NovelToon NovelToon

CINTA PERTAMA JODOH KEDUA

bab 1. Keputusan

*Ervinah Putri POV*

Setiap orang mempunyai jalan hidup masing masing, takdir yang berbeda dengan keadaan dan situasi yang berbeda pula, begitu dengan jalan hidup aku. Sebelum menikah aku mahasiswa smester akhir di salah satu Universitas ternama di kota Mataram mengambil jurusan Ilmu Komunikasi.

Aku seorang janda beranak satu yang sekarang berjuang hidup demi sang buah hati, bekerja disebuah perusahaan ternama di kota Mataram. Setelah resmi bercerai aku tinggal dirumah mama aku, yang juga berstutus janda, bernama ibu Riska.

Aku memilih bercerai setelah tahu kalau suamiku mencintai wanita lain. Dengan harapan setelah berpisah hidup aku jauh lebih baik. Tapi, luka bekas penghianatan suami masih membekas hingga sulit untuk aku lupakan. Aku memilih menutup pintu hati karena takut tersakiti untuk kesekian kalinya.

Keseharian aku selain bekerja juga ikut bantu mama yang menjaga, merawat buah hatiku.

Hidup aku jauh lebih bahagia, lebih berwarna, setelah bercerai walaupun aku harus banting tulang setiap hari demi anak dan mamaku.

Justru aku sangat bangga pada diriku sendiri bisa berdiri dengan kaki sendiri tampa harus bersandar pada orang lain.

Walau terkadang aku sering menangis sendiri kala mengingat semua yang telah terjadi, meratapi sang buah hati yang tumbuh besar tampa belaian kasih sayang seorang ayah.

Batin aku tersiksa bagai disayat ribuan balati, tapi itulah hidup aku harus terus melangkah tampa harus menoleh kebelakang.

Aku memiliki paras cantik, hidung mancung alis tebal, bibir sexi, rambut panjang, tinggi badan 170 cm body sexi, siapa saja yang melihat pasti tertarik dan terpana. Ternyata itu semua bukan jaminan bahwa suami tidak selingkuh bisa selingkuh.

****

*Dion Saputra Wijaya POV*

Dion Saputra Wijaya anak pertama dari dua bersaudara. Ayah bernama bapak Angga Wijaya dan ibu bernama Mega Wijaya yang berdomisi di kota Mataram.

Mempunyai kehidupan yang bisa dibilang cukup berada dan keluarga terpandang.

Dion bekerja disebuah perusahaan yang berada di Mataram.

Dirinya lebih memilih bekerja di perusahaan lain ketimbang melanjutkan usaha keluarganya. Orang tua Dion mempunyai bisnis properti yang dibilang cukup dikenal di kalangan masyarakat.Dion mempunyai tujuan dan tekat yang tidak bisa ditebak oleh orang tuanya termasuk Vina sebagai istrinya.

Wataknya yang keras dan egois muncul setelah membina rumah tangga. Sebelum menikah sosok Dion sangat baik dan perhatian pada Vina, hal itu yang memantapkan hati Vina memilih menikah dengan Dion. Perselingkuhan yang dilakukan Dion membuat Vina mantap bercerai.

\*\*\*\*

Kini Vina sedang duduk diruang tamu bersama ibu Riska. Setiap off day Vina hanya memilih menghabiskan waktu denga anak dan mamanya.

"mama, ada ingin Vina bicarakan ." ujar Vina memulai pembicaraan saat ibu Riska fokus menonton berita di TV yang ada didepan matanya.

"bicara apa sayang, ayo ngomong ?." jawab ibu Riska yang masih fokus pada layar TV

"Vina, ingin bercerai dari mas Dion ." balas Vina dengan suara lirih sambil menundukkan.

Ibu Riska yang kaget mendengar ucapan anaknya langsung membenarkan posisi duduknya menghadap Vina yang duduk di sebelahnya.

"apa, kamu sudah yakin dengan keputusan kamu sayang. Mama tidak akan melarang apapun keputusan kamu malah mama akan selalu berdiri di garda paling depan untuk membela kamu .

