"Apakah sekarang kau sudah yakin, Ava?" tanya sang mommy - Bella.
"Hmm ... Aku yakin, Mom. Henry pria yang baik." Ava dengan santainya memakan camilannya sembari menonton TV di ruang tengah.
"Ava, kau masih ingat dengan kejadian 5 bulan yang lalu, kan?" tanya Bella.
"Hmm, lalu?" Ava menjawab dengan mulut yang penuh kunyahan keripik kentang.
"Ava, seriuslah sedikit." Bella memegang lengan Ava.
Gadis cantik itu melihat sang mommy lalu mengangguk.
"I'm serious, Mom," jawab Ava dengan masih mengunyah.
"Ingat, Ava. Kau tidak bisa mundur lagi ketika pernikahan itu akan berlangsung. Jangan membuat malu mommy dan daddy lagi. Mengerti?" Bella mengatakannya dengan nada tegas.
"Siap, Bos." Ava mengangkat tangannya ke atas layaknya tanda hormat.
Bella menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Ava yang masih kekanakan.
Ava Maja Gonzalez—seorang gadis cantik berumur 22 tahun. Meskipun usianya sudah dewasa tapi dia masih kekanakan karena Ava merupakan anak bungsu dan sangat disayang oleh semua anggota keluarganya.
Ava sudah lulus kuliah dan sebenarnya ingin bekerja di perusahaan sang ayah. Hanya saja, dia ingin lebih dulu belajar pada kakaknya yang sudah bekerja di perusahaan.
Ava sangat ingin menikah di usia muda. Tetapi dia selalu ragu dengan calon suaminya. Lima bulan yang lalu, dia gagal menikah karena sang calon suami memaksa berhubungan intim sehari sebelum menikah.
Dan mereka bertengkar karena masalah itu. Ava menolaknya mentah-mentah. Hal itu membuat Ava ragu untuk menikahinya.
Di hari pernikahannya, Ava membatalkan semuanya ketika tamu sudah mulai berdatangan.
Tentu saja hal ini membuat keluarga besar Gonzalez malu.
Kedua orang tua Peter—sang calon pengantin—marah besar karena hal ini. Bahkan ini membuat hubungan bisnis kedua keluarga menjadi buruk.
Kebetulan Ayah Peter dan Ayah Ava adalah partner bisnis. Ava dan Peter pun dikenalkan oleh kedua orang tuanya.
Setelah 2 bulan berlalu sejak kejadian itu, Ava menjalin hubungan dengan seorang pengusaha muda bernama Henry Brown yang merupakan teman dari suami kakaknya.
Mereka saling menyukai dan hanya dalam waktu 3 bulan, Ava punya tekad bulat untuk menikahinya.
Henry adalah pria berumur 27 tahun dengan karakter lembut dan sabar. Ava menyukai hal itu.
Ava yang manja mendapat pria yang lembut dan penuh perhatian. Hal itu membuat dirinya merasa begitu nyaman bersama Henry.
*
Hari pernikahan pun tiba. Sejak pagi, Villa Keluarga Gonzalez telah ramai dengan hiruk pikuk wedding organizer dan kerabat dekat Ava.
Ava telah siap dengan gaun pengantinnya yang indah dan terkesan sexy. Meskipun wajahnya imut tapi Ava memiliki tubuh yang terbilang sintal dan sexy.
Henry berada di ruangan sebelah. Beberapa kerabat dan sahabat Henry juga ada yang telah datang.
"Apakah aku boleh menemui Henry?" tanya Ava pada Briel—sepupunya.
"No, itu tidak boleh, Ava. Bisa terjadi sesuatu jika kau melihatnya sekarang.” Briel melihat sang calon pengantin itu dengan wajah serius.
"Kau masih percaya hal itu?" Ava tertawa kencang.
"Ava, diamlah!! Duduk yang tenang, oke?" Briel kesal melihat Ava yang tak bisa diam.
Lalu Ava membuka pintunya dan melihat ke kanan dan ke kiri sebelum keluar.
"Ava, kau mau ke mana?" teriak Briel.
"Ssstttt ... Diamlah." Ava menaruh jari telunjuknya di bibir.
"Ava, Please. Aku akan kena masalah jika kau seperti ini.” Briel mulai kesal.
Lalu Ava langsung keluar dan menuju kamar Henry yang berada 2 kamar di sebelah kamarnya.
Ava membuka pintu kamar Henry dan terdiam di depan pintu.
Dia masih terpaku di depan pintu. Pemandangan di depannya membuatnya speechless.
Henry tampak tampan dengan setelan jas pengantinnya. Tetapi dia sedang berciuman panas dengan seorang wanita yang dikenal Ava sebagai kerabat jauh Henry.
"Apa yang kalian lakukan?" teriak Ava.
Briel yang ada di belakang Ava juga tampak terkejut.
Dia menutup mulutnya dan menyangka hal ini akan terjadi lagi. Ya, Briel yakin pernikahan Ava akan batal lagi.
