NovelToon NovelToon

Ellena

01

Tulip Cafe - Manchester City - England

"Ellena, kamu mau jadi pacarku?"

"Hah?"

"Ell aku menyukaimu dari awal kita berkenalan"

"..."

"Aku janji tak akan menyakiti kamu"

"Tapi aku gak boleh pacaran"

"Aku tak akan memberitahu uncle, aunty ataupun All"

"Tapi kak Leo, aku takut"

"Ellena, kamukan sudah besar sudah 16 tahun"

"Tapikan kak..."

"Terima aku Ell"

"Emm baiklah"

Leo berhambur kepelukan Ellena, menyalurkan kebahagiaannya. Ellena membalas pelukan itu dan tersenyum. Entah kenapa banyak kupu kupu diperutnya yang menggelitik seluruh badannya.

**

Ellena dan Leo bertemu saat ibu Ellena menikahi ayah Alleo. Saat itu Ellena masih berumur 10 tahun, sedangkan Leo dan Alleo, kakak tiri dari Ellena sudah berumur 18 tahun, umur yang terpaut lumayan jauh.

Ellena kecil yang menggemaskan berubah menjadi remaja yang cantik dan pandai, yang membuat Leo jatuh cinta.

Intensitas pertemuan yang sering membuat mereka menjadi dekat. Saat Ellena menyebutnya sebagai kakak yang baik, Leo menganggap itu menjadi sebuah perasaan cinta terhadap lawan jenis.

Ellena yang tumbuh mandiri dan apa adanya menjadi nilai tersendiri bagi Leo, menurutnya Ellena berbeda daripada yang lain.

Leo berani mengucapkan perasaannya saat semua sudah tak bisa dikendalikan, dia ingin memiliki Ellena. Saat ini Leo mulai merintis karirnya di perusahaan papanya, dan membangun perusahaan sendiri.

"Kak.... aku takut dimarahi mama dan papa"

"Kan ada kakak, aku berjanji akan membahagiakanmu dan melindungimu Ell"

Ellena remaja yang masih masa pubertas sangat senang, apalagi ada yang mengaguminya. Serta mengucapkan janji janji manis.

Ellena menganggap Leo sebagai kakak, tapi saat Leo mengucapkan perasaannya dia berbunga bunga dan tersipu malu.

Dia memang belum pernah merasakan jatuh cinta tapi dia merasa bahagia saat memiliki pacar seperti teman teman seumurannya.

**

Ellena tumbuh di salah satu sudut kota Manchester, Inggris.

Hidup dari keluarga yang kecukupan tak membuatnya menjadi manja dan tergantung pada orang tuanya.

Mamanya, Ami menikah dengan Reynald saat usianya 10 tahun. Papa kandungnya telah meninggal dalam kecelakaan mobil.

Reynald sendiri memiliki anak lelaki, Alleo yang umurnya lebih tua 8 tahun dengannya. Saat Alleo sampai rumahnya, lelaki itu sudah masuk universitas semester awal.

Dan Alleo jugalah yang mengenalkan Leo pada Ellena.

Seiring berjalannya waktu Leo akrab dengan keluarga Ellena. Dan saat sekolah dulu, dia sering bermain ke rumah Ellena untuk bertemu Alleo, Tapi sekarang saat akhir bulan saja dia datang karena Leo sibuk dengan perusahaannya.

Alleopun juga sudah jarang dirumah karena membantu papanya dikantor dan memilih pindah ke Apartment yang lebih dekat dengan kantor.

Ellena tumbuh menjadi wanita yang cantik dengan pergaulan yang baik, dia tak pernah mau mengikuti hal hal yang tak bermanfaat, menurutnya lebih baik dia tidur dirumah daripada banyak kegiatan tak berguna diluar rumah.

Mamanyapun jarang dirumah, mamanya mengurus toko kue. Jadi mereka berempat bertemu saat makan malam.

Seperti malam ini mereka berempat dan Leo makan malam bersama. Makan dengan khidmat tanpa mengatakkan apapun hanya aduan piring dan sendok yang mengiringi mereka makan.

30 menit mereka makan, akhirnya mereka berlima berpindah keruang keluarga membicarakan berbagai hal serta menonton film.

ayah Ellena duduk di kursi besar khusus kepala keluarga sedangkan yang lain duduk disofa ataupun di karpet.

