Berawal dari sebuah kecelakaan tragis yang di alami oleh gadis yang bernama Aileen nammi allegra
Aileen adalah anak bungsu dari keluarga Allegra. ia anak dari Danu allegra dan Vinna Allegra. Aileen mempunyai kakak perempuan yang bernama Allena neima allegra.
keluarga Allegra adalah keluarga yang sangat harmonis. hidup bak di dalam istana membuat allena menjadi putri yang sangat manja, namun berbeda halnya dengan aileen yang sangat mandiri walaupin terkadang juga sedikit manja dengan orangtua nya.
suatu ketika keluarga aileen ingin berlibur ke pulau dewata bali, sebuah kecelakaan tragispun menimpa keluarganya yang mengaruskan ayah ibu dan kakaknya mwregang nyawa.
Kini aileen hanya hidup sendiri, dan aileen pun kini di rawat oleh keluarga dari sahabat mendiang ibu dan ayahnya sejak kecelakaan itu terjadi.
keluarga itu tak kalah kaya dari keluarga Allegra. mereka mempunyai perusahaan yang banyak cabang termasuk hingga keluar negeri.
keluarga yang di maksudkan adalah keluarga Ardhan Gumelar dan Anggita Gumelar. mereka mempunyai dua anak laki-laki yang bernama Galendra aksa Gumelar anak sulung yang sangat tampan namun memiliki sifat dingin dan sangat sulit di tebak, sedangkan anak bungsu mereka yang bernama Ravendra aska Gumelar yang sangat ramah dan juga tampan menjadi incaran setiap wanita sejak masih kuliah hingga saat ini.
hingga suatu malam di kumpulkan semua keluarga perintah dari pak Ardhan selaku kepala keluarga.
"Galen, Raven ada yang mau kami sampikan untuk kalian" seloroh obu anggi membuat kedua anaknya mengerutkan dahinya.
"ada apa ma, tidak biasanya mama membuat kami berkumoul seperti ini?" ucap Raven
"iya ma, apa ada yang serius?"tambah Galen
"mama ingin menikahkan raven dan juga aileen, iya kan pa?"
"apa, apa ini tidak terlalu mendadak kalian memberitauku?" ucap raven
"tidak raven, papa sudah rencanakan ini matang-matang. katna mama dan papa ingin melihat kamu menikah dengan aileen sebelum kami menetap di luar negeri minggu depan." tutur pak ardhan.
"kenapa bukan kak galen yang menikahi aileen ma, pa?"
"kamu tau kan kakakmu itu sudah mempunyai kekasih dan selama ini kami melihat kamu cukup dekat dengan aileen sayang" jawab bu anggi meyakinkan.
"lalu kapan kami akan menikah? ucap raven
"jadi kamu setuju sayang? kalau begitu lusa kamu akan menikahinya."
"aku akan menikahinya demi kalian" sahut raven.
"baik kalau sudah tidak ada hal yang ingin di bahas, aku harus pergi untuk menyiapkan meetinh besok pagi" Galen pergi ke kamarnya meninggalkan keluarga nya yang masih terduduk di ruang tengah.
Bu anggi menghampiri aileen yang berdiri menatap kerlip bintang dari balkom kamarnya.
"sayang kami disini.."
aileen hanya mengangguk, karena sejak kecelakaan itu aileen mengalami trauma sehingga menyebabkan ia tidak bisa berbicara, selama tujuh tahun ia tinggal bersama keluarga gumelar ia hanya menggunakan bahasa isyarat.
"seperti yang mama bilang kemarin, minggu depan mama dan papa akan mulai tinggal di rumah kami yang ada di luar negeri, dan lusa kamu harus menikah dengan Raven. kamu mau kan sayang?"
semburat senyum di wajah aileen menandakan pilihan mamanya memang tidak salah.
'apa aku bermimpi? aku akan menikah dengan kak raven pria yang selama ini aku kagumi dan aku cintai. tuhan terimakasih engkau masih memberiku kebahagiaan setelah tujuh tau lalu engkau merenggut orang-orang yang ku sayangi'
▪▪▪▪▪
Hari pernikahanpun tiba, Aileen sudah di rias oleh wo yang di sewa oleh keluarga gumelar. aileen terlihat bak putri yang trin dari kayangan dengan sebuah kebaya yang menjuntai di atas lantai.
semua keluarga sibuk mengurusi hari itu. termasuk Galen yang rela meninggalkan kerja kantornya untuk pernikahan adiknya.
senyum selalu menghiasi wajah ayu aileen dan semua keluarga.
