Disebuah kampus.
Seorang wanita sedang mengobrol dengan kedua sahabat nya. wanita itu bernama Andini.
Andini Puspita.
Seorang wanita berusia 20 Tahun yang berkuliah di salah satu kampus dengan jurusan kedokteran. memiliki wajah yang cantik dan manis, membuat nya menjadi Primadona di kampus yang disukai para Laki-laki.
Andini memiliki dua sahabat yang selalu ada bersama-sama dengan dia bernama Puspa dan Pitha, yang kenal sejak mereka masih duduk di bangku SMA kelas 1.
Saat Andini sedang mengobrol asik dengan kedua sahabatnya di kantin karena dosen mereka sedang tidak masuk, tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri Andini dan kedua wanita itu.
"Hai Andini!." Sapa Pria bernama Fandi adalah salah seorang laki-laki yang menyukai Andini, Menyukai Andini sejak Andini mulai menginjakkan kaki nya di kampus ini.
Entah sudah berapa kali ia mencoba mendekati Andini dan menyatakan cinta nya pada Andini tapi sebanyak itu pula Andini menolak nya, selain di kenal seorang badboy di kampus, Fandi di kenal sebagai Pria yang memiliki pesona untuk menarik para wanita nya.
Andini yang memiliki keinginan menjadi dokter dan ingin fokus pada Kuliah nya tanpa di ganggu oleh percintaan pun mencoba untuk tidak menganggap serius setiap laki-laki yang mencoba mendekati nya. Sikap ramah dan murah senyum Andini membuat setiap laki-laki yang di tolak Andini tidak begitu patah hati, karena Andini masih mau berteman dengan mereka.
•••
Siang itu saat Andini pulang ke rumah, ia turun dari mobil Puspa.
"Nyakin nih gak ikut ke mall?." Tanya Puspa.
"Iya Din, gak seru tahu gak ada kamu."Saut Pitha.
"Iya nyakin, kalian pergi aja dech, soal nya Om sama Tante aku mau keluar kota."Ucap Andini.
"Ya udah dech, tapi besok kita nginap disini ya, kan gak ada Om sama Tante kamu."Ucap Puspa. Andini pun tersenyum mengangguk.
"Ya udah, Bye Andini."Ucap Puspa dan Pitha. Andini pun melambaikan tangan nya pada kedua sahabat nya itu.
Andini membuka pagar dan berjalan masuk, saat baru akan membuka pintu terdengar suara yang tinggi dari dalam rumah, Andini pun mengurungkan niat nya untuk membuka pintu dan mendengarkan dari luar, terdengar suara Om dan Tante Andini sedang bertengkar.
"Jadi gimana, Kita harus gimana biar kita bisa bertahan di kondisi seperti ini?. Tanya Bu Irma, Tantenya Andini.
"Yah nanti kita pikirkan lagi bagaimana, Perusahaan Papa juga lagi ada masalah mama malah nyuruh papa mikir harus bagaimana."Ucap Pak Wandy.
"Yah harus di pikirkan dong pa, anak-anak sekolah harus di bayar, Kuliah Andini juga harus di bayar, listrik air makan kita sekeluarga mau duit dari mana kalau Perusahaan Papa Tutup."Ucap Bu Irma lagi.
"Udah lah Ma, Pusing Papa, Papa pulang minta solusi ketenangan dari Mama, Mama malah ngomel-ngomel."Ucap Pak Wandy dan berjalan masuk ke dalam ruangan kerja nya.
Bu Irma pun duduk di sofa, menghempas tubuh nya dengan tidak begitu semangat. Andini lalu masuk ke dalam rumah, Bu Irma melihat Andini masuk pun tersenyum.
"Tante."Sapa Andini dengan sopan.
"Andini, kamu sudah pulang nak, ganti baju dan makan siang, Bibi sudah siapkan makan siang di dapur."Ucap Bu Irma.
"Tante Masuk kamar dulu ya."Ucap Bu Irma lagi dan berjalan masuk ke dalam kamar, Andini pun tersenyum kecil dan mengangguk.
Meski masih bersikap dengan senyuman tapi tergambar jelas dari raut wajah Tante nya kalau ia sedang mengalami masalah. ia melihat wanita paru Baya itu berjalan masuk ke dalam kamar nya.
