Di dunia tempat ras para dewa berada, seorang pria berusia sekitar 20 tahunan yang sebenarnya sudah berumur ribuan tahun duduk di puncak gunung dalam posisi berkultivasi.
Dia adalah Lin Fan seorang dewa yang hendak menerobos ke alam dimana dunia keabadian berada. Dia terlihat sangat fokus dan sangat berkonsentrasi dalam melakukan penerobosan.
Tidak terasa dia terus melakukan hal tersebut selama berbulan bulan tetapi masih belum ada perubahan yang ada di sekitarnya. Tetapi yang tidak disangka sangka, ternyata Dao Surgawi telah mengawasi Lin Fan selama ini dan sengaja menutupi keberadaannya agar tidak diketahui.
Di posisi kultivasi Lin Fan tampak memikirkan sesuatu yang selama ini dia harapkan dari dulu, harapan dimana dunia keabadian yang dipikirkannya merupakan dunia yang penuh kebahagiaan dan ketenangan.
"Huft..., semoga dunia keabadian yang akan aku tuju merupakan dunia tempat aku mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan yang selama ini aku harapkan dari dulu" desah Lin Fan mengharapkan dunia tersebut akan sesuai dengan keinginannya dari dulu.
Lin Fan merupakan seorang dewa yang selalu hidup sendirian tanpa keluarga, teman, maupun seorang kekasih. Walaupun di dunia dewa terdapat dewi dewi yang sangat cantik, namun Lin Fan tidak pernah memikirkan hal tersebut.
Lin Fan dari kecil sudah hidup sendirian, kedua orang tuanya meninggal karna dibunuh oleh sekelompok sekte dari aliran sesat. Untungnya Lin Fan berhasil melarikan diri dari peristiwa tersebut, dan dia pun bertekad untuk menjadi kuat untuk membalaskan dendam kedua orang tuanya.
Lin Fan berkelana untuk mencari kekuatan, sampai akhirnya dia mendapatkan kekuatan yang cukup untuk membalaskan dendam kedua orang tuanya.
Setelah pembalasan dendam selesai, Lin Fan bertekad untuk menjadi terkuat agar dapat menuju ke dunia alam keabadian, karena banyak yang mengatakan dunia tersebut tempat dimana kebahagiaan dan ketenangan berada, maka dari itulah Lin Fan tidak pernah memikirkan hal untuk mencari teman, keluarga, maupun kekasih.
Lin Fan selalu fokus berkeliling dunia demi mendapatkan kekuatan untuk menuju alam keabadian.
Kembali ke tempat Lin Fan berada, sudah setahun lebih Lin Fan berkultivasi akhirnya Dao Surgawi pun muncul. Lin Fan yang menyadari usahanya berhasil merasa sangat senang karna harapannya akan segera terwujud di depan matanya.
"Hahahaha, akhirnya usahaku selama ini tidak sia sia" gumam Lin Fan merasa senang sambil menoleh ke arah Dao Surgawi yang ada di langit.
"Hehehe Dao Surgawi akhirnya kamu muncul juga, setelah sekian lama aku menerobos akhirnya kamu menampakkan dirimu" Teriak Lin Fan ke arah Dao Surgawi.
Dao Surgawi pun seakan akan mengerti ucapan Lin Fan kemudian memunculkan petir kesengsaraan.
Swoshh...
Tiba tiba di langit muncul awan hitam kemerahan bergemuruh sangat keras disertai petir hitam kemerahan.
Di dunia ras para dewa seluruhnya ditutupi oleh awan hitam kemerahan. Seluruh makhluk hidup yang melihat kejadian aneh tersebut nampak ketakutan karna melihat fenomena aneh tersebut. Banyak yang berpikir bahwa akan ada yang menerobos, dan ada juga yang berpikir akan kehancuran dunia dewa.
Di tempat Lin Fan berada dia sangat terkejut karna kemunculan awan yang begitu mengerikan tersebut. Di dalam hidupnya dia tidak pernah melihat seorang pun yang hendak menerobos mendapatkan hal semengerikan ini. Namun, Lin Fan menyadari bahwa untuk mencapai tingkat tertinggi harus mengalami kesulitan yang tinggi juga, jadi Lin Fan kemudian membulatkan tekadnya untuk menghadapi petir kesengsaraan tersebut.
