perempuan itu cantik dan anggun, dalam pikiran Adi, ia mengejarnya hingga terbang ke langit, entah apa yang dilakukan dilangit, namun seketika Adi terjatuh dan tak bisa melakukan apapun, wanita itu hanya melihat dari atas. Adi menangis karena tak bisa mengejar sosok wanita itu, bahkan ia tak mampu untuk berdiri karena patah tulang bagian lututnya, darah bercucuran, dengan tubuh yang sudah lemas.
"Tolong........" ucap Adi dengan suara lesu, lirih dan kesakitan.
"Maaf, aku harus pergi" ucap sosok wanita misterius dengan suara keras dan bergema, semakin lama semakin menghilang.
menangis semakin jadi, semakin keras hingga habis seluruh tenaganya untuk berteriak minta tolong.
Adi terus merangkak kesakitan, setelah beberapa jam kemudian, ada seorang pria yang mengaku namanya adalah Tama, ia mengenal sosok wanita misterius tadi, namun ia tak mau menceritakan kepada Adi.
Pak Tama merangkul dan menenangkan Adi, lalu dibawa ke rumah pria tadi yang tak jauh dari hutan dimana ia menemukan Adi yang berteriak kesakitan.
sambil berjalan kerumahnya pak Tama menanyakan kejadian yang dialami Adi.
"Kamu kenapa nak?"
"Aku mengejar wanita yang membayangiku setiap hari, aku yakin bahwa wanita itu jodohku"
"sudah, lupakan dia, bahkan keadaanmu seperti ini ia tak memperdulikan"
"tidak pak, saya harus bertemu dengannya"
"Keras kepala sekali kau nak, ia tak pantas bersanding denganmu"
Terdiam sesaat sambil melihat-lihat kamar pak Tama, tak sengaja Adi melihat foto seorang gadis kecil, wajahnya mirip dengan wanita tadi.
"Anak kecil itu siapa pak?" Tanya Adi kepada pak Tama.
"Itu putriku, ia meninggal setahun yang lalu karena tertimpa pohon"
"maaf pak jika membuatmu bersedih karna pertanyaanku"
"Tak apa nak, sudah biasa"
penuh teka-teki dalam benak Adi, mengapa wajahnya bisa mirip dengannya?, terus berfikir dan mencoba mencari tahu, ada apa sebenarnya ini?.
"Rumahmu dimana nak?" tanya pak Tama.
"Dekat sini kok pak"
"Disini kan tidak ada rumah selain rumah yang kau tempati ini nak"
"Ada pak, tadi aku baru keluar sebentar mengejar sosok wanita tadi"
"Emang kamu mengenalnya?"
Dengan bingung Adi harus menjawab apa, jika dijawab tak mengenalnya, pasti akan terlihat aneh di telinga pak Tama. (menggelengkan kepalanya dengan raut wajah kecewa).
"Sudah tak usah dipikirkan lagi, itu hanya sosok dari bayanganmu"
"Baik pak" ucapnya dengan lirih.
"Silahkan diminum, saya buatkan jamu biar kakinya cepat sembuh"
"Terimakasih banyak atas pertolongan bapak"
"Setelah ini kamu tidur saja nak, biar besok bisa kembali kerumah"
"baik pak"
"Bapak tinggal sebentar ya nak, mau cari kayu bakar di hutan, kamu segera tidur, ini sudah larut malam"
"iya pak, sekali lagi terima kasih atas pertolongannya"
Pak tama pergi keluar rumah dengan membawa obor dan tali untuk mencari kayu bakar, beliau hidup sebatang kara, anak dan istrinya meninggal setahun yang lalu karena tertimpa pohon besar tang rubuh.
Adi dengan penasaran dan memandang foto anak dari pak Tama, semakin lama, semakin jelas bahwa memang benar itu adalah sosok wanita yang dikejarnya.
Tengah malam sudah berlalu, Adi masih memikirkan hingga tertidur pulas dikamar pak Tama, mungkin karena kecapean sampai tertidur pulas. Tak lama kemudian pak Tama pulang kerumah, dengan memegang foto anaknya dan merangkulnya dengan erat serta berkata "Kamu kenapa nak?, kamu mencintai anak muda ini?, kasihan dia, sampai terluka parah karenamu".
