Namaku Kania Larasati,kelas 3 SMA disalah satu sekolah favorit dikota Malang.Aku termasuk salah satu siswa yang berprestasi.
Banyak sudah perlombaan yang aku menangkan,banyak sudah trophy yang aku dapatkan,dan tak terhitung lagi medali yang berhasil aku bawa pulang.Dimana aku berada aku selalu mengharumkan nama sekolahku.
Tapi sayang semua itu tak membuat sedikitpun kedua orangtuaku merasa bangga padaku.
Aku adalah anak tunggal dari sebuah keluarga yang cukup berada,tapi keadaan dalam rumahku sungguh membuatku sangat muak.
Tidak ada kebersamaan diantara kami,tidak ada yang peduli padaku,semua sibuk dengan diri mereka sendiri,bahkan keberadaanku pun dianggap tidaklah terlalu penting.
Papa adalah orang yang gila kerja,baginya waktu adalah uang.Memang kuakui berkat kerja kerasnya,Papa berhasil membangun kerajaan bisnisnya sendiri diusianya yang relatif masihmuda.
Papaku adalah seorang pebisnis yang sangat diperhitungkan dan perusahaan Papa juga termasuk perusahaan terbesar di Asia.Papaku adalah orang yang sangat berpengaruh di Negeri ini.
Sedangkan Mama sibuk mengejar kariernya sebagai model papan atas,jam terbangnya yang sangat tinggi membuatnya selalu pulang larut malam,belum lagi kesibukannya dengan klub sosialitanya.
Walau tinggal di atap yang sama tapi kami sangat jarang bertatap muka.Itu karena disaat aku sudah terlelap dalam tidurku mereka baru pulang dan saat aku bangun mereka berdua sudah berangkat.
Sedari kecil aku selalu merasa kesepian,untungnya ada bik Ijah asisten rumah tanggaku dan mang Darma tukang kebun rumahku yang setia menemaniku.
Ah sudahlah mengingat itu semua hanya membuatku semakin sedih,lebih baik aku pergi keluar untuk menjernihkan pikiran.
Aku segera mengganti pakaianku,kukenakan gaun berwarna peach selutut dengan aksen bunga dipinggangnya.
Kurias wajahku dengan riasan tipis dan kupoles bibirku dengan lip tint berwarna pink, rambut kubiarkan tergerai indah dan terakhir kusemprotkan parfum dengan aroma lavender kesukaanku beberapa kali ketubuhku.
Kuambil kunci mobilku yang tergeletak diatas nakas disamping tempat tidurku dan aku pun bergegas turun kebawah.Kuturuni anak tangga satu persatu sambil bersenandung kecil.
"Kania. ...mau kemana kamu?" tiba-tiba terdengar suara Papa menggelegar mengagetkanku.Aku tak tau kalau ada Papa dirumah,karena jam segini biasanya Papa belum pulang.
"keluar" jawabku enteng.
"Yang sopan kalau bicara sama Orang Tua!" bentak Papa.
"Memangnya Papa pernah ada waktu buat ngajarin aku sopan santun?" jawabku ketus.
"Kania!!"Papa mulai tersulut emosinya.
"Sudahlah Pa nggak usah sok peduli padaku,toh selama ini Papa juga nggak pernah ada waktu buatku kan!."jawabku tak mau kalah sambil mengibaskan sebelah tanganku.
"Berani kamu berdebat dengan Papa!" teriak Papa bertambah marah.
"Apa? toh aku cuma mengatakan hal yang sebenarnya kan!" kataku tak mau kalah.
"Kaniaaaa....!" Papa berteriak makin marah.
Dari pada keadaan bertambah buruk lebih baik aku segera pergi saja.
"Aku pergi dulu Pa!" jawabku sambil berlari menuju basement tanpa menghiraukan teriakan marah dari Papa.
Kukemudikan mobilku dengan kecepatan tinggi.Air mataku bercucuran membasahi pipi.
"kenapa tidak ada seorang pun yang peduli padaku? kenapa tidak ada yang mengerti aku?" racauku sambil memukul setir mobil.