Apakah kamu sudah yakin dengan keputusanmu ? ." tanya ibu Riska mencoba yakinkah Vina agar memikirkan dengan matang sebelum mengambil keputusan.

"Vina, sudah yakin dengan keputusan yang Vina Ambil. Untuk apa terus bertahan dengan rumah tangga yang sudah hancur sedangkan mas Dion sendiri sibuk dengan wanita selingkuhannya. Selama lima bulan terakhir satu kalipun mas Dion tidak pernah menelpon, tidak pernah datang menemui Vina da anaknya. Apakah itu bekum cukup sebagai alasan untuk Vina bercerai dari mas Dion ." ucap Vina dengan mata berkaca kaca

"jika itu menjadi keputusan kamu mama akan selalu dukung. Sudah sayang jangan nangis lagi jangan cengeng , sudah punya anak masih cengeng. " ujar ibu Riska sembari menghibur Vina yang sudah berlinang air mata sembari menghapus butir air mata yang tersisa di pelupuk mata Vina. Kemudian menggenggam erat kedua tangan Vina seolah olah berbicara bahwa dirinya ikut sedih melihat anak semata wayangnya tersakiti.

"mama, terimah kasih untuk semua dukungan selama ini. Tampa mama Vina tidak bisa berbuat apa apa, tampa mama Vina bukan siapa siapa, Vina sayang mama ." ucap Vina sambil memeluk pundak ibunya dengan air mata yang masih mengalir walau sudah dihapus ibu Riska.

"mama, juga sayang Vina dan Dika ." jawab ibu Riska membalas pelukan hangat dari anak tunggalnya

Selama pisah ranjang dengan Dion, hanya Ibu Riska tempat Vina becerita menuangkan keluh kesah hatinya.

Beban Vina sangat besar diusia yang masih terbilang muda sudah menyandang sttus janda ibu anak satu, usia 23 tahun. Hal itu tidak membuat semangat hidup Vina luntur justru Vina bertekad akan membahagiakan anak dan mamanya dengan jerih payah hasil kerja kerasnya.

*Dika / Andika Saputra wijaya*

Andika Saputra Wijaya biasa dipanggil Dika adalah anak dari Vina dan Dion. Hasil dari buah cinta Vina dan Dion.

Usia Dika masih sangat kecil saat Vina memutuskan untuk bercerai. Dika kekurangan kasih sayang seorang ayah tapi lain halnya dengan Vina, justru selalu memprioritaskan Dika diatas segala galanya.

Apalagi setelah dirinya bercerai, hak asuh Dika jatuh pada Vina.

Walau sebenarnya Dion tidak mempermasalahkan hak asuh Dika. Dion tidak mau egois karena yang dibutuhkan Dika adalah Vina bukan dirinya yang memang jelas jelas tidak ada waktu mengurus Dika.

Bersambung...

Hay teman teman pembaca yang budiman terimah kasih atas dukungan kalian.

Dukungan kalian sangat berarti, ini novel pertama saya.

Maaf jika tulisan saya masih banyak yang kurang mohon saran dan kritikannya.

Terimah kasih 🙏🙏

bab 2. Bertemu Dion

Vina mengambil Hp yang terletak didalam handbag miliknya. Setelah mengumpulkan keberanian dan berfikir dengan matang Vina bertujuan untuk menelpon Dion agar bisa menyelesaikan permasalahan diantara mereka. Vina tidak ingin rumah tangganya di gantung terlalu lama tampa arah yang jelas.

Vina duduk dikursi menghadap layar komputer yang masih on dimeja kerjanya.

Vina membuka layar Hp dan mencari kontak nama Dion lalu melakukan panggilan.

Panggilan pertama tidak ada jawaban dari Dion, Vina melakukan panggilan yang kedua masih belum diangkat.

Vina melakukan panggilan yang ketiga kalinya, karena Vina tahu dia menelpon di waktu yang tepat jam makan siang.