Adi terbangun dan tak sengaja mendengar saat pak Tama berbicara dengan foto putrinya, semakin jelas dan misterius dengan sosok wanita yang ia jumpai, semakin penasaran ingin menemuinya.
Kebingungan dan semakin membuat Adi oenasaran karena pembicaraan pak Tama dengan foto itu, malam semakin larut, waktu fajar sudah hampir tiba, ayam hutan dan hewan-hewan lain sudah berkumandang membangunkan, namun Adi masih belum bisa tertidur.
Adi memikirkan sosok itu, semakin memejamkan mata semakin terbayang sisok itu, dengan penuh harap ia bisa melanjutkan tidurnya dan keesokan harinya ia bisa bertemu dengan sosok tadi.
Selang beberapa menit kemudian, akhirnya ia bisa memejamkan matanya, lagi dan lagi sosok itu muncul di mimpinya sambil berkata kepadanya.
"Adi, aku ingin memelukmu, carilah aku......"
Dengan suara yang bergema dan keras hingga membuat adi terbangun kembali dari tidurnya.
"Syukurlah ini hanya mimpi, kukira ini kenyataan, aku penasaran dengan foto itu" ungkapnya dengan memandangi foto di dinding kamar.
Pak tama mendatangi Adi, dan menanyakan ada apa kok sampai terbangun dari tidurnya.
"Kenapa nak kok bangun?"
"Foto itu pak, aku oenasaran dengannya"
"Itu foto anakku, jika kamu mau ambil saja, bawa pulang besok, aku masih punya fotonya"
"Beneran pak boleh saya bawa?" merasa senang sambil menatap pak Tama.
"Boleh" pak tama menjawab dengan lembut dan hanya menganggukkan kepalanya.
"Terimakasih banyak pak, semoga saya mendapatkan petunjuk"
"Jika kamu memang ingin bertemu, segeralah tidur, besok pulang terlebih dahulu sebelum mencarinya"
"Doakan saya pak, semoga bisa bertemu dengannya, tidak hanya dalam mimpi buruk ini"
Bagaimana Adi bisa mengucapkan hal itu, padahal ia sedang bermimpi, namun hal itu juga terjadi setelah ia terbangjn dari mimpinya, ia juga menceritakan kepada ayah dan ibunya tentang hal ini, serta meminta restu darinya agar bisa menemukan sosok wanita misterius ini.
Tak disangka keesokan harinya setelah Adi bermimpi buruk semalaman dengan rasa penasaran yang amat dalam, ia masih membayangkan dan ingin jumpa dengannya, meskipun ia sadar bahwa itu hanyalah mimpi, tapi penuh dengan keyakinan dalam dirinya bahwa ini bukan sekedar mimpi, tapi ini adalah petunjuk agar aku bisa menemukannya.
Bergegaslah Adi untuk mandi dan makan pagi, lalu bercerita kepada orang tuanya tentang kejadian yang di alami semalaman, tentang mimpi itu.
orang tua dari Adi terkejut mendengar ceritanya, tak percaya atas ucapannya, bagaimana mungkin mimpi bisa ada di kehidupan nyata, itu juga yang dirasakan sahabatnya setelah adi menceritakan hal itu kepada Ali sahabatnya.
Adi selalu ngeyel dan tetap ingin mencari wanita itu, meminta restu dari orang tua adalah suatu kewajiban baginya, setelah mendapatkan restu ia berniat mengajak Ali untuk mencari sosok itu, tak mungkin rasanya jika bisa menemukannya, namun tetap saja dilakukan dan ingin mencari.
Semua orang yang mendengar cerita dari Adi terkejut sambil tertawa tak percaya, terutama sahabatnya dan orangtuanya, tak terima jika perkataannya tak di percaya, adi akan membuktikan bahwa itu memang ada dalam kehidupan nyata.
Lepas sarapan ia bergegas untuk membawa bekal diperjalanan mencari wanita itu, sahabatnya menggelengkan kepalanya saat diajak menemani Adi, apa yang akan terjadi selanjutnya, setelah pencarian ini, apakah Adi bisa menemukan sosok itu, atau bahkan pencariannya hanyalah sia-sia.
......***********************************......
Terbangun dari tidurnya, Adi merasa bingung, bertanya-tanya dalam hati "Apa yang sebenarnya terjadi?", terus bertanya dalam hati, karena mimpi itu terasa nyata.