"dimana adikmu sayang, kenapa dia belum turun?"
"sebentar ma biar galen yang menjemput raven"
Galen pergi menaiki tangga untuk menjemput raven, selang beberapa saat galen meniruni tangga tanpa raven di sampingnya. namun ia memegang selembar kertas dan langsung memberikannya untuk aileen.
"disini tertera nama kamu ai, aku tidak berani membukanya." galen mengulurkan kertas itu dan kemudian aileen mulai membuka sirat itu dan semuanya menjadi penasaran tentang isi surat tersebut.
Maafkan aku aileen, aku harus pergi. aku tidak bisa menikahimu karena aku sudah memiliki kekasih. terlebih kamu seorang gadis bisu, aku tidak mau teman-temanku mengejekku. tolong maafkan aku jika sikap baikku kamu salah artikan.
dan tolong sampaikan maaf untuk keluargaku.
Aileen menyeka airmata yang mulai menetes dia kembali tersenyum untuk membuat keluarganya tidak khawatir, lalu surat itupun di baca oleh keluarganya.
"raven kamu benar-benar keterlaluan, kenapa kami sejahat ini" ucap pak ardhan sembari memegangi dadanya.
"sayang, maafkan mama. mama yang salah mama membuat kamu terluka"
'aku tidak apa-apa ma, aku baik-baik saja. benar yang di katakan kak raven, kak raven adalah seseorang yang sempurna tidak pantas bersanding dengan gadis bisu sepertiku.' aileen menulis di atas note yang ia bawa kemana-mana.
"tidak sayang, kamu itu gadis baik.. kamu tidak pantas di perlakukan seperti ini"
"Galen papa mohon kamu mau menikahi aileen"
"apa? papa becandakan?"
"papamu benar sayang, kalau kamu tidak menikahi aileen apa yang akan di katakan orang-orang mengenai keluarga kita"
"tapi galen sudah mempunyai ersya ma, dan bulan depan kami akan bertunangan?"
namun pandangan galen berhenti tepat di dada pak ardhan yang semakin lama semakin menekan dadanya karena kesakitan.
'jangan ma, pa, kak galen berhak memilih kebahagiannya. sesangkan aku, aku hanya merepotkan kalian. tolong jangan terlalu memikirkanku' aileen menulis lagi di note nya .
"oke pa ma, aku akan menikahi aileen"
ijab kobulpun sudah terjadi, kini oara tamu mulai meninggalkan tempat itu. hingga tatapan galen berhenti di ujung pintu melihat kedatangan seorang pria dan wanita yang terlihay sangat mesra.
"selamat ya kalian sudah menikah, kenalkan ini kekasihku bianca" ya seseorang itu adalah raven dengan membawa kekasihnya di hadapan semua keluarganya.
"dasar kamu" galen memberi pukulan tepat di wajah rave sehingga darah mulai keluar dari sudut bibirnya.
saat raven ingin membalas, aileen berdiri tepat di hadapannya dengan sebuah tulisan.
'jangan sentuh kak galen, kamu tidak berhak melukainya'
"oh jadi sekarang perempuan bisu ini yang akan melindungimu kak?" ucap raven
"hentikan raven" saat galen ingin memukul kembali sekarang tiba giliran maureen yang menghadangnya.
"jangan salahkan adikmu yang leboh memilihku calon kakak ipar. tentu saja dia akan memilihku, dia tidak akan menikahi gadis bisu sepertinya yang akan membuatnya malu!"
"stop... raven. bawa pergi kekasihmu mama papa tidak akan memberimu warisan sedikitpun kalau kamu masih menjalin hubungan dengannya"
"tapi ma.."
bu anggita pun pergi meninggalkan ruangan itu dan membawa suaminya kedalam kamar supaya lebih tenang.
kini galen sudah berada di dalam kamar bersama aileen.
