NovelToon NovelToon

Istri Pajangan [Di Atas Kertas]

Ep. 1 Intro

PENGENALAN

LINTANG DIAH

Gadis yatim piatu, 19 tahun. Tinggi, ramping dengan kulit eksotisnya. Hidung mancung dengan rambut coklat gelap panjang. Mata bulat dan bulu mata panjang lentik membahana. Gadis yang rajin dan ulet namun sedikit bar-bar. Wajahnya cantik dan eksotis.

Lintang meneruskan usaha cafe warisan kedua orangtua angkatnya. Dua cafe di pusat kota yang ramai dikunjungi banyak orang. Tinggal seorang diri di lantai atas cafenya. Sebuah bangunan ruko dua lantai di pusat kota.

Gadis yang mandiri dan pintar, gadis yang apa adanya, polos bin cupu. Meski sedikit urakan dan galak, dia adalah gadis yang berhati mulia. Demi seseorang yang sangat ia hormati, ayah angkatnya, Lintang setuju mau menjadi istri pria yang lebih tua 16 tahun darinya.

Pertemuannya dengan anak kandung ayah angkatnya, Yuji Atmojo menuntunnya pada perjanjian kontrak kerja baru. Menjadi istri di atas kertas,alias istri kontrak.

Disusul dengan kejadian-kejadian buruk yang tak pernah ia bayangkan.

YUJI ATMOJO

Pria berdarah campuran Korea-indonesia, 35 tahun.Tinggi dan gagah dengan rahang tegas, mata sipit dengan kulit khas oriental. Hidung yang mancung dan tampan. Pria dewasa yang sangat berwibawa.

Sifatnya tidak terlalu sombong dan juga tidak terlalu dingin. Dia bahkan tipe orang yang sangat cuek. Dia juga sosok yang sangat peduli dan sayang pada keluarga. Yuji juga sosok yang perhatian pada Lintang.

Pemegang kendali ATMOJO CORPORATION. Perusahaan yang bergerak dalam bisnis properti dan juga CEO YA CORP, usaha khusus bergerak dalam bidang hiburan malam.

Kaya, tampan dengan harta berlimpah tapi mempunyai sisi negatif yang orang waras akan bergidik ngeri mendengarnya, apalagi dekat dengannya . Yuji mempunyai orientasi se*s yang menyimpang. Dia gemar bermain dengan para cowok dan cewek bayaran yang dibookingnya. Golongan casanova tingkat tinggi dan penyakit yang dirinya sendiri seakan tak mampu mengendalikannya.

Demi menutupi aib dan reputasinya dia membayar Lintang sebagai istri kontraknya. Awal hanya menganggap sebagai adik angkat biasa tapi akhirnya Yuji jatuh cinta padanya.

RYU ADAMSON

Cowok berketurunan Jepang-Belanda, 34 tahun, Teman dekat Yuji yang juga CEO RA CORP. Seorang dokter spesialis bedah yang tampan dan kaya juga dermawan. Cowok ganteng yang berubah dari dokter arogan menjadi seorang yang lembut dan sedikit konyol.

Dia juga berkecimpung dalam dunia bisnis gelap. Abang angkat dari Lintang Diah. Sekaligus pacar pertama Lintang.

Cintanya pada Lintang sudah tumbuh sejak Lintang masih kecil. Dan rasa itu berubah menjadi posesif dan protektif saat tahu jika Lintang terjerat perjanjian nikah kontrak dengan sahabatnya, YUJI ATMOJO.

Merebut Lintang dari tangan Yuji dan menikahinya.

STEV HAMILTON

Psikopat kejam didalam tubuh pebisnis handal.

Asisten dan kaki tangan Ryu Adamson, sosok dengan perawakan tinggi gagah berotot. Pria berdarah campuran Jepang-Belanda. Seorang dibalik keberhasilan Ryu menjadi pebisnis handal dan ditakuti.

