Kenalin aku Cassandra Warman Leon,22 tahun anak kuliahan di salah satu universitas di Jakarta.
ini kisah antara aku,dia,dan seseorang yang berharga buat ku.
___
Leon terbangun.
"Arghhh!!"
"Mimpi buruk!"sambungnya lagi,mimpi buruk yang terus terusan menghantui nya rasa bersalah yang terus terusan menghantui nya.
07.00.
Leon berangkat pergi menggunakan mobilnya,melaju di jalanan dengan kecepatan di atas rata2 membuat banyak orang kesal karena mobil Leon yang menyalip banyak kendaraan orang lain.
Leon nampak tak merasa bersalah,dia malah terus melaju dengan kecepatan penuh.
Tak begitu lama dia sampai di kampusnya,baru keluar dia sudah di sambut oleh Viona.
"Leon!"Viona langsung menghampiri Leon.
Leon tampak acuh-tak acuh.
"Pergi!"Leon langsung mengusir Viona,suara Leon sangat keras,sampai terdengar di banyak telinga mahasiswa dan mahasiswi di sana.
Viona kesal lalu pergi.
Leon jalan di koridor,banyak yang memperhatikannya.
Siapa yang tak kenal Leon?selain berkuliah,dia juga memiliki usaha sendiri,di usia 22 tahun,Leon sudah tidak pernah meminta uang dari ayahnya lagi Candra.
Ayah Leon merupakan pengusaha sukses memiliki banyak cabang perusahaan tersebar di seluruh Indonesia,bahkan ada yang di luar negeri.
Lanjut gas.
Leon berhenti di depan kelasnya hari ini dia akan belajar,sudah ada Gibran,teman Leon yang menunggu.
"Woy sini!"panggil Gibran.
Gibran adalah teman tongkrongan Leon,bersama teman2 lainnya,tapi mereka berbeda jurusan dengan Leon dan Gibran.
Di sisi lain.
Gadis SMA berlari masuk ke gerbang sekolah,sialnya dia terlambat.
"Pak sya mohon saya boleh masuk..."pinta gadis itu.
Araya Elvina,atau biasanya di panggil Ara,masih SMA berumur 18 tahun.
"Tidak,kamu sudah terlambat,kamu tidak boleh masuk!"Pak satpam bersitegas.
Ara hanya bisa menghela napas panjang,dia tak bisa masuk,Ara berpikir untuk bolos tapi untung saja ada pak Ardi yang melihat kejadian itu langsung menolong Ara.
"Masuk!tapi kamu bapak hukum."Ucap Pak Ardi tegas,pak Ardi memang di kenal guru yang paling tegas,tak akan segan-segan menghukum siswa/siswi yang melanggar peraturan.
Ara masuk,mengikuti pak Ardi di belakang,mereka berhenti di sebuah toilet wanita.
"Kamu bersihkan toilet ini!"Pak Ardi memberikan hukuman untuk Ara.
Ara mengangguk saja,menuruti keinginan pak Ardi,dirinya memang salah karena terlambat.
Ara melepaskan tasnya,lalu mengambil sikat dan pel dan cairan pembersih.
"Oke!semangat!"Ara menyemangati dirinya sendiri.
Ara mulai mengepel,mengikat,membersihkan setiap sudut dengan bersih.
"Nananananannana..."Ara mengikuti nada musik dari earphone nya.
Setelah 2 jam kemudian,akhirnya Ara sudah membersihkan dengan bersih.
Ara mengambil tasnya dan bersiap pergi,namun sebuah tangan menghentikannya.
Daffa Rakanarta,atau di panggil Daffa teman Ara.
"Sumpah lo ngagetin!"Ara kesal.
"Sorry,nih buat lo,kasian amat di hukum."Daffa memberikan sekaleng minuman untuk Ara.
"Ini nggak di ada racunnya kan?"
"Beg* ya nggak lah!"
"Canda..."Ara membuka tutup kaleng minuman lalu meminumnya.
Daffa tersenyum dalam diam,memperhatikan Ara.
Ara masuk kembali ke kelas,terlihat teman-teman Ara menatap Ara tak suka.
Ara memang tak mempunyai teman,temannya hanya Daffa,wakil osis tampan idam-idaman siswi di sekolah,tapi bukan untuk Ara.
Ara anak yang menyendiri jika tidak ada Daffa.
