Hati, seseorang memiliki berbagai jenis hati. Dengan arti yang berbeda. Darah yang berbeda, hati pun berbeda. Darah sama, saudara satu keturunan. Lahir di waktu yang berbeda maka hatinya pun berbeda. Darah sama, lahir diwaktu yang sama, rupa sama, perilaku sama, kembar sekalipun hati akan tetap berbeda.
Ada sebagian dari mereka yang tanpa ragu bisa berbicara sesuai dengan isi kepalanya, isi hatinya. Tak peduli itu salah atau benar, menyakiti atau tidak, situasi yang tepat atau tidak. Tipe mereka ini memiliki keyakinan yang tinggi. Pada diri mereka, lingkungan, dan pada situasi yang sedang dihadapi atau yang akan datang. Kepercayaan diri yang tinggi itu membuat mereka tak takut untuk berbicara ribuan kata.
Tapi bagi sebagian dari mereka, yang memiliki kepribadian unik yang bertolak belakang dengan yang lain. Mereka yang cenderung acuh pada setiap hal disekitarnya, namun kenyataannya merekalah yang paling peduli. Hanya saja kepedulian itu tak tampak. Dalam diam, mereka bercerita banyak hal. Yang mungkin saja jumlah kata nya pun tak bisa dihitung dengan angka. Sebenarnya mereka itu hebat, bisa tetap tenang walau badai apapun menerjang. Tapi terkadang mereka selalu di anggap pengecut, karena terlalu acuh pada kenyataan. Satu kata yang paling mereka takutkan adalah "Bicaralah.. "
Beberapa buku menyebutkan, tipe jenis ini sering disebut sebagai spesies introver (Introvert). Padahal kami adalah spesies mamalia seperti kalian 😑. Hanya saja kami lebih suka mengamati keadaan ketimbang ikut campur didalamnya.
" Bukannya tadi kata gantinya mereka? Kenapa sekarang jadi kami? "
" Ehh.. "
" Apa kau merasa tergolong orang - orang itu? Para pengecut itu?? "
" Jangan membuat mood-ku jelek, pergilah.. "
" Kau bukan mereka, kau istimewa. Aku tahu itu.. " ujarnya sambil memelukku dari belakang dengan lembut.
" Jika kau sudah tau kenapa masih terus mengintip tulisanku? Aku merasa tak nyaman dengan itu. "
" Aku suamimu, sudah jadi hak ku untuk tahu setiap hal yang ada pada istriku. Apa aku salah? "
" (Terdiam)... "
" Aku lebih paham tentang dirimu. Sejak dulu sampai sekarang, benar kan? "
" Hmm.. Iya. "
" Aku tahu semua isi otakmu itu. Jangan memaksakan dirimu untuk merangkai kalimat yang akan kau ucapkan. Tanpa kau bicara aku sudah mengetahuinya. "
Aku kembali terdiam, mengamati kalimat yang baru saja dia ucapkan.
" Jangan berpikiran aku indigo atau apalah.. 😑 "
Spontan aku menoleh dan menatapnya.
" Nah.. Tatapan itu. Aku tau segalanya dari matamu itu. "
Ohh.. Tidak. Aku mulai gugup. Dia sudah jadi suamiku tapi aku masih saja tersipu malu padanya.
" Aku suka melihatmu malu seperti itu. Sudahlah, sebelum kau mulai salah tingkah sebenarnya aku mau bicara sesuatu sama kamu. "
" Hah?? Apa? "
" Aku memesan sebuah hotel yang dekat dengan pemandian air panas, bagaimana kalau kita kesana lusa atau minggu depan? "
" Kenapa gak bilang - bilang dulu sih?? Aku lagi banyak kerjaan. Penerbit dan editorku dari kemarin gak berhenti nelponin aku. Sialnya, mood-ku akhir - akhir ini susah sekali mencari inspirasi. "
" Selain pemandian air panas, disana juga ada taman nya lohh.. Sangat sejuk dan tenang. Jauh dari keramaian dengan musik alam dari burung - burung yang berkicau. Tadinya kurasa akan cocok untukmu menenangkan diri dan berimajinasi sepuasmu. Jika kamu gak mau... "
" Taman?? Jauh dari keramaian?? Baiklah.. Kapan kita berangkat? Aku sudah tak sabar.. 😁 "
" (Tersenyum) lusa.. Siapkan barang - barangmu. Jangan lupakan buku dan alat tulismu itu. Aku gak mau menanggung kesalahan karena tak mengingatkanmu. "
" Kamu memang selalu mengerti semua yang aku mau. Terima kasih. 🤗 "
" Tentu..😊 "
Menjadi diriku, bukanlah suatu hal yang mudah. Tapi aku selalu meyakinkan diriku sendiri untuk tak menjadi orang lain. Inilah aku, dan inilah caraku untuk tetap hidup. Orang lain tak bisa memaksaku untuk menjadi ini dan itu. Hidupku yaa terserah aku, toh aku gak mengusik mereka dengan keberadaanku. Aku punya zona nyamanku sendiri. Ini kisahku, dan aku bisa dengan bebas menuliskannya di imajinasiku.
