Tok tok tok !!!
"Non Samara, bangun Non sudah pagi" Suara ketukan pintu mengejutkan Samara yang sedang melamun, lalu ia segera membalas suara yang menunggu di balik pintu
"Iya iya Bi, ini juga sudah bangun"
"Baiklah Non, segera lah turun kebawah Tuan dan Nyonya sudah menunggu" Saut Bi Reya dari luar pintu sambil berlalu meninggalkan kamar Samara.
Di ruang makan terlihat Jane dan Aldebaron sedang menunggu putri mereka.
"Apakah Samara sudah bangun ?" Tanya Jane
"Sudah nyonya, Nona Samara sebentar lagi akan turun" Setelah selesai menyiapkan hidangan Bi Reya pun meninggalkan ruangan.
Dengan senyuman yang cantik Samara menyapa kedua orang tuanya.
"Good morning Dad! Mom!" Jane dan Aldebaron membalas bersamaan "Morning darling"
Seperti biasa setelah sarapan Aldebaron berangkat ke kantor, ia direktur perusahaan Caroline Interprance dan tidak lupa ia mengantar putrinya ke TrendyStore butik milik Samara, ya Samara adalah seorang Desainer wajar saja jika penampilan wanita itu selalu modis.
Setelah tiba di butik, Samara masuk dan sudah ada beberapa karyawannya yang datang, Samara menyelesaikan pesanan para pelanggan yang kemarin datang.
Tak terasa jam sudah menujukkan pukul 7 malam, Samara pun bergegas naik ke mobil yang menjemputnya, Samara mengambil ponsel di tasnya ingin menelpon seseorang.
"Halo sayang, kamu ada dimana ? I miss you so much, tonight we have dinner together okay ?"
Ya Samara ingin bertemu kekasihnya Ray Jackson Fotografer terkenal di London
[Hmmm sorry dear, aku masih banyak pemotretan aku akan menemui mu lain waktu okay] jawab Ray
Sebenarnya Samara kecewa tetapi ia memahami keadaan kekasihnya.
"Does not matter, Aku tau kamu pasti sibuk lain waktu saja"
Samara pun menutup telponnya.
Saat di perjalanan menuju rumahnya, Samara terasa sangat lapar ia menyuruh sopir untuk mencari cafe,, namun setiba sampai di cafe dia melihat sekelibat bayangan yang familiar.
"Ray what are you doing? Siapa wanita ini?"
Ternyata kekasihnya sedang berciuman dengan wanita lain, Samara sangat marah dan melemparkan jus yang ia pesan ke wajah Ray.
"I hate you, kita putus" Bentak Samara
Samara sangat kecewa ia begitu mencintai Ray masih tak menyangka apa yang telah di lihatnya, Ray berlari mengejarnya namun Samara menepisnya dan pergi begitu saja.
Samara menangis hatinya sangat sakit, setiba dirumahnya Samara terlihat bingung ada dua orang berpakaian jas hitam keluar dari rumahnya
"Dad! Mom! Ada apa? Siapa mereka?" Tanya Samara yang heran
Jane pun menjawab pertanyaan putrinya sambil menangis.
"Samara, mereka adalah orang yang akan mengambil alih perusahaan Daddy mu,, Daddy kamu telah tertipu fatner bisnisnya dan memiliki hutang yang tidak sedikit, now your father is bankrupt" Bagaikan petir yang menyambar hati Samara hancur berkeping-keping.
"No no way, Mommy pasti bercanda kan? Dad! Katakan itu tidak benar?"
Aldebaron hanya tertunduk.
"It's all true Samara" Dengan wajah yang lesuh Aldebaron menatap Samara.
"Samara my daughter, Daddy tidak pernah meminta apapun padamu tapi untuk kali ini saja Daddy memohon padamu untuk membantu Daddy,, Daddy sudah menemui presdir Alliance Michael hanya dia yang bisa membantu Daddy"
"Apa maksud Daddy? Aku pasti akan membantu Daddy jika aku mampu, and who is he?" Samara tidak mengerti
*kenapa Daddy mengatakan hanya dia yang bisa membantu siapa dia ? oh my god what suffering is this* Samara sangat sedih dan juga bingung.