Sifatnya sangat dingin dan kejam. Tapi seorang yang perhatian dan super posesif. Memendam cinta pada Lintang,istri atasannya.

Takdir menuntunnya menjadi suami ketiga dari istri mendiang atasannya.

***

Dua bulan yang lalu,

RUANG KERJA YUJI ATMOJO

"Kalau boleh tahu berapa gajinya bang? " Lintang dengan tenang dan sengaja bertanya .

"Toh daripada uangnya dihamburkan untuk bayar s*x parti, mending masuk ke kantongnya. Lumayan untuk aku sumbangkan kepada panti." Batinnya dalam hati.

" 50 juta per bulan gaji bersihmu, serta fasilitas mewah gratis untukmu. " Ucapnya sembari bersandar pada kursi kebesarannya.

"Hanya itu bang? nggak ada tambahannya? " Lintang dengan sengaja mau minta lebih, untuk jaga - jaga.

"Huh..kamu ni juga mata duitan juga ternyata." Melempar blackcard ke arahnya dengan dua kartu yang lain.

Dengan tersenyum Lintang mengambilnya. Dia menelisik tiga kartu itu dengan seksama dan," Jangan-jangan dalamnya kosong mas, gimana ini? "

Pletak

"Aduh..Bang sakit. Mbok ya mukul apa itu? main tangan mulu. Ini ni berharga ini.. ihhhhh. " Mengelus jidatnya dengan lembut. Advan menahan tawa.

"Baca dengan baik dan jika ada pertanyaan, cepat katakan! Jangan basa basi." Menatap Lintang dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Lintang membaca setiap bait dan baris dengan seksama. Dia tidak mau ada kesalahan. Ini bukan hanya menyangkut uang tetapi juga keselamatan dirinya. Sesekali menoleh pria tampan dihadapannya, yang dengan intens menatapnya.

"Yaelah.. Bang, ketus amat sih. Cepat tua ntar..Bang...." Ucapnya santai sambil memberi beberapa point tambahan .

"Apa.... ?" Tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusaja.

"Maaf.. maaf, marah marah mulu kerjaannya. " Berguman tapi dengan jelas mampu Yuji dengar.

"Arrrrghhhh..sakit Bang. " Meringis kesakitan karena Yuji menjewer telinganya.

"Berani bicara sekali lagi.. kusumpal mulutmu dengan.... " Lintang langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Pandangan matanya berubah dingin dan merasa jijik. Segera ia menundukkan kepalanya. Perutnya mendadak mual teringat kejadian-kejadian waktu itu.

"Apa ada lagi? " Menatap heran dengan Lintang yang tidak seceria tadi.

"Aku tetap tinggal di paviliun setelah habis mengurus ayah dan JAGA JARAK.... " Sangat serius.

"Lagi?"

"Perjanjian batal secara otomatis jika ada salah satu pihak yang curang dan melanggar. " Sangat serius.

"Lagi? "

Lintang hanya menggeleng tanpa mengangkat kepalanya. Yuji bertambah aneh saat melihat Lintang mendadak jadi dingin dan acuh.

" Jangan bermimpi dan jangan takut atau khawatir, aku tidak dan tidak akan menyentuhmu." Lintang masih menunduk , lalu perlahan mengangguk .

"Tanda tangani itu dan ambil salinannya! " Dengan nada tinggi.

Lintang tidak menjawab, ia langsung menyambar kontrak perjanjian itu dan membubuhkan tanda tangannya. Dengan teliti asistennya memberikan salinan itu pada Lintang.

Lintang memasukkan kertas itu ke dalam slingbacknya dengan hati-hati. Beranjak berdiri dan berpamitan.

"Apa masih ada sesuatu yang kau butuhkan dan kau inginkan. " Dengan kedua kaki menyilang di atas meja. Menatap tajam padanya.

Lintang menggeleng dan, Permisi." sambil berlalu membuat Yuji dan Advan diam membeku. Ada aura kuat yang seakan tak mampu ditembus oleh pesona Yuji atau laki-laki manapun.