Tanpa memperdulikan rambu-rambu lalu lintas kutambah kecepatan mobilku.Saat diperempatan jalan aku baru sadar jika ada mobil lain yang akan berbelok.
Kubanting setir dengan segera untuk menghindari tabrakan,akan tetapi...
brakkkk!
"Argh....."
Mobilku menabrak pembatas jalan dan terguling,asap pun mengepul dari bagian kap mobil.Tubuhku terhimpit badan mobil dan darah segar mengalir dari pelipisku.
Aku mencoba untuk keluar dari mobil,tapi kepalaku terasa pusing,dunia terasa berputar dan pandanganku menggelap lalu aku tak sadarkan diri.Para warga pun datang menghampiriku dan segera menolongku.
Saat aku terbangun kepalaku terasa berdenyut,lalu kuraba kepalaku yang terasa sakit.
"auch..." ringisku.
Kuedarkan pandangan ke penjuru ruangan,semua serba putih.
'Aku dimana?'batinku sambil terus memegangi kepalaku yang sakit
tak berselang lama seorang suster pun datang menghampiriku.
"Mbak sudah sadar,tadi mbak mengalami kecelakaan dan sekarang ada dirumah sakit Permata Hati.Tadi para warga yang membawa mbak kesini"terang suster itu sambil tersenyum.
"Saya periksa dulu ya mbak." katanya lagi.
Aku pun mengangguk,dengan cekatan suster itu mulai mengecek denyut nadiku dan semua yang diperlukan.
"Apa ada yang datang menjenguk saya sus?" tanyaku.
"Tidak ada mbak,keluarga mbak juga belum ada yang datang!" jawab suster itu.
Ah....aku sungguh bodoh,untuk apa aku menanyakan pertanyaan yang sudah aku ketahui pasti jawabannya,tentu saja mereka tidak akan datang.Aku pun menghela napas untuk menenangkan pikiranku.
"Semuanya baik - baik saja mbak,luka di kepala mbak juga tidak terlalu serius,tinggal menunggu hasil pemeriksaan lanjutan dari dokter" terang suster itu.
"kalau begitu saya permisi dulu mbak" pamitnya lagi.
”oh...iya makasih ya sus!" jawabku sambil menganggukkan kepala.
Sepeninggal suster itu aku termenung sendiri.Andai aku memiliki Orang tua yang peduli padaku,aku pasti menjadi anak yang paling bahagia.
Terkadang aku iri dengan teman-temanku,tiap akhir pekan mereka selalu berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga,saling bercerita dan tertawa,sungguh indah.
Tapi aku,kami sangat jarang berkumpul bersama,dan kalau pun ada hanya pertengkaran dan pertengkaran yang terjadi,tidak ada canda ria dan kehangatan yang tercipta.Bagi mereka harta adalah segalanya,mungkin bila aku mati sekalipun mereka tetap tidak akan perduli.
Kucoba memejamkan mata untuk membuang segala beban dihatiku,tapi entah kenapa mataku rasanya sulit untuk terpejam.kuambil handphone dan kubuka akun sosial mediaku,mungkin dengan ini aku bisa sejenak melupakan keluh kesahku.
Kulihat berita beberapa artis tanah air,ada seorang artis yang kedapatan memakai narkoba,ada juga artis yang kedapatan sedang berselingkuh dengan lawan mainnya,semuanya tampak membosankan.
Tanpa terasa kantuk pun datang menyerang dan aku pun mulai memejamkan mata,menuju ke alam mimpi.
Keesokan hari saat matahari mulai tinggi aku pun terbangun.Aku menggeliat untuk merenggangkan otot-ototku yang terasa kaku.Terdengar pintu dibuka dari arah luar.Seorang dokter bersama suster masuk kedalam ruanganku.
"Selamat pagi mbak....bagaimana keadaanya hari ini?".kata dokter itu sedikit berbasa-basi.
"Lebih baik dari kemarin dok...."jawabku sambil tersenyum.
"Apa ada yang terasa sakit?".
