Tiga tahun sudah pernikahan Rinjani dan Leonardo berjalan, Rinjani atau yang sering di sapa Jani itu kini telah menjadi Dokter mudah sepesialis bedah di rumah sakit ternama. Rumah sakit itu tentu milik suami nya Leonardo seorang CEO tampan dengan segudang prestasi.
"Sayang..."Panggil Leonrdo dari dalam kamar.
Rinjani yang tengah memasak di dapur hanya bisa menggelengkan kepala nya saat mendengar teriakan manja suaminya.
"Iya Om, Jani sedang memasak di dapur."Ucap Jani dengan nada keras.
Tak terdengar suara balasan dari suaminya Jani pikir, suaminya tertidur lagi.
"Apa dia tidur lagi?"Gumam Jani, Wanita dengan paras cantik itu melanjutkan aksi memasak nya.
Namun saat dia tengah fokus memasak, tiba-tiba ada sepasang tangan yang melingkar sempurna di pinggang Jani.
"Sudah bangun?"Tanya Jani.
Suaminya itu hanya mengangguk di susul dengan mencium pipi istrinya.
Leonardo terbangun dengan hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada, ini adalah kebiasaan baru Leonardo setelah menikah.
"Sayang masak apa?"Tanya Leonardo.
"Kesukaan Om Leon dong."Ucap Jani, Meski sudah menikah Rinjani tetap saja memanggil suami nya itu sengan sebutan Om.
Jani pikir panggilan Om itu adalah panggilan istimewa untuk suaminya, ya walau kadang Leonardo suka perotes tapi Lenardo menghargai panggilan kesayangan dari istrinya itu.
"Om mandi dulu ya, Jani mau menata makanan di meja makan dulu."Ucap Jani.
"Tidak mau."Jawab Leonardo.
Rinjani mengernyitkan keningnya bingung, kali ini apa yang akan di lakukan suami yang tengah berada di mode manja itu.
"Kenapa tidak mau, kan Om harus kekantor dan Jani juga ada jadwal pagi."Ucap Jani.
"Aku kan belum di Kiss, morning kissnya dulu dong sayang."Ucap Leonardo dengan memajukan bibirnya.
Yah begitulah Om tampan yang satu ini jika sedang bersama istrinya selalu manja.
Cupp... Tak lama-lama Rinjani memenuhi keinginan suami nya itu agar dia cepat mandi, Rinjani tidak mau telat masuk kerja hanya gara drama pagi yang di buat oleh suaminya.
"Sudah mandi dulu ya."Ucap Jani setelah memberikan Morning Kiss pada suaminya itu.
"Siap Ibu Negara."Ucap Leonardo dengan memberi hormat, kelakuan Leonardo itu sontak membuat gelak tawa Rinjani.
"Om Leon memang paling bisa kalau bikin Jani ketawa pagi-pagi."Ucap Jani.
Rinjani meneruskan pekerjaan nya, dia bukanya tidak memiliki pembantu. Namun pembantu di Mansion Rinjani hanya akan datang dua hari sekali dan itu hanya membersihkan Mansion dan mencuci baju, sedang untuk memasak Jani akan melakukan nya sendiri.
"Sudah selesai semua kini giliran aku yang mandi."Ucap Jani.
Jani berjalan menuju kamarnya untuk mandi, di sana dia melihat sang suami tengah memakai kemejanya.
"Sini Jani bantu kancingin kemeja nya Om."Ucap Rinjani seraya berjalan mendekati suaminya.
Rinjani mengancingkan kemeja Leonardo, tentu dengan tangan Leonardo yang memeluk pinggang istrinya.
"Sayang ada jadwal oprasi jam berapa?"Tanya Leonardo.
"Jam 10 pagi Om, ada apa?"Tanya Jani.
Dalam benak Jani jika suaminya menanyai jadwal oprasinya pasti akan ada yang di minta suaminya itu.
"Tidak ada hanya bertanya."Ucap Leonardo.
"Benarkah, biasanya Om jika bertanya jadwal Oprasi pasti ada maunya."Ucap Jani curiga.
"Aku ingin ajak makan siang, tapi mungkin tidak bisa ya sayang."Ucap Leonardo.
"Lihat nanti ya Om, soal nya ini oprasi besar. Jadi Jani tidak bisa memastikan kapan selesainya."Ucap Jani.
