NovelToon NovelToon

I Love You, Sister

Gagal Berkencan

Saat berusia 10 tahun, ayah dan ibu Andi meninggal karena kecelakaan, lalu dia diadopsi oleh Pak Rudi, teman ayahnya Andi.

Pak Rudi adalah seorang pelukis, istrinya meninggal saat melahirkan anak semata wayangnya (Hana). Hana tumbuh menjadi seorang gadis cantik. Usia Hana dan Andi terpaut 5 tahun.

Saat ini Andi masih duduk di bangku SMA kelas 3, sementara Hana telah lulus kuliah, dia sedang mencoba melamar pekerjaan.

Siang itu tanpa sengaja Andi melihat sangat kaka sedang duduk berdua dengan seorang pria di sebuah Cafe.

Terlihat laki-laki itu sedang memegang tangan Hana, "Han, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu."

Hana tersenyum-senyum, dia bisa menebak apa yang akan dibicarakan Riko.

Hana dan Riko sudah PDKT selama 4 bulan, mereka selalu saling perhatian dan sering jalan bareng tapi belum ada kepastian dengan hubungan mereka.

Senyuman Hana buyar saat melihat Andi melambaikan tangannya, dan menghampiri mereka.

.

"Hhh... ganggu aja nih anak" Kata hati Hana.

"Hai" Andi duduk di dekat mereka.

Riko melepaskan genggaman tangannya "Siapa dia,Han?" Tanyanya ke Hana.

"Oh dia ini adikku,namanya Andi"

Andi dan Riko berjabat tangan

"Mau apa kau kesini?" Bisik Hana, Hana merasa terganggu karena takut Andi mengagalkan lagi rencana kencannya seperti tahun kemarin.

"Mau makan disini lah, gak ada salahnya kan kalau aku gabung? " Andi mengangkat alisnya, merasa tak berdosa.

"Oh tidak apa-apa kok, saya berharap kita bisa akrab. " Riko menyahut ucapan Andi.

Handphone Hana berbunyi, ternyata ada panggilan telepon dari perusahaan yang dilamar Hana minggu kemarin.

"Aku angkat telepon dulu ya" pamit Hana, lalu berbisik pada Andi dengan nada mengancam "Awas ya kalau sampai ngomong macam-macam sama Riko! " Lalu dia keluar untuk mengangkat telepon.

Andi tak menjawab, dia hanya nyengir.

Riko memulai pembicaraan agar bisa lebih akrab dengan calon adik iparnya itu, "Mmm... boleh saya tau makanan kesukaan kakak kamu itu apa aja ya? "

Andi berpikir sejenak sambil memegang keningnya "Mmm... apa ya...., Kak Hana itu paling suka mie instan"

"Hanya itu?"

"Ya, soalnya dia itu malas masak. "

Riko berbicara di dalam hatinya "It's okay lah gak apa-apa kalau malas masak juga, itu gak begitu penting. "

"Apa mas ini serius dengan kakak saya? "

Pertanyaan itu membuat Riko bersemangat "Tentu saja, saya terima kakak kamu apa adanya. "

"Hmm.. oh apa adanya ya" Andi menyilangkan kedua tangan di dadanya.

Riko mengangguk.

"Sebenarnya kak Hana ini agak pemalas... "

"Benarkah? saya juga pemalas"

"Ya saking pemalasnya, dia itu malas mandi. Apalagi kalau tanggal merah, dia sering seharian tidak mandi"

"ma.. malas mandi?! "

"Iya, juga kak Hana itu orangnya agak jorok, dia gak suka beres-beres, suka kentut sembarangan, bahkan tidurnya juga ngorok" Andi bercerita sambil terkekeh "Hehehe... ya seperti itu lah kakak saya, dia apa adanya seperti itu, jadi saya harap mas Riko mau terima segala kekurangan kakak ku juga"

Riko hanya terdiam, dia pikir Hana adalah wanita yang sangat elegan, karena di kampus, Hana adalah wanita yang populer dengan kecantikan dan kepintarannya, ternyata jauh sekali dari bayangannya.

Hana kembali menghampiri mereka dengan sumringah, dia sedikit berlari lalu memukul-mukul lengan Andi, dan berjingkrak-jingkrak "Akhirnya aku diterima kerja"

"Wah beneran ,kak?" Andi ikut berjingrak.

Riko melongo melihat Hana berjingkrak-jingkrak seperti itu. "Mmm.. Han, aku pulang duluan ya" pamitnya.