"Sedikit....tapi kepalaku masih agak pusing!".
"Baik,saya periksa dulu ya...."
Aku pun hanya menjawab dengan anggukan.
Dengan cekatan dokter itu memeriksa denyut nadiku dan semua yang diperlukan.
"Semuanya baik-baik saja mbak....denyut nadi dan tekanan darah semuanya normal juga tidak ada luka yang serius.Hasil pemeriksaan lanjutan juga baik.Kalau mbak sudah tidak merasa pusing lagi,nanti siang mbak sudah diperbolehkan untuk pulang!" kata dokter itu menjelaskan.
"Apa pihak keluarga sudah ada yang datang?"tanya dokter itu lagi.
"Ah...tidak ada dok,mereka tidak akan datang"jawabku sendu
"Baiklah kalau begitu.....Kalau tidak ada yang lain saya permisi dulu ya,mau memeriksa pasien yang lain"ujar dokter itu.
...****************...
Sore hari aku sudah merasa baikan,kuputuskan untuk segera keluar dari rumah sakit ini dan lagi aku sebenarnya tidak suka dengan bau obat.
Kurapikan semua barang-barangku dan menuju bagian administrasi untuk menyelesaikan semua biaya rumah sakit ku
.
Setelah keluar dari rumah sakit aku bingung mau kemana,kalau aku langsung pulang kerumah nanti cuma mendengar omelan Papa yang membuat dadaku semakin sesak,kalau pergi kerumah teman tapi siapa,selama ini aku nggak punya teman dekat.
Aargk...bingung,kuacak-acak rambutku karena frustasi.Setelah beberapa saat akhirnya aku pun memutuskan untuk pergi ke taman kota saja untuk menenangkan diri.
Aku pun naik sebuah taksi yang kebetulan sedang mangkal didekat situ.
"Pak,kita ke taman kota ya...." kataku setelah masuk kedalam taksi.
"Baik mbak" jawab supir taksi.
taksi pun meluncur membelah jalanan kota dengan kecepatan sedang.
Setiba di taman kota aku pun turun dan membayar tarif sesuai jumlah yang tertera diargo.Aku pun melangkahkan kaki menyusuri taman.
Disana terdapat air mancur yang memancar sangat indah,dibawahnya ada sebuah kolam besar yang berisi ikan beraneka jenis dan warna.Bunga-bunga tertata sangat rapi dan indah,rumput hijau yang menghampar serta cahaya lampu yang bersinar temaram.
Burung-burung mulai terbang kembali ke sarangnya saat melihat sinar matahari yang mulai meredup.Sungguh sebuah pemandangan yang sangat indah hingga membuat aku merasa sedikit terhibur.
Saking asyiknya aku menikmati pemandangan tanpa sadar aku menabrak dua orang gadis.
" Eh...maaf mbak saya nggak sengaja" kataku menengok kearah mereka.
"Iya nggak pa pa mbak,mbak sendirian aja?" tanya salah satu gadis.
"Iya..." jawabku singkat.
"Mau gabung sama kita nggak?"tanya gadis yang satunya lagi.
"Emangnya boleh?" tanyaku mencari kepastian.
"Tentu saja boleh,lebih banyak orang kan lebih seru!" jawab salah satu gadis.
"kalau begitu kita duduk di bangku itu saja yuk!" ajakku sambil menuding kesebuah bangku yang kosong.
"Ayuk....." jawab mereka bersamaan.
dan kami pun duduk disebuah bangku didekat air mancur dan kemudian kami pun saling berkenalan.
"Namaku Kania,kalian siapa?" kataku membuka pembicaraan
"Aku Nita"
"Aku Tasya"
"emh...itu kepala mbak kok diperban kenapa?" tanya Nita.
"Oh ini.....aku habis mengalami kecelakaan dan hari ini baru aja keluar tapi aku malas pulang kerumah makanya aku pergi kesini"kataku menjelaskan sambil menunjuk kepalaku yang masih diperban.
"Ohhhh....." mereka berdua ber oh ria.