Andini masuk ke kamar dan duduk di tepi tempat tidur, mengambil sebuah bingkai foto berisikan foto diri nya saat remaja dengan Ibu dan ayah nya yang sudah tidak ada.
Meski memiliki wajah yang cantik dan di kagumi para laki-laki, hidup Andini yang tampak tidak sempurna memiliki masa kelam yang tak bisa ia lupakan, Andini tak memiliki siapa pun selain Om nya yang adalah adik dari ayah nya.
Sejak ia masih duduk di bangku SMP, Andini kehilangan Ibu dan ayah nya pada kecelakaan yang menghilangkan nyawa kedua orang yang ia sayangi. Andini pun sejak saat itu di asuh oleh Tante dan Om nya yang begitu baik dan tak pernah membandingkan diri nya dengan anak-anak nya Om dan Tante nya itu.
"Papa, Mama, Andini kangen sama kalian, Kasian Om Wandy dan Tante Irma, Andini disini hanya menjadi beban untuk mereka."Ucap Andini dan air mata menetes dari pelupuk mata nya.
"Andini harus gimana Ma?." Tanya Andini pada Foto yang ia tahu tak akan bisa menjawab nya, namun ada kelegaan tersendiri saat mencurahkan isi hati nya pada foto itu, berharap kedua orang tua nya bisa mendengarkan jeritan hati nya yang sedang tidak baik.
Andini lalu terpikirkan untuk mencari kerjaan sampingan, Ia lalu membuka Laptop nya dan membuka Website lowongan kerja paru hari agar ia bisa membantu Tante dan Om nya.
Namun setelah mencari ia tak menemukan ada kerjaan yang bisa bekerja saat ia pulang kerja. Andini menghela nafas tidak bersemangat ia menyandarkan tubuh nya pada sandaran kursi.
•••
Malam itu.
Andini ke meja makan untuk makan malam bersama, Suasana di di meja makan pun begitu sunyi dan kaku.
Meja makan yang biasa ada obrolan dan candaan mendadak begitu dingin saat Om dan Tante nya tidak saling bicara karena masalah tadi siang.
"Kak, Papa sama mama kenapa sih?." tanya Indah anak pertama Pak Wandy dan Bu Irma yang masih duduk di bangku SMA. Andini hanya mengeleng-gelengkan kepala nya dan meminta Indah untuk tidak banyak bicara.
"Andini, Nanti Om sama Tante, dan Kenzo mau keluar kota, Tante titip Indah ya, kalian sudah besar bisa jaga diri kalian Dirumah, kan ada bibi dan Pak Yanto (Sekuriti) temani kalian."Ucap Bu Irma.
"Iya Tante."Balas Andini.
Setelah selesai makan malam dan mengantar Pak Wandy dan Bu Irma yang akan berangkat keluar kota untuk mengurus perusahaan yang sedang jatuh sampai di teras rumah, Andini dan Indah pun masuk ke dalam rumah.
Andini masuk ke kamar nya dan membaringkan tubuh nya di tempat tidur, menatap langit-langit kamar nya. memikirkan bagaimana cara ia bisa mendapatkan kerjaan paru waktu saat ia pulang kuliah.
Pagi itu.
Andini yang sudah sampai di kampus berjalan menuju ke kelas dengan tidak begitu semangat, tanpa sengaja tubuh nya menabrak seseorang hingga membuat nya terjatuh ke lantai.
"Auw."Andini merintih kesakitan pada pinggang saat ia terduduk di lantai.
"Maaf, kau tidak apa-apa?." Sebuah tangan di ulurkan untuk membantu Andini berdiri.
Saat Andini berdiri, Andini melihat seorang pria yang ia kenal namun kedua nya tak pernah saling kenal, hanya saling mendengar nama dan gosip dari mulut mahasiswa/Siswi di kampus.
"Kamu gak apa-apa?." Tanya laki-laki itu.
"Iya Oke kok, Maaf ya tadi aku jalan gak sambil liat kedepan."Ucap Andini, Laki-laki itu tersenyum kecil.
"Marcel." Laki-laki itu mengulurkan tangan nya mengajak Andini berkenalan.
"Andini."Balas Andini tersenyum..
"Kalau gitu aku duluan."Ucap Marcel dan Andini mengangguk sembari tersenyum.
Marcel adalah seorang laki-laki yang pendiam dan memiliki paras wajah yang tampan, membuat banyak perempuan menyukai dia.
