NovelToon NovelToon

Bloody Marry [Namjin]

After Marriage

Selamat kepada kedua mempelai yang telah di ikat oleh ikrar yang abadi nan suci. Kim Namjoon dan Kim Seokjin, telah resmi menjadi pasangan suami.
Namjoon tersenyum bahagia, begitupun Seokjin nya yang terlihat begitu cantik dan bersinar hari ini, bagi Namjoon tak ada hal yang lebih indah dari hidupnya, selain yang telah di isi oleh Seokjin.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Aku mencintaimu.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Aku juga mencintaimu.
Senyum itu kembali terpatri, setelah sekian tahun bersama, hari ini mereka telah mencapai satu goal yang di idamkan banyak orang, membuka satu gerbang untuk berjalan bersama menuju gerbang lainnya. Jika dulu mereka memiliki rasa takut akan berpisah ditengah jalan, kini segalanya berubah menjadi keyakinan yang dalam, kuat, bahwa mereka akan bersama bahkan sampai ke nirwana.
Yah, setidaknya begitu keinginan setiap pasangan, bukan?
🖤 🖤 🖤
Seminggu setelah pernikahan pasangan Kim, Seokjin dan Namjoon bahkan belum merencanakan acara bulan madu yang di gadang-gadang oleh setiap pengantin baru, keduanya adalah orang yang memiliki kesibukan padat Seokjin yang adalah seorang dokter, dan Namjoon yang adalah seorang profesor di Universitas terbesar sekaligus ternama milik Korea Selatan, tanah kelahiran keduanya.
Jimin Park
Jimin Park
Astaga, yang benar saja.
Bukan sapaan, Namjoon menoleh pada pria bertubuh molek nan mungil yang baru saja memasuki ruang kerja pribadinya tanpa mengetuk. Sudah biasa, pikir Namjoon. Jadi pria itu sama sekali tak keberatan.
Park Jimin, adik sepupu sang suami yang sama-sama bekerja di universitas yang sama dengannya sejak beberapa tahun silam. Bahkan hubungan Seokjin dan Namjoon terjadi berkat pria manis itu. keduanya sungguh berhutang jasa pada Jimin.
Jimin berjalan kedepan meja kerja Namjoon, tangannya terlipat di dada dengan tatapan mata yang menghakimi.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Ada apa?
Tanya Namjoon santai, yang ditanya justru berdecak sebal seraya merotasi matanya.
Jimin Park
Jimin Park
Ada apa, katamu? oh, yang benar saja.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Ya, ada apa?
Ulang Namjoon yang mulai bingung.
Jimin Park
Jimin Park
Astaga, sunbae!
Jimin Park
Jimin Park
Ah, tidak.
Jimin Park
Jimin Park
Hyung! kau hyung ku sekarang.
Jimin Park
Jimin Park
Apa yang kau lakukan disini?
Namjoon terlihat semakin bingung, namun dia menjawab seadanya.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Bekerja?
Sahutnya dengan satu alis terangkat. Menatap pria yang lebih muda penuh tanya.
Jimin Park
Jimin Park
Kenapa tak membawa hyung ku bulan madu? kau ini tidak peka atau bagaimana?
Namjoon menghela nafasnya.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Astaga, ku kira apa.
Jimin menganga tak percaya.
Sungguh? apa boleh Jimin memukul kepala pria yang lebih tua di hadapannya ini? dia gemas bukan main.
Jimin Park
Jimin Park
Ah, astaga.
Jimin mengerang, menengadahkan kepala. Kini kedua tangannya tengah berkacak di pinggul rampingnya, bersiap mengeluarkan kata-kata mutiara miliknya.
Jimin Park
Jimin Park
Aku rasa aku mulai menyesal mengenalkan kalian berdua.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Yak, jangan bicara hal mengerikan begitu.
Jimin Park
Jimin Park
Kau lebih mengerikan, hyung.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Aku? kenapa?
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Oh, ayolah, manis. Aku dan Seokjin sama-sama sibuk.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Kami akan segera berbulan madu jika memang sudah waktunya.
Jimin Park
Jimin Park
Kapan, hyung?
Jimin Park
Jimin Park
Tidak kah kau ingin menghabiskan waktu-waktu emas ini berdua saja dengan Jin hyung?
Jimin Park
Jimin Park
Aku yakin dia juga menanti mu mengajaknya ke suatu tempat.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Aku sudah menyerahkan semua padanya, Jim.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Jika memang dia meminta, aku akan segera melakukannya. Sampai saat ini dia bahkan belum mengatakan apapun padaku soal itu.