Mau tidak mau Lin Fan harus siap menghadapi petir kesengsaraan karna dibalik itu semua harapan yang dinanti nantikan akan segera terwujud.
Lin Fan yang kini bersemangat kembali bersiap siap melakukan persiapan untuk menghadapi petir tersebut. Lin Fan tidak mengetahui berapa banyak jumlah petir yang akan dihadapinya nanti.
"Hey Dao Surgawi aku siap menerima petir kesengsaraanmu!" teriak Lin Fan ke arah langit.
Dao Surgawi pun mengerti ucapan Lin Fan kemudian petir pertama pun muncul berwarna hitam kemerahan menuju ke arah Lin Fan yang sudah bersiap.
Trizzz.. bommm!!..
"Ugh.." Lin Fan meneguk darah segar keluar dari mulutnya "Sial, ternyata petir pertama begitu kuat" gumam Lin Fan kesal. Kemudian tiba tiba seluruh tubuh Lin Fan mengeluarkan aura yang begitu dahsyat menyelimuti seluruh tubuhnya.
swosh...
"Hehehe tadi aku meremehkan petirmu!, namun sekarang aku sudah mempersiapkannya dengan matang" ucap Lin Fan ke arah langit.
Tak lama setelahnya muncul lah petir kedua yang lebih kuat daripada petir pertama. Petir tersebut lebih besar dan lebih pekat daripada sebelumnya, kemudian turun menghantam tubuh Lin Fan.
Trizz..Booommm!!...
Petir pun menghantam tubuh Lin Fan tetapi Lin Fan pun tersenyum karna petir tersebut tidak melukai tubuh Lin Fan lagi.
"Hehehe, ternyata cuma segini?" ejek Lin Fan ke arah langit sambil tertawa
Dao Surgawa seakan akan mengerti ejekan tersebut merasa kesal karna petirnya tidak dapat melukai Lin Fan. Kemudian petir ketiga pun muncul.
Strizz...Booom!!.
Namun petir ketiga pun juga sama tidak dapat melukai tubuh Lin Fan. kemudian petir berikutnya muncul lagi.
Bommm...!
Boommm..!!
Boommmmm..!!
Sampai akhirnya petir kedelapan menghantam tubuhnya membuat Lin Fan kewalahan.
"Ugh.." Lin Fan meneguk darah segar keluar dari mulutnya.
Disisi lain dunia ras para dewa, seluruh penghuni dunia tersebut ketakutan karna fenomena yang begitu menakutkan. Mulai dari petir pertama yang begitu jelas terlihat dari kejauhan menghantam ke tanah tempat Lin Fan berada.
Di petir pertama membuat getaran yang begitu hebat mengguncang tanah seakan akan dunia tersebut akan hancur. Baik manusia, hewan, dan seluruh kehidupan sangat takut dan khawatir akan kehancuran dunia yang mereka tinggali tersebut.
Tidak lama setelah petir pertama mengguncang dunia, kemudian petir kedua pun menghantam tanah yang lebih kuat dari sebelumnya. Membuat semua makhluk hidup sangat takut dan khawatir karna guncangan tanah yang begitu mengerikan dari sebelumnya. Sampai akhirnya petir kedelapan pun muncul membuat getaran yang dahsyat di dunia. Semua orang sangat terkejut bahkan semuanya berlarian menjauh dari pusat petir tersebut karna getarannya yang begitu dahsyat, bahkan para dewa tingkat paling tinggi pun merasa khawatir akan kejadian tersebut.
Di tempat Lin Fan berada setelah tubuhnya dihantam oleh petir kedelapan, dia pun ngos ngos an karna begitu kuatnya petir tersebut.
Bahkan tempat yang Lin Fan tempati sekarang bukan lagi berbentuk gunung, malahan sekarang berbentuk seperti kawah danau yang begitu luas dan dalam.
Lin Fan pun kemudian menstabilkan nafasnya untuk menghadapi petir kesembilan. Dia yakin bahwa petir kesembilan adalah petir yang terakhir maka dari itu dia mengeluarkan semua kekuatannya untuk menghadapi petir tersebut.
Benar saja setelah Lin Fan sudah bersiap petir kesembilan pun muncul.
