Beep.... beep..... beep... Suara alarm handphone Gilang berbunyi kecang membangunkanya dari tidur "Argg.... ****** masih ngantuk " Racaunya sebari berusaha meraih handphone tersebut dengan tangan nya
"A woy bangun udah siang nanti telat masuk kerja " Teriak suara wanita di balik pintu kamarnya yang semakin menambah "gangguan" untuk dia kembali tidur
"Arghhh....ini lagi!!.. alarm idup gedor gedor pintu, iya bentar mah," jawab nya sambil menaikan badanya dari kasur tempat ia tidur dan berjalan keluar dari kamarnya
sebari berjalan ia tak sengaja melihat sekilas acara di tv yang di tonton neneknya, Mengabarkan bahwa di kota nya sudah terjadi bercana, Yaitu jatuhnya meteor yang mengakibatkan hancurnya satu desa di kaki gunung kotanya.
"Astagfiluloh kasian banget orang disana... Sampe segitunya musibah, rumah pada ancur, warganya pada masuk rumah sakit. Mog..." belum selesai neneknya berbicara Gilang langsung memotong perkataan neneknya tersebut.
"mayan tuh meteor klo di jual jadi uang tuh nek, buat biaya berobat sama ganti bikin rumah juga," ucapnya sambil mendudukan badanya
"Udah sana cepet mandi!!, dah siang!!. sana ganggu aja orang tua nonton berita!!," ujar neneknya, yang semakin menambah kesan pagi yang buruk untuk Gilang.
Setelah mandi ia pun langsung menuju tempat kerja dengan berjalan kaki, ia bertemu dengan tetangganya yang sedang memandikan burung peliharaanya dengan semprotan. "mandiin burung kek??.. kasian masih pagi dah di mandiin gitu," bukanya sambil menghentikan langkahnya, untuk menyapa tetangganya tersebut.
"ia gil,.. biasa lah. Dah kebiasaan mandiin burung kesayangan pagi-pagi gini sebelum kerja, yakan biar santai denger kicaunya pagi gini.." jawab tetangganya sambil terus menyemprot burung peliharaanya dengan semprotan.
"kemana gil??.. pagi-pagi gini mo kerja?? biasanya juga siangan berangkatnya??". Tambahnya
"iya kek,.. kejar target motong kayu, takutnya keburu hujan lagi kaya kemaren" jawabnya sambil berjalan kembali menuju tempat kerjanya.
Sesampainya di tempat kerja, ia langsung beres beres terlebih dahulu. dan juga menyalakan musik dari handphonenya. "mayan biar ga sepi-sepi amet nih tempat" gumatnya sambil mengetuk-ngetuk layar handphonenya. Tak lama berselang, datang teman kerjanya, bernama Fajar dan juga Acep yang segera menyapanya.
"Oii gilang...!! wedehh pagi amet lo gil ke sini" sambut Fajar. "bisa nih ngutang kopi segelas sambungnya.
"dah dah kebiasaan si Fajar pagi-pagi dah nguntang kewarung orang." jawab Acep sambil membuka helm dari kepalanya.
"Kerumah aja jar..! bilang aja ke emak gue, beli kopi 2 tar di bayar ma gue!!" sambut gilang sambil menyimpan sapu di sudut ruangan.
"Gue sekalian Jar ..nih duitnya" jawab Acep sambil memberikan uang lima ribu kepada Fajar.
Tak lama berselang datang Fajar membawa 3 gelas kopi dan sepiring gorengan lengkap dengan cabai.
"Dah ngelantur ni anak...! Di suruh bawa kopi 3 gelas.. malah tambah gorengan"
Buka Acep sambil berdiri membantu Fajar menurunkan barang bawaannya. "Dikasih emaknya gilang,... katanya buat sarapan anak-anak...gratis kok," jawab Fajar sambil memegang gelas kopi.
"Gil, lu tau meteor yang jatuh tadi malem di gunung mana sih?? katanya di tasik."
Tanya fajar pada Gilang
"Gak tau jar,...cuma liat di berita katanya, emang ada. cuma kalo gunungnya, ga tau dah gunung mana." jawab Gilang sambil menyalakan rokok di mulutnya.
"Gunung kembar jar.... meteornya kaya bentuk lemper isi celana lo," jawab mesum Acep seditit tertawa.
