Aku selalu benci dengan kata perjodohan tapi kenapa Tuhan malah membuat aku terjerat dalam yang namanya perjodohan.
"Tidak umi Ais tidak mau di jodoh kan" protes Ais pada umi nya lalu dia pergi ke kamarnya.
Dia yang bernama lengkap Aisyah khoer el-qolayuby gadis manja,penurut dan cerewet siapa sangka di balik itu semua gadis itu menentang keras perjodohan yang umi dan abinya buat dengan anak sahabat umi nya bahkan cowo yang mau di jodohkan dengan nya dua tahun lebih muda dari dirinya.
"Ya Tuhan jangan kau uji hamba dengan perkara yang hamba benci" lilir Ais dengan air mata yang berlinang.
"Cantik" satu kata yang keluar dari bibir mungil gadis yang sudah rapi dengan pakaian nya .Bibir mungilnya tidak pernah luntur dari yang namanya tersenyum.
Dari pada tidak ada yang memuji lebih baik aku memuji diriku sendiri pikir nya sambil terus tersenyum di depan cermin. Padahal dia sudah rapih dari tadi tapi entah kenapa gadis itu selalu suka melihat pantulan dirinya di cermin padahal tidak ada yang berubah walau dia lama-lama juga.
"Teteh Ais cepatttt" teriak Air adik kembarnya yang bernama lengkap Airumi khoer al-qolayuby .
Di pagi hari dirinya di buat menunggu karna kelakuaan kembaran nya yang selalu lama jika berhadapan dengan cermin padahal tidak banyak yang kembaran nya pakai tapi kenapa selalu membuat Air kesal menunggu.
Ais yang nama lengkap nya adalah Aisyah khoer el-qolayuby kakak kembar Air sepuluh menit keluar lebih awal dari perut sang umi.
Dengan cengengesan Ais menuruni anak tangga di lihatnya kembarannya sudah mengerucutkan bibir nya sambil mengunyah sarapan pagi.
Memang sudah jadi kebiasaan Ais tidak ikut sarapan karna dia selalu suka sarapan di kantin kampus nya,paling Ais cuma minum susu doang. Kelakuaan Ais terkadang membuat Rahma sang umi merasa heran padahal tinggah nya dulu tidak seperti itu.
"Ayo Dek bisa terlambat kita" celetuk Ais dengan santai menyelonong keluar setelah mencium punggung tangan abi dan umi nya. Membuat Azam dan Rahma geleng-geleng kepala melihat tingkah anak gadis nya yang selalu seperti itu setiap pagi. Air hanya menatap jengah pada kakak kembar nya.Ingin sekali Air menenggelamkan kelakuan kakak kembar nya ke lautan samudra tapi sayang tidak bisa karna sifat nya sudah mendarah daging.
"Pakai helm nya"
"Tidak mau" protes Ais santai dengan geram Air memakai kan helm pada kakak kembar nya.
"Ck. Teteh mau sampai kapan Teteh manja begini udah gede juga " geram Air karna harus sabar akan kemanjaan kakak kembar nya yang selalu ingin di pakai kan helm setiap pagi dan pulang kampus.
"Ya gak papah lah dik, Entar kalau udah Teteh nikah baru gak akan manja sama adik Teteh yang imut in"
" Awww" ringis Air karna Ais selalu saja mencubit hidung nya.
"Aku sumpahin yah semoga Teteh cepat nikah" geram Air sambil mengelus hidung mancung nya yang memerah membuat Ais acuh saja.
"Ayo jalan katanya takut telat" celetuk Ais lagi membuat Air harus benar-benar extra sabar menghadapi kakak kembarnya. Dengan manyun Air membawa motor ninjanya. Ais membelitkan kedua tangan nya di perut Air mereka seperti sepasang kekasih saja tapi sayang nya mereka hanya adik dan kakak. Air memarkirkan motor nya di tempat biasa melihat kedatangan dua pasturi itu membuat para mahasiswa heboh pasal nya di kampus tidak ada yang tau bahwa Ais dan Air adalah kembaran mungkin karna sikap mereka berdua yang berbeda.
