Oke gays, selamat datang di sekuel My Cool Ketos My Husband... yee akhirnya yang di tunggu-tunggi datang jugaa... dan oh ya buat kalian yang bingung kenapa judul nya sama kek Nanda sama Marcell maklum author kami kekurangan ide tapi gak papa lah yah, yang penting happy. Selamat bersenang-senang dengan novel baru author🥳🥰
***
Pagi hari yang sangat sunyi hanya ada kicauan burung yang hanya terdengar sampai ke dalam kamar seorang gadis SMA kelas 12. Gadis itu masih ada di tempat tidur nya menunggu bunyi alarm untuk membangunkan nya dari mimpi.
tiitt... tiitt... tiitt..
Bunyi alarm itu berhasil membuat gadis cantik itu membuka mata. Tangan nya terus menyusuri meja di samping tempat tidur nya seperti sedang mencari sesuatu.
"Hoaamm.. jam berapa sekarang?"
Saat melihat jam gadis itu hanya tersenyum manis melihat jam kecil di tangan nya. Dia meregangkan tangan nya sampai mampus. Setelah itu bangun dari pulau kapuk nya, sebelum berjalan ke kamar mandi, terlebih dahulu dia membereskan tempat tidur nya sampai rapih.
Tak begitu sulit membereskan tempat tidur sendiri, tak sampai 1 jam hanya merapikan bagian ini dan itu.
Setelah selesai, gadis itu berjalan perlahan karena sebagian nyawa nya masih belum terkumpul. Saat sampai di depan pintu kamar mandi, gadis itu mengambil handuk putih yang ada di samping nya masuk ke dalam.
Beberapa menit kemudian.
Gadis itu telah menyelesaikan mandi yang begitu menyegarkan. Dia membereskan semua buku-buku nya di meja belajar dan memasukkan buku yang akan dia pelajari hari ini.
Setelah selesai, gadis itu keluar dari kamar nya dan menuruni anak tangga satu persatu. Saat di atas tangga, dia melihat ada seorang wanita cantik yang sedang membersihkan rumah dengan menyedot debu yang dia pegang.
Berjalan perlahan-lahan dia menghampiri wanita itu yang tengah sibuk dan tak menyadari kalau ada seseorang yang akan mengagetkan nya.
"DAARR, "
"Astagfirullahalazim!! Nadiaa.. "
"Ahaha maaf mah gak sengaja, "
"Ya ampun, "
"Iihh Mamah gak usah cemberut gitu dong sama manyun nanti Ayah datang kita punya adek lagi deh, "
"Hah? siapa yang punya adek? kita kak yang bakal punya adik? aku dukung mah.. "
Oh ya kenalin dia adalah Maikel adik dari Nadia mereka hanya beda dua tahun. Ganteng sih cuma sayang kelakukan nya mirip sama Mama nya.
MAIKEL ALRIZAL PUTRA ALFARIZKY
"Apa sih? Mama udah terlalu capek buat punya anak lagi, Mama gak mau, "
"Yaaa Mama gak seruu, " sahut Maikel kembali ke dapur.
"Udah.. sana kalian makan, nanti Mama sama Ayah nyusul, " sahut Mama.
"Oke mah, " sahut Nadia sambil hberjalan ke dapur.
Saat sampai di dapur alangkah terkejutnya dia ketika melihat dapur yang berantakan. Ini seperti sudah terjadi perang ini antara emak dan bapak sampai-sampai perlengkapan dapur jatuh semua tapi untungnya piring, gelas, sendok, garpu, pisau dan peralatan makan yang sangat berbahaya masih aman.
"Ngapain lu berdiri di situ? gak mau makan? oh ya udah biar gue yang abisin roti lu, "
"Heh heh, adik gak ada akhlak, ini mau... awas lu! jangan main makan makan aja punya orang, "
"Iya iya santai napa, lagian gue juga udah kenyang, "
"Oh ya kalo gak salah lu hari ini ada kerkom yah sama temen-temen lu itu?"
"Iya, kenapa?"
"Gak papa nanya doang, "
Lah aneh sekalii saya punya kakak... kadang nyambung kadang kagak, gimana sih hidup nya? - batin Maikel.
Nadia melirik Maikel. "Apa lu liat-liat? gue cantik yah?"
"Idiihh kepeadan sekali anda, mohon maaf.. "
"Iihh dasarr lu, "
Tak lama kemudian datanglah pasangan suami istri ke dapur. Ayah mereka yang bernama Marcell Alfarizky duduk di samping Maikel dan Mama meraka yang bernama Nanda Nusyrandi duduk di samping Nadia.