"ehh si goblok!!! di tanya bener-bener malah mesum!,.. ga di kasih jatah lo ma bini lo apagimana??" jawab Fajar sambil melemparkan bekas gorengan pada Acep, yang langsung di marahi oleh gilang karena mereka malah bercanda.
"siniin tuh amplas 600,!! malah bercanda mulu!!.. kayu tuh belah sono!..malah bercanda mulu, ga bakal beres-beres pesenan kita kisamak!!.." Tegur Gilang, yang langsung membuat dua orang tersebut berhenti bercanda. Dan langsung kembali berkerja.
Tak terasa tengah hari dimana waktunya para pekerja mulai istrahat, dimana Gilang memutuskan untuk pulang kerumahnya dahulu untuk makan dan juga membersihkan dirinya dari serbuk kayu
"Jar gue balik dulu bentar, mo makan di rumah. klo kalian lapar kerumah aja ada nasi-nasi doang ma... lauknya beli sendiri. .sekalian, tuh gelas kosong ma nampan siniin,...biar gue simpen ke rumah." ucap ajakan Gilang pada Fajar dan Acep untuk makan di rumahnya
"dah Gil gak papa... kita bawa bekel kok,.. bawa aja nih gelas ma nampan" jawab Acep sambil berdiri menyodorkan nampan dan gelas pada Gilang.
"yaudah... gue balik dulu" tutur gilang sambil melangkah keluar dari tempat ia berkerja.
sesampainya di rumah, ia langsung menuju dapur dan juga segera mengambil piring untuk makan siang. Serta tak lupa menyalakan televisi, dan segera duduk untuk menyantap makanan serta menonton acara berita.
yang mengabarkan update terkini tentang, jatuhnya meteor di kotanya. Dalam berita tersebut mengabarkan bahwa, banyak warga yang terkena dampak dan di larikan ke beberapa rumah sakit dikotanya.
Dan para aparat menemukan bahwa, beberapa patahan meteor tersebut telah hilang. Dan juga sebagian dari meteor yang besar sudah tidak utuh, di karenakan banyak warga yang berusaha mengambil sedikit bagian meteor tersebut. untuk di jual secara pribadi di karenakan harganya yang mungkin agak mahal.
Banyak juga media yang meliput, dari mulai media nasional maupun media lokal, yang terus memberikan update. tentang meteor yang jatuh serta, banyak ahli yang memberikan pendapat bahwa meteor yang jatuh didaerahnya.
membawa banyak zat-zat atau bahka organisme luar angkasa yang belum diketahui. dan perlu ahli dari badan antariksa. untuk memeriksa apakah meteor tersebut bisa dinyatakan 'aman' atau tidak.
dan tidak sedikit media juga yang menyiarkan bahwa meteor itu adalah pertanda akhir zaman.
Setelah istirahat di rumatnya, Gilang pun kembali berkerja. Dan saat ia akan kembali ia, mendengar beberapa kali raungan mobil ambulan lalu lalang menandakan ada sesuatu yang aneh terjadi.
"Buset dah,.. ngiung-ngiung mulu dari tadi... sampe pengang nih kuping..!" gumat dalam otaknya menandakan ada yang aneh terjadi di sekitarnya. Sesampainya di tempat ia berkerja, dia melihat kedua temanya sedang menonton berita di handphone.
Yang mengabarkan bahwa, sedang terjadi wabah keracunan. Dimana hal itu terjadi karena air yang di konsumsi warga tersebut sudah tercemar, sebuah zat aneh yang berasal dari meteor yang jatuh masuk ke saluran penampungan air dan juga sungai.
"kemaren meteor ... sekarang keracunan, besok apaan wabah zombie??... Makin deket nih ke akhir jaman.." buka Acep pada mereka.
"Huss... jangan gitu lu!!!!.... Tar kejadian lu!!!.... jadi orang yang pertama jadi zombie..mampus lu!!.." ucap Fajar pada Acep.
"Tapi seru anjir... Bisa berasa maen game survival zombie... bener ga Gil??" ucap Acep, menyangkal ucapan Fajar dan malah balik bertanya pada Gilang.
"Kayanya nih anak kebanyakan maen game dah,... Lu klo bener ada zombie, bukan nya survival... Malah koid!!... Dah gue yakin .....dikira bunuh zombie gampang kaya di game..." jawab gilang sambil terus melanjutkan perkerjaanya.
"Gampang... tingal gini, sing.... sing...." sambil memperagakan mengibas ngibaskan balok kayu, yang malah terkena kaki Andi. Pemilik tempat dimana mereka ber tiga berkerja.