Air tipikal orang yang cuek, dan dingin sedangkan Ais gadis pecicilan, manja dan bar-bar tapi mereka berdua tidak kalah heboh dalam memperebutkan nilai karna Air dan Ais selalu menjadi musuh jika masalah nilai tapi selalu tetap unggul Air dalam bidang manapun sedangkan Ais selalu di urutan ke dua.
Membuat siswa laki-laki dan perempuan menjadi sakit hati karna dambaan hatinya sudah ada yang meliliki.
Ais dan Air jalan berbarengan terkadang Air selalu risih jika Ais menggandeng tangan nya posesif.
" Kepala aja pake kerudung tapi kelakuaan kaya ******" celetuk Mona tersenyum kecut melihat keromantisan Air.
"Bodo amat apa peduli loe" balas Ais sambil mencium pipi Air membuat Mona di bakar cemburu sedangkan Air hanya melotot karna kelakuaan kakak kembar nya.
Mona yang berkepanjangan Mona lin kakak tingkat Ais yang suka sama kembaran nya dia keturunan China. Siapapun tidak ada yang berani membalas perkataan nya karna Mona saudara pemilik kampus yang Air dan Ais kuliah.
Tapi Mona selalu di buat mati kutu dan geram karna keberaniaan Ais yang selalu melawan nya.
"Ck dari pada situ pakai baju kurang bahan, apa gak ada duit" celetuk Ais membuat Mona semakin memanas menahan amarah jika saja tidak ada Air di samping Ais sudah Mona sudah merobek bibir Ais dari tadi.
"Loe berani " geram Mona ingin menampar Ais tapi tidak jadi karna tatapan menghunus dari Air.
Air langsung menarik Ais masuk ke kelas dengan kasar membuat Ais memberonta karna belum puas melawan kakak tingkat nya.
" Ih kenapa di bawa kesini sih aku belum selesai kasi pelajaran tuh si nenek lampir" protes Ais.
"Buang-buang waktu aja" cuek Air membuat Ais menghela nafas memang benar ribut sama orang buang-buang waktu saja tapi tetap saja Ais selalu di buat naik pihat jika berhadapan sama nenek lampir itu.
Sedangkan di rumah Rahma baru selesai menelepon dengan seseorang membuat Azam mengerutkan kening bingung lalu menghampiri sang istri.
"Ada apa? " tanya Azam.
"Astagfirullah Mas ngagetin aja"
"Maaf, itu Ade kelihatan nya sedang ada sesuatu yang serius" Rahma hanya menghela nafas pelan lalu duduk di sofa membuat Azam mengikuti.
"Ada apa hemmm? "ulang Azam.
"Barusan Dinda telepon katanya mau menjodohkan anak nya dengam Ais sebagai permintaan maaf di masa lalu " ucap Rahma sendu. Azam sekarang faham bagai mana di posisi sang istri.
"Mas sudah Ade katakan ade sudah melupakan kejadian masa lalu tapi Dinda selalu bersi keras ingin menjodohkan anak nya sebagai penebus anak pertama kita yang tidak ada, Ade bingung mau mengatakan apa lagi pada Dinda yang jadi masalah nya Ade tidak tau apa Ais akan menerima atau tidak, Mas kan tau anak itu bagai mana" lilir Rahma sambil menyandarkan kepalanya di bahu Azam.
"Biarkan garis takdir yang menjawab "
Rahma hanya menatap wajah sang suami yang nampak biasa saja tidak ada exfresi apapun hanya datar seperti biasa membuat Rahma menghela nafas pelan.
Ais tersenyum-senyum sendiri entah apa yang membuat dirinya tersenyum membuat Ani sang sahabat menyerngit heran.
Ani adalah sahabat Ais dari kecil bisa di bilang cuma Ani yang tau siapa sebenarnya Ais. Ani adalah anak yang pendiam dan pemalu tapi sayang kalau sekali bicara bikin nyakitin.