"Kalian udah makan?" tanya Ayah.
"Udah yah, " jawab Maikel.
"Udah kok yah, " jawab Nadia.
"Ya udah kalo gitu silahkan minum susu kalian, udah itu tunggu Ayah selesai makan terus kalian berangkat sekolah, lagian ini masih jam set enam pagi, " sahut Mama mengambilkan nasi untuk suami nya.
"Oky mah, " jawab Nadia.
"Siap mah, " jawab Maikel semangat 45.
Lah lah tumben adek gue semangat ke sekolah? biasanya juga dia gak peduli, bahkan ada ulangan pun dia gak tau... apa jangan-jangan diaaa... - batin Nadia.
Batin seorang kakak sekali tepat sasaran. Maikel semangat ke sekolah karena dua tidak sabar untuk bertemu dengan pacar nya yang bernama Cindy.
Setelah selesai makan, Maikel dan Nadia izin pergi dari meja makan. Saat ini mereka berada di ruang keluarga menunggu Ayah mereka selesai makan karena sekolah masih lama.
Nadia yang sedang membaca cukup favorit nya sesekali melirik Maikel. "Ada apa sih? lu senyum-senyum kek orang gila, gue jadi kepo, " ucap Nadia melirik Maikel singkat.
"Apa sih kak? bukan apa-apa kok, kepo banget jadi kakak, "
"Ye gak papa kali gue kepo... yang penting gue kepo ada alasannya, bukan kayak elu, lu masuk ke kamar gue terus lu hancurin semua barang make up gue sampe gak berbekas, dengan alasan mau minjem sisir, demi apa coba lu cuma mau minjem sisir aja sampe ngancurin semua barang-barang pribadi guee.. "
"Ahaha ituu.. gak sengaja kak maaf, nanti gue ganti deh, "
"Bener ya, lu harus gantii semua barang yang udah lu hancurin, "
"Iya iya, tapi nanti ya kalo gue udah punya uang nya, kalo sekarang mah mana punya, "
"Iya deh, "
Sudah 10 menit mereka menunggu Ayah mereka yang makan. Tapi sampai sekarang kedua orang tua mereka belum keluar-keluar dari dapur. Nadia yang penasaran, menutup bukunya dan berdiri dari sofa dan berjalan ke Arab dapur untuk melihat apa yang terjadi.
"Mah? Yah? kalian kok lama banget sih? ini udah jam enam pas lho, " ucap Nadia.
Saat Nadia melihat orang tua nya yang sedang berciuman romantis tepat di depan matanya dua langsung menutup mata dan berbalik badan. Kedua orang tua itu kaget dan langsung menjadi canggung.
"Maaf mengganggu... " ucap Nadia masih membelakangi mereka berdua.
"E-enggak kayak gitu nad, maksud Mamah... ee, "
Suami nya menepuk pundak istri nya untuk berhenti mencari alasan. "Udahlah Mah, mereka udah besar.. kamu gak usah cari alasan lagi... udah yah cantik suami mu ini mau berangkat kerja duluu, "
"Iyaa, "
Marcell mencium pipi Nanda lembut. Dan di sisi lain, ada dua orang pengangguran yang hanya bisa tersenyum terpaksa melihat keromantisan orang tua mereka.
Setelah puas mencium istrinya itu, Marcell berjalan pergi dengan wajah memerah. Nadia dan Maikel hanya melihat Ayah mereka pergi sampai keluar.
"CIEEE YANG HABIS DI CIUMM.. " teriak Nadia dan Maikel kepada Mama mereka Nanda.
"Heh! Anak-anak nakal.. udah sana pergi... belajar yang bener, "
"Ahahaa... " Maikel hanya tertawa dan pergi.
"Cieee... " ucap Nadia masih belum puas.
"Udah sanaaa... ganggu aja orang yang lagi pacaran, " gumam Mama Nanda.
Nadia, Maikel dan Marcell pun pergi dari rumah setelah pamit kepada Nanda.
Eh sebentar, kalian udah liat muka gue belum? belum yah, oke nih gue kasih liat.
Nadia Delicya Putri Alfarizky.
Setelah terlepas dari gangguan anak-anak dan suami nya itu, Mama Nanda kembali ke dalam dan kembali bersih-bersih.
Dan untuk yang di jalan.
"Kalian ini yah, masih aja suka jailin Mama kalian, " ucap Ayah Marcell.
