NovelToon NovelToon

Past For Future

Prolog

"Bulan Leo Putri (23)"

Adalah seorang gadis berkulit putih cerah, bentuk mata yang bulat, memiliki gingsul, serta bertubuh ideal. Siapapun yang memandang akan terpesona akan kecantikan alami yang dimilikinya. Namun siapa sangka ia memiliki kisah pilu di masa lalu di mana sosok ayah yang menjadi cinta pertamanya justru melukai hati ibu, kakak, tak terkecuali dirinya. Dia tumbuh menjadi seorang yang pendiam dan tertutup. Hanya Bintangnya yang menjadi satu-satunya orang luar yang bisa membuat Bulan tersenyum.

"Bintang Mahesha (24)"

Pria bertubuh tinggi yang memiliki kulit agak kecoklatan, sorot mata yang teduh yang mampu memberikan ketenangan saat Bulan di sisi nya. Pria ini yang sangat peduli akan kehidupan sahabat sekaligus orang yang ia cintai, Bulan. Apapun akan ia lakukan agar Bulannya bahagia, walaupun bahagianya Bulan bisa didapat dengan kepergiannya.

"Dirga Surya Baskara (29)"

Pemilik mata elang itu adalah seorang CEO ditempat Bulan bekerja. Pria bertubuh tinggi kekar dengan wajah tampan yang banyak di gilai banyak wanita. Namun karena sifat dingin dan arogannya, tiada satupun yang mampu menyentuhnya barang seujung kuku pun. Dirga telah memiliki tambatan hatinya. Dia akan segera menghalalkan hubungan asmara yang telah dirajut selama 3 tahun bersama Alyssa Leo Putri yang tak lain adalah kakak dari Bulan. Hal inilah yang sering membuat Bulan kalang kabut Karena dia harus tau dimana kakaknya berada.

"Alyssa Leo Putri(26)"

Seorang dokter muda cantik yang sangat menyayangi keluarganya. Dan dia sangat mencintai Dirga yang akan segera menjadi calon suaminya. Tapi apalah daya, manusia hanya bisa berencana selanjutnya Tuhan yang akan menentukan. Hingga ia meminta sesuatu dihari terakhir ia hidup yang membuat adik serta tunangannya bersatu.

"Bima Satria (23)"

Ia telah lama mengagumi sosok Bulan. Namun ia tak bisa berbuat banyak untuk mengungkapkan perasaannya. Karna Bintang telah berhasil memiliki seluruh hati Bulan. Meskipun Bintang telah pergi.

"Marcel Pradigta (28)"

Sama seperti Bima, ia pun telah lama mengangumi sosok Bulan yang misterius. Saat hendak melamar Marcel ia malah tertampar kenyataan bahwa Bulan telah menikah dengan sahabat sekaligus atasannya.

"Olivia Baskara (21)"

Adik dari Dirga Surya Baskara. Ia gadis yang periang namun memiliki pengalaman pahit di masa lalu nya. Hingga ia terlibat dalam hubungan kesepakatan yang tidak jelas dengan Marcel.

...Gedung Universitas A...

tap tap tap...

Suara langkah Bulan memenuhi lorong meninggalkan kelasnya yang baru saja akan dimulai. Tujuannya kini hanya satu yakni rumah dimana sang pujaan hati tinggal.

Ia segera naik sepeda motor yang biasa ia kendarai di saat Bintang tidak masuk kuliah. Tubuhnya bergetar, ia tak bisa lagi membendung air mata yang sedari tadi ia tahan. Pasalnya sang nenek baru saja menelfonnya

" Nak, nenek tadi nggak sengaja nengok Bintang sama bundanya berkemas barang-barang seperti mau pindahan. Bintang mau kemana?? kok nggak pamit sama nenek ya" ucap nenek Bulan dari sebrang telepon.

Tanpa pikir panjang Bulan keluar dari kelasnya. Hingga kini ia sudah berada di halaman rumah Bintang yang tak jauh dari rumah neneknya. Beruntung tak terjadi apa-apa pada Bulan, pasalnya ia mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata-rata. Dengan cepat ia berlari menuju pintu utama di rumah yang tak terlalu besar milik Bintang lalu mengetuk nya.

tok tok tok....