Ara tak memperdulikan tatapan tak suka teman temannya dan memilih untuk mendengarkan musik.
___
Malamnya,Leon sudah selesai mengerjakan tugas kuliahnya dan pekerjaan lainnya.
Ini sudah jam 10 malam,Leon berencana tidur.
Baru tidur 1 jam,jam 11 malam Gibran menelfon mengajak Leon nongkrong di tempat mereka biasa berkumpul.
Leon mengambil kunci motornya,memakai jaket dan pergi keluar,saat ingin mengeluarkan motornya dia bertemu dengan papa nya yang baru pulang kerja(sopannya),kabarnya habis dari rumah istri keduanya.
Leon menyapa sekilas,walau begitu Leon tetap harus menghormati papa nya.
Papa Leon nampak tak peduli,dan melengos begitu saja,Leon juga tak perduli yang penting dia sudah berusaha yang terbaik dalam menjadi anak.
Di tongkrongan.
Ada 5 teman Leon sudah menunggu,Gibran,Alex,Kevin,Cakra,danFelix.
"Lama bener...."Gibran dan yang lainnya menunggu Leon sangat lama.
"Sorry."
Mereka berkumpul untuk membahas persoalan masalah dengan geng sebelah,geng nya Daffa.
"Dia baru anak SMA,tapi udah cari gara2...."Cakra kesal.
"Sebenarnya apa yang terjadi?"tanya Felix,Felix dari tadi hanya bermain game dan tidak menyimak.
"Dodol!kita lagi bahas soal penting lo malah main game!"Alex memukul kepala Felix.
Felix kesakitan,lalu menaruh hp nya dan ikut nimbrung.
"Jadi...kemarin gw lagi naik motor sendiri,gw di kepung sama geng anak SMA geng nya Daffa,katanya itu wilayah mereka,lah gw cuma lewat doang...."Cakra tak habis pikir.
"Lalu gimana?"tanya Gibran.
"Diam,kita diamkan,jika membuat masalah lagi,baru kita mulai."Leon sebagai ketua akhirnya buka suara.
Mereka melanjutkan membahas yang lain,Leon mendengarkan pendapat teman2nya dan juga selalu mengecek jam.
Jam 01.00.
"Gw izin."Leon pergi.
Mereka tak mengerti,jika mereka nongkrong tengah malam pasti sekitaran jam segini Leon akan izin pergi lalu 40 menit kemudian kembali.
"Kita cari tahu yuk!"bisik Felix.
"Ayok!"
Mereka semua penasaran apa yang akan Leon lakukan.
Alex dan Felix diam-diam mengikuti Leon,Leon menaiki motornya pergi ke tempat yang memang tak jauh dari sana sebuah Masjid.
Alex dan Felix masih mengikuti Leon diam diam.
Leon pergi ke tempat wudhu,berwudhu lalu mengambil sajadah yang memang di sediakan pihak Masjid.
Leon melaksanakan sholat Sunnah,sholat tahajud.
Felix dan Alex akhirnya mengerti,lalu mereka pergi sebelum Leon selesai melakukan ibadahnya.
"Gimana?"tanya Gibran bertanya.
"Dia lagi beribadah,kalau di umat Muslim sholat tengah malam gini apa namanya?"tanya Felix.
"Sholat tahajud."Ucap Cakra.
"Oh iya,Leon lagi sholat tahajud."Felix memberi tahu teman-temannya.
"Felix udah tobat guys,kek nggak tahu aja..."Gibran sudah tahu.
Leon fokus,setelah melakukan sholat dia berdoa dan berdzikir.
Pengurus Masjid,pak Kamil kagum dengan Leon,tampang Leon seperti anak nakal,tapi dalam nya sangat lah mengagumkan.
Pak Kamil sudah sering melihat Leon,bahkan mereka pernah berbicara sesekali,pak Kamil yang menyapa duluan,Leon hanya menyahut,Leon memang terkenal cuek tapi dia sangat sopan,banyak yang kagum dengannya.
Leon sudah usai melakukan ibadahnya,pergi untuk kembali ke tongkrongan.
Di sana teman2nya menatap Leon,Leon kebingungan.
"Why?"tanya Leon.
Mereka semua menggeleng,membiarkan Leon tetap menyimpan rahasia pergi nya.
