NovelToon NovelToon

Penakluk Para Legenda

Awal Mula

Alam Dewa yang sudah ber-ratus tahun ini selalu aman, tentram kini mulai mengalami keguncangan.

Penyebabnya adalah karena ulah sang dewa perang yang terkenal sangat gagah dan tampan itu sering menggoda para permaisuri maupun selir dari dewa dewa lainnya. Itu menurut kabar yang beredar luas, dan berita tersebut tak di bantah oleh sang Dewa Perang, sehingga seakan merupakan sebuah kebenaran.

Hal itu menimbulkan kemarahan dan kemurkaan para Dewa, semua merasa disepelekan namun sayang nya tak ada yang berani melawannya, melihat kenyataan betapa hebatnya Dewa Perang tersebut.

Hingga akhir puncaknya, adalah saat kaisar Dewa hendak menyambangi selir terbarunya yang terkenal paling cantik di antara para Dewi yang ada di alam Dewa.

Selir yang baru diangkat nya tersebut merupakan seorang dewi yang kecantikannya tiada Tara, tak ada yang bisa menandinginya di alam itu.

"Kurang ajar...Dewa Perang tersebut sudah merusak selirku..!," teriak marah kaisar Dewa ketika merasa memergoki perselingkuhan tersebut, wajahnya merah padam merasa di hancurkan kewibawaan nya.

Saking marahnya, tanpa menelaah lebih jauh lagi sang kaisar Dewa bahkan tak memiliki keraguan lagi melaporkan permasalahan ini kepada Sang Pencipta.

*

Disebuah tempat pemujaan yang terlihat sakral duduk bersimpuh Kaisar Dewa, aura yang sangat mencekam tercipta di wilayah tersebut, sudah berhari hari dia melakukan hal itu, tujuannya tak lain dan tak bukan hanya ingin bertemu dengan Sang Pencipta Yang Maha Tunggal.

Dendam yang membara di hatinya membuatnya nekat melakukan itu, melakukan segala cara untuk memperoleh keadilan baginya.

Hingga akhirnya tibalah sebuah cahaya terang yang sangat menyilaukan sehingga Tak akan ada yang mampu melihatnya secara langsung, padahal sinar tersebut hanyalah perwujudan ilusi Dan Pencipta, tidak langsung kehadirannya.

Dengan kehadiran ilusi yang menciptakan aura yang sangat hebat, membuat nya mampu menekan Kaisar Dewa hingga tubuhnya yang bersimpuh kini hanya bisa menempel di lantai dasar tempat nya bersimpuh.

Tiba tiba di pikiran sang Kaisar Dewa terdengar sebuah suara yang sangat agung, suara yang mampu mengguncang semua kalbu, seakan bertanya "ada apa?".

"Hamba mohon kepada Sang Pencipta Yang Maha Tunggal untuk kembali mempertimbangkan permohonan hamba," kata Kaisar Dewa dengan suara yang bergetar hebat, sambil menunduk dan terus gemetaran melaporkan apa yang ingin di laporkan, sebuah anugerah keinginannya bertemu sang Pencipta akhirnya dikabulkan.

Kaisar Dewa menunduk serendah rendahnya di hadapan Sang Maha Pencipta, sebuah kekuatan tak kasat mata yang begitu dahsyat dan tak akan mampu di tahan sudah menekan tubuhnya sedemikian rupa, sebuah aura yang membuat semua tersadar bahwa mereka hanya sebutir debu atau bahkan lebih kecil lagi jika berada di hadapan Sang Pencinta.

Sinar terang yang tak mampu di pandangan nya tersebut masih terdiam tanpa suara, hanya kehadiran nya yang masih terasa menakutkan.

"Aku tau apa yang terjadi, memang sudah jalan takdir harus seperti ini," sebuah suara yang sangat berwibawa kembali terdengar di pikiran sang Kaisar Dewa, hingga membuat yang mendengar tak mampu melakukan apapun.