"Assalamualaikum bundaa, Bintang" teriak Bulan.

"Bundaaaaa, Bintaaaang buka pintunya...!!!" ia semakin berteriak karna tak ada sahutan dari dalam rumah.

Bulan tak putus asa, ia lari menuju ke pintu belakang untuk memastikan bahwa Bundanya Bintang ada di ruang belakang. Setelah puas ia berkeliling rumah sembari berteriak memanggil sang pemilik rumah, ia kembali ke teras.

"Huft... huft..." Nafas Bulan tersengal-sengal.

Tak putus arang, Bulan beranjak untuk pulang ke rumah memastikan bahwa yang dikatakan nenek nya itu tidak benar.

Sesampainya di rumah....

"Neneeek" panggil Bulan. Nenek pun datang menghampirinya dan segera memeluk cucu kesayangannya.

"Nenek kenapa nek" ucap Bulan sembari mencoba melepaskan pelukan neneknya. Bulan menatap manik mata milik neneknya.

"Nak...." ucap nenek menggantung. Ia tak tahu harus mulai dari mana bahwa Bintang telah pergi. Dan tentu itu akan membuat cucunya terpukul. Bintang adalah orang yang bisa membuat Bulan tersenyum lagi setelah perpisahan orang tua Bulan. Nenek mencoba untuk mengeluarkan selembar kertas

"Ini surat dari Bintang untukmu" lirih nenek sembari mengusap air matanya.

"Surat apa ini nek?" tanya Bulan lalu menerima surat itu.

Gleg.

Susah payah Bulan menelan saliva nya. Tangannya bergetar saat tau isi dan pesan dari surat itu. Hatinya bagai dirobek secara paksa. Air matanya tak dapat lagi dibendung. Bintang pergi dan tidak berjanji akan kembali!!

"Tuhan, apa rencana-Mu di balik ini??" Bulan dalam hati

Hancur. Sangat hancur. Bulan seakan kehilangan separuh jiwanya.

.

.

.

.

.

.

.

Ini karya pertama aku. jangan lupa like, komen, and vote ya

Tips dari para senior jika ingin mengetahui kamu suka atau nggak nya sama cerita novel ini, setidaknya baca 5 episode dulu ya♥️

Dan Perhatian untuk para readers atau rekan author jangan sungkan-sungkan memberi masukan ya. Biar kita sama-sama belajar ♥️

Pulang (pertemuan dengan pak tua)

~Seribu kali aku berusaha melupakan dan meredam perasaan ini, seribu kali pula perasaan cinta ini bertambah.

...Bandara Kota J...

Tiga tahun kemudian paska Bintang pergi, Bulan kini telah berhasil menyelesaikan studi nya di kota S. Sebenarnya ibunya sempat datang di acara wisuda si Bulan, namun ibunya pulang terlebih dahulu karna Bulan masih ingin di rumah sang nenek. Setelah bujuk rayu sang nenek, akhirnya Bulan pulang ke kota kelahirannya untuk memulai karier.

Berat. karna ia harus meninggalkan kota kenangannya bersama Bintang. Namun ia sudah bertekad untuk melanjutkan hidup. Bagaimanapun ia harus membuat bangga keluarga nya.

Saat Bulan tengah berlari tergesa-gesa, ia tiba-tiba berhenti dan akhirnya...

Brukkkk.

Ia ditabrak pria asing dari belakang hingga keduanya tersungkur.

"aaaaaaaaa..." teriak bulan terkejut.

"Hei gadis ceroboh!! apa yang kau lakukan!!" hardik pria itu dengan nada tak kalah tingginya.

Ia lantas bangkit dari tubuh Bulan. Bulan pun langsung bangkit mengemasi barang-barangnya yang jatuh.

"Apakah kau bisa tidak berhenti secara mendadak??" lanjut pria asing itu dengan nada yang masih sama.

"Maaf." jawab Bulan datar. Yang membuat pria asing tersebut menyerngit kan alisnya.