Meski pendiam dan tak banyak bicara, namun ada pesona yang seolah menarik wanita-wanita untuk ingin dekat dengan Marcel.
"Andini!." Panggil Puspa pada Andini dan mendekati wanita itu yang sedang membersihkan tangan nya.
"Kenapa Din?." Tanya Puspa.
"Jatuh."Balas Andini.
"Ya ampun, siapa yang nabrak?, Jatuh sendiri?." Tanya Pitha.
"Engak, tadi gak sengaja ketabrak Marcel."Ucap Andini sembari menunjuk Marcel dengan bibirnya.
"Marcel!, Anak Jurusan bisnis itu?." Tanya Puspa.
"Iya pus, liat sendiri Nih."Kata Pitha.
"Ya ampun, aku juga mau kali di tabrak Marcel."Ucap Puspa.
"Jangan ngadi- Ngadi deh, sakit tahu, yuk masuk kelas."Ucap Andini dan merangkul kedua sahabat nya itu.
•••
"Hah, seriusan mau cari kerja?." Tanya Puspa terkejut saat ketiga wanita itu sedang mengobrol di kantin seperti biasa nya sebelum mereka pulang dari kampus.
"Iya, biar bisa bantu-bantu juga, gak enak aja rasa nya sama Tante dan Om ku."Ucap Andini.
"Iya sih, tapi Tante dan Om mu kan gak pernah keberatan sama kamu Din, bisa aja mereka gak setuju kalau kamu kerja sambil kuliah "Ucap Puspa.
"Kalau itu sih nanti gampang lah di bicarakan sama mereka nanti, cuman sekarang gimana ya cri kerja setengah hari."Balas Andini.
"Kalau kerja setengah hari palingan kerja di Restoran, cafe atau Mini market Din."Ucap Pitha.
"Oh gitu ya, nanti dech aku coba tanya-tanya."Ucap Andini dan lekas berdiri.
"Loh mau kemana?." Tanya Puspa.
"Duluan ya, ada urusan."Ucap Andini.
"Yah, kalau Andini kerja makin gak bisa dech kita jalan bareng."Ucap Pitha.
"Ya mau gimana lagi, Andini kan kerja buat bantu om dan Tante nya."Saut Puspa.
Andini lalu berjalan di trotoar sembari memikirkan kemana ia harus bekerja, Andini lalu melihat sebuah kertas yang menempel di kaca pintu sebuah Toko kue, Andini pun tersenyum dan lekas mendekati toko itu untuk menanyakan lowongan kerja yang tertulis di dinding.
"Permisi, saya mau tanya lowongan kerja ini masih di butuhkan gak?." Tanya Andini pada salah seorang karyawan yang ada di toko kue dan cafe yang lumayan besar itu.
"Masuk saja mbak, itu ruangan manager nya."Ucap pelayan itu.
"Makasih mbak."Balas Andini dengan sopan.
Tok
tok
tok
"Masuk!."
"Maaf Pak, saya Andini saya mau tanya lowongan kerja ini." Andini memberikan brosur yang ia lepaskan dari kaca depan pintu.
"Iya, kamu punya pengalaman kerja dimana sebelum nya?." Tanya orang itu.
"Em Mahasiswi." ucap Andini.
"Oh masih kuliah?, Maaf ya mbak, lowongan ini untuk orang yang sedang tidak kuliah."Ucap laki-laki itu.
"Tolong pak, saya lagi butuh Sekai kerjaan ini "Ucap Andini.
"Maaf ya mbak, engak bisa!." balas nya lagi. Andini pun cemberut dan sedih.
"Pak Aryo."Seseorang masuk memanggil manager toko kue itu.
"Iya Mas."Balas Orang itu dan berdiri.
Andini pun lekas membalikan tubuh nya untuk segera pergi, namun ia terkejut saat melihat marcel yang datang memanggil manager toko kue itu.
"Kamu."
"Andini, kamu sedang apa disini?." tanya Marcel. mata Marcel lalu melihat selembaran yang ada di tangan Andini.
"em aku...."
"kita ngobrol di luar saja."Ajak Marcel, Andini pun mengangguk dan berjalan lebih dulu keluar dari ruangan itu.
"Nanti saja pak Aryo."Ucap Marcel.
"Baik Mas."Balas Manager toko itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!