NovelToon NovelToon

Istri Pura-pura

Prolog

Seorang gadis muda dan seorang wanita paruh baya nampak tersedu menangis mengiringi pemakaman pria paruh baya yang sangat mereka cintai dan kasihi, Pria itu adalah suami dari wanita paruh baya tersebut, sekaligus ayah dari seorang gadis muda yang cantik bernama Erika nadira.

Erika mengusap pundak ibunya berkali-kali berusaha menenangkan wanita itu dari kesedihannya yang mendalam, meskipun dirinya sendiri merasa tak kalah sedih. Bagaimana tidak, Ayah yang sangat di cintanya pergi begitu saja karena serangan jantung. Tidak hanya itu, keadaan perusahaan milik ayahnya juga mengalami kebangkrutan, ada yang berusaha mengambil alih saham perusahaan. Bahkan satu-satunya aset yang tersisa, yaitu rumah yang mereka tempati, harus terpaksa di jual demi menutupi hutang perusahaan, dan sisanya untuk bertahan hidup. Entah bagaimana lagi Erika dan ibunya harus menjalani hidup kedepannya.

Erika masih diam termangu di dalam mobil setelah pemakaman usai. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Ibunya sudah tampak terlelap di sampingnya. Sepertinyna wanita paruh baya itu kelelahan karena terus saja menangis.

Bahkan sekarang ia tak lagi memiliki sopir untuk sekedar mengantarnya pulang ke rumah, mobil yang di tumpangi ya sekarangpun tampaknya juga akan disita dalam waktu dekat.

Perlahan ia menginjak pedal gas, bersiapl meluncur meninggalkan pemakaman. Setidaknya ia pernah belajar menyetir, jadi tanpa sopir ia pun masih bisa mengendarai mobilnya.

Di persimpangan jalan, tiba-tiba mobilnya menyerempet mobil yang sedang terparkir di sisi jalan.

BRUUUKKK...!!!

Terdengar hantaman cukup keras mengenai badan mobil yang sepertinya tidak murah itu.

Seketika Erika membekap mulutnya sendiri karena merasa terkejut. Seorang priapun segera keluar dari mobil yang di serempetnya barusan. Penampilannya terlihat sangar dengan setelan hitam-hitam dan segera menghampiri mobil yang di kendarai Erika. Kemudian mulai mengetuk-ngetuk jendela mobil Erika dengan kasar.

"Hei..Nona! Cepat keluar, kau harus bertanggung jawab!" Ujar pria dengan wajah sangar itu. Membuat Erika sedikit merinding. Untung saja Ibunya yang tertidur di sampingnya tidak terbangun karena saking terlelapnya dalam tidur.

Dengan muka yang mulai memucat, serta debaran jantung yang berpacu dengan cepat, membayangkan jika sang pemilik mobil meminta ganti rugi padanya, sedangkan keadaanya saat ini juga sedang kesulitan. Harus dengan apa dia membayarnya. Begitu pikirnya.

Pria sangar itu terus menggedor kaca jendela mobil saat mendapati Erika masih bergeming, enggan keluar darinmobilnya. Tangannya yang dari tadi belum lepas dari setir mobil sudah mulai berkeringat.

Takut Ibunya terbangun karena suara berisik, akhirnya Erika memberanikan diri untuk keluar mobil. Perlahan tapi pasti, Ia keluar dari mobil dengan lagak tanpa dosa. Mengibaskan rambutnya dan berlagak seolah-olah masih menjadi nona muda.

"Ya..Aku dengar, tidak perlu menggedor kaca mobilku sampai begitunya. Lagipula mobilmu kan mobil bagus, pasti kau orang kaya kan, kenapa masih merengek juga minta ganti rugi."

"Pandai bicara ya kau rupanya nona, ini bukan mobilku, tapi milik bosku, nanti bisa-bisa gajiku yang akan di potong untuk ganti rugi!"

"Oh, jadi kau cuma supir? Pantas kau minta ganti rugi, Tenanglah, biar aku yang bicara pada bos mu, mana dia? Masa' orang kaya mau minta ganti rugi." Seru Erika lantang, padahal tangannya sudah mulai gemetaran. Bahkan keringat dingin sudah tampak mengucur di seluruh tubuhnya.

