NovelToon NovelToon

Kekasihku Ternyata Tuan Muda

Free

Hai guys !

Disni aku akan membagikan sedikit cerita tentang bagai mana perjalanan hidupku saat menjadi anak rantau jauh dari orang tua dan tanah air tercintaku ini. Sejak dulu aku memang sudah berencana ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri, terutama negara-negara Eropa yang jadi incaran ku. Dari semenjak SMP aku sudah berusaha keras belajar bahasa inggris sampai merengek pada bapak agar memasukan aku kursus bahasa inggris. Apa lagi setelan nonton film Twilight, tekad ku semakin bulat untuk bisa melanjutkan studi ku ke Eropa sana siapa tau aku akan bertemu vampir tampan kaya Edward Cullen gitu hehe becanda guys. Aku tertarik dengan kebebasan di sana.

Malinda Putri, ya itu namaku . Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, ayahku hanya seorang petani. Ayah memiliki beberapa sawah dan juga ladang perkebunan di desaku, ayah tidak suka jika di panggil tuan tanah padahal tanahnya kan memang banyak.

Dengan kepribadian ku yang memang sedikit cuek dan berjiwa bebas ini , aku merasa sangat tidak cocok dengan kehidupanku di desa ini. Standar di sini anak perempuan itu harus lemah lembut ramah dan juga tidak banyak keluar rumah ya pokonya tipe-tipe gadis desa malu-malu dan tersipu jika di sapa laki laki. Sedangkan aku tipe anak yang memang tidak betah di rumah juga hobi keluyuran. Eets tapi bukan berarti aku keluyuran tidak jelas ya. Aku memang banyak mengikuti kegiatan di sekolah dan sering pulang sore jadi sering kena sasaran kejulidan mulut tetangga.

Anak perempuan di desa ini jarang yang mendapat pendidikan tinggi, karena kebanyakan orang tua akan lebih memilih menikahkan anak perempuan mereka di bandingkan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Aku merasa terkekang dan tidak akan berkembang jika aku tetap tinggal disini, oh iya aku tinggal di sebuah desa yang terletak sedikit terpencil di kaki gunung salak Sukabumi Jawa Barat. masyarakat di desaku ini masih sangat kental dengan kehidupan adat istiadat dan banyak norma-norma yang masih berlaku disini. Bertingkah dikit auto kena nyinyir satu desa.

Aku memutuskan untuk tidak mau nanggung-nanggung, lebih baik sekalian saja aku aku pergi ke luar negeri. Makanya sejak masuk SMA aku sudah mencari-cari informasi tentang beasiswa untuk kuliah di luar negri. Semua saran dan info yang aku dapatkan aku ikuti, sebenarnya aku sudah hampir menyerah dan merasa tidak percaya diri, tapi keinginan ku untuk hidup bebas sangat tinggi sehingga membakar semangatku kembali . Aku mencari informasi ke banyak kampus yang sekiranya bisa aku masuki.

Lalu tanpa sengaja aku mendapatkan informasi tentang Jardin Matheson Group, Perusahaan raksasa yang cabangnya ada di hampir semua negara. Mereka memberikan beasiswa penuh serta uang saku pada siwa-siwa cerdas, untuk kemudian merekrutnya untuk bekerja pada perusahaan itu kelak.

Mataku berbinar dan bertekad untuk bisa lolos seleksi serta mendapatkan beasiswa penuh itu. Setelah pengumuman kelulusan SMA ku menyatakan aku lulus dengan hasil yang memuaskan, aku mulai mengikuti berbagai tes dan interview. Dan asal kalian tau, tes nya sungguh sangat sulit. Membuatku hampir saja menyerah, Tetapi karena tekad ku sudah bulat aku terus berusaha. Setiap hari yang aku lakukan hanya terus belajar, aku keluar kamar hanya untuk makan dan urusan kamar mandi saja. Orang tua ku sampai khawatir melihat aku begini.

Setelah beberapa waktu menunggu akhirnya aku bersorak dalam hati, merasa senang karena ada pesan masuk dari beberapa universitas yang mengumumkan hasil tes yang aku ikuti . Aku sedang membaca beberapa email dan membulatkan mata mencoba memperjelas pandanganku, sungguh awalnya aku tak percaya melihatnya . Entah aku sangat cerdas atau aku memiliki keberuntungan tingkat tinggi, atau tentu karena semua usaha keras yang ku lakukan juga bukan. Aku berhasil lulus ujian di dua universitas, dan salah satunya adalah universitas yang selalu ada dalam angan dan mimpiku.