Adi berharap bahwa ia bisa menemukan wanita yang ada di mimpinya, meskipun tidak mungkin terjadi, tapi tekadnya begitu besar untuk menemukan sosok wanita itu.
setelah mandi, Adi makan pagi dengan orang tuanya, bercerita tentang kejadian semalam yang dialaminya.
"Ayah, Ibu, aku mau cerita"
"Silahkan cerita, tumben-tumbenan kamu mau cerita" ucap ayahnya dengan penuh penasaran, karena tak biasanya Adi bercerita.
"Gini yah, semalam aku bermimpi bertemu dengan seorang wanita, tapi ini berasa sangat nyata, aku ingin mencari wanita itu yah, boleh tidak ayah, ibu"
Mendengar cerita dari anaknya yang sangat tidak mungkin terjadi, ayah dan ibu merasa kebingungan, bagaimana menjawabnya.
"boleh, hati-hati dan jangan lupa solat, jangan lupa makan, istirahat" kata ayahnya.
"Terimakasih ayah"
"Jika sudah bertemu jangan lupa pulang kerumah"
"Siap ayahku tersayang"
"Mau pergi dengan siapa emangnya?"
"Dengan Amin yah"
"Jangan lama-lama perginya, nanti ibu resah, kamu ini anak satu-satunya ayah dan ibu"
"iya ayah....."
"Ayah dan ibu mau berangkat dulu ke kantor, jika mau mencari telfon ayah dulu"
"siap ayah, terimakasih banyak yah, janji aku akan pulang yah"
Berat hati sang ayah dan ibu dari Adi untuk menjawab dan membolehkan, berasa ini adalah pertemuan terakhir antara Adi dan orangtuanya. Padahal Adi sudah berjanji akan pulang.
...***************************...
Selepas ayah dan ibunya pergi, Adi menelfon teman dekatnya "Ali".
"Halo....."
"Gimana?"
"Ikut yuk cari cewek idamanku" sambil tertawa terbahak-bahak mengucapkan kata itu.
"Siapa? Kemana? Setauku kamu tak punya pengagum rahasia, bahkan tak pernah dekat dengan perempuan"
"Ini cewek yang ada dimimpiku semalam, itu terasa nyata ia ada di dunia ini"
"Hah...." Ali kaget mendengarnya.
"Ikut ya nanti aku jemput jam 9"
"Oke lah terserah kau saja Di" jawaban yang tak yakin akan hal itu.
"Sana mandi dulu, nanti tak jemput di depan gang rumahmu"
"yaaaaa" dengan nada kesal dan pasrah.
...********************...
Jam setengah sembilan telah tiba, Adi bersiap-siap menjemput Ali, dengan penuh harap bahwa ia bisa menemukan wanita itu.
Jaket gunung dan sepatu gunung serta membawa tas gunung yang biasa ia gunakan untuk menelusuri oantai dan gunung. kini dipakainya demi menemukan wanita yang ada dalam mimpinya. Bekal sudah di siapkan, membawa kompor mini dan mie instan serta roti sebagai bekal untuk mencari wanitanya.
Sampainya di depan gang Ali....
"Mau kemana, kok bawa bekal sebanyak itu?" tak nyaman pergi dengan Adi, padahal sebelumnya Ali terbiasa berdua dengan Adi.
"Adalah pokoknya, ayo ikut saja" ucapnya sambil tertawa.
"Oke aku ikut, tapi besok pulang ya, takut jika orangtuaku mencari"
"Nanti malam pulang, tenang saja, tak lama kok"
Beberapa saat setelah berjalan menyusuri kota namun hasilnya sia-sia. melanjutkan pencariannya menelusuri pantai yang dekat dengan daerahnya, alhasil juga tak kunjung jumpa dengannya. Ali sudah putus asa untuk menemani Adi, namun Adi tetap saja ingin menemukannya, terasa tak tenang jika belum bertemu, paling tidak memandang wajahnya.
hari sudah larut malam, Adi dan Ali masih berada di pantai, lalu mereka bersepakat untuk mendirikan tenda di pesisir pantai.
seusai solat magrib, Ali memberanikan diri untuk bertanya kepada Adi.
"Sebenarnya siapa wanita itu?"
"Ada pokoknya, Aku semalam bertemu dengannya"
"Bertemu dimana emangnya?"