"Gak papa kali yah kali-kali, " jawab Nadia.
"Hemm, kamu itu mirip banget sama Ayah tapi cara bicara kamu mirip sama Mama kamu, "
"Ahh masaa.. kalo pinter nya nurun ke siapa?" tanya Nadia.
"Keeee dua-duanyaa.. " jawab Ayah.
Nadia memanyunkan bibirnya ke depan dan mengangguk pelan. Tak sengaja dia melihat ada seorang lelaki anak SMA dan memakai baju seragam yang sama persis seperti Nadia dan juga Maikel, Nadia membuka jendela dan siap menjaili lelaki itu.
"Utututuu kaciannn jalan kakiii... gak naik motor bang? motor nya kemana? rusak kah? ahahaha gue duluaaann yaaaa bye bye benconk, "
"Huuhh sabar Rafael sabarr dia itu cuma cewek gila yang cuma bisa diem kalo di sogok pake duit, " gumam Rafael.
Muh. Rafael Putra Ryan
Rafael melanjutkan jalan nya sampai ke sekolah.
Dan untuk yang di dalam mobil. "Ahahaha puas gue, " sahut Nadia menutup kembali jendela dan duduk ala-ala santai nya.
"Kerjain aja tross, nanti nikah kek nya enak tuh, jadi suami, " sahut Maikel.
"Heh, lu kalo ngomong di pikir duluu jangan main jeplak ajaa, " sahut Nadia menampar wajah Maikel pelan.
"Sakit nj*r, biasa aja dong, " sahut Mikel semakin kesal.
"Nyenyenye, " ledek Nadia.
"Ehem, kalau udah selesai debat dipersilahkan keluar dari mobil, ayah harus segera ke kantor, "
Tanpa mereka sadari, mereka berdua sudah afa di depan gerbang sekolah. Nadia dan Maikel pun turun dari mobil dan pamit kepada Ayah nya. Setelah mobil Ayahnya pergi.
Nadia dan Maikel hanya melihat mobil Ayah nya yang semakin mengecil dan menghilang. Nadia kemudian berbalik dan berjalan pergi masuk ke dalam sekolah. Maikel mengikuti langkah kakaknya dari belakang sampai meeka berpisah saat masuk ke dalam lorong sekolah. Nadia menaiki tangga satu persatu karena klas nya ada di atas, Maikel terus berjalan sampai ujung dan masuk ke dalam kelas nya sendiri.
Saat Nadia sampai di lantai dua dan menuju kelas nya 12 IPA 1. Tiba-tiba ada seseorang yang memeluk dirinya dari belakang dan itu berhasil mengurangi hampir kehilangan nyawa.
"Nadiaaa... "
"Ohokkk... leher gue kecekek!"
"NAD, LO UDAH BELUM PELAJARAN BIOLOGI TUGAS DARI PAK AYIII?!!!" teriak seorang siswi yang berlari ke arah Nadia yang masih kesulitan bernapas.
Brukk..
Mereka berdua terjatuh ke lantai. Teman nya yang bernama Diana hanya terkekeh melihat wajah Nadia yang memerah akibat ulahnya sendiri.
"Sorry sorry gue gak sengaja, " sahut Diana.
"Iya, gak papa, " sahut Nadia berdiri.
Nadia dan Diana pun berdiri bersamaan. Mereka menuju kelas IPA 1 agar lebih santai jika ngobrol di kelas.
Di kelas.
Nadia duduk di mejanya, meja kedua barisan ke dua. Entah apa yang di pikirkan oleh Nadia, tapi katanya, meja ke dua barisan ke dua adalah tempat duduk yang paling nyaman dan paling enak kalau harus menyalin tulisan di papan tulis.
Brakk..
"Nad, tadi gue panggil-panggil lu, tapi lu gak denger, trus tadi kenapa muka lu? kayak ketawa kebengekan?" tanya Syaila yang baru kelas.
"Tuh, gara-gara tuh anak nyekek leher gue, gue gak bisa napas sama sekali, " sahut Nadia melirik Diana sinis.
Diana pun melihat ke arah Nadia dan Syaila. "Apa sih? kok liatin gue kayak gitu? gue cantik yah... " tanya Diana tersenyum.
"Idiihh, amit-amit, " sahut Syaila.
"Iya, lu itu cantikk... cantikk banget malahan, " sahut Nadia.
"Sampe- sampe gue sama Nadia benget banget nampar lu, terus kutuk lu jadi patung terus buang kelaut deh, " sambung Syaila.