Getaran suara yang ada di pikiran nya saja bisa melemaskan otot dan tulang, seakan semua anggota tubuh nya melumer.

Kaisar Dewa hanya mengangguk dan merunduk, mendapat jawaban dari Sang Pencipta. Semua terasa mengalir begitu saja.

Entah hukuman apa yang akan di dapatkan oleh sang Dewa Perang, kaisar Dewa sudah tak perduli lagi, namun yang pasti setelah 'mengadukan perasaannya' kaisar Dewa merasa sangat lega, perasaan nya longgar, ada rasa yang tak bisa dijelaskan kini dihatinya.

**

Di sebuah lembah yang berada di sebuah daerah perbukitan yang panjang melintang, nampak terlihat ratusan atau ribuan orang dari berbagai kelompok sendang berkumpul.

Mereka nampak mengelilingi sebuah gua yang baru baru ini di temukan, yang konon katanya gua tersebut sudah ada sejak jaman dahulu kala.

Gua yang nampak tertutup sebagian oleh batu yang melintang menghadangnya itu terlihat terdapat ceceran harta benda, emas berlian dan bermacam koin koin, bahkan ada juga jenis jenis senjata berbagai tingkatan, padahal itu baru di mulut gua yang tertutup batu melintang.

Konon isi gua tersebut bukan hanya harta benda tapi juga segala macam senjata ada di sana, mulai dari tingkat senjata prajurit hingga senjata tingkat illahi.

Senjata di sini terbagi menjadi enam tingkatan, diawali dari yang paling rendah,

tingkat prajurit.

tingkat Raja

tingkat Bumi

tingkat Langit

tingkat Dewa

tingkat Illahi.

Senjata tersebut memiliki keunikan dan keistimewaan sesuai dengan tingkat nya.

Tingkatan tertinggi terdapat pada senjata tingkat Illahi karena senjata tersebut memiliki jiwa, bukan hanya daya hancur nya yang hebat, tapi juga tau siapa yang menjadi tuannya.

"Jangan ada yang bergerak mengambilnya karena belum kita putuskan siapa yang berhak memilikinya..!." teriak Salah satu orang dari rombongan dengan baju bersimbulkan bara Api, nampaknya mereka adalah sebagian dari pendukung atau pengguna jurus dengan elemen Api.

Di alam ini banyak jurus jurus bela diri yang memiliki berbagai element.

"Aku setuju..karena siapapun yang berani mengambilnya akan berhadapan dengan partai Es Abadi," teriak Seseorang yang lain lagi dengan baju bersimbulkan Air atau Es.

"Kami dari utusan Maharaja Klewang Pikatan juga pasti akan menyerang siapapun yang berani mengambil harta benda ini...!," seorang dengan baju prajurit juga angkat bicara di mulut gua tersebut.

Semua akhirnya saling bersahutan mengeluarkan pendapat nya yang menguntungkan golongan nya.

Jagat persilatan saat ini sedang kacau balau, penyebabnya berbagai macam, ada yang karena perebutan kekuasaan ingin menjadi penguasa, ada yang karena ingin merebut menjadi tokoh nomer satu di dunia persilatan, namun ada pula yang ingin kaya raya bergelimang harta.

Bahkan ada juga yang ingin mencari pusaka untuk kepentingan pribadi.

Singkat kata keadaan sangat kacau balau, siapa yang memiliki kekuatan maka dialah yang akan menguasai nya.

Pemuda Aneh

"Aaaarch..!., dimana aku..?," terdengar rintihan suara seorang pemuda dengan tampilan sangat tampan, meski pakaiannya terlihat lusuh penuh keringat dan noda kotoran.

Perlahan pemuda itu membuka matanya perlahan lahan, di kedip kedipkan matanya, seakan sedang mencoba merasakan apa yang dirasa saat ini.