Menurut Vina Dion sengaja tidak menjawab telepon bukanya sibuk.

Panggilan ketiga kali akhirnya Dion mengangkat telpon. Dengan cepat Vina berkata,

"Assalamualaikum mas ."

"Walikum salam, ada apa kamu telpon, aku sedang sibuk ." jawab Dion dengan nada kesal

" Bicaralah, jangan diam saja tujuan kamu telpon untuk apa ?. Aku tidak punya waktu! ." lanjut Dion yang mulai kesal karena Vina tak kunjung bicara.

Vina sesaat terdiam termenung mendengar nada bicara Dion yang terdengar jengkel.

Kemudian Vina berkata,

" Mas Dion, maaf memanggu waktumu, ada sesuatu yang ingin Vina bicarakan. Bolehkah kita bertemu jika mas Dion ada waktu? ." ucap Vina dengan lirih

"Ada apa?, bicaralah sekarang jika ada hal yang ingin kamu katakan!! ." ketus Dion

"Mas Dion?, apa salahnya kita bertemu dan bicara empat mata membicarakan masalah kita. Agar semua hubungan kita jelas, janganlah seperti anak kecil yang memilih menghindar dari masalah dan tanggung jawab!. " jawab Vina yang sudah mulai kesal

"Bukanya kamu yang pergi dari rumah!, meninggalkan aku! ." jawab Dion yang tidak mau kalah seolah olah tidak merasa bersalah setelah apa yang diperbuatnya.

Sedangkan Vina tidak bergeming memilih diam bukan karena merasa dirinya bersalah cuman Vina tidak ingin berdebat.

"Oke, nanti jam 7 malam datang direstoran A yang ada ditaman kota seberang jalan ." lanjut Dion dibalik telepon

" Baik mas, Walikum salam ." jawab Vina ingin mengakhiri panggilan telepon.

Sedangkan tampa menjawab salam dari Vina Dion langsung mamatikan panggilan telepon.

Vina hanya menghela nafas mendapat perlakuan Dion, bagi vina itu hal biasa.

\*\*\*\*\*

Vina memutuskan datang lebih awal dari jam yang sudah ditentukan Dion. Karena Vina tahu betul sifat Dion yang tidak suka menunggu, bagi Vina lebih baik dirinya menunggu. Karena merasa haus Vina memesan segelas jus orange pada waitress.

Hampir setengah jam menunggu Dion tidak kunjung muncul, membuat Vina risau.

Vina memutuskan untuk menelpon Dion memastikan Dion jadi datang atau tidak.

Saat Vina ingin menelpon Dion tiba tiba Dion muncul dan langsung duduk dihadapan Vina.

Dengan tatapan ekspresi datar yang seolah olah tidak suka melihat Vina yang berada di depannya.

"tidak usah repot repot buang pulsa, aku sudah ada disini!." ketus Dion saat mulai duduk

"Terimah kasih mas sudah datang, mau minum apa? ." ucap Vina berusah mencairkan suasana dengan tersenyum tipis.

Tapi sayangnya tidak sedikit pun digubris oleh Dion senyuman Vina

"Tidak usah, aku sudah makan dan minum, jangan repot!. " tutur Dion dengan muka yang masih kecut

Vina lagi lagi hanya menelan saliva kekecewaan, melihat ekspresi Dion yang sama sekali tidak nyaman berada didekat Vina.

"Mas, begitu tidak berartinya lagi aku buat kamu. Sampai sampai berada didekat aku saja membuatmu tidak nyaman, bahkan enggan menyapa aku walau dengan secuil senyuman. " bisik Vina dalam hati

"Bagaimana kabar Dika?, apakah dia sehat?. " tanya Dion yang sedikit suasan hatinya sudah mencair

"Allhamdullilah kabar Dika baik mas ." jawab Vina

"Baguslah, terimah kasih menjaga Dika dengan baik aku sibuk jadi belum bisa menjenguk Dika.

Ada hal apa yang ingin kamu bicarakan, sampai ingin bertemu empat mata dengan aku? ." ucap Dion sambil menatap Vina.