University Of Cambridge , ya benar aku mendapatkan beasiswa di kampus bergengsi tersebut. Hebat bukan, kalian pasti tak akan percaya. Aku sendiri saja masih merasa ini mimpi dan sedikit tidak mempercayainya.

Inggris adalah Negara yang sangat aku ingin kunjungi, aku ingin bertemu dengan Ratu Inggris.

Sebentar lagi salah satu cita-cita ku akan tercapai, aku sungguh tidak sabar.

Aku ingin segera melihat istana dan kastil-kastil yang ada di sana, siapa tau aku bisa bertemu juga dengan salah satu pangeran dan aku menjadi Cinderella, kalian jangan menertawakan khayalanku ya. Sedari tadi aku tidak berhenti senyum-senyum sendiri saat menceritakan ini.

Dan yang paling utamanya disini adalah... Yeeeees, sebentar lagi hari kebebasanku akan tiba, tidak ada orang yang akan mengenaliku di sana. Sangat bagus bukan, di sana aku bisa melakukan apa pun yang tidak bisa aku lakukan disini. Tidak akan ada orang yang bisa menghentikan ku dan tentu saja tidak ada lagi orang-orang nyinyir.

****

Saat ini aku sedang menyusul kedua orang tua ku yang sedang ada di sawah, aku ingin segera memberi tahu mereka tentang kabar gembira ini. Meskipun aku tinggal di desa tapi orang tuaku sangat mendukung soal pendidikan, mereka sadar akan kebutuhan ilmu pengetahuan bagi masa depan anaknya kelak.

Aku berjalan menyusuri galengan sawah, sambil menikmati angin sawah yang berhembus sepoi-sepoi menerpa wajahku yang sejak tadi tidak berhenti menebar senyum kebahagiaan.

Dari jauh aku sudah melihat orang tua ku yang sedang memandu beberapa orang pegawai memanen padi, lalu aku berteriak kencang memanggil ibu dan bapak.

" Ibu... Bapak...," teriakku sambil tersenyum cerah seperti matahari yang bersinar siang ini.

"Ada apa neng, tumben-tumbenan kamu nyusul sampai ke sawah gini, mana sambil senyum-senyum gitu lagi. Bapak takut kamu kesambet" gurau bapak. Bapakku memang orang yang humoris.

Kami saat ini sedang duduk di saung yang ada di tengah sawah.

Aku menceritakan tentang keberhasilanku yang di terima di universitas impianku di luar negeri sana dan juga mendapatkan beasiswa penuh.

"Anak bapak hebat sekali, bapak mau buat syukuran dan memberi tahu semua warga desa haha."

"Ibu senang, neng keterima kuliah di luar negri tapi ibu sedih kalo harus pisah jauh sama kamu."

Wah gawat nih kalo sampai ibu ga ngizinin.

"Apa kamu ga bisa pilih kuliah yang masih di indonesia saja?" lanjut ibu lagi.

Aku menyilangkan kedua tanganku sambil menggeleng-gelengkan kepala tanda tidak setuju.

"Tapi kalo Ibu kangen nanti gimana atuh, ga bisa nyamperin kamu pan, da jauh begitu," kata Ibu. Dia berbicara dengan raut sedih.

"Sudah lah Bu, kesempatan ini tidak datang dua kali. Kan sekarang zaman sudah canggih bisa video call nanti kita." Bapak mencoba membantuku membujuk Ibu.

Aku mengacungkan dua jempol pada Bapak, Bapakku memang paling the best sejagad raya, haha.

"Bener kata Bapak, kesempatan ini sangat langka. Ibu izinin aku ya. Aku janji akan selalu memberi kabar pada Ibu kapanpun dan dimanapun. Ya ya ya...," bujuk ku mencoba meyakinkan Ibu.

"Jujur Ibu berat banget lepas kamu di negeri antah berantah sendirian gitu, ga ada yang kamu kenal disana." Ibu menarik nafas dalam.

"Tapi demi mengejar cita-cita, Ibu terpaksa beri izin kamu buat pergi."

Aku bersorak senang, lalu memeluk Ibu dan Bapak bergantian.

****

London, Bandar Udara Heathrow.

Heathrow adalah salah satu bandara tersibuk yang ada di kota London, bahkan berada di urutan ke lima di dunia.

Luar biasa bukan, aku saat ini menginjakan kaki di negara yang selama ini hanya ada dalam mimpiku.

Aku sungguh takjub, tak menyangka ini benar-benar nyata.