Baru kali ini Yuji bertingkah konyol, menuruti semua yang Lintang mau. Yuji memilih Lintang karena ayahnya begitu menyayanginya seperti anak kandung. Dan Yuji merasa tenang dan nyaman ketika ayahnya berada dengan Lintang.

"Maafkan aku Lin...."

"Van..urus semua dengan baik. Dan sediakan dua atau tiga wanita untukku malam ini. Pastikan kebersihannya!"

"Siap bos. "

@@@@@

Thank you so much for all your support and your time. I am sorry for my poor writing. Here I am still learning and try my best to be better writer.

So please don't hesitate to leave me a though, comment and your idea. Thank you and love you all.

Regard

NAHYA

Ep.2 Revisi

Sudah hampir 2 bulan pernikahan kontrak ini berjalan. Lintang tidak perlu mengurus suaminya, awal memang mereka tinggal terpisah. Tetapi sebulan yang lalu Yuji pindah ke rumah utama. Biasanya tinggal di penthouse pribadinya.

Tugas Lintang hanya fokus menjaga ayah mertuanya sekaligus ayah angkatnya. Beliau lumpuh setelah mengalami kecelakaan bersama mendiang almarhumah istri.

Yuji, Tuan Haris dan Lintang tengah berada di meja makan, menikmati makan malam dalam diam dan tenang. Tampak Yuji tidak berkedip menatap kesungguhan Lintang merawat ayahnya, dengan baik menyajikan makanannya. Setelah selesai mereka duduk bersama di ruang santai utama.

Tuan Haris adalah sosok yang terbuka dan akrab. Beliau menyukai keterbukaan dalam keluarga. Karena itu beliau menerapkannya pada Yuji dari dulu lagi dan sekarang kepada Lintang. Agar terjadi keakraban dan saling terbuka dengan semua masalah.

"Makan dulu yah buahnya!" Lintang memberikan buah yang telah di kupasnya. Sembari membenarkan posisi duduk ayahnya dengan baik. Semua itu tak luput dari penglihatan Yuji. Terlihat dia menyunggingkan senyuman.

"Terima kasih banyak nak.... " Lintang tersenyum dan mengangguk.

" Oh ya.. bagaimana kuliahmu nak? " Menoleh ke arah Lintang dengan mulut penuh buah.

"Lin.. mau break dulu yah. Ada kerjaan yang harus Lin selesaikan secepatnya. "

Yuji tidak mau menyela, dia hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Sejak menikahi Lintang, Yuji jarang sekali melihat senyuman atau canda tawa dari adik angkatnya itu. Lintang semakin hari juga makin jarang bercakap dengannya. Bahkan lebih sering mengangguk dan menggeleng. Kalaupun Lintang buka suara, itupun hanya dua atau tiga patah kata saja. Sangat ngirit suara.

"Kapan rencana mau berikan ayah cucu.. nak? " Yuji terlihat gelagapan. Sedangkan Lintang terbatuk mendengar ayahnya menanyakan hal sakral itu. Dadanya tiba-tiba sesak.

"Uhuk.. uhuk.... " Yuji langsung menepuk-nepuk punggung Lintang. Tapi Sang Empunya langsung melotot menatapnya.

"Kalau makan tuh pelan-pelan, nggak ada yang minta. " Menyodorkan segelas air putih.

"Maaf ayah.... " Duduk mendekat pada Tuan Haris, dengan cepat Lintang mengambil bantal sofa dan menaruhnya disebelahnya, menghindar dari Yuji untuk tidak semakin mendekat.

"Stop disitu! jangan mendekat. " Kata-katanya melalui bahasa matanya. Yuji malah terkekeh dibuatnya. Istri kecilnya itu sungguh imut dan polos.