"Hei, maaf mu tidak cukup. Badanku terasa remuk karena mu!!" bentak pria asing tersebut ber api-api yang membuat Bulan pun langsung menatapnya kesal.

"Apa maksud pria ini. Berlebihan sekali. Padahal aku yang tertimpa badan raksasa nya. Mengapa dia yang merasa badannya remuk. aneh, lebay." geram Bulan dalam hati. Ia pun tak ingin memperburuk suasana segera beranjak.

"Maaf tuan, tapi sepertinya dengan cara marah-marah pun anda tidak bisa mengembalikan keadaan. Saya permisi dulu. sampai jumpa." Bulan dengan tenang melangkah menjauh dari pria asing itu.

"Hei... aku belum selesai bicara! Apakah kamu tidak punya sopan santun pada orang yang lebih tua?" Pria asing tersebut berteriak karna gadis yang menabraknya hendak berlalu pergi.

Bulan menoleh lagi ke arah pria asing tersebut. "Dan satu lagi pak tua. Bila anda ingin meminta pertanggungjawaban, maaf saya tidak sanggup karna saya orang miskin." imbuh Bulan tanpa mengindahkan perkataan pria asing itu. Ia pun berlalu pergi. Pria itu tercengang dengan perkataan gadis itu.

"S**t!!" umpatnya kesal.

"Awas saja kalau bertemu lagi, aku akan membuat perhitungan dengannya. Berani-beraninya ia berkata begitu pada seorang Dirga Baskara. Masih ku ingat-ingat wajah jeleknya itu. Ingat itu gadis jelek" Sumbar nya dalam hati.

"Bang Wisnuuuuuu." teriak Bulan setelah mendapati sang abang tengah duduk disebuah bangku bandara.

Yang merasa terpanggil pun langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Ia langsung berdiri bersiap untuk memeluk adik kesayangannya itu.

"Dekkkkk..." mereka pun berpelukan melepas rindu. "Abang kangen banget" lanjutnya sambil mencubit pipi adiknya.

"iiiiiihhh sakit bang" ucapnya dengan raut wajah pura-pura merajuk.

"Gemes banget soalnya hehe. Habisnya kamu sih bisa-bisanya tiga tahun nggak pulang jenguk keluarga. Dasar!!" dilanjutkan dengan menarik hidung mancung sang adik.

Wisnu yang tau dari Alyssa bahwa adiknya itu memendam rasa sakit karna telah ditinggalkan Bintangnya pun tak mau menanyakan alasannya tidak pulang selama tiga tahun ini. Wisnu sendiri ialah Abang satu ayah beda ibu dengan Bulan dan Alyssa. Namun ia telah mengganggap keluarga tiri nya seperti keluarga kandung.

"Abang nyebelin iiih. ayok kita pulang bang. Bulan nggak sabar pengen gigit pipinya Rafa (anak dari bang Wisnu)." Bulan menampilkan wajah gemas.

...Rumah kediaman keluarga Bulan...

"Assalamualaikum..." Tak lagi basa-basi Bulan langsung berlari menuju ke ruang keluarga dan menghampiri keluarganya yang sedang menunggu kepulangannya.

"Aunty....!" bocah berusia lima tahun itu datang menghampirinya. "Rafa kangen anget ama aunty." ucap bocah itu dan langsung mengeratkan pelukannya.

"Aunty juga kangeeeen banget sama Rafa. muach... muachh.." Bulan mencium gemas pipi kanan dan kiri Rafa.

"Jadi cuma Rafa yang dikangenin nih..." protes Alyssa sang kakak dengan wajah pura-pura marah.

"Iya lah. Kakak kan udah ada yang ngangenin tiap hari di sini." cibirnya tak kalah sengit. Namun ia langsung beranjak untuk memeluk sang kakak. Lalu memeluk ibu nya sangat erat, dilanjutkan dengan kakak iparnya. Tiba-tiba dikejutkan dengan suara pria paruh baya yang baru saja masuk.