" Ibu.. "
" Ya..?? "
" Hari pertama sekolahku tinggal beberapa hari lagi, apa ayah sudah menyelesaikan rok smk-ku? "
" Dasar ayahmu itu! Sedari tadi belum pulang juga, tak henti - hentinya mengurusi setiap hal yang bukan urusannya. "
" Emang ayah kemana bu? "
" kau tau sendiri, kemana lagi jika bukan berkumpul dengan bapak - bapak yang lain yang tak peduli dengan anak istrinya dirumah. "
Aku hanya terdiam. Ibu memang selalu seperti ini, apalagi kalo ayah pulang nanti. Ocehannya pasti sudah tak terbendung lagi. Padahal apa salahnya jika ibu mencari tahu dulu apa yang ayah lakukan disana.
Sebenarnya ayahku adalah tipe orang yang suka membantu siapapun. Kerabat atau bukan, dekat atau jauh, mudah atau susah, dengan atau tanpa imbalan. Kekesalan ibu jadi suatu hal yang wajar karena sifat yang ada pada ayahku membuatnya sering dimanfaatkan.
" Risa? "
" iya, bu? "
" tolong bantu ibu membeli beberapa barang ini diwarung depan, ya.. "
" baik, bu. "
Risa, anak SMA. Introvert.
...
...
Tapi dibalik itu semua, aku selalu bersyukur karena ada banyak kehangatan disana yang hanya bisa aku rasakan disana. Bukan ditempat lain. Hanya mereka yang membuatku merasakan keteduhan dan rasa aman dari ancaman.
" ohh.. Tidak! " gumamku.
Aku kaget seketika saat melihat seseorang yang tentu saja melihat dari belakang pun aku sudah mengenalnya. Sungguh sial!! Seketika aku ingin berbalik arah, dia malah berbalik ke arahku.
" kenapa dia ada di sini? sejak kapan? Ohh tidak!! dia berjalan ke arahku.. apa yang harus aku lakukan?? apa dia akan menyapaku? " Otakku mulai memakan banyak waktu hingga tanpa sadar dia sudah ada didepanku.
" hai Risa.. "
" ehh.. Iya. Hai.. Bagaimana kabarmu? "
Bodoh! kenapa kamu menanyakan kabarnya lebih dulu Risa😣 harga dirimu benar-benar telah hancur.
" aku baik, kamu? "
" aku juga baik.. "
Obrolan ini benar-benar menjadi canggung saat kau mengucap kalimat itu, sekarang apa yang harus kamu lakukan? menghindar? atau membuka topik agar rasa canggung mu itu nggak kelihatan. Ohh tidak!! Aku mulai salah tingkah, mataku tak bisa terfokus pada satu arah.
" ohh.. iya. Risa aku dengar kamu akan masuk sekolah menengah kejuruaan di daerah sudirman SMK Tunas Mandiri, bukan?? "
" iya.. kalau kamu rencana nerusin ke mana kalau udah lulus nanti?? "
" impianku sih, pengen ke sekolah sma negeri di pusat kota. "
" mimpi yang bagus.. "
" doakan aku, ya. Semoga ujian ku lancar dan lulus dengan nilai yang memuaskan. "
" tentu saja aku akan mendoakanmu.. "
Dia tersenyum manis.. Ohh tidak!! Obrolan ini terlalu lama, terlalu dekat. Ingatlah Risa!! Dia adalah mantan kekasihmu yang paling kau benci dan yang paling ingin kau lupakan. Obrolan ini akan membuatmu semakin sulit menghapus bayangnya dari ingatanmu. Cepatlah menghindar!!