Saat ini aku sedang berjalan di tengah kesibukan bandara, banyak orang berlalu lalang, mereka bergerak dengan cepat. Sedangkan aku hanya berjalan perlahan sambil mengumbar senyum cerah, aku berjalan sambil mengamati apa yang ada di bandara, sungguh ini sangat aneh bagiku yang memang norak dan ndeso ini. Aku masih sangat terpesona dan takjub dengan apa yang ada di depanku saat ini. Rasanya aku ingin berteriak ' I'm Free ' tentu saja teriakan itu hanya keluar di dalam hatiku saja, aku tidak ingin orang-orang menganggap ku sudah gila karena berteriak tidak jelas di tempat umum.

Tanpa aku sadari di hadapanku ada seorang pria tampan yang sedang berjalan terburu-buru dan terlihat sedang berbicara melalui telpon genggamnya. Kami bertabrakan .

" Oh, shiit!" gumam pria itu.

Baru saja aku akan mengucapkan kata maaf, pria itu sudah pergi. Sebelum kepergiannya sejenak kami sempat saling beradu pandangan.

Kenapa dia memandangku begitu memangnya ada yang aneh ya, aku pun memeriksa penampilanku yang saat ini mengenakan celana jeans panjang berwarna hitam, kemeja pink yang lengannya sengaja ku gulung, sepatu boots coklat, dengan rambut yang aku cepol sembarangan. Aku buru-buru mengeluarkan cermin kecil untuk mengecek wajahku, siapa tau masih ada sisa iler di pipiku karena aku tertidur saat di pesawat tadi. Rasanya semua baik-baik saja tidak ada yang aneh dan tidak ada sesuatu juga di wajahku. Yang ada hanya wajah cantik ku saja hehe bolehkan sedikit narsis.

"So damn hot...," gumam ku sambil menyunggingkan sedikit senyuman. Maklumi saja ya kenoraan ku ini, anggap aku ini seperti ikan yang selama ini ada di aquarium lalu di bebaskan kembali ke lautan. Beginilah jadinya.

Baru saja sampai bandara sudah bertemu pria tampan, tentu saja aku merasa senang.

Kalian tahu, salah satu tujuan ku dengan tinggal di luar negeri adalah aku akan berburu pria tampan. Sangat konyol bukan. Aku ingin mengalami hidup bebas tanpa aturan dan norma-norma yang selama ini membelenggu hidupku.

Aku ingin menikmati hidup. Sexy, Free And Single . Itu adalah moto hidupku mulai saat ini.

Aku sudah memutuskannya, mulai saat ini petualangan cinta ku akan di mulai. Hahahahaha aku tertawa puas dalam hati.

New Life

Aku tau apa yang ada di pikiran kalian semua saat ini, pasti kalian menyangka kalau aku sedang menikmati pergaulan bebas yang ada disini seperti kataku sebelumnya.

No no no kalian salah besar, selama satu semester ini aku di sibukkan oleh kegiatan kampusku dan juga masih dalam masa penyesuaian diri hidup di lingkungan baru. Boro-boro berburu pacar, Ngomong aja masih belepotan. Asal kalian tahu saja ngomong bahasa inggris disini berbeda dengan bahas inggris yang kita pelajari di sekolah dulu.

Tapi hampir setahun hidup disini aku menjalaninya dengan bahagia, karena memang ini yang ku inginkan selama ini.

Saat ini aku telah sampai di asrama kampus setelah menyelesaikan semua kelas hari ini. Iya aku memang memutuskan untuk tinggal di asrama. Untuk mahasiswa baru sepertiku tinggal si asrama kampus merupakan pilihan yang paling aman, karena aku belum mengenal dan masih merasa asing dengan tempat yang baru aku datangi ini. Ya meskipun biaya nya sedikit lebih mahal di banding kan dengan menyewa tempat tinggal di luar lingkungan kampus. Tapi mulai bulan depan aku akan pindah dan mencari tempat tinggal yang lebih murah. Aku memang mendapatkan beasiswa penuh dan uang jajan, tapi kalian tahu sendiri bukan hidup di inggris semuanya serba mahal, jadi aku harus berhemat.

Di asrama ini aku memiliki teman satu lantai yang lumayan dekat dengan ku, mereka semua ramah-ramah, mungkin karena merasa satu nasib satu perjuangan kali ya.

Tetapi aku tidak akan menceritakan tentang mereka dengan jelas karena kami hanya sekedar dekat tapi bukan yang best friend banget gitu loh, kalian mengartikan maksudku.

****

Ceritaku yang sebenarnya baru akan di mulai sebentar lagi. Di awali dengan pertemuanku dengan seorang gadis cantik bernama Sian, yang mengalami penjabretan di depan sebuah toko grocery yang kebetulan aku sedang berjalan di sana. Kalian jangan kaget di sini juga sama saja dengan di indonesia, tetap ada orang jahat di manapun kita berada.