"Selamat siang semuanya..." sapa pria paruh baya yang tak lain ialah ayah mereka. "Selamat atas wisudamu nak, semoga menjadi anak yang sukses" Ayah Herman hendak memeluk putri bungsunya itu namun sang Bulan malah beringsut mundur ke belakang.

"Terimakasih. Emmm semuanya, Bulan ke kamar dulu ya. Badan Bulan udah pegel-pegel nih." pamit Bulan pada orang-orang yang ada di ruangan tersebut. Lalu ia berlari menuju tangga yang akan mengantarnya ke kamar.

"Ayah..." panggil Alyssa sembari mengusap punggung ayahnya.

"Ayah jangan mikir yang nggak-nggak ya. Mungkin Bulan kecapean. Biar dia istirahat dulu" bujuk Alyssa

"Mungkin begitu nak. Mungkin juga Bulan masih membenci Ayah." raut sedih jelas terpancar dari wajah ayah.

Kamar & kenangan

cklek...

Bulan mengamati setiap sudut di ruang kamarnya. Tidak ada yang berubah, semua masih sama. Foto-foto kenangannya bersama Bintang masih tertata rapi.

Orang yang telah memberikan warna dalam hidup nya. Walaupun akhirnya ia memberikan warna abu-abu pada hidup Bulan sebagai tanda bahwa hubungan mereka entah akan kemana arahnya.

Bintang mengambil salah satu bingkai foto. Foto itu ialah foto Bulan dan Bintang semasa SMA. Ia mengamati gambar dirinya saat dahulu. Ia mengenakan kacamata serta rambut yang dikepang dua. Ia sangat ingat masa itu ia hampir dilecehkan oleh teman semasa SMP nya karna kecantikan yang Bulan miliki.

Hingga akhirnya Bintang meminta Bulan merubah tampilannya. Di samping itu karna Bintang sangat cemburu apabila Bulan di lirik orang lain. Hanya Bintang yang boleh memiliki Bulan itu yang selalu ia katakan.

"Kamu hebat, Bintang. Seribu kali aku mencoba untuk melupakan dan meredam perasaan ini, seribu kali pula perasaan cinta ku bertambah untukmu" gumamnya sambil mengusap wajah Bintang.

"Aku akan menunggumu walau kamu pun tidak bisa memastikan kapan dirimu akan menemui ku lagi" tekad Bulan. Tak terasa pipinya pun basah hingga ia lelah dan tertidur di kasur empuknya.

tok tok tok...

"Dekkkkk. kakak masuk yaaaa" Alyssa langsung membuka pintu kamar tanpa persetujuan sang pemilik kamar.

"Dek. ayo bangun kita makan malam" sambil menepuk-nepuk pipi Bulan.

"Eeughhh" Bulan melenguh dan membuka matanya.

"Kenapa kak?" tanya nya.

"Kita makan malam yuk. Yang lain udah pada nunggu, sekalian kakak mau kenalin kamu sama pacar kakak" jawab Alyssa.

"Ya udah, Bulan mandi sebentar ya. Tadi belum sempet mandi soalnya hehe. Eh kak, apa mantan suami ibuk masih di bawah?" Bulan menanyakan keberadaan ayahnya.

"Yang kamu sebut itu ayah kita dek. Ayah udah pulang tadi sore, tapi bang Wisnu sama kak Lika masih disini. Udah, cepetan ya. Kakak tunggu di bawah" ucapnya sambil mengacak-acak rambut adik bontotnya.

Selesai dengan ritual mandinya, Bulan langsung bergegas ke ruang makan.

"Bulan, kamu lama banget turunnya. Nggak enak loh sama tamunya udah nunggu dari tadi." ujar sang ibu.

"Maaf buk. Bulan dari tadi siang ketiduran" jawabnya

"Udah-udah jangan diperpanjang" sahut Alyssa yang datang bersama seorang pria yang Bulan yakini ialah pacar sang kakak.

"Dek, kenalin ini mas Dirga" Alyssa memperkenalkan pacar pada adiknya. Bulan pun menatap pria itu.

deg deg

Dirga mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Bulan. Ia pun meraihnya

"Dirga." ia memperkenalkan diri.