"Ais kamu kenapa? " tanya Ani sambil melambai-lambaikan tangan nya di depan muka Ais yang terus tersenyum.
Tak...
"Awwww,Ani kenapa keningku di jitak sakit tau" keluh Ais sambil mengusap-ngusap keningnya yang di jitak Ani.
"Habis dari tadi kamu senyam-senyum kaya orang gila"membuat Ais seketika melotot di katain orang gila enak saja , pikir Ais.
"Makan tuh nasi goreng nya " lanjut Ani lagi membuat Ais tersadar jika dia sedang berada di kantin. Ais melirik ke ujung kantin dimana ada penjual jus tapi sayang Ais tidak melihat lagi seseorang yang sedari tadi Ais perhatikan di ujung sana.
"Ah tuh kan dia ngilang" celetuk Ais membuat Ani membulatkan kedua matanya, seketika Ais langsung membekam mulut nya sendiri karna tersadar dengan apa yang dia katakan.
"Jadi dari tadi kau... "
"Udah belum makan nya?" tanya Air yang tiba-tiba datang lalu duduk di sisi Ais membuat Ani salah tingkah dan tidak jadi meneruskan ucapan nya.
"Ah itu punya aku"pekik Ais karna nasi goreng nya di makan sama kembaran nya membuat suasana kantin jadi hening mendengar suara cempreng Ais yang memekik gendang telinga mereka tapi berbeda lagi dengan cowo yang menyukai Ais mendengar suara Ais bagai melodi indah menyiyang di telinganya.
Sedangkan seseorang di ujung sana tangan nya mengepal erat kenapa harus Ais yang selalu jadi pusat perhatiaan menyebalkan ,batin nya.
"Teh kita di suruh langsung pulang sama Abi" bisik Air pada Ais yang sedang berjalan beriringan menuju parkiran membuat Ais membulat kan mata nya sempurna .
"Tapi kan udah janji mau ke mall dulu"rajuk Ais.
"Besok. Teteh kan tau Umi gak suka anak pembangkang" membuat Ais menghela nafas kecewa gagal lagi deh mau shofing nya.
Ais dan Air bicara berbisik-bisik dari tadi kalau di lihat di sampai mereka seperti sedang bercumbu kasih namung sayang nya mereka hanya sekedar berbisik.
Burgg
"Ahhhhh"
Mona menyenggol lengan Ais niat nya mau membuat Ais tersungkur eh malah melihat adegan romantis antara Air dan Ais yang dimana Air memeluk pinggang Ais yang tadi hampir jatuh karna ulah Mona. Membuat Mona semakin kesal di buat nya lalu pergi sambil menghentak-hentakan sepatunya lalu di ikuti kedua teman nya yaitu Mawar dan Melati.
"Dasar nenek lampirrrr" geram Ais menahan marah karna kakak tingkat yang satu itu selalu membuat Ais naik pihat.
"Assalamualaikum Umi, Abi" ucap Ais dan Air karna mereka baru sambai rumah.
"Waalaikumsalam sayang" jawab Azam .Air dan Ais langsung mencium punggung tangan abi nya.
"Umi mana Bi? " tanya Ais sambil duduk di sisi Azam sedangkan Air langsung pergi ke kamar nya.
"Tuh di dapur" tunjuk Azam ke arah dapur dimana Rahma sang istri sedang memasak.
"Yasudah Ais ke kamar dulu Bi"Azam hanya mengangguk saja dan mempokuskan kedua matanya lagi ke arah layar yang ada di hadapan nya menonton tayangan Lawak Clab.
"Dek cepat turun Umi sama Abi udah menunggu.. " teriak Ais pada Air. Ais langsung turun duluaan menghampiri umi dan abi nya yang sudah siap menunggu di meja makan untuk makan malam.
"Adek mana Teh" tanya Rahma.