Kebetulan penjabret itu lari tepat ke arahku. Dan dengan sengaja ku tangkas saja kaki nya sehingga penjambret itu terjatuh, dan membuat tas yang di curinya juga ikut terjatuh. Aku segera mengambil tas itu dan berlari pergi menuju Sian yang saat ini masih berada di depan toko. Dia terduduk di trotoar sambil menangis. Jangan pikir aku ini jagoan, hanya kebetulan momennya saja sedang tepat. Aku sebenarnya takut juga penjahat itu mengejar ku.

Dengan nafas yang masih menderu aku menghampirinya, lalu ku serahkan tas yang tadi di ambil penjambret itu padanya. Dia mengulurkan tangan mengambil tas milikinya , matanya menatapku dengan berkaca-kaca.

" Huaaaaaaa.... Terimakasih banyak kamu sudah menyelamatkan hidupku." Sian menangis makin kencang, sambil sesekali menyeka ingusnya yang ikut keluar. Gila ni cewe jorok banget deh, tapi anehnya walaupun begitu dia masih terlihat cantik. Lagian lebay banget sih apanya yang menyelamatkan hidup coba .

Setelah kejadian penjambretan itu, Sian mendaulat ku menjadi teman baiknya, aku sih oke-oke saja ya, lumayan lah numpang tenar berteman dengan orang cantik yang ternyata dia adalah salah satu murid populer di kampusku. Dia orang asli sini hanya saja dari kota yang berbeda.

Darinya juga aku mendapat info tentang tempat tinggal baruku. Dia mengajakku tinggal di sebuah rumah yang memang di sewakan mungkin kalo di indo semacam kos-kosan gitu kali ya. Harga sewanya tidak semahal asrama jadi aku menyetujuinya.

Di rumah yang ku sewa ini ada 5 kamar dan semua penghuninya adalah mahasiswa di kampusku, tapi kami berbeda jurusan .

For your information rumah ini di huni oleh 2 laki-laki dan 3 perempuan termasuk aku di dalam nya. Nanti kapan-kapan aku kenalin mereka deh ya.

...****************...

Saat ini aku sedang berada di sebuah club bersama dengan Sian tentunya, kami baru saja pulang dari kampus dan datang ke club ini hanya untuk nongkrong mungkin ya kalo kita biasa menyebutnya . kebanyakan Orang-orang disini kalo hangout itu memang mereka pergi ke club atau pub dan sejenisnya. Bukan berarti kalian datang kesini mau mabok ya tapi memang ini tempat nongkrong mereka. Memang banyak minuman alkohol tapi minuman sejenis jus, teh, cola ataupun yang lainnya juga banyak ko. Karena disini club ataupun pub itu lebih murah di bandingan dengan bioskop, karenanya anak muda di sini lebih banyak yang memilih untuk nongkrong di club.

Saat ini Sian sedang curhat padaku tentang pacar nya yang berselingkuh. Kemarin Sian mendatangi flat pacarnya dan dia memergokinya sedang beradegan panas dengan perempuan lain di flat nya. Sian yang cakep maksimal gitu aja di selingkuhi apa lagi muka macam aku gini kali ya. Itu salah satu alasan aku belum berani menjalin hubungan dengan pria disini. Mungkin kalo hanya dekat dan bersenang-senang aku masih mau. Big no kalo untuk hubungan yang serius.

Ajaibnya dia bercerita dengan santai, tidak ada tampang sedih sama sekali. Bahkan sekarang dia sedang flirting dengan laki-laki di meja sebelah kami. Dia memang selalu bergonta ganti kekasih dengan mudahnya seolah mengganti ****** *****. Para laki-laki itu pasti tertipu dengan wajahnya yang so lugu. Padahal aslinya gesrek tuh cewek.

" Kamu yakin ga kenapa-kenapa?" aku bertanya karena penasaran.

" Ya, aku baik-baik saja. Aku tidak serius dengannya jadi aku tidak peduli." Sian menjawab sambil tersenyum dan melanjutkan flirting nya dengan pria tadi. Aku cuma melongo takjub dengan jawabannya itu.

"Aku ke toilet bentar ya," bisiknya sambil mengedipkan sebelah mata padaku, lalu tidak lama kemudian pria tadi mengikuti Sian di belakangnya. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihatnya. Aku tau kalian pasti mengerti apa yang akan mereka lakukan di kamar mandi, ngaku aja deh jangan sok polos kalian.