Di langit tempat Lin Fan berada muncul petir yang begitu tebal menjalar di sekeliling Ling Fan. Petir tersebut membuat awan berpusar membentuk lingkaran untuk memunculkan petir kesembilan. Tidak lama kemudian, petir berbentuk topan berwarna hitam kemerahan menghantam tubuh Lin Fan.
BOoommm!!...
"Argkhhhh" Lin Fan teriak kesakitan karna begitu dahsyatnya petir tersebut.
Darah menjalar disekujur tubuh Lin Fan, mulai dari mulutnya hidungnya dan seluruh tubuhnya berdarah. Lin Fan segera memasukkan pill penyembuhan dewa ke dalam mulutnya kemudian mengambil posisi duduk untuk memurnikan obat tersebut sambil mengisi kembali energi Qi nya yang hampir terkuras habis.
Setelah petir kesembilan menghantam tubuh Lin Fan, kemudian langit perlahan memudarkan awan hitam tersebut, dan kini langit perlahan mulai cerah kembali.
Di tempat Lin Fan berada, dia berhasil memulihkan kondisi tubuhnya sekitar 50 persen, walau tidak ada kerusakan bagian dalam tapi energi Qi nya hampir terkuras habis. Seandainya Lin Fan tidak kuat mungkin dirinya sudah mati akibat petir kesengsaraan tersebut yang begitu luar biasa dahsyatnya yang pernah muncul sekali dalam berabad abad tahun.
Lin Fan yang kini telah berdiri mengamati di sekitarnya dan terkejut karna melihat sekelilingnya bukan lagi gunung yang dia tempati sebelumnya melainkan sebuah kawah berbentuk danau yang luas.
Tidak lama setelah Lin Fan melihat sekitarnya, tiba tiba Dao Surgawi muncul di langit kemudian membuat celah dimensi untuk mengangkat tubuh Lin Fan meninggalkan dunia yang dia tempati sekarang. Lin Fan pun tersenyum puas dan senang melihat Dao Surgawi memunculkan celah dimensi tersebut.
"Hahahaha, akhirnya harapanku akan segera terwujud di didepan mataku" Ucap Lin Fan senang karna dia akan meninggalkan dunia yang dia tinggali sekarang menuju dunia keabadaian yang dia harap harapkan.
Tidak lama kemudian, tubuh Lin Fan terangkat ke langit menujut celah dimensi tersebut.
swosh...
Setelah memasuki celah dimensi tersebut, Lin Fan sangat senang tetapi kesenangannya tidak berlangsung lama karna tiba tiba di lorong dimensi tersebut mengalami badai kekacauan yang dahsyat, dan melemparkan Lin Fan ke dalam kehampaan.
"Apaaa??!!, kenapa bisa terjadi seperti ini??!!" Lin Fan mengerutkan keningnya melihat badai kekacauan yang begitu dahsyat yang pertama kali dia lihat di depan matanya. Ribuan tahun Lin Fan memasuki celah dimensi teleportasi ruang dan waktu, dia cuma melihat badai kekacauan yang dahsyatnya tidak terlalu berbahaya, namun badai kekacauan yang ada di depan matanya sekarang sangat besar dan begitu dahsyat sampai sampai dia harus menyelimuti dirinya dengan sisa tenaga dalamnya untuk melindungi dirinya di badai tersebut.
Namun nasib sial bagi Lin Fan karna badai tersebut tidak sangat begitu besar sehingga membuat tubuh Lin Fan terpental meninggalkan jalur dimensi tersebut, dan terlempar ke ruang hampa.
"Apaa??!, Gawat! tenaga dalamku tidak cukup untuk melalui badai sial ini" Kesal Lin Fan yang kini kewalahan dan kemudian tubuhnya terpental menjauhi jalur dimensi tersebut.
"Tidakkkk!, ughh" Lin Fan pun meneguk darah segar dari mulutnya kemudian perlahan lahan keadarannya pun menghilang.
Namun tidak berlangsung lama kemudian Lin Fan pun sadar dan menyadari tubuhnya yang masih di ruang hampa tiba tiba di tarik ke jalur dimensi yang Lin Fan tidak kenal.
