Fajar terlihat indah saat sinarnya menyinari bangunan agak besar yang berada di sisi kota.
Panti Asuhan.
Gadis Cantik terbangun dari tidurnya.
"Uaaaahgh" Gadis itu menguap kemudian melirik sisi kanan dan kirinya, di sana ada banyak anak panti lain yang ikut tidur bersamanya semalam.
Arexa nama gadis itu, nama yang ia temukan di kalung pemberian oleh orang yang membuangnya di panti asuhan, tak ada marga yang tersemat di namanya.
Arexa berjalan dengan sempoyong menuju kamar mandi, sudah kebiasaannya bangun lebih pagi dari yang lain, sebab sekarang dia telah berumur 18 tahun dan dia bersekolah di sekolah swasta dengan bantuan beasiswa.
Arexa gadis yang santai namun tetap di siplin, gadis kuat dan bar-bar namun tetap terhormat. Masalah yang menghampirinya hanya di anggap sebagai pelengkap hidup, dia tak pernah memusingkan apapun.
Setelah selesai dengan aktivitas paginya, ia kembali ke ruangan yang dia tempati tidur untuk berpakaian.
Saat melewati dapur, di sana ia bisa melihat ibu panti yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk anak anak panti. Idah nama ibu panti itu.
"Pagi Bu" sapa Arexa saat Lewat
"Pagi" sahut si ibu panti agak ketus. tentu Arexa sadar dengan nada ketus itu.
Sekarang ia telah berumur 18 tahun, dan biaya hidup masih di tanggung oleh panti asuhan, tentu ibu panti merasa Arexa anak yang tak berguna. Padahal biaya panti juga di beri oleh pemerintah kenapa ibunya yang sewot pikir Arexa.
"Udah mandi langsung berangkat aja, sarapannya nggak cukup" lanjut Idah menyindir Arexa.
Arexa hanya tersenyum mendapat perlakuan seperti itu, sambil mengusap kepalanya yang basah dengan handuk ia berjalan menuju kamar untuk memakai seragam kebanggaannya.
Jam menunjukkan pukul 07:41, sudah di pastikan Arexa terlambat, jarak sekolahnya yang cukup jauh dari panti asuhan membuatnya lama di perjalanan.
~Vocanicoxa High School~
Nama sekolah swasta Arexa.
Arexa berdiri di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup. Ia berjalan mendekat dan ternyata bukan hanya dia yang terlambat. Di sana Arexa bisa melihat 3 perempuan juha telat.
"Pak buka gerbangnya dong" pinta Arexa.
"Iya neng, tapi harus di hukum ya" kata si pak satpam yang berjaga.
Arexa hanya mengangguk mengiyakan. Gerbang di buka dan Arexa mengambil barisan di belakang seorang siswi.
Pak Bimo bersama ketos hanya melihatnya sebentar, sudah sering Arexa terlambat sampai di sekolah.
Sudah jadi rahasia umum jika Arexa adalah seorang anak panti yang letaknya jauh dari sekolah.
"Jadi silahkan ke lapangan untuk berjemur sampai jam pertama selesai" kata pak Bimo menyelesaikan amanat paginya.
Arexa berjalan beriringan bersama yang lainnya menuju lapangan.
"Telat lagi Xa?" Tanya seorang siswi yang ada di sampingnya.
Arexa menatapnya sinis "Lo kayak bukan orang telat aja" sinis nya.
"Biasa Xa mau mulai gosip dia" jawab siswi lainya.
"Ho.oh pengen gosip tuh" tambah siswi lain.
Ketiganya merupakan sahabat Arexa, nama gengnya BIGOS yang artinya biang gosip. Merka Viana, Meisa, dan Hana. Mereka sama bobrok nya dengan Arexa, bedanya Arexa menanggapi semuanya santai.
"Gosip apa vi?" Tanya Arexa.
"Ada mu-"
"Murid baru" jawab Meisa cepat memotong ucapan Viana.
"Ganteng" lanjut Hana.
"Isssh kok kalian potong omongan gue sih" kesal Viana.
Yang di tanya hanya mendelikkan bahu acuh.
"Lah apa hubungannya?" Tanya Arexa.
"Dia it-"
"Tajir" potong Hana lagi.
Viana mendengus.
"Terus?" Tanya Arexa yang masih tak tahu arah pembicaraan sahabatnya itu.