"Bertemu di mimpi"
"Tau gini mending aku dirumah"
"Maaf aku belum menceritakan semuanya padamu"
"Gapapa santai aja, sebisa mungkin aku akan menemanimu" meskipun dengan hati yang kecewa Ali berusaha tenang dan menemani Adi untuk mencari sosok itu.
"Terimakasih Ali, kamu memang sahabat terbaikku"
"Aku berjanji akan menemanimu sampai kamu menemukannya"
"Ayo makan dulu, aku sudah lapar ini" ucap Adi.
"Yuk, aku juga lapar"
Ali masih memikirkan ucapan Adi yang tadi, dihati berkata, bagaimana jika ini hanya sia-sia. Aku kira ini kenyataan ternyata cerita Adi hanya mimpi.
Rasa kesal yang dialaminya membuat tak nyaman untuk memejamkan matanya, waktu menunjukkan pukul 12 malam, namun Adi dan Ali masih belum bisa tidur.
"Li, kamu kenapa kok ngga tidur?" tanya Adi kepada Ali.
"Aku hanya memikirkan apa yang akan terjadi besok, bagaimana jika tak bisa menemukan wanita itu"
"Tenang saja, kita pasti bisa, aku bermimpi sangat nyata, rasanya itu bukan sekedar mimpi"
"kamu yakin bahwa kita bisa menemukan wanita itu?" tanya Ali penuh keraguan.
"Kita pasti bisa, tenang saja, sudah ayo tidur biar besok bisa melanjutkan perjalanan"
"kamu tidur dulu saja, aku belum ngantuk"
"baiklah aku mau tidur dulu"
Adi sudah tertidur, namun Ali masih belum tertidur, masih membayangkan bahkan terbayang2 selalu sosok itu kenapa muncul dimimpi Adi.
dipaksakan untuk tidur, namun ia tetap tak bisa memjamkan matanya, selalu terbayang jika memejamkan matanya.
"Oke jika ini memang ada dalam kenyataan aku akan ikut dengan Adi untuk mencari wanita ini, semoga apa yang kita cari dengan usaha semaksimal mungkin tak akan sia-sia" ucapnya dalam hati.
Tak lama kemudian Ali berusaha lagi untuk memejamkan matanya, alhasil ia bisa terdidur pulas.
Pagi telah tiba, saatnya Adi dan Ali mulai membereskan tenda dan membuat sarapan sebelum meninggalkan pantai itu untuk mencari sosok wanita yang ada dalam mimpi Adi.
Jam 7.00 pagi mereka sudah bersiap-siap, tinggal menunggu nasi dan kopinya jadi, mereka bermain pasir, menuliskan harapan mereka disana.
Adi menuliskan kata-kata (Kamu, siapapun itu, aku harus bisa bertemu)
sedangkan Ali menuliskan hal yang hampir sama dengan Adi (Jangan membingungkan, semoga cepat bertemu)
penuh dengan teka-teki yang harus dikerjakan oleh mereka, mencari yang tak pasti, tak tahu harus kemana mencarinya.
...*****************...
Jika sudah merasa memiliki dan sudah ada butur-butir cinta memang seperti itu, merelakan segalanya untuk bisa mendapatkannya, mengirbankan semua yang dimilikinya demi mendapatkannya.
Wajar jika Adi seperti itu, meski hanya dari sebatas mimpi namun cintanya dan rasa sayangnya begitu kuat untuk wanita misterius itu.
sekarang sudah saatnya Adi dan Ali berkelana mencari wanita itu setelah seharian sebelumnya mencari dengan hasil yang sia sia, dan semalaman tidur dengan udara malam dipantai yang dingin.
melanjutkan pencariannya entah kemana arahnya yang pasti akan menelusuri pantai dan bukit, bahkan rela naik dan turun gunung, serta masuk kedalam hutan belantara.
Seusai makan pagi, mereka melanjutkan menelusuri pantai, berjalan kaki melewati tebing yang ada di pinggir pantai, melewati pepohonan dan kadang melewati jalan berbatuan.
diujung pantai yang mereka lalui, ada sebuah perdesaan, desa terpencil di kota itu, paling ujung pesisir, banyak nelayan disana, kami bertanya sambil menunjukkan foto wanita misterius itu.
Foto itu ditemukan Adi dibawah bantal tempat ia tidur saat bermimpi dengan wanita itu, foto yang sama persis tertempel di dinding kamar pak Tama.