Leon pulang jam 3 malam,membuka pintu kamarnya hati-hati.
Dia memilih untuk tak tidur lagi,tidur adalah hal yang paling tak dia sukai sejak 4 tahun lalu,tragedi itu.
Jam 04.40 Leon menunaikan kewajibannya,lalu keluar lagi tapi tak menggunakan motor.
Berolah raga,kegiatan nya selama 1 minggu sekali di hari minggu.
___
Ara,Ara bangun dari tidurnya,hari ini dia akan pergi bersama Daffa.
Ara sudah bersiap,jam 08.00 Daffa datang dengan motornya.
"Kuy..."ajak Daffa.
Daffa mengajak Ara ke pantai,ntah apa gerangan Daffa tiba2 mengajak Ara ke pantai.
"Kita mo ngapain?maen air?"tanya Ara.
"Iyaps."Daffa mengangguk.
Daffa sengaja,ingin berduaan dengan Ara,di hari libur ini.
Daffa dan Ara mengelilingi pantai,melepas alas kaki mereka menginjak pasir halus.
Ramai orang.
Mereka hanya diam-diaman menikmati suara ombak,suara keramaian,dan menikmati angin pantai.
Daffa diam diam memperhatikan Ara,gadis yang sudah lama di sukai,2 tahun lalu Daffa mengenal Ara,sekarang Daffa menjadi teman Ara.
Bukannya mudah menjadi teman Ara,tapi Daffa berhasil berteman dengan Ara yang memang penyendiri dan penuh rahasia ini.
"Daf,lo nggak jalan ma pacar lo?"tanya Ara tiba-tiba membuyarkan lamunan Daffa.
"Ngawur!gw jomblo."
"Lah terus kemarin,si Hana..."
"Gosah di bahas."Daffa malas,membahas Hana.
"Eak,Hana nih yee!"Ara jahil.
Daffa hanya diam,"gw suka nya ma lo!peka dong!"batin Daffa berbicara.
Kembali ke Leon.
Leon berlari terus berlari,tak sedikit gadis seumuran dengan Leon yang menyapa,tapi Leon cuek,acuh tak acuh.
Viona mengikuti Leon lagi,Viona selalu ingin tahu apa yang di lakukan Leon.
"Menjauh 2 meter!"Tegas Leon.
Viona yang mengikuti Leon langsung berhenti,"ayolah Leon,jangan begitu..."
"Menjauh 2 meter gw bilang."
"Lo jijik kah sama gw?sampe lo nggak mau deket deket gw..."Viona sedih padahal dulunya mereka berteman.
Karena 1 kesalahan,Leon menjauhi Viona dan tak mau bicara lagi dengan Viona.
"Maafin gw..."Ucap Viona dengan suara pelan.
"Gw udah maafin lo,tpi tolong jangan deketin gw."pinta Leon.
"Kenapa?"tanya Viona,meminta kejelasan.
"Lakukan aja,gw nggak mau berteman dengan seorang wanita."Ucap Leon lalu pergi,Viona merasa sedih.
"Apapun caranya gw harus sama lo!"Viona bertekad.
Sebenarnya apa yng terjadi 4 tahun lalu?ntah lah lihat saja nanti ya pren.
Keesokannya.
Leon menyebut membawa motornya,lampu merah dia terobos dan saat itu juga Leon hampir menabrak seorang siswi SMA,Leon mengerem mendadak.
Siswi itu Ara,dia terkejut bukan main.
Leon melihat Ara baik2 saja,lalu langsung mengendarai motornya tanpa meminta maaf.
"Sialan tu orang!"Ara kesal,karena Leon pergi begitu saja tanpa meminta maaf.
Ara langsung berlari pergi ke sekolah,untung saja dia tak terlambat.
Di kelas Ara duduk paling depan sendirian,sedang membaca buku pelajarannya,hobi nya adalah belajar.
Salah satu teman Ara,Lia mendatangi Ara dan langsung merebut buku Ara.
"Heh!jangan sok pinter ya..."Lia mendorong2 kepala Ara.
Ara diam acuh-tak acuh.
"Bisu ya?nggak bisa ngomong..."Lia tersenyum smirk.
Ara mengambil buku nya kembali,dan mendorong Lia.
"Sialan!"Lia menampar Ara.
Ara tak terima langsung menampar balik Lia.