Jimin Park
Jimin Park
Ah, astaga. Kalian benar-benar merepotkan.
Jimin Park
Jimin Park
Ini tidak bisa dibiarkan.
Jimin berbalik, bergegas pergi meninggalkan ruangan itu, namun sebelum sampai di ambang pintu, pria itu berbalik lagi.
Jimin Park
Jimin Park
Berkas itu, data mahasiswa mu yang nilainya masih dibawah standar. Tolong di periksa dan aku akan mengambilnya jika kau sudah selesai.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Eoh, gomawo.
Jimin merotasi mata saat melihat Namjoon tersenyum padanya, dia pasti berniat membuatnya tak kesal. Tapi itu tak berlaku kali ini, Jimin nampak nya benar-benar gemas dengan pasangan pengantin baru itu.
Namjoon terkekeh kala si pria manis total meninggalkannya kembali seorang diri. Pria itu terlihat berpikir sebentar, tentu saja dia ingin membawa Seokjin pergi berbulan madu lebih dari apapun, menghabiskan masa-masa kasmaran pernikahan mereka, hanya berdua. Tapi Namjoon tak ingin memaksa, selayaknya dia yang memiliki kesibukan, Seokjin pun begitu. Bahkan pria itu bisa selalu pulang larut karena banyaknya jam operasi di rumah sakit. Seokjin adalah seorang workaholic, dia lebih gila daripada suami nya. Tapi apa kau tahu? bahkan itulah yang membuat Namjoon jatuh hati pada sepupu si pria Park.
Seokjin sangat mencintai pekerjaannya, itu sebabnya Namjoon tak pernah melarangnya bekerja overtime. Karena Namjoon tahu, bagi Seokjin, menolong orang lain itu memiliki kebahagiaan dan kepuasan tersendiri untuknya. Namjoon tak mungkin kan, mengikis kebahagiaan Seokjin dengan membatasi karirnya?
Terlebih mereka adalah pasangan dewasa yang sama-sama saling mengerti. Semuanya baik-baik saja selama ini, dan Namjoon yakin selamanya akan begitu.
🖤 🖤 🖤
Tok tok
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Masuk.
Pintu terbuka, si pengetuk masuk ke ruang pribadi Seokjin dan duduk di seberang nya. Memperhatikan si empu tempat nampaknya masih sibuk di jam istirahatnya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ah, Yoon. Kau kan yang membantuku operasi sore nanti?
Yoongi Min
Yoongi Min
Aigoo~ Kau bahkan tahu ini aku tanpa menoleh?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Kau pikir siapa lagi yang akan datang kesini dan duduk tanpa di persilahkan.
Bibir tipis Yoongi mengerucut, namun tak mendebat.
Yoongi Min
Yoongi Min
Aku kemari membawa pesan dari sepupu cerewet mu.
Kini atensi Seokjin beralih pada Yoongi, pria berkulit pucat itu adalah rekan sesama dokter nya. Entah, takdir memang kadang semudah itu. Yoongi adalah kekasih Jimin yang adalah sepupunya dan rekan kerja suaminya. Mereka sudah cukup lama bersama, bahkan lebih lama dari hubungan Seokjin dengan Namjoon. Tapi entah apa yang menahan keduanya untuk maju ke jenjang yang lebih serius. Tapi itu bukan masalah tentu saja, setiap pasangan menjalani hubungan mereka dengan cara mereka masing-masing, iya kan?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ada apa?
Yoongi Min
Yoongi Min
Dia menelepon ku dan mengoceh panjang lebar kenapa kau dan suami mu tak juga pergi bulan madu.
Seokjin menghela nafasnya, atensinya kembali pada berkas yang tak tahu apa, di meja nya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Kami sibuk, Yoongi-ya. Bilang Jimin tidak perlu mengkhawatirkan itu, kami baik-baik saja.
Yoongi Min
Yoongi Min
Kenapa kalian santai sekali, sih?
Yoongi Min
Yoongi Min
Kalau yang menikah aku dan Jimin pasti kami sudah heboh mengelilingi Eropa sejak hari pertama menikah.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Kalau begitu menikahlah.
Bibir Yoongi tiba-tiba terkatup. Membuat Seokjin melirik padanya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Wae, wae?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Kau tidak berniat mempermainkan namdongsaeng ku setelah bertahun-tahun, kan?
Yoongi Min
Yoongi Min
Haisshh, kenapa pikiran mu jahat sekali?
Yoongi Min
Yoongi Min
Apa aku terlihat sebrengsek itu ?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Eoh.
Yoongi Min
Yoongi Min
Yak~
Seokjin terkekeh, kembali pada berkasnya, lagi.