"Tidak ada jalan lain Daddy sudah mencoba, Tuan Muda mereka memberikan syarat dan hanya kamu yang bisa memenuhinya"
*apa maksud mu Dad* Batin Samara
"Syarat apa itu Dad" Samara masih tidak mengerti
"Kamu harus menikah dengan Edric Michael Edon, CEO yang memiliki kekuasaan tertinggi di kota ini hampir seluruh aset di kota ini adalah miliknya, Sorry dear, Daddy tau ini tidak mudah untukmu Daddy mohon samara" Sambil tertunduk Aldebaron memohon pada putrinya
*No this is impossible, bagaimana aku akan hidup dengan pria yang tidak pernah ku kenal,, Oh god, why should I? Kenapa ini semua harus terjadi hiks hiks* Air mata itu tumpah dari matanya yang indah.
"Apa yang harus ku lakukan Dad?" Sambil menangis
"Kamu hanya perlu menemuinya besok malam, Samara jangan menangis di hadapannya dan berpakaian lah yang pantas"
"Lakukan apa pun yang dia inginkan jangan mendebatnya, setidaknya jangan menambah masalah Daddy"
*maafkan Daddy Samara* Batin Aldebaron ....................
Bersambung
See you again ;D
Visual Samara Caroline
Pembaca yang bijak akan meninggalkan jejak 🙏🏻
Siang hari sebelumnya ...
Di gedung Alliance Michael terlihat Edric sedang duduk dan di hadapannya seorang pria menyedihkan meminta pertolongan.
"Atas dasar apa aku harus menolong perusahaan mu, Apa yang bisa kau berikan padaku jika aku membantumu? In this world nothing is free"
"Saya akan berikan apapun yang anda inginkan Tuan" Aldebaron memohon
"Really ? Berikan anak gadismu padaku, aku akan menikahinya maka aku akan membantu mu" Edric menyunggingkan senyum remeh
"Apa tidak ada cara lain Tuan? Yang bisa saya lakukan" Aldebaron berat dengan syarat yang diberikan Edric
"Kau yang membutuhkan bantuan ku? Berani sekali kau menentang permintaan ku? Hah" Bentak Edric
"Kau hanya punya dua pilihan saja, berikan putrimu padaku? Atau nikmati saja kehancuran mu" Edric menekan suaranya
"Baiklah Tuan, saya akan memberikan putri saya" Aldebaron tidak punya pilihan lain
"Pergilah, waktumu sangat sedikit, cepat bujuk putri kesayanganmu itu" Usir Edric
"Terimakasih Tuan" Aldebaron pun pergi.
...----------------...
Sekarang pukul 7.30 malam
"Tuan! Saya sudah mengatur pertemuan anda dengan Nona Samara" David Christopher sekretaris setia selalu antusias jika urusan Tuan Mudanya
"Good, let's go now" Ucap Edric
Disisi lain, Samara sudah bersiap untuk pergi menemui calon suaminya, ia mengenakan dress hitam selutut dan make up yang natural sudah membuatnya terlihat cantik.
*pria seperti apa yang akan ku temui itu, come on Samara cheer up* Teriak Samara dalam hati
Wanita itu pun pergi ke alamat yang di kirimkan padanya,, sambil berjalan dia melihat beberapa cafe, dan Samara berhenti di satu cafe.
*Alamat yang ku terima ini benar tempatnya* Gumam Samara dalam hati
"Hmm excuse me, saya mempunyai janji dengan Tuan Edric Michael Edon" Ucap Samara
"Nona Samara silahkan di meja nomor 6" Sang pelayan mempersilahkan
"Okay thank you" Samara langsung berjalan menuju tempat yang di tunjukkan
Tiba-tiba Samara terkejut kerena seseorang memegang tangannya.
"Hey, apa kau tidak merindukan ku?"
"Ray, why are you here? Lepaskan tangan ku?" Samara terlihat risih dengan sikap Ray
"You look beautiful tonight, maafkan aku Sam! Aku masih mencintaimu,, aku tidak akan membiarkan mu pergi" Ingin mencium tangan Samara.
Namun terdengar langkah kaki dari belakang
"Lepaskan tangan mu dari wanita ku, berani sekali kau menyentuhnya" Bentak Edric
Edric melepaskan tangan Ray dengan kasar.