"Loh kok pulang? bukannya pembicaraan kita belum selesai?"

"Gak jadi, Han!" Riko berdiri "Aku kebetulan ada acara dengan Mita. " Dan dia pun berlalu.

Hana melototi Andi ,lalu menjitak kepalanya "Hhh... ini pasti gara-gara kamu, kan?"

Andi terkekeh dengan penuh kemenangan, kemudian dia segera pergi karena takut di terkam .

Hana yang tak terima hal itu langsung mengejar Andi.

"Hah sial , gara-gara kamu nih jadi gagal kencan lagi!" Gerutu Hana.

Andi dan Hana berjalan bersama untuk pulang ke rumah.

Andi hanya tersenyum "Laki-laki itu gak baik buat kamu, kak. Aku hanya cerita apa adanya tentang kamu, tapi dia malah mundur, kan? Apalagi dia malah pergi janjian sama cewek lain"

"Apa gak bisa kamu sekali aja gak usah ikut campur urusan aku?"

"Gak bisa"

Hana menghentikan langkahnya, " Aku belum pernah berkencan, aku iri melihat teman-teman yang kelihatan bahagia karena dapat perhatian dari pacarnya, selalu diantar jemput pacarnya..."

"Kan ada aku, aku selalu perhatian sama kamu, kak. "

Hana mempercepat jalannya, meninggalkan Andi "Ya beda lah! "

Andi sedikit berlari mengejar Hana, "Kalau mau ada yang perhatian, aku selalu perhatian. Aku juga bisa antar jemput kamu tiap hari. Jadi gak usah berkencan sama cowok yang gak jelas. Nanti ujung-ujungnya kan kak Hana sendiri yg sakit hati"

"Hhh... yang aku mau itu perhatian dari seorang pacar, bukan adik!"

Kata-kata itu membuat Andi tersadar. Adik... ya Hana hanya menganggapnya seorang adik, dia tidak pernah melihat Andi sebagai seorang pria, padahal Andi bukan pria yang jelek, di sekolah banyak juga yang wanita yang ingin menjadikannya pacar.

Andi sudah lama memendam perasaannya kepada sang kakak, walaupun dia berusaha untuk membuang perasaannya tapi tetap saja rasa itu bersemayam dihatinya. Dan dia merasa tidak rela jika Hana harus berpacaran dengan orang lain.

Hana menarik lengan Andi "Malah bengong. Ayok!"

"Kenapa ingin pacaran?"

"Aku mau jadi orang yang sangat special di hati seseorang, coba bayangkan aja kalau orang itu selalu memikirkan aku tiap hari. " Hana tersenyum-senyum.

Andi berkata di dalam hatinya "Kamu sangat special di dalam hati aku, kak. "

Tiba-tiba hujan turun sangat deras, mereka segera berteduh di didepan sebuah Toko yang sudah tutup.

"Ah kamu sih lama amat jalannya, jadi keburu hujan" Gerutu Hana.

"Lah ko jadi nyalahin aku sih"

"Emang kamu yang salah"

Andi memakaikan jaket ke punggung Hana, Hana sudah terbiasa dengan itu jadi dia biasa-biasa saja.

"Kamu ingat gak, kita pernah kehujanan demi nonton layar tancap?"

"Ah iya, aku ingat, kita sampai di marahin ayah waktu itu"

Mereka dua tertawa kecil.

"Tapi walaupun begitu, ayah baik sekali, dia menyiapkan air panas buat kita mandi"

"Ya begitu lah ayah kita, dia seperti malaikat"

"Karena itu aku bahagia bisa bertemu kamu dan ayah"

"Apa kamu sering mengunjungi makam ayah dan ibumu?"

"Pastinya"

"Gara-gara sibuk kuliah aku jarang berkunjung lagi, nanti aku bakalan berkunjung ke sana, sekalian ke makam mama ku juga"

"Aku sering mengunjungi makan mama mu dengan ayah"

"Yah seperti itulah, ayah lebih dekat dengan kamu di banding aku"

"Karena kamu sibuk dengan dunia kamu sendiri"

Pergi Kerja Ke Jakarta

"Enak sekali sotonya!" puji Hana sambil makan, "Hmm... sepertinya aku bakalan kangen dengan soto ini"

"Memangnya mau kemana kamu, Han?" Tanya Pak Rudi, lalu dia terbatuk-batuk, "Ohok! Ohhokk!"