Kami bercerita tentang banyak hal dan tertawa bersama.Obrolan kami mengalir begitu saja,seakan kami adalah sahabat lama yang bertemu kembali.Aku sangat senang bertemu dan berkenalan dengan mereka berdua.
Tak terasa hari pun bertambah gelap.Aku putuskan untuk segera pulang kerumah,dan lagi tubuhku masih lemah dan minta untuk diistirahatkan.
Sebelum berpisah kami saling bertukar nomor handphone dan berjanji untuk bertemu lagi,lalu aku pun segera pulang kerumah.
Setibanya dirumah tampak Papa sedang duduk mengutak-atik laptopnya diruang tamu.Aku pun berjalan mengendap-endap agar Papa tak menyadari kedatanganku.
Aku tak ingin Papa banyak mengajukan pertanyaan padaku,karena aku tau ujung-ujungnya pasti hanya ada perdebatan diantara kita.
"Dari mana saja kamu kemarin? dan kenapa kamu baru pulang sekarang?" tanya Papa dengan wajah dingin.
Sial!!! umpatku dalam hati,ternyata Papa menyadari kehadiranku.Aku pun membalikkan badan menghadap kearah Papa.
"Kemarin aku habis mengalami kecelakaan Pa...." jawabku mencoba menjelaskan.
"Oh....begitu!" jawab Papa singkat.
"Ohhh!!,cuma itu jawaban Papa....mendengar anaknya habis mengalami kecelakaan Papa cuma menjawab oh....Apa Papa tidak ingin menanyakan bagaimana keadaanku?" teriakku sambil bercucuran air mata.Hatiku bagai teriris ribuan belati mendengar tanggapan Papa yang begitu dingin.
"Untuk apa bertanya,sekarang kau terlihat baik-baik saja kan!!" jawab Papa enteng.
"Dan lagi sekarang kau juga sudah pulang kerumah kan,lalu mau apa lagi?" lanjut Papa.
"Papa memang nggak pernah perduli padaku,Papa nggak pernah sayang padaku,yang ada dipikiran Papa cuma bisnis...bisnis....dan bisnis" jawabku semakin sedih.
"Kamu pikir uang dari mana kamu bisa hidup mewah selama ini ha??" teriak Papa emosi.
"Kamu pikir tanpa uang memangnya kamu bisa hidup bahagia!!" lanjut Papa sengit.
"Uang bukan segalanya Pa,kebahagiaan bisa berasal dari mana saja bahkan dari hal-hal kecil...!" jawabku membantah ucapan Papa.
"Jangan pernah ngajarin Papa tentang bagaimana menjalani hidup,Papa lebih tahu dari kamu!!!" hardik Papa.
"Sekarang aku tanya ke Papa..... apa Papa pernah memberikanku sedikiiiit saja waktu Papa buatku?" tanyaku sambil mengusap air mataku.
"Apa Papa pernah sekali saja menghabiskan weekend bersamaku? jalan-jalan bersamaku seperti yang dilakukan oleh keluarga yang lain....?"tanyaku sambil sesenggukan.
"Kau tau sendiri kan Papa selalu sibuk.Papa nggak ada waktu buat hal-hal tidak berguna seperti itu!".
"Itu sangat berguna buat aku Pa.....!! teriakku marah.
Papa emang nggak pernah berubah,Papa egois!!!"
"Jangan berdebat dengan Papa!" teriak Papa.
"Aku benci Papa!!!"teriakku sambil berlari
menuju kamarku yang terletak dilantai dua.
Kubanting pintu kamarku dan kukunci rapat-rapat, kuhempaskan tubuhku diatas ranjang empukku lalu kutumpahkan semua air mataku disana.
"Tuhan kenapa ini terjadi padaku....?" teriakku meratapi diriku.
"kenapa aku tidak bisa seperti keluarga yang lain? apakah aku tidak berhak untuk bahagia?"ujarku lagi sambil sesenggukan.
Kutumpahkan semua kesedihanku malam itu dan berharap esok semua akan baik-baik saja,bantalku sampai basah oleh airmataku.Tak terasa aku pun tertidur karena lelah menangis.