"Ell bagaimana sekolahmu?"

"Baik pa"

"Mau lanjut kemana?"

"Univercity of Manchester"

"Kenapa tak di London saja"

"London?"

"Iya, disana banyak sekolah yang bagus"

"Emm.. aku gak mau pisah sama mommy"

"Mommy bisa kesana sewaktu waktu"

"Iya Ell... aku juga mau pindah kerja ke London"

"Tapikan kak, aku apa bisa masuk universitas terbaik disana"

"Kamu persiapkan dari sekarang Ell, kamu ikut bimbingan juga bisa"

"ikut bimbingan itu Membosankan"

"Bagaimana kalau aku ajarin saja Ell.. aku ada waktu disini 1 minggu sebelum kembali ke London"

"Hah?"

"Leo benar Ell... kalau tak mau bimbingan sama Leo saja.. dia dulu murid terpandai difakultas"

"Emm.."

"Terima saja Ell, daddy dan mommy malah tenang kalau kamu sama Leo"

"Baiklah... aku setuju"

"Ah iya, mommy dan daddy akan pergi ke Salford, siapa yang ikut?"

"Aku mau belajar"

"Aku dan Leo mau menemani Ell"

"Baiklah, dua lelaki dewasa aku titip anak gadis papa"

"Siap pa"

"Siap uncle"

**

Keesokan harinya setelah sarapan kedua orang tuanya berangkat untuk menemui kakek neneknya.

Tinggal Ellena, Alleo dan Leo. Mereka bertiga sedang berenang. Ellena memakai bikini pink sedang sibuk berenang bersama kakaknya. Sedangkan Leo mengamati Ellena dari pinggir kolam renang.

"Ellena yang dulu menggemaskan berubah menjadi tuan putri yang cantik"

Leo bergumam saat menyadari gadis berambut obre itu sangat cantik.

"Leo! Ayo lomba"

"Hm"

Leo menjeburkan diri lagi, meninggalkan lamunannya. Leo dan All masih berkutat dengan lomba renangnya dan Ellena sedang mengamati dua lelaki dewasa itu sambil meminum jus jeruknya.

Tak menyangka lelaki yang dianggapnya sama seperti All, sekarang menjadi kekasihnya.

Wajah Ellena merona saat mengingat pelukan Leo padanya, begitu hangat.

Sangat hangat.

Tidak ingin membayangkan yang tidak tidak, Ell segera masuk dan membersikan diri.

45 menit dia selesai dengan ritual mandinya, ya dia sangat suka ritual mandi. Luluran ataupun scrub dan berendam seperti ritual wajib untuk Ellena.

Ellena tak suka ke salon tapi dia rajin merawat diri. Dia ke salon saat ingin mengganti gaya rambutnya atau perawatan tertentu saja.

Ellena turun ke Lantai 1 setelah memakai dress kesayangannya dan juga menyurai rambutnya.

Ellena membawa setumpuk buku. Dia pintar tapi dia tak punya percaya diri kalau belum belajar.

Saat asyik mengerjakan soal soal dan mendengarkan musik, tiba tiba All dan Leo datang.

"Kakak mau kemana?"

"Menemui Sabrina"

"Bukannya dia di London?"

"Yups... dia sekarang di apartment kakak"

"Emm mau diajak kesini?"

"tidak, dia belum mau kuajak kesini"

"Oh"

"Leo... aku titip adikku sampai makan malam ya"

"Iya"

"Thanks... Ell aku tinggal, jangan nyusahin Leo"

"Iya kak, cepat pulang"

Al sudah pergi dengan mobil bmwnya meninggalkan Ellena dan Leo sendiri.

"Cepat belajar"

"Emm"

Ellena belajar lagi dan Leo didepannya menghadap laptopnya untuk bekerja.

Setelah 30 menit terdiam. Leo tiba tiba bersuara. Dia melakukan *teleconfren*ce dan memimpin rapat.

" *okay, what is there already get all?"

"Yes sir...."

"How a marketing?"

"Its fine sir... marketing has increase 30%"

"Good... be a constraint?"

"Apart constrution having constraint"

"Why?"