"Who are you? Beraninya mengganggu ku" Ray tidak suka
"Hahaha, kau mau tau siapa aku? Aku adalah calon suami Samara" Tawanya membuat suasana semakin mencekam
Mendengar itu Samara pun terkejut
*Oh my god, ternyata dia Tuan Edric bagaimana ini* Sedikit panik dan berusaha tenang.
"David, bereskan lelaki ini"
"Baik tuan muda" Tanpa basa basi langsung menyeret Ray keluar cafe
"Lepaskan aku, aku bisa pergi sendiri" Ray berontak
"Jika anda ingin hidup tenang jauhilah Nona kami, ini demi kebaikan anda Tuan" Berlalu meninggalkan Ray yang masih bengong.
Samara berusaha tersenyum, Edric terus menatapnya dengan tajam.
"Terimakasih Tuan! Anda sudah menolong saya" Ucap Samara
Edric tetap diam, tidak merespon,, David datang membawa amplop coklat dan menyerahkannya pada Samara.
*Apa ini ? Surat perjanjian pernikahan ?* Samara tau bahwa pernikahan mereka memang terpaksa.
"Bacalah! itu adalah hal yang harus kau lakukan setelah kau menjadi istriku"
Pihak pertama : Edric Michael Edon
Pihak kedua : Samara Caroline
Aturan dalam pernikahan adalah apapun yang di inginkan pihak pertama pihak kedua harus mematuhinya tanpa pengecualian.
*Apa apaan ini ? Bukankah itu hanya menguntungkannya saja ? aku harus mematuhi semua perintahnya, apa dia itu raja* Gerutu Samara
Samara hanya bisa terdiam lelaki di hadapannya ini memang berkuasa, tubuh Samara menjadi merinding.
"Maaf Tuan, apa maksudnya semua ini?" Samara bingung
Edric memandang calon istrinya itu,
"Apa itu ? Itu artinya kau harus memahami semua perkataan ku" Sambil melipat kedua tangan di dada.
"Maaf bisa tuan katakan apa saja itu? Agar saya tidak melakukan hal yang salah" Samara berusaha tersenyum meskipun hatinya bergetar
Edric menatap calon istrinya dengan senyuman yang sinis.
"Keluarkan ponsel mu"
"Catat dan ingat ! Aturan pertama jangan pernah mencampuri kehidupan pribadi ku dan juga hubungan ku dengan wanita lain"
"Okey"
"Aturan kedua lakukan kewajiban mu sebagai istri, tanpa banyak tanya"
"Tidak ada lagi tuan?"
*Really? apa kau ingin menantang ku* Edric menatap tidak suka pada Samara
"There is not any"
"Okay, boleh aku bertanya tuan ?"
"Katakan"
"Apa setelah menikah saya masih bisa bekerja?"
"Up to you, lakukan apa yang kau mau aku tidak perduli. Selagi kau tidak macam-macam dan tidak membuat nama ku buruk, ingat aku bisa membantu keluarga mu dari kehancuran dan aku juga bisa menghancurkannya berkeping-keping,, jadi jaga sikapmu selama kau menjadi istriku" Tegas Edric
Samara merinding tangannya bergetar namun di sembunyikan di bawah meja, inilah sifat asli pria di hadapannya rumor itu benar bahwa pria ini terkenal sangat kejam dan berhati dingin.
"Okay, saya mengerti Tuan. Terimakasih sudah membantu keluarga saya, saya berjanji akan menjadi istri yang baik dan melakukan semua yang anda inginkan"
*Ck apa yang kau katakan Samara kenapa ucapan itu bisa keluar dari mulut mu*
"Good, sepertinya kau tau harus melakukan apa"
"Terimakasih atas pujiannya tuan"
*Hey, siapa yang memujimu* Edric menatapnya dengan benci *aku menjatuhkan harga dirimu, dasar payah* Mencibir dalam hati *Haha yaya, kau kan tidak punya harga diri lagi*
David masuk ke ruangan dan berbisik di telinga Edric, lalu Edric bergegas bangkit dari duduknya.
Melihat Edric berdiri dan ingin berlalu, Samara pun ikut berdiri.
"Tuan apa anda tidak ingin makan dahulu? Anda bahkan sudah memesan semuanya"
Edric berhenti dan menatap balik,
"Habiskan saja untukmu, IM not hungry"
"No sir, ini terlalu banyak"
Edric tersenyum sinis "Kalau begitu bawa pulang saja untuk keluargamu"
"Alright, thank you sir. Hati-hati di jalan"
Samara pun pulang setelah pria itu dan sekretarisnya pergi , Ia meneteskan air mata.