Itulah sebabnya Adi rela mencari kemanapun wanita itu berada.
...*****************************...
Hari ke-2 Adi dan Ali mencari karena dihari sebelumnya tidak mendapatkan hasil apa apa, mereka melanjukan menelusuri pesisir pantai, melewati tebing, menerjang ombak ditepi pantai, melewati jalan berbatuan, melewati pepohonan yang sudah rubuh.
Bekal yang mereka bawa sudah menipis, tinggal tersisa 4 bungkus mie instan dan saru botol air minum.
Saat perjalanan menelusuri pantai, Adi merasakan hal yang aneh, kaki kanannya sakit bagian lutut, tepat seperti saat mimpi buruk bertemu dengan wanita itu.
Sempat berhenti sejenak dan bercerita kepada Ali.
"Stop dulu Li, kakiku sakit banget sumpah" ungkapnya dengan wajah yang benar benar kesakitan.
"Sini duduk dulu, mungkin itu tergilir, aku bantu pijitin kakinya"
Sambil memijatkan kaki Adi, Ali mengatakan "Sudahlah Di, itu hanya mimpi, kita pulang saja, toh kamu kesakitan begini"
Tetap keras kepala dan kokoh dengan pendiriannya itu, Adi membantah dengan jawaban keras "Engga! Jika kamu mau pulang silahkan pulang, biar aku sendiri yang mencari"
Tak pernah semarah itu, apalagi dengan Ali, mereka sudah berteman sejak kecil, baru pertama kali Adi mengucapkan dengan nada sekeras itu.
Ali hanya terdiam sambil memijat kaki Adi yang kesakitan, serta meminta maaf kepadanya karena sudah berkata yang salah.
"Maaf Di, aku tidak bermaksud seperti itu"
"Tak apa Li, aku tahu kamu pasti kesal denganku, tapi jika kamu mau pulang silahkan"
"Aku tetap menepati janjiku untuk menemanimu mencari wanita itu"
"Terimakasih banyak ya Li, kamu memang teman terbaikku"
...**************************...
Tak selang lama akhirnya kaki Adi mulai membaik, secara tiba tiba ia juga merasa bersemangat untuk mencari wanita itu, aneh bukan.
"Aku mau bercerita denganmu Li" Adi memandang Ali dengan serius.
"Silahkan cerita Di"
"Saat aku bermimpi dengan perempuan itu, aku mengejarnya terbang ke langit, namun tak sanggup kugapai malahan terjatuh, dan patah tulang pada bagian lututku yang sakit ini"
Adi menceritakan sedikit kejadian yang dialaminya saat bermimpi waktu itu. Tak semua ia ceritakan, hanya sebagian saja, Adi harus menunggu waktu yang repat untuk menceritakan semuanya.
Ali menjawabnya dengan kaget "Masak seperti itu, bagaimana caramu terbang?"
"Tak tahu, tiba tiba saja aku bisa terbang"
"Mungkin saat kamu bermimpi, lututmu terbentur dinding kamar atau kamu terjatuh dari tempat tidur" jawaban Ali begitu tidak percaya dengan apa yang dialami Adi.
"Mungkin saja, tapi saat aku terbangun, posisi tubuhku sama persis saat aku terditur" tuturnya.
"Sudah ayo kita lanjut perjalanan, pelan saja jalannya, kakimu masih sakit kan"
"Ayo kita lanjut"
Mereka melanjutkan menelusuri pantai dan sampai ujung pantai ditemukannya sosok wanita berkerudung merah, dikira itu adalah wanita misterius yang ada dimimpinya.
Senang rasanya hati Adi saat melihat wanita itu, begitupun dengan Ali, merasa senang akhirnya bertemu disini, tak membutuhkan waktu lama untuk mencarinya.
Setelah didekati ternyata bukan wanita yang mereka cari, wanita itu bernama Nur, ia adalah gadis di desa sana, wajahnya bening, cantik, seksi, cara berbicaranya lemah lembut.
Adi merasakan jatuh cinta kepada Nur, mereka berkenalan.
"Namu siapa?" ucap adi dengan gemeteran.
"Namaku Nur" jawabnya dengan lemah lembut.
"Kamu tinggal dimana?"
"Dekat sini ada desa, aku tinggal disana"
"Bolehkah aku mampir kedesamu untuk makan siang?"