"the shareholders prefer to go with wira's Groub"

"What? Wira's group?"

"Yes sir, thats business from Asia"

"****!"

"Leo... are u okay*?"

Ellena yang tadinya sangat berkonsentrasi belajar dan tak mau mengurus urusan Leo, terjengat kaget saat Leo mengumpat.

"Im okey darl... continue your study"

"Hmm"

Ellena beranjak dari tempat duduknya dan membiarkan Leo marah marah pada anak buahnya.  15 menit kemudian Ellena datang dengan kopi, coklat panas dan camilan. Mungkin bisa menghilangkan penatnya Leo.

"*Coffee?"

"Thanks darl..."

"Sir.. pardon me... i want to ask?"

"Yes, what is it*?"

Terdengar suara sexy wanita diseberang sana, suara wanita itu kontras dengan suara Leo yang berat.

"*Who's that with you, sir? your wife?"

"Yes.. my future wife*"

Ellena yang ada didepan Leo, terkesiap dan merona secara bersamaan.

Lelaki ini benar benar membawa kupu kupu banyak.

Setelah pertanyaan itu, Leo kembali berkutat dengan rapat onlinenya. Sebenarnya hari ini dia harus ke New York. Tapi dia bersama Ell, dan sangat sayang moment seberharga ini dilewatkan.

1 jam kemudian rapat itu selesai.

Leo menutup laptopnya dan rupanya Ellena juga menghadap laptop menonton film. Ellena tertawa tawa sendiri.

Leo hanya menggeleng, Ellena tak seperti pacar pacarnya dahulu. Dia tak ikut nimbrung saat rapat malah asyik dengan dunianya sendiri.

Leo berpindah duduk disamping Ell, ikut menonton film.

"Terima kasih kopinya"

Ellena hanya tersenyum dan melanjutkan menontonnya.

Leo tak tahan dengan Ellena yang asyik dengan dunianya sendiri. Leo bosan menonton film karena menonton bukan hobinya.

Leo bermain dengan jari jari Ellena seperti anak kecil. Dia seperti hampir pingsan sangking bosannya.

"Kak, jangan diseperti anak kecil"

"Hmm..aku bosan"

Tiba tiba Leo merogoh saku celana jeansnya dan menyelipkan cincin dijari manis Ellena.

"Kak.. apa ini?"

"Aku berikan untukmu, aku kemarin saat berjalan di *E*venue street melihat cincin ini dietalase.. Jadi ingat kamu, dan aku beli, kamu suka?"

"Aku suka tapi ini terlalu berlebihan"

"Tidak... aku bahkan berencana akan setiap bulan memberimu hadiah, bagaimana?"

"Memberi hadiah apa?"

"Perhiasan"

"No... ini gila, bisa bisa aku mendirikan toko perhiasan kalau seperti itu!!"

"Yang ini aku berikan untukmu, kalau mau toko perhiasan aku belikan, apa kamu mau?"

"Stop, aku hanya bercanda"

"Aku serius"

Ellena menggelengkan kepalanya, dari dulu lelaki ini tak bisa diajak bercanda. lelaki tua.

**

Makan malam sudah tiba, tapi kakaknya dan orang tuanya belum pulang.

Kalaupun orang tuanya pasti tak pulang, tapi kalau kakaknya?

"Kak... Kak All belum pulang ya?"

"All tak pulang malam ini.."

"Kenapa?"

"Entah dia pulang keapartment dengan Sabrina"

"Oh aku tahu, biarkan sajaa kalau begitu, ayo makan aku sudah lapar!!"

"Ayo.."

Mereka makan dengan diam. Tak ada pembicaraan.

Setelah makan malam Ellena dan Leo bersantai didepan tv yang menyiarkan berita bisnis. Ellena bosan.

Dia bersandar di dada lelaki itu dan tangan  kiri Leo merangkul pundak Ellena.

Rupanya begini rasanya bermesraan dengan pacar? Ya itulah dipikiran Ellena.

Apalagi tangan kanan lelaki itu selalu menggenggam tangan Ellena.

Leo masih berkonsentrasi melihat saham saham dilayar televisi.

Leo sesekali mengecup puncak rambut Ellena yang beraroma mawar dan mint yang menyegarkan.