Cupp, Leonardo mengecup bibir mungil Rinjani,"Oke sayang."Ucap nya setelah melepas ciumannya.
Setelah membantu Leonardo memakai kemeja dan dasi, kini Jani mulai mandi dan bersiap untuk ke rumah sakit tempanya bekerja.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Di loby rumah sakit, Rinjani berpamitan pada suaminya untuk bekerja.
"Om Leon, Jani kerja dulu ya."Pamit Jani.
Rinjani mencium tangan Leonardo lalu mencium kedua pipi dan bibir suaminya. Ya begitulah perlakuan Jani kepada Leonardo saat akan bekerja, jika tidak begitu jangan harap Leonardo akan membukakan pintu mobil untuk Rinjani.
"Ingat sayang jangan macam-macam, Oke."Ucap Leonardo memperingati istrinya.
"Iya Om ku sayang."Balas Jani
Setelah mobil suaminya pergi, Jani mulai berjalan menuju ruangan nya.
"Hay Mita..."Sapa Rinjani.
"Hay Jani..."Balas Mita.
Mita bekerja di rumah sakit yang sama dengan Rinjani namun beda tugas, Mita bagian anestesi.
"Udah samapai tumben tidak telat."Ucap Jani.
Mita adalah sahabat Rinjani yang sama-sama menikah dengan Om CEO juga, yah sama lah dengan Leonardo sama-sama manja dan possesiv.
"Lagi aman si Om, lagi bisa di ajak kerja sama."Ucap Mita.
Mereka pun akhirnya pergi ke ruangan mereka masing-masing.
"Dok pasien atas nama Lucy sudah jadwalnya di periksa Dok."Ucap Suster Siska.
"Baiklah sus, mari kita kunjungi pasien kita dulu sebelum saya ada tindakan oprasi."Ucap Rinjani.
Rinjani dan suster berjalan menuju kamar para pasien yang memang di tangani langsung oleh Rinjani.
"Selamat pagi Bu Lucy, bagaiman keadaannya?"Tanya Rinjani.
Lucy adalah pasien Rinjani beberapa bulan belakangan ini, Lucy mengalami penyakit alzheimer dan kangker otak setadium tiga.
Lucy baru saja menjalani oprasi pengangkatan sek kangker, namun sayang sel kangker itu sebagian sudah menyebar.
"Siapa ya?"Tanya Lucy.
"Sayakan dokternya Lucy."Ucap Jani, Jani memang sudah biasa jika Lucy melupakan dirinya.
"Aku tidak ingat, kamu mau apa?"Tanya Lucy ketus.
Rinjani menunjukan foto dirinya yang sedang memeriksa Lucy tempo hari.
"Jadi saya kesini mau periksa keadaan kamu."Ucap Jani, setelah memberi tahu foto mereka berdua.
"Oh kamu dokter, bilang dong."Ucap Lucy.
Rinjani mulai memeriksa keadaan Lucy,"Kamu makan yang baik ya. Makan yang sehat-sehat biar cepat sembuh."Ucap Rinjani setelah memeriksa keadaan Lucy.
Setelah memeriksa keadaan Lucy, Jani beranjak menuju pasien lain.
"Dokter Jani, saya kasihan dengan pasien Lucy di usia yang masih muda dia mengalami penyakit yang begitu berat. Belum lagi setiap malam dia histeris memanggil nama Leon."Ucap Siska.
"Benarkah, kasihan sekali dia tapi mau bagaiman itu semuakan kuasa Tuhan."Ucap Jani.
"Dokter benar semua memang di tangan Tuhan."Ucap Sisaka lagi.
Sementara itu di ruangan Mita, wanita itu tengah kesal dengan suaminya karena sedari pagi dia mengirimi bom pesan.
"Ohh Tuhan, kenapa engkau jodohkan aku dengan Om-om yang sifatnya seperti anak Tk."Gumam Mita kesal.
Mita hanya lupa sekali tidak membalas pesan Nion, dan sekarang Mita harus menerima hukuman dari Nion. Laki-laki yang dia nikahi karena di grebek warga tiga tahun lalu itu.
Namun sekarang Mita dan Nion telah jatuh cinta dengan kelebuhan dan kekurang satu sama lain, meski hingga sekarang orang tua Nion belum bisa menerima Mita sepenuhnya.
"Sayang kenpa tidak balas telvon aku?"Tanya Nion dari sebrang sana.