Tatapan Dion membuat Vina merindukan tatapan cinta suaminya dulu, sekarang tatapan Dion sudah lain binar cinta yang ada di bola mata suaminya bukan untuk dirinya melainkan wanita lain.

"Vina, ingin kita bercerai mas. Agar hubungan kita jelas tidak terkatung katung tampa tujuan, dan Vina sudah pikirkan ini dengan baik. Ini adalah jalan terbaik untuk kita agar diantara kita tidak ada yang terluka terlalu dalam." jawab Vina dengan lantang, seolah olah dirinya kuat, padahal dirinya saat ini rapuh, bimbang serta sakit hati jiwa dan raganya bagai sayat ribuan pisau.

"Baiklah, jika itu kemauan kamu aku ikut saja, kamu urus semua surat suratnya nanti kabarin aku kalau sudah siap.

Jika tidak ada lagi yang ingin kamu katakan, baiknya aku pulang. Karena, urusan aku masih banyak, titip salam untuk Dika dan mama kamu. " ucap Dion tampa merasa bersalah sedikitpun, kemudian bangkit dari duduknya dan langsung bergegas pergi meninggalkan Vina yang masih duduk, berjalan keluar meninggalkan restoran menuju parkiran tempat mobilnya terparkir.

Dalam diam Vina hanya duduk temenung sambil befikir merenungi nasib dan masa depannya nanti. Jangankan nanti sudah bercerai masih status suaminya saja dirinya dan Dika selalu diabaikan. Yang Vina fikirkan nasib Dika, yang akan hidup tampa sosok ayah bukan karena Dika anak yatim melainkan diabaikan oleh ayahnya sendiri.

Setelah merasa dirinya cukup tenang akhirnya Vina memutuskan untuk pulang kerumah, takut ibu mamanya khawatir apa lagi Vina tidak bagi tahu kalau dia akan pulang terlambat.

bab 3. Dika menjadi kekuatan

Vina sampe dirumah jam 9 malam menggunakan angkutan umum. Tubuhnya terasa letih ikut larut dalam kesedihan yang dirasakan saat ini. Vina membuka pintu rumah dengan kunci serep yang senantiasa di bawanya. Tidak lupa Vina membawa salam saat memasuki rumah, ibu Riska yang duduk diruang tamu menjawan salam Vina lalu berkata,

"Kamu baru pulang?, lembur ya sayang? ."

"Iya mama, Vina baru pulang. Vina gak lembur tadi jumpa mas Dion, makanya Vina lambat sampe rumah, maaf gak kabarin mama.

Dika sudah bobok ya mama? ." tutur Vina sambil menjantuhkan tubuhnya diatas sofa samping ibu Riska yang asik menonton sinetron kesayangannya

"Tidak apa sayang, mama paham. Dika sudah tidur, habis makan dia langsung tidur ." jawab ibu Riska, kemudian memindahkan posisi duduknya menghadap Vina dan bertanya,

"Bagaimana pertemuan kamu dengan Dion, apa yang dia katakan?."

"Mas Dion sudah setujuh kami akan bercerai. Secepatnya Vina akan akan urus berkas berkasnya untuk diajukan kepengadilan. Mas Dion sibuk, tidak punya waktu jadi Vina yang akan menggugat mas Dion di pengadilan .," jawab Vina dengan santai tapi masih terlihat sedih

"Baiklah jika itu sudah jadi keputusan kamu, mama akan selalu dukung. Semoga ini akan jadi keputusan terbaik buat kamu dan Dika. Sekarang mandilah dan temui Dika di kamar, jangan lupa makan mama sudah masak makanan kesukaan kamu ." ucap Ibu Riska sambil menggenggam erat tangan Vina, memberika kekuatan untuk anaknya.

Ibu Riska dapat melihat kesedihan yang terpancar dimata anaknya, sekuat apapun Vina ingin menutupi beban yang ada dalam hidupnya. Vina bisa membohongi orang lain dengan terlihat pura pura bahagia tapi tidak dengan halnya ibu Riska, naluri seorang ibu tidak bisa dibohongi.