"Kak, aku tidur ya?"

"Tidurlah!! besok kamu sekolah"

"Selamat malam.."

"Selamat malam sayang.."

Bluss...

Ellena merona berkat ucapan lelaki itu. Ellena segera naik untuk tidur.

Ellena melihat arah balkonnya, sudah mulai gerimis. Saat tengah malam , hujan deras mengguyur kota. Kilat kilat serta gemuruh siap menyambarkan petirnya. Dan...

DUUAARRR....

"AKKKKKKHHHHH"

****

02

Kenapa tengah malam harus ada petir.

Leo menerjang pintu kamar Ellena begitu saja. Segera dinyalakannya lampu ruangan yang ditempati Ellena.

Terlihat Ellena meringkuk dibawah ranjangnya ketakutan.

Leo menghampiri gadis kecil itu dan memeluknya agar lebih tenang.

"Im here darl"

"Aku takut"

"Akan kutemani"

Akhirnya Ellena tidur didekapan Leo. Menemani Ell sampai tertidur adalah suatu kegembiraan tersendiri bukan.

Leo tahu trauma Ell saat ada petir dan hujan lebat.

Papa kandung Ell meninggal saat berkendara dari Salford untuk mengantar Ell dan ibunya berlibur. Dan saat itu juga dalam keadaan hujan lebat dan petir terus menyambar nyambar.

Papa Ellena tetap nekat pulang ke kota Manchester  karena harus menyelesaikan pekerjaannya.

Ellena terpuruk saat itu. Dia terus saja menyalahkan diri sendiri. Karena Ellenalah yang memaksa untuk ke Salford.

Leo tahu itu semua karena dulu saat awal berkenalan Ellena histeris saat mendengar petir. Setelah kejadian itu kamar Ellena pindah diantara kamar orang tuanya dan kakaknya.

Leo merasakan nafas Ellena yang berubah beraturan, Ellena telah tidur.

Leo tetap memandang wajah cantik milik Ellena. Dia beruntung memiliki kekasih sebaik Ellena.

Leo mendekatkan wajahnya ke wajah Ellena. Mengecup bibir tipis Ellena, hanya sekilas. Dia takut tak bisa mengontrol sisi liarnya

Ellena memang tak selangsing wanita wanitanya dulu. Ellena bahkan lebih berisi. Bukan Ellena tak pandai menjaga berat badannya tapi postur Ellena memang seperti itu dari dulu. Dan dia bertumbuh sedikit lebih pendek. Jadi wajar banyak yang bilang kalau dia tak selangsing gadis seumurannya, atau bahkan ada yang menilai Ellena gemuk.

Tapi Leo malah suka dengan bentuk tubuh Ellena, terlihat menggemaskan

Ellena... gadis ini yang memporak porandakan hatinya dan pertahanannya.

Bahkan tadi pagi sempat hampir dihajar Alleo karena mengatakkan kalau Ellena menjadi kekasihnya.

Flashback

"*Aku lama tak melihat Laura"

"Laura di New York"

"Pindah?"

"Iya, dia ikut orang tuanya"

"Hubunganmu?"

"Entah"

"Bukannya kalian sudah bertunangan?"

"Al... aku akan membatalkan pertunangan itu"

"Kenapa?"

"Aku mencintai gadis lain"

"Siapa?"

"Ellena"

"****! Kau! Kenapa harus adikku"

"Al.. aku tak tahu.. aku mencintai dia"

"Aku tahu seberapa brengsek dirimu Leo! Tak mungkin seorang Leonard Dominic tak menginginkan apapun"

"Tidak... aku tulus.. aku bahkan tak pernah membayangkan akan merusak adikmu Al.. aku ingin melindunginya"

"Kalau sampai kau menyakiti adikku, akan kupastikan kamu sekarat Leo!!!"

"Ya.. pegang janjiku itu*"

***

Hah... apa benar dia mencintai gadis kecil ini.

Saat ditengah tengah lamunannya, Leo mendengar suara getaran ponsel.

Drrrtt...drrttt...

Ponsel Ellena dinakas berbunyi, tertera nama mommynya menghubungi.

Ellena tidur, dia harus mengangkatnya mungkin penting.