Pandangannya menoleh kearah sekitarnya, memutari ruangan yang entah ada dimana, membuat dahinya berkerut, bingung dengan apa yang ada di depan matanya.

"Dimana aku..?, apa semua ini..?," gumamnya sambil mengambil aneka benda benda yang menutupi badannya dan ada di sekitarnya, aneka macam benda benda termasuk harta kekayaan, senjata senjata, kitab pusaka serta aneka tanaman herbal yang pastinya bermanfaat bagi para ilmuwan di dunia persilatan.

Nampak di sebelahnya terdapat gunungan harta benda yang lumayan banyak, aneka senjata yang tak terhitung pula banyaknya dan yang paling terlihat mencolok adalah sebuah tombak sedikit pendek bersanding dengan sebuah perisai dengan warna hitam legam, nampak bersender di dinding ruangan yang ada di sebelah sang pemuda tergeletak.

Perisai yang tak terlalu lebar maupaun terlalu kecil itu seakan menarik dirinya untuk mendekat.

"Pegang ..sentuh...aku..!."

Sebuah suara yang tiba tiba terdengar di kepala sang pemuda, seakan memerintahkan untuk nya memegang dua senjata yang berdampingan tersebut.

Pemuda itu bangkit perlahan, duduk lalu sedikit ragu menatap dua senjata itu, lalu memukul kepalanya karena merasa ada suara suara yang mengusik nya.

"Aaarcchhh...!." teriaknya.

Pemuda itu meremas rambutnya, menjambak nya karena otaknya seakan mendengar suara suara aneh.

"Aaarch...pergi ..kalian...!." teriak nya lagi, menggema di dalam gua tersebut.

"Jangan membuat aku gila....!!."

Pemuda itu berteriak teriak tak karuan, semacam orang gila yang tersadar dari tidur panjang nya.

Suara teriakan sang Pemuda yang terdengar keras tersebut, ternyata masih kalah dengan suara yang ada di luar gua, ratusan bahkan ribuan orang yang berkumpul kini makin terdengar suaranya, saling berbantah bantahan tak jelas, saling mengklaim bahwa kelompok mereka yang paling berhak atas gua temuan beserta isinya tersebut.

Setelah berteriak pemuda tersebut lalu duduk kembali, mencoba menenangkan dirinya, nalurinya mengatakan agar menenangkan diri untuk bisa mengingat semuanya.

Dia berusaha duduk bersila mengatur nafasnya, memejamkan matanya menghirup udara sekuat kuatnya lalu melepaskannya, begitu terus menerus hingga hatinya menjadi tenang dan pikirannya perlahan menjadi sedikit jernih.

Dengan perlahan di hampiri nya dua senjata itu dan di sentuh nya.

JREEEENG....

"Aaaaarrcchh..!."

Kembali pemuda itu berteriak hebat seakan ada aliran listrik yang menyambar nya, alam terdistorsi, semua itu terjadi saat kedua tangannya memegang senjata itu, sebuah gelombang menghantam ke dalam kesadaran sang Pemuda, lalu secara aneh senjata itu menghilang dari pandangannya dengan di awali oleh gelang yang ada di lengannya berpendar terang.

Kembali pemuda itu ternganga, tak percaya dengan apa yang dilihatnya, badannya bergetar hebat mencoba menstabilkan lonjakan kekuatan yang memasuki badannya.

Bersamaan dengan peristiwa tersebut badannya sedikit berpendar, terasa ringan dan bertenaga.

"Aaahh...apa yang terjadi??."

Sang pemuda sedikit terdorong dan sedikit melayang badannya seakan ada yang mengangkat tubuhnya.

Setelah sedikit tenang sayup sayup kini telinga nya mendengar suara ribut ribut di luar tempat nya berada.