Hana memberikan air minum untuk Pak Rudi, Pak Rudi memiliki penyakit paru-paru. Itu yang membuat Hana ingin segera mendapatkan pekerjaan, ingin membantu mengobati sang ayah dan membiayai kuliah Andi.

"Ng.... aku di terima kerja di Jakarta, Yah"

"Apa?!" Andi berhenti makan, "kenapa harus ke Jakarta? Kenapa gak melamar disini aja?"

"Aku juga udah melamar disini tapi belum ada panggilan juga"

Pak Rudi menengahi pembicaraan mereka "Ya udah gak apa-apa kalau kamu mau kerja ke Jakarta, tapi kamu harus selalu jaga kesehatan kamu, dan jangan telat makan!"

Hana tersenyum mendapat dukungan dari ayah nya, "Siap yah!"

Sebaliknya, Andi merasa sedih mendengar kabar itu.

Besoknya... Andi mengantar Hana ke Terminal, dia yang biasanya ceria, hari ini terlihat murung dan tak sepatah kata pun terucap dari mulutnya.

"Ingat ya kamu jaga ayah! Belajar yang benar!" pesan Hana.

"Hmm... "

Hana mengacak-acak rambut Andi "Lah kok ketus gitu sih?"

"Iya, iya... Tapi jangan macam-macam disana!"

"Siap kapten!" hormat Hana, tersenyum manis, "Lagian aku kesana cuma niat kerja, gak usah khawatir"

Hana masuk ke dalam bis dan melambaikan tangannya ke Andi, Andi membalas lambaian tangan Hana.

Sudah satu minggu Hana bekerja di Jakarta, nasibnya kurang bagus karena bosnya sangat jutek sekali, Hana sering mendapatkan omelan dari bosnya itu. Karena kepintaran dan prestasinya itu, Hana diterima sebagai sekretaris di perusahaan itu.

Yoga, itu nama bosnya. Dia seorang bos yang terkenal dengan ketampanannya, tapi sayangnya dia sangat jutek dan sombong.

".... kamu bisa kerja gak sih!"

"Maafkan saya, pak. " mohon Hana.

"Saya kasih kesempatan kamu sekali lagi, kalau kerja kamu gak benar juga, saya pecat!"

bentak Yoga.

"Ter... terimakasih, Pak. Saya janji saya akan bekerja lebih baik lagi"

"Ya udah, keluar!"

Hana pun keluar, Hana mengeluh di dalam hatinya "Sial ! Kenapa aku harus bekerja dengan bos macam dia?"

"Ada apa, Han?" tanya Bela yang memperhatikan wajah Hana terlihat kusut.

"Biasa, kena omelan lagi"

"Hehe... ya begitu lah bos kita"

Andi setiap menit mengecek Handphone nya, berharap ada kabar dari Hana, tapi sampai sekarang tak ada juga telepon dari dia.

"Sepertinya Hana sedang sibuk" kata Pak Rudi yang dari tadi memperhatika gerak-gerik Andi.

Andi merasa malu karena ketahuan oleh pak Rudi, "Iya, yah"

Ayah sedang duduk berdua dengan Andi di ruang tengah, dia menepuk pundak Andi dengan halus,

"Jika ayah sudah tidak ada, ayah berharap kamu bisa menjaga Hana"

"Ayah jangan bicara seperti itu!"

"Hana tidak pandai menjaga dan merawat dirinya sendiri, dia sering lupa makan kalau sibuk, ayah sangat khawatir"

Pembicaraan mereka terhenti karena ada telepon dari Hana, Andi segera mengakat panggilan itu.

"Hallo, kak"

"Bagaimana kabarmu dan ayah?"

Andi memberikan Handphone nya ke Pak Rudi.

"Hallo, Hana"

Hana menahan tangisnya, dia sangat merindukan mereka, "Ayahhh..."

"Ayah dan Andi baik-baik saja, jadi kamu yang tenang disana"

"Syukurlah kalau begitu. Hana sangat merindukan kalian, Hana minta maaf karena baru bisa ngasih kabar, soalnya pekerjaan Hana banyak sekali. "

"Gak apa-apa, Han. Yang penting kamu baik-baik saja disana"

Pak Rudi mengembalikan Handphone nya ke Andi karena tau mereka pasti ingin berbagi cerita, "Ayah mau merapikan peralatan lukisan dulu" pamit Pak Rudi.