"Astaga Xa, lo gebet lah secara kan lo cantik nya minta ampun mana masih jomblo lagi, pasti bakal gampang deh deketin dia" jelas Viana cepat, tak ingin di potong.
Arexa mengangguk mengerti "nggak deh lo aja yang gebet, gue mah pengen sukses dulu, nggak mau pacaran" jawabnya.
"Lo serius Xa?" Tanya Meisa.
Arexa mengangguk mengiyakan.
"Bego banget sih, kalau gue cantik kayak lo pasti gue bakal pepet tuh orang, lumayan kali Udah tampan, Tajir dan kayaknya belum sold out deh" lanjut Meisa.
"Idih, se miskin miskinnya gue, gue nggak mau ya jadi cewek uler" kata Arexa memutar bola matanya malas. "Terus kalian buat apa kalau gue harus porotin harta orang lain, harta kalian kan banyak" lanjut Arexa.
Memang ketiganya adalah anak sultan.
"Yeee enakan di lo" jawab Viana cepat
"Iywh kok gue jijik ya sama omongan lo" sahut Hana melirik ke arah Arexa.
"Gue nggak kok" jawab Arexa tanpa dosa.
Tringggg
Tak terasa gosip yang sudah panjang lebar itu telah sampai di penghujung waktu.
"Yok ke kantin" ajak Meisa.
Ke empatnya pergi meninggalkan empat laki laki yang sedari tadi mendengar mereka bergosip tak menghiraukannya si ketos yang menatap tajam mereka.
"Pesan apa kalian?" Tanya Arexa, tiap hari dia yang akan memesan makanan untuk ke tiga sahabat nya.
Arexa juga tau diri, sudah di traktir ya harus dia yang jadi babu, walaupun ketiga sahabatnya sudah mengusulkan untuk melakukannya bergiliran, tapi Arexa ngotot ingin melakukannya.
"Nasi Goreng aja sama es teh samain" sahut Viana dan yang lain mengangguk.
"Yaudah, kalian sana cari meja"
Setelah memesan makanan, Arexa berjalan menuju kawannya yang telah duduk di meja kantin.
'Eh itu kan murid baru'
'njr ganteng banget sumpah'
'astaga stok MWB nambah cuy'
'dia gabung lagi sama kelompok nya Arga'
'Astaga dia nggak kalah ganteng sama Arga'
'Iya, mukanya kayak ada bule bulenya'
'tapi gantengan Arga lah'
'kalau gue sih gantengan si murid baru'
Bisik bisik itu terdengar sampai ke meja Arexa dkk.
Di ambang pintu terlihat beberapa cowok yang menjadi pusat perhatian. Salah satu dari mereka adalah si murid baru.
"Yakin Xa nggak mau di gebet tuh?" Tanya Meisa tak mengalihkan pandangannya ke arah Arga dkk.
"Nggak" jawab Arexa tanpa beban.
"Andai gue nggak punya pacar udah gue embat tuh bule" sahut Hana.
"Kalau gue sih setia" sahut Viana.
"Iya, Setia..... Setia jadi playgirl" sahut ke tiganya kompak.
"Hahahaha" mereka berempat kompak tertawa dan menjadi pusat perhatian. Selain karena wajah ke empatnya yang terbilang di atas rata-rata, mereka juga sahabat yang terlihat sangat asyik.
Arga dkk berjalan mendekat ke meja Arexa.
"Hy baby" sahut salah satunya menyapa Meisa.
Meisa tersenyum menanggapi kekasihnya itu, "duduk sini beb" kata Meisa sambil memukul kursi di sampingnya.
"Lagi apa Hmmm?" Sahut seorang lainnya mengambil duduk di seblah Hana.
"Eh gak usah sok manis deh, lo gak liat gue lagi makan, apa?" Sahut Hana ketus pada kekasihnya.
"Heheh kan mau coba jadi cowok cool Yank" jawabnya cengengesan.
"Nggak usah, gue suka lo apa adanya" kata Hana.
"Duhhh Yank aku baper" katanya manja.
"Isss jijik" ketus Hana.
Sementara yang lainnya diam saja memperhatikan.
Pacar Meisa namanya Raga, sedangkan pacar Hana namanya Zico. Sementara dua pemuda lainnya si murid baru sama Arga.