"sang...sing.... sang...sing sok-soan pengen ada zombie,.... Emang ini dimana hah??...." ucap Andi sambil mengelus ngelus pahanya, tanda ia kesakitan pasca tak sengaja terkena sabetan balok oleh Fajar.
"Dimana apanya,... jelas-jelas kita di Tasik boss..." jawab Fajar,.
"Dimana isi otak lo!!...," jawab serentak Gilang,Acep dan Andi dan di akhiri tertawanya mereka ber empat.
"Kerjaan dah sampe mana Gil??..." Tanya pembuka Andi, pada gilang sambil menyalakan roko di mulutnya.
"Baru aja segini nih... Paling lima puluhan yang udah beres,.... Tiga puluh baru di belah ma si Fajar,... Dua puluh lagi baru dikawatin si Acep....." Tutur Gilang pada Andi. Berusaha menjelaskan sudah sejauh mana mereka berkerja.
"Gue tadi dapet barang bagus,.... dari sodara gue. mo coba gue bikinin gantungan kunci bentuk ikan ah..." ucap Andi sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Ternyata potongan meteor yang jatuh kemarin malam.
"Buset!!!... dapet dari mana tuh meteor??.... Mayan tuh,... dari pada lu bikinin gantungan motif ikan, mending lu jual!... Mahal tuh barang!..." Ucap Acep yang mencoba meraih meteor tersebut dari tangan Andi.
"Gob#ok!!...ngapain gue jual,!!.. Gue pengen dong kali-kali pake barang bagus. Gue jual,.. besoknya gue di tangkep yang ada,... Gue dapet dari sodara gue yang aparat,.. kan mayan lu mau pada buat gak sekalian???. Biar gue yang polain dah, Gil lu mau?.."
Tawar Andi, yang langsung di jawab gelengan kepala. Menandakan dia tidak mau.
"Lu Jar?" yang di jawab angukan oleh Fajar.
"lu mah.. pasti mau!!... Dah gue yakin seratus persen Cep... Polain tuh sekalian ama lu terus potong.... Awas kena tangan!!!" titah andi sekaligus himbauan agar dia tidak gegabah.
Namun, ketika mereka sedang fokus. tiba-tiba mereka dikagetkan suara teriakan acep dari arah belakang mereka. sontak membuat mereka menghentikan perkerjaan mereka, dan langsung mendatangi Acep.
Terlihat Acep sedang memegangi tanganya yang mengeluarkan cukup banyak darah.
"Dih..... lu kenapa Cep???" buka Andi sambil mematikan mesin pemotong.
"nih meteor patah,.. terus kena tangan gue,!.. anjir lahh... perih gini,!!." jawab Acep sambil menahan kesakitan di tanganya.
"Dah, sini obatin.... banyak debu tuh!!.. masih nempel di tangan lu,.. keburu lu jadi zombie tar ngigit,..." jawab canda Fajar sambil berusaha menuntun Acep.
Setelah di obati oleh Fajar, Acep pun terdiam sesaat dan kembali melakukan perkerjaanya. untuk memotong meteor tersebut yang langsung dilarang oleh Andi.
"Kerjain aja kerjaan lu aja sono,!!... biar ini gue yang kerjain!!.. tar kepotong jari lu,.. repot gue!!..." Titah Andi yang membuat Acep kembali melakukan perkerjaanya dan meningalkan Andi di ruang potong kayu.
Tak lama berselang, Andi kembali dari ruang potong kayu. membawa meteor yang sudah di potong untuk di bagikan kepada Acep dan Fajar.
"Nih satu punya gue... nih satu bentuk ikan bebas dah buat siapa,... satunya patah sama si Acep... Dah gue buang gak kepake soalnya,..." Tutur Andi pada mereka berdua.
"Buat si Acep aja tuh!!... kasian ngebet banget ampe berdarah darah gitu,..." Jawab Fajar pada Andi untuk memberikan meteor tersebut pada Acep.
Tak lama waktu menunjukan pukul empat sore. Menandakan jam kerja sudah usai, dan segera mereka beres beres untuk pulang kerja.
Setelah Gilang sampai rumah, ia sekilas melihat berita yang mengabarkan bahwa kasus keracunan di kotanya itu, diakibatkan oleh tercemarnya air. Dan sedang di dalami instansi terkait. Serta korban yang dilarikan kerumah sakit memiliki gejala yang sama yaitu kejang- kejang, serta di barengi dengan muntah cairan berwarna biru tua yang masih di teliti oleh paramedis.