"Oh nooo.” Briel memegang kepalanya yang tidak pusing.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE YA KAKAAAKK... HADIAH JUGA BOLEH BANGEET...❤❤❤
Briel yang ada di belakang Ava juga tampak terkejut. Dia menutup mulutnya dan tak menyangka hal ini akan terjadi lagi. Ya, Briel yakin pernikahan Ava akan batal lagi.
"Oh nooo," Briel memegang kepalanya yang tidak pusing.
"Ava, ini tidak seperti yang kau lihat, Sayang," kata Henry menghampiri Ava.
"Kau menjijikkan, Henry!!" Ava menampar pipi Henry dan berteriak keras.
Dan tentu saja itu membuat orang orang yang ada di sana melihat ke arah mereka.
"Kita tidak akan menikah," kata Ava akhirnya.
"Ada apa, Sayang?" tanya Bella.
Dia tampak panik karena masih trauma dengan kejadian batalnya pernikahan Ava 5 bulan yang lalu.
"Aku tidak jadi menikah, Mom. Aku membatalkannya," kata Ava tegas.
"Ava, jangan bercanda, Nak. Setengah jam lagi acaranya akan dimulai," kata Bella yang sudah ketakutan.
"Aku tidak bercanda, Mom," kata Ava.
"Dengarkan aku, Ava. Ini hanya salah paham oke?!" Henry memegang tangan Ava tetapi Ava menepisnya.
"Ava, mommy harap ini hanya salah paham. Kau harus tetap menikah, Sayang," kata Bella panik.
"Aku tidak akan menikah dengan pria menjijikkan ini mom. Lihatlah bibirnya yang masih penuh dengan lipstik gadis itu," Ava menunjuk gadis muda yang tadi berciuman dengan Henry.
"Oh God," Bella hampir saja pingsan dan Briel memegang bahu Bella.
"Begini, Sayang, bisakah kalian menyelesaikannya baik baik?" kata Bella.
"Tidak!" Ava mengangkat gaunnya dan pergi dari sana.
Kejadian itu langsung menyebar ke seantero Villa.
Kali ini memang bukan salah Ava. Tapi pihak keluarga dari Ava dan Henry menyesalkan kejadian ini.
"Ava, tunggu!!!" Sang Daddy memanggil Ava yang keluar dari pintu utama.
"Kau melakukan hal ini lagi, Sayang. Bisakah kau bersikap dewasa? Kalian bisa membicarakannya baik-baik. Itu hanya sebuah ciuman, bukan?" tanya Michael.
"Hanya???? Daddy bilang HANYA???" Ava malas dan langsung keluar dari Villa itu.
"Ava, tunggu !! Kau tidak boleh pergi. Jangan mengecewakan keluarga kita, Ava!!" teriak Micahel.
"Jadi daddy lebih memilih aku menikah dengan laki-laki brengsek itu?" Ava marah.
"Itu bisa jadi salah paham, Sayang. Kita bicarakan baik baik, oke? Kita mengenal Henry dengan baik. Bisa jadi wanita itu yang menggodanya," kata Michael.
"Dad, please. Ini hidupku. Aku tidak akan menikah dengan laki laki yang gampang tergoda oleh wanita lain," teriak Ava dari jauh.
"Baiklah, pergilah!! Pergi sejauh mungkin. Kau membuat Daddy malu berulang kali, Ava!!" kata Michael marah.
"Michael, apa yang kau katakan?" Bella keluar dan menghampiri Ava.
Tetapi Ava mundur dan menjauh. Dia sakit hati dengan perkataan Michael. Michael terang- terangan mengusirnya. Dia lebih memilih putrinya menikah dengan pria brengsek itu.
"Maaf, aku mengecewakan kalian," Ava berjalan menjauhi Villa.
"Ava!!! Tunggu!!!" Bella berlari menuju Ava tapi Michael menahan tangannya.
"Biarkan dia, Sayang. Dia tidak akan bisa hidup sendiri di luar sana. Dia akan kembali ke rumah. Biarkan dia mengambil pelajaran dari semua ini," kata Michael.
"Dia putri kita, Michael. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya di jalan?" kata Bella khawatir.
"Itu tidak mungkin. Lihatlah, dia akan kembali ke sini beberapa jam lagi. Sekarang kita masuk dan menjelaskan pada keluarga Henry," kata Michael pasrah.
"Aahh, Michael. Mengapa ini harus terjadi lagi?" kata Bella lemas.
"Kita seharusnya tak semudah itu mengizinkannya menikah. Dia masih belum dewasa," kata Michael datar.
Lalu kedua keluargapun bertemu. Michael sangat kecewa dengan kelakuan Henry.
Henry sampai berlutut minta maaf. Dia menyesal dengan apa yang terjadi. Dia tetap ingin menikah dengan Ava tapi semua sudah terlambat. Ava sudah menutup hatinya.
Meskipun terlihat kekanakan dan cuek tetapi Ava adalah wanita yang berprinsip. Apalagi ini berhubungan dengan pernikahan. Sesuatu yang sangat sakral.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE YA KAKAAAKK... HADIAH JUGA BOLEH BANGEET...❤❤❤
Andrei Alexei Romanov tampak menaiki mobil jeepnya bersama 2 orang temannya. Dia akan menuju pengunungan untuk menjelajahi gunung yang memiliki beberapa air terjun yang indah didalamnya.