"Siall aku aku harus bagaimana?!, aku bahkan tidak tau kemana jalur dimensi ini membawaku pergi" Lin Fan kebingungan karna jalur dimensi tersebut pertama kali dia lihat yang menarik tubuhnya. Setelah memasuki jalur tersebut, tiba tiba tubuh Lin Fan melesat secepat cahaya mengikuti arus tersebut.
Di sebuah dunia asing terdapat seorang pria jatuh dari atas langit melalui celah dimensi kemudian menghantam tanah dengan begitu keras.
Seorang pria yang sangat tampan dan begitu sempurna mengalami luka luka disekujur tubuhnya, dia adalah Lin Fan seorang dewa yang hendak menerobos ke alam keabadian, malah mengalami kecelakaan di lorong dimensi dan terdampar di sebuah dunia asing yang belum dia ketahui.
Disaat Lin Fan menghantam tanah, dia tidak sadarkan diri. Untunglah ada seorang pria paruh baya berumur 30 tahunan yang melihatnya tergeletak di tanah kemudian menolongnya membawa tubuhnya ke rumahnya.
"Eh.., aku ada dimana?" gumam Lin Fan sambil melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa dirinya sedang berbaring di sebuah kamar sederhana.
"Kenapa aku bisa berada disini?" gumam Lin Fan, tiba tiba datang seorang wanita paruh baya berumur 30 tahunan membuka kamar Lin Fan sembil membawa makanan.
"Nak kamu sudah sadar?" ucap wanita paruh baya tersebut sambil tersenyum ke arah Lin Fan. "Aku kira kamu masih belum juga" ucap wanita tersebut.
"Senior kalo boleh tau aku tidak sadarkan diri sudah berapa lama?" tanya Lin Fan. "Nak kamu tidak sadarkan diri sudah 2 minggu, tubuhmu penuh luka di sekujur tubuhmu, untunglah suamiku menemukanmu di tergeletak di hutan lalu membawamu kesini" ucap wanita tersebut.
"Ah maaf merepotkan anda senior, perkenalkan namaku Lin Fan" ucap Lin Fan. tiba tiba wanita paruh baya tersebut mengerutkan keningnya "Nak jangan panggil aku senior, panggil saja aku bibi Ying, Feng Ying" ucap bibi Ying.
"ehe maaf bibi Ying kalau boleh tau sekarang aku berada dimana?" tanya Lin Fan. "Fan'er kamu sekarang berada di rumah bibi, tepatnya di desa kecil bernama desa daun" jawab bibi Ying.
"Kalau bole..." belum sempat Lin Fan melanjutkan perkataannya malah dipotong oleh bibi Ying "Bertanya nya nanti saja, pasti kamu kelaparan, ini bibi buatin bubur untuk kamu" ucap bibi Ying sambil meletakkan bubur ke meja dekat Lin Fan berada. "Iya bibi maaf merepotkan" ucap Lin Fan.
"Fan'er bibi mau pergi ke pasar dulu beli bahan makanan, jangan lupa buburnya di makan yah, tidak lama lagi paman Feng Cu akan datang dari berburu" ucap bibi Ying. "Iya bibi hati hati dijalan" Lin Fan tersenyum kepada bibi Ying.
Setelah bibi Ying pergi, Lin Fan kemudian berusaha untuk duduk di atas kasur dan mengambil mangkok yang berisi bubur tersebut untuk dimakan. "Emm bubur buatan bibi Ying lumayan enak" bathin Lin Fan.
Saat Lin Fan menyelesaikan makanannya, dia duduk dengan posisi berkultivasi untuk mengecek kondisi tubuhnya sekarang.
"huft.. untunglah tidak ada kerusakan bagian dalam, cuma sayangnya tingkat kultivasiku menurun ke tingkat raja awal" gumam Lin Fan.
"hmm Coba aku cek dunia jiwaku" Lin Fan kemudian memasuki dunia jiwanya menggunakan keadaran spiritualnya. "Huft.. ternyata masih sama seperti sebelumnya" gumam Lin Fan melihat dunia jiwanya yang masih normal.