Viana menatap si murid baru, menelisik dari ujung sepatu hingga ujung rambut.
"Namanya siapa Ga?" Tanya Viana.
"Gue Tara" sahut si murid baru yang ternyata namanya Tara.
Yang lain mengangguk kemudian memperkenalkan diri masing-masing.
Arga dan Tata sedari tadi memperhatikan Arexa, berbeda dengan Tata yang baru melihat Arexa, Arga memang telah memiliki rasa terhadap Arexa namun belum berani mengutarakan nya.
Arexa menyadari itu, bahkan ia mengetahui perasaan Arga untuknya namun ia memilih untuk diam, karena saat ini tujuannya adalah fokus untuk menjadi kaya.
Setelah mereka selesai dengan makanannya, bersamaan dengan itu bel masuk kembali berbunyi, mereka kembali ke kelas masing-masing.
Arexa sekelas bersama ketiga sahabatnya.
...❣️...
Waktu pulang tiba, Arexa bersama sahabatnya menuju gerbang yang nampak sudah cukup sepi.
"Gue duluan ya" kata Arexa, dirinya memang menggunakan transportasi umum untuk pulang pergi. Sahabatnya sudah menawarkan untuk mengantarnya secara bergantian, namun Arexa menolak dengan halus.
Cukup jauh jarak sekolah dari panti asuhan, hal ini menjadi salah satu faktor kenapa Arexa tak ingin di antar, ia tak mau merepotkan sahabatnya.
Sampainya di panti, Arexa bisa melihat ibu panti berdiri di ambang pagar, menatap nya dari kejauhan.
"Ada apa ya bu?" Tanya Arexa saat telah sampai di depan ibu panti.
"Kamu udah 18 tahun, jadi silahkan keluar dari panti" kata ibu Idah.
"Loh kok gitu bu? Inikan bangunan bukan punya ibu" protes Arexa.
"Nggak bisa, kamu harus keluar pokoknya nggak ada alasan buat kamu tinggal di sini" sahut ibu Idah dengan nada yang tak mengenakan.
Di samping ibu Indah sudah ada beberapa kantong plastik hitam yang ternyata pakaian milik Arexa.
"Ini pakaian kamu sudah saya kemas" lanjut ibu Idah menendang kantong plastik itu.
Arexa hanya tersenyum kemudian mengambil dua kantong hitam tadi. "Makasih bu, makasih atas semuanya" sahut Arexa.
Dengan pakaian seragamnya ia berjalan menjauh dari bangunan itu, tak ada perasaan kesal yang ia rasakan, tetap tenang dan santai.
Arexa berjalan dengan tujuan tak tentu, hari mulai gelap, mau menghubungi sahabatnya, ia bahkan tak memiliki handphone. Mau berjalan ke sana sudah terlalu gelap.
Arexa berdiri di persimpangan jalan, ia akan menyebrang bersama yang lainnya.
Lampu berganti hijau, semuanya berjalan menyebrang termasuk Arexa.
Saat di tengah jalan, tiba tiba tanpa di duga Arexa mengalami kecelakaan, hingga membuat kepalanya terbentur di Aspal, darah mengalir dari benturan.
Arexa terjatuh saat menginjak kelereng yang di jatuhkan oleh seorang anak kecil yang di gandeng ibunya.
'S!alan bocah l4knat' Pikir Arexa sebelum ia menjadi pusat kerumunan.
Mobil Ambulance tiba dan membawa Arexa menuju rumah sakit.
...❣️...
Mata Cantik Arexa perlahan terbuka, kepalanya di perban dengan kaun kasa.
"Awshh" Pekik Arexa sambil memegangi kepalanya yang cukup sakit.
Perawat datang menghampiri nya.
"Syukurlah Anda sudah sadar" kata si perawat.
Setelah melihat si perawat, Arexa sadar sekarang ia tengah berada di rumah sakit.
"Emm... Suster? Berapa lama saya terbaring?" Tanya Arexa.
Perawat tersenyum, senyum yang cukup aneh "Anda koma selama 3 Minggu setelah menjalani operasi" jawab si suster.
"Operasi?" Tanya Arexa. Perawat mengangguk sebagai jawaban.
"Saya mau minum sus" lanjut Arexa merasa haus.
Setelah menenggak minuman nya Arexa mencoba menerima keadaan pembawaan sifat santainya agak membantu.