Mereka tengah berkomunikasi melalu telvon.
"Maaf ya Om, tadi aku lagi ada pasien. jadi aku tidak bisa membalas pesan Om."Ucap Mita.
"Jadi lebih penting pasien dari pada aku, kamu jahat sayang."Ucap Nion.
Sambungan telvon terputus,"Yah dia ngambek. Bakal lembur nih nanti malam."Gumam Mita.
"Lembur apa Mit?"Tanya Rinjani yang tiba-tiba sudah ada di depan meja kerja Mita.
"Astaga! kamu ngagetin terus, kalau masuk itu ketuk pintu dulu. Kebiayasaan ya sugar baby nya Om Leon."Ucap Mita.
"Ya, maaf sugar baby nya Om Nion."Balas Rinjani,"kamu mau lembur apa?"Tanya Rinjani.
"Anak kecil gk perlu tau masalah orang dewasa."Ucap Sombong Mita.
"Ya ampun Mita, kita nikah cuma beda lima bulan dan kamu bilang aku masih kecil."Sungut Rinjani kesal.
"Hahaha, sabar zeyeng jangan marah-marah nanti tambah tua."Ledek Mita.
Rinjani yang di ledeki oleh Mita seketika memanyunkan bibirnya.
"Aku cuma bercanda jangan kau majukan bibir kau itu."Ucap Mita.
Mita memang sangat senang jika mengganggu sahabat nya itu.
"Kau selesai jam berapa hari ini praktek nya?"Tanya Mita.
"Sebentar lagi, memang ada apa?"Tanya Rinjani.
Mita tersenyum licik ke arah Rinjani,"bagaiman jika kita menghabisakan uang Om sugar kita."Ucap Mita semangat.
Rinjani yang mendengar perkataan Mita seketika langsung mengembangkan senyum di bibir nya.
"Kau benar sekali, sudah lama kita tidak bersenang-senang."Ucap Rinjani.
"Kalau begitu let's go kita ke Mall."Ucap Mita bersemangat.
Setelah jam praktek mereka habis, mereka sepakat untuk berbelanja ke Mall. Sebenarnya mereka tidak memakai uang suami mereka karena mereka juga punya gaji sendiri.
"Jani coba lihat lingeri hitam ini, cocok bukan untuk ku."Ucap Mita.
Mita yang dulu nya gadis polos tapi kini semenjak menikah dengan Nion, Mita berubah derastis menjadi pemain handal di ranajang.
"Kau gila ya, apa kau selalu pakai ini saat sedang menggoda Om Nion?"Tanya Rinjani.
"Tentu saja agar si Om sugar ku itu tetap terpesona dengan ku, kenapa kau heran apa kau selama ini tidak perna pakai baju haram?"Cecar Mita. Rinjani menggeleng cepat.
"Ohh, astaga Jani kau polos sekali, lalu selama ini bagaiman kau membuat belalai Om sugar mu itu berdiri tegak."Ucap Mita.
"Ak-aku hanya membuka kimono ku sehabis mandi itu saja, atau aku hanya bilang "ayo sayang", itu sudah membuat Om Leon kepanasan."Ucap Rinjani.
Mita hanya menggelengkan kepalanya saat tau bagaimana sahabat karib nya itu menggoda suaminya dengan gaya yang monoton.
"Baiklah anak polos, Ounty akan mengajari mu bagaimana membuat Om sugar mu tidak mau turun dari ranjang mu."Ucap Mita.
Rinjani nampak bingung dengan apa yang akan di lakukan Mita.
Mita mengambil beberapa baju haram dengan beberapa model dan warna untuk Jani.
"Let's go baby kita bayar ini semua, lalau aku akan mengajari mu bagaiman cara membuat belalai si Om sugar tegak tahan lama."Ucap Mita.
Rinjani seketika menutup mulut ember milik Mita, karena Mita berbicara dengan nada yang keras sehingga mereka berdua menjadi pusat perhatian pengunjung Mall.
"Kau gila ya, jangan keras keras kalau bicara apa kau tidak malu."Ucap Rinjani kesal.
"Hehehe, maaf aku terlalu semangat."Ucap Mita.
Setelah mereka berdua berbelanja dan Mita telah memberi jurus jitu untuk Rinjani, mereka akhirnya berpisah untuk pulang ke Mansion mereka masing-masing.
"Apa aku harus mengenakan ini semua?"Tanya Rinjani.