"Yaah walaupun kultivasiku turun drastis, aku sangat bersyukur masih bisa berkultivasi lagi, tapi sayangnya energi alam di dunia ini sangat tipis, kurang lebih dunia ini mirip dengan dunia bawah manusia, dan mungkin batasan di dunia ini cuma di tingkat raja" ucap Lin Fan sambil berpikir kenapa dia bisa berada di dunia bawah?, dan kenapa dunia asing ini belum belum pernah dia lihat?.
"Hufft.. " Lin Fang menghela nafas "Lebih baik aku pulihkan luka lukaku dulu agar aku bisa berjalan dan menjelajahi dunia ini" ucap Lin Fan kemudian mengambil pill penyembuh tingkat dewa di cincin penyimpanannya untuk memulihkan tubuhnya. Selang beberapa saat Lin Fan kemudian menelan pill tersebut lalu memurnikannya. 2 jam kemudian, akhirnya Lin Fan berhasil memulihkan tubuhnya seperti semula.
Lin Fan membuka matanya dan kemudian dia berdiri untuk meregangkan semua otot ototnya. Akhirnya Lin Fan pun bisa berjalan normal seperti sebelumnya. Disaat Lin Fan mulai berjalan keluar rumah, tidak disangka Lin Fan melihat pria dan wanita paruh baya berjalan bersama menuju rumahnya yang tidak lain merupakan paman Feng Cu dan bibi Feng Ying.
"Ying'er bukankah anak itu belum bisa berjalan sesuai yang kamu ceritakan kepadaku?, tapi yang kulihat dia baik baik saja?" Feng Cu menanyakan ke istrinya yang terheran heran. "Eh? aku juga tidak tau kenapa dia bisa sembuh secepat ini" Bibi Ying pun juga heran dan bingung kenapa Lin Fan bisa sembuh secepat ini? bagaimana caranya?, itu yang selalu mereka pikirkan. Mereka pun menghampiri Lin Fan yang berada di depan rumahnya yang nampak kelihatan sangat sehat.
"Gawat bagaimana caranya aku menjelaskan kepada mereka berdua kalau aku bisa sembuh secepat ini?" bathin Lin Fan yang berkeringat dingin. "Fan'er kamu sudah sembuh secepat ini?" tanya bibi Ying yang keheranan. "Iya nak, padahal terakhir kali aku melihat kondisimu lukamu cukup serius" Feng Cu pun ikut bertanya ke Lin Fan dengan serius.
"Anu..." belum sempat Lin Fan menjelaskan kemudian bicaranya dipotong oleh bibi Ying. "Sudah sudah, ayo masuk kedalam dulu dan jelaskan apa yang terjadi selama ini padamu" ucap bibi Ying, kemudian mereka pun masuk ke dalam rumah tersebut.
Di dalam rumah terdapat seorang pria tampan dan sangat rupawan bahkan terlihat sempurna sedang duduk bersama seorang pria paruh baya dan wanita paruh baya nampak meminum teh sambil berbincang bincang. Mereka tidak lain adalah Lin Fan, Paman Feng Cu, Bibi Feng Ying.
"Nah Fan'er coba jelaskan kepada paman dan bibi Ying, bagaimana caranya kamu bisa sembuh dengan sangat cepat seperti ini?" ucap Feng Cu kemudian di iya kan oleh istrinya. Mereka berdua ingin mengetahui kenapa bisa Lin Fan bisa sembuh dengan cepat?
"Apakah aku menjelaskan kepada mereka yang sebenarnya?, tapi aku merasa bersalah jika aku tidak menjelaskan kepada mereka berdua, bahkan mereka yang merawatku dan menyelamatkanku" bathin Lin Fan. "huft... paman bibi sebenarnya tubuhku merupakan tubuh spesial yang dapat menyembuhkan luka dengan cepat, dan dengan bantuan sebuah pill peyembuh tingkat tinggi aku bisa menyempurnakan pill tersebut dengan cepat karena tubuhku yang spesial" ucap Lin Fan meyakinkan mereka berdua.
"hmm.. pantas saja saat luka di tubuhmu yang sangat parah, hari demi hari mulai memudar, yang dulunya sangat parah sampai perlahan menghilang dan sembuh" ucap Feng Cu. "Fan'er pill yang kamu gunakan itu pill tingkat keberapa?" tanya bibi Ying yang daritadi penasaran dengan ucapan Lin Fan.