"cihh. kita bertemu lagi gadis ceroboh" gumamnya dalam hati. Ia pun menampilkan senyum smirk nya pada Bulan.

"Bulan." ia balik memperkenalkan diri.

"ternyata selera kakak ku seperti pria tua lebay ini. cihh" Ia pun segera melepaskan tangannya.

.

.

.

.

.

.

Dukung terus karya author ya kawan-kawan!! like, komen, and vote. See you next episode!!😊

Tawaran kerja

~Aku masih sama. Namun keadaan sedikit merubahku untuk lebih dewasa. Bulan

.

.

.

Selesai saling berkenalan semua orang langsung menuju ruang makan. Jangan ditanya bagaimana mood Bulan saat ini. Niat hati berkumpul keluarga untuk melepas rindu, malah ia disuguhkan pria tua yang membuatnya dongkol karna tatapan tajam yang terus mengarah kepada dirinya.

Suasana ruangan itu nampak sepi hanya dentingan sendok yang berbunyi serta Rafa yang kadang mengoceh tak jelas. Saat Bulan hendak mengambil lauk rupanya ada seseorang juga tengah berusaha mengambil lauk yang akan Bulan ambil. Bulan pun mendongak

deg....

Tatapan pria tua dan gadis ceroboh bertemu dengan sengitnya. Bulan mencoba menarik namun pria itu tak mau kalah. Akhirnya mereka saling tarik menarik ayam goreng menggunakan garpu nya masing-masing.

srek srek srek

Hingga ibunya angkat bicara seraya geleng-geleng kepala.

"Bulan, kamu makan ikan aja ya. Biar ayam gorengnya untuk nak Dirga." Sontak membuat Bulan menarik sendok nya dan tatapan sengit terus ia berikan pada pria di depannya.

Dirga menarik bibir nya tersenyum miring

"Gadis ceroboh ini ternyata punya nyali yang besar. Lihat saja, aku akan membuat tatapan mu itu tunduk di hadapan ku." gumamnya dalam hati.

Setelah selesai makan malam mereka pun beranjak menuju ruang keluarga. Bang Wisnu pun telah berpamitan pulang karna Rafa telah tertidur.

"Bulan juga pamit ke kamar dulu ya buk, kak." pamit Bulan untuk menghindari manusia menjengkelkan itu.

"Sini dulu dek. Ada yang mau diomongin mas Dirga sama kamu." cegah Alyssa agar Bulan tak beranjak dari duduknya.

"ehemm...Jadi begini Bulan, saya ingin menawarkan pekerjaan untukmu. Kebetulan saya sedang membutuhkan karyawan di kantor saya. Sekalian saya izin sama ibu untuk mengizinkan Bulan bekerja dengan saya. Saya juga sudah mendiskusikan ini dengan Alyssa. Bagaimana Bu??" Dirga to the poin.

"Kalau ibu sih dukung-dukung saja nak, apalagi sekarang cari kerja susah. Jadi ini mungkin yang terbaik untuk Bulan memulai karier. Apalagi kerja sama nak Dirga, jadi ibu nggak akan cemas sama Bulan. Bukan begitu nak?? kamu setuju kan??" Ibu mengarahkan pandangannya pada Bulan seolah meminta persetujuan.

Bulan mendelik tak percaya dengan apa yang diucapkan ibunya. Ibunya seolah memberikan pernyataan bukan pertanyaan.

"i...iya buk setuju." jawab nya terpaksa.

"Baiklah besok kamu bisa langsung datang ke perusahaan saya. Ini kartu nama saya, disitu tertera alamat dan nomor hp saya." Dirga menyerahkan kartu namanya dengan senyum penuh kemenangan.

"Permainan baru akan dimulai. Selamat datang di neraka penyiksaan, gadis ceroboh!!" ucapnya dalam hati.

keesokan harinya...

Bulan telah bersiap memakai setelan jas wanita berwarna abu-abu yang diberi oleh sang kakak. Ia mengucir rambutnya kebelakang serta memakai sedikit polesan make up untuk mempertegas tampilannya.

