Luthor adalah seorang keturunan bangsawan terhormat di negeri Sato sebelah selatan dari desa Rassyah. Meskipun dia keturunan bangsawan dan dia memiliki harta yang berlimpah tetapi dia memiliki hati yang baik, tidak sombong, sopan, bertanggung jawab, jujur, dan menghargai siapapun tanpa memandang jabatan serta hartanya.
Keluarga Luthor terkenal akan rendah hati serta kesopanannya yang tinggi. Mereka hidup bahagia dan selalu menyumbangi sebagian kekayaannya kepada anak yatim-piatu dan panti jompo.
Pada suatu malam rumah Luthor dimasuki oleh seorang perampok. Perampok itu berjalan sambil mengendap-endap ke arah kamar orang tuanya Luthor untuk mengambil hartanya didalam brankas. Setelah sampai di kamar orang tuanya, perampok itu langsung kearah brankas tersebut. Perampok itu kesulitan untuk membongkar brankas tersebut dan menyebabkan sedikit suara yang berisik. Salah satu alat untuk membongkar brankas tersebut ada yang jatuh kelantai. Ibunya Luthor terbangun dan langsung melihat kearah suara tersebut. Perampok itu langsung menodongkan pisau ke leher ibunya Luthor yaitu nyonya Noah. Perampok itu pun menyuruh nyonya Noah untuk turun dari tempat tidurnya dan mengancam akan membunuhnya.
"Hei nyonya Noah jika kamu tidak mau mati maka buka brankas ini." bisik perampok.
"Saya tidak akan menyakiti anda sedikit pun dan saya akan pergi dari rumah ini."
"Ba, ba, ba, baiklah." nyonya Noah menjawab sambil ketakutan.
Tangan nyonya Noah langsung mengetikkan kata kuncinya. Tidak lama kemudian brankas itu terbuka dan perlahan perampok itu mengambil semua uang dan perhiasan yang ada didalam brankas itu.
"Terimakasih nyonya Noah, saya akan segera pergi."
"Ya, ya, ba, baiklah."
"Tapi saya mau anda mengantarkan saya ke luar."
"I, i, iya." sambil ketakutan.
Merekapun berjalan menuruni anak tangga dan mengarah ke pintu belakang. Setelah sampai di pintu belakang perampok itu langsung menusuk perut nyonya Noah.
"Maaf nyonya Noah."
"Sebentar lagi Anda akan mati bersama keluarga anda."
"Be.. be.. ber... bersama keluarga saya?" tanya nyonya Noah dengan lemah.
"Ya, saya sudah memasang bom di ruang tamu, lantai atas, pintu depan dan kamar anda. Jadi anda akan mati bersama-sama, tidak perlu khawatir nyonya Noah."
"Si.. si.. siapa kamu sebenarnya?"
"Saya?"
Perampok itu langsung membuka topeng yang dia kenakan. Setelah dibuka nyonya Noah terkejut, ternyata perampok itu adalah Jack supirnya.
"Ke.. ke.. kenapa J.. Jack?"
"Saya sangat iri kepada keluarga anda nyonya Noah, saya sudah sejak lama memiliki rencana ini dan saya baru bisa sekarang menjalankannya."
"Sudah ya, saya pergi dulu sebentar lagi bomnya akan meledak. Selamat tinggal dan titip salam saya kepada dewa kematian yaa..."
Jackpun langsung pergi dan perlahan menghilang. Nyonya Noah yang kesakitan langsung meraih tombol darurat di dekatnya. Perlahan-lahan ia menggapai dan akhirnya dia bisa meraihnya diapun langsung memencet tombol darurat itu.
Tiiuutt..tiiuutt..tiiuuttt...
Tidak lama tuan Noah, Luthor, dan keempat adiknya terbangun dan segera pergi ke lantai bawah. Tuan Noah mencari keberadaan istrinya. Dia tidak menemukan dimana istrinya berada, ketika dia mencari ke arah dapur belakang. Akhirnya dia menemukan istrinya yang tergeletak lemah dan bercucuran darah. Tuan Noah kaget dan memanggil anak-anaknya, tidak lama Luthor dan keempat adiknya datang dan melihat ibunya yang tergeletak dilantai, merekapun terkejut.
"Istriku ada apa?"
"Di, di, di, dirumah kita ada bom. Se, se, sebaiknya kamu bawa anak kita keluar su, su, suamiku."
"Tapi kamu bagaimana?"
"Sudahlah ka, ka, kamu bawa terlebih dahulu anak-anak kita keluar a, a, aku gampang."
"Baiklah."
Luthor dan keempat adiknya tidak bisa berbicara apapun. Ayah mereka langsung membawa mereka keluar dari rumah, Luthor melihat kearah ibunya yang tergeletak sambil meneteskan air mata. Setibanya di luar ayahnya langsung masuk kembali kedalam untuk menjemput istrinya. Tidak lama kemudian bom itupun meledak sangat besar dan menghancurkan rumahnya tanpa sisa.