"Hallo aunty"

"Leo? Mana Ellena?"

"Tidur Aunty"

"Kenapa kamu yang menjawab?"

"Trauma Ellena kambuh aunty"

"Disana juga badai?"

"Iya aunty, Ellena baru saja tidur saat aku akan keluar ponsel Ellena berbunyi"

"Oh.. dimana Al?"

"Al tadi keluar aunty, tapi sepertinya dia terjebak hujan"

"Ya ampun, maaf merepotkanmu Leo, aunty dan uncle akan segera pulang"

"Iya aunty tak apa... kalau akan pulang tunggu sampai badai berhenti saja Aunty"

"Iya... ya sudah kamu lanjut tidur saja, kamu tak usah tidur dikamar tamu, tidur di kamar Leo saja"

"Iya aunty"

Setelah itu Leo keluar dari kamar Ellena, badai diluar juga lekas berhenti.

Dia keluar begitu saja, dia takut tak bisa mengendalikan egonya kalau terlalu lama bersama wanita cantik itu.

**

Pagi harinya Ellena segera bangun dan bersiap untuk sekolah, menuntaskan sekolahnya dan masuk universitas.

Saat turun ke meja makan, disana sudah ada Leo yang meminum kopinya.

"Pagi kak"

"Pagi darl"

Ellena duduk disamping Leo, tercium parfume lelaki itu begitu segar dan musk berbanding terbalik dengan parfume Ellena yang manis.

Leo menoleh kesamping, Ellena mengambil roti dan selai coklat. Leo tak tahan melihat pipi chubby Ell..

Cup~

Leo mengecup sekilas pipi gadis kecil itu.. lihatlah Ellena merona sambil memegangi pipinya.

Akan protes tapi Leo sudah mengatakkan jawabannya.

"I need a morning kiss from my lil girlfriend"

Leo begitu manis memperlakukan Ellena.

Ellena sangat panas dengan udara diruang makan.

"Kak All belum pulang?"

"Pulang nanti siang"

"Oh..."

"Aku tunggu dimobil"

"Baiklah"

Leo beranjak dari duduknya sebelum meminta ciuman ciuman lain dari Ellena.

Leo sepertinya harus mencari guru spiritual agar lebih tahan godaan.

Leo berjalan sambil tersenyum senyum, mengingat moment moment bersama Ellena. Bahkan dia mencuri curi foto saat bersama Ellena. Seperti remaja labil.

Setelah 10 menit Leo menunggu dibalik kemudinya, Ellena masuk dan duduk disampingnya.

Ellena sedikit tercengang dengan interior didalam mobil kuda jingkrak ini. Sangat elegan.

Sangat kampungan bukan, dia tinggal dikota sebesar seperti Manchester dan baru memasuki mobil sport mewah ini. Ya, itu semua karena dikeluarganya lebih suka mobil keluarga, tak ada yang memiliki mobil sport.

Leo tak berkata apapun, hanya menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Pulang jam berapa?"

'Jam 2"

"Aku jemput"

"Baiklah"

Saat Ellena akan turun, tangannya dicekal oleh Leo. Ellena memalingkan wajahnya kearah Leo dan saat itulah Leo mencuri kecupan dari Ellena.

"My first kiss"

"Cepat turun, 10 menit lagi masuk"

"Hm..."

Sepeninggalan Ellena yang sedikit terkejut tapi juga ingin protes sangat menggemaskan, Leo tersenyum. Padahal dia semalam sudah mencuri ciuman itu.

Ellena oh Ellena kau pakai sihir apa untuk mencuri seluruh hatiku...

Leo melajukan mobilnya lagi untuk menghadiri rapat dan makan siang bersama.

*

Setelah Leo menyelesaikan semua rapatnya, Leo menunggu Ell untuk pulang. Ya Leo malas pulang kalau tak memiliki kepentingan apapun.

Ellena keluar dan segera masuk kedalam mobil Leo. Mendudukkan bokongnya.

Ellena tanpa aba aba mencium pipi Leo tanpa permisi. Setelah itu memalingkan wajahnya kejendela karena sangking malunya.

Bodoh... kenapa spontan menciumnya.

Leo terkejut tak mengira Ellena berani  menciumnya.