" oh, ya! aku lupa ibu meminta aku untuk membeli beberapa barang ke warung. Aku pamit, ya. "
" iya.. ohh, ya. terima kasih ya mau mengobrol dengan ku barusan Risa."
" iya, sama-sama.. "
" Sama-sama apa?? "
" maksudmu?? "
" kau tahu nama aku, kan? biasanya kau menyebutkan nya.. "
Sudah kuduga akan berakhir seperti ini. Gagal!! usaha mu untuk move on selama ini gagal, Risa!! Terpaksa aku harus mengatakannya.
" sama-sama, Kevin. Sampai bertemu lain waktu..
Kevin, mantan Risa. Terpesona.. 😍
...
...
...
...
...
...
Dia hanya tersenyum padaku. Suasana ini yang selalu membuat aku jatuh cinta kembali untuk kesekian kali, bukan yang pertama kali. Sejak kami putus setahun lalu saat aku masih di kelas tiga bangku smp, sejak saat itu dia seakan tak mau melepaskan ku begitu saja. Senang membawaku terbang, dan lupa saat sayapku patah dan jatuh ke tanah. Bodohnya aku, selalu dengan sukarela menerima untuk jatuh ke lubang yang sama. Tapi apa dayaku? hanya hatiku yang tak henti menggerutu. Badan kaku, lidah yang kelu dan hati yang pilu mencari jawaban atas pertanyaan 'mengapa ini harus terjadi'
Sudah kuduga, tak lama setelah aku menyelesaikan perintah ibuku dia mengirim sebuah pesan padaku. Isi pesan itu dia meminta ku untuk menyimpan nomor barunya. Masa bodoh!! Dari mana pula dia mendapat nomorku. Tapi jika tak kusimpan, barangkali lain waktu aku membutuhkannya. Wah.. ada pesan baru??
Indra : Risa, aku memberikan nomormu pada kevin. Tak apa, kan??
Sial!! Indra!! Dia memang tak bisa ku percaya sudahlah semua terlanjur terjadi, aku lelah, pikiranku kacau. Tidur adalah solusi terbaik untuk saat ini. 😪😪
To Be Continue..
" Risa..!!! " teriak ibu
Ohh, alarmku ternyata sudah berbunyi.
" Ibu kira kamu kemana, ibu cari-cari ternyata kamu tidur di sini. "
" ada apa, bu. Aku masih ingin tidur. " ujarku menarik selimut.
Di situasiku yang seperti ini, berharap lupa segalanya saat bangun. Namun malah sebaliknya, hal yang pertama kuingat adalah peristiwa sial beberapa jam yang lalu.
" masih ingin tidur? Ini sudah jam 06.00 sore risa! Jangan salahkan ibu jika kau tidur lagi dan bangun esok harinya. Buku-buku mu belum di sampul, tasmu belum disiapkan dan rok mu juga belum selesai. "
" Apa jam 06.00 sore?? Mengapa ibu baru membangunkan aku!! "
Astaga!! Berapa lama aku tidur? Aku bertemu dengan kevin itu sekitar tengah hari jam 12.00 an, apa aku selama itu menghilangkan stress-ku ini dan tak ada gunanya sama sekali??
Aku tipe orang yang suka berencana. Sebisa mungkin hal apapun yang akan ku hadapi harus ku susun dengan baik agar dapat kuhadapi dengan baik pula. Kadang ada saja beberapa hal yang jauh dari ekspektasiku. Sama halnya seperti hari ini, bertemu dengannya? Ohh, tidak!! Aku baru ingat, aku tak punya pacar atau siapapun yang sedang dekat denganku saat ini. Aku tidak akan punya alasan untuk menolaknya jika dia menembakku lagi. Aku tak bisa menolak untuk menjauh darinya, menolak bertemu dengannya. Aku harus menyiapkan alasan lain. Tapi apa?? Bagaimana jika dia sedang merencanakan cara lain untuk menembak ku lagi..