"Baiklah mama, Vina mau lihat Dika dulu baru mandi ." ucap Vina yang bangkit dari tempat duduknya dan bergegas menuju kamar mamanya tempat Dika selalu tidur.

"jangan lupa makan!. " sahut ibu Riska mengingatkan Vina agar tetap menjaga kesehatan walau dirinya dalam keadaan terluka

Vina langsung membuka kamar tidur mamanya, terlihat Dika sudah tidur dengan nyenyak diatas rancang. Semenjak Vina kerja Dika memang terbiasa tidur dengan neneknya karena kadang Vina pulang malam jika lembur. Vina selalu bersyukur untung ada mamanya yang menjadi tempat untuknya bersandar dalam suka dan duka.

Terkadang Vina berfikir kalau tidak ada ibu Riska bagaimana nasibnya dan Dika.

Vina berjalan mendekati ranjang tempat tidur dan duduk ditepi ranjang sambil menatap muka polos Dika sembari mengusap ngusap rambut Dika secara perlahan.

"Dika, maafkan bunda sayang, maafkan bunda yang tak bisa memberikanmu kebahagian. Maafkan bunda yang lemah tak berdaya ini, jika bukan karena keegoisan bunda dan ayah kamu tidak akan menderita seperti ini, kamu tidak akan kehilangan kasih sayang ayah kamu sayang. Maafkan bunda yang lemah tak berdaya ini, kelak kamu akan paham dengan apa yang bunda lakukan ini. Jangan pernah membenci bunda karena hanya kamu kekuatan bunda, satu satunya alasan yang buat bunda bertahan sampai sejauh ini. Bunda akan bekerja keras untuk kamu untuk masa depan kamu. Percayalah sayang bunda akan membesarkan dengan penuh kasih sayang walau tampa ayah kamu, bunda janji kamu jangan sedih ya ." tutur Vina, tampa terasa butir air mata meneteskan dikelopak mata Vina, air mata kesedihan yang sulit diungkapkan.

Seperti syair lagu yang lagi trend, pergi sulit bertahan sakit. Itulah yang gambaran posisi Vina saat ini, satu sisi ingin bertahan demi sang buah hati disisi lain jika terus bertahan hatinya terluka hancur berkeping keping karena penghianatan sang suami tercinta.

Jika ditanya saat ini Vina masih mencintai Dion atau tidak?, jelas jawaban masih.

Tidak semudah membalikkan telapak tangan melupakan seseorang yang pernah hidup dalam sanubari apa lagi telah memberinya buah hati sebagai bukti cinta mereka.

Apabila kedua orang tua Dion datang melihat Dika, mereka akan selalu membujuk Vina agar rujuk dengan Dion dengan alasan demi Dika. Agar Dika nanti tidak kehilangan kasih sayang ayah bundanya.

Vina terkadang berfikir untuk rujuk tapi apa selama lima bulan meninggalkan Dion. Sekalipun Dion tidak pernah menjenguk Dika walau hanya sekedar tanya kabar Dika melalui telepon.

Menatap Dika yang lagi tidur adalah obat penenang mujarab bagi Vina.

Setelah merasa puas akhirnya Vina keluar meninggalkan Dika yang masih telelap.

Vina langsung masuk ke kamar dan terus mandi agar bisa sholat, menenangkan bathin dan jiwanya.

Selesai sholat Vina langsung menuju meja makan. Karena sudah malam Vina memilih makan sedikit cukup untuk ganjel tidurnya dimalam hari.

Vina tetap menjaga pola makan dan perawat tubuhnya, dengan cara makan teratur olah raga dan meminum Vitamin kecantikan agar tubuhnya tetap terjaga dan terlihat cantik.

Bersambung

Hay teman2 terimah kasih atas dukungan kalian. Dukungan kalian sangat berarti bagi saya, jangan lupa like, komen, boom ❤ dan Vote.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!