris
"Iya Wan, memang bukan karena kelelahan."
Wawan
Wawan
"Coba kamu ceritakan!"
Aris
Aris
"Sejak dari basecamp aku selalu merasa ada yang mengikuti langkah. Satu langkah kumelangkah, dia pun juga melakukan hal yang sama. Bahkan saking penasarannya, ketika kita sampai di pos satu, sengaja ku arahkan senter ke segala arah untuk mencari sosoknya."
Wawan
Wawan
"Benar, aku sempat menegurmu waktu itu. Lalu bagaimana, apa kamu melihat sosok itu?"
Aris
Aris
"Belum, yang kulihat malah dua kuntilanak yang bertengger di dahan pohon. Sudah biasa bagiku melihat penampakan seperti itu. Aku tidak takut sama sekali."
Wawan
Wawan
"Apa kamu yakin, bukan kuntilanak itu yang mengikutimu?"
Aris
Aris
"Yakin, aku tidak bisa menjelaskannya tapi hatiku meyakini bahwa itu bukan dia."
Wawan
Wawan
"Oke, apa lagi yang kamu lihat atau rasakan?"
Aris
Aris
"Saat kita melanjutkan perjalanan, aku sempat menoleh ke belakang dan dua kuntilanak itu masih berada di sana, tidak mengikuti kita. Kurasa, memang di sana areanya. Hal ganjil selanjutnya yang kurasakan adalah seolah-olah ada yang berjalan mendahuluiku dari semak-semak di kiri kananku. Begitu cepat layaknya embusan angin dan terjadi berkali-kali."
Wawan
Wawan
"Makhluk apa itu?"
Aris
Aris
"Berdasarkan yang kulihat, itu segerombolan anak-anak yang tengah asik bermain."
Wawan
Wawan
"Anak-anak? seperti tuyul kah?"
Aris
Aris
"Entahlah, mereka terlihat seperti anak manusia normal. Hanya saja, mereka memakai pakaian kuno."
Wawan
Wawan
"Pakaian jaman dulu maksudmu?"
Aris
Aris
"Iya. Aku hanya diam hingga salah seorang dari mereka menoleh ke arahku membuatku terhenyak. Anak itu tersenyum lalu kembali berlarian bersama teman-temannya."
Wawan
Wawan
"Menarik, apa mungkin, mereka termasuk warga di alam lelembut tempatmu tersesat?"
Aris
Aris
"Kurasa iya karena aku juga sempat bertemu beberapa di antara mereka ketika tersesat di sana."
Wawan
Wawan
"Bisa dibilang, anak itu ramah padamu ya?"
Aris menggelengkan kepalanya.
Aris
Aris
"Seramah apa pun, tidakkah kamu berpikir bahwa itu semua hanya tipu muslihat untuk menjerumuskan manusia?"
Wawan
Wawan
"Ah benar."
Wawan mengangguk sepakat dengan pendapat temannya, Aris.

BAB 3 - MAKHLUK CEBOL GEMUK

Aris kembali menenggak air mineral di tangannya lalu menghela napas panjang sebelum kembali melanjutkan ceritanya.
Wawan
Wawan
"Lantas, bagaimana dengan suara langkah kaki yang selalu mengikuti langkahmu itu? apa dia masih ada atau sudah menghilang?"
Aris
Aris
"Sialnya masih ada."
Wawan
Wawan
"Dia terus mengikutimu sampai di pos dua?"
Aris
Aris
"Benar, hal itulah yang membuat nyaliku akhirnya ciut dan merubah seketika sikap ceriaku menjadi pendiam."
Wawan
Wawan
"Hanya suara satu orang kah?"
Aris
Aris
"Satu orang saja tapi hentakan kakinya benar-benar membuat kakiku lemas."
Wawan
Wawan
"Kenapa? ceritakan lebih jelas!"
Aris
Aris
"Seperti suara kaki raksasa. Dum.. dum.. dum.. seperti itu."
Wawan
Wawan
"Buto, mungkinkah itu?"
Aris
Aris
"Seperti itu juga yang kupikirkan saat itu."
Wawan
Wawan
"Ah, aku kira buto hanya ada dalam cerita dongeng timun emas."
Celetukan Wawan berhasil mengulas senyum di bibir Aris.
Aris
Aris
"Ohya Wan, ada yang lupa belum kuceritakan."
Wawan
Wawan
"Apa itu?"
Aris
Aris
"Semenjak kepergian anak-anak kecil yang berlarian di semak-semak. Tiba-tiba punggungku terasa berat. Apa kamu ingat saat aku minta berhenti sejenak waktu itu?"
Wawan
Wawan
"Iya ingat."
Aris
Aris
"Waktu itu, aku bilang kalau aku lelah tapi sebenarnya aku curiga karena tiba-tiba carrierku berubah berat sampai punggungku terasa sakit dan saat kuturunkan carrierku, kamu tahu apa yang sedang bertengger di atas carrierku?"
Wawan
Wawan
"Pasti makhluk halus."
Aris
Aris
"Iya, makhluk halus dengan bentuk manusia cebol tapi gemuk."
Wawan
Wawan
"Pantas saja berat."
Aris
Aris
"Dan yang lebih menjijikkan adalah, makhluk itu terus menerus meneteskan air liur."
Wawan
Wawan
"Hemm... apa dia langsung menghilang setelah carrier kamu turunkan?"
Aris
Aris
"Belum, dia masih bertengger di sana. Kamu sempat berkomunikasi secara batin waktu itu. Aku tidak tahu kenapa bisa seperti itu tapi apa yang aku ucapkan di dalam hati, dia mengerti dan aku pun bisa mendengar jawabannya."
Wawan
Wawan
"Apa yang kalian bicarakan?"
Aris
Aris
"Aku menanyakan apa tujuannya menggangguku dan secara sopan memintanya untuk pergi."
Wawan
Wawan
"Apa jawabannya?"
Aris
Aris
"Dia bilang, dia ingin lebih mengenalku karena tidak lama lagi, aku akan tinggal di kampungnya."
Wawan
Wawan
"Kampung para lelembut?"
Aris
Aris
"Sepertinya memang itu maksudnya."
Wawan
Wawan
"Bagaimana akhirnya dia mau pergi?"
Aris
Aris
"Seperti yang kukatakan tadi, aku meminta dengan sopan agar dia pergi dan tak lama kemudian, dia benar-benar menghilang."
Wawan
Wawan
"Jujur, ini sangat menyeramkan Ris. Aku tidak tahu bagaimana caramu untuk tetap tenang saat itu."
Aris tersenyum.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!