Sang supir tersenyum sinis. "Kau sungguh percaya diri sekali ya nona, rupanya kau belum mengenal siapa bos ku, memangnya dengan wajah cantikmu itu, bos ku akan tertarik begitu padamu, sudah banyak wanita muda dan lebih cantik darimu datang untuk menggodanya tapi belum pernah ada yang bisa meluluhkan hatinya."

Kenapa supir ini bicaranya lancang sekali, tidak tahu apa kalo aku ini juga seorang nona muda, ah..ya meskipun sekarang tidak lagi, sekarang aku bukan siapa-siapa. Bahkan seorang supir ini berani meremehkan ku hanya karena penampilanku yang biasa. Karena aku tak berani mengenakan baju gelamor lagi layaknya nona muda.

"Memangnya Bos mu itu siapa? Apa dia artis papan atas? aku jadi penasaran, Oh atau jangan-jangan dia tidak suka wanita, dan kamu suka sama bosmu? Sepertinya kamu sangat posesif sekali terhadap bosmu." Erika tersenyum mengejek, mungkin ini satu-satunya cara untuk mempertahankan diri, agar tidak mudah tertindas. Ya..dengan berpura-pura berani.

Pria sangar di hadapannya sudah tampak menggeram kesal mendengar celotehan Erika. Matanya memandang tajam pada gadis itu.

Tak lama kemudian keluar seorang pria dari mobil mewah tersebut. Merapikan jasnya sebentar, kemudian berjalan mendekati supir dan Erika yang tampak sedang bersih tegang.

"Ada apa ini Marko, apa ada masalah?" Ujar pria tersebut seraya membuka kaca mata hitam yang di kenakannya.

Erika tampak melongo. Wow..Tampan juga dia, pantas sombong.

"Nona tidak tahu diri ini tidak mau mengganti rugi kerusakan mobil anda tuan." Bicara dengan ekspresi datar.

Hei..Siapa yang kamu bilang tidak tahu diri, dasar kau supir sialan. Berani-beraninya dia mengataiku seperti itu. Aku baru tahu ada pria begitu tidak sopan dengan wanita cantik. Dasar kepribadian aneh.

Erika segera memasang senyum manisnya, bermaksud menggoda pria yang ada di hadapannya. Sebenarnya di dorong rasa penasaran juga, apa benar pria ini tidak tertarik dengan wanita cantik seperti kata supirnya tadi.

"Maaf kan saya tuan! Atas ketidak sengajaan saya menyerempet mobil mewah tuan. Aku lihat tuan sangat baik hati, jadi tidak mungkinkan tuan meminta ganti rugi pada gadis biasa sepertiku, kasihanilah aku tuan, aku baru saja kehilangan ayahku, ibuku juga sedang sakit, Susilah Tuan tampan membebaskan diriku dari kewajiban mengganti rugi?" Erika berkata dengan suara semanis mungkin, walaupun kedengarannya itu bukan dirinya, tidak pernah ia sebelumnya merendahkan diri hingga seperti itu di hadapan siapapun sebelumnya. Tapi kali ini ia harus melakukannya, masalah yang menimpanya sudah begitu banyak, ia tidak bisa lagi berlagak layaknya nona muda yang punya banyak uang.

"Hemm." Jawab pria itu singkat.

Apa maksudnya itu dengan jawaban hemm! Dasar pria aneh. Sama anehnya dengan supirnya.

"Maksud Tuan apa? Aku tidak mengerti. Maaf!" Erika sudah tampak salah tingkah sekarang, tidak menyangka pria yang ia hadapinya sekarang benar-benar dingin. Pria itu juga sangat jauh berbeda dari tunangannya yang bernama Kenzo, yang suka bersikap manis tapi pada akhirnya malah tega meninggalkan Erika yang sedang kesusahan seperti sekarang ini, da kekasihnya itu juga akan menikah dengan wanita lain dalam waktu dekat ini. Mengingat hal itu Erika menjadi benci, dan tak ingin lagi percaya pada pria, jadi untuk apa ia harus mempertahankan harga diri kalo pada akhirnya tetap tak di hargai.