(Sebenarnya Damien dan Andrei ini kembar identik ya...tapi karena Andrei perawakannya lebih besar jadi mereka gampang dibedakan.. Dan otor ga mau visualnya sama dengan Damien karena mereka pnya tato yang berbeda..di maklumi ya gaeees...yang penting ceritanya bagus n visual Andrei tetep cakep n HOT😆)
Mereka mengobrol sepanjang perjalanan membahas rencana perjalanan mereka kali ini.
Andrei sangat suka dengan tantangan dan kegiatan yang berhubungan dengan alam.
Daddynya mendukung semua apa yang dilakukannya tetapi tetap tidak boleh meninggalkan pekerjaan utamanya.
Hobbynya ini terkadang membuat mommynya takut. Karena yang dilakukan Andrei terkadang seperti menantang maut.
Tapi Andrei selalu meyakinkannya bahwa dia dan timnya sangat profesional.
Ava berjalan menjauhi Villa. Dia tak tahu akan ke mana. Perutnya sudah mulai lapar. Tapi rasa kesalnya pada Henry dan keluarganya membuat dirinya tetap kuat berjalan sejauh mungkin.
"Apa yang harus kulakukan? Aku sama sekali tak membawa apapun dan ini daerah pengunungan. Aku akan ke mana? Aaaahhhhhh," teriak kesal Ava.
Ava tak menangis karena mungkin dia tak terlalu mencintai Henry. Dia menyesal terlalu terbuai dengan kelembutan Henry yang hanya pencitraan semata. Dia menyesali tindakannya yang terlalu terburu-buru menerima lamaran Henry.
Tak terasa dirinya berjalan selama satu jam dan hanya ada beberapa kendaraan saja yang lewat.
Kakinya sakit karena memakai sepatu highheels. Lalu dia membukanya dan membawa sepatunya.
Ava melihat sebuah rumah makan sederhana di pinggir jalan. Viewnya menghadap ke jurang pengunungan yang lumayan curam.
Cuaca sedikit gelap karena mendung. Dan menandakan akan segera turun hujan.
Ava memasuki rumah makan itu meskipun dirinya tidak memiliki uang sepeserpun. Dia sangat lapar dan akan melakukan apapun untuk membayar makanan itu termasuk mencuci piring di rumah makan itu.
Hal yang jarang dilakukan oleh Ava karena hidupnya yang sempurna sebagai putri bungsu dari keluarga kaya.
Atau dia bisa saja menjual cincin berliannya pada pemilik rumah makan itu.
Tak banyak orang didalam rumah makan itu. Hanya ada 4 orang saja. Kedatangan Ava menjadi perhatian pengunjung di sana.
Bagaimana tidak? Ava yang masih memakai gaun pengantinnya membuatnya terlihat sangat mencolok.
Sekali melihat sudah bisa dipastikan bahwa Ava berasal dari keluarga kaya.
Ava mengangkat gaunnya yang berat dan memesan makanan.
Setelah makanannya datang, dia langsung menyantapnya sampai habis.
"Aahhh ... Melegakan sekali," kata Ava bersandar di kursinya.
Andrei dan teman temannya yang bernama Raul dan Adam memasuki rumah makan yang sama dengan Ava.
Mereka memesan makanan dan mata mereka sama sama menuju pada sosok Ava yang terlihat mencolok dan tak wajar.
Pandangan Ava bertumbukan dengan mata biru Andrei. Andrei melihat wanita dengan baju pengantin yang sedikit terbuka di bagian atas dan itu terlihat sedikit sexy di matanya.
Andrei lalu menuju mejanya dan mengobrol ringan bersama Raul dan Adam.
Ava kemudian berdiri dan meminjam gunting pada pemilik rumah makan itu. Lalu dia menggunting gaunnya sebatas lutut.
Andrei dan teman temannya melihat apa yang dilakukan Ava.
"Bisakah kalian tak melihatku? Menyebalkan," kata Ava melihat ketiga pria tampan itu dengan mata tajam.
Bagaimana laki laki tidak melihatnya? Ava menundukkan tubuhnya sehingga dadanya yang sexy terpampang nyata di depan mereka.
Andrei mengeluarkan senyum menawannya dan Ava sedikit terpesona akan hal itu.
'*Ap*a yang kau pikirkan, Ava? Kau baru saja gagal menikah dan sekarang sudah melirik laki laki lain?haaahh...menyebalkan', batin Ava.
Setelah itu, Ava mengeluarkan sisa potongan bajunya dan membuangnya di tempat sampah luar yang langsung penuh gara-gara kain itu.
Ava duduk kembali ke kursinya. Sekarang dia memikirkan cara bagaimana memberitahu sang pemilik bahwa dia tak memiliki uang untuk membayar makanannya.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE YA KAKAAAKK... HADIAH JUGA BOLEH BANGEET...❤❤❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!