"Buset!!...makin parah aja... sekarang, mana mulai banyak ambulan lalu-lalang di jalan. Moga aja ga sampe nyebar kesini,..." Gumatnya dalam hati, yang sebenarnya ia khawatir, karena rumahnya tidak jauh dari rumah sakit. dan juga ia khawatir dengan kesehatan keluarganya.
"A... bangun!.... dah siang,... dah jam delapan " ucap ibunya.
"Buset,.... kesiangan!!... gara-gara mabar ma si Fajar ampe subuh,...." gumatnya dalam pikirnya, menyalahkan Fajar teman kantornya. karena mengajak ia bermain game handphone sampai subuh.
Ia langsung berlari menuju kamar mandi, untuk mandi. Dan langsung mengunakan pakaian serta siap siap untuk berangkat kerja.
Namun di cegah ibunya untuk sarapan terlebih dahulu.
"Tuh makan dulu!... tar lemes di tempat kerja!!... " Titah ibunya sambil menyodorkan piring berisi nasi putih panas.
"Mah tuh tangan kenapa??... kok di plester gitu?..." tanya Gilang sambil menyuapkan makananan.
"Tadi,... mamah di jalan ketemu kucing lagi kejang kejang tengah jalan, mamah kepingirin malah di gigit ampe berdarah,..." tutur ibunya.
"Dih,... gajelas tuh kucing!.." jawab Gilang sambil berusaha mengunyah makananya, yang lantas di tegur ibunya karena berbicara sambil makan.
Setelah sarapan, ia langsung bergegas berangkat untuk kerja. Dengan jalan kaki dalam langkahnya, ia tak mendengar satupun suara kendaraan padahal, dia hanya terhalang satu rumah dari jalan raya.
"Sepi banget aneh???... perasaan sekarang hari rabu." Gumatnya, sambil terus berjalan. Ia melihat tetangganya di dalam rumahnya sedang memperhatikan burung dalam sangkar.
Dan mengikuti semua gerak gerik burung tersebut. lantas, ia kembali berjalan dan sampai di tempat kerjanya.
Ia pun membuka pintu dan menyimpan gembok di dekat pintu serta, segera beres-beres tempat kerjanya.
Tak lama berselang, datang Fajar menggunakan motornya. Yang langsung masuk ke tempat kerja, dan menyapa Gilang.
"Oii gil..!! ngopi lah diem diem bae lu!!.." sambut Fajar sambil menyimpan helmnya pada meja.
"Mana si Acep ga kesini??... sakitkah??.." Tanya Gilang pada Fajar, karena tidak biasanya dia datang sendiri. "sakit kata bini nya."
Jawab Fajar, sambil duduk didepan Gilang dan menyalakan rokok nya. "Masih ada ga??... gue mau dong sebatang!!... asem nih mulut,.." Pinta Gilang untuk di berikan sebatang rokok oleh fajar. Namun di tolak oleh Fajar.
Dikarenakan rokonya habis. dan malah menyuruh gilang untuk membeli rokok ke warung menggunakan motornya.
"ga ada babon!!.. abis roko gue... ini aja sisa semalem,!!.... Beli aja sono ke warung lo,!!... gue nitip kopi!!.. " ucap Fajar yang langsung menyodorkan kunci motornya pada Gilang.
"Dasar kisamak!!!..., yaudah,... gue balik dulu bawa roko ma kopi,.. kewarung emak gue!!.." ucap gilang sambil membawa kunci motor, dan segera berjalan menuju motor untuk segera membeli rokok dan juga kopi titipan temanya Fajar.
Dijalan menuju rumahnya, ia bertemu dengan Andi yang berjalan menuju tempat kerjanya. Namun, ada yang aneh Andi. Seperti menatap kosong jalanan dan terkadang sesekali menempelkan liontin nya pada kupingnya.
"Woy di!!... ngelamun mulu!!... kesambet apaan luh??..." yang di jawab hanya dengan angukan dan juga terus melaju menuju tempat kerja.
"Dih,.... aneh si Andi!!... napa tuh anak??..."
gumamnya, sambil terus melajukan motor menuju rumahnya.
sesampainya di rumah, ia langsung membawa. Satu bungkus rokok, sekantung cemilan, dan segera menyeduh kopi kemasan, serta tak lupa membawa gelas plastik untuk Fajar dan termos mini untuk kopinya. Serta menyimpan di motor temanya itu.