"Jika tidak punya uang untuk mengganti rugi, beri aku penawaran yang sekiranya pantas untukku, atau kecuali kamu ingin berurusan dengan polisi karena tidak mau mengganti rugi." Ujar pria tampan dengan wajah datarnya tanpa ekspresi.

"Apa!" Erika melongo tak percaya.

Penawaran apa maksudnya? tidak ku sangka dia kejam juga.

"Aku Dave! Aku adalah pemilik separuh saham dari grup E, aku kesini untuk menghadiri pemakaman presedir grub S, jadi jangan membuang banyak waktuku, cepat katakan penawaranmu padaku."

Cih, siapa jga yang ingin tahu namamu? Tapi tunggu, katanya ia mau menghadiri pemakaman presedir dari grup S, itu kan ayahku, lalu dia pemilik separuh saham dari grup E, itu kan grub pemilik calon istri Kenzo si pria matre itu, Jadi...mungkin aku bisa menawarkan kerja sama dengan orang ini. Siapa namanya tadi. Dave.

"Yang kamu ingin hadiri pemakamannya itu adalah ayahku, kamu pasti tahukan ayahku bahkan tak lagi memiliki saham di perusahaan, bahkan kami harus membayar hutang perusahaan, aku dan ibuku sekarang hampir tak memiliki apa-apa. Bahkan mobil yang ku tumpangi sekarang mulai besok bukan milikku lagi, aku tak punya apapun lagi selain tubuhku. Kecuali kamu mau memilikinya untuk mengganti rugi mobilmu." Erika berkata tanpa berpikir panjang, bagaimana bisa hal semacam itu keluar dari mulutnya. Bahkan ia menawarkan tubuhnya. Mungkin ini kedengarannya gila, tapi untuk apa juga mempertahankan harga diri di saat sulit seperti ini, tidak ada gunanya juga, kekasihnya juga sudah pergi mencampakkannya begitu saja. Jadi hanya tubuh, apa berharganya. Jika itu bisa menjadi alat untuk balas dendam. Bukankah itu lebih baik.

Apa? Ia berani menawarkan tubuhnya? Hemm menarik! Aku tak pernah melihat gadis dari kalangan terhormat berani melakukan hal seberani ini sebelumnya. Apa karena jatuh miskin ia jadi kehilangan akal?

"Baiklah, aku terima penawaranmu!" Kata Dave mantap.

Wajah Erika langsung mendongak tak percaya, padahal rasanya tadi ia hanya asal bicara, tapi tak disangka laki-laki dingin itu mengiyakan penawarannya. Kira-kira apa yang membuat pria dingin itu tertarik pada penawarannya. Apa dia punya rencana. Begitu pikirnya.

"Aku tahu kamu gadis baik-baik, jadi aku tidak akan memperlakukanmu seperti wanita ******, aku butuh dirimu, bukan tubuhmu, Jangan merasa senang dulu."

Hah..apa lagi itu maksudnya? Ya..Terserah dia sajalah. Aku akan ikuti permainannya.

BERSAMBUNG...

Istri pura-pura

"Ini kartu namaku! Kalo kau setuju dengan rencana ku, telpon aku, kalo tidak, datanglah ke kantor, kau pasti tahu tempatnya kan?" Dave berkata seraya berjalan kembali menuju mobilnya yang di ikuti oleh sopirnya yang galak juga sama sepertinya.

"Tenang saja tuan, aku pasti akan datang, aku malah langsung ingin datang ke kamarmu tuan!" Seru Erika seraya menyeringai kecil, rupanya sikap dingin dari Dave membuatnya penasaran hingga ia ingin menjahili pria tersebut.

Mendengar kata-kata dari Erika, wajah Dave tiba-tiba memerah.

Dasar gadis aneh, rupanya dia ingin menggodaku, aku ingin lihat sampai dimana keberanianmu.