"Kalau tingkatan di tempatku berasal merupakan pill tingkat dewa bibi, aku juga kurang tau tingkatan pill yang ada di wilayah ini" ucap Lin Fan menjelaskan kepada bibi Ying. Paman Feng Cu yang mendengarkan ucapan Lin Fan sangat terkejut kemudian menyemburkan teh yang baru saja masuk ke mulutnya keluar
Pruffttt...
"Apa kamu serius?! Nak jangan pernah berbohong kepada orang tua itu tidak baik!" ucap Feng Cu dengan nada serius, bahkan bibi Ying pun ikut terkejut. "Nak jangan bermain main kepada kami, itu tidak lucu!" ucap bibi Ying dengan nada tegas.
"Paman bibi, aku tidak pernah berbohong kepada kalian" Tiba tiba Lin Fan mengibaskan tangannya swosh.. muncul botol giok di depan meja. "Paman bibi, silahkan dilihat kalau tidak percaya" ucap Lin Fan.
Mereka berdua yang melihat botol giok yang ada di depannya pun terkejut karna aroma yang terpancar dari botol tersebut sangat murni walau masih berada di dalam botol. Saat paman Feng Cu mengambil dan membuka botol tersebut, tiba tiba swosh.. aura dari pill tersebut keluar sangat kuat dan begitu murni.
Kedua pasangan suami istri tersebut terkejut dengan pancaran aura yang begitu kuat terpancar dari pill tersebut. Namun hal yang tak terduga terjadi, tiba tiba kedua pasangan suami istri tersebut memejamkan kedua matanya dan duduk dengan posisi kultivasi. Tentu saja bagi kultivator tingkat rendah merasakan tekanan aura yang murni tersebut mau tidak mau dia harus berkultivasi menyerap energi yang terpancar di pill tersebut untuk dapat menyesuaikan diri dari tekanan pill itu.
Di sebuah rumah di desa daun terdapat sepasang suami istri dan seorang anak muda sedang duduk bersama, mereka tidak lain adalah Paman Feng Cu, bibi Ying, dan Lin Fan.
Sepasang suami istri tersebut nampak sedang berkultivasi untuk menyerap energi yang terpancar dari sebuah pill, dimana pill tersebut pill tingkat dewa dari Lin Fan.
"hmm?, paman dan bibi ternyata lagi sedang menerobos hehehe" bathin Lin Fan sambil tersenyum melihat kedua orang tua yang ada di depannya.
Waktu pun terus berjalan menjelang pagi, kedua orang tua tersebut masih berkultivasi dan tiba tiba..
bomm.
bomm
bomm..
Suara ledakan terobosan terdengar teredam dari dalam kedua tubuh pasangan tersebut. Setelah beberapa saat mereka pun membuka matanya.
"Fiuhhh.." hela nafas Feng Cu
"Wahh selamat paman menerobos langsung ke tingkat pemurnian Qi bintang 6 dan selamat juga bibi menerobos ke tingkat pemurnian Qi bintang 4" seru Lin Fan memberi selamat kepada kedua orang tua yang ada di depannya.
Namun disaat mereka mendengar ucapan Lin Fan, mereka mengerutkan keningnya karna ada sesuatu yang salah di ucapan Lin Fan. Namun bukan salah ucapan sesuatu yang mengenai sopan santun tetapi yang di ucapkan Lin Fan adalah tingkatan yang belum pernah mereka dengar sama sekali.
"Nak kamu bilang apa barusan?, pemurnian Qi?" tanya Feng Cu yang di beri anggukan oleh bibi Ying. "Iya paman, sekarang tingkat kultivasi paman dan bibi berada di tingkat pemurnian Qi" jawab Lin Fan santai yang tidak mengetahui maksud pertanyaan Feng Cu dan bibi Ying.
Mereka berdua pun semakin mengerutkan keningnya dan semakin bingung maksud dari tingkatan yang disebutkan oleh Lin Fan.
"Nak, sekarang kultivasi paman berada di tingkat pendekar mahir bintang 3 dan bibi di tingkat pendekar mahir bintang 1" ucap Feng Cu untuk meyakinkan Lin Fan.