*Calon suamiku bahkan tidak tertarik padaku* samara pun menaiki taksi......
Bersambung...
See You Again :-D
Penampilan Samara Saat Bertemu Edric
Pembaca yang bijak akan meninggalkan jejak 🙏🏻
Edric Michael Edon
Edric Michael Edon 32 tahun putra dari pasangan Robert dan Rosa, Ayahnya telah meninggal sejak ia berusia 8 tahun. Dia seorang pria yang tidak muda di tebak tidak akan ada yang tau apa yang ada dalam pikirannya, dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan semua atas perintahnya. Wajahnya yang tampan membuat semua gadis ingin dekat dengannya, namun untuk menyentuhnya saja bagaikan keajaiban, pria yang kasar dan dingin yang di segani dan di takuti oleh semua orang.
Samara Caroline
Samara Caroline 26 tahun putri dari pasangan Aldebaron dan Jane, seorang gadis cantik dengan kulit putih yang halus. Meskipun terlahir dalam keluarga kaya samara tetap mandiri, ia memiliki butik sendiri dan menjadi desainer pakaian wanita.
Seketika takdir mengubah hidupnya demi membantu sang ayah Samara terpaksa menikah dengan Edric.
...----------------...
Aldebaron dan Jane sudah menunggu kepulangan putri mereka, terlihat Samara telah memasuki rumahnya dengan membawa makanan yang di berikan Edric,, Ya memang Edric yang menyuruhnya bukankah setiap perkataan Edric bagaikan talak yang tidak dapat di ubah.
"Mom! Dad! I'm home" Samara mencium kedua tangan orang tuanya
"Bagaimana dengan pertemuan kalian? Lalu apa yang kamu bawa?" Aldebaron bertanya tanpa melihat wajah putrinya yang lelah
"Semua berjalan dengan baik Dad, I'm tired I want to sleep"
Samara masih merasakan kesedihan di hatinya
*Apa sekarang aku tidak akan bisa hidup sesuai keinginan ku,, aku memang ingin menikah setidaknya dengan pria yang mencintaiku, ini tidak aku bahkan merasa terhina di hadapannya. What's my fault God? hiks hiks* Air mata Samara terus mengalir sampai ia tertidur.
...----------------...
Mobil memasuki gerbang utama para pelayan sudah siaga menyambut kedatangan Tuan Muda, suasana sangat hening dan senyap tidak ada yang berani bersuara disaat Edric memasuki ruangan utama.
"Selamat malam Tuan Muda, keadaan rumah baik-baik saja selama Tuan tidak ada"
Hanya Pak Hendy saja yang berbicara dia adalah orang yang mengatur semua pelayan dirumah itu, pria paruh baya yang sudah di percaya untuk menjaga, mengatur rumah utama dan sangat setia melayani Tuan Mudanya.
"Good, kau selalu melakukan tugas mu dengan baik,, aku percaya padamu" Edric tersenyum
"Apa Mama dan Alishka sudah tidur?"
"Nyonya Rosa sudah berada dalam kamarnya dan Nona Alishka sedang olahraga Tuan"
"Hmm okay, kau boleh pergi"
"Biar saya antar ke kamar anda Tuan"
"Tidak perlu, kau istirahat saja biar David yang mengantar ku"
Pak Hendy pergi, sebelumnya dia menundukan kepala hormat pada Edric.
Edric menaiki tangga di ikuti David yang berada di belakangnya, Edric melihat adiknya yang sedang gym sambil mendengarkan heandset.
Edric menarik heandset yang ada di telinga adiknya, sontak Alishka terkejut dan langsung berbalik.
"Kau sudah pulang, kenapa kau menggangu ku" Alishka merasa kesal
"Kenapa kau belum tidur? Sudah ku katakan jangan pernah berolahraga malam hari, angin bisa memasuki tubuh mu"
"Kak Edric, apa kau sakit? Kau tidak pernah perhatian padaku sebelumnya" Alishka bertanya dengan wajah polosnya seakan meledek
David yang melihatnya tertawa tanpa bersuara.