"Dimana aku berada? nampaknya aku ada di dalam sebuah gua" gumam sang pemuda sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Seakan ada yang memerintahkannya, entah kapan secara naluri tangannya berkelebat melambai dengan gerakan tertentu dan anehnya semua harta benda dan pusaka itu menghilang dari pandangan matanya, gelang di tangan kanannya kembali bersinar, lalu semua benda tersebut tersimpan di gelang dimensi yang ada di lengan kanan nya itu.

Setelah semua menghilang pemuda itu mulai mengerak gerakan seluruh badannya, melakukan peregangan seakan melemaskan diri, merelaksasi kan otot otot yang ada ditubuhnya.

**

Suasana di luar gua sudah sangat kacau, entah siapa dan dari kelompok mana yang memulai keributan itu terjadi.

Pertarungan kacau tanpa aturan tercipta, karena lawan yang di hadapi juga terdiri dari beberapa orang dan kelompok tersebut berlangsung dengan seru.

Tak ada kawan dan rekanan selain yang sekelompok, semua hanya lawan yang berada di sana.

Traaang....!

Traaang...!!

Craaassh... craaassh....!!

Benturan benturan senjata dan benda tajam terdengar keras berdentangan, antara senjata lawan dan senjata lainnya.

Jeritan para korban yang terkena sambaran sabetan senjata terdengar melolong kesakitan.

"Bantai semaunya ....!!," teriakan komando dari para pemimpin masing masing kelompok terdengar keras, untuk saling memusnahkan lawan lawannya, semua itu terdengar begitu mengerikan.

Semua terlihat menggila mengayunkan senjata andalan yang dimilikinya, yang penting kelompok nya menang, bisa membunuh sebanyak mungkin adalah yang di harapkan.

"Hiaaaa...!!."

"Hiaaaaaa..!!."

Craaaasshh.... craaaash....!

Pertarungan itu kian seru dan makin beringas.

BLUAARR..!!

Sebuah ledakan keras tiba tiba terdengar dari mulutnya gua di tengah hiruk pikuk nya pertempuran.

Batu besar yang melintang menutupi mulut gua kini terlihat menganga lebar, dan perlahan lahan dari dalam gua tersebut keluar sesosok pemuda tampan, dengan baju sudah buluk, namun tak mengurangi kadar ketampananya. Dia tampak maju berlahan dengan kikuk.

Semua mata menatap kearah mulut gua, melihat munculnya sosok pemuda yang bajunya sudah sedikit sobek di sana sini.

Jujur semua terkejut, sejak kapan ada orang di dalam gua? padahal selama ini gua tersebut tertutup rapat hanya ada celah sedikit yang mengakibatkan benda benda tercecer dari dalam gua.

"Siapa kau..!," bentak salah satu orang berbaju dengan lambang api, dengan suara keras dan galak.

"Ya..dari golongan mana kau..!!," bentak yang lainnya, tak kalah galak.

"A..A-aku ..J..jjuga masih bingung siapa aku..?," kata pemuda itu dengan polos yang tak di buat buat.

Orang orang lalu tak menghiraukan nya karena terlihat pemuda tersebut tak membawa apapun di tubuhya dari dalam gua.

"Uuh..aman... harta benda masih di dalam," entah dari kelompok mana orang yang berkata begitu.

Tanpa di komando ratusan orang langsung meloncat, merangsek maju dan masuk kedalam gua, guna memperebutkan harta yang ada di dalamnya.

"Hhaaaah...??!!," semua mata terbelalak, gua tersebut dalam keadaan kosong melompong tak ada sedikitpun benda di sana, apalagi harta dan pusaka.

Wajah wajah yang semula ternganga, kaget tak menemukan sedikitpun harta, kini terlihat merah padam penuh amarah.

"Kejar pemuda sinting itu..!!, dia mencuri harta pusaka..!!." teriak seseorang entah dari kelompok mana.

Tanpa di komando lagi ratusan mendekati ribuan orang tersebut langsung berlari mengejar sang pemuda yang masih berjalan kebingungan tak tentu arah menjauh dari lokasi tersebut.