Di sini hal seperti itu memang sudah biasa, kalian bisa melakukannya dengan siapapun meskipun kalian tidak mengenalnya, asalkan tanpa paksaan tapi ya. Tidak akan ada yang menghujatmu. Yang penting mau sama mau, setelahnya tidak bertemu lagi pun tak apa.

Asal kalian tau saat ini aku belum pernah mencoba nya, mungkin karena aku belum menemukan orang yang cocok untuk melepaskan keperawanan ku ini. (~ ̄³ ̄)~

Sementara menunggu temanku yang sedang bersenang-senang, aku menyeruput kembali orange juice yang tadi ku pesan sambil mengedarkan penglihatan ke setiap penjuru club, siapa tau saja ada sesuatu yang menarik bukan.

Saat aku menoleh ke samping,aku melihat pria yang duduk di meja sebelahku ini sedang duduk sambil memandangiku. Aku balas menatapnya lalu mengangkat bahu, seolah bertanya "Ada apa?" pada pria itu.

Tapi dia hanya membalas isyarat ku itu dengan senyuman. Tampan juga dia, pikirku.

"Sian lama banget sih, jangan-jangan lanjut ke hotel lagi dia." Aku menggerutu karena kesal jadi kacang garing disini.

Tidak lama kemudian hp ku berbunyi, panggilan telpon dari Sian.

"Linda aku minta maaf, aku tidak bisa pulang denganmu. Aku akan menghabiskan malam dengan stevan malam ini, aku butuh pelampiasan," Hemmmm sudah ku duga.

"Ya ya ya baiklah, " aku menjawabnya dengan sedikit malas.

"Kau yang terbaik, besok aku akan membelikan mu gaun yang kemarin kita lihat oke. Bye!" lalu sambungan telpon terputus begitu saja tanpa sempat aku menjawabnya. Sian tau aku pasti akan mengumpat padanya.

Membelikan gaun katanya, Tapi lumayan lah dapat sogokan karena jadi kacang garing hari ini.

Aku dan Sian beberapa hari lalu memang sempat mampir ke salah satu toko pakaian. Karena sebentar lagi kampus kami akan mengadakan Summer Ball, sebuah pesta yang di adakan saat liburan musim panas. Sebuah acara tahunan yang di adakan setiap akhir semester kuliah kita, lalu biasanya kami akan berpesta sampai pagi. Semua orang akan datang menggunakan baju bagus, tidak mungkin aku datang menggunakan celana jeans bukan.

Aku buru-buru menghabiskan minumanku, lebih baik aku segera pulang saja dari pada bengong sendirian disini.

...****************...

Aku dan Sian sedang bersiap, aku menggunakan gaun yang di belikan Sian. Sesuai dengan yang dia janjikan, keesokan harinya dia pulang dengan membawa paper bag berisikan 2 gaun milikku juga miliknya. Katanya itu di belikan oleh Stevan pacar barunya yang tempo hari menggarapnya di toilet itu. kalian masih ingatkan.

" Kalo dandan kaya gini aku lumayan cantik juga ya." Aku berdiri di depan cermin mengecek penampilanku sebelum kami berangkat ke acara pesta kampus kami itu.

"Ga dandan begitupun kamu memang cantik ko, orang sinting aja kalo ada yang bilang kamu jelek!" Tapi entah kenapa semenjak tinggal di sini, aku jadi kurang percaya diri. Mungkin karena banyak bertemu bule-bule yang cantik nya kaya boneka barbie kali ya, sedangkan muka ku kaya boneka santet gini, beda cerita dengan dulu saat aku di desa, rasanya sangat pede sekali. Aku merasa jadi gadis kembang desa paling cantik seantero desaku pokonya haha.

"Asal kamu tau, tipe mukamu itu sensual dan bikin laki-laki pada horny meskipun kamu cuma diam aja." Aku langsung mengecek wajahku di cermin.

"Masa sih?" Heran aku, apanya yang sensual coba.

"Kamu aja yang ga peka, tiap ada laki-laki yang flirting ga pernah kamu tanggapi." Aku cuma nyengir memamerkan gigiku yang berderet.

"Udah yu, malam ini kita harus bersenang-senang."

saat ini aku yang paling bersemangat karena ini adalah pesta pertamaku. Aku sangat penasaran sekali bagaimana cara para bule disini berpesta.

Kami berdua keluar kamar, ketiga temanku yang lainnya sudah menunggu dan Jasen sudah misuh-misuh karena katanya kami berdandan lama sekali.