Dave hanya diam, kemudian ia segera masuk ke dalam mobilnya setelah sopirnya yang sebenarnya asisten pribadinya itu membukakan pintu mobil untuknya.

Mobil Dave memutar arah, dia tak jadi menghadiri pemakaman peredir grup S, karena sepertinya pemakaman telah usai.

Sedangkan Erika masih diam termangu melihat mobil Dave yang sudah mulai menjauh. Kemudian memandang kartu nama Dave untuk sekali lagi sebelum akhirnya ia memasukkannya ke dalam tas selempang kecil miliknya. Ini sungguh hari yang tak terduga, bagaimana bisa ia berlaku seolah bukan dirinya pada pria yang baru saja ia kenal.

Baru saja Erika ingin masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba seorang pria yang sudah sangat ia kenal datang untuk menemuinya.

"Erika!" Seru pria tersebut dan membuat Erika menoleh ke arahnya, menghentikan aksinya masuk ke dalam mobilnya.

Sejenak Erika berdecak seraya memalingkan wajahnya, seolah enggan melihat seorang pria yang kini ada di hadapannya.

"Erika! Aku turut berduka cita atas kepergian ayahmu, maaf aku datang tanpa mengabarimu terlebih dahulu." Ujar pria tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah Kenzo mantan kekasih Erika sejak duduk di bangku SMA, sebenarnya mereka juga sudah kenal sejak kecil, mereka tumbuh bersama bersama seorang anak laki-laki lagi yang merupakan sodara kembar Kenzo, yaitu Keinan yang kini tengah ada di luar negri.

"Untuk apa kau datang kesini kalo hanya untuk berbasa-basi, aku tidak perlu rasa kasihan darimu!" Erika menatap tajam ke arah Kenzo, seolah sedang ingin meluapkan semua kekesalannya.

"Aku tidak kasihan padamu, tapi karena aku sedikit merindukanmu!" Ujar Ken dengan suara lemah, ia tampak ragu-ragu saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

"Cih, omong kosong macam apa lagi itu, lebih baik kau simpan kata-kata manismu itu untuk calon istrimu yang manja dan pandai merayu itu, kau ingat, bahkan aku bukanlah seorang nona muda lagi, saat ini aku hanya gadis biasa, mana mungkin kan kau mengharapkan cinta dariku." Erika benar-benar tak bisa lagi menahan diri sekarang, apa yang selama ini ingin di ucapkannya pada pria itu akhirnya tersampaikan juga sekarang.

"Erika, kenapa bicaramu tega sekali padaku, kau jelas tahu aku di jodohkan dan aku tak bisa menolak." Suara Ken berubah meninggi, terpancing oleh kata-kata dari Erika yang seolah sedang memojokkannya.

"Aku sudah tidak peduli lagi dengan urusanmu, toh pada kenyataanya kamu tidak bisa menolak perjodohan itu demi mengejar ku, bagaimana bisa aku mempercai ucapanmu, bagiku kau hanyalah seorang pengecut." Erika memasang wajah tak peduli, kemudian dengan cepat masuk ke dalam mobilnya.

"Erika! Kenapa bicaramu jadi kejam begini!" Ken mulai mengepalkan tangannya sendiri hingga buku-buku jarinya memutih, berusaha menahan amarahnya sendiri. "Ku pikir kau wanita yang lembut, aku tidak menyangka dalam sekejap mata kau bisa berubah menjadi wanita iblis berhati kejam." Seru Ken sekali lagi, tapi sepertinya Erika bergeming, ia malah menyalakan mesin mobilnya lalu segera pergi dari tempat itu, meninggalkan Ken sendiri dalam kemarahannya.

Terserah kau mau menyebutku apa, bagiku bersikap baikpun di hadapanmu tak ada gunanya lagi, kau sudah meninggalkanku, jadi bukan salahku jika aku sedikit berubah.