"Kenapa saya di Operasi sus?" Tanya Arexa.
"Sebenarnya kami juga tak berani melakukannya, tapi kami menemukan kartu identitas anda dan mencoba mencari keluarga anda, setelah di ketahui anda yatim-piatu kami memberanikan diri untuk mengambil tindakan" kata si Perawat.
"Berarti kalian operasi saya tanpa persetujuan?" Tanya Arexa lagi.
Si perawat mengangguk.
"Terus dokter yang bertanggung jawab mana?"
"Dia sedang di ruang operasi melakukan operasi" jawab si perawat.
"Jadi seandainya saya mati selama operasi apa yang akan anda lakukan?" Tanya Arexa.
"Emm tentu saja menguburkan anda setelah mendonorkan organ anda yang masih bisa di gunakan" sahut si perawat tanpa beban.
Arexa menganga mendengar nya, "Oh gitu" jawabnya tak kalah santai.
"Anda bisa keluar dari rumah sakit hari ini juga" kata si perawat.
"Hah?" Arexa bengong mendengar nya.
"Anda harus mengumpulkan uang untuk membayar biaya operasi anda nona" jawab perawat.
"Berapa Sus?" Tanya Arexa.
"Totalnya 150 jt sudah termasuk biaya inapnya"
'Astaga 150 jt?, 1 Rupiah pun gue nggak punya' pekik Arexa dalam diamnya.
Arexa mengangguk lemas mendengar jawaban si suster. "Baik sus anda bisa meninggalkan saya sebentar" kata Arexa.
Perawat itu pun beranjak untuk pergi.
"Eh ngomong-ngomong kenapa saya di operasi sus?" Tanya Arexa sebelum perawat itu benar benar hilang.
"Tulang tengkorak anda retak meninggalkan pecahan kecil yang bisa saja melukai otak jadi kami mengeluarkan nya" jawab perawat.
Arexa mengangguk mengerti, kemudian si perawat benar benar pergi dari sana.
'Astaga 150 jt? Gue harus bayar? Gue mohon semoga keajaiban datang menghampiri gue, gue bakal lakuin apapun kalau keajaiban itu datang' doa Arexa.
[Ding!!!
Doa Host di dengar oleh dewi kecantikan, System adalah keajaiban yang dikirim ke host untuk membantu host menyelesaikan masalah]
Sahut suara yang menggema di kepala Arexa.
[Host akan melakukan tutorial selama 1 hari, dan selesai kan misi agar host bisa benar benar memiliki system]
[Misi telah di kirim]
[Ding!!!
Misi Tutorial
Lakukan One Night Stand dengan orang asing.
Hadiah :
- System Pemberi kekayaan
- Mansion Mewah
- 500 000 Poin Tukar
Gagal :
Hutang akan dikalikan 5 X dan Host akan di penjara karna tak dapat melunasi hutang.
Misi tak dapat di tolak]
Arexa diam membeku.
'One night stand? Lebih lagi sama orang yang nggak gue kenal? Masih mending kalau gue kenal, gue bisa ngajakin Arga, lah ini? Astaga' pikir Arexa.
'Darah pera3an gue huhuhu' lanjutnya berfikir.
Arexa melirik jam di dinding, waktu menunjukkan tepat pukul 08:00 artinya ia akan gagal besok pagi, dan misinya harus ia selesaikan nanti malam.
[Ding!!!
Host akan menerima hadiah tutorial]
Kata system lagi.
"Kamu siapa sih?" Tanya Arexa.
[ System adalah pemberi kekayaan ] jawab system. [ Hadiah telah sampai ] lanjut system.
Di depan Arexa, ia bisa melihat kotak berwarna coklat, dan ternyata itu adalah box yang berisi Obat tablet berwarna putih dengan garis Hijau di tengahnya.
"Ini apa?" Tanya Arexa.
[ Obat untuk menyehatkan dan menyuburkan badan ] jawab system.
"Eh jadi kamu emang bisa jadiin aku orang kaya?" Tanya Arexa.
[ Lakukan misi agar kekayaan Host bertambah ] jawab system.
"Eh ini aku minum nggak papa kan?" Tanya Arexa.
[ Host dapat meminumnya untuk menyehatkan badan ] jawab system.