Leo melihat Ellena memalingkan wajahnya, menahan malu dan juga rona merah dipipinya tak dapat dikontrol.

Leo mengacak rambut Ellena. Leo terkekeh melihat perilaku Ellena.

"Kenapa malu? Aku kekasihmu"

'Tapi..."

"Tak apa, kapanpun kau mau menciumku boleh saja"

"Emm.. kapan berangkat ke London?"

"4 hari lagi"

"Emmm menginap lagikan?"

"Mungkin tidak, aku akan tinggal diapartment"

"Kita tak bertemu lagi??"

"Darl... kapanpun kamu mau keapartment atau bertemu pasti akan kutemui"

"Benarkah?"

"Hmm.. ayo pulang, aunty dan uncle menunggu"

"Okey"

Leo melajukan mobilnya membelah jalanan  besar Manchester.

Membelokkan mobilnya kearea turtle bay resto, untuk mengajak makan siang Ellena.

"Kenap kesini?"

"Aku lapar.. ayo makan"

"Emmm.."

Leo dan Ellena berjalan sambil bergandeng tangan dan sekali lagi Leo mencuri cium dari pipi Ellena.

"Pipimu seperti kokain Ell"

"Hah..."

"Aku ingin selalu menciummu"

"Kak Leo mesum!!"

Leo tergelak. Mereka duduk di bangku pinggir jendela.

"Bagaimana sekolahmu Ell?"

"Emm.. aku akan lulus sebentar lagi"

"Mau masuk universitas mana?"

"Oxford?"

"Pilihan bagus, aku dan kakakmu lulusan Oxford"

"Emm.. tapi aku ingin menjadi desainer"

"Lalu?"

"Entahlah... daddy dan mommy minta bersekolah di bisnis"

"Itu bagus Ell... turuti saja mau mereka"

"Emm... tapi.. sudahlah.. ayo makan"

Leo tak menjawab, lalu dia memotong motong daging steaknya.

45 menit dia selesai makan dan mengobrol setelah itu Leo mengantar Ell pulang.

Setelah sampai depan rumah, Leo tak masuk dia harus menghadiri rapat lagi.

Ellena masuk begitu saja, sedikit kecewa harus berpisah lagi.

Tapi itulah asyiknya memiliki kekasih super sibuk dan super kaya seperti Leo.

*********

03

4  hari berlalu begitu saja. Ellena dan Leo jarang menghabiskan waktu bersama.

Dan hari ini Ellena nekat membolos sekolah setelah mengetahui Leo ada diapartmentnya.

Ellena menekan bel diunit itu.

Leo segera  membukanya dan ternyata Ellena memakai seragam sekolah.

"*Ellena? why are you here?"

"Im ditching*..!?"

"siapa yang mengajarimu membolos?"

"I miss u"

"Oh God... kenapa tak bilang? Aku bisa menjemputmu nanti, dan jalan jalan..ayo kuantar pulang!2,\=2%;3\=."

Ellena tak menjawab, Ellena lantas memeluk Leo. Akhirnya Leo menyerah, Leo mengajak Ell masuk keapartmentnya.

Duduk disofa panjang. Leo menatap bingung dengan gadis didepannya ini.

"Kenapa? Aku tahu kamu mau bicara"

"Jangan pergi"

"Hah?"

Ellena terus menunduk, dia malu untuk mengakui dia lekas terbiasa dengan lelaki dewasa ini. Leo tersenyum.

"Stay in here with me"

"Ya ampun Ell... kita setiap akhir bulan pasti bertemu, dan kau akan kuliah di Oxfordkan, jadi kita akan sering bertemu"

"Tapi.."

"Baiklah baiklah, hari ini kuizinkan kamu bolos, tapi kalau sampai aku tahu kamu bolos lagi hanya karena masalah seperti ini, aku tak segan segan pergi"

"Jangan pergi..."

"Aku menyayangimu Ell, cinta sangat cinta.. tapi aku mau kekasih kecilku ini mempunyai masa depan yang cerah.. okey?"

"Aku janji tak akan bolos lagi!!"

"Bagus, lalu kalau kamu sudah disini, kamu mau apa?"

"Entah, aku tak pernah berpacaran, kak Leo biasa berbuat apa kalau berpacaran?"

