NovelToon NovelToon

Senja Untuk Langit

BAB 1

Namaku Senja Rinjani, aku anak tunggal, ayah dan ibuku seorang dokter, namun ibu sudah tidak melanjutkan praktek semenjak aku bersekolah di sekolah menengah pertama, ia lebih memilih untuk mengurus rumah tangga.

Sejak kecil aku hanya diam di rumah jarang sekali aku keluar rumah atau halaman depan rumahku hanya sekedar untuk bermain, karena aku anak tunggal hanya kedua orangtuaku dan pengasuhku yang bisa aku ajak main.

Hari itu hari sabtu, ibuku ada di rumah sedangkan ayahku sedang praktek walaupun hanya setengah hari tetap saja pasien ayah sangat banyak, padahal ayah sudah berjanji untuk mengajakku jalan-jalan sore ini bersama ibu, namun sepertinya rencana itu akan gagal, karena ayah sampai sore pun belum pulang.

Sesekali aku melihat kearah luar melalui jendela rumah jika terdengar suara deru mesin mobil, namun itu bukan ayah, itu hanya mobil tetangga sebelah yang melewati rumah, beberapa menit kemudian terdengar lagi suara deru mesin mobil, aku kembali melihat ke arah luar melalui jendela, namun yang aku lihat adalah mobil pengangkut barang yang sangat banyak.

Aku berlari menghampiri ibu yang sedang duduk di sofa santai.

" bu.. diluar banyak mobil barang "

" mobil barang ? barang apa maksudnya "

" coba ibu lihat deh "

Ibu menuruti apa kataku, ia berjalan menuju jendela ruang tamu lalu melihat ke arah depan rumah, lalu ibu tersenyum kepadaku.

" sayang.. itu sepertinya di rumah sebelah kita yang kosong akan ada yang mengisi "

" pindahan maksud nya bu "

" iya, ada yang pindah rumah, ke rumah sebelah kita "

" oh iya bu "

Tidak lama bel rumah berbunyi, ibu kembali melihat ke arah jendela, seorang ibu dengan anak laki-laki nya sekitar usia 12 tahun, ibu tidak mengenal siapa yang memencet bel namun ibu keluar untuk memastikan.

" assalamu'alaikum, permisi bu "

" waalaikumusalam .. maaf dengan siapa ? "

" saya yang pindah ke rumah sebelah bu "

" oh yaa .. mohon maaf "

" tidak apa-apa bu, saya Reva dan ini anak saya Langit "

" haloo.. nak Langit.. " Langit menyodorkan tangan untuk mencium tangan ibu

" ibu mohon maaf, anak saya ingin buang air kecil, kebetulan kamar mandi rumah masih belum selesai di bersihkan, jadi saya boleh ikut kebelakang ? "

" silahkan Bu Reva, jangan sungkan kita kan akan menjadi tetangga, silahkan masuk, Ayo Nak Langit " ibu mempersilahkan ibu dan seorang anak untuk masuk kedalam rumah.

Aku memperhatikan siapa yang datang berkunjung, dari percakapan yang aku dengar mereka adalah tetangga sebelah yang baru pindah itu.

Saat tetanggaku bersama anaknya masuk kedalam rumah ia melihatku sedang duduk sambil menonton televisi,lalu ibu memanggilku.

" Senja.. sayang... sini Nak, ayo salim dulu ada tante Reva dan ini anaknya "

Aku berdiri menghampiri ibu dan tetangga baruku, aku menyalami yang kata ibu namanya adalah tante Reva, lalu aku melihat ke arah anak laki-laki nya, sepertinya usianya diatasku fikirku.

" Senja ya.. nama yang cantik secantik anaknya "

" terimakasih tante "

" oya ini anak tante, Langit ayo kenalan "

" Langit " anak laki-laki itu menyodorkan tangan

" Senja " aku menjabat tangan Langit

Tidak lama tante reva permisi untuk ikut kebelakang karena tadi Langit ingin buang air kecil.