********

Sesampainya di rumah, para pelayan di rumah Erika sudah tampak rapi berbenah, dalam waktu dekat rumah akan ditempati Leh pemilik barunya, jadi Erika menyicil membenahi barang-barang yang akan di bawanya ke rumah barunya. Hari ini juga adalah hari terakhir para pelayan bekerja di rumah Erika. Kedepannya Erika tak kan bisa menggaji pelayan lagi, mulai besok ia harus hidup berhemat dan harus mulai mencari pekerjaan. Tapi apa yang bisa di lakukan oleh seorang mantan nona muda sepertinya. Ia terbiasa hidup manja dan tak pernah bekerja. Tiba-tiba ia teringat kartu nama yang di berikan Dave olehnya.

Mungkin aku bisa meminta bantuan orang ini untuk mempertahankan saham milik ayahku yang ada di grup E, walaupun cuma sepuluh persen setidaknya aku bisa mendapatkan sebuah jabatan di kantor keluarga milik grup S.

******

Tanpa harus berpikir lama, malam itu juga Erika mendatangi kediaman Dave yang alamatnya tertera di kartu nama yang di berikannya tadi siang.

Erika berdandan secantik mungkin, itu mengingat pria itu katanya sulit untuk di tahlukkan. Jadi ia seolah membuat partaruhan dengan dirinya sendiri. Ingin tahu, bisakah dirinya melembutkan hati pria dingin tersebut.

Dengan langkah tenang walaupun sebenarnya tubuhnya sudah gemetar, ia segera memasuki pekarangan rumah Dave sesaat keluar dari mobilnya.

Ia mengatur nafasnya sejenak, berharap debaran jantungnya yang terlalu kencang itu berkurang. Kemudian melanjutkan langkahnya dengan mantap.

Sedetik kemudian ia sudah berdiri di depan pintu utama rumah mewah itu, kemudian memencet bel pintunya dengan ragu-ragu. Lalu di detik berikutnya keluarlah seorang pelayan membukakan pintu untuknya.

"Masuklah nona, tuan muda sudah menunggumu di kamarnya!"

Mata Erika tampak terbelalak dan mulutnya menganga, merasa terkejut. Bagaimana dia bisa tahu kalo aku datang, tadi kan aku tidak menelponnya.

"Tuan muda sudah melihat kedatangan nona dari cctv rumah ini!" Ujar sang pelayan seolah tahu apa yang ada di pikiran Erika.

Oh...Jadi begitu. Sambil matanya mengawasi cctv yang ada di atasnya. Kemudian memasang senyum seraya melambai ke arah kamera cctv.

Dasar gadis aneh, sepertinya dia cukup berani untuk datang kesini. Ujar Dave di dalam kamarnya sambil menatap layar cctv nya.

Tok...tok...tok...

Tak berapa lama kemudian terdengar ketukan pintu di depan kamarnya. Dave mempersilahkan orang yang ada di luar untuk masuk tanpa mengubah duduknya yang kini sedang membelakangi meja kerjanya sendiri yang ada di dalam kamar.

Erikapun mulai membuka pintu kamar Dave dengan ragu-ragu.

"Ceklek..!" Terdengar bunyi handle pintu kamar Dave terbuka, perlahan Erikapun masuk ke dalam kamar yang super mewah itu. Bergaya klasik dan sangat elegant. Erika harus mengakui bahwa selera Dave sangatlah berkelas.

"Permisi!" Ujar Erika dengan suara manisnya. Dave belum juga menoleh ke arahnya.

"Hemm!" Jawab Dave singkat.

"Aku datang!" Ujar Erika lagi, sebenarnya sudah tampak gemas dengan sikap Dave yang sangat irit bicara.

"Lalu?" Jawab Dave datar, sekarang ia sudah mulai memutar kursi kerjanya ke arah depan menghadap Erika yang sudah tampak berdiri di depan pintu kamarnya. Sejenak ia merasa terpukau, tiba-tiba gadis itu terlihat lebih cantik daripada tadi siang saat ia melihatnya.

Lalu? Apa maksudnya dengan lalu? Dahi Erika mengeriyit, sedikit merasa bingung dengan ucapan Dave.

"Ya..Aku datang untuk membicarakan penawaranmu tadi siang padaku!" Erika terlihat sedikit kikuk saat Dave mulai memandanginya dengan tatapan tak biasa.