Benar saja, Hana banyak berbagi cerita dari awal dia masuk kerja sampai minggu ini, termasuk tentang bosnya yang super galak.

"Jadi penasaran sama bos kamu, kak. Kalau aku bertemu sama dia, aku hajar!"

"Gak gitu juga kali, yang ada kamu di tangkap polisi"

"Tapi kamu baik-baik aja kan, kak?"

"Tentu saja, setelah cerita semuanya sama kamu, jadi plong rasanya"

"Baguslah"

"Tapi jangan kasih tau ayah!"

"Siap nyonya"

"Jagain ayah, awas jangan sibuk pacaran. Kalau sampai aku tau kamu punya pacar, aku jitak yah!"

"Tenang aja , aku disini selalu jaga ayah. Tiap pulang dari sekolah, aku gak kemana-mana, langsung pulang"

"Bagus sekali, memang adik ku ini nomor satu"

"Awas juga kalau sampai aku tau kamu bawa masuk laki-laki ke kostan, aku hajar laki-lakinya"

"Hhhhh..."

"Cari pacar yang bener, jangan asal punya pacar aja cuma gara-gara penasaran dengan pacaran"

"Disini itu aku kakak kamu, lah ko jadi yang nasehatin aku?"

"Tapi faktanya sikapku lebih dewasa dari kamu"

"Ngarang aja!"

"Tanya kan aja pada ayah!"

"Awas ya kalau ketemu kamu, aku jitak kamu seratus kali"

Yoga memeriksa hasil dari pekerjaan Hana, dan itu membuat Hana gugup, takut kena omel lagi.

"Oke, bagus. Di tingkatkan lagi kerjanya!"

Hana merasa lega "Terimakasih banyak, Pak"

"Oke"

Hana pun keluar dengan perasaan senang.Dari tadi dia merasa cemas, takut kena semprot lagi.

"Gimana hasilnya?" tanya Bela, penasaran.

"Oke katanya" Hana sungguh sangat merasa lega, dia merasa sudah lolos keluar dari kandang singa.

"Hmm enak kamu, aku dari tadi kena omelannya"

"Rupanya keberuntungan lagi berpihak kepadaku" Hana tersenyum lebar.

"Hhh... terus aku gimana?"

"Kurang beruntung berarti hehe.. "

"Dasar!" Bela tau Hana lagi bercanda, "Aku lapar nih, makan siang yuk"

Mereka pun makan siang bersama.

Hana sibuk makan, sementara Bela malah sibuk telepon-teleponan dengan cowok, setelah selesai bertelepon, dia menyusul makan.

"Hmmm... pasti enak ya punya pacar, ada yang memperhatikan, ada yang menghibur"

"Emang kamu belum pernah pacaran? Padahal kamu cantik lho"

"Belum pernah sama sekali"

"Sebenarnya pacaran itu ada enak dan tidak enaknya, makanya aku kalau udah gak nyaman ya udah minta putus aja"

"Emang kamu gak kasihan gitu sama mantan kamu?"

"Kasian sih ya kasian, tapi pacaran itu buat happy-happy lah Han. Kalau gak happy buat apa di paksakan"

"Ya ampun...Dasar playgirl!"

"Hehe... yang penting kalau udah nikah aku setia"

"Kamu punya berapa mantan, Bel?"

"Mmm..." Bela berpikir sejenak "Kayaknya sih sebelah, eh tunggu, dua belas deh kayaknya... oh bukan.. bukan, tapi empat belas, Han"

"Ya ampun empat belas? Pemain bola aja cuma sebelas, Bel"

"Bukan empat belas deh, tapi kayaknya enam belas Han"

"Hah, sebanyak itu, Bel?"

"Tapi aku bosan, Han. Aku juga mau sih fokus pacaran sama satu orang sampai menikah"

Ayah Meninggal

Hari ini ada meeting di kota Bogor.Setelah selesai meeting dengan klien, Yoga dan Hana memutuskan untuk segera pulang karena sudah sore.

Sayangnya di tengah jalan, mobilnya mogok. Yoga berusaha memperbaiki mesin mobilnya sampai tangannya tergores sedikit. "Hhh.. sial" gerutu Yoga.

"Apa lebih baik kita telepon bengkel saja pak?" saran Hana.

Akhirnya para mekanik pun datang dan segera memperbaiki mesin mobil.