Inilah pertemuan pertamaku sekaligus perkenalan dengan Langit Diraya.

...****************...

Semenjak pertemuan itu, Tante Reva selalu menyapaku jika ia melihatku, sampai akhirnya aku menjadi sering bermain dengan Langit, aku merasa senang akhirnya aku mempunyai teman.

Langit pun sama, ia sepertinya merasa senang juga karena memiliki teman, Langit pun seorang anak tunggal yang sehari-hari hanya diam di rumah, belajar, bermain game di dalam rumah atau pergi bersama orangtuanya di hari libur hanya untuk sekedar jalan-jalan.

Langit bersekolah di sekolah yang sama denganku, pada saat itu aku kelas 3 sekolah dasar dan langit kelas 6 sekolah dasar, usia kita tepaut hanya 3 tahun saja.

Setiap pagi Langit selalu menjemputku untuk berangkat sekolah menggunakan sepedanya, awalnya aku ragu, aku takut dimarahi ayah karena sering bermain bahkan sekolah pun aku bersama Langit.

Namun tidak disangka Ayah memperbolehkan, karena mungkin ayah melihat Langit memang baik, hari demi hari aku dan langit semakin akrab, ayah dan ibu pun sama mereka sangat akrab juga dengan keluarga langit, sampai sekarang akhirnya aku menjalin persahabatan dengan Langit.

Aku kuliah di jurusan yang sama dengan Langit, Langit sebagai kakak tingkatku di kampus, cita-cita Langit sedari dulu memang ingin menjadi seorang dokter, itu membuat ayah ku semakin menyukai Langit ditambah Langit tumbuh menjadi seorang pria baik, santun, ramah, selalu menerima nasehat dari siapapun itu, bahkan ayah sudah mengaganggap Langit seperti anaknya sendiri, begitupun orangtua Langit kepadaku.

Sampai suatu ketika, aku didekati oleh kakak tingkatku di kampus, Arkan namanya, ia tergolong mahasiswa hits dikampus tidak memungkiri akupun sempat menyukainya bak gayung bersambut singkat cerita akhirnya aku menjalin hubungan dengan Arkan.

Saat tahu aku menjalin hubungan dengan Arkan, Langit sama sekali tidak berubah, ia tetap seperti Langit yang dulu, selalu ada untukku, yang selalu siap menjagaku dengan tulus. Ya.. mungkin aku fikir inilah persahabatan, persahabatan yang sudah terjalin belasan tahun.

🌸🌸🌸

Terimakasih yang sudah mampir.. jangan lupa vote,like dan koment ya.. tetep stay untuk ikuti kelanjutannya ... aku suka seneng loh baca komentar-komentar 🥰🥰😘😘

BAB 2

Aku Langit Diraya, orangtuaku dan teman-teman biasa memanggilku dengan sebutan Langit saja.

Hari ini keluargaku akan pindah rumah, sebetulnya aku betah di tempat lamaku karena teman-teman ku ada disini, namun karena ayah ku pindah dinas sehingga kami sekeluarga harus pindah juga agar ayah ketempat kerja tidak terlalu jauh.

Ayahku seorang abdi negara, sebetulnya dari semenjak aku di dalam kandungan ibuku pun sudah tidak aneh berpindah-pindah tempat hehe karena mengikuti ayahku yang berpindah tempat kerja, terkadang tinggal di asrama, terkadang mencari rumah baru seperti sekarang ini.

Tiba di rumah baru yang akan kami sekeluarga tinggali, sepertinya lingkungannya aman dan nyaman. Aku melihat kesekeliling lingkungan nya dan mata ku terhenti di salah satu rumah persis rumah yang akan aku tinggali, ada seorang gadis kecil yang melihat ke arah kami melalui jendela rumahnya.