Rinjani menggeleng geli melihat semua baju yang di pilih oleh Mita.
"Ini baju tipis sekali, ini sama saja dengan tidak memakai baju."Gerutu Rinjani.
Karena Rinjani tidak mau pusing dengan baju yang di pilihkan Mita akhirnya Rinjani memilih untuk memasak makan malam untuk suaminya.
Sementara itu, di Mansion Mita. Wanita itu tengah di tatap dingin oleh suami nya.
"Permainan apa lagi ini, sabar Mita dia suami mu. Suami kaya dan tampan."Gumam Mita dalam hati.
"Sayang kenapa diam saja, apa aku ada salah dengan mu?"Tanya Mita.
"Apa aku harus menjelaskn nya sayang?"Ucap Nion.
"Dia benar-benar marah karena aku tidak balas chat nya."Gumam Mita dalam hati.
"Iya aku salah, aku tidak akan mengulangi kesalahan itu Om."Ucap Mita dengan wajah yang dibuat semenyesal mungkin.
"Aku jadi kasihan dengan istri ku, tadi kan aku hanga ingin iseng kenapa sekarang seolah-olah aku telah melakukan kesalahan besar."Gumam Nion dalam hati.
"Sayang jangan bersedih, aku tidak marah kok."Ucap Nion.
Mita menatap sendu ke arah Nioan, padahal di dalam hati Mita tengah bersorak gembira karena berhasil membohongi Nion.
"Maaf ya Om Nion."Ucap Mita.
Nion memeluk tubuh istrinya lalu mengecup mesra bibir milik Mita.
"Aku tidak bisa jika sedetik saja tidak mendengat kabar mu sayang."Bisik Nion.
Mita hanya tersenyum mendengar bisikan Suami ya itu.
"Sayang besok Mama dan Papa mengundang kita untuk makan malam bersama, kata Mama ada tamu penting jadi kita di suruh datang."Ucap Nion.
Senyum yang ada di bibir Mita seketika memudar dengan begitu cepat.
"Makan malam di rumah Mama, boleh."Ucap Mita, sejujurnya Mita sangat ingin menolak ajakan suami namun Mita tidak tega melihat wajah suaminya itu kecewa.
Meski Mita telah menikah dengan Nion selama 3 tahun, tapi restu dari mama Nion belum di dapatkan Mita. Entah apa yang membuat Mertua Mita tidak menyukai Mita.
"Hanya makan malam, iya hanya makan malam."Gumam Mita dalam hati.
"Nanti kita menginap di sana ya sayang."Gumam Nion.
"Emmzz iya sayang."Ucap Mita .
Nion tiba-tiba mengendong tubuh ramping Mita menuju kamar mereka.
"Sayang kau pantas di hukum karena tadi telah mengabaikan chat ku."Ucap Nion.
"Aku takut jika di hukum Om."Goda Mita.
Mita tau hukuman apa yang akan di berikan suaminya itu, tidak jauh jauh dari urusan ranjang.
Sementara itu, Rinjani tengah mondar mandir di dalam kamar mandi. Dia bingung akan menlanjutkan saran dari Mita atau tidak.
"Kalau Om Leon tidak suka nanti aku yang malu, lagian aku biasa pakai daster doraemon ini malah di suruh pakai baju yang tipis begini."Gumam Rinjani.
Tanpa pikir-pikir lagi Rinjani keluar dari kamar dengan mengenakan lingeri berwarna merah maroon.
"Sayang..."Ucapan Leonardo terhenti saat melihat apa yang di pakai Rinjani.
"Om kenapa Jani enggak cocok ya pakai ini, Jani ganti saja ya."Ucap Rinjani.
"Tidak sayang kamu terlihat cantik sekali."Ucap Leonardo, laki-laki itu berjalan mendekati Rinjani.
"Sayang ternyata kamu sudah mulai nakal ya."Bisik Leonardo.
Leonardo tidak menyiakan kesempatan emas ini, dia menggendong Rinjani menuju ranjanag mereka.
"Om biar Jani saja yang memimpin perang ini."Bisik Rinjani.
Pagi hari Jani sudah di bikin bad mood oleh suaminya, bagaiman tidak sudah semalam iya bermain dengan belalai suaminya dan subuh-subuh si belali Om sudah bangun tegak.