Lintang menghembuskan nafas panjang, ia bingung dan takut mau menjawabnya seperti apa. Karena selama ini baik dirinya dan Yuji terikat kontrak dengan sedondon peraturan. Dirinya sangat hati-hati dan menjaga jarak dari predator penjahat kelam*n di sebelahnya. Meski mereka sah suami istri, tapi bagi Lintang hal itu sangatlah sulit, mengingat pernikahan ini hanya untuk menutupi segala perilaku buruknya dari dunia luar. Lintang hanya menyandarkan badannya pada bahu ayahnya itu.

"Ayah takut ,ayah tak mampu melihat cucu -cucu ayah jika ayah keburu dipanggil yang di Atas. " Tampak kesedihan di raut muka beliau. Beliau juga tahu kondisi rumah tangga anaknya itu.

"Usiamu juga sudah sangat matang untuk punya anak. Sudahi petualangan burukmu itu!' Tuan Haris hanya pasrah tapi ia selalu berdoa agar anak kandungnya bisa bertobat sesegera mungkin. Dapat hidayah dari Sang Maha Pencipta untuk menjadi seorang yang lebih baik.

Lintang berpura-pura tidak mendengarnya, sedangkan Yuji menjawab dengan asal.

"Secepatnya ayah." Membuat Lintang gemetaran.

Hari semakin larut dan mereka memutuskan untuk beristirahat. Lintang mengantarkan ayahnya ke kamarnya. Lalu berlalu menuju paviliun belakang khusus untuk dirinya. Yuji masih duduk di sofa saat Lintang melewatinya.

"Lin.. kita perlu bicara! " Serius.

"Lin.. ngantuk Bang, maaf. " Mencoba menghindar.

"Besok saja Bang.. ya? " Memohon karena memang Lintang tidak suka dan sebisa mungkin tidak berdekatan dengannya.

"Sebentar saja. " Akhirnya Lintang kembali duduk di sofa. Kali ini mereka duduk berjauhan. Lintang di pojok kiri senangkan suaminya Yuji di pojok sebelah kanan.

Beberapa menit berlalu hanya ada kesunyian, sampai akhirnya Lintang buka suara.

"Ada apa sih Bang? Buruan! " Sudah mulai galaknya.

"Apa kamu tidak kasihan ma ayah Lin....? " Yuji tiba-tiba menyinggung ayahnya. Lintang menaikkan alisnya heran. Yuji sendiri tersenyum licik, karena sudah mampu masuk pertahanan Lintang.

"Maksudnya abang ini apa sih? Tumben sekali ingat dan peduli ayah. Biasanya juga sibuk ma urusan selangkang*n." Dengan berani Lintang menyindirnya.

"Lin.. mau tidur, ngantuk. " Bangun dari duduknya.

"Stop. Duduk dulu! " Lintang mendudukkan bokongnya kembali dengan malas. Waspada jika Yuji macam-macam.

Yuji mendekat dan ditahan oleh Lintang.

"Jangan cuba-cuba mendekat." Membuat Yuji semakin gemas.

"Lin...."

"Hmmmm. "

"Kita revisi perjanjian kita ya. "

"Nggak. Enak saja main revisi. Abang pikir perjanjian itu, novel ya? Sesuka hati main revisi. " Kesal sekali.

"Demi ayah Lin.... " Merayu.

"Nggak bisa. Jangan gunakan ayah sebagai alasan. "

"Tapi Lin...." Tiba-tiba dari pintu ruang tamu muncul wanita sexy dengan baju kurang bahan. Dengan senyum mengembang mendekat dan langsung duduk menghimpit Yuji. Wanita itu tanpa malu mencium Yuji di depan Lintang, istrinya.

Lintang menatapnya dengan dingin sekali. Tersenyum getir, lagi dan lagi harus melihat adegan langsung tanpa sensor dari suaminya sendiri bersama perempuan bayarannya.

Meski hatinya perih, ia mencoba untuk bersikap tenang dan acuh. Lintang sesegera mungkin berpaling dan setengah berlari meninggalkan suaminya sendiri.