"Boleh, mari saya antar, kebetulan ibuku punya warung makan didesa"
Saat itu memang sudah menunjukkan waktu makan siang, tepat pukul 12.30 siang hari, dengan cuaca yang sangat panas, berjalan sambari melirik wanita itu, Adi merasakan bahagia hingga lupa tujuan utamanya.
Sesampainya di desa itu, mereka tanpa basa basi langsung menuju ke warung ibunya Nur, memesan makanan untuk makan siang.
Seusai makan, mereka bercanda, ngobrol dengan Nur dan juga ibunya. Nur menanyakan kepada Adi.
"Kemana sebenarnya tujuan kalian"
Adi menjawabnya tidak jujur, ia hanya mengatakan "kami memang suka menelusuri pantai dan gunung, mencari suasana lain saja"
"Nanti malam menginap disini saja, rumahku ada kamar kosong" ucap Nur kepadanya.
Ibu Nur juga menawarkan tempat tinggal kepada mereka "Jika mau, boleh saja tinggal disini"
Senang rasanya bisa tinggal seatap dengan wanita spesial, meskipun belum bisa satu kamar. Adi mengangguk dan mengajak Ali untuk ikut tinggal dirumah Nur semalam.
...***************************...
Harapan besar dari Ali supaya Adi bisa melupakan sosok wanita misterius yang ia temuai dalam mimpinya. Ali sangat prihatin keadaan Adi seka\=ng ini, sungguh berat rasanya jika harus berhadapan dengan orang yang belum tahu siapa dan dimana, apalagi ini hanya sebatas mimpi.
Adi juga berharap jika wanita berkerudung merah itu adalah jodohnya, meskipun tidak dengan wanita misterius tak masalah, yang terpenting digantikan oleh wanita berkerudung merah ini.
Sambil bercanda ketawa ketiwi dengan Nur, ibunya menyiapkan kamar untuk mereka, nampaknya Nur dan Adi saling jatuh cinta, tapi belum tentu mereka bisa bersama, karena jarak, tempat, dan baru pertama kali bertemu ini belum memungkinkan untuk saling mencintai dan mengerti.
Adi bertanya kepada Nur "Kamu sudah punya pacar?"
"Belum" dengan malu Nur menjawabnya.
"Sama berarti denganku"
"Oh iya, sepertinya tidak mungkin jika orang setampan dan mandiri kamu tidak memiliki pacar"
Ali menyahut sebelum Adi menjawab "memang belum punya oacar, bahkan sama sekali belum pernah oacaran, aku tahu benar Adi orangnya bagaimana, kita berteman sudah dari kecil".
Nur tersenyum, seperti mendengarkan lelucon, padahal Ali berkata sesuai kenyataan yang dialami oleh Adi.
"Senyumannya manis" gombalan keluar dari bibir Adi.
"Emang aku manis dari dulu" balasan dari Nur.
"Pantas saja aku diabetes tadi saat bertemu denganmu"
Gombalan dari Adi nampaknya di respon dengan baik oleh Nur, Ali ikut senang melihatnya, tak seperti sebelumnya yang mana Adi hanya bersedih, merenung, memikirkan yang tak pasti.
Lama sudah bincang bincang mereka di ruang tamu, ibunya Nur keluar dan menyuruh Adi serta Ali untuk ke kamar membereskan barang bawaan mereka.
"Nak ayo ikut ke kamar, tasnya diberein dulu taruh dikamar" ucap ibu.
"Baik bu"
Setelah sampai kamar, mereka langsung ganti pakaian tanpa mandi yangpenting pakai parfum biar wangi. Usai keluar kamar kembali ke ruang tamu untuk ngobrol dengan Nur dan ibunya, mereka asik bercerita tentang kehidupan di kota, begitu pula dengan Nur yang bercerita kehidupan di desa terpencil.
Waktu solat isya telah tiba, adzan berkumandang dari mushola dekat rumah Nur, Adi dan Ali bergegas untuk pergi ke mushola.
...***********************...
Usai solat mereka tak melanjutkan obrolannya, karena kelelahan sudah berjalan cukup jauh Adi dan Ali langsung menuju ke kamar untuk beristirahat.
mereka tidur ber alas karpet dan berselimut sarung, karena memang tempat disana sangat sederhana. dengan nyamannya mereka tertidur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!