Saat sampai di rumah baru, ayah ibu dan para tukang sedang sibuk membawa dan menata barang-barang kami dari rumah lama, tiba-tiba aku ingin buang air kecil, sedangkan kamar mandi masih belum selesai dibersihkan, aku meminta ijin kepada ibuku, lalu ibuku mengantarkan ku untuk ikut ke rumah sebelah yang aku lihat tadi ada seorang gadis kecil di dalam rumahnya.

Sang pemilik rumah sangat ramah dan anak nya pun ramah, akhirnya aku berkenalan dengan gadis kecil itu namanya Senja, iyaa Senja.

Aku dan Senja menjadi teman, kami sering bermain bersama, kedua orangtuaku dan kedua orangtua nya mengetahui itu, mereka pun tidak melarang kami untuk berteman, bahkan kami sekolah di sekolah yang sama, aku selalu menjemputnya untuk berangkat ke sekolah menggunakan sepeda, ayah nya Senja selalu menitipkan Senja kepadaku mungkin karena aku sudah lebih besar dari Senja.

" Nak Langit, tolong jaga anak Om ya.. hati-hati dijalan "

" siap Om "

Aku sudah menganggap Orangtua Senja seperti orangtuaku, begitupun orangtuaku mengganggap senja sudah seperti anaknya.

Hari berganti kami sekarang sudah menjadi mahasiswa, aku dan senja kuliah di tempat yang sama, Senja mengikuti jejak ayah dan ibunya menjadi seorang dokter aku pun sama karena memang cita-cita ku dari kecil ingin menjadi seorang dokter.

Bukannya aku tidak ingin mengikuti jejak ayahku menjadi seorang abdi negara, namun ayah ku tidak pernah memaksa kehendak anaknya, apapun pekerjaan nantinya yang aku pilih semoga dapat bermanfaat bagi sesama itulah pesan ayahku.

Aku banyak berkonsultasi dengan orangtua Senja mengenai kuliahku, kedua orangtua senja banyak mengajariku ilmu kedokteran aku dan Senja selalu belajar bersama kadang di rumahku atau di rumah Senja, kami jarang bermain hanya sekedar hangout seperti anak-anak muda kebanyakan, waktu kami dihabiskan untuk belajar bersama itulah mengapa kedua orangtua kami sangat senang dengan persahabatan kami.

Ayah senja selalu menitipkan senja kepadaku, walapun terkadang jam kuliah tidak sama karena Senja adalah adik kelasku namun dikampus kita bertemu dan aku selalu memantau Senja sehingga Senja aman dan baik-baik saja.

" Senja.. "

" Kak Langit, kuliah siang ? " senja kepada Langit

" iya, kamu sudah selesai ? "

" iya kak, aku mau pulang "

" kamu pulang sama siapa ? "

" Mhh.. sama Arkan.. "

" Tenang bro.. Senja aman sama gua " Arkan menghampiri senja dan Langit

" oh... mmm.. oke hati-hati ya.. "

" Kak Langit aku duluan ya "

Langit hanya mengangguk dan tersenyum.

Ia menuju ruang kelas karena ada kuliah dari siang sampai sore hari bahkan mungkin sampai malam.

🌸🌸🌸

Terimakasih yang sudah mampir.. jangan lupa vote,like dan koment ya.. tetep stay untuk ikuti kelanjutannya ... aku suka seneng loh baca komentar-komentar 🥰🥰😘😘

BAB 3

" Somay.... somay.... tok..tok..tokk... somay..somay... " teriak sang penjual somay melewati rumah Senja.

" pak beli pak " Senja memanggil tukang somay langganannya dan juga langganan Langit

Tukang somay itu biasa lewat sejak Senja dan Langit sekolah dibangku SMP, sampai sekarang tukang somay masih setia untuk melewati komplek rumah Senja dan ia pun tetap setia membeli somay itu.

Tukang somay dan gerobaknya menghampiri Senja, Senja keluar pagar untuk memilih somay yang akan di belinya.