Dave menyeringai jahat. "Aku menyuruhmu menelponku, kalo tidak temui aku di kantor, tidak ku sangka kau benar-benar berani menemuiku dikamarku."

Apa yang kau inginkan gadis kecil, tingkahmu sudah mirip rubah kecil.

"Ahaha..Iya maafkan aku, aku datang kesini karena aku tidak sabar untuk menunggu hari esok untuk menemuimu di kantor. Jadi ku putuskan untuk datang kemari saja. Maaf jika aku tidak menelponmu terlebih dahulu tadi." Erika berkata dengan nada setenang mungkin, meskipun sebenarnya jantungnya sudah sangat deg-degan menahan rasa was-was yang tiba-tiba merayapinya.

"Hemm begitu ya! Ku pikir kau datang kesini sengaja ingin menggodaku, kalo kau mau aku bisa memberimu sejumlah uang, tidak perlu menggodaku seperti ini!" Mata Dave memandang tajam ke arah Erika. Berharap gadis itu mengerti dengan kata-katanya.

"Ahaha..!" Erika pura-pura tergelak, padahal itu hanya untuk menutupi rasa malunya sendiri karena perkataan Dave barusan. Pria itu bahkan sudah menolaknya sebelum ia memulai aksinya. "Tidak ku sangka tuan muda benar-benar baik hati, aku yang merusak mobil tuan, tapi tuan malah menawarkan sejumlah uang untukku, padahal tadi aku berniat menggantinya dengan tubuhku." Tiba-tiba wajah Erika memucat dengan sendirinya setelah menyelesaikan kalimatnya sendiri.

Oh..Ya ampun, aku pasti sudah gila mengatakan semua hal itu tadi, bagaimana bisa aku merendahkan diriku sendiri dengan mengatakan akan menyerahkan tubuhku, aku hanya penasaran saja dengan tuan muda yang sombong ini. Tidak ku sangka ia bisa menolak pesonaku.

"Bersikaplah selayaknya gadis baik-baik, sudah ku bilang kan, aku tidak membutuhkan tubuhmu, yang ku butuhkan adalah dirimu dan sandiwaramu!" Dave beranjak dari kursi kerjanya dan pindah duduk di meja kerjanya secara menyedekapkan tangannya sendiri ke dadanya. " Jadi jangan salah paham, aku sama sekali tidak tertarik dengan tubuhmu!" Lanjutnya seraya menatap lurus ke arah Erika.

Erika merasa merinding mendengar ucapan Dave, ia jadi semakin penasaran dengan pria yang ada di hadapannya saat ini. Pria yang seperti apa dia sebenarnya. Begitu pikirnya.

Erika lagi-lagi pura-pura tergelak demi menutupi rasa gugupnya. "Ahaha..Maafkan aku jika aku salah paham, mungkin akulah yang terlalu berharap untuk bisa jadi wanitamu." Ujarnya seraya menahan getir di dalam hatinya, merasa heran pada dirinya sendiri, kenapa kata-kata sememalukan itu malah keluar dari mulutnya. Bermimpi untuk gadis seperti ini pun ia tidak pernah. Begitu pikirnya.

"Benarkah? Kalo begitu lakukan saja dalam mimpimu untuk bisa jadi wanitaku."

Glek...Erika merasa kesulitan menelan ludahnya sendiri, kenapa kata-kata Dave terdengar kejam di telinganya.

"Ah..Iya aku mengerti tuan!" Memasang muka semanis mungkin, agar terlihat seolah tak ada satu kata-katapun yang bisa menyakitinya.

Dave tersenyum tipis melihat tingkah gadis yang ada di hadapannya. Hemm..Sepertinya dia memang gadis yang pandai bersandiwara, tidak salah bila aku akan memintanya untuk jadi istri pura-puraku.

BERSAMBUNG...

Istri pura-pura (Part 2)

Dave melangkah perlahan menuju tempat dimana Erika sedang beridiri, sambil matanya terus mengawasi gadis itu dengan seksama, Erika mencoba mengalihkan pandangannya ke segala arah, berusaha menghindari tatapan Dave padanya. Dave sudah semakin dekat ke arahnya, bahkan sudah sangat dekat, hanya berjarak lima senti meter saja dari hadapannya.