.
Keesokan harinya aku pun terbangun.Aku menggeliatkan tubuhku dan kubuka mataku yang sembab akibat terlalu banyak menangis semalam.
Kulihat jam beker disamping tempat tidurku, waktu masih menunjukkan pukul lima pagi.Kusibak gorden dan kubuka jendela kamarku,langit masih gelap.
Kuhirup nafas dalam-dalam dan kuhembuskan pelan-pelan,udara pun memenuhi paru-paruku.Ahhh.....udara pagi memang sejuk.Aku pun memutuskan untuk berjoging sebentar.
Aku pun segera mencuci mukaku diwestafel dan berganti pakaian.Kukenakan kaos hitam polos berlengan pendek,celana legging berwarna senada juga sepatu kets,tak lupa topi menghiasi kepalaku dan aku kini pun telah siap.Kemudian aku segera turun kebawah.
Dihalaman rumah aku melakukan sedikit pemanasan.Kurentangkan tanganku dan bergerak ke kiri dan kanan.Kugelengkan kepala ke kiri dan kanan berulang-ulang, serta kuayunkan kakiku kedepan dan belakang.Setelah selesai pemanasan aku pun berlari kecil mengelilingi kompleks disekitar rumahku.
Sembari berlari aku menyapa para tetangga yang kebetulan berpapasan denganku.
"Pagi Bu...."sapaku dengan ramah.
"Eh mbak Kania....lagi lari pagi ya mbak?" tanya ibu itu berbasa-basi.
"Iya Bu....mumpung masih pagi" jawabku.
"Kalau begitu saya permisi dulu Bu mau lanjut lagi"
"Oh ya mbak,silahkan...."
"Mari Bu...."
"Mari mbak...."
Aku pun melanjutkan lari pagi ku.Peluh dan keringat membasahi tubuh,tak terasa matahari mulai tinggi.Aku pun memutuskan untuk segera kembali kerumah.
Sekembali dari berjoging aku segera membersihkan tubuhku.Kuhidupkan kran air untuk mengisi bathtub,kucampurkan beberapa tetes minyak aromaterapi didalamnya kemudian segera berendam didalamnya.
Setelah selesai membersihkan tubuh aku mengambil seragam sekolah di lemari baju dan segera bersiap untuk berangkat sekolah.
Aku pun segera turun kebawah untuk sarapan.Tampak bik Ijah telah selesai menata sarapan diatas meja makan.
"Pagi bik Ijah" sapaku ramah.
"Eh non Kania,selamat pagi juga non..."jawab bik Ijah sembari menoleh ke arahku.
"Bibik masak apa hari?" tanyaku sambil menarik sebuah kursi dan duduk diatasnya.
"Ini non.... bibik masak sayur asem sama sambal terasi kesukaan non,ditambah pepes ikan tuna,tempe goreng dan udang goreng tepung".
"Hemmm ...aromanya sungguh lezat,jadi ngiler nih saya!"ujarku.
"Emang ya bik...walau pun sederhana masakan bik Ijah emang paling enak" pujiku sambil mengacungkan jempol.
"Ah...non Kania bisa aja" kata bik Ijah sambil tersipu.
Aku pun segera mengambil piring dan sendok didepanku.Kusendok nasi secukupnya,sayur asem,pepes ikan dan tak lupa sambal terasi kesukaanku.Kulahap makananku dengan semangat.
"Papa mana bik,apa sudah sarapan?" tanyaku disela-sela makanku.
"Tuan sudah berangkat dari tadi non...katanya buru-buru jadi nggak sempat sarapan" Jawab bik Ijah.
"Kalau Mama?" tanyaku lagi.,
"Nyonya juga sudah pergi dari tadi non...ada masalah di butik katanya" jawab bik Ijah lagi.
"Ohhh..." jawabku sambil mengangguk-anggukkan kepala.
Kuteguk segelas air putih dan segelas susu hangat dan kuakhiri sarapan pagiku.Aku pun bergegas berangkat kesekolah.
...****************...