Arexa meminum obat itu, dan yang terjadi, seluruh tubuhnya bersih dari luka yang ia dapat dari kecelakaan kemarin.
"Eh beneran njir" kata Arexa girang.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
See You ❣️
Arexa masih berada di dalam ruangannya sedari tadi beberapa perawat yang lewat menatapnya kasihan, mereka pikir Arexa yang berbicara sendiri jadi gila setelah melakukan operasi.
"system kamu gunanya apa aja?" Tanya Arexa, ia samasekali tak paham, Arexa tak pernah mendengar ada yang namanya system, ia tak pernah membaca novel maupun komik.
[ System memberi kekayaan pada host setelah host menyelesaikan misi ] jawab system.
"Itu aja?" Tanya Arexa.
[System dapat memberi host banyak keterampilan baik yang levelnya dasar hingga level tertinggi] jawab system.
"Oh, contoh level dasar gimana?"
[Keterampilan level dasar meliputi segala sesuatu yang manusia lakukan sehari hari, Memasak, mencuci,menjemur, membersihkan,bertani, menangkap ikan, me-]
"Udah cukup" potong Arexa. "Kalau menengah?" Lanjutnya bertanya.
[Keterampilan level menengah meliputi Bernyanyi, Olahraga, Melukis, Berbahasa, Berdandan, Pelajar-]
"Cukuppp, oke sekarang level tinggi"
[Keterampilan level tinggi meliputi Seni Beladiri, Menembak, Meretas, Balapan, dan Hal hal anti mainstream lainnya] jawab System.
Arexa mengangguk mengerti.
"Itu aja yang bisa kamu lakuin?" Tanya Arexa.
[ Host juga bisa menggunakan sirih, tapi tempat tinggal host tak memiliki energi untuk melakukannya]
[Host bisa mencari informasi dasar seseorang saat melihatnya]
"Informasi dasar?" Tanya Arexa.
[Informasi seperti, Nama, Umur, Penampilan,Sifat, dan Status terkini] jawab system.
"Oh? Hebat dong" kata Arexa. "Caranya bagaimana?"
[ Host dapat mengatakan Identifikasi Status atau perintah pada system untuk melihat status]
"Oke, sekarang kita coba" kata Arexa "Emmm tak ada siapapun di sini" lanjutnya setelah melihat ke sana kemari.
[Host dapat mencobanya pada diri host sendiri, katakan Status]
"Owh oke, System tampilkan status" perintah Arexa.
[Status
Nama : Arexa Danendrix
Umur : 18 Tahun
Gelar : System's uji Coba
Penampilan : 95/100
Sifat : 87/100
Kecerdasan : 87/100
Kekuatan : 30/100
Keterampilan : -
Kekayaan : - 150 Jt
Poin Tukar : -
Properti : -
1 Misi berjalan]
Arexa terdiam melihat namanya.
"Kenapa nama aku ada nama belakangnya system?" Tanya Arexa.
[ system tak tahu] Jawab system.
"Kok nggak tahu sih?" Tanya Arexa.
[ system adalah system pemberi kekayaan bukan system maha tahu informasi ] balas system.
Arexa kembali mengangguk, " mungkin nanti aku bakal cari tau sendiri" kata Arexa lesu.
Perawat datang bersama dokter karena melihat Arexa yang berbicara sendiri. "Maaf nona apakah anda merasa tidak nyaman?" Tanya si dokter.
Arexa melihat dokter itu sebentar. "Jadi anda yang mengoperasi saya?" Tanya Arexa.
"Iya" jawab dokter itu. "Untuk menyelamatkan nyawa anda nona" lanjutnya.
Arexa mengangguk "kalau begitu terimakasih sudah menyelamatkan nyawa saya, biaya operasi dan biaya pemulihan akan saya lunasi besok" kata Arexa tersenyum.
Dokter pun keluar bersama perawat. Pihak rumah sakit mengambil kartu identitas Arexa sebagai jaminan.
'Waktunya memulai misi' pikir Arexa.
...❣️...
Setelah persiapan yang matang, Arexa bersiap menuju Club mencari mangsa.
"Berasa jadi penjahat kelamin nggak sih?" Pikir Arexa.
Arexa bersiap dengan baju terbaiknya. Dress selutut berwarna Navi menampilkan paha mulusnya, tak lupa polesan make-up natural yang di pinjamnya dari seorang perawat yang berjaga.