"Itu Dia di sana...!!," terdengar sebuah teriakan sambil menuding ke arah sang pemuda berjalan.

Merasa semua orang seperti berlari ke arahnya, pemuda itu reflek menjauh dan berlari sekuat tenaga nya.

Badannya yang masih lemas langsung di genjot untuk berlari menghindar dari amukan massa.

"Kejaaaar jangan sampai lolos..!!."

Sriing... sriiing...!!

Puluhan anak panah sudah terlepas menyasar ke arah tubuh sang pemuda, begitu melihat buruan mencoba kabur.

Dengan sekuat tenaga pemuda itu menghindar, meloncat dan terus berlari tanpa arah tujuan.

"Kejar teruuus..!!." teriakan komando menggema susul menyusul.

"Jangan sampai lolos.....!!!."

Jatuh ke Jurang Kematian.

Pemuda itu masih berlari sekuat tenaga, meloncati semak belukar onak dan duri, tak ada yang lain yang di fikirkan nya selain menghindari dari kejaran ratusan hingga ribuan orang yang nampak beringas tersebut.

Wuuus..... wuuuss.....

Sriiing.... sriiing......

Ratusan anak panah menyasar ke arahnya namun tak ada satupun yang berhasil mengenainya, atau mungkin sudah mengenainya namun tak mampu menembus kulitnya, tak ada yang tau.

"Jangan biarkan lolos, kita harus menangkap nya, untuk di tanyai dimana dia menyimpan semua harta benda dan pusaka...!!," teriak Ki Jalu salah satu orang utusan dari kelompok elemen pengguna Api.

"Benar....jangan sampai lolos..!," sahut Dorma Kerto menimpali perkataan Ki Jalu, padahal Dorma Kerto adalah kelompok pengguna element air.

Entah tanpa terasa kelompok kelompok itu bersatu mengejar dan mengepung pemuda malang tersebut, padahal sebelum nya mereka bermusuhan dan saling serang.

"Kita giring ke arah jurang Kematian.. tak bakalan dia meloncat, setelah terpojok pasti dia menyerah..!," usul seorang Pria dengan badan kekar, nampak nya dia senopati Gati sukerto salah satu utusan kerajaan Pandaegalang.

Kerajaan Pandaegalang adalah kerajaan yang lumayan besar meskipun tak sebesar kerajaan KarangPandan.

Di wilayah tersebut ada lima buah Kerajaan besar yang bisa di sebut juga kekaisaran atau Kerajaan Agung, karena menaungi kerajaan kerajaan kecil dan sedang di wilayah nya.

Selain Kerajaan Agung Karang Pandan, ada juga kerajaan Agung Karang Kadempel, kerajaan Agung Pati Sruni, kerajaan Agung Jongka Lengkong dan kerajaan Agung Wukir Asri.

Lima kerajaan Agung itulah yang di sebut Panca Buana, atau lima kerajaan Besar yang menjadi pusat kerajaan kecil dan sedang.

Selama Ini semua Maharaja dalam group Panca Buana selalu menahan diri untuk tak saling mengganggu, karena akibatnya pasti fatal jika terjadi perselisihan, akan terjadi kehancuran jagat raya jika terjadi perang besar.

Mereka sudah melakukan sebuah perjanjian yang sudah beratus tahun lamanya untuk tak saling menyerang antara kerajaan Agung.

**

"Duh Jagat Dewa Batara....Sang Pencipta yang Tunggal....apa aku akan mati..? disini..?." gumam pemuda itu masih terus berlari menghindari lesatan anak panah, dan beberapa senjata yang di lemparkan para penyerang nya.

"Padahal aku masih bingung siapa aku dan ini dimana..?," kembali sang pemuda berlari meliukkan badannya menghindari sebuah tombak yang tiba tiba mencoba mengoyak perutnya.