Yoongi Min
Yoongi Min
Jin, berliburlah. Aku akan memberikan cuti khusus padamu. Dua minggu apa cukup?
Pergerakan tangan Seokjin diatas kertas terhenti, dia kembali mendongak pada tamunya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Yoon-
Yoongi Min
Yoongi Min
Maaf Seokjin, ini demi ketenangan hati kekasih ku.
Seokjin memejamkan mata dan. menghela nafas.
Yoongi Min
Yoongi Min
Come on, dude.
Yoongi Min
Yoongi Min
Aku memberi mu libur, bukan memecat mu.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Tapi rasanya sama saja.
Yoongi Min
Yoongi Min
Ck. Kau berlebihan.
Yoongi Min
Yoongi Min
Kau bisa masuk kembali setelah dua minggu. Itu bukan waktu yang lama.
Yoongi Min
Yoongi Min
Lagi pula, kasihanilah suami mu. Dia pasti juga menunggu waktu senggang mu, iya kan?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Tapi bagaimana dengan jadwal operasi ku, Yoon?
Yoongi Min
Yoongi Min
Jin, ini rumah sakit besar, ada aku, ada Jungkook dan rekan lain yang bisa menggantikan mu. Tidak perlu khawatir seakan-akan para pasien itu akan mati jika kau pergi.
Yoongi Min
Yoongi Min
Oh, sungguh. Aku tersinggung.
Yoongi memasang wajah kecewa main-main.
Seokjin berdecak. Dia ingin menolak, tapi kali ini seperti nya Yoongi benar-benar memaksa. Seokjin bisa apa kalau sang kepala rumah sakit sendiri yang meminta?
Ya, Yoongi adalah pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. Rumah sakit itu dibawah kepemimpinannya sejak ayahnya pensiun setahun lalu. Tuan besar Min tentu ingin menikmati masa tua nya.
Yoongi Min
Yoongi Min
Bagaimana?
Helaan nafas kembali terdengar dari belah bibir tebal favorit Namjoon.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Kau pikir aku punya pilihan jika sudah seperti ini?
Yoongi tersenyum lebar, menunjukan gummy smile yang jarang sekali di perlihatkan nya pada sembarang orang. Percayalah, Yoongi dikenal sebagai pribadi dingin selain oleh orang yang benar-benar mengenalnya. Dan berkat cashing luar itu tak ada orang yang ingin repot-repot mendekatkan diri pada Yoongi. Meski oleh tak sedikit wanita dan kaum submisive, Yoongi dijadikan sosok idaman.
🖤 🖤 🖤 💜 💙 💖
Author Moon
Author Moon
Annong yedera~ Berjumpa lagi di work baru ku yang berniat aku ikutkan di kompetisi spooktober tahun ini, ehe..
Author Moon
Author Moon
Mohon dukungan kalian yaa~ Jangan lupa LIKE, KOMEN DAN VOTE (kalau boleh, hihi) PLEASE, DONT BE SIDERS :') aku menghargai satu like dari kalian. Dan itu sama saja kalian menghargai ku. Terimakasih, sungguh. Borahae 💜

Packet

Namjoon pulang pukul 6 sore, seperti biasa. Dan dia agaknya sedikit terkejut saat mendapati sang suami telah berada di rumah lebih dulu. Bahkan pria itu tengah berkutat di dapur bersama beberapa pelayan.
Ah, sungguh. Seokjin sangat seksi jika sedang serius memasak seperti itu. Ah, tidak. Seokjin memang selalu seksi. Ah, tapi percayalah. Saat memasak pria itu sungguh-sungguh memperlihatkan bahwa dia benar-benar pria idaman. Dan itu selalu membuat Namjoon bersyukur memilikinya.
Para pelayan yang menyadari kehadiran Namjoon membungkuk hormat sebelum berlalu. Mereka memberikan waktu untuk para tuannya bicara berdua. Selalu seperti itu. Dan mereka akan kembali saat Seokjin memanggilnya.
Tangan besar Namjoon melingkar di perut Seokjin, membuatnya sedikit terlonjak di tengah ke khusyuk an nya membuat sup ayam favorit Namjoon.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Oh, sayang. Kau mengejutkan ku.
Kecupan dalam mendarat di pipi berisi Seokjin, satu lagi yang begitu Namjoon puja, benda kenyal yang selalu terangkat lucu ketika kekasih nya tersenyum, dan merona tiap kali dia menggoda nya.