Bahkan uang untuk membeli bedak saja Arexa tak punya.
Jam menunjukkan pukul 20:10 Arexa berjalan menuju Club yang letaknya agak jauh dari rumah sakit.
Untuk beli bedak saja tak punya apalagi memesan taksi? Uang bus yang diberikan oleh pihak panti pun sudah tak ada lagi.
Arexa tiba di sana pukul 21:12 kakinya sudah pegal-pegal karena berjalan jauh.
Arexa mengedarkan pandangannya melihat suasana Club yang cukup ramai. Dentuman musik memenuhi indra pendengaran nya.
Arexa sedang mencari pria tampan untuk di serahkan sesuatu yang ia jaga selama ini, setidaknya orang pertama yang melakukannya adalah pria tampan.
Di lantai bar sudah banyak manusia berbeda jenis menari di sana mengikuti Alunan musik, di meja Bar beberapa orang tengah sibuk menenggak minumannya, pandangan Arexa tertuju di sudut ruangan, terlihat di sana beberapa pasang orang sedang bercumbu tanpa menghiraukan orang lain.
Rasanya Arexa ingin muntah melihatnya, ia berpikir akan bertemu orang seperti itu di tempat ini, sehingga ia mengurungkan niatnya.
Saat akan pergi dari sana, seorang pria menghampirinya.
"Hay" sapa pemuda yang cukup tampan itu.
Arexa cukup puas melihatnya 'misi di mulai' pikir Arexa dalam hati.
"Hay" balas Arexa ramah, tak lupa senyum manis ia perlihatkan di wajahnya.
"Kenali gue Daffa" kata laki laki itu memperkenalkan diri.
'Goblok' umpat Arexa.
Arexa hanya tersenyum menanggapi karena ia telah mengenal pria itu, maka misinya tak akan selesai jika ia melakukan itu bersamanya.
Arexa memutuskan untuk menyerah, ia kembali ke rumah sakit dengan berjalan kaki.
'setidaknya kalau gue di penjara ada makanan sama tempat tinggal' pikir Arexa tang telah memutuskan untuk tidak melanjutkan misi.
Di gelap malam, Arexa terus berjalan, hingga ia tiba di halte bus, ia melihat sosok duduk di bangku halte.
Arexa terus mendekat hingga ia sampai di depan sosok itu. Yang ternya seorang pria yang tengah mabuk, bau alkohol menyeruak dari dirinya. Pria itu terlihat berumur 22 tahun masih cocok untuk Arexa.
'Kesempatan' pikir Arexa.
Ia melihat pria tampan itu, wajahnya sangat mirip dengan orang Arab, dengan rambut halus di sepanjang rahangnya. Kulitnya putih seperti orang Korea.
Arexa memeriksa saku celana pria mabuk itu, dan gotcha ia menemukan dompet di sana.
Dengan segera ia menghentikan taksi yang lewat untuk mengantarnya ke Hotel.
"Berasa jadi penjahat kel4min gue' pikir Arexa.
"Dasar Penghianat, mending mati aja" Gumam Pria itu.
Namun Arexa sama sekali tak peduli, sudah di pastikan pria ini sedang patah hati, atau ada masalah.
Setelah ia menemukan taksi, ia segera memapah pria tersebut menuju Hotel, setelah sampai Arexa melakukan Cek Out dengan kartu pria itu.
"Semoga pria ini belum nikah, ntar gue di sangka pelakor lagi" gumam Arexa, mereka sedang berada di lift.
Arexa memesan Sweet room 'setidaknya malam pertama gue harus berkesan' pikir Arexa kemudian mengambil kartu yang ia ambil di resepsionis.
Arexa menggesek kartu kamar itu setelah pintu terbuka, ia segera masuk bersama pria yang di papahnya.
Kamar hotel yang ia pesan terlihat mewah dengan kasur besar di tengah ruangan, tak lupa seprei putih yang menjadi ciri khas hotel.
Arexa membopong tubuh besar pria yang tingginya sekitar 180 cm itu, sedangkan dirinya hanya 165 cm. Arexa membaringkan pria itu di atas kasur.
Arexa benar benar menyiapkan rencananya untuk melakukan kegiatan itu, ia mengambil sesuatu di tasnya yang tak lain pil pencegah kehamilan, kemudian meminumnya.