"Aku akan meniduri wanita itu Ell"

Itu yang dipikiran Leo sekarang, ayolah Leonard Dominic itu lelaki normal, dan wanita wanitanya dulu begitu binal dan haus belain, tak mungkin dia menyianyiakannya.

Sedangkan yang sekarang menjadi kekasihnya adalah Ellena Lopez, gadis polos, apa iya dia akan merusaknya?

"Kak Leo...kenapa melamun?"

"Kamu tak akan mau tahu apa yang aku perbuat pada kekasih kakasihku dulu Ell!!"

"Aku ingin tahu"

"Jangan keras kepala, keluarkan saja bukumu dan belajar!!!"

"Ayolah kak..  aku sekarang kekasihmu.. kenapa aku tak boleh tahu apa yang kamu lakukan?"

"Aku tak mau memberitahumu!!"

"Kakak...apa?"

Ellena bergelanyut manja di lengan kanan Leo. Dan perbuatannya itu sukses membuat pikiran kotor Leo muncul.

"Haih.. baiklah baiklah... aku dan mereka semua 'berbagi ranjang'!!"

"Seperti kita saat hujan malam itu?"

"Bukan..."

"Lalu? kita juga berbagi ranjang waktu itu, kitakan tidur satu ranjang"

"Kamu masih polos, jangan tanya  yang tidak tidak!!"

"Ayo berbagi ranjang?"

"Hah?"

Leo meneguk ludahnya, gadis ini polos atau pura pura tak tahu?

"Ell.. kamu tahu maksud dari berbagi ranjang itu artinya aku meniduri dia, melakukan hubungan intim bukan hanya tidur satu ranjang!"

"Hah!! Kakak kamu sudah meniduri berapa banyak wanita?"

"Banyak, aku bukan lelaki berhati malaikat Ell, aku itu sejenis  dengan para pria bajing*n diluaran sana"

"Kakak..."

"Kau sudah tahu kejelekanku, jadi pergilah, aku tak akan menahanmu!!"

"Kakak... aku mau berbagi ranjang denganmu"

"Kamu gila? pulanglah!! aku akan pergi kesana, disana lebih aman untukmu"

"Tapi aku mau!!"

"ELLENA!! Kau tahu aku mencintaimu, biarkan aku menjagamu Ell, aku tak mau merusakmu, tolong!!"

"Kakak jijik denganku? Apa aku tak secantik dan sesexy mereka?"

"Bukan, kau cantik dan kau sexy dalam difinisi yang berbeda, aku hanya mau menjagamu"

"Kakak bohong!!! Aku benci kakak!"

Dan inilah yang ditakuti Leo, Ellena mengucapkan itu serta gadis itu sudah menangis akibat kata katanya.

Leo sudah putus asa, bagaimana caranya menjelaskan semua ini pada Ellena.

Ini tak sebatas nafsu belaka, dia memang benar benar mau menjaga Ellena terlepas Ellena jodohnya atau bukan.

Tapi sekarang Ellena menangis, bersetan dengan menjaga, Leo merengkuh tubuh Ellena.

Ellennya tak boleh menangis.

Leo mencium Ellena lembut. Biarkanlah dia merusak gadis ini, dia berjanji akan bertanggung jawab.

Leo mengangkat gadis berseragam itu kedalam kamar.

Melakukan hal terlarang disana. Menghabiskan waktu siang mereka berdua.

Rintihan dan racauan terdengar.

Biarkan saja, kalau orang tua Ellena tahu, Leo siap menikahi Ellena.

Toh Leo sudah mapan.

Jam menunjukkan pukul 1 siang.

Ellena masih bergelung dengan selimut tebal Leo, sedangkan lelaki itu duduk menyender di dashboard ranjang, memperhatikan layar macbook-nya yang memperlihatkan deretan e-mail masuk.

Dia berbuat salah, Mahkota Ellena telah ia renggut, lelaki brengsek ini merusak masa depan gadis manis disampingnya.

Dilihat wajah damai Ellena, wanita itu menggeliat. Membuka mata.

"Kamu lapar?"

"Iya..."

"Aku akan cari makan, istirahatlah setelah ini akan kuantar pulang"

"Iya..."