"Apa disekitar sini ada restoran atau cafe?" tanya Yoga, merasa lapar.

"Kayaknya jauh pak dari sini, paling juga ada warteg"

Mendengar kata warteg aja membuat Yoga menghela nafas, dia belum pernah makan di warteg, apalagi dia takut tidak higienis.

"Rasa makanan di warteg juga gak kalah enak nya pak dengan restoran" Hana memberanikan diri untuk bicara.

"Sok tau kamu" ketus Yoga.

"Saya sering makan di warteg pak, di coba aja dulu pak, kalau misalkan gak sesuai selera bapak, kita bisa cari tempat lain" saran Hana.

Yoga pun mengikuti saran Hana. Yoga memandangi makanan di hadapannya, dia memesan ayam goreng, cumi asam manis dan capcay. Tapi masih ragu untuk memakannya.

Hana habis dari warung membeli betadine dan plester "Mana tangan bapak yang terluka?"

"Tidak apa-apa..."

Hana meraih tangan Yoga yang terluka, lalu mengobatinya dengan lembut.

Yoga memandangi Hana yang sedang mengobatinya, dia baru menyadari ternyata sekretaris nya itu sangat cantik.

"Sudah selesai" kata Hana, tersenyum.

Yoga segera mengalihkan pandangan "Oh.. mm... terimakasih"

"Sama-sama, pak" Hana melihat makanan di hadapannya "Mari makan, Pak" Hana makan dengan lahap.

Yoga mencoba mencicipi capcay sedikit.

" Bagaimana, Pak?"

"Mm... lumayan" jawab Yoga, padahal masakannya memang terasa enak makanya Yoga makan sampai habis. Hana hanya tersenyum-senyum melihatnya, itu artinya saran dia untuk makan di warteg tidak mengecewakannya.

Mobil Yoga sudah selesai diperbaiki. Yoga dan Hana pun langsung tancap gas untuk pulang. Mereka hanya terdiam tanpa seribu bahasa, karena bingung harus berbicara apa selain dari pekerjaan.

Yoga mengantarkan Hana sampai depan kontrakan.

"Terimakasih, pak. " Hana sedikit menunduk, lalu keluar dari mobil Yoga.

"Ok.." jawab Yoga, singkat. Lalu menjalankan kembali mobilnya.

Hana yang sudah sampai rumah langsung merebahkan tubuhnya di kamar, "Hadehhh capek sekali. "

Hana mencas Handphonenya yang lowbet, lalu mengaktifkan kembali Handphone. Ternyata ada 12 panggilan tak terjawab dari Andi.

Hana pun langsung menelpon Andi, tapi tidak ada respon. Dia mengulangi panggilannya berkali-kali, tapi belum ada jawaban juga.

"Kenapa gak diangkat juga? Bikin khawatir aja!" Hana menyimpan Handphone nya lagi.

Lalu Handphone Hana pun berdering kembali, dia bergegas mengangkatnya "Ada apa, Di? Kok..."

"Kak, Ayah Kak" potong Andi, dari suaranya terdengar Andi habis menangis.

"Ada apa dengan ayah? '

".... "

"jawab, Andi!"

"Ayah sedang dirawat di rumah sakit ka. Ayah muntah darah dan tak sadarkan diri"

Pikiran Hana langsung kacau, dia memutuskan untuk pergi ke Bandung menit itu juga, dia tidak peduli walaupun sudah larut malam.

Berbeda dengan suasana hati Yoga. Yoga merasa aneh dengan pikirannya, dia dari tadi tidak berhenti memikirkan Hana, saat Hana tersenyum padanya, saat Hana mengobati lukanya.

"Kenapa aku jadi mikirin wanita itu?"

Lalu dia memihat plester yang menempel di tangannya "Kenapa plester ini jadi terlihat lucu?"

Hana sampai dirumah sakit, dia menghampiri Andi yang sedang duduk menunduk, menutup mukanya.

"Andi" panggilnya.

Andi tidak menyahut.

Hana mengguncang tubuh Andi "Bagaimana kondisi ayah sekarang?"

Tidak ada jawaban.

"Andi, tolong jawab!" Hana menangis. Dia memukul-mukul pundak Andi.

Andi langsung memeluknya, dia juga ikut menangis.

"Ayah.. ayah, ayah meninggal, kak"

"Gak, gak mungkin... gak mungkin" Hana menangis sejadi-jadinya , "Dia melepas pelukan" Kamu pasti bohong, iya kan?"