"ai, ada yang harua kita bicaran." ucap galen
'aku akan berbicara lebih dulu kak' tulis aileen
"apa?"
'kamu boleh menceraikan aku setelah mama dan papa pergi, aku tidak akan menghalangi kebahagiaanmu. dan setelah bercerai aku hanya meminta sebuah pekerjaan.'
"itu memang ya g ingin aku bicarakan, tapi aku tidak menyangka kamu akan mengambil keputusan seperti ini. kamu tau kan setelah aku menceraikan kamu, kamu akan menyandang status janda" ucap galen
deg
aileen tidak menyangka dua lelaki yang sudah dianggapnya kakak ternyata tidak sedikitpun perduli dengan dirinya melainkan hanya menggormati orang tuanya saja.
'aku tau kak, kak galen tidak perlu memikirkan itu'
aileen pin pergi membersihkan diri di dalam kamarnya sendiri.
pernikahan mereka sudah berjalan satu minggu, kini mereka pun hanya tinggal bertiga dengan beberapa pembantu. karna seperti rencana awal orang tua mereka memutuskan untuk tonggal di luar negeri.
"ai, kita tidak bisa bercerai saat ini. minimal satu tahun baru kita bisa bercerai. karna mama papa memantau pernikahan kita." jelas galen.
"dan satu lagi, aku harap kamu tidak keberatan jika aku mengajak ersya kesini"
aileen hanya mengangguk dan tersenyum tipis, hal itu di perhatikan oleh raven yang tiba-tiba merasa ada sesuatu yang hilang darinya.
setelah kepergian galen ke kantor, raven mendatangi aileen
"ai, apa kamu masih marah karna aku menolakmu?"
'tidak kak, aku cukup tau diri. yang aku tidak sangka kamu berani memainkan perasaan mama dan papa'tulis aileen
"iya aku tau aku salah aileen, tapi bisakah kami bersikap seperti dulu?"
'seperti dulu? itu tidak mungkin kak. aku sudah memiliki suami jadi aku tidak bisa terlalu dekat denganmu'
"tapi kalian kan tidak cinta? bisakan kamu jangan terlalu menghindariku karna aku tidak suka"
aileen hanya tersenyum dan berlalu pergi meninggallam raven yang tidak bergeming sedikitpun.
.
.bersambung
.
Hari ini seperti biasa aileen menyiapkan makan untuk galen dan raven. namun kali ini ada yang berbeda di meja makan.
saat aileen tengah sibuk menyiapkan makanan, ersya dengan enaknya duduk di sebelah galen dan bergelayut manja.
'sabat aileen, kamu memang istrinya. tapi kamu bukan siapa-siapa di hatinya'
"aileen tolong ambilin itu dong, aku mau makan itu" ersya menunjuk ayam goreng yang berada di dekat galen.
"sayang, kamu gak perlu nyuruh aileen. kamu bisa minta tolong sama aku untuk di ambilin ayam goreng." Galen memang seseorang yang dingin, namun ia selalu bersikap hangat dengan seseorang yang ia sayangi seperti ersya.
"ayo kamu duduk ai, biar aku ambilkan. dan kalian, bisa enggak si ga usah bermesraan disini." raven menatap sinis ke arah ersya.
"calon adik ipar, mending kamu ngaca! dulu aja kamu ninggalin aileen karena dia bisu dan kamu punya pacar yakan? jadi kamu gak perlu nyindir kami"ucap ersya.
"sya, tolong jaga sikap kamu" ucap galen.
sontak suasana menjadi hening, kini hati aileen semakin nyeri melihat ersya yang semakin menunjukkan kemesraan dengan galen.
setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya, aileen segera bergegas untuk pergi ke kantor. namun setelah sampai kantor ia menerima sebuah surat pemecatan secara sepohak di surat te4sebut terselip tulisan tangan maaf ai aku harus memecatmu, karena banyak karyawan yang protes dengan masuknya dirimu. aku tidak ingin para pegawaiku pergi hanya karna memperkerjakanmu. kamu jangan khawatir, walaupun kami tidak bekerja aku akan tetap mnafkahimu meskipun nantinya kita akan bercerai.