Tubuh Erika mulai gemetar, bahkan kini ia bisa mencium aroma parfum Dave yang sangat menyengat menusuk hidungnya.

Cih..Baru segini saja kau sudah tampak gemetaran, masih berani mencoba untuk menggodaku. Dasar kau rubah kecil.

Erika berusaha menahan nafasnya sendiri, berharap debaran jantungnya yang tiba-tiba berpacu cepat itu tidak terdengar oleh Dave.

Menyadari Erika yang tampak salah tingkah, Dave tersenyum tipis, kemudian ia melangkah melewati Erika menuju pintu kamarnya yang masih tampak terbuka, kemudia segera menutupnya.

Di belakang bayangannya tampak Erika menghembuskan nafas lega, seolah ia baru saja lepas dari terkaman seekor serigala.

Selesai menutup pintu, Dave kembali menghampiri Erika, kini ia mulai memainkan tangannya dengan meraih rambut Erika dari arah belakangnya, kemudian mulai menciumi ujung-ujung rambut milik gadis itu. Membuat hati Erika sedikit berdesir.

Apa yang mau dia lakukan? Katanya dia tak tertarik dengan tubuhku, lalu ini apa?

Kini Dave memutar tubuhnya, beralih menghadap ke arah Erika, Jari-jarinya mulai menyusuri wajah Erika yang putih, dan jarinya terakhir terhenti pada bibir manis gadis itu, mengelus bibir itu dengan lembut, perlahan namun pasti, Erika mulai terbuai hingga tanpa ia sadari iapun mulai memejamkan matanya sendiri.

Melihat itu Dave tersenyum miring. Kemudian segera menghentikan aksinya. Sekarang berjalan menjauh, kembali ke meja kerjanya.

Menyadari itu, Erika segera membuka matanya, tiba-tiba saja wajahnya merona merah karena malu, ia berpikir tadi Dave ingin menciumnya, tapi ternyata tidak, pria itu hanya mengerjainya saja. Sialan! Niat hati ingin menggoda, nampaknya dirinya sendiri yang malah tergoda. Begitu pikir Erika seraya merutuki kebodohannya sendiri dalam hati.

"Kenapa? Memangnya kau pikir aku mau apa tadi terhadapmu?" Ujar Dave seraya tersenyum miring penuh kemenangan.

Lagi-lagi Erika berusaha tergelak, mencoba menutupi rasa malunya sekaligus mengusir kecanggungannya. "Hahaha..Cara bercanda anda sungguh mengesankan tuan, tidak tertebak, aku jadi terkesan dan ingin meluluhkan hati tuan!" Lanjutnya seraya menatap berani ke arah Dave.

Aku pasti sudah gila, sudah gila, sudah gila!Kenapa aku terus saja bicara yang bertentantangan dengan hati nurani ku. Cih...padahal pria ini tadi sengaja mempermainkan ku. Gumam-gumam.

Awalnya Dave sedikit tersentak mendengar ucapan dari gadis yang ada di hadapannya saat ini, tidak di sangka Erika ternyata punya nyali yang besar juga untuk bermain-main dengannya.

"Hemm..Kau pikir mudah meluluhkan hatiku, bahkan sekarang kau bukan nona muda lagi, lalu kau pikir apa kau pantas untuk bersanding denganku?" Ujar Dave dengan memasang wajah dinginnya.

Panas, panas, panas, itu yang di rasakan telinga dan hati Erika. Bagaimana mungkin pira di hadapannya itu sanggup mengeluarkan kata-kata kejam seperti itu terhadapnya. Bahkan sebelumnya tak ada yang pernah memperlakukan dirinya seremeh itu. Kalo gadis biasa pasti menangis jika di perlakukan seperti itu, tapi tidak dengan Erika, Ia sudah bertekad untuk menjadi gadis bermuka tembok. Setidaknya ia menganggap hal yang sulit adalah sebuah tantangan. Dan ia menyukai tantangan.