"Nah... itu dia, siapp, " sahut Nadia memberikan jempol kepada Syaila.
"Syaiton kalian berduaaaa, " sahut Diana.
Syaila pergi ke meja nya yang tak jauh dari meja Nadia,,, iyalah mau gimana gak jauh, orang dia sebelah Nadia, maksudnya Syaila itu barisan ke satu meja ke dua.
"Eh, dari kalian ada yang liat si botol kecap?" tanya seseorang kepada kelas Nadia dkk.
"Kagak ada cin, kita belum liat botol kecap dari tadi, biasanya tuh anak suka mampir ke sini buat liat tugas, " jawab Nadia.
"Oh belum lewat ya?" tanya nya.
"Iya belum, " jawab Diana.
"Oke thanks kalian yang udah jawab, " sahut Cindy kelas 12 IPA 3.
Cindy Putri Ferdiansyah
Adik dari Fauzan dan kakak dari Fauzi si kembar gak ada akhlak, yaahh mereka hanya beda 3 menit dan beda 5 menit dari adiknya Fauzi.
"Kenapa lagi Cindy? emang Fauzan cari masalah lagi sama dia?" tanya Diana kepada Nadia dan Syaila.
"Lah kok nanya gue, gue kagak tau, " sahut Nadia.
"Gue juga gak tau, " sahut Syaila.
BRAKK..
Gubrakk.
Ada yang nendang pintu dan ada yang kaget sampai jatuh gara-gara ulah cewek playgirl. "GAYS, ADA YANG UDAH PELAJARAN FISIKA? GUE BELUM!!!" teriak seorang gadis yang tadi nendang pintu.
"Kalau udah lu mau apa?" tanya Diana.
Gadis itu berjalan ke arah Diana sambil ketawa-ketawa gak jelas. "Ehehehe liat lah Diana... Diana kan cantik, pinter, anak nya rajin ples kesayangan ortu... " satu gadis itu.
"Mmm... " Diana hanya mengangguk-angguk saja.
"Aahh udalah bambang cepetan gue liatt!"
"Yah sabar ngapain sih... orang sekarang gak ada pelajaran Fisika, "
"Hah, masa sih?"
"Iya neng, lu dapet info dari siapa kalo sekarang kita ada pelajaran Fisika? yang ada itu Biologi, " sahut Syaila.
"Lah nj*rt salah bawa buku gueee.... AAAHHHH Fauzi gila cowok br*ngs*k yang pernah ada. Gob---" teriak nya sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Eh eh, nah ayoo mau ngomong apaa hayooo... "
"Na Naila na na dosa na na na, " ucap Nadia, Syaila dan Diana barengan.
"Ayeaye ayee blackpink korr areaaa.... " sambung Diana, ceritanya nyanyi blackpink.
"Apa sih din, " sahut Syaila merasa ada yang aneh dengan teman nya yang satu ini.
"Ahahaha, " Nadia hanya tertawa.
"Eh tapi bener gak sih sekarang gak ada pel Fisika?"
"Gak ada sayangku, Naila cantikkk.. gak adaa, " jawab Syaila.
"Oohh oke oke, " sahut Naila.
Naila kemudian berjalan ke belakang dan duduk di meja nya. Belakang Nadia di samping meja Diana.
Naila Farisya Putri Tresna
"Hey, tadi kalo gak salah gue liat Rafael deh, gilaa bett ganteng nya bukan maenn, " sahut Naila.
"Emang dia lagi di mana?" tanya Nadia.
"Ciee nanyain, " sahut Naila.
"Ehem, ada yang udah mulai buka hatii niyeee, " sahut Diana.
"Gue nanya aja nj*rr, emang gue nanya soal Rafael gak boleh?" tanya Nadia.
"Yah boleh sihhh... gak masalah, " sahut Syaila.
"Ini cuma perasaan gue aja tau gimana gitu yah.. lu sama Rafael cocok banget taaauuu, " sahut Diana.
"Nah iya benerr, gue kira gue doang yang nganggap kalian cocok, " sahut Naila.
"Cieee... kek nya ada yang bakal nikah niihhh, " sahut Naila semakin menggoda Nadia.
"Uhuyy seruu nihh, " sahut Diana
"Dajjal kalian semuaa, dahlah males gue, " sahut Nadia cemberut dan berbalik menghadap depan.
"Eeehh, santai lah bro.. " sahut Syaila.
"Ngambekan andaaa, " sahut Naila.