Lin Fan pun ikut mengerutkan keningnya mendengar ucapan Feng Cu. "Paman kalau boleh tau tingkat kultivasi di dunia ini ada berapa tingkatan?" tanya Lin Fan kepada paman Feng Cu. "Nak tingkat kultivasi yang ada di dunia ini ada beberapa tingkatan yang pertama tingkat pendekar awal..."
Feng Cu pun menjelaskan bahwa tingkat kultivasi yang ada di dunia ini ada 10 tingkatan yaitu :
Tingkat pendekar pemula
Tingkat pendekar mahir
Tingkat pendekar ahli
Tingkat pendekar master
Tingkat pendekar grandmaster
Tingkat pendekar raja
Tingkat pendekar kaisar
Tingkat Pendekar legenda
Tingkat Pendekar suci
Tingkat Pendekar dewa
Tingkatan kultivasi yang ada di dunia tersebut terdiri dari bintang 1 sampai 3 di setiap tingkatan. Paman Feng Cu menjelaskan bahwa setiap bintang sangat susah untuk naik tingkat ke bintang selanjutnya dengan hanya berkultivasi saja, kecuali jika menggunakan pill tingkat tinggi sudah pasti berpeluang untuk naik ke bintang selanjutnya.
"hmm? kalau paman sekarang berada di tingkat pendekar mahir bintang 3, itu sama dengan tingkat pemurnian Qi bintang 6, cuma nama tingkatannya saja yang berbeda tetapi sama" bathin Lin Fan. "Paman kalau tingkatan pill dan gelar alkemis yang ada didunia ini itu apa?" tanya Lin Fan kepada Paman Feng Cu.
"Tingkatan pill yang ada di dunia ini yaitu terdiri dari 9 tingkatan, dan gelar alkemis yang ada disini berdasarkan tingkatan pill yang bisa dia buat, contohnya alkemis yang bisa membuat pill tingkat 2 diberi gelar alkemis bintang 2 dan begitu seterusnya sampai bintang 9. Tetapi alkemis bintang 9 sudah tidak ada orang yang bisa mencapai tingkat tersebut bahkan alkemis tingkat 8 cuma bisa dihitung jari di dunia ini." ucap Feng Cu menjelaskan kepada Lin Fan.
"Terus paman dunia ini disebut dunia apa?, benua apa?, dan kita sekarang berada di wilayah mana?" tanya Lin Fan yang semakin penasaran mengenai dunia yang dia tinggali sekarang.
Paman Feng Cu pun semakin mengerutkan keningnya karena pertanyaan Lin Fan yang seakan akan bukan berasal dari dunia ini.
" Nak benua ini dinamakan benua..." Feng Cu menjelaskan bahwa Dunia yang mereka tinggali sekarang adalah benua Zhanshi yang berada di bagian timur. Benua timur merupakan benua tempat pemukiman manusia satu satunya dan banyak bukti jelas dari leluhur mengatakan bahwa tidak ada pemukiman lain di bagian benua lain kecuali benua timur yang menjadi wilayah pemukiman manusia sekarang ini.
Di wilayah benua bagian timur cuma terdapat satu kekaisaran bernama kekaisaran Awan yang terdiri dari 5 kota besar yaitu kota Perak, kota Anggrek, kota Mawar, kota Teratai, kota besi yang masing masing dikuasai oleh 5 keluarga bangsawan. Keluarga bangsawan tersebut yaitu Zhou, Jiu, Wei, Xin, Qing, dimana kaisar Han sekarang dari keluarga Qing.
Kota Teratai merupakan kota terbesar dari empat kota lainnya, kota ini juga dijadikan sebagai ibukota kekaisaran Han yang dimpimpin langsung oleh keluarga Qing.
Di kekaisaran Awan terdapat 1 sekte beladiri yang selalu menjadi pilar kekaisaran dari segala bentuk ancaman dari sekte aliran hitam maupun ancaman dari kelompok asing dan lain sebagainya. Sekte tersebut bernama sekte Pedang Suci.
"Hmm.. Paman katanya di benua bagian lain tidak ada pemukiman manusia yang hidup disana, dan kata paman di bagian timur cuma satu satunya tempat pemukiman manusia, dan banyak bukti yang mengatakan kalau memang itu kebenaran, bukti apa itu paman?" tanya Lin Fan yang bingung kenapa bisa benua bagian timur satu satunya tempat pemukiman manusia? dan kenapa di benua lain tidak ada pemukiman lain?, ada apa sebenarnya?, itu yang dipikirkan Lin Fan dari tadi.