Sekarang adalah jam istirahat,aku berniat pergi ke Perpustakaan untuk meminjam beberapa buku,ada tugas yang memerlukan beberapa referensi.Saat di koridor aku bertemu dengan orang yang tak terduga.
"Loh kalian....kalian kenapa bisa ada di Sekolah ini?" tanyaku kebingungan pada Nita dan Tasya.
Ya mereka adalah Nita dan Tasya,teman yang aku temui ditaman kota kemarin.
"Hai Kania....kami baru pindah kesekolah ini hari ini!" jawab Nita.
"Oh ya...kalian dikelas berapa?" tanyaku antusias.
"Kami dikelas XII IPA 3" jawab Tasya.
"Oh ya...berarti kita sekelas dong!" ujarku bahagia.
"Benarkah.......jadi sekarang kita bisa bersama-sama terus deh...!" kata Tasya sambil tersenyum.
"Ngomong-ngomong tadi kamu mau kemana?" tanya Nita lagi.
"Aku mau ke Perpustakaan,ada beberapa buku yang ingin aku pinjam" jawabku.
"Kita ke kantin aja yuk,laper nih!" ajak Tasya.
"Iya kita ke kantin aja,lagian kami kan masih baru disini jadi kamu harus traktir kami anggap saja sebagai penyambutan untuk kami"
"Tap...tapi....." kataku sambil terbata-bata.
"Udah ikut kita aja dulu ntar aja ke Perpustakaannya!" kata Nita sambil menarik tanganku.
Aku pun terpaksa mengikuti langkah mereka berdua ke Kantin.
Di kantin suasana sangat ramai,kami bertiga duduk satu meja.Nita dan Tasya memesan makanan dan minuman,sedang aku hanya memesan minuman saja karena aku masih merasa kenyang.
"Ngomong-ngomong kalian kenapa pindah ke Sekolah ini?"tanyaku
"Kami bosan disekolah lama,pengin ganti suasana baru aja.Dan lagi katanya ini sekolah yang sangat bagus iya kan...!"kata Nita.
"Oh gitu.....!"kataku sambil mengangguk-anggukkan kepala tanpa merasa curiga.
"Lalu kalian tinggal dimana?" tanyaku lagi,aku baru ingat kalau kemarin saat bertemu aku lupa menanyakan tempat tinggal mereka.
"Kami tinggal di Kostan didekat sini-sini aja" jawab Tasya.
"Kalau kamu....?"
"Aku tinggal di Perumahan Permata Jingga,aku tinggal bersama kedua orang tua ku" jawabku.
"Wah itu kan kawasan perumahan elit,cuma orang-orang kaya yang bisa tinggal di sana" ujar Nita terkagum.
"Ah biasa aja.... itukan rumah orang tuaku,bukan rumahku" jawabku asal.
"Ye... sama aja kali,rumah orang tuamu kan rumahmu juga" kata Tasya sambil mengerucutkan bibirnya.
Aku pun tertawa melihat tingkah lucu Tasya.
"Kapan-kapan kami boleh main kerumahmu kan...?" tanya Nita.
"Tentu saja boleh kalian kan temanku,aku akan merasa sangat senang kalau kalian mau main kerumahku" jawabku.
"Tapi nggak ngerepotin kamu kan...?"ujar Tasya.
"Ya enggaklah,malah aku seneng kalau kalian mau main kerumahku soalnya aku sering sendirian dirumah" jawabku sambil mengibaskan tanganku.
"Gini aja deh,ntar pulang sekolah kalian kuajak kerumahku,gimana.....?" tawarku.
"Beneran nih....?" tanya Nita.
"Tentu saja iya,masak aku bo'ong!" jawabku meyakinkan mereka.
"Setuju!!" jawab mereka berbarengan.
Bel sekolah pun berbunyi tanda jam istirahat telah habis.Kami bertiga pun bergegas kembali ke ruang Kelas.
...****************...
*
*
hi reader makasih ya like dan komentarnya, jangan lupa vote juga ya....
terus dukung author ya biar makin semangat up nya.🤗🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!