"Tidaaakk...!" teriak Luthor.
Diapun terbangun dari tidurnya yang mengingatkan dia ke masa lalunya yang kelam.
Next Episode
Dimana Keempat Adik Luthor ?
Setelah bangun dari tidurnya yang mengingatkan Luthor kepada masa lalunya, Luthor langsung duduk ditempat tidurnya sambil berkeringat dan jantungnya berdetak dengan cepat sehingga nafasnya tidak teratur.
"Huufh..huuffh...huuuuffhh....."
Luthor berusaha untuk mengatur nafasnya. Luthor langsung berjalan kearah dapur untuk minum. Nafasnya masih belum teratur, dia kembali lagi ke keranjangnya sambil duduk.
Tidak lama kemudian nafasnya sudah mulai teratur dan dia sudah merasa tenang meskipun masih sedikit berkeringat.
Luthor berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci mukanya agar sedikit segar. Setelah itu dia mengisi kembali gelasnya dengan air untuk membasahi tenggorokannya. Dia menaruh gelasnya ke meja dan dia berjalan kearah pintu luar dan membukanya. Setelah dibuka Luthor menghirup udara segar sedalam-dalamnya dan mengeluarkannya lagi, dia pun mengulanginya.
Setelah merasa baikan dan nyaman dia kembali masuk kedalam rumahnya dan bersiap untuk mandi. Setelah dia mandi, dia langsung ke ruang tamu dan duduk sambil menatap foto keluarganya.
Dia langsung mengingat kejadian itu.
Ingatan Luthor
"Kak Luthor kenapa ini semua terjadi kepada kita kak?" tanya Adam adik pertamanya bertanya sambil menangis.
"Iya kak, kenapa?" tanya Joe adik ketiganya.
"Aku nyesel kak, harusnya aku bergadang aja." jelas George adik keduanya.
"Mamah... papah..." rengekan Bastian adik keempatnya.
"Sudah, sudah. Kakak juga sedih kenapa ini bisa terjadi kepada kepada kita? Dan kakak juga nyesel kenapa kakak dan kalian tidak bergadang saja."
"Kakak juga gak kuat dan gak terima."
"Siapa kak? Siapa kak? Siapa pelakunya?" tanya George sambil menangis.
"Tidak. Kakak juga tidak tahu?"
"Tapi jika suatu saat nanti kakak tahu siapa pelakunya, kakak akan membalasnya."
"Dan kakak tidak akan memaafkan perbuatannya."
"Benar kak?" tanya Adam.
"Iya kan, kak?" tanya Joe.
"Janji ya kak?" tanya George.
"Kita juga gak akan pernah memaafkan perbuatannya kak!" jelas Bastian sambil berteriak.
"Iya kakak janji."
Mereka saling berpelukan dan sambil meneteskan air mata yang sangat banyak. Tidak lama kemudian Jack pun datang dan menghampiri Luthor dan keempat adiknya.
"Sudah, sudah. Jangan nangis terus, mending ikut om ke desa Rassyah." ajak Jack.
"Mau kemana om Jack?" tanya Bastian.
"Kita akan kerumahnya om." jawab Jack.
"Kak, gimana? Kita ikut gak?"
"Sebaiknya kita ikut saja dulu sampai keadaan sudah membaik."
"Yaudah ayo naik ke mobil om." ajak Jack.
Merekapun mengikuti Jack dan menaiki mobil si Jack. Jack memiliki rencana jahat dan tersenyum tak ikhlas.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat sehingga mereka tidak sadar mereka telah tiba di desa Rassyah. Jack pun meminta Luthor untuk keluar bersamanya dan berbincang. Tidak lama setelah itu Luthor mengeluh ingin membuang air kecil, dia pun mencari kamar mandi umum. Setelah kembali dari kamar mandi, Luthor terkejut karena dia tidak melihat dimana mobilnya Jack. Luthor mencarinya terus mencari hingga lebih dalam memasuki desa Rassyah dan akhirnya dia tersesat. Dia menduga bahwa Jack meninggalkan dia dan membawa keempat adiknya pergi.
Ketika Luthor bertanya kepada salah satu pedagang pinggir jalan.
"Permisi, tuan."
"Iya ada apa dek?" tanya pedagang itu.
"Saya mau tanya, tadi tuan melihat mobil berwarna hitam lewat sini tidak?"
"Mobil hitam?"
"Tidak, tidak ada. Lagipula di desa ini belum ada yang pernah melihat orang yang membawa mobil." jelas pedagang itu.
Luthor langsung teringat, bahwa desa Rassyah merupakan desa termiskin. Di desa Rassyah tidak ada seorang pun yang mempunyai mobil. Luthorpun marah bisa-bisanya dia ditipu oleh supirnya sendiri dan menculik adik-adiknya.
"Baiklah tuan, terimakasih."
"Iya sama-sama."
"Emang adik dari mana dan siapa adik?" tanya pedagang itu.
"Eehhmmm..."
"Saya berasal dari kota Sato dan saya adalah Luthor anaknya tuan dan nyonya Noah."