Sebelum melakukan aksinya, Arexa menatap wajah pria tersebut, karena tak ingin mengingat malam ini, Arexa memilih untuk mematikan lampu agar cahaya di ruangan menjadi redup.
\=\=\=\=\=\=
See You ❣️
...# Happy Reading #...
Arexa yang melihat pria mabuk itu tak berhasrat pun memilih untuk menggodanya dan membangkitkan hasrat nya.
Tangannya bergerak menari di atas dada bidang laki laki itu, entah kebetulan atau memang takdir, Baju yang di kenakan pria itu senada dengan dress Arexa yang berwarna biru Navi.
Masih tak mendapat respon, dengan berani Arexa memeluk tubuh pria itu, dan benar saja tubuhnya merespon dan membalas pelukan Arexa.
Setelah lama menunggu, namun tak terjadi apapun, Arexa kembali memberanikan diri untuk mencium bibir pria itu menjelajahi seluruh yang ada di dalamnya, lidahnya bergerak bermain di mulut beralkohol itu.
'Gue berasa kek jal4ng njr' pikir Arexa.
Tubuh pria itu kembali merespon sentuhan Arexa lidahnya bergerak membelit lidah Arexa, kemudian dengan cepat ia bangun memindahkan Arexa di pangkuannya.
Mereka berada di posisi duduk, Arexa mendongak agar Belitan dalam mulut mereka tak terlepas. Sedangkan si pria menahan tengkuk Arexa memperdalam ciuman.
Tangan yang lainnya bergerak dari bawah dress menuju gunung kembar Arexa meremasnya dengan lembut. Ukurannya sangat pas di tangan pria itu.
Arexa yang baru pertama kali merasakan kenikmatan seperti itu mengeluarkan suara-suara indah dari mulutnya.
Tangannya tak tinggal diam menari di atas kancing kemeja pria itu membukanya satu persatu.
Setelah semuanya terlepas, Arexa yang sudah terbawa suasana melempar kemeja itu ke sembarang Arah. Menampilkan tubuh indah pria itu.
Tangan pria itu mulai mengangkat dress Arexa, sedangkan Arexa mengangkat tangannya untuk mempermudah pria itu.
Setelah dress Arexa terlepas menyisakan dalam4nnya, jari pria itu bergerak menuju punggung Arexa membuka pengait yang membungkus gunung kembarnya.
Setalah pembungkus itu di lepaskan, pria itu meraup gunung Arexa menyedot nya kuat, sehingga membuat Arexa mendes4h tertahan. Tangannya sudah meremas rambut berwarna Hazel pria itu.
Pria itu kembali ke leher Arexa memberinya banyak tanda kepemilikan di sana, sementara tangannya menuju segitiga bermuda Arexa yang masih suci.
Tangan pria itu membelai lembut surgawi Arexa kemudian melesatkan jari tengahnya di lubang suci itu.
Ahhh~ Ahhh
Pria itu menggerakkan jarinya maju mundur di lubang Arexa dengan lembut sehingga suara indah Arexa kembali terdengar sangat merdu.
Tubuh pria itu seolah bergerak di tuntun oleh suara Arexa lama kelamaan gerakannya makin cepat, saat merasakan jarinya terjepit ia semakin gencar melajukan gerakan nya.
"Lepaskan" pintanya seolah sadar.
Arexa yang sudah menahan kenikmatan itu pun melepaskannya, tubuhnya bergetar saat pelepasan.
Tangan pria itu sudah basah oleh cairan Arexa, ia mengeluarkannya sebelum menjilatinya lebih dulu.
Pria itu mengurai pelukannya kemudian berdiri untuk melepas celana yang masih melekat di tubuhnya, hingga tak menyisakan apapun, sekarang tubuhnya sudah benar benar polos.
Ia menggerakkan junior nya ke kanan kiri kemudian meraih tangan Arexa untuk menggenggam nya.
Jari tengah dan jari ibu Arexa tak bertemu saat menggenggam nya, junior pria itu sangat besar.
Pria itu menuntun Arexa untuk menggerakkan tangganya maju mundur sementara bibir keduanya sudah saling menyapa.
Pria itu mengangkat kepalanya kemudian meraih Tengku Arexa dan melesatkan senjatanya ke mulut kecil Arexa.