Makin lama pemuda itu makin berlari menuju sebuah lereng yang kian lama kian terjal, dan lama lama terlihat pepohonan mulai jarang, hanya ada semak dan perdu menggantikan pepohonan yang besar besar.

Matanya terbelalak saat kini di depannya telah menganga sebuah jurang yang sangat lebar, gelap dan tak terlihat kedalaman nya.

"Hua ..ha...ha...!, mau lari kemana lagi kau b4jinga4n...!!," teriak Ki Jalu sembari menudingkan pedangnya, dia merasa sangat senang karena buruannya sudah terpojok.

Perlahan namun pasti para pengejarnya sudah nampak berdatangan, menyusul Ki Jalu yang tadi pertama datang, nampak mengepungnya sudah berdiri dari berbagai sudut seakan memang memojokkannya di bibir jurang tersebut. Tak ada celah sedikitpun untuk lolos kabur kecuali menjatuhkan diri ke jurang tentu saja.

"Menyerahkan...dan tunjukkan dimana kau menyimpan semua isi gua itu...!," teriak keras Dorma Kerto sembari mengacungkan tombak senjatanya.

"Cepat katakan...!, kesabaran kami ada batasnya..!!," kali ini giliran Senopati Gati sukerto membentak dengan galaknya.

"Kami hitung sampai tiga..jika tak kau katakan maka akan kami hujani tubuhmu dengan senjata kami..!!," teriak seorang pemimpin dari perguruan silat yang ikut mengepung gua tadi.

"Benar...cepat beritahu kami dimana Harta benda itu..!!," teriak yang lainnya bersahut sahutan.

"Satuuuu...!." suara para pengepung terdengar berbarengan.

"Duaaaa....!!."

"Tii...."

"Tahaaaan...!." teriak pemuda itu dengan nafas tersengal, sembari mengangkat kedua tangannya sebatas bahu nya.

"Tunggu dulu....!!."

"Ada apa...!!, katakan cepat..!!."

"Maksud kalian harta benda itu apa..?." teriak pemuda itu tak juga mengerti.

Entah kenapa pemuda linglung ini sekarang terlihat amat bodoh, bahkan tak tau apa itu harta benda.

"Setaaan Alaaas...!! keparat..mau..!! mempermainkan kita semua bocah sableng ini...!." teriak Gati sukerto kian meradang.

Entah siapa yang memulai tiba tiba sebuah anak panah berdesing melesat kearah sang Pemuda, lalu di susul ratusan panah juga melesat ke arah pemuda itu, bukan hanya panah tapi juga tombak, gada, bahkan roda besi semacam Cakra sudah di lemparkan ke arah sang pemuda, namun anehnya semua senjata itu berhasil di tepisnya meskipun dengan gerakan macan orang gila mengibaskan lengannya, tak beraturan.

Namun banyaknya lesatan senjata yang mengarah ke padanya membuat keseimbangannya terganggu hingga dirinya salah memilih pijakan, membuatnya terpeleset dan tergelincir masuk ke dalam jurang yang dalam dan gelap itu.

"Hah, Aaaaaaa....!!."

Begitu menyadari dirinya terperosok dan jatuh ke dalam jurang yang entah seberapa dalamnya, sang pemuda berteriak ketakutan.

"Dasaar bocah edan...!!."

"Gendeng...!!."

Berbagai macam umpatan masih bisa ditangkap oleh Indra pendengaran sang pemuda sebelum dirinya benar benar terjatuh ke dalam jurang yang gelap dan dalam tersebut.

"Aaaahh...mati akuuu...!."

Batin sang pemuda sambil badannya melayang jatuh ke bawah, meski sudah di usaha kan untuk bergerak melawan gravitasi, namun tetap jatuh ke bawah juga...sebelum semua terlihat gelap dengan badannya yang terbentur di bebatuan dinding gua dan tak sadarkan diri.

_________

Selamat membaca jangan lupa tinggalkan jejak nya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!