Andi tidak menjawab, menatap kakaknya sambil menangis.

Hana memukul-mukul dada Andi "Gak, aku gak percaya. Kamu sering bohong, pasti kamu bohong, kab?" Hana menangis menyembunyikan wajahnya ke bahu Andi.

Besoknya....

Banyak sekali yang melayad ke pemakaman pak Rudi. Karena hujan deras, Orang-orang yang melayad tak bisa lama disana, kini tinggal hanya ada Hana dan Andi.

"Ayahhh Hu hu hhhu..." Hana tak bisa berhenti menangis dan memeluk batu nisan.

Kali ini Andi yang berusaha tegar, karena tau kakaknya sedang terpuruk.

Andi memasak nasi goreng buat Hana "Kamu belum makan dari semalam, ayo makan kak!"

"Gak lapar!"

Hana memilih bersembunyi di balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, dia terus saja menangis.

"Kalau kakak gak makan, nanti kakak sakit"

Hana masih terus menangis.

Di Jakarta, Yoga terus menatap Handphone nya, dia membaca pesan dari Hana berulang-ulang .

"Selamat pagi Pak, saya minta maaf hari ini tidak bisa masuk kerja karena ada keperluan yang mendesak"

"Ada keperluan apa dia?"

Kini sudah 3 hari Hana tidak masuk kerja, Yoga semakin khawatir, dia terpaksa menelpon Hana.

"Hallo... "

"Mengapa kamu belum masuk kerja?"

"Bukannya waktu itu saya sudah chat bapak?"

"Ya, saya tau. Tapi ini kamu sudah 3 hari gak masuk kerja, saya sangat... mmm.. sangat... maksudnya saya harus tau kamu ada keperluan apa?"

"Ayah saya meninggal, Pak"

Yoga kaget mendengarnya "Aku.. aku minta maaf, seharusnya kamu cerita"

"Tidak apa-apa, Pak. Saya usahakan besok saya masuk kerja, Pak"

"Nggak perlu, kamu boleh izin satu hari lagi"

Setelah menutup telepon, Yoga berbicara di dalam hatinya "Apa aku harus melayat? " dia berjalan mondar-mandir ,lalu di berhenti melangkah dan menggeleng " Ah tidak, sepertinya itu agak berlebihan"

Dengan bujukan Andi, akhirnya Hana bisa makan walaupun hanya beberapa suap. Tapi Hana lebih memilih menyendiri, Andi hanya memperhatikannya saja, membiarkan sang kakak menenangkan kan diri.

Hana pergi ke tempat ayahnya melukis, ternyata disana ada lukisan yang belum selesai, dan Hana tau ternyata ayah melukis wajah Hana.

"Ternyata ayah sangat merindukan aku" Tangisan Hana pecah lagi.

Andi yang dari tadi memperhatikan Hana, mendekatinya dan menepuk-nepuk pundak Hana dengan lembut, "Ayah memang selalu merindukanmu"

"Seharusnya aku tidak bekerja di Jakarta, seharusnya aku disini bersama ayah"

"Ayah akan semakin tidak tenang dan sedih kalau kamu tidak bekerja disana gara-gara ayah. Saat melihat kamu bahagia diterima kerja, ayah jauh lebih bahagia dari pada kamu, kak"

Hana tertegun dengan ucapan Andi, "Lalu bagaimana denganmu?"

"Maksudnya?"

"Kamu sudah lulus sekolah, lalu apa rencanamu?"

"Aku akan bekerja disini dan mengembangkan bakat aku juga buat melukis"

"Tidak, kau ikut aku ke Jakarta"

"Aku tidak ingin menyusahkanmu"

Hana menjitak kepala Andi "Bicara apa kau ini? Aku ini kakakmu, aku lebih khawatir kalau kamu tinggal sendirian"

"Aku sudah besar"

"Karena kamu sudah besar, makanya aku lebih khawatir, bagaimana kalau kamu merasa bebas dan membawa cewek ke rumah?"

Andi tidak percaya dengan apa yang di ucapkan kakaknya "Kenapa pikiran kamu jadi kotor begitu?"

"Intinya kau ikut aku, titik!"

Andi jadi teringat pesan ayah yang harus selalu menjaga Hana, karena itu Andi setuju ikut Hana ke Jakarta, dan juga memang ingin selalu ada di dekat Hana. Dia akan kuliah disana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!