"Bukti itu memang kenyataan karena saat leluhur beladiri terkuat yang ada di Kekaisaran Han menjelajahi seluruh benua, dia mengatakan bahwa semua wilayah tersebut terdapat banyak beast tingkat suci, dewa, dan ada yang melebihi tingkat dewa disana" ucap Feng Cu kepada Lin Fan.
"Terus paman, kenapa wilayah bagian timur ini terdapat pemukiman manusia?, apakah tidak takut diserang oleh monster beast tingkat tinggi?" tanya Lin Fan ke paman Feng Cu.
"Beast yang ada di hutan tempat aku berburu kemarin cuma terdapat beast tingkat pemula, bisa dikatakan beast tersebut sama halnya dengan hewan buas pada umumnya, yang membedakannya adalah beast memiliki inti kristal yang dapat dijual bahkan daging serta kulitnya pun bisa dijual, dan untungnya lumayan" ucap Feng Cu.
"Ohh ternyata begitu yah, ternyata benua bagian timur merupakan zona aman dari kumpulan beast tingkat tinggi" gumam Lin Fan. Namun disaat bersamaan, paman Feng Cu mulai serius dan berbicara kepada Lin Fan
"Nak sekarang kamu jujur sama paman, kamu berasal darimana?, kenapa kamu bisa terluka dan tergeletak di atas tanah? dan kenapa kamu mempunyai pill yang begitu luar biasa, bahkan energi yang dipancarkan dari pill itu sangat kuat" tanya Feng Cu kepada Lin Fan yang selama ini penasaran asal usul dari Lin Fan yang begitu misterius.
"Apa yang harus aku lakukan? apakah aku harus jujur?, tapi mereka berdua yang selama ini merawatku, aku harus jujur!" bathin Lin Fan tegas. "Fiuh... Paman sebenarnya aku buk..." disaat Lin Fan akan menjelaskan kepada paman Feng Cu, tiba tiba terdengar suara wanita yang memanggil mereka berdua untuk makan. Dia adalah bibi Ying yang daritadi sudah meninggalkan tempat mereka berbincang untuk membuat sarapan pagi.
"Suamiku, Fan'er ayo makan dulu nanti dilanjutkan bicaranya" ucap bibi Ying memanggil Lin Fan dan paman Feng Cu untuk makan. Mereka berdua pun tidak bisa menolak panggilan bibi Ying, dan kemudian mereka pun pergi makan bersama.
"Fan'er makan dulu nak, soal menjelaskan semuanya kamu tidak perlu terburu buru, bibi mengerti, mungkin ada sesuatu hal yang membuat kamu tidak bisa menjelaskannya untuk saat ini" ucap bibi Ying kepada Lin Fan agar Lin Fan tidak perlu terlalu buru buru mengungkapkan jati dirinya sebenarnya.
Disaat paman Feng Cu mendengar ucapan Istrinya, dia langsung sadar dan meminta maaf kepada Lin Fan. "Fan'er, paman minta maaf karna memaksamu untuk menjelaskan semuanya, paman cuma agak terkejut karna kamu selalu memberikan kami kejutan. Aku yakin pasti kamu akan menjelaskan semuanya jika kamu siap" Feng Cu tersenyum kecut minta maaf kepada Lin Fan.
"Hahaha, paman bibi tidak perlu tegang seperti itu, aku akan menjelaskannya nanti setelah kita makan, oke?" ucap Lin Fan tersenyum kepada mereka berdua.
"Benarkah??!!" ucap paman Feng Cu dan bibi Ying secara bersamaan karena terkejut dengan pernyataan yang Lin Fan katakan barusan.
"Eh? haha iya, aku serius paman bibi" ucap Lin Fan tertawa melihat ekspresi kedua orang di depannya.
"Hahaha ayo ayo kita makan dulu" ucap Feng Cu, mereka bertiga tertawa dan kemudian makan bersama.
---------
Bagi yang belum mengerti tingkat kultivasi yang ada di jalan cerita, aku akan menjelaskan sedikit supaya kedepannya dapat memahami alur ceritanya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!