" sendiri mba senja ? Mas Langit nya mana ? biasanya kalian suka keluar barengan kalo beli somay " tanya penjual somay

" Masih kuliah dia, udah mulai sibuk, sebentar lagi lulus jadi dokter " jawab Senja

" oh begitu ya, memangnya mba senja ga pulang bareng dari tempat kuliahnya ? "

" engga pak, soalnya kita beda jadwal "

" oh gitu ya, ini mba pesanannya "

" oke, ini pak uangnya makasih ya "

" Mba, ga sekalian Mas Langitnya dibeliin juga " kata penjual somay ke Senja

" Engga deh pak, nanti aja takutnya Kak Langit pulang malem "

Tidak lama terdengar suara motor tiba di depan pagar rumah Langit.

" tuh kan, Mas Langit nya pulang, panjang umur, berkah, selamet " seru penjual somay

" eh pak, ada apa ? " Langit ke penjual somay

" ini loh Mas Langit ada yang nungguin Mas langit daritadi "

" siapa pak ? "

" nih Mba Senja "

Langit hanya tersenyum

" apaan sih pak " Senja memukul tangan penjual somay

" bohong kak, ini aja si bapak somay yang daritadi nanyain terus kak Langit "

Langit kembali tersenyum " pak saya pesan satu ya "

" baik Mas Langit "

" Kak langit baru pulang ? " tanya Senja

" Iya, tadi kuliah sampai Ashar, sudah mendung jadi buru-buru pulang, tapi disini malah cerah "

" Iya kak disini ga hujan "

" Kamu mau makan somay kan ? yaudah sana masuk ! " Langit ke Senja

" hmm.. aku makan di tempat ka Langit deh, oia tante Reva ada ga ? " tanya Senja lagi

" Ibu sih tadi bilang, ada keperluan dulu keluar mungkin nanti pulang bareng Ayah "

" Oh kalo begitu, Kak Langit deh yang makan di rumah, kalo di rumah ada ibuku "

Langit tersenyum, ia menuruti apa keinginan Senja

" oke, kakak masukin motor dulu ya, nanti menyusul ke rumah "

Setelah memarkirkan motor ke dalam garasi rumah, Langit kembali keluar mengambil pesanan somay,membayarnya lalu berjalan ke rumah Senja.

Senja sudah menunggu di teras rumahnya. Mereka langsung memakan somay yang mereka beli.

" jam berapa tadi kamu sampai rumah ? " tanya Langit ke Senja

" tadi jam 2 siang juga udah di rumah Kak "

" kemana dulu ? "

" tadi, aku makan dulu sama Arkan kak "

" oh... " Langit manggut-manggut

" oya Kak, Arkan itu menurut kakak gimana sih orang nya ? " Senja ke Langit

" hmm.. baik kok, ga pernah makan orang hahahaha "

" ihh kak Langit " Senja cemberut

" kamu udah berapa lama deket sama Arkan ? "

" baru aja sih Kak, baru banget malah "

" hmm.. ya.. kamu harus bisa jaga diri aja ya "

" iya kak "

" ayo habiskan somaynya "

" kak aku minta kolnya dong yang aku habis kolnya "

" nih, sini ... " Langit menyuapi Senja

Begitulah keakraban Senja dan Langit, persahabatan yang sudah mereka jalin selama belasan tahun.

Langit tetap pada pendiriannya ia sudah berjanji kepada ayah Senja untuk selalu menjaga Senja sampai saat nanti ada yang bertanggungjawab atas diri Senja.

Langit sudah mengaganggap Senja seperti adiknya sendiri dan Senja pun sama menganggap Langit seperti kakaknya sendiri mereka berdua merasa bernasib sama, Senja anak tunggal begitu pun Langit. Tidak memiliki saudara sekandung yang membuat mereka akhirnya menemukan sosok kakak dan sosok adik diantara mereka.

🌸🌸🌸

Terimakasih yang sudah mampir.. jangan lupa vote,like dan koment ya.. tetep stay untuk ikuti kelanjutannya ... aku suka seneng loh baca komentar-komentar 🥰🥰😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!