Seokjin menerima perlakuan itu dengan senang hati. Pria itu menelengkan kepalanya membiarkan Namjoon mendusel di ceruk lehernya yang memiliki harum vanilla.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Aku senang melihat mu sudah dirumah saat aku pulang, sayang.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Sungguh?
Namjoon mengangguk cepat, Seokjin terkekeh.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Apa kau tidak senang jika aku selalu lembur, sayang?
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Bukan tidak senang, hanya.. Sedikit kesepian.
Namjoon mengecup bahu terbuka Seokjin. Dia selalu menyukai kala sang suami mengenakan kaos dengan leher rendah seperti sekarang.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Mau mandi? mau ku siapkan air hangat?
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Tidak perlu, aku bisa meminta pelayan menyiapkannya.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Kau memasak saja, hm?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Arasseo.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Cepat turun jika sudah selesai.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Eoh.
Satu kecupan lain mendarat di pelipis Seokjin sebelum suaminya berlalu dari dapur. Seokjin selalu suka dengan bagaimana Namjoon memperlakukannya, tidak pernah berubah sejak pertama. Bahkan semakin hangat tiap waktunya.
Selain Namjoon, ada Seokjin yang juga merasa begitu beruntung memiliki pria itu sebagai pasangan sehidup semati nya.
Oh astaga, bukankah mereka berdua menggemaskan?
🖤 🖤 🖤
Makan malam pasangan Kim terasa selalu romantis meskipun pada kenyataannya mereka hanya menjalaninya dengan biasa saja. Pasalnya kedua insan itu begitu memuja satu sama lain. Siapapun bisa melihat bahwa cinta mereka begitu besar untuk masing-masing. Tatapan tak pernah berbohong, bukan?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Kau tahu sayang, mulai besok Yoongi meminta ku untuk libur. Dia tak mengizinkan ku masuk sampai dua minggu ke depan.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Oh, astaga. Apa terjadi sesuatu?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Tidak.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Nampaknya pasangan itu sangat mengkhawatirkan kita, ㅋㅋㅋ
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Pasangan?
Namjoon berpikir sebentar, lalu matanya membulat.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Jimin dan Yoongi merencanakan ini? begitu maksud mu?
Seokjin mengangguk.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Mereka selalu bertanya hal yang sama selama seminggu ini, kapan kita akan liburan dan pergi berbulan madu.
Kini pria cantik itu menggeleng samar, kembali menyuap makan malamnya.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
ㅋㅋㅋ
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Mereka lucu.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Sangat perhatian.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Aku yakin Yoongi pasti mendapat tekanan besar dari Jimin untuk memaksa mu libur, ㅋㅋㅋ.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Tadi pagi juga pemuda itu mendatangiku, dia bahkan terkejut melihat ku di ruang kerja ku sendiri.
Namjoon tak henti terkekeh saat mengingat bagaimana ekspresi Jimin di kantor tadi.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Jadi kau mau pergi kesuatu tempat, sayang?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Hum, entahlah. Aku benar-benar belum memikirkannya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Bagaimana dengan pekerjaan mu, Namjoon?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Apa kau bisa meninggalkannya sebentar jika kita pergi?
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Aku akan bicara pada atasan ku besok. Aku yakin dia akan mengizinkannya. Dia tahu aku belum mengambil jatah cuti tahunan dan cuti menikah ku.
Seokjin mengangguk lega, keduanya saling melempar senyum dan melanjutkan makan malam mereka dengan hangat.
🖤 🖤 🖤
Seokjin mengulurkan secangkir coklat hangat pada suaminya yang masih berada di ruang kerja pribadinya di rumah, selepas makan malam tadi. Namjoon memang selalu begitu, dia dan Seokjin sama saja. Sama-sama gila bekerja.
Tapi keduanya beruntung karena mereka benar-benar saling memahami kesibukan itu. Percayalah, hanya segelintir pasangan yang berhasil memahami sebaik mereka memahami satu sama lain.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Terimakasih, sayang ku.
Pria itu menerima cangkir yang terulur dengan senyuman manisnya, Seokjin balas tersenyum. Kini dia hanya menggenggam cangkir miliknya, memilih duduk di sofa yang bersebrangan dengan meja kerja Namjoon.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Karena mulai besok aku libur, aku jadi tidak tahu harus apa malam ini.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Biasanya aku akan memilih istirahat karen besok harus bekerja.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Tapi, ini terasa lain. Aneh.
Seokjin bermonolog, namun Namjoon mendengarkan nya dengan seksama.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Kemarilah.