"Kalau aku tidak perhatian padamu, apa aku akan menolong mu pada malam itu. Coba saja kau ulangi kesalahan mu itu, kau akan mendapat hukuman lebih berat lagi"
"David aku menyuruh mu untuk selalu memantaunya di mana pun dia berada kan"
"Iya Tuan Muda"
"Kau dengar itu baik-baik, jangan macam-macam" Edric menuding dahi Alishka
Alishka merasa takut dan menelan salivanya sendiri *masih baik ponsel ku tidak di sita dan aku masih di izinkan keluar meskipun di batasi, jika tidak aku bisa mati karna bosan dirumah*
"Ok I'm sorry, aku tidak akan mengulanginya" Alishka membuat muka imutnya
"Wajah mu itu sudah jelek tidak perlu kau jelekin, sudah pergilah tidur"
Alishka pun tidak membantah dan pergi ke kamarnya.
Begitulah Edric terkenal sangat kejam namun sangat menyayangi adiknya.
Edric sudah masuk ke kamarnya,,
"David kumpulkan semua orang besok pagi dan satu lagi kau hubungi Samara suruh dia bersiap besok kita akan menjemputnya, sekarang kau pulanglah"
"Baik tuan muda"
*What ? menjemput nona Samara apa tidak salah, ini bukan kebiasaan tuan muda menjemput orang lain* Pikir David
David geleng kepala, dia pun pergi mengendarai mobil kerumahnya.
...----------------...
Pagi hari sinar matahari menyoroti kamar Samara, ia terbangun dari tidurnya seketika ponselnya berbunyi,, wanita itu langsung meraih ponsel dan melihat isi pesan yang masuk.
Pesan masuk
Sekretaris David :
Nona Samara, Tuan Muda meminta anda untuk bersiap waktu anda 15 menit.
*What ? 15 minutes, apa dia pikir aku ini robot. Hey aku juga butuh waktu untuk berdandan* Samara merasa jengkel.
...----------------...
Di kediaman Edric rumah yang megah bagaikan istana ini sudah mengumpulkan banyak orang.
Rosa dan Alishka terlihat bingung hal besar apa yang akan terjadi.
Edric mengenakan kemeja putih dan jas biru sudah ada di antara mereka.
"Aku sengaja mengumpulkan kalian semua, karna aku ingin kalian hadir di pesta pernikahan"
"What ? wedding ? Pernikahan siapa Edric? Kau bahkan tidak mengatakan apapun pada Mama" Rosa terkejut mendengarnya
"Yes mother, my wedding"
"Aku ingin Mama menghadiri pernikahan ku" Edric tersenyum melihat mamahnya
"Who is she? Jika kau memang yakin Mama pasti akan datang"
Rosa masih penasaran tapi tidak membantah perkataan putranya.
"Mama akan tau nanti, sekarang Mama hanya perlu menyiapkan sambutan untuk menantu Mama" Edric tersenyum datar
"David siapkan pernikahan ku dengan megah, aku ingin kota London tau Edric Michael Edon akan menikah"
"Baik Tuan Muda"
Sementara Alishka hanya menerka nerka siapa wanita yang akan menjadi kakak iparnya.
*Dia pasti wanita kelas atas, aku tau betul selerah kak Edric tidak mungkin dia menikahi wanita biasa it is impossible*
...----------------...
Di teras rumah, Samara sedang menunggu kedatangan Edric,, ia mengenakan gaun berwarna hitam panjang dengan belahan di samping membuatnya terlihat seksi.
Mobil sang CEO sudah memasuki halaman rumah Samara, David membuka pintu mobil.
"Silahkan Nona"
Samara pun memasuki mobil.
"Maaf Tuan sebenarnya ada apa? Dan kita mau kemana?" Samara penasaran
"Nona bukankah anda sudah tau aturannya"
Yang di tanya diam saja, mala David yang bicara
*Yay I know, aku tidak boleh bertanya. Dasar sekretaris ngeselin sama saja dengan Tuannya* Samara melirik kesal ke David
"Maaf saya hanya ingin tau"
Edric menatap Samara dengan bosan.
"Kita akan menyiapkan pesta pernikahan, ikut saja dan jangan banyak tanya"
Edric menatap lurus ke depan, Samara pun ikut diam. Perjalanan pun menjadi hening
..........
Bersambung ..
See You Again :-D
Penampilan Edric sekarang
Penampilan Samara
Pembaca yang bijak akan meninggalkan jejak 🙏🏻
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!