"Hampir saja pintu itu ku dobrak, aku pikir kalian pingsan di dalam," kata Jasen kesal karena kelamaan menunggu kami. Ya namanya juga cewe apa lagi mau ke pesta gini kan mana mungkin kami bisa berdandan secepat kilat.

"Tutup mulutmu, lebih baik kita segera berangkat!" Sian tidak menggubris gerutuan Jasen. Jasen itu memang tipe laki-laki yang pecicilan , banyak bicara, ga bisa diam dan juga sedikit annoying, tapi sebenarnya baik ko dia.

Sementara Jacob Dengan Thea mereka santai-santai aja tuh duduk di kursi depan tv sambil memainkan ponsel mereka masing-masing.

"So are you ready guys ? Let's go to the party."

ᕙ(@°▽°@)ᕗ

Nb : ceritanya ini semenjak di inggris ini mereka ngomong pake bahas inggris ya gays 😆 anggap aja begitu yekan haha

Kenalin ini Sian Morrison, dia berasala dari Hertfordshire sebuah county di Britania Raya. County ini termasuk wilayah pemerintahan East of England.

It's Party Time

Kami berangkat menggunakan mobil Jacob, karena di antara kami berlima hanya dia yang mempunyai kendaraan pribadi.

Setau kami dia memang anak orang kaya tapi untuk latar belakang keluarganya sendiri kami semua tidak ada yang mengetahuinya dengan jelas. Dia tidak pernah menceritakannya pada kami, lagi pula Jacob memang tipe orang yang tidak banyak bicara. Sangat berkebalikan dengan Jasen si annoying itu bukan. Selama ini dia sangat baik pada kami. Sangking baiknya, bahkan isi kulkas di rumah ini keseringan dia yang memenuhinya, bagiku tentu saja itu sangat membantu untuk menghemat uang saku. Sayangnya tahun ini dia sudah akan lulus. Selain berasal dari keluarga kaya poin penting lainnya dia juga memiliki wajah yang tampan, kalian harus menggaris bawahinya. Aku tidak tau kenapa dia memilih tinggal beramai-ramai begini padahal dia pasti sangat mampu untuk menyewa apartemen sendiri sekalipun. Di kampus kami dia juga termasuk siswa pria yang populer. Woah, aku baru sadar ternyata selama ini aku di kelilingi orang-orang populer.

Sekarang jam 10.15pm dan kita sedang menuju ke summer ball. Kita menuju gedung founders. Kalian tahu, akan ada acara apa saja disana? Mabel akan datang, Sclub 3 dateng, iya sclub 3. Mereka bakal datang meskipun aku tidak tau mereka siap haha, yang pasti teman-temanku sangat menyukai mereka. Ada apa lagi ya. Ah iya, ada wahana juga, ada kasino, ada labirin, ada ruang gliter, ada foto profesional juga, terus ada kincir ria juga pokonya kaya permainan dufan tapi secara mini, nah benar kalian bisa membayangkannya seperti itu.

Saat sampai di tempat acara dia adakan, mataku disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan. Gemerlap lampu yang indah. Sangat banyak sekali orang, mungkin hampir semua penghuni kampus datang kesini.

DJ memainkan musik dengan semarak, lampu-lampu yang indah berkelap kelip menambah kesan meriah. Kami semua bergembira bernyanyi bersama dan juga ikut menari mengikuti irama musik. Rasanya seperti menghadiri konser musik tapi lebih privat. Kami juga mencoba berbagai wahana permainan, Suara ku sampai serak karena tidak berhenti berteriak sejak tadi.

Di pesta seperti ini minuman beralkohol tentu saja hal yang wajib, hampir semua orang disni memegangnya di tangan masing-masing. Tak terkecuali aku, karena sangat penasaran akhirnya hari ini aku mencobanya juga. Rasanya sangat pahit, tidak enak sama sekali. Aku heran kenapa orang-orang sangat menyukainya.

Pacar baru Sian mendatangi kami, yang tentu saja di sambut hangat oleh Sian yang sekarang sedang bergelayut manja di lengan kekasihnya itu. Lalu tidak lama merek sudah menghilang entah kemana. Dasar gadis itu, aku di tinggal lagi. Aku jadi sedikit kesal lalu menenggak lagi minuman yang ada di tanganku dengan sekali tegukan. Hoek..., pahit.

Saat ini aku tinggal bertiga bersama Jacob dan Thea, karena Sian barusan pergi dengan pacarnya. Sementara Jasen sejak datang tadi dia sudah menghilang entah kemana, paling-paling dia langsung pergi berburu wanita yang bisa dia ajak tidur untuk menghangatkan ranjangnya.