Diana Alyan Putri
Syaila Putri Malik Al-bahri
Cindy Putri Ferdiansyah
"Ini cuma perasaan gue aja tau gimana gitu yah.. lu sama Rafael cocok banget taaauuu, " sahut Diana.
"Nah iya benerr, gue kira gue doang yang nganggap kalian cocok, " sahut Naila.
"Cieee... kek nya ada yang bakal nikah niihhh, " sahut Naila semakin menggoda Nadia.
"Uhuyy seruu nihh, " sahut Diana
"Dajjal kalian semuaa, dahlah males gue, " sahut Nadia cemberut dan berbalik menghadap depan.
"Eeehh, santai lah bro.. " sahut Syaila.
"Ngambekan andaaa, " sahut Naila.
Tak lama kemudian, ada dua lelaki yang memasuki kelas Nadia dkk. "GUYS, KALIAN LIAT CINDY KAGAK?" tanya salah satu lelaki itu.
"Eh botol kecapp... tadi Cindy cariin kalian bambang, " sahut Nadia.
"Masaa, "
"Iya ege, udah sana lu ahh balek ke habitat lo, " sahut Syaila mengusir mereka berdua.
Dua lelaki itu hanya cemberut dan masuk ke kelas bersama. "Zan, sekarang ada pelajaran Fisika?" tanya Naila.
"Kagak ada, malahan sekarang ada pel biologi, " jawab Fauzan.
"Alamakk, gue salah ngambil buku cok astagfirullah, " sahut Fauzi menepuk jidatnya.
"Awokawok, kasiann.. sama kayak Naila nj*rt, " sahut Diana.
"lah iya cok gue salah bawa buku pula, " sahut Naila.
Fauzan Ferdiansyah dan Fauzi Ferdiansyah
"NAAHH HAYOO, KETEMUU KALIAN!! BAYAR UTANG!!!" teriak seorang gadis yang baru datang dan langsung menjewer kedua lelaki kembar itu.
"Aaahhh... emakkk, " teriak Fauzi kesakitan.
"Aaauuu aaauuu!! gue berasa kena hukuman mommy, " sahut Fauzan berusaha melepaskan tangan adik nya itu, Cindy.
"Bayar utang duluuu... gue sekarang lagi butuh banget duit nj*ng, " sahut Cindy masih menjewer kedua anak gila itu.
"Gila, nyeremin yah cok, " gumam Nadia ngeri.
"Iya iya, nanti gue bayar tapi gak sekarang, " sahut Fauzan.
"Kapan?!"
"Minggu depan janji gue, " sahut Fauzan sambil menunjukkan kelingking nya.
"Awas lu kalau gak bayar, gue bilangin mommy sama Deddy lho, " sahut Cindy melepaskan mereka berdua.
"Iya iya gue janji, " sahut Fauzan.
"Terus lu kapan?" tanya Cindy kepada Fauzi yang sedang mengucap telinga nya.
"Gue besok, " jawab Fauzi.
"Nahh, oke oke, lo memang adek gue yang paling the beast dehh.. gak kayak kakak stress yang udah ngutang kurang lebih sepuluh juta, " sahut Cindy melirik singkat ke kakanya Fauzan.
"Duduk duduk duduk... " sahut Naila.
Mereka bertiga segera duduk di meja mereka. Oh iya mereka semua sekelas ya 12 IPA 1.
.
.
.
.
.
Bel masuk sudah berbunyi. Anak-anak di seluruh sekolah SMA Margasatwa masuk ke dalam kelas masing-masing. Eh, kalian belum tau yah, kalau kelas 10 kelasnya paling atas lantai 3 dan untuk kelas 11 lantai 2 kelas 12 paling bawah dekat dengan lapangan.
Tepat pada jam pelajaran pertama mereka semua sudah di sambut oleh pelajaran Matematika Peminatan. Guru yang mengajar adalah Bu Dewi.
"Oke, Anak-anak silahkan kumpulkan buku kalian ibu mau periksa, soalnya banyak dari kalian yang dapat nilai bagus, ini penasaran ini memang benar apa bohong... " ucap Bu Dewi.
"Iihh jadi guru kagak percayaan banget, pantesan gak pernah kepilih jadi walkes, " gumam Naila.
Tanpa basa basi lagi semua anak IPA 1 segera maju ke depan satu persatu untuk menyimpan buku tugas mereka di meja guru. Dan untuk Nadia dkk mereka hanya santai-santai saja berasa tak ada beban.