Yuji mengusap rambutnya kasar. Hatinya mulai resah. Entah kenapa tatapan itu seakan menghujam bagai belati menusuk hatinya. Yuji juga akui, jika sangat sulit untuk menundukkan Lintang, istri kecilnya itu.

"Sebaiknya kau pergi, jangan khawatir gajimu. Akan aku transfer sekarang. "Suaranya berubah berat dengan emosi di dalamnya.

Wanita itu bingung bercampur heran dengan bosnya itu. Tubuhnya yang setengah tel*nj*ng dihempaskan begitu saja oleh Yuji. Stella terlihat sangat geram dan tingkah tidak biasa Yuji.

Dengan cepat merapikan pakaianmya dan berlalu meninggalkan rumah Yuji.

Sementara Lintang tak mampu memejamkan matanya. Rasa kantuknya hilang, mengingat adegan tadi. Ia lalu keluar paviliun dan duduk di kursi taman. Malam ini gelap sekali ,ditemani angin malam yang berhembus dengan kencangnya. Lintang mendongak ke atas, tetapi malam ini sama sekali nggak ada bintang - bintang bertebaran. Terasa sunyi sekali.

Bersandar pada bangku panjang itu, Lintang menitikkan air mata. Mensyukuri hidupnya .Ia mencoba memejamkan matanya tapi bunyi ponselnya, mengganggu suasana.

"Ya halo. "

"Ini aku.. Lin. Maaf malam-malam ibu ganggu. "

Ibu panti yang menghubungi tampak tidak enak hati, karena telah menelponnya malam hari. Tetapi ibu panti merasa tidak enak jika tidak menghubungi Lintang segera.

"Oh iya bu ada apa? "Lintang dengan ramah.

"Ibu ingin berterimakasih banyak kepadamu, terimakasih atas bantuannya Lin.... "

"Sama-sama bu, semoga bermanfaat ya. Lagipula tidak seberapa..kok. " Lintang dengan tersenyum manis .

"Alhamdulillah amin amin amin. Terima kasih banyak nak, malam. "

"Malam. "

TUT

TUT

TUT

Lintang masih enggan untuk masuk. Dinginnya angin malam seakan tidak berpengaruh padanya. Masih setia duduk ditemankan angin malam.

Yuji berdiri tak jauh dari tempat itu. Ingin mendekat tapi pasti Lintang akan marah dan menjauhinya. Lintang akan merasa mual jika berdekatan dengan suaminya itu.Tak jarang juga, Lintang langsung muntah. Entah karena apa tapi itu yang selalu terjadi.

≠≠\=≠\=\=\=\=\=\=

Si Lintang jijik kali ya? Suaminya tukang celup 🤣🤣🤣.

Thanks to all reader, all the support. And to be continued....

Ep. 3 Terpana

Akhir-akhir ini Yuji mulai merasa hampa. Semua wanita dan pria bayarannya tak mampu membuatnya bahagia. Emosi dan hasr*tnya seakan menurun drastis tanpa sisa. Sejak menikahi Lintang , Yuji seakan mati pucuk. Juniornya bahkan tidak bisa terans*ng oleh mereka.

Dulu dia tanpa rasa bersalah ataupun malu melakukan di sembarang tempat. Sudah beberapa kali juga Lintang memergoki dirinya sedang **** party dengan beberapa pria dan wanita.

Entah sudah berapa ratus perempuan dan pria yang sudah tidur dengannya. Dia pun tak mengingatnya. Advan yang dengan baik mencarikannya. Semua dia yang atur dan dia yang membereskan.

Yang ia pikirkan hanya hasr*tnya tersalurkan dengan baik. Dia adalah pria yang suka dengan ONS. Bukan hanya untuk bersenang-senang saja tapi juga pelampiasan.