"Wow, Linda kamu hampir menghabiskan minuman mu." Thea takjub karena biasanya aku tidak pernah ikut meminum minuman beralkohol.

Thea mengangkat tangan lagi mengajak kami untuk bersulang.

Dengan terpaksa aku mengangkat tanganku juga, meminum cairan pahit itu lagi dan lagi. Rasanya aku mulai merasa sedikit pusing.

Thea barusan pergi juga karena ada temannya menghampiri kami lalu membawanya pergi entah kemana. Kini tinggal kami berdua, aku dan Jacob. Sebenarnya sejak tadi sudah banyak para gadis yang dateng pada Jacob, tapi dia tidak menanggapinya.

Aku mulai bernyanyi berteriak dan menari lagi, kali ini aku melakukannya dengan sedikit heboh karena sepertinya minuman itu sudah mempengaruhiku. Iya teman-teman aku mulai mabuk dan kehilangan sedikit kesadaran ku. Untungnya Jacob tidak meninggalkanku sendirian. Saat ada pria yang datang menggodaku, dia dengan sigap menyingkirkannya.

Sudah hampir jam 3 pagi. Ternyata sudah selama itu kami disini dan sekarang aku sangat lelah. Dengan sedikit sempoyongan aku menghampiri Jacob.

"Jacob aku sudah lelah, apa kamu masih akan disini?" Aku bertanya padanya karena tidak tau bagaimana caranya aku bisa pulang bila keadaanku setengah mabuk begini.

"Baiklah ayo kita pulang."

" Lalu, bagai mana dengan yang lain?" Aku bertanya karena bagaimanapun juga tadi kita datang bersama-sama bukan.

"Biarkan saja, mereka masih bersenang-senang."

Akhirnya aku hanya pulang berdua saja dengan Jacob. Aku berjalan dengan sedikit sempoyongan lalu Jacob memapah ku menuju mobilnya. Rasanya aku tidak minum terlalu banyak tapi kenapa efek nya separah ini, mungkin karena aku tidak terbiasa kali ya.

Sepanjang perjalanan aku terus berbicara meracau tidak jelas, pasti telinga Jacob berdengung dan pusing karena mendengarkan ocehanku sepanjang jalan ini.

Aku masuk ke dalam rumah masih dengan bantuan Jacob. Dengan setia dia masih memapah ku sampai masuk kedalam rumah, belum sampai ke kamarku tiba-tiba saja perutku terasa bergejolak, dan dengan tidak tahu malunya aku memuntahkan semua isi perutku. Sialnya semua itu mengenai tubuh Jacob. Aku benar-benar merasa bersalah padanya.

Dia terlihat sedikit kesal lalu pergi menuju kamarnya yg kebetulan ada di hadapan kami ini.

Aku mengekornya untuk meminta maaf tapi perutku kembali bergejolak. Aku seger berlari ke kamar mandi yang ada di kamar ini, karena tidak ingin Jacob tambah kesal padaku kalo sampai aku mengotori lantai kamarnya juga dengan muntahan.

Sepertinya dia kasihan melihat keadaanku begini, jadinya dia ikut masuk ke kamar mandi lalu memijat pundak ku pelan, berusaha sedikit meringankan rasa mual ku.

Setelah selesai memuntahkan isi perutku, aku segera mencuci mulut dan membasuh mukaku. Setelahnya aku menatap cermin untuk melihat penampilanku yang pastinya terlihat buruk ini, tetapi perhatianku teralihkan oleh pemandangan indah. Jacob masih berdiri tepat di belakang tubuhku. Kenapa aku baru menyadarinya ya, ah sepertinya tadi pas awal masuk kamar dia memang langsung membuka bajunya. Lagi pula siapa yang akan tahan lama-lama memakai baju yang banyak muntahan nya. Iiuuuh.

Aku teringat lagi dengan niat awal ku mengikutinya tadi, iya aku akan meminta maaf padanya kan.

Aku membalikan tubuh , "Jacob aku--" Suaraku tercekat, perhatianku teralihkan dengan pemandangan yang tersaji di hadapanku ini. Bagaimana tidak, jarak kami sangat dekat bahkan tubuh kami hampir menempel. Perut kotak-kotak dengan rambut halus yang berbaris rapi dari atas pusar menuju daerah terlarangnya, membuat sesuatu di dalam perutku bergejolak kembali. Sekarang di dalam perutku rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang sedang mengepakkan sayapnya. Tidak, tidak . Aku tidak ingin muntah lagi. Rasa ini sungguh membuatku ingin menyentuh enam kotak yang berbaris satu persatu itu dan menelusurinya. Tanganku hampir saja terulur untuk menyentuhnya.