*(woi gr amat lu!! Siapa yang mau nembak elu hah?? Jangan berpikiran yang aneh-aneh dah!!😒
Bukannya penulis yang menciptakan karakternya sendiri? Jangan salahkan aku, kamu yang nyiptain aku dengan karakter begitu. Sejujurnya aku juga gak mau jadi peran utama di novel ini.😪
*(karaktermu adalah seorang introver bukan anak alay yang bucin. Kalo kamu mau pindah, posisi yang sedang kosong itu karakter antagonis. Mau ??🤔
Nggak!! Karakter antagonis selalu mendapat cacian dan dibenci para pembaca. Sudahlah terserah kau saja mau menulis kisahku seperti apa. 😑
Kriing.. kriing.. !!!
Nomor baru? siapa ya??
" halo?? " tanyaku
" halo.. "
Huftt.. Suara yang amat kukenal. Rasanya aku ingin menggigit tembok dan memakannya. 😪
*(bolu kukus lebih enak, kau mau coba?? 😋
Jangan ikut campur!! Ini kisahku, ini milikku!!
" halo?? "
Dia terus saja mengucap kata itu. Apa dia tak mengerti aku tak mau berbicara sama dia??
" halo, risa?? Aku tahu kamu ada di sana.. "
Aku masih tetap diam. Entahlah, aku tak tahu harus mulai dari mana. Sejak awal pun aku tak menginginkan hal ini. Walau memang aku masih suka sama dia, tapi untuk apa mencintai jika akhirnya menyakiti.
" aku tahu kamu marah, kesal dan benci sama aku. Aku juga udah tau seberapa keras usahamu untuk menjauh dariku. "
Yaa.. kamu benar. Tapi apa salahnya kan berusaha??
" Risa kamu dengerin aku, kan?? "
" iya.. "
" sejujurnya, aku juga sama sepertimu. Berusaha menjauh namun tetap saja tak bisa. Kenangan-kenangan kita terlalu indah untuk dilupakan. "
Aku benci situasi ini. 😑😑😑
" Risa, apa kau ingat? Pada waktu itu, kita... "
Mulai lagi.. Dia bercerita panjang lebar, membuat rasa tegangku malah menjadi rasa muak dan kesal. Disaat seperti ini saja dia begitu memuji ku, berkata betapa baiknya aku dan betapa sulitnya mencari pengganti ku. Tapi luka yang dia buat waktu itu, aku tak bisa melupakannya.
" Risa, aku berharap kita bisa kembali seperti dulu. Membuka lembaran baru. Hanya kita berdua, aku janji.. "
" janji?? "
" iya, janji. Dan kali ini aku serius akan menempati nya.."
" Kevin, menurutmu aku akan menerima mu atau tidak? "
" aku punya ke percaya dirian yang tinggi kamu akan menerima aku, karena aku tahu kamu masih suka sama aku. Makanya aku berani nembak kamu lagi. "
" kamu benar. Aku memang masih suka sama kamu. Terkadang juga sering berandai-andai kita bisa kembali lagi seperti dulu. Tapi maaf, kamu terlalu baik buat aku yang menurutmu terlalu dramatis, cengeng, dan banyak maunya. Aku juga gak mau kamu cintai atas dasar kasihan. Lagipula aku yang tak banyak bicara dan selalu diam ini, rasanya tak cocok untuk kamu yang suka menyembunyikan kenyataan. "
" kenapa kamu tiba-tiba berbicara banyak seperti ini?? "
" aku gak mau diam lagi. Diam ku terhadapmu membuat hatiku tersiksa. Diam ku terhadapmu membuat kamu nggak peka dan malah menyebut ku dramatis. Kamu nggak bisa melihat ribuan kalimat yang ku ungkapkan melalui ekpresiku. "
" jadi itu masalahmu, kenapa tak bilang dari awal?? Kali ini aku janji akan lebih mengerti.. "
" kau takkan mengerti sampai kapanpun!! "
" Risa, tunggu.. "
Tut.. Tut.. Tut..
Ada apa denganku? kenapa aku tiba-tiba punya nyali yang besar untuk menolaknya?? Tidak!! Itu suatu hal yang bagus. Akhirnya aku bisa bebas dari nya. Aku cukup kuat untuk menjauh dari dirinya sekarang.
To Be Continue..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!