Ellena hanya menjawab itu seakan kelu lidahnya.

Mengingat bagaimana dia pasrah membuatnya sedikit malu.

Setelah Leo mengenakan bajunya dan keluar, Ellena berjalan dengan perlahan untuk kekamar mandi. Memakai seragamnya lagi.

Duduk disisi ranjang.

Agak bosan dia mengelilingi kamar itu. Dilihat rak buku samping jendela balkon. Novel, buku buku tebal tentang bisnis dan album foto.

Dia penasaran dengan album itu dibuka Album itu.

Foto foto Leo saat berkuliah,disana ada foto Alleo juga.

Dipertengahan album, dia melihat foto foto mesra Leo dengan wanita asia. Berpelukan, tertawa bahkan berciuman.

Diakhir album ada foto pertunangan. Leo dan Laura. Ya wanita itu Laura karena dibawah foto itu terdapat nama mereka berdua.

Tuhan, takdir gila apa ini?

Ellena baru saja tidur dengam tunangan orang lain. Ellena tak menyangka dengan sikap Leo yang memanjakannya rupanya dia siap menikah dengan wanita lain.

Ellena benci ini. Dia sudah menyerahkan semuanya dan dibohongi.

Ellena segera berlari keluar apartment begitu saja, tanpa menunggu penjelasan Leo.

Bertemu Leo dibasement dengan senyumannya seperti malaikat maut yang datang mendekat.

"Ellena,ada apa? Kenapa menangis?"

Plakkk..

"Ellena??"

"Kita akhiri ini semua!!"

"Ada apa? Ayo bicarakan baik baik!?"

"No... aku tahu kamu ********!! Aku tak mau punya hubungan apapun denganmu!"

"Ell ada apa? Aku tak mau kamu pergi!!"

"Dan kamu bisa sesukamu meniduriku? setelah itu membuangku dan menikahi tunanganmu itu?"

"Tunangan? Siapa?aku tak punya tunangan!"

"Bullsh*t..."

Ellena segera memasuki taxi dan pergi tanpa menghiraukan Leo yang mengejarnya.

Ellena benci dengan dirinya yang mudah terbuai..

Sampai didepan rumahnya, dia sudah disuguhi pemandangan mobil sport Leo didepan gerbang. Lelaki itu didalam.

Ellena bersikap biasa saja, lebih tepatnya berusaha kuat.

"Ellena..."

"*Yess mo*m?"

"Kemarilah, Leo akan berpamitan"

"Hmm..aku lelah, aku masuk kamar dulu"

"Ell..ada apa? Kamu sakit?"

Sebelum menaiki tangga, Ellena menoleh kearah orang tuanya dan Leo. Leo hanya diam menatap Ellena yang kecewa.

"Tidak! Ellena lelah!"

Ellena terus berlari kekamar, mendudukkan tubuhnya diranjangnya dan melihat kearah balkon kamar.

15 menit dia melamun, ada seorang yang duduk disampingnya.

Leo.

"Kenapa kemari?"

"Hanya berpamitan, aku tahu kamu sudah mengetahui foto itu.. tapi aku sudah memutuskan pertunangan itu setelah kau menjadi kekasihku... ya aku salah telah menghancurkanmu, aku tahu kamu membenciku.. aku terima kamu tak mau bertemu denganku lagi... aku pergi... aku kesini untuk berpamitan sebagai kakak untuk adiknya dan lelaki untuk perempuannya"

"..."

"Semoga kamu bahagia, tak usah minum kontrasepsi, aku bermain dengan aman.. kasihan tubuhmu.. istirahatlah"

Ellena tetap tak bergeming. Leo mengacak rambut wanita itu dan mengecup puncak rambutnya sekilas.

Dan berlalu pergi. Bolehkan Ellena menyesal dan menyusulnya untuk kembali? Jawabannya terlalu besar gangsi Ellena untuk itu.

Sedangkan Leo menatap punggung Ellena yang mulai bergetar, ingin rasanya dia rengkuh tubuh itu dan menenangkannya tapi dia takut ditolak oleh Ellena.

Kisah mereka mungkin berakhir sampai disini. Kisah yang tak pernah dilupakan oleh Leo ataupun Ellena.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!