Advan dengan gampang mencarikannya sesuai kriteria yang Yuji mau. Bahkan banyak yang dengan gratis menyodorkan diri mereka untuk dinikmati. Semua itu tentunya sudah melalui proses dan tes kesehatan. Yuji juga memastikan dia selalu bermain aman. Mereka harus bersih dan tidak berpenyakit.

Yuji tidak mau jika suatu saat nanti ada yang mengaku telah hamil oleh dirinya. Dia sangat berhati-hati dengan hal itu.

***

Pagi ini Yuji terlihat tergesa-gesa karena sudah terlambat untuk ke kantor. Ada meeting penting hari ini. Ia begadang semalaman hanya untuk menjadi seorang stalker istri kecilnya.

Yuji menemani Lintang dengan duduk di belakang kursi taman itu sampai beberapa jam. Tanpa bergerak ataupun berpindah. Kedinginan dengan berteman nyanyian yang sungguh indah dari aktris dan aktor malam versi nyamuk tercinta. Ingin menyudahi tapi kakinya enggan untuk menjauh dari istrinya itu.

Terdengar aneh tapi itu adalah salah satu tingkah konyol Yuji untuk mendekati Lintang. Dia juga tidak tahu kenapa seperti itu.

"Sarapannya Tuan . " Mbok Jum setengah berteriak saat melihat tuan mudanya langsung berlari menuju garasi parkiran mobil.

"Telat Jum...." Jawab Yuji sambil menekan tombol dan melesat menuju mobil Porsche nya.

Mbok Jum yang melihat tuannya hanya mampu geleng - geleng kepala. Ia segera masuk untuk menyelesaikan kerjaannya.

Suasana pagi agak sepi, karena hari ini Nona Lintang lagi keluar untuk mengurus cafe. Sedangkan Tuan Haris lagi berjemur di taman belakang .

Yuji seperti orang kesetanan menyetir mobil. Tapi sungguh sangat sial, ia tak mampu menerobos lampu merah yang telah menyala.

"D*mn... " Yuji mengumpat kasar sambil mengepalkan tangannya. Memukul stir dengan keras.

Dengan tak sabar menunggu sambil mendengarkan musik kegemarannya. Ia memandang ke arah samping mobilnya. Matanya tiba-tiba mengarah pada pengendara motorsport merk kawasaki ninja zx warna hijau, nampak seorang cewek dengan postur tubuh tinggi rambut panjang menjuntai. Entah kenapa hatinya berdesir hanya melihatnya dari samping. Cewek itu membuka kaca helmnya yang gelap dan melambaikan tangannya pada seorang bapak tua renta, penjaja gorengan di pinggir perempatan jalan itu.

Cewek itu dengan ramah membagikan beberapa lembaran merah kepada bapak itu.

"Terimakasih banyak non Lin."

"Minta tolong ya Pak, bagikan kepada bapak dan ibu sebelah itu ya pak. Maaf tidak seberapa. " Lalu mencium punggung tangannya dengan hormat .

Aksinya menuai banyak pujian para pengendara.Sopan dan santunnya pada orang tua sangat perlu untuk dicontoh.

Terlihat kedua bapak dan ibu di pinggir jalan itu juga melambaikan tangan pada cewek itu. Seakan tanda berterima kasih. Yuji makin terpesona melihat pemandangan itu.

Saat cewek itu menoleh ke arahnya, matanya membulat sempurna. mulutnya menganga tidak percaya. Yuji mengerjapkan matanya lagi, dan seketika senyum itu mengembang sempurna.

"Oh My God my Lintang hahahaaa."

Dia mungkin tidak mengetahui karena saat ini Yuji memakai mobil sport yang baru dibelinya. Dan Yuji juga tidak tahu jika Lintang pandai bermotor. Karena memang selama ini dia tidak pernah tahu detail tentangnya.

Hubungannya dengan Lintang tidak dekat seperti sekarang. Dulu dia lebih suka tinggal sendiri di rukonya, tapi sejak kematian mamanya, Yuji meminta dia pindah ke rumah utama. Hinggalah terjadilah pernikahan ini.