"Mungkin masih wiridan Mi"jawab asal Ais. Air kalau makan malam memang selalu terakhir itu udah menjadi kebiasaan nya.
"Teteh sini" panggil Azam yang memang sudah beres makan dari tadi dan sekarang Azam sedang bersantai di ruang utama. Ais yang mendengar Abi nya memanggil langsung menghampiri.
"Ada apa Bi" tanya Ais entah kenapa hatinya merasa tidak enak apalagi muka abi dan umi nya sangat serius. Semoga tidak ada hal yang serius , batin Ais langsung duduk di sebelah sang umi.
"Begini Teh jika ada yang melamar Teteh apa Teteh mau menerimanya? " tanya Azam hati-hati karna tidak mau langsung memaksakan anak nya.
Deg..
Ais langsung menengang mendengar penuturan abi nya. Ais melirik sang umi hanya diam seolah menunggu jawaban anak nya lalu Ais melirik sang abi yang menatap nya serius .
"Abi kan tau Teteh masih kuliah ,Teteh juga belum siap jika menikah muda" Ais memberanikan diri menjawab sambil menunduk takut abi dan umi nya kecewa.
Bukan nya Ais mau menolak hanya saja Ais sudah mempunyai orang yang Ais suka.
"Itu tidak jadi masalah teh, Teteh akan tetap melanjut kan kuliah walau sudah menikah"
"Maaf Abi, Umi Ais tidak mau di jodoh kan" tekan Ais sambil pamit pergi ke kamar nya dari tadi dadanya bergemuruh menahan sesak. Sedangkan di sudut ruangan Air mendengarkan percakapan umi dan abi nya. Air paham kenapa Ais tidak mau di jodoh kan karna dia sudah memiliki dambaan hatinya.
"Mas ini gimana Ade tidak mau memaksa apa yang tidak anak kita sukai" panik Rahma sambil menangis di pelukan sang suami.
"Kita serahkan saja pada sang pemilik takdir" ucap Azam menenangkan. Tidak lama suara ponsel Rahma berdering, Rahma menyeka air matanya dan melihat siapa yang menelepon.
"Mas"
"Angkat saja " Rahma langsung mengangkat telepon dan melospek nya.
"Assalamualaikum Rah"
"Waalaikumsalam Din"
"Bagai mana? apa Ais mau menerima perjodahan ini! " Rahma langsung menegang mendengar ucapan Dinda, Rahma bingung harus menjawab apa? Rahma melirik sang suami Azam hanya mengangguk saja.
"Maaf Di... "
"Tidakkkkk..."
"Sayang kamu kenapa? Aimannnn bantu ayah cepatttt "
"Hollo Din... ada apa? "
"Hollo... "
"Din Hallo... hallo... "
Tut..
Tut...
Tut...
Tanda panggilan terputus Rahma langsung melirik sang suami.
"Mas gimana ini Ade takut" lilir Rahma dengan rasa panik nya mendengar kepanikan di serbang telepon.
"Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa"
Brak...
"Astagfirullah Dek .. Ade kenapa?? "
Azam melebarkan kedua matanya melihat istrinya pingsan.
"Astagfirullah Umiii" kini giliran Air yang panik langsung berlari ke arah abi nya.
" Air cepet siapkan mobill" perintah Azam, Air langsung berlari keluar menyiapkan mobil.
Ais yang mendengar kegaduhan langsung menghapus air matanya kasar dan langsung berlari keluar kamar kedua matanya langsung melotot melihat uminya sedang di gendong sang abi keluar rumah.
"Astagfirullah apa yang terjadi? " batin Ais langsung meneruni anak tangga tapi sayang mobil abi nya sudah melesat menjauh dari pandangan matanya membuat Ais takut dengan rasa panik nya.
Ais langsung mengikuti mobil abi nya menggunakan motor sport nya.
"Ya Allah semoga tidak terjadi apa-apa.. "
Batin Ais sesekali menyeka air matanya yang menggenang membuat Ais sedikit kesulitan melihat jalan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!