"Gw cuma pendiam beg*,bukan lemah sampe lo bisa bully gw!"Ara tersenyum simpul,mengusap wajah Lia yang memerah lalu pergi.
Semua hanya menjadi penonton,Lia kesal.
"Awas aja lo!"teriak Lia.
Ara tak memperdulikannya dan terus melangkah,melangkah menuju perpustakaan tempat ternyaman.
Baru saja mau masuk,Ara di hadang lagi oleh masalah kedua,Hana dan kedua temannya Riana dan Intan.
"Heh!lo berhenti!"Hana memberhentikan Ara.
"Ada apa ya mbak?kayaknya kita nggak punya masalah deh..."Ara memutar bola matany malas.
"Nggak punya masalah lo bilang?lo udah ngerebut Daffa dari gw!aishh apa sih yang buat Daffa mau sama lo!"Hana kesal,marah marah pada Ara.
"Apa ya?ya mana gw tahu...lo nggak menarik kali..."
"Sial!"Hana menarik rambut Ara,Ara memegang tangan Hana,melemparnya jauh jauh.
"Tangan kotor lo nggak bagus buat rambut gw,nanti rambut gw kutuan lagi,upss..."Ara tertawa,menutup mulutnya.
Merubah ekspresi nya ke datar lalu pergi.
__
Leon diam,menyimak dosennya menjelaskan,akhirnya pelajaran selesai.
Leon langsung meraih tasnya dan pergi begitu saja,menghampiri Gibran.
"Leon!!!"Gibran melambaikan tangannya.
Leon duduk di depan Gibran,langsung menyambar minuman yang ada di depannya dan meminumnnya.
"Napa lo?"tany Gibran.
"Gw tadi hampir nabrak anak SMA."cerita Leon.
"Makanya walau nakal,patuhi aturan lalu lintas lah..."Gibran tak habis pikir.
"Gw hampir telat..."
"Oke,lalu gimana sama tu cewek?"tanya Gibran.
"Aman,gw ngerem mendadak dia kaget."Leon menceritakannya,Leon tak bisa melihat wajah gadis yang hampir di tabraknya tadi,tapi Leon tahu gadis itu sekolah di mana.
"Lalu...apa lo minta maaf?"Gibran menebak dalam hati,Leon tak akan meminta maaf.
"Gak."
"Nah bener kan apa kata gw,nggak bakal lo minta maaf."Gibran bangga sendiri.
"Lagian dia nggak papa."Ucap Leon santai.
"Iya iya..."
Ntah kenapa Leon terus memikirkan gadis yang hampir di tabraknya tadi,lalu dia mengingat name tag milik gadis itu
"Araya Elvina."gumam Leon sendiri.
"Hah?"Gibran tak bisa mendengar dengan jelas.
"Nggak."Leon langsung diam.
Sepulang kuliah,Leon pergi ke sekolah itu,sekolah di mana Ara bersekolah.
Leon masuk begitu saja,sekolah sudah sepi karena pembelajaran sudah usai.
Dia menemui pamannya yang menjadi kepala sekolah disana.
"Assalamualaikum,om."Leon menyalimi tangan pamannya,Andre.
"Waalaikumsalam,tumben,ngapain?"tanya Andre.
Leon menggeleng,langsung duduk di kursi yang ada di ruang kepala sekolah,Andre hanya bisa mengheran.
Andre keluar karena ada keperluan di ruang guru,melihat kesempatan bagus Leon langsung pergi ke meja pamannya,membuka komputer yang tidak berpasword itu.
Leon mencari data siswa di sekolah itu.
"Araya Elvina."
Akhirnya keluar,data tentang Araya Elvina,Leon sekarang bisa melihat wajah gadis itu.
Leon merasa bersalah karena hampir menabrak dan tidak meminta maaf,dia sangat terburu-buru tadi jadi dia akan meminta maaf dengan caranya sendiri.
Leon mendapatkan identitas Ara,bahkan alamat rumah Ara.
Setelah mendapatkan semuanya,Leon langsung hendak pulang.
"Loh udah mau pulang aja?"Andre baru masuk dan Leon sudah mau pergi.
"Ada keperluan mendadak om,maaf."
"Yaudah oke."
Leon menelfon seseorang,"carikan barang yang biasanya di sukai cewek."pinta Leon.
"Oke."Suara dari telfon langsung mengiyakan.