Tangisan aileen pecah, ia memukul-mukul dadanya untuk mengurangi rasa sesak yang ia rasakan karena suaminya sendiri yang memecatnya.
'ya robb aku harus mencari pekerjaan dimana'
aileen mulai mencari pekerjaan, ia melamar pekerjaan dari pintu ke pintu namun tidak satupun tempat yang mau memperkerjakannya.
Hingga saat ia berjalan pulang ia menemukan seorang perempuan yang usianya sudah tidak mudah duduk di tepi jalan dengan kaki yang terluka.
aileen segera menulis sesuatu di noye yang biasa ia bawa. "nenek ada apa, apa yang terjadi?"
"nenek menunggu cucu nenek, tapi tadi ada seseorang yang menyerempet nak"
aileen membawa nenek itu ke sebuah klinik terdekat dengan uang yang ia bawa.
' oh iya nek, sebaiknya nenek hubungi cucu nenek untuk lebih cepat, takutnya nanti terjadi hal-hal seperti tadi'
" iya nak, oh iya namamu siapa sayang?"
'Aileen nek. maaf sebelumnya aileen harus pergi karna takutnya suami aileen mencari nek. nenek hati-hati ya' aileen lalu pergi minggalkan perempuan itu dan selang beberapa menit seorang oria yang tinggi dan wajah rupawan datang menghampiri nenek itu.
"oma.. oma kenapa sampai seperti ini?"
"ini semua salah kamu Adrian tadi seseorang menyerempet oma dan untung saja ada perempuan baik yang menolong oma"
"iya oma maafin Adrian ya, dan siapa yang menolong oma?"
"dia seorang perempuan yang sangat cantik dan baik hati, dia tidak bisa berbicara. oma sangat menyukai gadis itu" oma tersenyum ketika membayangkan senyum di wajah aileen.
▪▪▪▪▪
Aileen sampai di rumahnya cukup larut karena harus berjalan kaki, uag yang ia bawa sudah habis untuk berobat nenek yang ia tolong.
Aileen masuk rumahnya dengan rasa penat yang ia rasakan karena harus berjalan berkilo-kilo meter. seperti biasa mata yang lelah di suguhi pemandangan yang sangat menguras perasaannya.
aileen mendapati suaminya yang duduk di sofa ruang tengah dengan seorang gadis yang tidur beralaskan paha suaminya di bawah kepalanya dan sesekali bercanda manja membuat relung hatinya semakin nyeri.
'kita memang menikah bukan berdasarkan cinta, tapi hati ini sakit melihat hal itu'
"ai kamu baru pulang? dan kamu terlihat sangat letih" raven mendudukan aileen ke sofa dekat galen dan juga ersya.
Raven membawa segelas air putih untuk aileen. "kamu minum ini"
"oh iya ai kenapa aku tidak mrlihatmu di kantor seharian ini?"tanya raven
aileen lalu menyodorkan surat pemberhentian krjanya. sontak mata raven terbelalak, aileen yang lupa membuang surat dari galen pun panik dan segera merebut dari tangan raven.
Raven lalu berdiri dan memukul meja yang ada di depan galen seketika membuat ersya terkejut.
"apa yang kamu lakukan raven?" ucap galen dengan nada suara yang cukup tinggi.
"apa kak galen gila, kakak melakukan ini pada aileen di kantor?"
"lalu apa bedanya dengan apa yang kamu lakukan di saat hari pernikahan?"
raven terdiam mendengar ucapan Galen dan menunduk. Raven berlutut di hadapan aileen. aileen yang melihat itupun mengernyitkan dahinya.
raven meraih kedua tangan aileen, aileen hendak melepas tangan raven namun raven menahannya. "dari awal memang aku yang bersalah maafkan aku ai, aku memang tidak bisa menikahimu. tapi aku tidak bisa melihatmu seperti ini"
'tidak papa ini memang sudah biasa bagiku kak, kalian jangan bertengkar. aku janji tidak akan menyulitkan kalian' aileen lalu memutuskan untuk pergi ke kamarnya. membaca tulisan dari aileen membuat raven dan galen merasa sedikit bersalah.