Setelah semua buku sudah terkumpul, Bu Dewi memberikan mereka tugas untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Sementara anak-anak mengerjakan soal, Bu Dewi memeriksa semua tugas yang di buku.
Siapa sangka ternyata semua anak IPA 1 benar-benar pintar dalam Matematika apa lagi Peminatan. Setelah selesai memeriksa semua buku tugas mereka Bu Dewi memperhatikan semua anak murid dengan seksama. Tak pernah ada yang bisa lolos dari mata Bu Dewi, karna itulah Bu Dewi sering di sebut si mata elang, karena penglihatan yang begitu tajam.
5 menit kemudian. "Kalau sudah selesai silahkan kalian maju ke depan untuk mengerjakan soal... silahkan, " sahut Bu Dewi menyiapkan spidol untuk mereka.
Naila maju terlebih dahulu untuk mengerjakan soal nomor 1. Nadia pun ikut maju ketika sudah mengerti dia mengerjakan soal nomor 2. Bu Dewi seperti sudah terbiasa dengan dua anak ini, yang selalu maju ke depan untuk mengerjakan soal. Sebenarnya yang lain juga mau maju tapi takut salah, dan juga takut di hukum di tambah kalau mereka salah mereka akan mendapatkan ceramah 1x24 jam dari Bu Dewi sendiri.
Nadia yang sudah selesai menyimpan spidol di meja guru dan kembali duduk di meja nya. Naila yang maju terlebih dahulu masih sedikit kebingungan padahal saat mengerjakan soal. dia meja dia seperti sudah bisa.
Aduh sumpah, gue lupa lagi ini rumus apaan, - batin Naila.
Fauzan berdiri untuk mengerjakan soal nomor 3. Saat Fauzan sudah berada di depan, dia sedikit mendekat ke Naila untuk memberitahu rumus nya.
"Ini rumus nya.... "
"Oh iya, thanks, "
"Yoo, "
Setelah itu, Naila selesai mengerikan soal dan kembali ke meja nya. Perasaan yang sangat gugup hampir saja dia kena omel kalau tidak ada Fauzan yang datang.
"Good, " sahut Syaila memberikan jempol.
"Mantap, kalo ada Fauzan kek nya lu bakal kesusahan deh nai, " sahut Cindy.
"Iyalah, sumpah gila, tangan gue masih keringat dingin cok, " sahut Naila melihat telapak tangan nya.
"Ahaha, maklum lah, kalo lu gak bisa jawab tuh soal kek nya enak nih kalo lu kena omel selama jam pelajaran, " sahut Diana.
"Susu kau enak, " sahut Naila sambil tersenyum tipis.
tiga jam sudah berlalu. Kini mereka tinggal menunggu jam pelajaran selanjutnya setelah itu istirahat.
Karena Bu Dewi sangat baik orangnya dia meninggalkan kelas lebih cepat dari bel. Jadi anak-anak di kelas bisa mengistirahatkan otak mereka sekejap.
"Aahh... udah ini pelajaran apa?" tanya Naila.
"Biologi, " jawab Fauzan datang menghampiri kumpulan para cecan di sana.
"Yow, " sapa Syaila.
"Eh, zan thanks banget yah tadi... " sahut Naila.
"Yoo santai aja, " sahut Fauzan.
"Pengumuman kepada seluruh sekretaris kelas untuk segera pergi ke ruang TU untuk bertemu dengan Pak Tresna... sekali lagi untuk semua sekretaris kelas untuk segera pergi ke ruang tata usaha untuk bertemu dengan pak Tresna terimakasih, "
"Aahh nj*rt bikin kesel aja sih.. orang males banget kalau pergi ke ruang TU, " sahut Nadia kesal.
"Emang kenapa?" tanya Fauzi.
"Yah lu tau kan... ruang TU itu jauhhh, gue males ke sana ahh, mana sekarang panas lagi, " jawab Nadia.
"Hemm, mata kau di taruh di mana neng? lu gak liat ruang TU ada di sebrang sanaa.. " sahut Naila.
"Alesan lu nad, " sahut Diana.
"Aahh kalian mah gitu, teman yang tak bisa mengerti, dan tak solid, " sahut Nadia kesal.
Dia berdiri dan berjalan pergi keluar kelas. Dengan langkah kasarnya di pergi dengan terburu-buru karena semakin dia lama terkena sinar matahari nanti wajah indahnya jadi hitam. Oh no no no.. gak boleh sekarang harga skincare mahall!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!