"Bulan berangkat dulu ya buk. Assalamualaikum." pamitnya sambil mengecup tangan, dan pipi ibunya.

"Hati-hati di jalan jangan ngebut-ngebut. Waalaikumsalam."

Sesampainya di halaman rumah motor telah disiapkan pak Maman sopir sekaligus tukang kebun rumah kami.

"Makasih ya pak, Bulan berangkat dulu. Assalamualaikum." Ia pun meraih tangan pak Maman dan mengecupnya.

"Waalaikumsalam neng. Hati-hati bawa motornya." jawabnya yang di balas dengan anggukan dan jempol Bulan.

Sesampainya di depan gerbang ia dicegat oleh pria bertopeng lalu membekap mulutnya.

"Emmmphh..." tanpa pikir panjang Bulan yang notabene nya pandai bela diri langsung menyikut perut pria itu.

"Aduuuuuhhh..." pria itu mengaduh kesakitan. Belum sempat ia membuka topengnya serangan dari sepatu Bulan sudah menyasar empuk kepalanya.

"Aaarrrrgggghhh.... Bulaaaaaaan." teriak pria itu. Yang merasa namanya disebut pun merasa tidak asing dengan suara itu.

"Eh... kayak kenal," gumam Bulan. Saat pria itu membuka topengnya Bulan pun langsung terlonjak kaget dan segera meninggalkan motornya. "Bimaaa" bukannya menolong Bima, Bulan malah mencubiti Bima gemas.

"Eh buset. Ampun Lan."

"Bodo amat!! urusan gue belum kelar ama elu. Gue buru-buru. Nanti lagi berantemnya." ujar Bulan langsung tancap gas meninggalkan Bima yang kesakitan.

"Woyyyy dasar Bulan sabit awas aja lo." teriaknya mengantar kepergian Bulan.

Pak Maman yang sedari tadi menyaksikan kedua anak muda itu hanya geleng-geleng kepala.

sesampainya di Perusahaan Baskara Group

Sejenak ia mendongakkan kepalanya ke atas bangunan yang menjulang tinggi tersebut.

"palingan juga perusahaan bokap nya hahaha" Gumam Bulan mengejek pak tuanya

eh, salah... pak tua aja ya. Nggak pake -nya. bisa-bisa mekar hidungnya kalo sampe keceplosan 😆

Dengan segera ia menuju meja resepsionis untuk menanyakan ruang HRD

"Permisi mbak. Saya ingin melamar pekerjaan di sini. Boleh tau ruangan HRD nya dimana mbak?" tanya Bulan dengan sopan.

"Atas nama siapa ya mbak?" Resepsionis itu balik bertanya.

"Bulan mbak. Bulan Leo Putri."

"Tunggu sebentar ya."

Nampak resepsionis itu menghubungi seseorang terlebih dahulu dengan menyebutkan nama Bulan.

"Tunggu sebentar di sini ya mbak. Sebentar lagi Pak Marcel turun." ujar resepsionis itu.

Tanpa banyak bertanya Bulan pun meng iya kan perkataan resepsionis tersebut. Sibuk memperhatikan luar ruangan melihat lalu lalang kendaraan, tiba-tiba suara ada yang mengejutkannya.

"Maaf, dengan Nona Bulan?" sapa lelaki itu sopan. "Perkenalkan saya Marcel Asisten pribadi Tuan Dirga." lanjutnya memperkenalkan diri.

Bulan pun berdiri dan membalas uluran tangan pria tampan di depannya.

"Bulan" jawab nya singkat. Pria itu pun tersenyum dengan manisnya.

"Baiklah mari saya antar ke ruangan Tuan Dirga." ajak pria itu.

"Maaf, bukannya saya harus ke ruangan HRD dulu untuk menyerahkan berkas ini?"

"Itu urusan gampang Nona. Tuan Dirga sudah menunggu kita. mari." ajaknya lagi.

Mereka pun berjalan menuju lift dan menuju ruang kebesaran Tuan Dirga.

tok tok tok...

Setelah ada sahutan dari dalam mereka pun masuk.