"benar kata aileen kan sayang.. kalian berdua tidak perlu memikirkannya" tukas ersya.
keesokan harinya pagi-pagi sekali aileen menyiapkan makanan. tanpa menunggu Galen dan Raven, Aileen pergi untuk mencari pekerjaan.
Aileen membawa segala yang di butuhkan untuk melamar pekerjaan, namun lagi dan lagi tidak ada satupun orang yang menerimana dengan beralasan kondisi aileen yang kesulitan berbicara.
peluh yang menetes membasahi wajah aileen, ia memutuskan untuk berjalan kaki supaya lebih mudah untuk mencari pekerjaan. hingga ia membaca pamflet tentang saeorang yang mencari perawat untuk orangtua.
'Apa sebaiknya aku mendaftar kesini saja?" akhirnya aileen mencoba untuk mendaftar meskipun pendidikannya yang tinggi namu keadaannga yang mengharuskannya untuk bekerja sebagai perawat.
sudah banyak orang yang menubggu di halam rumah yang sangat mewah itu, aileen menginjakkan kaki di meja pndaftaran.
"nak aileen" seseorang memanggil nama aileen dan seketika aileen menoleh ke sumber suara itu.
Aileen mengukir senyum di wajahnya mendapati seseorang yang pernah ia temui.
"Adrian.. oma udah mutusin buat memperkerjaka nak aileen saja untuk menemani oma di rumah"
"apa oma yakin?" ucap adrian yang baru datang.
" iya oma yakin sayang.."
pandangan adrian meneliti seorang gadia yang berdiri di hadapannya "apa dia yang menolong oma waktu itu?"
"iya adrian, tolong turuti permintaan oma!"
"baik kalo itu keputusan oma"
'terima kasih pak anda sudah memberi kesempatan saya untuk bekerja disini' tulis aileen.
karena sudah ada yang terpilih, kini semua pelamar dipersilahkan untuk pergi. dan kini adrian membawa aileen ke ruangannya untuk interview.
"apa kamu sudah menikah?"
'Sudah pak, saya sudah menikah'
"tolong jangan panggil saya pak saya sama kamu ini sepertinya todak terpaud jauh"
'baik tuan adrian'
"begitu lebih baik!"
Adrian memperhatikan aileen dengan seksama "melihat penampilanmu sepertinya kamu berasal daei keluarga yang berada, tapi kenapa kamu harus bekerja seperti ini?"
'sebenarnya saya hanya ingin tidak terlalu menyulitkan keluargaku, dan saya harus mencari pekerjaan seperti ini tuan. saya sudah banyak melamar pekerjaan, tapi seperti yang tuan ketahui mereka tidak bisa mempekerjakan orang bisu seperti saya'
terselip perasaan iba yang adrian rasakan, sungguh tidak adil dunia bagi orang-orang seperti aileen.
setelah dirasa cukup akhirnya adrian mengizinkan aileen mulai bekerja. namun saat menuruni tangga tiba-tiba aileen melihat oma hampir tertimpa figura yang terjatuh dan dia berlari untuk menyelamatkan oma sehingga figura itu sempat menimpa kakinya.
"sayang kamu baik-baik aja?"
aileen me gangguk dengan mengukir senyum untuk tidak membuat oma khawatir.
Adrian segera menghampiri aileen, ia tau kalau saat itu aileen tengah kesakitan "oma, baik-baik aja kan?"
"iya adrian oma baik-baik saja tapi sepertinya nak aileen terluka, tolong kamu obati dia"
sebenarnya saat itu aileen sudah menolak, namun adrian tetap mengobati kaki aileen yang terluka.
.
.
.bersambung
.
Aileen turun dari mobil dengan kaki sedikit pincang, sedangkan Galen memperhatikan kedatangan aileen dari jendela kamarnya yang berada di lantai atas.
ketika aileen telah sampai di ruang tengah, Galen menemui aileen. "dari mana kamu ai?"
'pulang kerja kak'
"siapa orang yang mengantarmu tadi, dan siapa yang menerimamu menjadi pegawainya."
'aku kerja menjaga seorang nenek dari orang yang mengantarku tadi kak'
"apa kamu lupa, kamu itu seorang istri. tidak sepantasnya pulang dengan laki-laki lain!"
'apakah dia lupa dengan apa yang dia lakukan selama ini?' batin aileen.