Malam hari,tiba2 ada yang membuktikan bell rumah Ara.
"Mama!"teriak Ara.
Tapi mama dan papa nya sedang tidak ada sedang pergi.
Ara terpaksa membukakan pintu,tapi saat membuka pintu ia tak melihat seseorang hanya melihat sebuah kotak.
"Kotak?apa nih?"Ara penasaran lalu membawanya masuk.
Ara mengambil cutter lalu membuka kardus itu,isi nya sebuah baju,baju yang indah.
"What?ini punya siapa?punya mama?tapi ini modalnya anak muda..."Ara berpikir keras,tak sengaja dia melihat sepucuk surat.
"Gw nabrak lo tadi,maaf ini hadiah permintaan maaf."
Isi surat dari Leon.
"Hah?yang nabrak tadi?"Ara mengingat kembali kejadian tadi.
"Ohh,idih cemen amat,tapi dia udah bilang maaf sampe ngirim hadiah lagi,yaudah deh."
"Siapa pun lo,karena gw baik,gw maafin."sambung Ara lgi.
Ara menyimpan baju itu di lemarinya bersama kotak itu.
Leon di rumahnya sedang menelfon seseorang yang dia perintahkan untuk mengirim paket itu.
"Gimana?"
"Aman."jawab suara dari telfon,itu adalah sekretaris Leon,Liam.
Leon terlihat puas,dirinya sudah tak memiliki hutang lagi,tapi kenapa gadis itu menghantui nya sekarang.
"Arghhh!astagfirullah"Leon prustasi.
Malam hari saat Leon tidur.
Mimpi buruk yang menghantui nya datang lagi.
Di dalam mimpi Leon.
Hari ini mama Leon berdandan sangat cantik.
"Sayang,gimana mama hari ini?"tanya mama Leon.
"Mama cantik banget."puji Leon kecil,Leon saat itu masih berusia 10 tahun.
Mama Leon,lalu mengajak Leon jalan-jalan,pergi ke banyak tempat,Leon terlihat senang.
Mereka jalan-jalan hanya berdua,papa Leon?ntah lah dia sudah 2 hari tidak pulang,bilangnya sih pergi ke luar kota karena urusan pekerjaan.
Setelah itu sore hari,mama Leon berbicara hal aneh pada Leon.
"Sayang,kalau mama nggak ada kamu harus jaga diri baik-baik,yang patuh sama papa."Ucap mama Leon,terdengar sebagai pesan sebelum pergi.
Leon kecil saat itu tak terlalu menghiraukannya.
Malam harinya,Leon kecil terbangun tengah malam karena mendengar suara jatuh dari dapur.
Leon segera berlari ke sana,betapa terkejut dan hancurnya dia,dengan mata kepalanya sendiri Leon melihat mama nya gantung diri.
"MAMA!!!"
Leon kecil langsung berlari meminta tolong pada tetangga,tetangga Leon langsung membantu namun naas mama Leon sudah tak bisa di tolong,mama Leon sudah meninggal.
Leon terbangun dari mimpi buruknya.
"Astagfirullah..."Leon menenangkan diri,mimpi yang selalu menghantui nya.
Dah di saat mama nya meninggal tak ada raut wajah kesedihan dari papa Leon.
Leon terbangun jam 1 malam,tak bisa tidur lagi,takut akan mimpi nya.
Keesokannya.
Leon hendak berangkat,namun dia bertemu dengan papanya.
"Leon?mau kemana kamu?"tanya papa Leon.
"Kuliah."jawab Leon singkat.
Hubungan Ayah dan Anak ini memang sudah sangat buruk,Ayah Leon jarang pulang dan lebih mencintai istri kedua nya,istri yang dia nikah saat masih berstatus menjadi suami mama Leon dulu.
Leon pergi begitu saja,suasana hatinya sangat buruk,mengingat kejadian masa lalu yang tak pernah dia bisa lupakan.
Di jalan menuju kampus,di tempat yang sama dia bertemu dengan Ara.
Ara mengingat motor itu dan langsung menhentikannya.
"Woy lo!"Ara menghentikan Leon.
"Apa?"
"Lo yang ngirim paket ke rumah gw ya?"tanya Ara.
"Iya."jawab Leon singkat.
"Cemen lo,minta maaf tu langsung."
"Yaudah gw minta maaf,udahkan?"