"Dah tingal tulis di buku bon hutang, tapi kok mamah kemana ya??.. ko ga ada di rumah??..."
Tanya dalam hatinya, tak lama terdengar seperti ada yang jatuh dari kamar neneknya. Lantas ia langsung mendatangi sumber suara tersebut.
Alangkah terkejutnya ia, ketika melihat neneknya sudah meregang nyawa. Dengan bagian leher di yang gerogoti ibunya, yang lantas membuat ia terkejut dan teriak " mamah!!!....kenapa!!...?" raungnya.
Otaknya gagal memproses apa yang ia liat. Sekujur badanya gemetar keras, melihat apa yang dilakukan ibunya ia tak percaya kejadian di depan matanya itu.
Sontak ibunya berbalik dan hendak berlari menuju gilang namun, ibunya terjatuh karena menginjak banyak darah di lantai dan kesusahan untuk berdiri. Yang dimamfaatkan untuk Gilang lari dari situ, pergi meningalkan ibunya.
Tak lupa ia menutup pintu roling dor warungnya, agar sedikit menghambat jika ibunya ingin mengejarnya, dan segera menaiki motor untuk pergi sejauh mungkin dari rumah itu.
Dalam otaknya, ia tak habis pikir tentang apa yang terjadi. Baru juga apa yang terjadi sekarang, banyak terdengar jeritan di mana-mana.
Menandakan hal yang terjadi bukan hanya dirumahnya saja, namun di sekitar area rumahnya juga terjadi hal demikian. sehingga ia memutuskan untuk kembali ke tempat kerjanya untuk menyelamatkan Fajar.
Sesampainya di tempat kerja. ia langsung masuk dan segera mengambil gembok yang ia simpan di dekat pintu dan, segera masuk kedalam untuk mencari temanya.
"Jar,!!... Fajar dimana lo??... " teriaknya memangil nama temanya, itu semakin masuk kedalam ia melihat ceceran darah di lantai dan mengikutinya sampai ke tempat pemotongan kayu.
Terlihat Andi yang sudah kehilangan satu tanganya, serta Fajar yang bersimbah darah dan terluka cukup parah berusaha untuk menyelamatkan diri dari Andi yang mencoba terus menggigit lehernya.
Sontak gilang pun berteriak memangil namanya "Fajar....!!!" namun ia justru mengagetkan fajar sehingga Andi menggit lehernya.
Gilang pun sontak mencoba mengambil sebuah balok kayu namun terlihat oleh fajar yang menyuruhnya untuk lari dari tempat itu.
"Lari goblok!!..." sambil terengah-engah Fajar, dengan sisa tenaganya menarik mesin pemotong kayu agar menimpa mereka berdua.
Supaya Gilang selamat dari Andi yang sudah menjadi seperti monster tersebut, dan alhasil mesin itu menimpa dan memotong mereka berdua.
Namun Andi masih hidup dan mengerang serta, berusaha menerjang Gilang namun segera Gilang menutup pintu ruangan tersebut. serta kembali berlari keluar untuk melarikan diri menuju tempat aman.
Namun baru saja beberapa menit melajukan motornya, sepanjang jalan ia melihat hal diluar nalar manusia normal. Seakan ia sedang bermimpi sangat buruk. hal-hal seperti mayat bergelimpangan, teriakan orang kesakitan, bahkan sampai pembunuhan pun terjadi.
Banyak orang yang berusaha melarikan diri namun, malah terkena macet sehingga menjadi makanan empuk bagi para manusia yang sudah berubah menjadi monster tersebut.
Lantas ia memutar jalanya, dan segera mencari tempat perlindungan seaman mungkin namun, saat ia akan memutar motornya dan hendak melarikan diri.
Ia melihat seorang wanita sedang di kejar - kejar oleh manusia monster yang akan mencoba memakanya. lantas Gilang melajukan motornya dan menabrak manusia monster tersebut hingga tersungkur dan jatuh ke aspal yang langsung di lindas oleh Gilang sampai kepalanya hancur dan darah mengalir dari arah kepala monster tersebut.
serta langsung melaju menuju wanita itu dan segera menyuruhnya untuk naik ke motor yang ia tunganggi.
"Cepet naik!!... sebelum lu mati di sini!!.." ucap Gilang menyuruh wanita itu untuk naik motornya dan sesegera mungkin meningalkan tempat itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!