Pria gagah itu menepuk paha nya, meminta sang suami duduk disana. Seokjin tentu menurut tanpa berpikir dua kali.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Ini, aku memberikan mu beberapa pilihan destinasi untuk bulan madu kita, mungkin kau akan suka.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Kau bisa melihat-lihat dulu dan mencari tahu lebih jauh, mana yang paling cocok dengan mu, dan ingin kau datangi.
Namjoon menjelaskan isi dari laptopnya kala Seokjin telah duduk di atas pangkuan. Rupanya Namjoon juga tengah sibuk mencari destinasi di sela waktu kerjanya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Wah, kau mencari ini semua?
Tanya Seokjin dengan mulut dan mata membulat antusias.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Hum, tak banyak. Hanya beberapa tempat yang terkenal.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Tapi kalau kau memiliki pilihan lain, aku akan dengan senang hati menerima nya.
Seokjin terharu, hatinya sungguh-sungguh hangat tiap kali Namjoon mencurahkan perhatian yang begitu besar padanya. Pria cantik itu memeluk leher kekar suaminya erat.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Gomawo, suami ku.
Namjoon membalas pelukan Seokjin tak kalah erat, elusan ringan di berikan pada punggung sempit pasangannya. Yah, dibanding Namjoon, Seokjin memang memiliki porsi tubuh yang lebih kecil. Tapi jika dibandingkan dengan Yoongi atau Jimin, pasti lebih besar Seokjin. Meski begitu, si pria bermarga Min tetap lah lebih kekar dibanding Seokjin. Jelas bukan? dia adalah seorang dominan. Harus ada yang membedakan mereka, ㅋㅋㅋ
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Anything for you, my dear.
🖤 🖤 🖤
Pilihan yang Namjoon berikan diantaranya adalah,
1. Pantai Kuta, Bali - Indonesia.
NovelToon
2. Kota Positiano, Italia.
NovelToon
3. Daerah pegunungan Hakone, Tokyo - Jepang.
NovelToon
Dan yang terakhir ada yang paling umum di datangi para turis, Menara Eiffel di Paris - Prancis.
NovelToon
Semuanya adalah tempat bagus, Seokjin suka tempat-tempat yang dipilihkan Namjoon. Tapi bagi Seokjin, kemana pun asal bersama Namjoon tak pernah masalah. Bahkan jika mereka harus tetap tinggal dirumah selama dua minggu bersama-sama, Seokjin juga tak akan masalah, sungguh. Ini bukan karena cinta yang kata orang buta, tapi memang begitulah yang dirasakan setiap pasangan yang telah menikah. Dimana pun tempatnya, asal bersama pasangan, akan terasa sama, menyenangkan.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Hum, semuanya menarik.
Jemari lentik Seokjin terus menggulir mouse di bawah tangan kanannya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Apa sesulit ini memilih tempat berlibur?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Tapi... Bukankah akan melelahkan kalau kami harus keluar negeri?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Maksud ku-
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Oh, astaga.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Namjoon bahkan tak memilih sesuatu dari Korea. Dia mau kabur atau bagaimana?
Seokjin mulai meluncur di dalam internet, mencari destinasi dalam negeri yang sekiranya 'mungkin' akan cocok dengan seleranya. Jika ada yang dekat, kenapa harus jauh-jauh? Setidaknya begitu pemikiran simple seorang Kim Seokjin. Meskipun uang mereka bisa membawa keduanya kemana pun yang Seokjin inginkan.
Tok tok..
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Masuk.
Kepala Pelayan Kang
Kepala Pelayan Kang
Maaf, tuan. Ada paket untuk tuan.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Oh? paket?
Seokjin berpikir sebentar sebelum menerima paket berupa map berwarna coklat dari pelayannya.
Sang pelayan undur diri setelah menyerahkan map itu.
Seokjin sibuk membolak balikan map yang memang di tujukan padanya, tertera dengan jelas nama beserta marga nya disana. Namun, ada ya hilang. Tak terdapat nama, atau identitas apapun tentang sang pengirim.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Hum? dari siapa?
Seokjin bergumam kala tiba-tiba ponselnya berdering ribut. Memunculkan pop up nama panggilan Jimin pada layarnya yang berkedip.
Smoljim is Calling.. 📲
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Yeoboseyo?
Jimin Park
Jimin Park
Hyung, kau dirumah?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Eoh, wae?
Jimin Park
Jimin Park
Apa kau sudah menerima paket dari ku?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ahh, jadi ini dari mu?
Jimin Park
Jimin Park
Ah, sudah ya? bagaimana? kau suka?
Suara Jimin terdengar antusias di seberang sana, membuat Seokjin terkekeh.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Aku baru akan membukanya saat kau menelepon.