"Ini semua gara-gara Mita dan baju haram itu, aku jadi kesiangan."Gerutu Rinjani.
Rinjani baru saja selesai mandi dia tengah menatap pantulan tubuh nya di cermin, badan nya penuh merah di mana-mana. Tanda merah yang tidak lupa di buat Om Leon saat mereka sedang bermain.
"Lalu aku harus menggunakan apa untuk menutupi semua ini."Gumam Rinjani.
"Aku tidak mungkin mengenakan make up untuk menutupi seluruh area leher ku kan."Gumam nya lagi.
Leonardo hanya tersenyum melihat istrinya mengomel di depan cermin akibat ulah nya.
"Lucu sekali istri ku ini, apa aku kurung saja dia di kamar seharian dan kita akan mengulangi kegiatan semalam."Gumam Leonardo dalam hati, Otak nakalnya sudah memiliki rencana.
Dari pantulan cermin Rinjani dapat melihat wajah suaminya yang tengah mengembangkan senyum licik.
"Jangan coba-coba Om merencanakan untuk mengurung Jani seharian di kamar, jika itu terjadi maka Jani tidak akan membelai belalai Om samapai bulan depan."Ucap Rinjani.
Leonardo yang mendengar perkataan istrinya merasa terkejut dan juga takut, bagaiman bisa istrinya membaca apa isi dari kepalanya dan lagi bagaiman nasip belalainya jika satu bulan kedepan tidak di belai istrinya itu.
"Apakah dia keturunan dukun kenapa dia tau pikiran jahat ku, dan apa itu mengerikan sekali jika aku tidak dapat jatah selama satu bulan."Gumam Leonardo dalam hati.
Setengah jam lebih Rinjani memcari baju yang pas untuk dia kenakan ke rumah sakit, Rinjani menjatukkan pilihan nya pada baju rajut berwarna hitam dengan kerah yang menutupi kulit leher nya.
"Sudah semua tertutup, saat nya aku berangkat dan aku akan mengomeli Mita saat sampai RS nanti."Gumam Rinjani.
"Sayang kamu sudah siap?"Tanya Leonardo dengan mengembangkn senyum di bibirnya.
"Iya Om, Jani sudah siap."Ucap Rinjani.
Namun tidak semudah itu untuk pergi dari Om tampan ini, Leonardo menarik tangan Rinjani dan memeluk tubuh mungil istrinya.
"Om jangan mulai deh, memang yang semalam dan tadi pagi kurang ya."Sungut Rinjani.
Leonardo mendekatkan bibirnya ke telinga Rinjani lalu berbisik,"Aku tidak pernah puas jika bersama mu sayang."Bisik Leonardo.
"Benar-benar yan Om satu ini, lihat ya Om apa yang akan Jani lakukan."Gumam Rinjani dalam hati.
"Jadi Om mau mengulangi yang semalam?"Tanya Rinjani dengan nada ****.
Leonardo yang mendapat pertanyaan dari istrinya telah berpikir bahwa mereka akan berada di ranjang seharian.
"Apa kau mau bermain dengan Om dan mengulang nya sekarang sayang?"Tanya Leonardo lagi.
Rinjani mendorong tubuh Leonardo ke sofa, lalu Rinjani duduk di pangkuan suaminya.
"Apa kita akan melakukan disini, sepertinya akan lebih seru."Ucap Rinjani.
Rinjani membuka satu persatu kancing kemeja suaminya, sedang tangan Leonardo sudah mulai aktif menjelajahi tubuh Rinjani.
Saat belalai Leonardo sudah mulai aktiv dengan tidak berdosanya Rinjani turun dari pangkuan suaminya, dan berlari keluar menuju mobil nya meninggalkan suaminya yang tengah di atas awan.
"Rinjani!!!" Teriak Leonardo.
Rinjani menacap gas mobilnya menuju RS tempat nya bekerja sebagai dokter sepesialis bedah.
"Maafkan Jani Om, Sekali-kalikan Jani ngerjain Om."Ucap Jani dengan cekikikan.
Sementara itu Leonardo terpaksa mandi lagi untuk membuat belalainya tertidur.
"Awas kau sayang, akan aku buat kau tidak bisa jalan besok."Gumam Leonardo.
Leonardo menyelesaikan mandinya karena dia juga ada meeting di kantor.
Setelah selesai dengan urusan mandi dan ganti baju, laki-laki dengan kekayaan yang tak terhingga itu menaiki mobil kesayangannya dan pergi menuju kantornya.