"Astaga."
"Saya turut berdukacita atas peristiwa itu ya. Padahal kalian orang yang dermawan, tega-teganya orang yang melakukan itu."
"Iya, sama-sama"
"Memangnya tuan Luthor ini mau kemana, kenapa bisa ada disini?"
"Eehhmmm..., saya mau kerumah sahabat saya."
"Ohh..., ya sudah hati-hati ya."
"Iya sama-sama tuan."
Luthor pun pergi dari tempat itu sambil berjalan untuk mencari keberadaan adik-adiknya.
Next Episode
Kakek-Kakek Misterius
Setelah duduk, Luthor langsung pergi kearah pintu luar diapun membuka pintu itu dan Luthor pun keluar dari rumahnya dan menutup kembali pintunya.
Luthor pun pergi untuk berkeliling desa Rassyah. Dia berjalan sambil melihat sekelilingnya, dia terus jalan dan berjalan entah apa yang dia pikirkan. Seketika dia teringat tempat dia ditinggalkan oleh Jack. Setelah tiba, dia mengecek sekeliling dan mencari jejak atau petunjuk lainnya. Luthor terus mencari hingga memasuki gang kecil tanpa dia sadari.
Luthor melihat ada seorang preman yang sedang memalak seorang kakek-kakek paruh baya. Terlintas dalam benaknya, seorang preman bisa-bisanya memalak orang tua paruh baya. Luthor pun langsung berjalan kearah preman itu dan langsung memukul wajah preman itu hingga tersungkur. Luthor menyuruh kakek itu untuk pergi, preman itu bangkit lagi dan langsung membalas pukul yang telah dia terima, Luthor dipukul lagi dan dipukul hingga terpojok. Saat ada celah, Luthor langsung menonjok wajah preman itu dengan satu pukulan dan preman itu tersungkur lagi hingga berdarah.
Setelah preman itu mengaku kalah dan preman itu pergi sambil berlari. Kakek-kakek itu menghampiri Luthor sambil memegang pundak Luthor.
"Terimakasih ya tuan." kakek itu sambil tersenyum.
"Iya kek." jawab Luthor sambil membalas senyumannya.
"Sakit tidak tuan?"
"Tidak, tidak apa-apa."
"Sudah jangan bohong, ayo ikut saya."
"Kemana?"
"Sudah ayo."
Luthor pun mengikuti kakek-kakek itu dari belakang. Setelah sampai di suatu tempat rumah tua dia menyuruh Luthor masuk.
"Ayo silahkan masuk tuan."
"Ini rumah kakek?"
"Iya."
"Ayo cepat masuk."
Luthor pun masuk ke dalam rumah kakek-kakek itu.
"Silahkan duduk."
Kakek-kakek itu berjalan kearah belakang untuk mengambil obat-obatan. Kakek itupun kembali lagi dan langsung mengobati luka yang ada ditubuh Luthor.
"Tadi tuan hebat ya, bisa menghajar preman itu hanya dua kali pukulan."
"Setiap satu pukulan dia pasti terjatuh, tapi saat dia memukul tuan tidak terjatuh walaupun berkali-kali pukulannya."
"Apakah tuan adalah seorang ahli bela diri?"
"Bisa aja kakek ini."
"Mungkin saja preman itu terlalu lemah atau hanya kebetulan saja."
"Jangan bohong."
"Benar saya belum pernah berguru."
"Oh."
"Tapi saya dapat merasakan energi yang kuat dalam diri tuan yang mengalir tanpa arah."
"Tanpa arah?"
"Iya, energi tuan belum pernah dilatih sehingga tuan tidak bisa mengendalikan energi tuan."
"Apabila energi tuan dilatih, maka tuan akan memiliki kekuatan yang sangat besar."
"Benarkah?"
"Iya, jika tuan ingin mengendalikan energi tuan. Saya bisa untuk melatih tuan."
"Eehhmmm..."
"Bagaimana?"
"Baiklah, saya bersedia."
"Kalau begitu kembalilah besok pukul 9 tepat. Saya akan melatih tuan."
"Kalau boleh saya tahu, siapa kakek ini sebenarnya?"
"Saya adalah kakek-kakek paruh baya."
"Jangan bohong."
"Kalau mau tahu siapa saya, nanti saya akan memberi tahu siapa saya sebenarnya."
"Baiklah."
Tak terasa mereka ngobrol hingga sore tiba.
"Kek, saya harus pulang sudah sore."
"Baiklah, saya antar tuan keluar."
Kakek itupun mengantarkan Luthor keluar sampai pintu.
"Ingat ya, besok pukul 9 sudah harus sudah ada di sini."
"Siap kakek."
Luthor pun berjalan untuk pulang sambil bertanya-tanya siapa kakek itu dan dia sangat penasaran kenapa jika kakek itu jago beladiri, terus kenapa dia tidak melawan saja preman itu. Setelah sampai dirumahnya dia langsung membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam.
Next Episode
Silsilah Luthor
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!