Jimin Park
Jimin Park
ㅋㅋㅋ, geurae?
Jimin Park
Jimin Park
Kalau begitu bukalah, semoga kau suka.
Jimin Park
Jimin Park
Aku harus kembali bekerja, jangan lupa makan siang, hyung.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ne~
Jimin Park
Jimin Park
Ah, satu lagi.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Eoh?
Jimin Park
Jimin Park
Hari ini Namjoon hyung sudah mengurus cutinya, semoga kalian bis bersenang-senang, eoh? cepat berikan aku kabar baik soal Kim kecil, ㅋㅋㅋ
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ck. Belum tentu permintaan cuti nya di acc kan? ku dengar universitas sedang sibuk?
Jimin Park
Jimin Park
Pasti di acc. Aku sendiri yang mengurusnya, ㅋㅋㅋ. Jangan khawatir hyung ku sayang.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Haishh, kalian ini benar-benar.
Jimin Park
Jimin Park
Mwo? bukankah seharusnya aku mendengar ucapan terimakasih?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Hh..
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ne, ne. kamsahamnida Park Jimin-ssi~
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Kami benar-benar berhutang banyak pada tuan muda ini, aigoo~
Jimin terbahak puas disana, Seokjin ikut tersenyum kecil membayangkan mata Jimin yang akan menghilang tertatik pipi saat dia tertawa seperti itu.
Jimin Park
Jimin Park
Tidak ada hutang, hyung.
Jimin Park
Jimin Park
Cukup kembali dari bulan madu dengan sesuatu di perut mu, ㅋㅋㅋ.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Hhh..
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ku pikir tadi kau bilang harus kembali bekerja?
Jimin Park
Jimin Park
Hahahah, ah. Tidak seru
Jimin Park
Jimin Park
Baiklah, kalau begitu sampai nanti, hyung.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Eoh, sampai nanti, Jimin-ah.
Klik.
Sambungan terputus, Seokjin kembali meletakan ponselnya. Sejak pagi Seokjin hanya bermalas-malasan di kamar, sementara sang suami sudah pergi bekerja sejak beberapa jam lalu.
Perhatiannya kembali pada map yang belum sempat dibukanya, pria itu tersenyum, merapal terimakasih berulang kali sejak tadi pada sepupu tersayangnya itu.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ouh, mungkin aku memang harus makan dulu.
Ucapnya saat merasa isi perutnya tengah bergemuruh liar. Seokjin meletakan map itu diatas kasur dan berlalu pergi meninggalkan kamarnya yang sejak pagi tadi tak dia tinggalkan. Pria itu berlalu menuju ruang makan.

Planning

Namjoon Kim
Namjoon Kim
Bagaimana, cantik?
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Kau sudah memutuskan kemana kita akan pergi?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ah, yah. Tentu saja, Namjoon.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Tapi... Itu bukan dari salah satu yang kau rekomendasi kan padaku semalam.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Gwaenchana?
Namjoon tersenyum, mengelus surai caramel sang kekasih dengan sayang.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Apa ucapan ku kemarin malam kurang jelas, Sayang?
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Aku akan pergi kemana pun yang kau inginkan. Itu bukan masalah.
Seokjin tersenyum senang.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Tapi, bagaimana dengan cuti mu?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ah, tadi siang Jimin memberi tahuku soal itu, he he
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Semuanya beres, lusa kita bisa berangkat, karena besok aku masih harus mengurus beberapa pekerjaan.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Oh?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Sungguh?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Secepat itu?
Namjoon terkekeh melihat reaksi lucu suaminya.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Eoh, ku harap kau tidak lupa siapa sepupu mu, Seokjin.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Wah, dia benar-benar menepati ucapannya, tak bisa ku percaya.
Seokjin berdecak kagum, namun selanjutnya dia kembali teringat hal yang akan disampaikan pada Namjoon. Pria itu buru-buru mengambil map yang tadi siang diterimanya.
Namjoon menerima uluran map dari sang suami.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Apa ini?
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Jimin nampaknya belum selesai dengan kejutannya.
Namjoon mengeluarkan isi map ditangannya, sebuah tiket, paket berlibur selama sepuluh hari di penginapan yang berada di sebuah desa di Daegu.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Daegu? Apa Yoongi yang merekomendasikannya?
Seokjin mengedikkan bahu.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Mungkin saja, mereka berdua tidak bisa di tebak.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Kau mau kemari?
Tanyanya seraya menenteng tiket penginapan.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Yah, ku pikir tak ada salahnya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Akomodasi dan trasnportasi disana telah di siapkan, kita hanya tinggal datang saja, bukankah itu meringankan?