"Permisi Tuan. Saya telah membawa nona Bulan kemari." ucapnya dengan sangat sopan namun tegas.

"Oke. Kau boleh keluar." jawabnya dengan nada angkuh. "Duduk," ia memerintahkan Bulan duduk berhadapan dengannya

"Ini surat kontrak kerjamu. Berlaku hingga 1 tahun." imbuhnya dengan menyerahkan lembar kertas yang siap dibubuhi tanda tangan.

Bulan membaca dari awal hingga akhir isi surat kontrak tersebut. Ia melotot tidak percaya dengan isi surat itu. Pasalnya ada beberapa poin yang memberatkan dirinya dan yang paling mencolok ialah "Semua yang dikatakan Boss ialah perintah dan tidak ada bantahan" dan masih banyak lagi yang membuat Bulan kesal. Bulan tahu Tuan Dirga ingin menindas nya karna masih dendam dengan kejadian di Bandara kemarin.

"Baiklah tuan, silahkan mulai permainan anda" gumamnya dalam hati dengan tersenyum licik.

"Apakah ada yang keberatan? Harusnya tidak ada karna itu sudah termasuk saya ringankan. Biasanya yang menjadi sekertaris saya akan lebih sulit dari itu." ia menjelaskan dengan senyuman miring nya "Permainan akan segera dimulai."

"Baiklah. Dimana saya akan tanda tangan?" ucap Bulan dengan tenang.

Tuan Dirga sedikit kaget dengan gadis gila di depannya ini. Pasalnya ia tak sama sekali protes dengan isi surat kontrak itu yang sengaja ia persulit. Dia justru terlihat tenang.

"Apakah kau sudah membacanya dengan jelas?" ia berusaha menguasai mimik wajahnya agar tetap terlihat cool. Pertanyaan hanya dijawab anggukan kepala Bulan. "Silahkan disini," Tuan Dirga mempersilahkan Bulan untuk tanda tangan.

"Ini tuan." Bulan menyerahkan kertas kontrak kerja itu.

"Baiklah besok akan menjadi hari pertamamu bekerja. Bersiaplah" ucapnya "bersiaplah untuk pekerjaan yang melelahkan dan permainan yang akan ku buat."

"Terimakasih Tuan, saya permisi." pamit Bulan sopan.

Dirga yang sudah menegapkan tubuhnya bersiap untuk dijabat tangannya oleh Bulan berakhir zonk. Bulan berlalu begitu saja setelah pamit.

"Tunggu," cegah Tuan Dirga. "Kau bisa bertanya dulu pada Asistenku dimana ruangan mu berada. Dan berkas mu ini. serahkan saja padanya" perintahnya.

"Baik tuan, permisi." pamit Bulan lagi.

"siaaaal. Bisa-bisanya aku berharap ia menjabat tanganku." Geramnya dalam hati merutuki kebodohannya.

***

"Permisi Tuan Marcel," Bulan menghampiri Asisten boss nya itu.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Marcel berdiri dari duduknya.

"Tolong tunjukkan dimana ruangan yang akan saya tempati nanti."

"Tempatnya tepat di samping ruangan Tuan Dirga, nona." Marcel menunjukkan ruangan tersebut.

" Baiklah Tuan Marcel terimakasih. Besok saya akan mulai bekerja. Mohon bimbingannya." Bulan berkata dengan sopan.

"Tentu nona. Dengan senang hati bisa membantu anda." Marcel tersenyum dengan manisnya.

Setelah keluar dari perusahaan tempat ia akan bekerja, Bulan berencana untuk berbelanja ke mall terlebih dahulu untuk membeli beberapa helai baju kerjanya. Sedikit untuk melupakan kekesalan hatinya. Pasalnya Pak tua itu tidak mengatakan bila ia akan di tempatkan sebagai sekretaris pribadinya. Kalau tahu dari awal ia pasti akan menolak tawaran itu. Karna pasti selalu di hadapan kan dengan wajah sok gantengnya itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ikutin terus lanjutan ceritanya ya guys.... Jangan lupa like, komen, and vote 😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!