Arexa rasanya ingin muntah saat senjata itu mencapai kerongkongannya. Pria itu kemudian menggerakkan pinggulnya pelan kedua tangan nya sudah berada di kepala Arexa untuk menahannya.
Sementara tangan Arexa sudah bertumpu pada paha pria itu.
Lama pria itu menggerakkan pinggulnya namun belum juga mencapai perlepasan. Mulut Arexa sudah terasa kaku.
Arexa menarik paksa kepalanya menjauh, kemudian berbaring dengan gaya centilnya, jari telunjuk dan jari tengah membuka lembah surgawi nya setelah menurunkan segitiga bermuda. Memperlihatkan lubang suci miliknya.
Seolah mengerti, pria itu mengarahkan junior ke lubang Arexa. Melesatkan nya perlahan.
Arexa menahan sakit saat benda tumpul itu menerobos masuk kemudian merusak apa yang selama ini ia jaga. Mengotori seprei putih milik hotel.
Ketika pria itu akan menggerakkan pinggulnya, kaki Arexa menahannya agar tidak bergerak dulu.
Seolah paham pria itu menunduk memberi ciuman hangat di bibir Arexa.
"Kamu harus tanggung jawab" bisik pria itu yang ternyata sudah mendapat kesadarannya.
Deg....
Jantung Arexa seolah ingin keluar dari tempatnya saat mendengar suara berat itu.
"Maaf" jawab Arexa dengan suara rendah.
"Loh kenapa kamu minta maaf? Di sini saya yang banyak untungnya" kata pria itu.
"Maaf hiks" Rancau Arexa merasa bersalah sekaligus menahan sakit.
Pria itu mengusap wajah Arexa yang tak dapat ia lihat.
"Don't Cry baby girl, sudah jangan menangis" kata pria itu.
Arexa mengeratkan pelukannya pada pria yang tak di ketahui namanya itu.
Setelah merasa milik Arexa sudah mulai menerima miliknya, pria itu menggerakkan pinggulnya perlahan.
Melodi keduanya bersahutan dengan suara penyatuan mereka.
Pria itu terus memompa Arexa, sesekali mencium bibir mungil itu, remangnya cahaya membuatnya sering salah mencium wajah Arexa.
Lama pria itu menggerakkan pinggulnya beberapa kali ia merasa Arexa menjepit miliknya kuat sebagai tanda bahwa Arexa telah melakukan pencapaian beberapa kali.
Pinggulnya terus menyentak Arexa, hingga tak lama kemudian Arexa merasakan benda keras itu menjadi lebih keras dari sebelumnya.
Sentakannya juga semakin cepat.
"Aghhhh" erang pria itu saat telah mencapai pelepasan pertamanya.
Ia mengecup kening Arexa sebelum berbaring di belakang Arexa memeluknya erat seolah tak ingin melepaskan Arexa.
"Terimakasih" bisiknya di telinga Arexa.
Arexa hanya diam tak menanggapi.
Setelah beberapa saat pria itu kembali menggerakkan pinggulnya memompa Arexa dari belakang.
Arexa hanya menerimanya, setidaknya hal ini dapat membuat rasa bersalahnya berkurang.
Tak mendapat penolakan dari Arexa, pria itu semakin gencar menggerakkan pinggulnya, sebelah kakinya terangkat untuk membantu mempermudah gerakan memompa Arexa.
Puas dengan posisi nya, pria itu mengangkat Arexa untuk duduk di atasnya kemudian menuntun Arexa untuk bergerak di atasnya.
Dan Arexa hanya menurut saja.
Mereka melakukan kegiatan panas itu berulang kali, lebih tepatnya pria itu tang melakukannya berulang kali, Arexa hanya menerima perlakuan itu.
Rasa bersalah menghampiri dirinya, padahal ia yang rugi banyak.
Pukul 1 dini hari Arexa telah terlelap, sedangkan pria itu masih terus gencar memompa Arexa hingga pukul 3 pagi.
Setelah mendapat pelepasan terakhirnya ia kembali memeluk Arexa dari belakang mencium tengkuk Arexa yang terekspos.
"Terimakasih untuk semuanya" bisik pria itu mengeratkan pelukan kemudian ikut terlelap menyusul Arexa yang sudah tertidur lebih dulu.
...\=\=\=\=\=\=\=\=...
See You ❣️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!