"Nggak tulus ah malas..."Ara melipat tangannya.
"Gw minta maaf."Ucap Leon sudah dengan sepenuh hati.
"Nah bagus,ini kembaliin ke lo."Ara mengembalikan kotak paket semalam.
"Ini buat lo."Leon menolak.
"Gw nggak mau repot2 lagian kita nggak kenal,nih gw kembaliin."Ara terus memaksa.
"Buat lo aja,gw ikhlas."lagi pula jika Leon menerima kembali untuk apa,dia akan memberikannya pada siapa?akan mubazir nanti.
"Yaudah deh kalau maksa,makasih."Ara hendak pergi,tapi Leon memanggilnya lagi.
"Nggak mau bareng?kampus gw ma sekolah lo searah."Leon menawarkan tumpangan.
"Eummm...."Ara terus berpikir.
"Kalau nggak mau yaudah."Leon bersiap pergi.
"Eh tunggu!"Ara naik dengan hati-hati.
"Ingat,apapun yang terjadi jangan pegang gw."peringat Leon sebelum berangkat.
"Oke oke..."Ara sudah bersiap.
Leon langsung mengebut membuat Ara ketakutan,reflek saja Ara berpegangan pada pundak Leon.
"Astagfirullah!ya Allah!kalau mau mati,jangan ngajak orang!"Ara ketakutan karena Leon yang sangat cepat mengendarai motor.
Dengan cepat juga,mereka sampai di depan sekolah Ara.
Ara turun dengan kepala sedikit pusing.
Tanpa sepatah kata pun Leon pergi begitu saja meninggalkan Ara yang sedang sempoyongan.
"Dasar!"Ara kesal.
Ara menuju kelasnya,untung saja dia tidak telat,"ada untungnya juga tadi dia ngebut."batin Ara.
Ara bertemu dengan Daffa.
"Ara,tumben jam segini udah sampe."Daffa basa basi.
"Iya lah,tadi gw di anter dengan kecepatan maksimun..."
"Sama?"Daffa penasaran.
"Orang lah."Ara tak mau memberi tahu,membuat Daffa makin penasaran.
"Lalu kotak yang lu pegang?"Daffa juga penasaran.
"Hadiah."jawab Ara.
"Dari?"Daffa benar-benar penasaran.
"Orang yang nganter gw tadi."jawab Ara lalu pergi meninggalkan Daffa.
"Cowok?siapa dia..."Daffa di buat penasaran.
Sepulang sekolah,Daffa berkumpul dengan teman-temannya.
Salah satu teman Daffa,Rizal melihat raut wajah Daffa seperti banyak pikiran.
"Lo napa?"tanya Daffa.
"Cewek gebetan gw di antar cowok tadi..."Daffa menceritakan persoalan Ara.
"Kasian bener..."Rizal mengolok Daffa.
Daffa menatap tajam Rizal,"Maaf,santai lah bang..."Rizal cengegesan.
"Lagian kalau suka lo kejar lah,jangan biarin gitu aja..."sambung Rizal lagi.
"Gimana sama geng nya Leon?"tanya Daffa mengalihkan pembicaraan.
"Mereka ntah lah,kayaknya belum mau berurusan sama kita."Ucap salah satu teman Daffa.
"Bagus lah."Daffa sedang malas bertengkar,tapi geng nya malah mengajak orang lain bertengkar.
"Kita ganggu lagi salah satu anggotanya,mereka pasti akan menyatakan perang sama kita."Ucap Rizal bersemangat.
"Boleh tapi jangan sekarang."Daffa sedang tidak mood.
"Iya tahu yang sedang patah hati gunda gulana gelisah galau merana karena gadis yang di cintai di antar cowok lain."Rizal mengolok-olok Daffa lagi.
Daffa melepas sepatunya melemparkannya pada Rizal,Rizal langsung menghindar.
"Kasian amat,bos geng harimau masa jadi sad boy.. "
"Siapa sih?Hana?"tanya salah satu teman Daffa,Azka.
"Hana Hana,bukan!lagian siapa yang ngebar kalau gw dekat sama Hana,itu hoax."Daffa sangat malas dengan Hana.
"Yaa maap,gw nggak tahu,teman gw teman Hana,di cerita ke gw."
"Jangan bahas Hana,gw sukanya sama Ara,bukan Hana."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!