"Ah..Tuan muda, sungguh benar-benar pandai bercanda, maafkanlah gadis biasa ini yang terlalu berharap padamu, bisa selalu berada di sisi tuan muda meskipun tak terlihat oleh tuan muda, itu sudah merupakan anugrah untukku."

Puji saja terus dirinya, mana mungkin ia tidak bisa luluh pada akhirnya.

Dave kembali tersenyum mendengar penuturan gadis manis yang ada dihadapannya, baginya gadis itu cukup menarik, seolah ia sedang menemukan mainan baru untuk menghiburnya. "Benarkah? Kalo begitu kau tidak akan keberatan kan kalo jadi istri pura-puraku?"

"Apa??" Mata Erika seketika terbelalak. Menatap Dave dengan tatapan tak percaya, apakah benar pria itu sungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Tapi kau jangan senang dulu." Dave kembali memasang tampang dinginnya. "Semua itu ada syarat dan ketentuannya!" Lanjut Dave seraya menyeringai jahat.

Hah..Syarat dan ketentuan? Apa-apaan orang ini, memangnya dia sedang pasang promo iklan, kenapa harus pake syarat dan ketentuan?

"Apapun syaratnya akan saya terima tuan ,asalkan tuan menganggap lunas hutang untuk membayar ganti rugi mobil tuan!" Kata Erika dengan memasang muka tenang.

"Baiklah kalo begitu, aku tak kan sungkan untuk mengatakannya! Tapi awas saja jika kau melanggarnya. Aku akan memberikan hukuman untukmu!"

"Baik!"

Ya terserah kau sajalah, Saat ini kau bos nya.

Sejenak Dave memandang tak suka pada gadis yang ada di hadapannya itu berlagak sok tenang.

"Pertama, Jangan pernah campuri urusanku!"

"Baik!" Sela Erika seraya berusaha menyimpan kata-kata Dave dalam kepalanya.

"Kedua, Jangan coba-coba untuk tidur denganku, karena aku tidak berselera padamu!"

"Baik!" Ujar Erika lagi.

Masih adakah kata-kata yang lebih kejam dari ini, Ah sayang sekali, kau bicara begitu aku jadi malah ingin melakukannya.

"Ketiga, apa yang keluar dari mulutku adalah perintah!"

"Apa sudah cukup?"

"Jadi kau ingin ku beri banyak syarat? Kau ingin menantang ku rupanya!"

Erika mencoba memasang kembali senyum manisnya, saat menyadari kekeliruannya. Hampir saja ia tadi berlagak jadi nona muda yang tak mau mengalah. "Ah..Maaf atas kehilafan lidah saya, terimakasih atas syarat dan ketentuannya." Berkata dengan nada semanis mungkin.

Dave tersenyum. "Bagus, akhirnya kau sadar kau bukanlah nona muda lagi sekarang, jadi bicaramu harus sopan padaku!" Lagi-lagi dengan mengeluarkan seringai jahatnya. "Untuk sementara waktu cukup segitu syaratnya, kalo nanti sekiranya ada perubahan kau harus siap dan tak boleh memprotes."

Apa ini berlaku jika kau juga ingin memenggal kepalaku? Ya ampun tuan, lagakmu sudah seolah seperti seorang kaisar.

"Baik tuan, aku mengerti, segala ucapan tuan adalah titah bagiku. Tapi kalo aku boleh tahu, untuk apa tuan ingin aku jadi istri pura-pura tuan?"

Padahal kalo jadi istri sungguhan aku juga tidak keberatan. Eh..bicara apa aku ini. Siapa juga yang mau memiliki suami seperti dia, meskipun tampan dan kaya, tapi bicaranya sangat kejam.

"Sebelum ku beri tahu alasannya, aku masih punya satu syarat lagi untukmu!"

"Katakan saja tuan, apa syaratnya?"

"Jangan melibatkan perasaan dalam hubungan pura-pura ini. Ingat itu!"

Apa-apaan dia itu, apa dia sungguh takut jatuh cinta, hingga ia harus membuat persyaratan sekonyol itu.

BERSAMBUNG....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!