Sesampainya di kantor Leonardo sudah di sambut asisten pribadinya di depan pintu loby perusahaannya.
"Selamat pagi Boss."Sapa Dean.
Dean memang baru bekerja bersama Leonardo saat Leonardo di beri kepercayaan Mark untuk mengurus perusahaan yang dulunya milik Bram.
Meski begitu Dean sudah tau semua kebiasaan Bossnya itu.
"Hari ini kita ada meeting bersama Tuan Nion untuk membicarakan tentang proyek pembangunan hotel di kota surakarta Boss."
Leonardo menatap tajam kearah asistennya itu,"Kau bisa diam tidak, tadi kan kau sudah melapor jadi tidak usah kau laporkan lagi. Aku belum pikun!"Ucap ketus Leonardo.
Dean yang menyadari jika suasana hati Boss nya sedang tidak baik, laki-laki yang bersetatus jomblo sejak lahir itu mencoba untuk diam tanpa kata.
"Kenapa lagi Boss ku ini, apa mungkin semalam tidak di kasih jatah oleh ibu Boss."Gumam Dean dalam hati.
Sementara itu orang yang akan meeting di kantor Leonardo tengah di kejutkan dengan kedatangan sesosok wanita yang dulu pernah menemaninya saat dia tengah kuliah di luar negeri.
"Apa kabar Nion."Tanya Sienna.
Sienna adalah wanita yang pernah mewarnai hidup Nion sebelum bertemu Helena dan Mita.
"Sienna..."Ucap Nion.
Sienna berjalan mendekati Nion dan memeluk laki-laki yang namanya masih tertulis dihatinya itu.
"Nion aku sangat merindukan mu, 8 tahun kita tidak bertemu."Ucap Sienna.
Nion melepas pelan pelukan Sienna,"Kapan kau tiba?"Tanya Nion.
"Dua hari yang lalu dan aku sudah bertemu dengan Mama sinta kemarin."Ucap Sienna, Sinta adalah nama ibu tiri dari Nion.
Nion dan Sienna kembali duduk di sofa yang ada di ruang kerja Mark.
"Nion aku sangat merindukan mu, andai saja aku dengan cepat menyelesaikan pendidikan ku dan menyusul mu kemari mungkin menyenagkan sekali ya rasanya.
Ucap Sienna, gadis ini belum tau bahwa Nion telah menikah dan menjadi seorang ayah.
"Jadi kamu sudah menyelesaikan pendidikan mu?"Tanya Nion.
"Iya dan aku sudah di terima menjadi dokter sepesialis anak di RS Allexander."Ucap Seinna.
"Bukan kah itu rumah sakit yang sama dengan Mita."Ucap Nion.
Sementarara itu di rumah sakit, Rinjani baru bisa bertemu Mita saat dia selesai melakukan Oprasi.
"Mita..."Panggil Rinjani, Rinjani ingin mengomel pada Mita namun dia urungkan karena melihat wajah Mita yang murung.
"Hey Jani."Ucap Mita lemas.
Rinjani mendekati Mita,"Kau kenapa? apa ada masalah?"Tanya Rinjani.
"Huffttt, Jani nanti malam Mama mertua ku mengundang aku dan Om Nion untuk makan malam."Ucap Mita tak bersemangat.
Rinjani tau apa masalah yang membuat Mita bersedih, mertua Mita selalu saja mengacuhkan keberadaan Mita.
"Aku tau apa yang kamu rasakan, pasti kamu tidak nyamankan. Kenapa kamu tidak menolak saja Om Nion pasti mau kok memahami kamu."Ucap Rinjani.
"Aku tidak mau Om Nion kecewa karena aku enggan datang bertemu orang tuanya, aku bukannya tidak mau hanya saja aku lelah dianggap tidak ada oleh mertua ku itu."Gumam Mita.
"Mita kamu adalah wanita yang berharga untuk keluarga mu dan sahabat mu ini, jadi tunjukan saja pada mertua garang mu itu jika kamu layak jadi menantunya."Ucap Rinjani.
Mita tersenyum mendengar ucapan dukungan dari Rinjani,"Benarkah?"Tanya Mita.
"Tentu kau itu serbuk berlian, jadi kau harus mengalahkan mertua mu yang bagikan remahan rengginang itu."Ucap Rinjani.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!