Jacob melihat ke arah pandanganku, "Aku apa Linda, lanjutkan!" dia berbisik, lalu dia menarik pelan tanganku dan meletakkannya di tempat yang sejak tadi ku pandangi, membuatku tersentak kaget tapi juga senang karena bisa menyentuhnya.

Jacob memejamkan matanya saat kulit kami bersentuhan, rasanya hangat dan sangat keras. Seperti dugaan ku.

Setelah menyentuhnya aku menjadi semakin penasaran lalu jemariku mulai bergerak, bergerilya dengan pelan, menyusuri kotak satu ke kotak yang lainnya. Jacob mengerang membuatku semakin bersemangat untuk menyentuh bagian lainnya juga.

Saat tanganku akan memasuki area pangkal rambut halus yang berbaris itu, Jacob membuka mata dan mencekal tanganku.

"Kau ingin menyentuhnya hem?" Jacob berbisik di telingaku dengan sedikit sensual.

Aku hanya bisa menelan ludah dan menggigit bibirku, tidak bisa menjawabnya, suaraku mendadak hilang.

Jacob kembali berbisik, "Kalau kau tetap ingin meneruskan sentuhan mu, aku tidak jamin bisa membiarkanmu keluar dari sini begitu saja."

Duh bagaimana ini. Ternyata benar apa kata ibu jangan pernah berduaan sama laki-laki, berbahaya.

Tangan Jacob terulur menyentuh pipiku perlahan, lalu membelainya. Tubuhku tidak bisa di gerakan. Aku hanya diam mematung tidak bisa menolak sentuhannya. Tubuhku pun seakan mendamba dan menunggu sentuhan selanjutnya. Apa dia akan mencium ku? oh tidak apa yang harus aku lakukan, ibu....

Tangan jacob perlahan menyentuh bibir ku, mengusap nya pelan dengan ibu jarinya. Mataku terpejam menikmati sentuhannya.Oke aku memilih memejamkan mata saja, rasanya aku tidak tahan sekali jika aku harus memandangnya.

"Diam berarti setuju!" sergahnya tegas. Aku langsung tersadar mataku terbuka mendengarnya bicara.

Benar juga, kalo aku melakukannya dengan Jacob rasanya pasti akan canggung karena kita tinggal satu rumah. Bagaimanapun juga ini kali pertama untukku, pasti aku tidak akan bisa melupakannya begitu saja bukan. Lebih baik aku segera pergi dari sini, ya benar begitu saja.

"Aku--" baru saja aku akan menjawab, Jacob sudah menyambar bibirku dan ********** dengan dalam dan keras.

"Sudah terlambat, aku tidak akan melepaskan mu." Dia berbicara dengan cepat di sela ciuman kami.

Lalu setelahnya dia kembali menyambar bibirku, ciumannya semakin intens dan dalam. Aku kewalahan menerima serangan demi serangan darinya. Nafasku sudah hampir habis, aku menepuk dadanya meminta di lepaskan. Aku tidak mau mati karena berciuman, pikirku.

Dia menyesap bibirku dengan kencang baru setelah itu melepaskannya. Jacob merengut merasa belum puas dan kesal karena aku mengganggu aktifitas menyenangkannya.

"Kau mau membunuhku?" aku berujar dengan nafas yang masih tersenggal-senggal lalu aku menghirup udara dengan rakus sebanyak yang ku bisa .

Jacob tidak menjawab dia hanya menyunggingkan bibirnya, "Maaf, bibirmu sangat manis aku jadi tidak bisa berhenti," ujarnya sambil tersenyum, aku tersipu mendengar pujiannya. Dia kembali menarik wajahku dan menciumku lagi. Kali ini aku tidak hanya diam aku juga ikut membalas ciuman Jacob yang sungguh sangat memabukan ini. Aku mengikuti naluri yang seakan menuntunku. Sebenarnya aku juga tidak ingin berhenti kalo saja oksigen dalam rongga paru-paru ku ini tidak akan habis.

Setelah pasokan udara di paru-paru kami sudah terisi lagi, ciuman intens kami kembali di mulai. Suasana semakin panas, Jacob membawaku dalam gendongannya, lidah kami masih tetap saling membelit. Aku mengaitkan kaki ke pinggangnya dan tanganku mengalung dengan erat di lehernya. Jacob berjalan, mambawaku ke tempat tidurnya.

Jacob menjatuhkan ku dengan pelan di kasurnya.

"Kau siap?" kata Jacob. Aku mengangguk mantap.

Panggung musik di summerball

Sian yang lagi heboh joget

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!