"kenapa diam, apa kamu tidak bisa mejawabnya?"
'aku hanya menggormatimu sebagai suamiku kak, tolong jangan paksa aku untuk melawanmu'
"apa maksudmu berkata seperti itu ai?"
'coba kak galen ingat, siapa yang selama ini mengajak kekasihnya pulang kesini?' aileen berlalu ke kamarnya tanpa menghiraukan galen yang berdiri di hadapanya.
Galen memandang aileen hingga tidak terlihat lagi. "benar dengan ucapan aileen, meskipun aku tidak mencintainya aku tidak pantas memperlakukannya seperti itu" lirih galen merutuki dirinya sendiri.
keesokan harinya galen dan raven duduk di kursi makan dengan sarapan yang sudah di siapkan oleh aileen.
raven memandangi kamar aileen dari bawah, dan sesekali menyantap makanannya. ketika aileen menjruni tangga dengan pakaian yang cukup rapi membuat dahi raven berkerut.
"ai kamu mau kemana pagi-pagi seprerti ini sudah rapi begitu"tanya raven.
'hari ini hari pertamaku bekerja sebagai pengasuh oma dari bosku kak raven'
"jadi kamu bekerja ai, lebih baik kamu jangan bekerja ai, aku yang akan tanggung jawab dengan semua kebutuhannmu"
mendengar ucapan dari raven membuat galen menghentikan aktivitas makannya sejenak, namun ia melanjutkannya kembali.
'keluarga kalian sudah merawatku sejak dulu, dan aku tidak tau malunya selalu merepotkan mama dan papa. kini saatnya untukku mengurangi beban kalian. dan untuk masalah tanggung jawab, biar suamiku kelak yang akan tanggung jawab atas hidupku. itupun kalau ada seorang pria yang benar-benar menerimaku dalam keadaanku seperti ini' tulis aileen panjang lebar.
"kenapa kamu membesarkan ucapan raven aileen, dan untuk suami. aku ini masih suami kamu, apakah pantas jika kamu membahas calon suami di hadapanku?" ucap galen dengan suara yang meninggi, hal itu membuat aileen semakin merasa lelah dengan kehidupannya.
"kak, jangan terlalu kerasa dengan aileen. apa yang di katakan aileen itu tidaklah salah. kakak sudah memutuskan untuk menceraikannya kan dengan menikahi ersya"
"jangan ikut campur urusan rumah tanggaku raven, aku harap kamu tau batasanmu"
aileen memegang tangan suaminya lalu mencium tangan suaminya 'aku berangkat kerja kak, tolong jangan bertengkar dengan kak raven. dan aku lakukan ini, karna kakak masih suamiku' aileen pun berlalu pergi dengan kakinya yang sedikit ia seret karena rasa sakit.
"aku tidak menyangka bubunganku dengan aileen akan seperti ini, padahal aku menganggapnya seperti adikku sendiri" tutur galen.
"kak galen, tolong jangan ajak ersya kesini. kalaupun kalian ingin bertemu, bisakan kalian mencari tempat lain tanpa harus menunjukkannya di hadapan aileen" raven lalu pergi ke kantor lebih dulu. sedangkan galen masih termangu memikirkan ucapan aileen. sesaat ia merasa sesak mendengar aileen menyebut calon suami di hadapannya.
▪▪▪▪▪
Aileen sangat bingung ketika melihat banyak koper berada di halaman rumah milik Adrian, aileen segera mendatangi oma yang terduduk di dekat koper.
'ada apa ini oma?'
"ini sayang, hari ini oma harus keluar negeri untuk berobat."
'lalu oma disana dengan siapa, apa dengan tuan adrian?'
"oh oma disana akan tinggal di rumah anak oma, orangtua adrian!"
oma lalu berpamitan dengan aileen untuk pergi ke bandara dengan di antar oleh adrian.
cukup lama aileen menunggu di rumah tersebut menunggu kedatangan adrian, dan akhirnya adrian pun datang.
"kamu masih disini?" ucap adrian.
'iya tuan, tuan apakah hari ini saya akan di pecat?'