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Hum, kau benar.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Baiklah, kita akan bersiap besok.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Aku akan memesan tiket pesawat nya nanti.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Yey! terimakasih sayang ku!
Seokjin memeluk erat leher Namjoon, pria itu hanya terkekeh mendapat perlakuan sedemikian rupa dari kekasih hatinya.
Pelukan Seokjin terlepas, kini dia menatap manik hazel gelap milik suaminya, sejak awal bertemu, Seokjin banyak bertanya-tanya kenapa Namjoon memiliki warna mata yang tidak umum dimiliki oleh kebanyakan orang Korea, meski bukan hal yang tidak mungkin memang ada yang memiliki warna mata seperti Namjoon disana, tapi tetap, Namjoon lah yang pertama di temui Seokjin di tanah kelahirannya.
Oh, jangan salah sangka. Bukan Seokjin tak suka, justru dia sangat mengagumi mata hazel itu, selalu mampu memenjarakannya disetiap pertemuan tatap mereka. Seokjin memuja manik indah Namjoon seperti Namjoon yang juga memuja manik hitam pekatnya dengan terang-terangan. Namjoon sering bilang bahwa mata Seokjin lebih jernih dari pada setiap mata air yang pernah Namjoon temui.
Meskipun tahu rayuan itu berlebihan, Seokjin tak pernah sedikit pun merasa keberatan mendengarnya dari mulut Namjoon, karena jika dia yang mengatakannya, Seokjin seperti mendengar pujian yang paling tulus yang pernah dia dapatkan.
Tangannya bergerak mengelus wajah tegas sang suami, wajah yang selalu berhasil menenangkan nya setiap kali Seokjin menatapnya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Namjoon..
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Mungkin kau akan bosan mendengar ini, tapi sungguh..
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Aku merasa bahwa di masa lalu aku telah menyelamatkan sesuatu yang penting dan berpengaruh, sampai-sampai di kehidupan ku yang sekarang ini, aku bisa memiliki mu untuk diriku sendiri.
Namjoon tersenyum, menelengkan kepalanya untuk lebih dalam merasakan telapak tangan sang suami yang terasa begitu hangat. Mata nya terpejam damai.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Aku pun selalu berpikir demikian, sweet heart.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Kamu benar-benar yang terbaik yang pernah ku dapat kan dalam hidupku.
Kini tangan Seokjin bergerak kebelakang kepala Namjoon dan meremas lembut rambut cepak suaminya yang sudah mulai memanjang. Surai berwarna ash blonde yang ujungnya sudah mulai menghitam membuat pria bertubuh tegap itu semakin mempesona, sekali lagi, Seokjin tak pernah menyangka bahwa pria itu adalah miliknya.
Seokjin tersenyum kala melihat Namjoon menikmati sentuhan tangannya dengan mata yang masih terpejam, jika dibiarkan pria itu biasa terlelap dalam posisi duduk seperti ini. Namjoon selalu suka rambutnya di mainkan.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Wanna play, baby?
Bisik Seokjin di telinga Namjoon, pria itu terkejut, matanya segera terbuka, membulat lucu. Selanjutnya dia melihat wajah Seokjin sudah berada di hadapannya.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
With pleasure, my love.
Sahut Namjoon tak kalah sensual, berbisik di depan bibir plum Seokjin.
Labium keduanya bertemu, jika biasanya hanya mengecup ringan, yah, karena keduanya cukup sibuk dan lelah untuk memulai 'permainan mereka'. Jujur saja meski tergolong sangat intim, hubungan badan keduanya masih bisa terhitung dengan jari, bahkan sejak pertama kali mereka melakukannya waktu pacaran dulu.
Kali ini belah bibir berbeda volume itu saling melum*at halus, namun rakus, menuntut. Keduanya bisa merasakan hasrat yang tiba-tiba saja bergemuruh di dada masing-masing.
Namjoon menarik pinggul ramping suaminya mendekat, membawanya duduk diatas pangkuan, karena sejak tadi Seokjin berdiri di hadapannya yang terduduk di tepi kasur mereka.
Daging lunak tak bertulang di dalam mulut keduanya saling membelit. Terkadang Namjoon atau Seokjin menyesap satu sama lain. One of Namjoon's Favorite.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Ssshhh nnghh~
Lenguhan samar meluncur dari bibir Seokjin yang sedikit membengkak, kepalanya menengadah merasakan jamahan Namjoon pada kulit lehernya.