Yuji terpana dengan penampilan sporty istrinya. Selama ini dia hanya menganggap dia adik kecilnya. Tanpa ada perasaan apapun. Jujur dia sangat cantik dengan kulit eksotisnya. Mata bulat indahnya. Tak bergeming memandang ciptaan Tuhan yang sungguh indah.

Tiba-tiba dia menutup helmnya dan langsung wus, lenyap bak ditelan bumi. Yuji mendengus kesal lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju kantor.

ATMOJO CORPORATION

Yuji merebahkan tubuhnya di kursinya dengan kedua kaki diatas meja. Mencoba memejamkan matanya karena terlalu capek. Meeting hari ini sungguh melelahkan. Ia tiba-tiba teringat wajah istrinya yang imut. Tindakannya yang mulia di perempatan jalan tadi. Membuat senyumnya kembali mengembang .

"Sial.. kenapa aku malah memikirkannya. " Berguman dalam hati.

Benar-benar ajaib, kenapa sekarang ini Lintang menguasai otaknya. Dirinya terus menerus menghantuinya. Selama ini dia buat tak tahu tentang Lintang. Dia sengaja menikahinya karena ayahnya. Tanpa melihatnya sebagai wanita.

"Bisa gila aku dibuatnya.. aaarghhhhh."

LINDI CAFE

Sebuah motor sport berhenti di parkiran depan sebuah cafe. Terlihat penuh pengunjung meski masih pagi. Lintang masih bertengger di atas Si Hijaunya, menjawab sebuah panggilan dari seseorang yang sangat dia kenal.

"Ya bang, ada apa? "Lintang dengan ramah menjawab.

"Jangan lupa jadwal terapi om Haris, besok dek. " Abang tampan itu mengingatkan.

"Ya bang, jangan kuatir. Terimakasih. " Ucapnya lembut.

"Adek dimana ni? " Tanyanya lagi.

"Di depan cafe bang." Jawab Lintang.

"Tumben Si Tua Mesum, kasih izin....? Meledek suaminya.

"Abang Yuji nggak pernah ngelarang kok bang. " Lintang menambahkan.

"Baguslah dek ,hati-hati ya. Udahan dulu ya, abang ada operasi sebentar lagi. "

"Sip bang. Moga lancar ya Bang. "

"Amin. "

Lintang melepas jaket dan menaruh helmnya dengan hati-hati di atas motor. Dengan santai memasuki cafenya yang tengah ramai. Lintang menunduk hormat kepada pelangg*n yang dilewatinya sesekali menyapa mereka.

Sang manajer cafe sekaligus teman karibnya, Ada menyapa dengan hangat. Dengan bumbu sindiran pedas di pagi hari melebihi sambal setan.

"Sungguh sangat tidak berperikemanusiaan, bisa-bisa cepet tua nih aku. " Ada manyun dengan kaki dihentak-hentakkan, sambil menaiki tangga menuju lantai dua.

"Kan memang Mbak sudah tua.🤭." Sambil mengikuti Ada dari belakang.

"Lebih baik, aku mengundurkan diri kali ya? " Ancam Ada.

"Stop, stop stop jangan bicara sembarangan.Enak saja. "

"Ya sudah pergilah ke spa, aku yang akan menggantikan Mbak. "

"Loe serius? " Ada tidak percaya.

"Hmmmm sebelum aku berubah pikiran." Lintang duduk dengan matanya melirik Ada.

"OK " Mbak Ada langsung ngacir.

Lintang tersenyum melihat kepergian Ada. Hari ini Lintang harus memeriksa semua laporan .Meski cafenya kecil, tapi selalu ramai pembeli.

Beruntungnya abang Yuji tidak melarangnya. Abang Yuji dulu berkata, "Asalkan tidak mengganggu tugasnya sebagai istri ya nggak apa-apa."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!