"siapa yang akan memecatmu. karna oma tidak di rumah mulai hari ini kamu harus membersihkan rumah ini. dan untuk masalah gaji kamu tenang saja, aku akan membayar sesuai dengan pekerjaanmu." seru adrian.
Adrian mengajak aileen untuk masuk ke rumahnya. adrian mulai menjelaskan semua pekerjaan yang harus aileen kerjakan.
"mulai hari ini kamu harus merawat rumah ini seperti rumahmu sendiri, karena semua pembantu sudah bekerja di rumahku yang ada di kota A. dan disini kamu yang harus mengerjakannya." ucapan Adrian di angguki dengan aileen.
'tapi tuan, sampai jam berapa saya akan bekerja?'
"tunggu aku pulang kantor, baru kamu boleh pulang"
'oh baik tuan'
seharian penuh aileen di sibukkan dengan kegiatan membereskan rumah, sekitar pukul enam sore aileen mulai memasak untuk majikannya. tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, banyak panggilan masuk yang tidak terjawab di ponselnya karena aileen tertidur hingga adrian pulang aileen masih terlelap di meja makan.
Adrian hanya melewati aileen dan sesaat ia turun dengan pakaian santainya. adrian akhirnya ingin membangunkan aileen, namun seketika perhatiannya tersita saat melihat airmata yang mengalis di pelupuk mata aileen. "ada apa dengannya, apa yang sebenarnya ia alami"
merasa ada yang mengamatinya aileen membuka matanya dan pandangannya bertemu dengan pandangan adrian seketika aileen menunduk.
'tuan sudah pulang, biar aku siapkan makanannya tuan'
aileen menyiapkan makanan untuk adrian, adrian menikmati makanan itu "masakanmu lumayan enak"
adrian segera menghabiskan semua makanannya, aileen pun pulang.
di sepanjang jalan aileen melirik kiri kanan mencari taksi namun tidak ada taksi yang melintas.
akhirnya aileen memutuskan untuk berjalan kaki, rumahnya cukup jauh dengan rumah adrian. di tengah perjalanan aileen di cegat oleh beberapa laki-laki yang kelihatannya berniat buruk dengan aileen.
"hai cantik sini sama abang"ucap salah satu pria.
"sepertinya dia bisu boss, ini kesempatan bagus."
Aileen berlari sekuat tenaga, namun pria-pria itu lebih cepat. dua orang memegangi aileen dan yang satu berusaha mencium aileen.
bugh...
seseorang memukul pria itu, orang itu menghajar semua pria itu. walaupun orang itu terkena pukulan salah satu pria namun orang itu membalas dengan seketika pria-pria itu lari terbirit-birit.
melihat aileen sangat ketakutan membuat pria itu mendekat "aileen ini aku galen tenanglah." aileen masih tetap histeris, melihat hal iti galen menarik aileen kedalam pelukannya.
saat itu hujan turun dan membuat aileen dan galen berpelukan dalam guyuran hujan.
aileen mendongak menatap galen yang menatapnya cemas. "tenang ai ini aku, mereka tidak akan menganggumu lagi"
Galen membawa aileen kedalam mobil, saat di perjalanan aileen terserang demam. hal itu membuat galen cemas.
Galen membopong tubuh aileen ke dalam rumah, saat itu raven sudah menubggu di ruang tengah.
"ada apa dengan aileen kak?"
"tadi aileen di cegat preman, dan sekarang tolong siapkan kamar aileen"
galen membaringkan aileen yang tidak sadarkan diri. "rav tolong panggilkan bi arum untuk mengganti pakaian aileen, aku juga akan mwnggantibpakaianku dulu."
setelah bi arum selesai menggantibpakaian aileen, raven langsung menemani aileen. galen yang melihat itu segera menggantikan posisi raven.
"oke kalo gitu aku harus pergi dulu kak, tolong rswat aileen dengan baik" ucapan raven hanya di balas dengan dehaman oleh galen.
"aileen bangunlah kamu harus minum obat"
sayup-sayup suara yang aileen dengar membuatnya tersadar. tanpa ia sadari ia memeluk galen dan mulai menitikkan airmata.
galen yang menyadari hal itu segera menangkupkan tangannya di wajah aileen dan menatap dalam aileen.
.
.
bersambung.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!