Seokjin Kim
Seokjin Kim
Yeahh, babyhh~
Tangan Seokjin masih aktif meremati surai sang kekasih, sementara tangan besar Namjoon menahan tubuh Seokjin di punggung nya. Menyangga si empu agar tak jatuh lemas kebelakang.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
I love you.
Cup.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
I love you.
Cup.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
I love you, Kim Seokjin.
Dia mengucapkan disetiap jengkal kulit Seokjin, membuat si pria cantik tersenyum disela erangan.
🖤 🖤 🖤
Pelupuk mata Seokjin mengerjap, pagi itu dia bangun sudah tanpa Namjoon disisinya, setelah pergelutan luar biasa mereka semalam. Seokjin tersenyum memulai paginya, mengingat bagaimana suaminya mengg*agahinya dengan sangat luar biasa.
Kling.
Ponsel di sisi nakas berdering sekali, menandakan pesan masuk. Seokjin menyambarnya dan kembali merangsek kedalam selimut. Pria itu masih full naked, karena dirinya dan Namjoon memang tak pernah berpakaian jika tidur setelah bersengg*ma.
1 Unread Message from Baby Joon 📩
NovelToon
Diseberang sana, Namjoon tersenyum membuat cekungan dalam dikedua belah pipinya.
Ceklek.
Jimin Park
Jimin Park
Aigoo~
Lagi, pria yang lebih muda itu masuk tanpa mengetuk. Mendapati sang pemilik ruang tengah tersenyum-senyum sendiri menatap layar ponselnya. Kalau saja Jimin tidak tahu secinta apa Namjoon pada suaminya, sekarang dia pasti sudah menganggap pria itu gila. Dari yang Jimin pelajari selama melihat hubungan sang kakak sepupu dengan pria yang adalah rekan kerjanya ini, dia sangat tahu bahwa keduanya benar-benar saling memuja satu sama lain.
Maka jika Jimin mendapati hal seperti ini, dia bisa menyimpulkan bahwa pasangan itu tengah bertukar kabar lewat ponsel.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Oh, astaga. Apa tangan mu akan terluka jika mengetuk pintu ku, anak muda?
Jimin terkekeh mendengar teguran halus dari sang sepupu ipar.
Jimin Park
Jimin Park
Mianhaeyo, hyungie~
Ucapnya dengan aigoo tak tertolak, ya, Jimin begitu manis. Bahkan dulu Namjoon sempat ingin mendekatinya sebelum tahu pemuda itu sudah memiliki kekasih yang... Selalu Namjoon bilang sebagai mannequin yang terbuat dari es.
Yah, Yoongi memang sedingin dan sedatar itu di pertemuan pertamanya dengan siapa saja.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Ada apa lagi, adik manis?
Jimin Park
Jimin Park
ㅋㅋㅋ
Jimin Park
Jimin Park
Berhenti memanggil ku begitu, atau aku akan melaporkannya pada Seokjin hyung.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Oh, astaga. Di bahkan tahu aku memanggil mu sayang.
Jimin berdecak, tak mendebat karena memang begitulah kenyatannya.
Jimin Park
Jimin Park
Aku ingin mengambil berkas kemarin lusa, sudah selesai kan?
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Ah, benar juga.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Sudah, tentu saja.
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Terimakasih, Jiminie~
Jimin masih terkekeh, Namjoon melakukan aegyo adalah hal yang jarang terlihat.
Jimin Park
Jimin Park
Ada apa ini? sepertinya mood mu sedang bagus?
Jimin Park
Jimin Park
Ah~ pasti karena hal itu, ㅋㅋㅋ
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Mwo?
Jimin Park
Jimin Park
Cih, pura-pura tak paham.
Jimin Park
Jimin Park
Yasudah, aku pergi dulu. Good luck, hyungie~
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Eoh. Terimakasih, Jiminie~
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Ah, Jimin, tunggu!
Yang lebih muda kembali berbalik sebelum sempat menyambar knop pintu.
Jimin Park
Jimin Park
Ne?
Namjoon Kim
Namjoon Kim
Terimakasih atas hadiahnya. Seokjin sangat menyukainya.
Jimin tersenyum puas, meninggalkan segaris mata yang mempesona, oh, siapa lagi yang dikenal sebagai pemilik senyum malaikat di universitas ini, selain Park Jimin? Cucu dari pemilik kampus.
Tidak ada, dialah pria dengan senyum paling sempurna. Kecuali di mata Namjoon, Seokjin nya lah yang tetap berada di urutan teratas. Meski dia tak menampik Jimin memang terlampau manis untuk ukuran seorang pria.
Jimin Park
Jimin Park
Aku senang mendengarnya.
Setelah itu si pemuda berlalu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!